Anda di halaman 1dari 7

Analisis Kualitas Air Sungai : pH, Temperatur, TDS,

Minyak, dan Alkalinitas


River Water Quality Analysis : pH, Temperature, TDS, Oil, and
Alkalinity
Dinda Regita Pramesti
210307007
TPPL 2A
KELOMPOK 1
Anggota Kelompok (Alfian Rachmat Diansyah;Ashila Rosya Nasution;Dinda Regita
Pramesti;Muhamad Faqih Nurul Ihsan)

ABSTRAK

Air merupakan komponen penting bagi kehidupan di bumi. Air digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari manusia seperti mandi, mencuci, memasak, dan untuk air minum. Sumber air bersih dapat
berasal dari air tanah, air laut, maupun air permukaan seperti danau, rawa, waduk, dan air sungai.
Sungai Kalisabuk merupakan salah satu sungai yang berada di Kabupaten Cilacap. Penelitian dilakukan
di Laboratorium Teknik Kimia, Gedung Informatika dan Lingkunngan Politeknik Negeri Cilacap,
untuk menganalisis dan menentukan nilai pH, temperatur, TDS, kandungan minyak, dan alkalinitas
pada air sungai. Sungai yang akan diteliti adalah Sungai Kalisabuk yang berada di Desa Kalisabuk.
Dari latar belakang yang ada, maka didapat rumusan masalah yaitu berapa nilai pH, temperatur, TDS,
minyak, dan alkalinitas pada sampel serta bagaimana tingkat kondisi status mutu air sungai? Metode
penelitian menggunakan metode titrasi dengan larutan H2SO4 0,02 N. Pada parameter pH dan
temperatur sudah memenuhi baku mutu, sedangkan untuk parameter minyak dan kekeruhan masih
belum memenuhi baku mutu dan volume H2SO4 pada Analisis Alkalinitas ( P-alkalinitas ) didapatkan
rata-rata sebesar 4,53 ml, nilai P-alkalinitas sebesar 0,0574 mg/L lalu volume H2SO4 pada Analisis
Alkalinitas ( M-alkalinitas ) didapatkan rata-rata sebesar 3,57 ml, nilai M-alkalinitas sebesar 0,6442
mg/L.

Kata kunci : Air sungai, Alkalinitas, Baku mutu, Minyak, TDS.

1. PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Air merupakan komponen penting bagi kehidupan di bumi. Air digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari manusia seperti mandi, mencuci, memasak, dan untuk air minum.
Selain itu air juga digunakan untuk kegiatan industri, dan kegiatan pertanian. Air menjadi
masalah penting dan mendapatkan perhatian khusus karena jika kualitas dan kuantitas air
yang ada dalam keadaan tercemar suatu zat berbahaya maka akan berdampak buruk bagi
lingkungan maupun manusia (Al Idrus, 2018). Sumber air bersih dapat berasal dari air tanah,
air laut, maupun air permukaan seperti danau, rawa, waduk, dan air sungai.

Sungai Kalisabuk merupakan salah satu sungai yang berada di Kabupaten Cilacap.
Sungai tersebut nantinya akan mengalir ke sungai yang lebih besar yaitu Sungai Serayu. Air
sungai tersebut sampai saat ini masih digunakan oleh masyarakat sekitar untuk kegiatan
seharihari seperti kegiatan mandi, mencuci, dan untuk pengairan sawah. Penelitian dilakukan
di Laboratorium Teknik Kimia, Gedung Informatika dan Lingkunngan Politeknik Negeri
Cilacap, untuk menganalisis dan menentukan nilai pH, temperatur, TDS, kandungan minyak,
dan alkalinitas pada air sungai. Sungai yang akan diteliti adalah Sungai Kalisabuk yang
berada di Desa Kalisabuk.
RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang ada, maka didapat rumusan masalah yaitu berapa nilai pH,
temperatur, TDS, minyak, dan alkalinitas pada sampel serta bagaimana tingkat kondisi status
mutu air sungai?

TINJAUAN PUSTAKA

Air Sungai

Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai
fungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan manusia. Fungsi sungai yaitu sebagai
sumber air minum, sarana transportasi, sumber irigasi, peikanan dan lain sebagainya.
Aktivitas manusia inilah yang menyebabkan sungai menjadi rentan terhadap pencemaran air.
Begitu pula pertumbuhan industri dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan
(Soemarwoto, 2003).

