Anda di halaman 1dari 68

PENGARUH PRODUK PEER TO PEER LENDING TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBIAYAAN NASABAH PADA PT AMARTHA MIKRO FINTEK CABANG


PEKANDANGAN KECAMATAN INDRAMAYU

SKRIPSI

Ditulis Guna Memenuhi Persyaratan Dalam Pembuatan Skripsi Untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE)

Oleh:
ZAENAL MUTTAQIEN
9314 043 16

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2022
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia mengalami peningkatan yang

signifikan, ini dibuktikan dengan perkembangan lembaga keuangan di Indonesia

yang cukup pesat. Terutama perkembangan perbankan syariah yang menjadikan

tolak ukur eksistensi ekonomi syariah di Indonesia. Eksistensi perbankan syariah

dimulai dengan adanya Peraturan Pemerintah No.72 tahun 1992 tentang

Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998

dalam bentuk sebuah bank yang beroperasinya dengan sistem bagi hasil. 1 Dengan

diterbitkannya undang-undang tentang perbankan syariah, semakin banyak bank-

bank yang berbasis syariah didirikan. Tidak hanya Bank Umum Syariah (BUS)

dan Unit Usaha Syariah (UUS) saja yang berkembang, tetapi lembaga keuangan

syariah lainnya seperti Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS 2 Seiring

berkembangnya zaman yang semakin modern, beberapa lembaga keuangan, baik

lembaga keuangan bank maupun non bank, seperti pembiayaan Syariah dan

beberapa Bank Syariah .

Lembaga keuangan bank maupun non bank diyakini berkembang pesat.

Bentuk usaha lembaga keuangan bank maupun non bank ini memiliki keunggulan

dalam gerakan sosial ekonomi dan dukungan dari pemerintah karena memiliki
1
Muhammad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah (Yogyakarta: UII
Press, 2016), 1.
2
Statistik Perbankan Syariah Desember 2020, http://www.ojk.go.id/ diakses pada
tanggal 19 Mei 2022.

1
2

potensi yang besar untuk mengembangkan usaha ekonomi rakyat dan

menanggulangi kemiskinan.3 Berdasarkan jumlah lembaga keuangan bank

maupun non bank di tingkat Kabupaten/Kota di Indonesia pada tahun 2020

mencapai 150.233 unit usaha.4 Lembaga keuangan bank maupun non bank

tersebut tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, dan di daerah jawa Barat,

khususnya di Indramayu. Berikut beberapa lembaga yang memiliki tingkat

kesehatan yang baik di Kecamatan Indramayu:

Tabel 1.1
Data Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank yang ada di Kecamatan
Indramayu
No Nama Alamat Jenis Karyawan Nasabah Program
Lembaga Lembaga Kegiatan
1. Bank BJB Jl. Soekarno Bank 36 801 a. Simpan
Payment Point Hatta No.08, Pinjam
LTSP-P2TKI Pekandangan, b. Memberikan
Kab. Kec. kredit
Indramayu Indramayu,
Kabupaten
Indramayu,
Jawa Barat
45216

2. Bank Mandiri Jl. Gatot Bank 24 975 Simpan Pinjam


Taspen KK Subroto,
Indramayu Karangmalang
, Kec.
Indramayu,
3
Perkembangan Koperasi Syariah & Potensinya,
(http://bmtamber.co.id/perkembangan-potensi-syariah-potensinya/&ei=hJEAtYAq
&lc= id- ID&s=1&m=563&host) diakses pada tanggal 19 Mei 2022.
4
Berita Kementrian, Kinerja Koperasi Syariah Di Indonesia Sangat Bai,
(http://www.depkop.go.id/content/read/kinerja-koperasi-syariah-di-indonesia-
sangat- baik/&ei=No771RJb%lc=id-ID&S=1&m=563&host) diakses pada
tanggal 19 Mei 2022.
3

Kabupaten
Indramayu,
Jawa Barat
45213
3. Bank BPR Jl. Letnan Bank 33 910 a. Simpan
Karya Remaja Jenderal S. Pinjam
Indramayu Parman No.20, b. Memberikan
Margadadi, kredit
Kec.
Indramayu,
Kabupaten
Indramayu,
Jawa Barat
45211
4. Bank Jl. Jend. Bank 19 1002 Simpan Pinjam
Tabungan Sudirman,
Negara (BTN) Lemahmekar,
- KCP Kec.
Indramayu Indramayu,
Kabupaten
Indramayu,
Jawa Barat
45213
5. Bank Bukopin Jl. Jend. Bank 41 1001 a. Simpan
- Capem Sudirman Pinjam
Indramayu No.29A, b. Memberikan
Lemahmekar, kredit
Kec.
Indramayu,
Kabupaten
Indramayu,
Jawa Barat
45212
6. Koperasi Jl. Gatot Non 24 998 Simpan Pinjam
Sejahtera Subroto Bank
Bersama Cab. No.10,
Sudirman Karangmalang
Indramayu , Kec.
Indramayu,
Kabupaten
4

Indramayu,
Jawa Barat
45213
7. Koperasi Sukamelang, Non 46 1009 a. Simpan
Gelora Abadi RT. 005/01, Bank Pinjam
Syariah Karanganyar, b. Modal
Kec. Usaha
Indramayu,
Kabupaten
Indramayu,
Jawa Barat
45213
8. Koperasi JL. Mayjen DI Non 40 1005 a. Simpan
Beringin Panjaitan Bank Pinjam
Sejahtera No.227C, b. Modal
Lemahmekar, Usaha
Kec.
Indramayu,
Kabupaten
Indramayu,
Jawa Barat
45212
9. PT Amartha Pekandangan Non 50 1.280 Pinjaman Peer
Mikro Fintek Kecamatan Bank to Peer
Indramayu
10 PT. Jasa Kita Pekandangan, Non 40 967 Simpan Pinjam
. Bersama Kec. Bank
Indramayu,
Kabupaten
Indramayu,
Jawa Barat
45216
Sumber : Hasil Observasi (data diolah)
Seluruh lembaga keuangan bank dan non bank di Kecamatan Indramayu

tersebut memiliki nasabah antara 801 sampai 1280. Hal tersebut berarti bahwa

program lembaga keuangan bank dan non bank di Kecamatan Indramayu benjalan

dengan lancar. Hal ini berarti bahwa setelah mendapat bantuan modal dari
5

lembaga keuangan bank dan non bank di Kecamatan Indramayu tersebut benar-

benar menjalankan kegiatan usahanya, sehingga terlihat dengan jelas jumlah

anggota yang menjadi semakin banyak. Sesuai data di atas dapat dilihat ada 3

lembaga keuangan bank dan non bank di Kecamatan Indramayu dengan anggota

terbanyak yang melebihi 1000 nasabah. Ketiga lembaga tersebut adalah Koperasi

Gelora Abadi Syariah, Koperasi Beringin Sejahtera, dan PT Amartha Mikro

Fintek.
6

Tabel 1.2
Data Perbandingan Lembaga Keuangan Non Bank di Kecamatan
Indramayu
No. Deksripsi Nama Lembaga
Perbandingan Koperasi PT Amartha Koperasi
Gelora Abadi Mikro Fintek Beringin
Syariah Sejahtera
1. Place (tempat Sukamelang, RT. Pekandangan JL. Mayjen DI
atau saluran 005/01, Kecamatan Panjaitan
distribusi) Karanganyar, Indramayu No.227C,
Kec. Indramayu, Lemahmekar,
Kabupaten Kec. Indramayu,
Indramayu, Jawa Kabupaten
Barat 45213 Indramayu, Jawa
Barat 45212
2. Promotion Melalui media Melalui media Melalui media
(promosi) social dan social, jemput social dan pamflet
pamflet bola dan
pamflet
3. Product (produk) a. Simpan Pinjaman Peer a. Simpan
Pinjam to Peer Pinjam
b. Modal b. Modal Usaha
Usaha
4. Process (proses) Dengan Jaminan Tanpa Jaminan Dengan Jaminan
5. People (orang)/ 46 Karyawan 50 Karyawan 40 Karyawan
SDM/ Karyawan
6. Price Rp. 20.000.000 Rp. 15.000.000 Rp.25.000.000
(harga)/Nominal / Orang. Jadi
Maksimal ntuk Satu
Pembiayaan kelompok +-
150.000.000
7. Physical evidence 1009 Nasabah 1280 Nasabah 1005 Nasabah
(fasilitas fisik)/
Jumlah Nasabah
Sumber : Hasil Observasi (data diolah)
Dari tabel terlihat bahwa PT Amartha Mikro Fintek memiliki jumlah

nasabah yang lebih banyak dari lembaga keuangan bank dan non bank di

Kecamatan Indramayu lainya. PT Amartha Mikro Fintek memiliki produk yang


7

berbeda dari yang lain yaitu pinjaman Peer to Peer. Untuk itu sangat penting

mengumpulkan informasi terlebih dahulu dan melakukan survei sebelum

memutuskan untuk meminjam. PT Amartha Mikro Fintek telah turut memberikan

kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan usaha mikro di Pekandangan. Saat ini

perkembangan usaha mikro di Kecamatan Indramayu terutama untuk daerah

pelosok telah mengalami peningkatan yang positif. Hal ini tidak luput dari peran

pembiayaan peer to peer lending syariah yang telah di lakukan oleh PT Amartha

Mikro Fintek. Sudah lebih dari 7000 pelaku usaha mikro di Pekandangan telah

mendapatkan pembiayaan, hal inilah yang akan membantu kelancaran usaha para

pelaku usaha mikro terutama di daerah pelosok.5

Peer to Peer memiliki sistem kerja yang sederhana. Sebelum memberikan

pinjaman, pihak pemilik modal tentu ingin mengetahui latar belakang dari

peminjam. Hal ini akan berpengaruh pada besarnya pinjaman yang akan

diberikan. Sistem kerja Peer to Peer memang lebih cepat, tidak membutuhkan

proses yang lama, dan juga dapat diakses di aplikasi yang dapat di download di

play store. Ketika pihak pemilik modal telah mengkonfirmasi data peminjam

maka akan langsung menawarkan besarnya pinjaman yang akan diberikan. 6 Selain

besarnya pinjaman, pemilik modal akan memberitahukan berapa jangka waktu

pinjaman yang bisa dilakukan. Proses ini membutuhkan persetujuan terlebih

dahulu dari pihak peminjam. Jika peminjam setuju maka dana akan langsung

dicairkan ke rekening peminjam. Namun jika tidak menyetujuinya maka


5
Suwarni, Wawancara dengan salah satu pemilik usaha Mikro, Pekandangan. 31
Mei 2022.
6
Wawancara Marketing PT Amartha Mikro Fintek (Angga Sinyo) pada 31 Mei
2022.
8

peminjam bisa menolaknya. Setelah dana diterima maka jangka waktu akan

langsung terhitung. Biasanya sistem ini hanya menyediakan pinjaman dalam

jangka waktu yang singkat.