Pencemaran Air

Pencemaran air merupakan kondisi yang diakibatkan adanya masukan beban


pencemar/limbah buangan yang berupai gas, bahan yang terlarut, dan partikulat. Pencemar
yang masuk ke dalam badan perairan dapat dilakukan melalui atmosfer. tanah, limpasan ran
off dari lahan pertanian, limbah domestik, perkotaan, industri, dan lain-lain (Effendi, 2003).
Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya
perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis.
Menurut PP 82 tahun 2001, pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup,
zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air
menurun sampai ke tingkat tertentu yang cemenyebabkan tidak lagi berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.

pH

pH (pouvoir hydrogen) yang menunjukkan konsentrasi ion hidrogen dalam air, pH


digunakan untuk mengetahui tingkat kebasaan dan keasaman air. pH mempengaruhi toksisitas
suatu senyawa kimia. Senyawa amonium yang dapat terionisasi banyak ditemukan pada
perairan yang memiliki pH rendah. (Budiyono et al. 2013).

Temperatur

Air yang baik harus memiliki temperatur yang sama dengan temperatur udara (20-30°C).
Air yang sudah tercemar mempunyai temperature di atas atau dibawah temperatur udara.
Sampel air pada ke dua lokasi mempunyai suhu 26°C. Hasil pengujian ini menunjukkan
bahwa air summur bor dari kedua lokasi memenuhi syarat air baku air minum sesuai kriteria
mutu air kelas 1 berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan
kualitas air dan pengendalian pencemaran

TDS

TDS adalah jumlah zat padat terlarut baik berupa ion-ion organik, senyawa, maupun koloid
didalam air (WHO, 2003). Konsentrasi TDS yang terionisasi dalam suatu zat cair
mempengaruhi konduktivitas listrik zat cair tersebut. Makin tinggi konsentrasi TDS yang
terionisasi dalam air, makin besar konduktivitas listrik larutan tersebut. Sementara konsentrasi
TDS juga dipengaruhi oleh temperatur (Bevilacqua, 1998).

Minyak
Minyak merupakan salah satu bahan pencemar yang merugikan karena buangan atau
tumpahan minyak tersebut mampu melapisi permukaan air dengan gumpalan ter dan
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup biota akuatik. Pengaruh spesifik dari peristiwa
tumpahan minyak terhadap lingkungan perairan laut dan pantai tergantung volume tumpahan
minyak, lokasi dan waktu kejadian (Neff, 1989).

Alkalinitas

Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam, atau dikenal dengan
acid neutralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion dalam air yang dapat menetralkan
kation hydrogen. Alkalinitas juga diartikan sebagai kapasitas S penyangga (buffer capacity)
terhadap perubahan pH perairan. Penyusun alkalinitas perairan adalah anion bikarbonat
(HCO3), karbonat (CO32), dan hidroksida (OH). Borat (H2BO3-), silikat (HSiO3), fosfat
(HPO42 dan H2PO4), sulfida (HS), dan amonia (NH3). Sebagai pembentuk alkalinitas yang
utama adalah bikarbonat, karbonat, dan hidroksida, dan bikarbonat adalah paling banyak
terdapat pada perairan alami (Effendi,2003).

2. METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan untuk analisis kualitas air ada beker gelas 250ml 1 buah, erlenmeyer
250ml 3 buah, gelas ukur 100ml 1 buah, labu ukur 250ml, buret 50ml 1 buah, corong 1 buah,
pipet tetes 1 buah, pipet ukur 1 buah, klem dan statif 1 buah, botol semprot 1 buah,
thermometer 1 buaah, pH meter 1 buah, TDS meter 1 buah, oil and water analyzer 1 buah,
turbidimeter 1 buah, konduktivity 1 buah,

Bahan yang digunakan adalah sampel air sungai sebanyak 400ml, H2SO4 0,02 N sebanyak
24,3ml, indikator phenolftalein 170ml, indikator metyl orange 9 tetes, akuades secukupnya.

Prosedur Penelitian

Pengenceran Larutan H2SO4 36 N menjadi 0,02 N

Langkah awal cari volume dari H2SO4 yang akan di ambil menggunakan persamaan,

V1.N1 = V2.N2 (1)


V1.36N = 250 ml.0,02 N
V1.36N = 5
5
V 1=
36
V1 = 0,139
V1 = 0,14 ml

Setelah didapatkan volume dari H2SO4 yang akan di ambil, langkah selanjutnya mengambil
larutan menggunakan pipet ukur sebanyak 0,14ml lalu masukan kedalam labu ukur ukuran
250ml yang sebelumnya sudah diberi akuades secukupnya, terakhir tambahkan akuades
sampai tanda batas tera.

Analisis pH, Temperatur, dan TDS

Sampel air sungai dimasukan kedalam gelas beker, lalu diukur menggunakan pH meter,
thermometer, dan TDS menggunakan konduktivity meter.
Analisis Kekeruhan

Pertama kalibrasi alat turbidimeter dahulu menggunakan larutan standar < 0,1;20;200;800.
Setelah itu sampel air sungai dimasukan kedalam gelas beker, ambil sampel menggunakan
pipet tetes dan masukan ke dalam botol vial, lalu masukan botol vial kedalam chamber, tekan
tombol Read.

Analisis Kandungan Minyak

Alat yang digunakan untuk menganalisis kandungan minyak adalah oil and water analyzer.
Pertama kalibrasi alat menggunakan akuades yang di masukan kedalam kuvet lalu tekan
new-artboard-read. Setelah itu lakukan hal yang sama pada sampel di kuvet yang berbeda.

Penentuan P - Alkalinitas

Air sungai sebanyak 100ml dimasukan kedalam erlenmeyer lalu ditambahkan indikator pp
sampai berubah warna menjadi merah jambu. Pada percobaan yang kami lakukan
membutuhkan indikator pp sebanyak 170ml, lalu setelah warna berubah, titrasi dengan larutan
H2SO4 0,02 N. Pengukuran dilakukan triplo.

Penentuan M - Alkalinitas

Sampel yang sudah di titrasi ditambahkan indikator MO sebanyak 3 tetes. Lalu di titrasi
dengan larutan H2SO4 0,02 N. Pengukuran dilakukan triplo.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Analisis pH, Temperatur, dan TDS


NO Parameter Hasil Baku Mutu ( kelas 3
)
1 pH 8,29 6.5-8.5
2 Temperatur, °C 26 °C 25-28 °C
3 TDS, mg/L 182,1 mg/L -
4 Minyak, mg/L 1,251 mg/L 0,5 mg/L
5 Salinitas, PSU 0,1 PSU -
6 Kekeruhan, NTU 105 NTU 25 NTU
7 Konduktivity, μs 256,7 μs -

Baku mutu yang digunakan mengacu pada KEPMENLH Nomor : 115 Tahun 2003
Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Dapat dilihat dari parameter yang dianalisis
pada parameter pH dan temperatur sudah memenuhi baku mutu, sedangkan untuk parameter
minyak dan kekeruhan masih belum memenuhi baku mutu. Hal ini disebabkan karena sungai
sudah tercemar oleh kegiatan rumah tangga.

Tabel 2. Analisis Alkalinitas ( P-alkalinitas )


NO V Sampel, mL V H2SO4 V H2SO4 P-alkalinitas, Perubahan
0,02 N, mL 0,02 N, mL mg/L Warna

1 100 4,6 4,53 0,0574 kuning


2 100 4,5 keruh-putih
3 100 4,5 keruh-putih
bening
Berdasarkan data pada tabel 2, dari 3 percobaan Analisis Alkalinitas ( P-alkalinitas )
menggunakan sampel air sungai 100ml, didapatkan volume H2SO4 sampel 1 sebesar 4,6 ml;
sampel 2 sebesar 4,5 ml;sampel 3 sebesar 4,5 ml. Dan didapatkan nilai P-alkalinitas sebesar
0,0574 mg/L. Lalu terdapat perubahan warna dari kuning keruh - putih keruh - putih bening.
Pada percobaan kali ini memakai indikator pp sebanyak 170 ml, banyaknya indikator yang di
pakai disebabkan karena sampel air keruh.