Sedangkan pinjaman bank memang memiliki sistem kerja yang lebih rumit

karena terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi sebelum mendapatkan

pinjaman. Hal ini dilakukan bank untuk mengurangi resiko yang mungkin akan

terjadi. Nasabah harus mengisi seluruh data informasi dengan benar dan

melampirkan berbagai dokumen yang dibutuhkan untuk proses verifikasi. Pihak

bank harus mengetahui dengan pasti tentang data peminjam dan siapa yang akan

bertanggung jawab jika terjadi sesuatu hal sebelum memberikan pinjaman.

Sebagai lembaga keuangan yang beroperasi layaknya sebuah perbankan, maka

layanan keuangan digital atau financial technology (fintech) dituntut untuk

beroperasi secara amanah dan profesional serta dapat menjaga kelangsungan

usahanya. Salah satu cara untuk mengukur keberhasilan sebuah layanan keuangan

digital atau financial technology (fintech) yang pada akhirnya dapat dijadikan

sebagai suatu patokan kelangsungan usaha yang dijalankan oleh, adalah dilakukan

melalui Penilaian tingkat kesehatan layanan keuangan digital atau financial

technology (fintech).

PT Amartha Mikro Fintek merupakan salah satu perusahaan teknologi

finansial yang menghubungkan investor dengan usaha mikro di Indonesia dengan

layanan peer to peer lending berbasis syariah dengan konsep investasi yang unik,

aman dan menguntungkan bagi masyarakat. Sampai dengan awal juni 2019

amartha telah mengelola dan menyalurkan dana investasi sebesar 1.12 triliun
9

kepada 242,313 pengusaha mikro perempuan dari kalangan masyarakat

prasejahtera pedesaan dengan pola Syariah yang dikenal dengan NPL (Non

Performing Loan) dibawah 1%. Pemberi dana dapat memulai investasi dengan

modal kecil mulai dari Rp 3.000.000 dan jangka waktu 1 tahun. Mereka

menawarkan bagi hasil yang kompetitif hingga 20%.

Tabel 1.3
Jumlah Nasabah Peer to Peer PT Amartha Mikro Fintek 2019-2021
Perusahaan 2019 2020 2021 2022
PT Amartha Mikro Fintek 900 1150 1211 1280
Nasabah Nasabah Nasabah Nasabah
Sumber : Hasil Observasi (data diolah)
Pada tabel 1.1 terlihat bahwa nasabah peer to peer lending berbasis

syariah PT Amartha Mikro Fintek dari tahun 2019 sampai 2021 mengalami

kenaikan yang bisa dibilang cukup baik. Pada tahun 2019 ada sekiatar 900

Nasabah, Tahun 2020 mengalami kenaikan menjadi 1150 Nasabah, pada tahun

2021 sampai pada angka 1211 Nasabah, dan pada 2022 mencapai 1280 Nasabah.

Jumlah tersebut menunjukan bahwa PT Amartha Mikro Fintek merupakan

perusahaan yang maju, terlihat dari jumlah Nasabah yang naik tiap tahunya.

Tabel 1.4
Data Nasabah Peer to Peer PT Amartha Mikro Fintek 2019-2021
No Nama Nama Jenis Jumlah Alokasi
Kelompok Anggota Pembiayaan Pinjaman Usaha
1. Pekandangan Suwarni Mudharabah Rp. 7.000.000 Dagang
1 (Ketua)
Boinem Mudharabah Rp. 4.500.000 Peternakan
Lela Mudharabah Rp. 5.000.000 Dagang
Suprihatin Mudharabah Rp. 6.000.000 Dagang
Jamiyati Mudharabah Rp. 3.000.000 Pertanian
Eka Mudharabah Rp. 4.500.000 Pertanian
Hardianti Mudharabah Rp. 5.000.000 Pertanian
Ririn Mudharabah Rp. 6.500.000 Dagang
10

Mulyani Mudharabah Rp. 3.500.000 Dagang


Kasianti Mudharabah Rp. 4.000.000 Dagang
Norika Mudharabah Rp. 5.000.000 Dagang
Rumini Mudharabah Rp. 6.000.000 Pertanian
2. Pekandangan Reni Dwi Mudharabah Rp. 6.500.000 Dagang
2 (Ketua)
Suratmi Mudharabah Rp. 3.500.000 Peternakan
Sunarti Mudharabah Rp. 4.000.000 Peternakan
Reni M Mudharabah Rp. 5.000.000 Dagang
Sulistiowati Mudharabah Rp. 6.000.000 Peternakan
Ernawati Mudharabah Rp. 5.000.000 Pertanian
Poniati Mudharabah Rp. 6.000.000 Pertanian
Tri Krina Mudharabah Rp. 3.000.000 Dagang
Eka Ratna Mudharabah Rp. 4.500.000 Dagang
Jeni Rosa Mudharabah Rp. 5.000.000 Dagang
Siti Isnaeni Mudharabah Rp. 4.000.000 Dagang
Sumber : Hasil Observasi (data diolah)
Dari tabel 1.5 terlihat bahwa rata rata nasabah Nasabah Peer to Peer PT

Amartha Mikro Fintek melakukan pembiyayaan untuk meningkatkan kemajuan

UKM mereka. Keberadaan UKM hendaknya diharapkan dapat memberi

konstribusi yang cukup baik terhadap kesejahteraan masyarakat khususnya dalam

upaya penanggulangan masalah-masalah yang sering dihadapi seperti tingginya

tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi

pendapatan dan permasalahan lainya. Peranan UKM di Indonesia yang dikaitkan

oleh pemerintah hendaknya harus dapat mengurangi tingkat pengangguran yang

semakin bertambah dari tiap tahun, menanggulangi kemiskinan dengan membantu

masyarakat yang kurang mampu dan pemerataan pendapat yang dapat

memperbaiki kehidupan masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam keuangan


11

khususnya. Meningkatnya kemiskinan pada saat krisis ekonomi akan berdampak

positif terhadap pertumbuhan output bagian UKM.7

Perencaan pemasaran yang dilakukan oleh PT Amartha Mikro Fintek

sangat berpengaruh terhadap peningkatan keputusan pembiayaan nasabah.

Berbekal pengetahuan yang baik tentang perilaku konsumen dapat memberikan

suatu masukan yang berarti untuk perencanaan pemasaran. Salah satu strategi

yang ada dalam pemasaran adalah strategi bauran pemasaran atau disebut sebagai

marketing mix yang memiliki peranan penting dalam mempengaruhi konsumen

agar dapat membeli suatu produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat bagi pemasaran yang

terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu di pertimbangkan

agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang diterapkan dapat

berjalan sukses. Dalam bauran pemasaran produk terdapat seperangkat alat

pemasaran yang dikenal dalam istilah 4P yaitu product (produk), price (harga),

place (tempat atau saluran distribusi), dan promotion (promosi), sedangkan dalam

pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan seperti people

(orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga dikenal

dengan istilah 7P maka dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa yaitu product,
8
price, place, promotion, people, physical evidence, dan process. Dari ketujuh

faktor kombinasi ini dapat dihasilkan suatu tujuan perusahaan dengan membentuk

suatu sistem pemasaran yang baik, PT Amartha Mikro Fintek mengedepankan

7
Nopirin, Ekonomi Moneter (Yogyakarta: BPFE, 2019), 118.
8
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-PrinsipManajemenEdisi 14 Jilid 1
(Jakarta: Erlangga, 2014), 76.
12

produk Peer to Peer Lending sehingga perusahaan dapat meningkatkan penjualan

produknya.

Keputusan pembelian merupakan tindakan yang nyata dan bukan suatu

tindakan saja, tetapi terdiri dari beberapa tindakan yang meliputi keputusan

tentang jenis produk, merek, harga, kualitas, kuantitas, waktu pembelian dan cara

pembayarannya Keputusan pembelian memberikan keuntungan bagi sebuah

perusahaan baik produk maupun jasa. Oleh karena itu, perusahaan harus paham

dan menggali wawasan mengenai faktor bauran pemasaran yang sangat

mempengaruhi keputusan pembelian dan sangat penting bagi perusahaan yang

menjalankan strategi pemasaran.

Produk adalah segala sesuatu yang produsen tawarkan untuk dicari,

diminta, digunakan, dibeli, dan dikonsumsi sebagai keinginan pasar.9 Setiap

konsumen memiliki keinginan yang berbeda-beda. Oleh karena itu kemampuan

perusahaan dalam menciptakan produk yang inovatif dan sesuai dengan keinginan

konsumen merupakan salah satu faktor kunci dalam mempengaruhi keputusan

pembelian. Perusahaan dapat menciptakan produk yang lebih unggul dengan

menambahkan beberapa fitur. Fitur merupakan sarana kompetitif yang

membedakan produk yang dibuat perusahaan dari produk pesaing.

Berdasarkan fenomena diatas, peneliti bermaksud melakukan penelitian

dengan judul “PENGARUH PRODUK PEER TO PEER LENDING TERHADAP

UsmanEffendi, Psikologi Konsumen (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 249.


9
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Manajemen Edisi 14 Jilid 1
(Jakarta: Erlangga, 2014), 76.
13

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN NASABAH PADA PT AMARTHA MIKRO

FINTEK CABANG PEKANDANGAN KECAMATAN INDRAMAYU”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas, maka penulis

merumuskan pokok permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana produk peer to peer lending di PT Amartha Mikro Fintek Cabang

Pekandangan Kecamatan Indramayu?

2. Bagaimana keputusan pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek Cabang

Pekandangan Kecamatan Indramayu?

3. Bagaimana pengaruh produk peer to peer lending terhadap keputusan

pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan

Indramayu?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui produk peer to peer lending di PT Amartha Mikro Fintek

Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu.

2. Untuk mengetahui keputusan pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek Cabang

Pekandangan Kecamatan Indramayu.

3. Untuk mengetahui pengaruh produk peer to peer lending terhadap keputusan

pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan

Indramayu.

D. Kegunaan penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah :


14

1. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi rujukan bagi penelitian

selanjutnya serta dapat dimanfaatkan oleh kalangan akademisi sebagai

referensi atau pengembangan ilmu dalam pengaruh produk peer to peer

lending terhadap keputusan pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek Cabang

Pekandangan Kecamatan Indramayu.

2. Bagi Organisasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan

mengenai pengaruh literasi keuangan syariah terhadap penggunaan lembaga

keuangan syariah bagi pihak - pihak yang berkepentingan dalam dunia kerja

terutama dalam pengaruh produk peer to peer lending terhadap keputusan

pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan

Indramayu.

3. Bagi Pembaca atau Pihak Lainnya (Masyarakat)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan dan bahan

kajian pustaka untuk pihak lain (masyarakat) untuk meneliti di masa

mendatang baik tentang pengaruh produk peer to peer lending terhadap

keputusan pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan

Kecamatan Indramayu.

E. Telaah Pustaka

Setelah penulis melakukan penelusuran terhadap literatur-literatur yang

berkaitan dengan objek kajian penelitian ini, yang diperoleh dari beberapa hasil

penelitian maupun buku-buku yang berkaitan dengan pengaruh produk peer to


15

peer lending terhadap keputusan pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek

Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Laela Mukaromah (2013) yang berjudul

“Analisis Pembiayaan Musyarakah Di BMT Tumang Cabang Cepogo”.10

Hasil penelitiannya adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh BMT

Tumang Cabang Cepogo untuk meminimalisir risiko yang dapat terjadi dalam

pembiayaan musyarakah, terdapat langkah-langkah yang sudah sesuai dengan

teori yang ada, dan juga ada yang belum sesuai. Langkah- langkah yang sudah

sesuai antara lain: (1) Fungsi manajemen dalam pembiayaan musyarakah; (2)

Manajemen risiko dalam pembiayaan musyarakah; (3) Perbedaan manjemen

risiko lembaga keuangan syariah dan konvensional; (4) Identifikasi risiko

dalam pembiayaan musyarakah. Sedangkan langkah-langkah yang belum

sesuai dengan teori antara lain: (1) Antisispasi risiko yang berkaitan dengan

adanya DPS; (2) Pengukuran risiko; (3) Pemantauan risiko dalam

pembiayaan musyarakah; (4) Proses manajemen risiko dalam pembiayaan

musyarakah; (5) Analisis 7P dalam pembiayaan musyarakah.

2. Penelitian Surya Sanjaya (2015) dengan judul “Pengaruh Promosi dan Merek

Terhadap Keputusan Pembelian Pada PT. Sinar Sosro Medan”.11 Hasil

analisa dengan alat bantuan statistik program SPSS Versi 16 diperoleh hasil

persamaan regresi linier berganda adalah Y= a + b 1X1 + b2X2 (Y = 5,584 +


10
Laela Mukaromah, Analisis Pembiayaan Musyarakah Di BMT Tumang Cabang
Cepogo, Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, 2013.
11
Surya Sanjaya, Pengaruh Promosi dan Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Pada PT. Sinar Sosro Medan, Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis Vol. 16, No.
02, Oktober 2015.
16

0,523 + 0,312). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil

variabel promosi (X1) terhadap keputusan pembelian (Y) dengan thitung >

ttabel (3,578 > 1,664) dan variabel merek (X2) thitung > ttabel (1,979 >

1,664) maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga ada pengaruh signifikan

antara promosi dan merek terhadap keputusan pembelian. Sedangkan secara

simultan pengaruh variabel promosi (X1) dan merek (X2) terhadap

keputusan pembelian (Y) adalah(Fhitung 19,617 > Ftabel 2,72). Dan uji

koefisien determinasi dengan nilai R Square adalah 0,338 atau 33,8% sisanya

sebesar 66,2 merupakan kontribusi dari variabel lainnya yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

3. Penelitian Akrim Ashal Lubis (2015) dengan judul “Pengaruh Harga dan

Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Surat Kabar Pada PT.

Suara Barisan Hijau Harian Orbit Medan”.12 Dari hasil korelasi sederhana

diketahui bahwa ada pengaruh harga terhadap keputusan pembelian pada PT.

Suara Barisan Hijau harian Orbit Medan dimana rhitung sebesar 0,332,

sedangkan kualitas produk juga berpengaruh terhadap keputusan pembelian

PT. Suara Barisan Hijau harian Orbit Medan dimana rhitung sebesar 0,409.

Dari uji F diperoleh 5,296 dengan sig 0,008 < α 0,05, menunjukkan H0

ditolak dan Ha diterima, berarti Kualitas Produk (X1) dan kualitas produk

(X2) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) pada

12
Akrim Ashal Lubis, Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Surat Kabar Pada PT. Suara Barisan Hijau Harian Orbit Medan,
Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis Vol. 16, No. 02, Oktober 2015.
17

taraf α 0,05. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh (R-Square) adalah

0,184 atau 18,40%, menunjukkan sekitar 18,40% variabel keputusan

pembelian (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Kualitas Produk (X1) dan

kualitas produk (X2). Atau secara praktis dapat dikatakan bahwa kontribusi

Kualitas Produk (X1) dan kualitas produk (X2) terhadap variabel Y

(keputusan pembelian) adalah 18,40%. Sisanya dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak diteliti.

4. Penelitian Heni Wijayanti (2015) dengan judul “Pengaruh Lokasi, Harga,

Kualitas Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Rumah

Surodinawan Grand Site Pada PT. Dwi Mulya Jaya Mojokerto”.13 Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lokasi, harga, kualitas produk, dan

promosi terhadap keputusan pembelian rumah Surodinawan Grand Site di PT.

Dwi Mulya Jaya Mojokerto. Populasi dalam penelitian ini adalah 110

konsumen, dengan menggunakan random sampling sampel ditentukan

sebanyak 52 orang konsumen. Data dikumpulkan melalui kuesioner

selanjutnya dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil

analisis didapatkan nilai Fhitung sebesar 29, 784 sig pada 0,000 yang

menyataterdapat pengaruh antara lokasi, harga, kualitas produk, dan promosi

kerhadap keputusan pembelian. sedangkan uji t menunjukkan bahwa masing-

masing variabel berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai

13
Heni Wijayanti, Pengaruh Lokasi, Harga, Kualitas Produk, dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Rumah Surodinawan Grand Site Pada PT. Dwi
Mulya Jaya Mojokerto, Jurnal Ekonomi ISSN 1411-9501: Vol XX No. 1, TH. 16,
No. 1, Juli 2015.
18

thitung lokasi sebesar 2,095 tsig 0,0420 thitung harga 3,104 tsig 0,003,

thitung kualitas produk 2,505 tsig 0.016 dan thitung promosi 2,501 tsig 0,016.

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian dapat dipengaruhi

oleh variabel lokasi (X1), Promosi (X2), kualitas produk (X3), dan promosi

X4) sebesar 71,7 persen, sedangkan sisanya 28,3 persen dipengaruhi oleh

variabel lain diluar variabel yang diteliti.

5. Penelitian Ulfayatul Hidayati (2016) dengan judul “Analisis Penerapan

Sistem Jemput Bola Pemberian Santunan Muawanah dan Asuransi

Pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Kantor Cabang Blitar”.14 Penelitian ini

memfokuskan pada bagaimana penerapan sistem jemput bola pemberian

santunan Muawanah dan Asuransi Pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Kantor

Cabang Blitar dan penelitian ini menggunakan deskriptif . Persamaan dengan

penelitian sekarang adalah sama- sama membahas tentang sistem bola yang

membedakan pada tujuannya. Perbedaan terletak pada produk dan lokasi,

peneliti sekarang menggunakan produk simpanan amanah sedangkan lokasi

pada BMT Beringharjo Cabang Kediri.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru di

dasarkan pada teori yang relevan, belum di dasarkan pada fakta- fakta empiris

14
Ulfayatul Hidayati, Analisis Penerapan Sistem Jemput Bola Pemberian
Santunan Muawanah dan Asuransi Pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Kantor
Cabang Blitar, IAIN Salatiga, 2016.
19

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

yang empiris.15 Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dirumuskan hipotesis

dalam penelitian ini, yaitu:

1. Diduga terdapat pengaruh pada produk peer to peer lending terhadap

keputusan pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan

Kecamatan Indramayu.

2. Diduga tidak terdapat pengaruh pada produk peer to peer lending terhadap

keputusan pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan

Kecamatan Indramayu.

15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif (Bandung: Alfaberta, 2011),
120.
20

3.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Produk

1. Pengertian Produk

Menurut Kotler dan Amstrong, produk adalah sesuatu yang dapat

ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki,

digunakana ataupun dikonsumsi untuk memenuhi suatu kebutuhan atau suatu

keinginan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari

produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai

tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen

sesuai dengan daya beli pasar. Produk dipandang penting oleh konsumen dan

dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.16

Konsep produk tidak terbatas pada pada benda fisik saja, produk dapat

diartikan sebagai segala sesuatu yang berkemampuan untuk memenuhi

kebutuhan. Keberadaan produk dikatakan sebagai titik sentral pada kegiatan

pemasaran, karena semua kegiatan dari unsur-unsur bauran pemasaran lainnya

berawal pada produk yang dihasilkan. Pengenalan secara mendalam pada

produk yang dihasilkan dapat dilihat pada bauran produk (product mix) yang

unsur- unsurnya terdiri dari : macam-macam atau keanekaragaman produk,

16
Amstrong, Gary & Philip, Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid I, Alih Bahasa
Alexander Sindoro dan Benyamin Molan (Jakarta: Penerbit Prenhalindo, 2012),
346.

18
21

desain, kualitas, bentuk atau ciri-ciri produk, merek dagang, kemasan, ukuran

pelayanan, garansi jaminan dan pengembalian.

Produk dibagi menjadi dua kelas besar menurut jenis konsumen yang

menggunakannya, antara lain :

a. Produk Konsumen

Menurut Kotler dan Amstrong , produk konsumen adalah produk yang

di beli konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Pemasar biasanya

mengklasifikasikan barang-barang ini menurut cara membeli konsumen.

Produk konsumen meliputi produk sehari-hari (Convinience products),

produk shopping (Shopping products), produk spesial (Special products),

serta produk yang tidak di cari (Unsought products).17

b. Produk Industri

Menurut Kotler dan Amstrong, produk yang dibeli untuk pemprosesan

lebih lanjut atau penggunaan yang terkait dengan bisnis.18

2. Indikator kualitas produk

Mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh

Rachmad Hidayat dalam jurnal manajemen dan kewirausahaan indikator

kualitas produk antara lain:19

1) Kinerja (performance) merupakan karakteristik operasi pokok dari produk

inti yang dibeli. Produk dalam penelitian ini adalah produk jasa mulai dari
17
Ibid., 349.
18
Ibid., 351.
19
Rachmad Hidayat, Pengaruh Kualitas LayananKualitas Produk dan Nilai
Nasabah Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank Mandiri dikutip dari
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan vol.11 No.1 Maret 2019, 60.
22

penghimpunan dana, penyaluran dana dan jasa lainnya yang berkaitan

dengan transaksi pendanaan.

2) Keistimewaan tambahan (features) merupakan karakteristik sekunder atau

pelengkap. Features yang dimaksud dalam penelitian ini dapat dijelaskan

seperti fasilitas buku tabungan, kwitansi dan form-form serta fasilitas lain

yang berkaitan dengan operasional transaksi utama.

3) Kemampuan pelayanan (serviceability) merupakan kecepatan dan

kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahan staf

pelayanan. Dalm hal ini dapat berupa pelayanan karyawan kepada nasabah

yang melakukan transaksi pada lembaga tersebut.

4) Kesesuaian (conformance) yaitu tingkat kesesuaian produk dengan standar

yang telah ditetapkan. Misalnya standar harga produk.

5) Persepsi terhadap kualitas (image) merupakan kualitas yang dinilai

berdasarkan reputasi penjualan yang dalam hal ini adalah jasa.

B. Pembiayaan

Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,

baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit,

pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh

lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah.20 Perbedaan antara

istilah pembiayaan dengan kredit yaitu jika istilah pembiayaan digunakan untuk

bank syariah sedangkan kredit untuk bank konvensional. Selain itu yang

20
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, 2012), 304.
23

membedakan antara pembiayaan dan kredit yaitu terletak pada keuntungan yang

diharapkan. Bagi bank yang berdasarkan prinsip bagi hasil mendapat imbalan

berupa bagi hasil atas pembiayaan sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip

konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga. Menurut UU No.7 Tahun

1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 10 Tahun

1998 tentang Perbankan Dalam Pasal 1 nomor (12):

“Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan utang atau tagihan

yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakan antara

Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”21

Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau

UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas

dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.22

Unsur-unsur dalam pembiayaan antara lain:

1. Bank Syariah

Merupakan badan usaha yang memberikan pembiayaan kepada pihak

lain yang membutuhkan dana.

2. Mitra Usaha/Partner

Merupakan pihak yang mendapatkan pembiayaan dari bank syariah,

atau pengguna dana yang disalurkan oleh bank syariah.


21
Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta:
Teras, 2014), 1.
22
Nur Riyanto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung:
Alfabeta, 2012), 42-43.
24

3. Kepercayaan

Bank syariah memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima

pembiayaan bahwa mitra akan memenuhi kewajiban untuk mengembalikan

dana bank syariah sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan.

Bank syariah memberikan pembiayaan kepada mitra usaha sama artinya

dengan bank syariah memberikan kepercayaan kepada pihak penerima

pembiayaan, bahwa pihak penerima pembiayaan akan dapat memenuhi

kewajibannya.

4. Akad

Akad merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang

dilakukan antara bank syariah dan pihak nasabah/mitra.

5. Risiko

Setiap dana yang disalurkan/diinvestasikan oleh bank syariah selalu

mengandung risiko tidak kembalinya dana. Risiko pembiayaan merupakan

risiko kemungkinan kerugian yang akan timbul karena dana yang disalurkan

tidak dapat kembali.

6. Jangka Waktu

Merupakan periode waktu yang diperlukan oleh nasabah untuk

membayar kembali pembiayaan yang telah diberikan oleh bank syariah.

Jangka waktu dapat bervariasi antara laian jangka pendek, jangka menengah,

dan jangka panjang. Jangka pendek adalah jangka waktu pembayaran kembali

pembiayaan hingga satu tahun. Jangka menengah merupakan jangka waktu

yang diperlukan dalam melakukan pembayaran kembali antara satu hingga


25

tiga tahun. Jangka panjang adalah jangka waktu pembayaran kembali

pembiayaan yang lebih dari tiga tahun.


26

7. Balas Jasa

Sebagai balas jasa atas dana yang disalurkan oleh bank syariah, maka

nasabah membayar sejumlah tertentu sesuai dengan akad yang telah

disepakati antara bank syariah dan nasabah.23

Tabel 2.1

Produk-Produk Jasa Perbankan

N Produk Prinsip
o
.
Jasa keuangan
1. Dana talangan Qardh
2. Anjak piutang Hiwalah
3. L/C, trasfer, inkaso, kliring, RTGS, dan Wakalah
sebagainya
4. Jual beli valuta asing Sharf
5. Gadai Rahn
6. Payroll Ujr/wakalah
7. Bank garansi Kafalah
Jasa Non keuangan
8. Safe deposit box Wadi’ahyad
amanah/ujr
Jasa keagenan
9. Investasi terikat (channeling) Mudharabah
muqayadah
Kegiatan sosial
10. Pinjaman sosial Qardhul hasan

C. Konsep Peer to Peer Lending Berbasis Syari’ah

1. Pengertian Peer to Peer Lending Syariah

Peer to Peer Lending merupakan praktek atau metode memberikan

pinjaman uang kepada individu atau bisnis dan juga sebaliknya, mengajukan

pinjaman kepada pemberi pinjaman, yang menghubungkan antara pemberi

23
Ismail, Perbankan Syariah, ( Jakarta: Prenadamedia Group, 2012), 107.
27

pinjaman dengan peminjam atau investor secara online. Pada dasarnya, sistem

peer to peer lending ini sangat mirip dengan konsep marketplace online, yang

menyediakan wadah sebagai tempat pertemuan antara pembeli dengan

penjual.24

Sedangkan Model bisnis peer to peer lending syariah merupakan

model bisnis peer to peer lending dengan menggunakan prinsip syariah.

Model bisnis peer to peer lending syariah hadir sebagai sebuah alternatif

pembiayaan dengan sistem online yang mengedepankan prinsip-prinsip

syariah. Konsep peer to peer lending berdasarkan prinsip syariah merupakan

konsep penyelenggaraan layanan pembiayaan berbasis teknologi dengan

tujuan untuk menghindari praktik yang dilarang oleh hukum islam, hal ini

memberikan media bagi para pelaku kegiatan pembiayaan melalui

penyelenggaraan fintech untuk melaksanakan transaksi berdasarkan prinsip

syariah yang diperbolehkan oleh hukum islam.25 Dalam penerapannya

Peer to peer lending syariah menggunakan teknologi internet untuk

mempertemukan calon investor (lenders) dengan Usaha Mikro (borrower)

sebagaimana peer to peer lending konvensional, perbedaanya adalah peer to

peer lending syariah menngunakan prinsip syariah dan tidak menggunakan

bunga (Riba), namun menggunakan sistem bagi hasil.

24
Walter P, “Semua Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Peer To Peer Lending (P2P
Lending),” https://koinworks.com/blog/ketahui-tentang-peer-peer-lending/;
diakses tanggal 8 November 2020.
25
Jadzil Baihaqi, “Financial Technology Peer To Peer Lending Berbasis Syariah di
Indonesia” Journal of sharia economic law Vol.1 No.2 : Institute Agama Islam
Negeri Kudus. (September 2018), 120.
28
29

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu,untuk menerapkan suatu

teori terhadap suatu permasalahan memerlukan metode khusus yang dianggap

relevan dan membantu memecahkan permasalahan.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah rancangan penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang menggunakan data dan angka

sebagai alat untuk menemukan jawaban atas masalah yang ingin diteliti. 26 Untuk

mengetahui pengaruh variabel dependent terhadap variabel independent maka

pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kausalitas. Penelitian kausalitas merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antar variabel dimana perubahan satu variabel

menyebabkan perubahan variabel lainnya tanpa adanya kemungkinan akibat

kebalikannya.27 Dalam hal ini, peneliti ingin mencari tahu tentang pengaruh pada

produk peer to peer lending terhadap keputusan pembiayaan di PT Amartha

Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu.

26
Deni Darmawan, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), 37.
27
Rully Indrawan dan R. Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan
(Bandung: PT Refika Aditama, 2014), 51.

25
30

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah hal-hal yang menjadi obyek penelitian, yang ditatap dalam

suatu kegiatan penelitian (points to be noticed), yang menunjukkan variasi, baik

secara kuantitatif maupun kualitatif. Dengan begitu dapat di katakan variabel

penelitian adalah setiap hal yang ada dalam suatu penelitian yang datanya ingin

diperoleh oleh peneliti, dinamakan variabel karena nilai dari data tersebut

bervariasi. Variabel dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri dari

satu variabel bebas yaitu produk (X) dan satu variabel terikat yaitu keputusan

pembiayaan (Y).

Tabel 3.1
Operasional Variabel X dan Y
Variabel Definisi Variabel Indikator
Produk (X1)28 Menurut Kotler dan 1. Kinerja (performance)
Amstrong, produk adalah 2. Keistimewaan tambahan
sesuatu yang dapat (features)
ditawarkan kepada pasar 3. Kemampuan pelayanan
untuk mendapatkan perhatian, (serviceability)
untuk dimiliki, digunakana 4. Kesesuaian
ataupun dikonsumsi untuk (conformance)
memenuhi suatu kebutuhan
atau suatu keinginan.
Keputusan Saat memutuskan produk 1. Pengenalan masalah/
Pembiayaan mana yang akan dibeli, kebutuhan
(Y)29 beberapa konsumen 2. Pencarian informasi
menggunakan pola pikir yang 3. Evaluasi alternatif produk
sama saat mengambil 4. Prilaku pasca pembelian
keputusan. Sekalipun
konsumen yang berbeda pada
28
Amstrong, Gary & Philip, Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid I, Alih Bahasa
Alexander Sindoro dan Benyamin Molan (Jakarta: Penerbit Prenhalindo, 2012),
346.
29
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller,”Manajemen Pemasaran” Jilid 1 edisi 12
(Yogyakarta: Bina Aksara, 2006), 235.
31

akhirnya memilih barang


yang berbeda, hal ini
disebabkan oleh karakteristik
pribadi dan pengaruh sosial
yang berbeda.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi

populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang

lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek

yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteris tik atau sifat yang dimiliki

oleh subyek atau obyek yang diteliti itu. 30 Populasi dalam penelitian ini adalah

para pelaku pembiayaan PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan

Kecamatan Indramayu dengan jumlah 1280 pada tahun 2022.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.31 Teknik sampling adalah metode atau cara menentukan

sampel dan besar sampel.32 Teknik sampling dilakukan setelah ketentuan

besarnya responden yang digunakan sebagai sampel diperoleh. Pada penelitian


30
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: CV.Alpabeta, 2012), 15.
31
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013), 131.
32
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011), 75.
32

kuantitatif, memilih sampel dengan cara probabilitas sangatlah dianjurkan. Ada

empat macam teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam teknik

pengambilan sampel dengan probabilitas sampling, yaitu: 1) Sampling Acak

(Random Sampling), 2) Teknik Statifikasi, 3) Teknik Klaster (Cluster

Sampling), 4) Teknik Secara Sistematis (Systematic Sampling).33

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik

sampling random yaitu teknik sampling acak (random sampling). Pelaku

pembiayaan PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan

Indramayu dengan jumlah 1280 pada tahun 2022. Teknik pengambilan sampel

menggunakan rumus Slovin yaitu::

Dimana :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d2 = presisi (ditetapkan 10% atau 0,1 dengan kepercayaan 90%)

1280
n= 2
1+1280 (0 .1)

1280
n=
1+12 , 8

12 80
n=
13 , 8

33
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), 57-58.
33

n=9 2 ,75 = 93 sampel

Hasil perhitungan sampel yang didapat yaitu sebesar 92,75. Jadi

penelitian ini menggunakan 93 responden untuk dijadikan sampel penelitian.

D. Sumber Data Penelitian

Sumber data adalah segala sesuatu yang bisa memberikan informasi

mengenai data. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber

data primer. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh

peneliti dari subjek penelitiannya.34 Sumber data primer dapat diperoleh melalui

observasi, eksperimen, maupun kuesioner.

E. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data secara rinci dan baik, penelitian ini

menggunakan metode pengumpulan data kuisioner (angket), yaitu metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi beberapa pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. 35 Dalam penelitian

ini metode angket diberikan kepada nasabah PT Amartha Mikro Fintek Cabang

Pekandangan Kecamatan Indramayu dalam rangka menggali data tentang

pengaruh pada produk terhadap keputusan pembiayaan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat bantu yang dipakai oleh peneliti

untuk mendapatkan data dengan cara melaksanakan pengukuran. Cara ini

dilakukan untuk memperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk


34
Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif
(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), 103.
35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuanitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung :
Alfabeta, 2013), 142
34

menghasilkan kesimpulan penelitian yang objektif. 36 Instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan membagikan angket

kepada responden. Terdapat dua instrument dalam penelitian ini yakni skala untuk

variable produk dan keputusan pembiayaan pada PT Amartha Mikro Fintek

Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu.

G. Analisis Data

Teknik analisis dimana data-data yang berbentuk angka akan dianalisis

dengan melaksanakan perhitungan. Adapun langkah-langkah analisis data dalam

penelitian ini antara lain :

1. Persiapan. Kegiatan dalam langkah persiapan antara lain : mengecek nama

dan kelengkapan identitas pengisi, mengecek kelengkapan data.

2. Memberi tanda kode atau coding. Memberi tanda kode terhadap pertanyaan-

pertanyaan yang telah diajukan, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah

waktu mengadakan tabulasi dan analisa. Dalam penelitian ini, pengkodean

dilakukan pada kedua variabel, yaitu variabel produk (X) dan keputusan

pembiayaan (Y).

3. Scoring atau memberi skor. Memberi skor digunakan untuk mengungkapkan

jawaban dari angket atau kuisioner yang disebar. Dalam penelitian ini

pemberian skor adalah sebagai berikut : sangat tidak setuju (1), tidak setuju

(2), netral (3), setuju (4), sangat setuju (5).

36
Arum Puspa Utami, “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen di Minimarket Kopma Universitas Negeri Yogyakarta”,
(Yogyakarta : Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), 23-30.
35

4. Tabulasi data atau Tabulating. Tabulasi adalah bagian terakhir dari

pengolahan data. Maksud tabulasi ialah memasukkan data pada tabel tertentu

dan mengatur angka serta menghitungnya.37 Dalam penelitian ini, tabulasi

dipakai untuk memudahkan menghitung, dan memasukkan data atau hasil

perhitungan ke dalam rumus.

5. Processing.

a. Uji Validitas

Validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana keabsahan atau

kebenaran suatu instrumen penelitian. Uji validitas dilakukan dengan

membandingkan hasil r hitung dan r tabel dimana degree of freedom (df) =

n-2 dengan tingkat signifikansi 5%. Jika hasil r tabel < r hitung maka dapat

dikatakan valid, begitu juga sebaliknya.38

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan

kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang berkaitan dengan variabel yang ingin diteliti. Uji reliabilitas dapat

dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Suatu

konstruk dapat dikatakan reliabel apabila nila Alpha > 0,60.39

c. Uji Normalitas

37
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Pernada Media, 2005),
168.
38
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Pernada Media, 2005),
108.
39
V. Wiratna Sujarweni, Belajar Mudah SPSS Untuk Penelitian Mahasiswa dan
Umum (Yogyakarta: Global Media Informasi, 2007), 187.
36

Uji normalitas merupakan suatu bentuk uji statistik untuk mengetahui

apakah data berdistribusi normal atau tidak normal. Data yang baik adalah

data yang berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan

metode Chi Kuadrat, Liliefors atau Kolmorogov Smirnov.40 Salah satu cara

termudah untuk melihat normalitas adalah dengan menggunakan uji statistik

Non-Parametrik Kolmogrov smirnov(K-S). jika nilai K-S tidak signifikan

pada (p0,05) dengan kata lain residual berdistribusi normal.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Model regresi yang baik apabila varian dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap atau disebut

homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode

scatterplot. Heteroskedastisitas terjadi apabila terdapat titik-titik yang

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar kemudian

menyempit). Sebaliknya, jika tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.41

e. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi yaitu untuk membuktikan data yang akan

diregresikan apakah mengandung korelasi antar variabelnya atau tidak. Jika

40
Purwanto, Statistika Untuk Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 156.
41
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19
Edisi 5, (Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), 73.
37

ada korelasi yang ditemukan maka terdapat masalah autokorelasi, sedangkan

data yang baik adalah data yang tidak mengandung masalah autokorelasi. Hal

ini dapat ditunjukkan melalui hasil data oleh nilai Durbin Watson (D-W).

Kriteria nilai Durbin-Watson dijelaskan di bawah ini :

1) Jika 0<d<dL maka terjadi autokorelasi positif

2) Jika dL<d<dU berarti tidak ada kepastian terjadi (ragu-ragu)

3) Jika 4-dL<d<4 maka terjadi autokorelasi negatif

4) Jika 4-dU<d<4-dL maka tidak ada kepastian (ragu-ragu)

5) Jika dU<d<4-dU berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif.42

f. Analisis Korelasi Pearson

Analisis korelasi pearson product moment digunakan untuk

mengetahui kekuatan hubungan atau derajat hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat. Untuk mengetahui kuatnya hubungan antara dua

variabel independent secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel

dependent.

g. Analisis Regressi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana bertujuan untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Model persamaan

analisis regresi dalam penelitian ini sebagai berikut :43

Y = α + βX

Keterangan :

42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2009), 204
43
Ibid., 205.
38

Y : Variabel terikat (keputusan pembiayaan)

α : nilai konstanta

β : Koefisien regresi

X : Variabel bebas (produk)

h. Uji Hipotesis (Uji T)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independent

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent. Pengujian

hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan metode dua pihak yaitu suatu

uji hipotesis yang mempunyai dua daerah penolakan H 0 di kanan dan di kiri.

Pada uji dua pihak, hipotesis nol (H0) menggunakan sama dengan (=) sebagai

tanda. Sedangkan tidak sama dengan (≠) digunakan untuk hipotesis alternatif

(Ha). Ketentuan uji dua pihak yaitu jika harga thitung berada pada daerah

penerimaan H0 atau berada diantara harga ttabel, maka H0 diterima dan Ha

ditolak. Jadi, jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima.44

i. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Perhitungan

koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan

variabel X (produk) dalam menjelaskan variabel Y (keputusan pembelian).

Kriteria pengujian R2 = 0, yang berarti variabel independent sama sekali tidak

berpengaruh terhadap variabel dependent. Apabila R2 semakin mendekati

angka 1, yang berarti mendekati 100% maka dapat diketahui bahwa variabel

44 Dwi Prayitno, Mandiri Belajar SPSS (Yogykarta:Mediakom, 2008), 79.


39

independent berpengaruh kuat terhadap variabel dependent. Rumus koefisien

determinasi (R2) yaitu:45

R2 = r2 × 100%

Dimana: R2 = koefisien determinasi, r2 = nilai koefisen korelasi.

45
Nila Kesumawati, dkk, Pengantar Statistika Penelitian (Depok: PT
Rajagrafindo Perada, 2017), 109.
40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Pada bagian ini dipaparkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti yang meliputi deskripsi data, uji prasyarat, dan uji hipotesis penelitian

terkait dengan rumusan masalah. Kemudian, pada bagian ini juga dipaparkan

mengenai pembahasan terkait hasil penelitian.

A. Hasil Deskripsi Data

Bagian ini digunakan untuk menggambaran data penelitian terkait

bagaimana produk peer to peer lending terhadap keputusan pembiayaan pada PT

Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu. Sebelum

peneliti menyajikan paparan data secara lengkap, peneliti memaparkan hasil uji

validitas dan reliabilitas yang diberikan kepada 40 orang konsumen sebagai uji

coba.

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket

a. Angket Produk Peer to Peer Lending

Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Angket Produk Peer to Peer Lending
No R hitung R tabel Ket.
1 0.402 0.312 Valid
2 0.267 0.312 Tidak Valid
3 0.538 0.312 Valid
4 0.523 0.312 Valid
5 0.621 0.312 Valid
6 0.562 0.312 Valid
7 0.489 0.312 Valid
8 0.635 0.312 Valid
9 0.658 0.312 Valid

35
41

10 0.644 0.312 Valid


11 0.502 0.312 Valid
12 0.475 0.312 Valid
13 0.557 0.312 Valid
14 0.304 0.312 Tidak Valid
15 0.446 0.312 Valid
16 0.557 0.312 Valid
17 0.624 0.312 Valid

Tabel diatas merupakan tabel hasil uji validitas pada angket produk

peer to peer lending. Dalam uji coba, terdapat 17 item pertanyaan yang di uji

cobakan. Melihat hasil dari Rhitung, terdapat 2 item yang memiliki nilai

Rhitung kurang dari Rtabel. Kedua item tersebut disimpulkan sebagai item

yang tidak valid dan kemudian dieliminasi atau tidak digunakan. Oleh karena

itu, terdapat sebanyak 15 item pertanyaan yang valid dalam angket produk

peer to peer lending.

Kemudian, setelah mengetahui hasil validitas item pertanyaan pada

angket produk peer to peer lending, item pertanyaan yang valid selanjutnya

dimasukkan kedalam uji reliabilitas untukmengetahui kehandalan dari item

angket tersebut. Berikut adalah hasil uji reliabilitas dari angket produk peer to

peer lending

Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas Angket Produk Peer to Peer Lending
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.836 15

Tabel diatas merupakan hasil dari uji reliabilitas angket produk peer to

peer lending. Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat 15 item pertanyaan
42

dalam angket. Nilai Cronbach’s Alpha menunjukkan angka sebesar 0,836.

Kemudian, dapat disimpulkan bahwa angket produk peer to peer lending

bersifat reliabel.

b. Angket Keputusan Pembiayaan

Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Angket Keputusan Pembiayaan
No. R hitung R tabel Ket.
1 0.656 0.312 Valid
2 0.366 0.312 Valid
3 0.194 0.312 Tidak Valid
4 0.101 0.312 Tidak Valid
5 0.816 0.312 Valid
6 0.318 0.312 Valid
7 0.732 0.312 Valid
8 0.468 0.312 Valid
9 0.817 0.312 Valid
10 0.558 0.312 Valid
11 0.335 0.312 Valid
12 0.121 0.312 Tidak Valid
13 0.821 0.312 Valid
14 0.413 0.312 Valid
15 0.786 0.312 Valid

Tabel diatas merupakan tabel hasil uji validitas pada angket keputusan

pembiayaan. Dalam uji coba, terdapat 15 item pertanyaan yang di uji cobakan.

Melihat hasil dari Rhitung, terdapat 3 item yang memiliki nilai Rhitung

kurang dari Rtabel, yaitu item nomor 3,4, dan 12. Ketiga item tersebut

disimpulkan sebagai item yang tidak valid dan kemudian dieliminasi atau

tidak digunakan. Oleh karena itu, terdapat sebanyak 12 item pertanyaan yang

valid dalam angket keputusan pembiayaan.


43

Kemudian, setelah mengetahui hasil validitas item pertanyaan pada

angket keputusan pembiayaan, item pertanyaan yang valid selanjutnya

dimasukkan kedalam uji reliabilitas untuk mengetahui kehandalan dari item

angket tersebut. Berikut adalah hasil uji reliabilitas dari angket keputusan

pembiayaan.

Tabel 4.4
HasilUji Reliabilitas Angket Keputusan Pembiayaan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.837 12

Tabel diatas merupakan hasil dari uji reliabilitas angket keputusan

pembiayaan. Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat 12 item pertanyaan

dalam angket. Nilai Cronbach’s Alpha menunjukkan angka sebesar 0,837.

Kemudian, dapat disimpulkan bahwa angket keputusan pembiayaan bersifat

handal dan reliabel.

2. Interpretasi Data

Bagian ini digunakan untuk menggambarkan data menggunakan

penghitungan deskriptif statistik. Penghitungan deskriptif dilakukan

menggunakan SPSS versi 21.0. Berikut adalah penghitungan deskriptif

statistik data.

a. Produk Peer to Peer Lending

Tabel 4.5
Deskriptif Statistik Data Produk Peer to Peer Lending
Descriptive Statistics
Ran Minimu Maximu Me Std.
N ge m m an Deviation
44

Kualitas 9 25 36 61 48. 5.374


3 78
Valid N 9
(listwise) 3

Tabel diatas menjelaskan mengenai variabel produk peer to peer

lending. Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 93 orang sebagai

responden. Dari keterangan pada tabel diatas, nilai minimum data adalah 36,

sedangkan nilai maksimum adalah 61. Jarak antara skor terendah dan

tertinggi tentang produk peer to peer lending adalah 25. Dari tabel diatas,

didapatkan rata-rata (Mean) sebesar 48,78 dan standar deviasi data5,374.

Adapun untuk menentukan pengelompokan kategorisasi data secara

generalisasi maka akan digunakan pedoman berdasarkan nilai rata-rata.

Tabel 4.6
Kategorisasi Produk Peer to Peer Lending
Pedoman Perhitungan Skor Kategori Jumlah Persentase
≤≤M + 48,78 + (1,5. 5,374) 56,8 Ke Sangat 7 7,4%
(1,5.SD) X X Atas Baik
≤¿≤¿≤¿M + 26 27,4%
48,78 + (0,5. 5,374)
(0,5.SD) 51,5
X 48,78 + (1,5. Baik
X M+ X 56,8
5,374)
(1,5.SD)
−¿≤¿≤¿≤¿M 48,78 - (0,5. 5,374)
31 32,6%
(0,5.SD) 46,1 X
X 48,78 + (0,5. Cukup
X M+ 51,5
5,374)
(0,5.SD)
−¿≤¿−¿≤¿≤¿ 48,78 - (1,5. 5,374) 40,72 X
23 24,2%
M (1,5.SD) X 48,78 - (0,5. Kurang
46,1
X M (0,5.SD) 5,374)
−¿≥≥ M 8 8,4%
48,78 - (1,5. 5,374) 40,72 Ke Sangat
(1,5.SD) X Bawah Kurang
X
Sumber: Data diolah (2022)
45

Dari perhitungan diatas dapat dinyatakan bahwa tingkat persepsi

konsumen terhadap produk peer to peer lending dikategorikan cukup dengan

31 orang atau 32,6%. Kemudian, sebesar 27,4% atau 26 responden dari total

responden menganggap bahwa produk peer to peer lending pada PT Amartha

Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu tinggi, begitu pula

7 responden atau 7,4% dari total responden menganggap bahwa produk peer

to peer lending PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan

Indramayu sangat tinggi. Selain itu, terdapat 23 orang atau 24,2% dari total

responden menganggap bahwa produk peer to peer lending pada PT Amartha

Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu kurang baik dan

sisanya 8 orang atau 8,4% responden menganggap bahwa PT Amartha Mikro

Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu memiliki produk peer to

peer lending yang sangat kurang baik.

b. Keputusan Pembiayaan

Tabel 4.7
Deskriptif Statistik Tingkat Keputusan Pembiayaan
Descriptive Statistics
Ran Minimu Maximu Me Std.
N ge m m an Deviation
Kepuasan 9 24 24 48 39. 4.900
3 13
Valid N 9
(listwise) 3

Dari tabel diatas diperoleh deskripsi data mengenai keputusan

pembiayaan menunjukkan bahwa terdapat 93 konsumen sebagai responden.

Dari keterangan pada tabel, nilai minimum data adalah 24, sedangkan nilai
46

maksimum adalah 48. Jarak antara skor terendah dan tertinggi tentang kinerja

responden adalah 24. Dari tabel diatas, didapatkan rata-rata (Mean) sebesar

39,13 dan standar deviasinya adalah 4,900.

Adapun untuk menentukan pengelompokan kategorisasi data secara

generalisasi maka akan digunakan pedoman berdasarkan nilai rata-rata.

Tabel 4.8
Kategorisasi Tingkat Keputusan Pembiayaan
Pedoman Perhitungan Skor Kategori Jumlah Persentase
≤≤M + (1,5.SD) 39,13 + (1,5. 4,9) 46,5 Ke Sangat 5 5,3%
X X Atas Baik
≤ ¿≤ ¿≤ ¿ M + 25 26,3%
39,13 + (0,5. 4,9)
(0,5.SD) 41,6
X 39,13 + (1,5. Baik
X M+ X 46,5
4,9)
(1,5.SD)
−¿≤¿≤¿≤¿M 39,13 - (0,5. 4,9)
37 38,9%
(0,5.SD) 36,7 X
X 39,13 + (0,5. Cukup
X M+ 41,6
4,9)
(0,5.SD)
−¿≤¿−¿≤¿≤¿M 39,13 - (1,5. 4,9)
31,9 X
23 24,2%
(1,5.SD) X 39,13 - (0,5. Kurang
36,7
X M (0,5.SD) 4,9)
−¿≥≥M 39,13 - (1,5. 4,9) 31,9 Ke Sangat
5 5,3%
(1,5.SD) X Bawah Kurang
X
Sumber: Data diolah (2022)

Dari perhitungan diatas dapat dinyatakan bahwa tingkat keputusan

pembiayaan pada produk PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan

Kecamatan Indramayu dikategorikan cukup dengan 37 responden atau 38,9%

dari total responden. Kemudian, sebesar 26,3% atau 25 total responden

memiliki tingkat kepuasan terhadap produk PT Amartha Mikro Fintek Cabang

Pekandangan Kecamatan Indramayu yang tinggi. Terdapat juga beberapa

responden yang memiliki kategori kepuasan yang sangat tinggi yaitu sebanyak
47

5 responden atau 5,3%. Selain itu, terdapat 23 responden atau 24,2% dari total

responden memiliki tingkat kepuasan terhadap produk PT Amartha Mikro

Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu yang kurang dan sisanya

5 sebanyak orang atau 5,3% termasuk kedalam responden yang merasa sangat

kurang.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini dilakukan agar memperoleh model regresi yang

dapat dipertanggungjawabkan dan mempunyai hasil yang tidak bias. Dalam

uji asumsi klasik terdapat beberapa uji yang harus dilalui yang meliputi, uji

normalitas residual, uji linearitas, uji heteroskesdastisitas, dan uji autokorelasi

untuk data time-series.

a. Uji Normalitas

One Sample Kolmogrov-Smirnov Test digunakan dalam mencari

normalitas dari penyebaran data yang digunakan dalam penelitian. Ketentuan

suatu distribusi data diasumsikan memiliki sebaran data yang normal jika hasil

dari nilai signifikansi lebih dari 0,05.46

Tabel 4.9
Uji Normalitas One Sample Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kualitas Kepuasan
N 93 93
a,b
Normal Parameters Mean 48.78 39.13
Std. Deviation 5.374 4.900
Most Extreme Differences Absolute .074 .068
Positive .069 .068

46
Duwi Priyatno, SPSS Panduan Mudah Olah Data bagi Mahasiswa dan Umum, (Yogyakarta:
Andi, 2018), hal. 130
48

Negative -.074 -.067


Test Statistic .074 .068
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Dari tabel diatas, nilai signifikansi dari distribusi data produk peer to peer

lending adalah 0,200, dan nilai signifikansi untuk data keputusan pembiayaan

adalah 0,200. Kedua nilai signifikansi dari data menunjukkan nilai yang lebih

tinggi dari taraf signifikansi 95% (p > 0,05) sehingga bisa diasumsikan jika

distribusi dari data produk peer to peer lending dan keputusan pembiayaan dalam

penelitian memiliki distribusi data yang normal. Dari nilai signifikansi tersebut

dapat dinyatakan bahwa uji normalitas data terpenuhi.

b. Uji Linearitas

Tabel 4.10
Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of d Mean Si
Squares f Square F g.
Kepuasan Betwee (Combined) 980.507 2 42.631 2.37 .0
* Kualitas n 0 2 0
Groups 3
Linearity 796.807 1 796.80 44.3 .0
7 37 0
0
Deviation 183.700 2 8.350 .465 .9
from 2 7
Linearity 7
Within Groups 1275.97 7 17.972
7 1
Total 2256.48 9
4 3
49

Tabel diatas merupakan hasil uji linearitas antara produk peer to peer

lending terhadap keputusan pembiayaan. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa

nilai signifikansi (deviation from linearity index) adalah 0,977; lebih dari 0,05

(0,977 > 0,05). dari hasil tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa hubungan

dari kedua data memiliki hubungan yang linear.

2. Uji Heterokesdastisitas

Untuk menguji heterokesdastisitas, diagram scatterplot digunakan.

Apabila titik-titik menyebar dan tidak membuat pola tertentu, maka suatu

model regresi dalam model regresi tidak terdapat kesamaan varian

(heterokesdastisitas) pada suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Gambar 4.1
Diagram Scatterplot Produk Peer to Peer Lending
terhadap Keputusan Pembiayaan

Dalam gambar diagram hasil uji scatterplot diatas, titik-titik hasil uji

scatterplot tidak membentuk pola yang jelas atau dapat dikatakan bahwa pola

yang terbentuk tidak beraturan. Dari pernyataan tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas pada model regresi

ini.

c. Uji Korelasi
50

Uji Korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan dari kedua

variabel yang diuji. Pearson product moment digunakan untuk mengetahui

hasil dari korelasi dua variabel.

Tabel 4.11
Uji Korelasi
Correlations
Kualitas Kepuasan
Kualitas Pearson Correlation 1 .594**
Sig. (2-tailed) .000
N 93 93
Kepuasan Pearson Correlation .594** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 93 93
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel diatas menunjukkan hasil korelasi dari kedua variabel. Sesuai

dengan hasil pada tabel, korelasi dari kedua variabel; produk peer to peer

lending dengan kepuasan adalah sebesar 0,594. Sesuai dengan tabel kekuatan

hubungan atau koefisien determinasi, hubungan dari kedua variabel tersebut

adalah kuat.
51

C. Uji Hipotesis

1. Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana

Tabel 4.12
Hasil Regresi Sederhana
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regressio 796.807 1 796.807 50.767 .000b
n
Residual 1459.677 92 15.695
Total 2256.484 93
a. Dependent Variable: Kepuasan
b. Predictors: (Constant), Kualitas

Tabel ANOVA diatas menunjukkan hasil uji regresi sederhana

pengaruh produk peer to peer lending dengan keputusan pembiayaan. Dari

tabel diatas diperoleh nilai Fhitung = 50,767 dan nilai signifikansi sebesar

0,000. Nilai Fhitung tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai Ftabel pada

taraf 5% (df=1, 93= 3,95), sehingga hasil Fhitung menunjukkan angka yang

lebih besar dari Ftabel (50,767 > 3,95). Kemudian, hasil uji signifikansi

menunjukkan angka yang lebih kecil dari taraf signifikansi (0,000 < 0,05).

Dari kedua hasil tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa Ho ditolak atau

terdapat pengaruh yang signifikan antara produk peer to peer lending dengan

keputusan pembiayaan pada konsumen PT Amartha Mikro Fintek Cabang

Pekandangan Kecamatan Indramayu.


52

2. Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.13
Korelasi antara Produk Peer to Peer Lending dengan Keputusan
Pembiayaan
Model Summaryb
Std. Error
Mod R Adjusted R of the Durbin-
el R Square Square Estimate Watson
a
1 .594 .353 .346 3.951,5 1.838
a. Predictors: (Constant), Kualitas
b. Dependent Variable: Kepuasan

Dari tabel model summary, nilai R menunjukkan hubungan antara

produk peer to peer lending dengan keputusan pembiayaan pada konsumen

PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu.

Angka R didapat 0,594 menunjukkan bahwa produk peer to peer lending

dengan keputusan pembiayaan pada konsumen PT Amartha Mikro Fintek

Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu saling berhubungan dan

memiliki korelasi yang cukup kuat. Melalui tabel diatas juga diperoleh nilai R

Square atau koefisien determinasi (KD) yang menunjukkan seberapa bagus

model regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel bebas dan variabel terikat.

Nilai koefisien determinasi menunjukkan 0,353, sehingga dapat diasumsikan

bahwa produk peer to peer lending terhadap keputusan pembiayaan pada

konsumen PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Kediri

menyumbang pengaruh sebesar 35,3%.

3. Analisis Persamaan Regresi

Setelah mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara produk

peer to peer lending dengan keputusan pembiayaan pada konsumen PT


53

Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu,

kemudian dilakukan analisis persamaan regresi untuk mengetahui seberapa

besar variabel X mempengaruhi variabel Y. Analisis persamaan regresi

menggunakan Y= a + bX.

Tabel 4.14
Koefisien Regresi Sederhana
Coefficientsa
Standardize
d
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Consta 12.698 3.731 3.403 .001
nt)
Kualitas .542 .076 .594 7.125 .000
a. Dependent Variable: Kepuasan

Hasil penghitungan koefisien regresi sederhana diatas memperlihatkan

nilai koefisien konstanta adalah sebesar 12,698 koefisien variabel bebas (X);

produk peer to peer lending adalah sebesar 0,542. Sehingga diperoleh

persamaan regresi Y=12,698 + 0,542X. Dari persamaan regresi tersebut dapat

dijelaskan:

a. Nilai Konstanta

Dari persamaan regresi, dapat diketahui nilai konstanta (a) adalah

sebesar 12,698. Artinya jika keputusan pembiayaan adalah 0, maka persepsi

konsumen terhadap produk peer to peer lending adalah sebesar 12,698.

b. Koefisien Regresi Keputusan pembiayaan

Nilai koefisien regresi variabel keputusan pembiayaan (b) adalah 0,542

yang artinya bahwa setiap peningkatan produk peer to peer lending sebesar
54

1% maka angka kenaikan variabel keputusan pembiayaan adalah sebesar

54,2%. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara produk

peer to peer lending terhadap keputusan pembiayaan.

4. Uji T

Uji t digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini secara individual dalam

menerangkan variabel dependen. Hasi perhitungan Uji t dalam penelitian ini

dapat dilihat dari tabel diatas.

a. Perumusan Hipotesis

Ho: Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara produk peer to

peer lending terhadap keputusan pembiayaan.

Ha: Terdapat hubungan positif yang signifikan antara produk peer to peer

lending terhadap keputusan pembiayaan.

Tabel 4.15
Hasil Uji T
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Consta 12.698 3.731 3.403 .001
nt)
Kualitas .542 .076 .594 7.125 .000
a. Dependent Variable: Kepuasan

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai t hitung adalah sebesar 7,125. nilai t

tersebut akan dibandingkan dengan nilai t tabel (n= 93, df=1) yaitu 1,9867.

Kemudian, dilakukan perbandingkan antara nilai t tabel dengan nilai t hitung. Dari
55

hasil perbandingan dapat dijelaskan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel

sehingga Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

dan hubungan positif yang signifikan antara produk peer to peer lending terhadap

keputusan pembiayaan (7,125 > 1,9867).


56

BAB V

PEMBAHASAN

Bab ini digunakan untuk membahas hasil dari temuan penelitian yang

telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Hasil temuan penelitian dielaborasi dan

dibahas dengan teori-teori yang relevan dan penelitian-penelitian terdahulu yang

sesuai.

A. Produk Peer To Peer Lending di PT Amartha Mikro Fintek Cabang

Pekandangan Kecamatan Indramayu

Peer to Peer Lending merupakan praktek atau metode memberikan

pinjaman uang kepada individu atau bisnis dan juga sebaliknya, mengajukan

pinjaman kepada pemberi pinjaman, yang menghubungkan antara pemberi

pinjaman dengan peminjam atau investor secara online. Pada dasarnya, sistem

peer to peer lending ini sangat mirip dengan konsep marketplace online, yang

menyediakan wadah sebagai tempat pertemuan antara pembeli dengan

penjual.47

Sedangkan Model bisnis peer to peer lending syariah merupakan

model bisnis peer to peer lending dengan menggunakan prinsip syariah. Model

bisnis peer to peer lending syariah hadir sebagai sebuah alternatif pembiayaan

dengan sistem online yang mengedepankan prinsip-prinsip syariah. Konsep peer

47
Walter P, “Semua Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Peer To Peer Lending (P2P
Lending),” https://koinworks.com/blog/ketahui-tentang-peer-peer-lending/;
diakses tanggal 8 November 2020.

49
57

to peer lending berdasarkan prinsip syariah merupakan konsep penyelenggaraan

layanan pembiayaan berbasis teknologi dengan tujuan untuk menghindari praktik

yang dilarang oleh hukum islam, hal ini memberikan media bagi para pelaku

kegiatan pembiayaan melalui penyelenggaraan fintech untuk melaksanakan

transaksi berdasarkan prinsip syariah yang diperbolehkan oleh hukum

islam.48 Dalam penerapannya Peer to peer lending syariah menggunakan

teknologi internet untuk mempertemukan calon investor (lenders) dengan Usaha

Mikro (borrower) sebagaimana peer to peer lending konvensional, perbedaanya

adalah peer to peer lending syariah menngunakan prinsip syariah dan tidak

menggunakan bunga (Riba), namun menggunakan sistem bagi hasil.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengungkapkan bahwa

temuan dari 93 orang didapatkan rata-rata (Mean) sebesar 48,78 dan standar

deviasi data5,374. Dari patokan nilai rata-rata variabel produk peer to peer

lending dapat dinyatakan bahwa tingkat persepsi konsumen terhadap produk peer

to peer lending dikategorikan cukup dengan 31 orang atau 32,6%. Kemudian,

sebesar 27,4% atau 26 responden dari total responden menganggap bahwa produk

peer to peer lending pada PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan

Kecamatan Indramayu tinggi, begitu pula 7 responden atau 7,4% dari total

responden menganggap bahwa produk peer to peer lending PT Amartha Mikro

Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu sangat tinggi. Selain itu,

terdapat 23 orang atau 24,2% dari total responden menganggap bahwa produk

48
Jadzil Baihaqi, “Financial Technology Peer To Peer Lending Berbasis Syariah di
Indonesia” Journal of sharia economic law Vol.1 No.2 : Institute Agama Islam
Negeri Kudus. (September 2018), 120.
58

peer to peer lending pada PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan

Kecamatan Indramayu kurang baik dan sisanya 8 orang atau 8,4% responden

menganggap bahwa PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan

Indramayu memiliki produk peer to peer lending yang sangat kurang baik.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa produk peer to peer lending

termasuk kedalam kriteria yang baik. Jumlah dominan dari responden yang

menilai sama dengan kategori cukup tinggi atau lebih dari kategori cukup tinggi.

Hal tersebut merupakan simpulan dari total nilai kategori cukup baik dan lebih

dari cukup baik yang mana didapatkan 67,4% konsumen merasa bahwa produk

peer to peer lending sudah baik. Kebalikannya, 32,4% responden merasa bahwa

produk peer to peer lending berada di level yang kurang baik.

Produk merupakan hal yang relatif. Pendapat setiap konsumen dengan

konsumen lainnya tentu akan berbeda. Hal tersebut dibuktikan dengan dua sisi

konsumen dalam penelitian sekarang yang mana terdapat konsumen yang merasa

bahwa produk peer to peer lending sudah baik (64,7 %), dan beberapa merasa

bahwa kualitas produk perlu ditingkatkan (32,4%). Tentunya hal tersebut

merupakan kabar baik bagi perusahaan karena dominansi masyarakat telah merasa

bahwa PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu

sudah berkualitas. Akan tetapi, peningkatan mutu perlu terus dilakukan guna

mencapai kecapaian mutu produk terbaik dikelasnya dan mendapatkan daya saing

yang lebih besar dan secara dominan bisa mempengaruhi pasar.49

49
Imron Imron, “Analisa Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan
Konsumen Menggunakan Metode Kuantitatif Pada CV. Meubele Berkah
Tangerang,” Indonesian Journal on Software Engineering (IJSE) 5, no. 1 (June
28, 2019): 19, https://doi.org/10.31294/ijse.v5i1.5861.
59
60

B. Keputusan Pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan

Kecamatan Indramayu

Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,

baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit,

pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh

lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah.50 Perbedaan antara

istilah pembiayaan dengan kredit yaitu jika istilah pembiayaan digunakan untuk

bank syariah sedangkan kredit untuk bank konvensional. Selain itu yang

membedakan antara pembiayaan dan kredit yaitu terletak pada keuntungan yang

diharapkan. Bagi bank yang berdasarkan prinsip bagi hasil mendapat imbalan

berupa bagi hasil atas pembiayaan sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip

konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga.

Hasil penelitian sekarang tentang tingkat keputusan pembiayaan di PT

Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu yang telah

dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa dari 93 konsumen sebagai responden

didapatkan rata-rata (Mean) sebesar 39,13. Dari patokan nilai rata-rata dapat

dinyatakan bahwa tingkat keputusan pembiayaan pada produk PT Amartha Mikro

Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu dikategorikan cukup dengan

37 responden atau 38,9% dari total responden. Kemudian, sebesar 26,3% atau 25

total responden memiliki tingkat kepuasan terhadap produk PT Amartha Mikro

Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu yang tinggi. Terdapat juga

50
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, 2012), 304.
61

beberapa responden yang memiliki kategori kepuasan yang sangat tinggi yaitu

sebanyak 5 responden atau 5,3%. Selain itu, terdapat 23 responden atau 24,2%

dari total responden memiliki tingkat kepuasan terhadap produk PT Amartha

Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu yang kurang dan

sisanya 5 sebanyak orang atau 5,3% termasuk kedalam responden yang merasa

sangat kurang.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa keputusan pembiayaan pada

produk PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu

termasuk kedalam kriteria yang baik. Jumlah dominan dari responden yang

menilai sama dengan kategori cukup tinggi atau lebih dari kategori cukup tinggi.

Hal tersebut merupakan simpulan dari total nilai kategori cukup baik dan lebih

dari cukup baik yang mana didapatkan 70,5 % konsumen merasa puas dengan

keputusan pembiayaan pada produk PT Amartha Mikro Fintek Cabang

Pekandangan Kecamatan Indramayu. Kebalikannya, 29,5% responden merasa

kurang puas.

C. Pengaruh Produk Peer To Peer Lending terhadap Keputusan Pembiayaan di

PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi

pengaruh produk peer to peer lending terhadap keputusan pembiayaan di PT

Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu. Penelitian ini

menggunakan analisis regresi sederhana guna menemukan besarnya signifikansi

pengaruh dari dari produk peer to peer lending terhadap keputusan pembiayaan di

PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu. Hasil dari


62

penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari produk

peer to peer lending terhadap keputusan pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek

Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu. Hasil uji regresi memperoleh nilai

Fhitung = 50,767 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai Fhitung tersebut

kemudian dibandingkan dengan nilai Ftabel pada taraf 5% (df=1, 93= 3,95),

sehingga didapatkan Fhitung lebih besar dari Ftabel (50,767 > 3,95). Kemudian,

hasil uji signifikansi menunjukkan angka yang lebih kecil dari taraf signifikansi

(0,000 < 0,05). Dari kedua hasil tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa Ho

ditolak atau terdapat pengaruh yang signifikan antara produk peer to peer lending

terhadap keputusan pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek Cabang

Pekandangan Kecamatan Indramayu.

Hubungan antara produk peer to peer lending terhadap keputusan

pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan

Indramayu juga disimpulkan cukup kuat. Angka R didapat 0,594 menunjukkan

bahwa produk peer to peer lending dengan keputusan pembiayaan di PT Amartha

Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu saling berhubungan

dan memiliki korelasi yang cukup kuat. Dari angka korelasi tersebut diperoleh

koefisien determinasi (KD) yang menunjukkan seberapa bagus model regresi

yang dibentuk oleh interaksi variabel sebesar 0,353. Nilai koefisien determinasi

tersebut merujuk pada asumsi bahwa produk peer to peer lending terhadap

keputusan pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan

Kecamatan Indramayu menyumbang pengaruh sebesar 35,3%.


63

Setelah mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara produk peer

to peer lending terhadap keputusan pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek

Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu, diperoleh persamaan regresi

Y=12,698 + 0,542X. Artinya jika keputusan pembiayaan adalah 0, maka persepsi

konsumen terhadap produk peer to peer lending adalah sebesar 12,698.

Kemudian, apabila peningkatan produk peer to peer lending sebesar 1% maka

angka kenaikan variabel keputusan pembiayaan adalah sebesar 54,2%. Hal ini

menunjukkan adanya hubungan yang positif antara produk peer to peer lending

terhadap keputusan pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek Cabang

Pekandangan Kecamatan Indramayu.


64

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Hasil penelitian dinyatakan bahwa tingkat persepsi konsumen terhadap

produk peer to peer lending terhadap keputusan pembiayaan di PT Amartha

Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu dikategorikan

cukup karena terletak di antara mean 46,1 ≤ X ¿ 51,5.

2. Hasil penelitian dinyatakan bahwa tingkat keputusan pembiayaan di PT

Amartha Mikro Fintek Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu

dikategorikan cukup karena terletak di antara mean 36,7 ≤ X ¿ 41,6.

3. Ho ditolak atau terdapat pengaruh yang signifikan antara produk peer to peer

lending terhadap keputusan pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek Cabang

Pekandangan Kecamatan Indramayu. Hasil uji regresi memperoleh nilai

Fhitung = 50,767 (50,767 > 3,95) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (0,000

< 0,05). Angka R didapat 0,594 dan koefisien determinasi sebesar 0,353.

Nilai koefisien determinasi tersebut merujuk pada asumsi bahwa produk peer

to peer lending terhadap keputusan pembiayaan di PT Amartha Mikro Fintek

Cabang Pekandangan Kecamatan Indramayu menyumbang pengaruh sebesar

35,3%.

56
65

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran yang

dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi konsumen dan peneliti

selanjutnya.

1. Bagi penyedia jasa pembiayaan sangat penting untuk terus menjaga dan

memperhatikan keputusan pembiayaan guna menjaga agar konsumen tetap

puas dan selalu menggunakan jasa pembiayaan.

2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan penelitian

yang berguna untuk mendukung hasil penelitian. Sangat disarankan untuk

menambah variabel-variabel yang memiliki potensi untuk mempengaruhi

keputusan pembiayaan agar semakin menambah variasi penelitian dalam

bidang yang sama.


66

DAFTAR PUSTAKA

Agus Eko Sujianto. 2019. Aplikasi Statistik dengan SPSS. Jakarta: Prestasi
Pustaka Karya.

Akrim Ashal Lubis. 2015. Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Surat Kabar Pada PT. Suara Barisan Hijau Harian
Orbit Medan, Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis Vol. 16, No. 02.

Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.


Bumi Aksara.

Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.


Bumi Aksara.

Binti Nur Asiyah. 2 0 1 4 . Manajemen Pembiayaan Bank Syariah.


Yogyakarta: Teras.

Dwi Prianto. 2018. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Gary Amstrong & Philip. Kotler. 2012. Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid I. Alih
Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan (Jakarta: Penerbit
Prenhalindo.

Heni Wijayanti. 2015. Pengaruh Lokasi. Harga. Kualitas Produk. dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Rumah Surodinawan Grand Site Pada PT.
Dwi Mulya Jaya Mojokerto. Jurnal Ekonomi ISSN 1411-9501: Vol XX
No. 1. TH. 16.

Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar. 2016. Pengantar Statistik Edisi
Kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ismail. 2012. Perbankan Syariah. Jakarta: Prenadamedia Group.

Jadzil Baihaqi. 2018. “Financial Technology Peer To Peer Lending Berbasis


Syariah di Indonesia” Journal of sharia economic law Vol.1 No.2 :
Institute Agama Islam Negeri Kudus.

Laela Mukaromah. 2013. Analisis Pembiayaan Musyarakah Di BMT Tumang


Cabang Cepogo. Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga.

Mazuki. 2016. Metodologi Riset. Yogyakarta: Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi


UII.
67

Misbahudin dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

Muhammad. 2012. Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu


Manajemen YKPN.

Muhammad. 2016. Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah. Yogyakarta: UII
Press.

Nanang Martono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Nopirin. 2019. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE.

Nur Riyanto Al Arif. 2012. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung:


Alfabeta.

Philip Kotler dan Gary Amstrong. 2014. Prinsip-PrinsipManajemenEdisi 14 Jilid


1. Jakarta: Erlangga.

Rachmad Hidayat. 2019. Pengaruh Kualitas LayananKualitas Produk dan Nilai


Nasabah Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank Mandiri
dikutip dari Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan vol.11 No.1

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif. Bandung: Alfaberta.

_______. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV.Alpabeta.

Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Surya Sanjaya. 2015. Pengaruh Promosi dan Merek Terhadap Keputusan


Pembelian Pada PT. Sinar Sosro Medan. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan
Bisnis Vol. 16. No. 02. Oktober 2015.

Ulfayatul Hidayati. 2016. Analisis Penerapan Sistem Jemput Bola Pemberian


Santunan Muawanah dan Asuransi Pembiayaan di BMT UGT Sidogiri
Kantor Cabang Blitar. IAIN Salatiga.

Usman Effendi. 2016. Psikologi Konsumen. Jakarta: Rajawali Pers.

Walter P. 2020. “Semua Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Peer To Peer Lending
(P2P Lending).” https://koinworks.com/blog/ketahui-tentang-peer-peer-
lending/;

Wiratman Sujarweni. 2018. Belajar Mudah SPSS untuk Penelitian Mahasiswa


dan Umum. Yogyakarta: Ardana Media.

Anda mungkin juga menyukai