Tabel 3. Analisis Alkalinitas ( M-alkalinitas )


NO V Sampel, mL V H2SO4 V H2SO4 P-alkalinitas, Perubahan
0,02 N, mL 0,02 N, mL mg/L Warna

1 100 4,3 3,57 0,6442 putih bening-


2 100 3,1 kuning-
3 100 3,3 orange

Berdasarkan data pada tabel 3, dari 3 percobaan Analisis Alkalinitas ( M-alkalinitas )


menggunakan sampel air sungai 100ml, didapatkan volume H2SO4 sampel 1 sebesar 4,3 ml;
sampel 2 sebesar 3,1 ml;sampel 3 sebesar 3,3 ml. Dan didapatkan nilai M -alkalinitas sebesar
0,6442 mg/L. Lalu terdapat perubahan warna dari putih bening - kuning - orange.

V H2SO4 P-ALKALINITAS
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
sampel 1 sampel 2 sampel 3

sampel
Grafik 1. Volume H2SO4 P-Alkalinitas

V H2SO4 M-ALKALINITAS
5
4
3
2
1
0
sampel 1 sampel 2 sampel 3

sampel
Grafik 2. Volume H2SO4 M-Alkalinitas
Perhitungan

 Mr CaCO3 = (40.1)+(12.1)+(16.3) (2)


= 40+12+48
= 100 gram/mol

VH 2 SO 4 x N H 2 SO 4 x BM CaCO 3 x 1000
 P-Alkalnitas, mg/L =
Volume Sampel
(3)

gram
4 ,53 ml x 0 , 02 N x 100 x 1000
= mol
100 ml
= 90,6 mg/L

VH 2 SO 4 x N H 2 SO 4 x BM CaCO 3 x 1000
 M-Alkalinitas =
Volume Sampel
(4)

gram
3 ,57 ml x 0 , 02 N x 100 x 1000
= mol
100 ml
= 71,4 mg/L

 Standar Deviasi P-Alkalinitas (5)


S = √ ¿ ¿ )2

= √¿¿¿

= √¿¿¿

=
√ 0,0049+0,0009+0,0009
2

=
√ 0,0067
2

= √ 0,0033

= 0,0574 ml

 Standar Deviasi M-Alkalinitas (6)


2
.S=
( Vi − V )
2
= √¿¿¿

= √¿¿¿

=
√ 0 , 49+0 , 25+0 , 09
2
=
√ 0 ,83
2

= √ 0,415

= 0,6442 ml

4. KESIMPULAN

Percobaan Analisis Alkalinitas ( P-alkalinitas ) menggunakan sampel air sungai 100ml,


didapatkan volume H2SO4 sampel 1 sebesar 4,6 ml; sampel 2 sebesar 4,5 ml;sampel 3 sebesar
4,5 ml. Dan didapatkan nilai P-alkalinitas sebesar 0,0574 mg/L. Lalu terdapat perubahan
warna dari kuning keruh - putih keruh - putih bening. Pada percobaan kali ini memakai
indikator pp sebanyak 170 ml, banyaknya indikator yang di pakai disebabkan karena sampel
air keruh. Percobaan Analisis Alkalinitas ( M-alkalinitas ) menggunakan sampel air sungai
100ml, didapatkan volume H2SO4 sampel 1 sebesar 4,3 ml; sampel 2 sebesar 3,1 ml;sampel 3
sebesar 3,3 ml. Dan didapatkan nilai M-alkalinitas sebesar 0,6442 mg/L. Lalu terdapat
perubahan warna dari putih bening - kuning - orange. Baku mutu yang digunakan mengacu
pada KEPMENLH Nomor : 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air.
Dapat dilihat dari parameter yang dianalisis pada parameter pH dan temperatur sudah
memenuhi baku mutu, sedangkan untuk parameter minyak dan kekeruhan masih belum
memenuhi baku mutu.

SARAN

Dalam pengambilan data alangkah baiknya lebih diteliti lagi agar meminimalisir
kesalahan dan kekeliruan, serta dalam penggunaan alat labih diperhatikan lagi prosedurnya.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih kepada Ibu Ilma Fadlillah S.Si.,M.Eng sebagai dosen pembimbing
dalam Praktikum Pengendalian Pencemaran Air atas ilmunya yang diberikan kepada kami.
Terima kasih kepada mas/mba asisten laboratorium yang telah membantu kami dalam
pelaksanaan praktikum kali ini. Serta terima kasih kepada anggota kelompok saya atas
kerjasama nya dalam praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai