PENDAHULUAN
badan usaha penghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan lalu menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau lainnya guna meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kemudian munculah Undang Undang
No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, bank syariah merupakan bank yang
menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau prinsip hukum islam.
Kemudian dengan adanya UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah telah
terdapat legitimasi yuridis secara tegas bukan saja kemungkinan untuk tumbuh dan
1
Sebagaimana diterjemahkan dari bahasa inggrisnya “Then with Law no. 21 of 2008 concerning Islamic
Banking, there is strict juridical legitimacy not only for the possibility of growth and development of Islamic
banking, but also the need to develop non-bank Islamic institutions” sebagaimana dikutip dari Zainal Abidin
Pakpahan. Implementation of Mediation as an Unique Step in Resolving Banking Business Disputes Sharia in
Religious Courts. Pada International Journal of Business, Technology, and Organizational Behavior (IJBTOB)
ISSN: 2775-4936 Vol. 2 No. 6, December 2022. Hal.762
1
2
Lembaga syariah non bank adalah bank umum yaitu bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan atau dijalankan berdasarkan prinsip syariah, yang
Bank konvensional dapat melakukan pengelolaan dana di dalam seluruh lini bisnis
aturan Islam dalam mengelola uang nasabahnya. Bank syariah akan mengelola dana nasabah
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank konvensional adalah bank yang
Dana Pihak Ketiga Bank Konvensional dan Bank Syariah oleh Supiah Ningsih, bank
konvensional adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam
Selain Bank konvensional memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran juga
memberikan perlindungan terhadap data pribadi nasabah merupakan salah satu kewajiban
dari pihak bank. Untuk itu dalam penyelenggaraannya antara bank dengan nasabah memiliki
hubungan yang terbagi dalam bentuk hubungan kontraktual dan hubungan non kontraktual.
Hubungan kontraktual antara bank dan nasabah di dalamnya diatur mengenai hak dan
kewajiban antara bank dengan nasabah serta tata cara penyelesaian sengketa yang timbul.
Seperti halnya dalam kegiatan penghimpunan dana melalui simpanan dalam bentuk giro,
deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
yang didasarkan pada perjanjian penyimpanan dana antara bank dengan nasabah.
Pihak bank sebagai pelaku jasa keuangan dapat dimintai pertanggung jawabannya
dalam hal adanya kesalahan yang dilakukan oleh pegawai bank tersebut yang merugikan
2
https://ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/bank-konvensional/ diakses pada tanggal 5 Januari 2023
konsumen atau nasabah bank. Hal tersebut juga berkaitan dengan prinsip pertanggung
jawaban pengganti atau vicarious liability. Korporasi dalam hal ini adalah bank bertanggung
jawab atas perbuatan yang dilakukan oleh pegawainya atau pihak yang menjadi tanggung
jawab dan yang mempunyai ikatan dengan bank. Kesalahan dari pegawai tersebut
dan harmonisasi regulasi hubungan pusat dan daerah. Asas-asas dan norma dalam
wilayah 922.318 Ha (9.223,18 KM2) atau setara dengan 12,87% dari luas Wilayah Propinsi
Sumatera Utara. Kabupaten ini mempunyai wilayah terluas di Propinsi Sumatera Utara
secara administratif terdiri dari 22 Kecamatan, 209 Desa dan 33 Kelurahan. 4 Kabupaten
Labuhanbatu mempunyai kedudukan yang cukup strategis, yaitu berada pada jalur lintas
timur Sumatera dan berada pada persimpangan menuju Propinsi Sumatera Barat dan Riau,
mempunyai akses yang memadai ke luar negeri karena berbatasan langsung dengan Selat
Malaka.
Sebagai daerah yang termasuk strategis dalam bidang sektor perbankan yang mana
tingkat minat masyarakat labuhanbatu banyak menjadi nasabah perbankan yang berada di
3
bd. Rais Asmar, Strategi Harmonisasi Regulasi Hubungan Pusat dan Daerah (Jurnal Bilancia IAIN Palu
Volume 12 Nomor 1, Januari-Juni 2018), h. 22
4
https://labuhanbatukab.go.id/index.php/profil, diakses pada tanggal 29 Januari 2023
3
4
a. Bank SUMUT beralamat Jl. Gatot Subroto No.1A, Rantauprapat, Kec. Rantau
Selatan, Kab. Labuhanbatu, Sumatera Utara 21413
b. Bank Mandiri beralamat Jl. Bukit Kota Pinang No.6, Kota Pinang, Labuhanbatu
Selatan, Kab. Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara 21464
c. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) beralamat JL. HM. Thamrin, No. 51,
Rantauprapat, Kec. Rantau Selatan, Kab. Labuhanbatu, Sumatera Utara 21425
d. Bank Rakyat Indonesia (BRI) beralamat Jl. Doponegoro, Rantauprapat, Kec. Rantau
Utara, Kab. Labuhanbatu, Sumatera Utara 21411
e. Bank Negara Indonesia (BNI) beralamat Jl. Lintas Sumatra No.186, Aek Kanopan,
Kec. Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara 21273
Dalam menjalankan aktivitasnya, bank konvensional menggunakan metode penetapan
harga sesuai dengan tingkat suku bunga yang sudah dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Contoh
bank konvensional adalah Bank Mandiri, Bank BRI, BNI, BTN sebagaimana disebutkan diatas
Permasalahan hukum sering timbul dan terjadi antara pihak nasabah dengan bank.
Dipantau dari beberapa media online, mulai media nasional dan media lokal di labuhantu, ada
1. “Nasabah Bank Sumut Cabang Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara merugi puluhan juta
rupiah, dampak diduga Bank plat merah di Provinsi Sumut tersebut melakukan
pemblokiran sepihak terhadap nasabah.5
2. “Sertifikat Tak Kunjung Kembali, Kadam Laporkan Bank Mega Cabang Rantauprapat,”
sertifikat Hak Milik yang diagunkan di bank tersebut setelah penyelesaian untuk
pelunasan kredit tersebut, tidak dikembalikan oleh pihak Mega.
3. “Diduga Hilangkan Agunan Nasabah, Bank BRI Unit Labuhan Kota Pinang Dilaporkan Ke
Polisi.
5
https://metro24sumut.com/2023/02/10/diduga-blokir-rekening-sepihak-bank-sumut-rugikan-nasabah-
puluhan-juta/ diakses pada tanggal 31 Januari 2023
Terkait kasus pemblokiran yang dilakukan pihak Bank Sumut Cabang Lima Puluh, yaitu
sebagai berikut :
Nanda sebagai nasabah bank Bank Sumut Cabang Lima Puluh, mengatakan “Akibat
blokir itu sembako (beras) tersebut gak bisa dibeli oleh suami saya, sehingga kami rugi 60jt”,
Kemudian kami menanyakan prihal Blokir rekening tersebut kepada petugas Bank Sumut di
Lima Puluh, Namun petugas tersebut tak memberikan penjelasan yang jelas, dan mengatakan
sudah di buka Blokirnya. Kejadian tersebut terjadi pada saat waktu ATM ingin digunakan oleh
suaminya nanda membayar sembako (Beras) pada hari kamis tanggal 09 febuari 2023, ternyata
di ATM ada pemberitahuan blokir rekening saldo seluruhnya, dan nasabah sangat terkejut, dan
pihak bank tidak ada pemberitauhan informasi sebelumnya terkait akan diblokir tabungan nanda,
Terkait kasus laporan Kadam sebagai nasabah Bank Mega Ke Polres Labuhanbatu yaitu
sebagai berikut :
“Setelah melakukan pelunasan atas pinjamannya, akan tetapi Sertifikat Hak Milik Tanah
yang jadi jaminan belum juga di kembalikan oleh Bank Mega sebagai pemberi pinjaman
(Kreditur).” Berdasarkan itu, jika debitur telah melakukan pelunasan atas pinjamannya, maka
jaminan tersebut harus sudah di kembalikan kepada nasabah ( debitur) oleh Bank pemberi
pinjaman ( Kreditur ), dan pihak Bank Mega tidak boleh menahan nahan jaminan agunan
tersebut, jika tidak diberikan pihak kreditur maka sudah melakukan perbuatan melawan hukum,
Terkait kasus Kasus dugaan menghilangkan agunan (barang berharga) nasabah oleh pihak
BRI Unit Cabang Labuhan kotapinang, kabupaten Labubanbatu Selatan, yaitu sebagai berikut :
5
6
Nasabah mengatakan “Saya ambil kredit di Bank BRI Unit Labuhan pada tahun 2014
yang lalu dan sudah saya lunasi pada tahun 2017 lalu, namun sertifikat yang menjadi jaminan
belum juga dikembalikan pihak Bank hingga saat ini dengan alasan sertifikat yang saya agunkan
ada ditangan Notaris yang bekerjasama dengan Bank BRI Unit Labuhan kotapinang, sehingga
pihak bank masih menunggu jawaban dari Notaris.” Berdasarkan kasus tersebut tentu nasabah
bank konvensional tersebut mengalami kerugian materil maupun immaterial, dimana selaku
petani atas kehilangan jaminan surat itu. Bank dalam statusnya sebagai kreditur diduga sudah
Berdasarkan dari latar belakang melalui pemikiran dengan beberapa kasus yang terjadi
pada penelitian tersebut antara nasabah dan/atau debitur dengan perbankan konvensional diatas
maka penulis tertarik untuk meneliti tentang berkenaan dengan Perlindungan Hukum Bagi
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka perumusan masalah adalah
sebagai berikut :
2. Bagaimana tinjaun yuridis terhadap perlindungan hukum atas kerahasiaan data pribadi
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui tinjaun yuridis terhadap perlindungan hukum atas kerahasiaan data
pribadi nasabah.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dalam tesis ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
1. Secara Teoritis
tambahan dokumentasi karya tulis dalam bidang hukum perdata pada umumnya. Secara
2. Secara Praktis
E. Keaslian Penelitian
7
8
penelusuran tidak menemukan judul Penelitian/Tesis pada topik dan permasalahan yang
sama.
penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri, baik untuk naskah laporan
maupun kegiatan Penelitian yang tercantum sebagai bagian dari Tesis ini. Jika terdapat karya
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima
sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini dan
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun.
1. Kerangka Teori
yang dikemukakan oleh Ronny H. Soemitro bahwa untuk memberikan landasan yang mantap
pada umumnya setiap penelitian harus selalu disertai dengan pemikiran teoritis. 6 Sehingga dapat
dan mempermudah mencari referensi dalam memperkaya sumber hukum yang digunakan. Teori
6
Ronny H. Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : Ghalia, 1982), hal. 37.
menempati kedudukan yang penting sebagai pisau analisis untuk merangkum dan memahami
masalah secara lebih baik. Hal-hal yang semula tampak tersebar dan berdiri sendiri dapat
disatukan dan ditunjukkan kaitannya satu sama lain secara bermakna. Teori memberikan
Berkaitan dengan sejumlah permasalahan yang dijadikan obyek kajian penelitian ini,
maka penting untuk dilakukan eksplorasi berbagai teori sebagai pisau analisis dalam penelitian
ini, yaitu teori perlindungan hukum sebagai grand theory, teori kepastian hukum sebagai
applied theory menurut Satjipto Rahardjo, teori utilitarianisme sebagai middle theory Menurut
Jeremy Bentham yang relevan bagi upaya menilai Tentang Perlindungan Hukum Bagi Nasabah
biasambertentangan antara satu sama lain. Maka dari itu, hukum harus bisa
mungkin. Pengertian terminologi hukum dalam Bahasa Indonesia menurut KBBI adalah
peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa
7
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000), hal. 253.
9
10
hidup masyarakat, patokan atau kaidah tentang peristiwa alam tertentu, keputusan atau
Menurut R. La Porta, bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh suatu negara
memiliki dua sifat, yaitu bersifat pencegahan (prohibited) dan bersifat hukuman (sanction).
Bentuk perlindungan hukum yang paling nyata adalah adanya institusi-institusi penegak
Pada perlindungan hukum di butuhkan suatu wadah atau tempat dalam pelaksanaanya
yang sering di sebut dengan sarana perlindungan hukum. Sarana perlindungan hukum di bagi
Preventif sangat besar artinya bagi tindak pemerintahan yang didasarkan pada
8
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Edisi kedua, cet. 1,(Jakarta: Balai Pustaka, 1991) Hal 595
9
http://suduthukum.com/2015/09/perlindungan-hukum.html. di akses 19 Januari 2023
2) Sarana Perlindungan Hukum Represif, Perlindungan hukum yang represif
bertumpu dan bersumber dari konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-
hak asasi manusia karena menurut sejarah dari barat, lahirnya konsep-konsep tentang
kedua yang mendasari perlindungan hukum terhadap tindak pemerintahan adalah prinsip
negara hukum. Dikaitkan dengan pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi
manusia, pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia mendapat tempat
Dengan demikian untuk mengetahui tentang perlindungan hukum bagi nasabah perbankan
konvensional, perlu mengetahui apa yang terjadi atau fenomena secara keseluruhan yang
terjadi di masyarakat terhadap pelayanan atau perlindungan kepada nasabah atau debitur
sebuah perbankan konvensioanal, seperti kasus yang terjadi pada bank SUMUT, Bank
Mega, dan Bank Rakyat Indonesia di Labuhanbatu. Teori ini dapat digunakan sebagai
Seperti permasalahan hukum pada kasus bank konvensional seperti pada Bank
Sumut Cabang Lima Puluh, dimana “Nasabah Bank Sumut Cabang Lima Puluh, Kabupaten
Batu Bara merugi puluhan juta rupiah, dampak diduga Bank plat merah di Provinsi Sumut
11
12
Teori perlindungan hukum sebagai grand theory digunakan sebagai dasar menilai
prilaku manusia dalam hal ini nasabah atau debitur, apakah benar atau tidaknya nasabah
telah dirugikan oleh pihak bank SUMUT, dimana pada disaat nasabah melakukan transaksi
kartu debitnya telah diblokir oleh pihak bank SUMUT, atau kelalai nasabah dalam
memasukan PIN dari kartu debit tersebut. Teori yang menjelaskan mengenai keseluruhan
dari kehidupan sosial, sejarah, atau pengalaman manusia. Dimana grand teori ini bersifat
abstrak karena tersusun dari konsep utama yang dipakai untuk memahami dunia sosial.
Rantauprapat, dimana sertifikat Hak Milik yang diagunkan di bank tersebut setelah
penyelesaian untuk pelunasan kredit tersebut, tidak dikembalikan oleh pihak Mega. Begitu
juga kasus pada Bank BRI Unit Labuhan Kota Pinang Dilaporkan Ke Polisi,” karena
diduga Hilangkan Agunan Nasabah, disini Teori perlindungan hukum sebagai grand
theory dalam melihat kasus yang dialami nasabah kedua bank tersebut. Bank Mega Cabang
dan hal sama serupa pada Bank BRI Unit Labuhan Kota Pinang, nasabah telah
melakuka pelunasan tetapi pihak bank mengatakan anggunannya tidak ada alian
Kajian Umum tentang Teori Kepastian Hukum Kepastian berasal dari kata “pasti”,
yang maknanya tentu, sudah tetap, tidak boleh tidak, suatu hal yang sudah tentu. 10 Menurut
Gustav Radbruch filsuf hukum dari jerman, terdapat tiga ide dasar hukum yang mana oleh
banyak pakar teori hukum dan filsafat hukum diartikan sebagai tiga tujuan hukum,
10
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Balai Pustaka,
2006. hal 847.
diantaranya keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. 11 Dengan adanya hukum modern
maka mengakibatkan terbukanya pintu masuk untuk permasalahan yang sebelumnya tidak
ada yaitu kepastian hukum itu sendiri. Kepastian hukum ialah suatu hal yang baru akan tetapi
nilai keadilan serta kemanfaatan secara tradisional telah ada jauh sebelum era hukum
modern.
Gustav Radbruch mengatakan kepastian hukum adalah “Scherkeit des Rechts selbst”
(kepastian hukum tentang hukum itu sendiri). Terdapat empathal yang memiliki hubungan
1) Bahwa hukum itu positif, yang artinya hukum itu adalah perundang-undangan
(gesetzliches Recht).
rumusan tentang penilaian yang nantinya dilakukan oleh hakim, seperti kemauan
menghindari kekeliruan dalam penafsiran, selain itu juga mudah untuk dijalankan.
Pendapat lain tentang kepastian hukum dikemukakan oleh Roscoe Pound, seperti
halnya yang ditulis Peter Marzuki di dalam bukunya Pengantar Ilmu Hukum yangmana
1) Pertama, yaitu sebagai aturan yang bersifat umum guna membuat individu mengerti
11
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan (Judicialprudence) Termasuk
Undang-Undang (Legisprudence) Volume I Pemahaman Awal, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010 , hal
288
12
Ibid, hal 292-293
13
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008, hal 137.
13
14
individu dapat mengerti apa saja yang boleh untuk dibebankan atau dilakukan oleh
Negara kepada tiap individu. Kepastian hukum berarti terdapat konsistensi dan
ketetapan dalam putusan hakim antara putusan yang satu dengan yang lain dalam
kasus yang sama yang telah diputus. Jadi kepastian hukum tidaklah hanya berupa
1) Tersedia aturan -aturan yang jelas (jernih), konsisten dan mudah diperoleh,
bahwa hukum tersebut harus dijalankan dengan cara yang baik. Kepastian hukum
menghendaki adanya upaya pengaturan hukum dalam perundang-undangan yang dibuat oleh
pihak yang berwenang dan berwibawa, sehingga aturan-aturan itu memiliki aspek yuridis
14
Soeroso, 2011. Pengantar Ilmu Hukum, Pt. Sinar Grafika, Jakarta, hal 87.
yang dapat menjamin adanya kepastian bahwa hukum berfungsi sebagai suatu peraturan
mengandung beberapa arti, yakni adanya kejelasan, tidak menimbulkan multitafsir, tidak
menimbulkan kontradiktif, dan dapat dilaksanakan. Hukum harus berlaku tegas di dalam
masyarakat, mengandung keterbukaan sehingga siapapun dapat memahami makna atas suatu
ketentuan hukum. Hukum yang satu dengan yang lain tidak boleh kontradiktif sehingga
tidak menjadi sumber keraguan. Kepastian hukum menjadi perangkat hukum suatu negara
kontradiktif, serta dapat dilaksanakan, yang mampu menjamin hak dan kewajiban setiap
Rantauprapat, Bank Mega Cabang Rantauprapat, dan Bank BRI Unit Labuhan Kota
kewajibannya.
Dalam hal ini, teori kepastian hukum sebagai applied theory dimana teori tersebut
menyangkut kualitas layanan. Apakah kepastian hukum telah dimiliki oleh nasabah atau
debitur dari layanan pihak perbankan, sehingga nasabah tau debitur tidak meragukan lagi
Dengan demikian untuk mengetahui tentang kepastian hukum dalam menjamin hak
dan kewajiban nasabah dan/atau debitur pada bank konvensional memerlukan teori yang
tepat seperti dalam teori ini, untuk menjawab persoalan hukum yang terjadi.
15
Asikin zainal, 2012, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, hal 76
15
16
c. Teori Utilitarianisme
Teori utilitarianisme yang digagas oleh Jeremy Bentham (juga John Stuart Mill dan
Rudolf von Jhering) adalah bentuk reaksi terhadap konsepsi hukum alam pada abad ke
delapan belas dan sembilan belas. Bentham mengecam konsepsi hukum alam, karena
menganggap bahwa hukum alam tidak kabur dan tidak tetap. Bentham mengetengahkan
gerakan periodikal dari yang abstrak, idealis, dan apriori sampai kepada yang konkret,
kemanfaatan sebagai tujuan utama hukum. Ukurannya adalah kebahagian yang sebesar-
besarnya bagi sebanyak-banyaknya orang. Penilaian baik-buruk, adil atau tidaknya hukum
ini sangat tergantung apakah hukum mampu memberikan kebahagian kepada manusia atau
Jeremy Bentham dilahirkan di London tahun 1748. Ia hidup selama masa perubahan
sosial, politik dan ekonomi yang masif, juga mengikuti terjadinya revolusi di Perancis dan
Amerika yang membuat Bentham bangkit dengan teorinya. Ia banyak diilhami oleh David
Hume dengan ajarannya bahwa sesuatu yang berguna akan memberikan kebahagiaan.
Menurut Bentham hakikat kebahagiaan adalah kenikmatan dan kehidupan yang bebas dari
kesengsaraan.
barulah kepada orang banyak. ”the greatest happiness of the greatest number” (kebahagiaan
16
https://business-law.binus.ac.id/2016/06/30/utilitarianisme-dan-tujuan-perkembangan-hukum-
multimedia-di-indonesia/ diakses 25 Januari 2023
yang sebesar-besarnya dari sebanyak-banyaknya orang). Prinsip ini harus diterapkan secara
kuatitatif, karena kualitas kesenangan selalu sama. Untuk mewujudkan kebahagiaan individu
dan masyarakat maka perundang-undangan harus mencapai empat tujuan: (1) to provide
subsistence (untuk memberi nafkah hidup); (2) to Provide abundance (untuk memberikan
nafkah makanan berlimpah); (3) to provide security (untuk memberikan perlindungan); dan
masyarakat akan dinilai sebagai undang-undang yang baik. Lebih lanjut Bentham
berpendapat bahwa keberadaan negara dan hukum semata-mata sebagai alat untuk mencapai
manfaat yang hakiki yaitu kebahagiaan mayoritas rakyat. Ajaran Bentham yang sifat
yang satu dengan individu yang lain tidak bertabrakan maka harus dibatasi tidak terjadi
homo homini lupus. Menurut Bentham agar tiap-tiap individu memiliki sikap simpati kepada
individu lainnya sehingga akan tercipta kebahagiaan individu dan kebahagiaan masyarakat
akan terwujud. Bentham menyebutkan“The aim of law is the greatest happines for the
greatest number”.
Undang-Undang Merek, juga dapat dilihat dengan kacamata teori Utilitarianisme ala
Bentham, yakni berupaya memberikan gambaran tentang hukum yang bisa bermanfaat bagi
masyarakat banyak. Teori ini seakan menjadi dasar pemikiran perkembangan multimedia di
Indonesia, bahwa tujuan hukum itu adalah untuk memberi kemanfaatan bagi banyak orang,
yakni kemanfaatan hukum yang memberikan perlindungan bagi setiap individu kreatif
melalui sarana multimedia dengan memberikan perlindungan secara moral maupun secara
17
18
ekonomi atas kreativitas ciptaannya. Negara ikut mengatur kepentingan warga negara dan
menjaga kestabilan serta ketertiban hukum, yang pada gilirannya untuk menciptakan secara
Dengan teori ini dalam pengembangan hipotesis yang ada di dalam penelitian sangat
dibutuhkan agar penelitian ini terlaksana secara sistematis dan untuk mengembangkan teori
gabungan yang akan menjelaskan mengenai semua penelitian yang serupa seperti kasus
yang terjadi pada perbankan konvesional yang berada di labuhanbatu, sehingga dapat
suatu teori atau untuk menarik kesimpulan yang bisa diuji dalam penelitian ini.
SUMUT, dimana pada disaat nasabah melakukan transaksi kartu debitnya telah diblokir oleh
pihak bank SUMUT, dan pada kasus Bank Mega Cabang Rantauprapat, dimana sertifikat
Hak Milik yang diagunkan di bank tersebut setelah penyelesaian untuk pelunasan kredit
tersebut, tidak dikembalikan oleh pihak Mega. Begitu juga kasus pada Bank BRI Unit
Labuhan Kota Pinang Dilaporkan Ke Polisi,” karena diduga Hilangkan Agunan Nasabah,
disini teori utilitarianisme sebagai middle theory dimana teori ini yang dapat menjelaskan
Middle theory ini memperbesar perbedaan antara ekspektasi dan kinerja produk/ jasa.
Artinya, bila kinerja melampaui ekspektasi, maka konsumen akan merasa sangat puas.
Namun jika kinerja produk dibawah ekspektasi, maka konsumen akan sangat tidak puas. Hal
ini menyiratkan bahwa konsumen sangat sensitive terhadap ekpektasi yang tidak terpenuhi
dan bisa bereaksi secara berlebihan. Reaksi berlebihan ini juga bisa mempengaruhi rasa
kepercayaan publik terhadap perusahaan, sehingga dapat merubah image atau citra
2 . Kerangka Konseptual
kepustakaan dan untuk menghindari pemahaman dan penafsiran yang keliru serta
memberikan pedoman yang sama, landasan konsepsional ini, akan menjelaskan hal-hal yang
a. Tinjauan Yuridis
menyelidiki atau mempelajari) Ada berbagai macam karya ilmiah, yaitu laporan
penelitian, skripsi, tesis, disertasi, surat pembaca, laporan kasus, laporan tinjauan,
resensi.
Menurut Kamus Hukum, kata yuridis berasal dari kata Yuridisch yang berarti
menurut hukum atau dari segi hukum. Dapat disimpulkan tinjauan yuridis berarti
17
http://infopengertian.biz/pengertian-yuridis-dan-penerapannya-di-masyarakat.html diakses pada tanggal
02 Febuari 2023
19
20
mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut
pengumpulan data atau penyelidikan yang dilakukan secara sistematis dan objektif
Tinjauan yuridis pada hukum bisnis Pada Prinsipnya hukum bisnis merupakan
melindungi semua kegiatan usaha, termasuk kegiatan industri, perdagangan dan jasa, dan
segala hal yang berkaitan dengan keuangan dan kegiatan usaha lainnya.
Adanya hukum bisnis bertujuan untuk mengatur serta melindungi berbagai jenis
bisnis atau usaha dagang yang dilakukan, mulai dari bisnis dengan skala besar hingga
bisnis kecil seperti UMKM. Hukum bisnis dibuat untuk melindungi kita sebagai pelaku
ekonomi dari hal-hal curang yang mungkin saja dilakukan oleh pihak lain.
Setidaknya ada lima prinsip umum yang terdapat dalam hukum bisnis, antara lain:
1) Prinsip otonomi. Pelaku bisnis otonom sadar akan kewajiban yang mereka
lakukan.
3) Prinsip keadilan.
b. Perlindungan hukum
Perlindungan hukum adalah upaya melindungi yang dilakukan pemerintah atau
penguasa dengan sejumlah peraturan yang ada. Berikut pengertian dan cara
manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada
masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum
atau dengan kata lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum yang harus
diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman, baik secara pikiran
maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak manapun.
sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga
individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah- kaidah yang menjelma
dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam pergaulan hidup
antar sesama manusia. Perlindungan Hukum adalah segala upaya pemenuhan hak dan
pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau korban,
c. Nasabah
18
Setiono, Supremasi Hukum, (Surakarta: UNS, 2004), hal. 3
21
22
Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. 19 Dalam istilah Perbankan,
nasabah adalah orang atau badan usaha yang mempunyai rekening simpanan atau
pinjaman pada bank. Nasabah adalah orang pemakai barang dan/atau jasa yang
diberikan bank tidak untuk diperdagangkan. Maka dalam hal ini nasabah termasuk juga
Pada dasarnya hubungan hukum antara bank dengan nasabah adalah hubungan
yang bersifat kontraktual yang berdasarkan pada hukum perjanjian. Nasabah sebagai
konsumen wajib mendapat perlindungan hukum atas pemanfaatan produk jasa yang
ditawarkan oleh bank. Nasabah pada umumnya terbagi menjadi 2 yaitu nasabah
Nasabah Debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan
berdasarkan Prinsip Syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian
bank dengan nasabah yang bersangkutan.21 Jadi Dalam istilah Perbankan, nasabah
adalah orang atau badan usaha yang mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada
bank. Nasabah dibagi menjadi dua jenis, yaitu Nasabah Penyimpan dan Nasabah
Debitur.
Dalam istilah Perbankan, nasabah adalah orang atau badan usaha yang
mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank. Nasabah dibagi menjadi dua
19
Pasal 1 ayat (16) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
20
Pasal 1 ayat (17) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
21
Pasal 1 ayat (18) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
jenis, yaitu Nasabah Penyimpan dan Nasabah Debitur. Nasabah Penyimpan adalah
perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan, Sobat Sikapi. Sementara Nasabah
Debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan
perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. Tetapi selain dua jenis diatas,
masyarakat yang melakukan transaksi langsung di bank tanpa memiliki simpanan atau
Nasabah adalah orang pemakai barang dan/atau jasa yang diberikan bank tidak
untuk diperdagangkan. Maka dalam hal ini nasabah termasuk juga konsumen.
lain:
dan/atau jasa;
2) hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
3) hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
4) hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
23
24
7) hak untuk diperlakukan atau dilayanisecara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya;
d. Perbankan Konvensional
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya.22 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
dana maupun dalam rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan imbalan
22
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
23
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
24
Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu
priode tertentu.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank konvensional adalah bank yang
Dampak Dana Pihak Ketiga Bank Konvensional dan Bank Syariah oleh Supiah Ningsih,
bank konvensional adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional
penetapan bunga dan biaya-biaya dalam nominal tertentu sebagaimana yang ada dalam
mengumpulkan dana masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito.
Lalu kegiatan menyalurkan dana dapat berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat.
fungsinya yaitu Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat. Namun, pada
1) Bank Sentral: Bank yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter dalam
negeri untuk menjaga stabilitas harga dan nilai mata uang negara. Bank sentral
25
26
perbankan lain agar bisa membatasi adanya risiko serta biaya krisis sistemik.
2) Bank Umum: Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum adalah bank yang paling sering kita
konvensional dengan metode penetapan harga sesuai dengan tingkat suku bunga
bunga yang sudah dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Contohnya seperti Bank
prinsip syariah dalam agama Islam. Peraturan tentang Bank Syariah sudah diatur
dimiliki pemerintah dan biasanya disebut sebagai Bank BUMN (Badan Usaha
Milik Negara). Contoh bank pemerintah yaitu, Bank Mandiri, BRI, BNI, dan
BTN. Selain pemerintah pusat, pemerintah daerah juga bisa memiliki bank
pemerintah daerah. Contoh bank pemerintah daerah yaitu, Bank Jatim, Bank
2) Bank Swasta Nasional: Bank yang sebagian besar kepemilikannya dimiliki pihak
swasta atau pengusaha asal Indonesia. Contohnya seperti BCA, Bank Maspion,
3) Bank Asing: Bank yang kepemilikannya dipegang oleh pihak asing dan memiliki
cabang pada suatu negara di luar negara asalnya. Contoh bank asing yang ada di
4) Bank Campuran: Bank yang didirikan oleh badan hukum di Indonesia dan badan
hukum luar negeri. Bank ini biasanya disebut juga sebagai joint venture bank.
1) Bank Devisa: Bank yang bisa melakukan kegiatan transaksi luar negeri dan
kegiatan lainnya yang berhubungan dengan mata uang asing. Biasanya, bank
devisa memiliki produk unggulan seperti tabungan valuta asing atau mata uang
asing. Contoh bank devisa antara lain yaitu Bank Mandiri, BRI, Bank BTN,
2) Bank Non Devisa: Bank yang bisa melakukan kegiatan transaksi luar negeri
dengan wilayah yang terbatas pada negara tertentu saja. Contoh dari bank non
devisa adalah Bank Yudha Bakti, Bank Harda Internasional, dan lain-lain.
27
28
G. Metode Penelitian
dilakukan dengan meneliti data sekunder, baik yang berupa bahan hukum primer maupun
Jenis penelitian hukum normatif yaitu suatu proses untuk menemukan suatu
Penelitian ini merupakan penelitian hukum (legal research) atau disebut juga
2. Pendekatan Penelitian
dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan
pendekatan untuk dapat menjawab permasalahan yang diteliti yaitu pendekatan undang-
dan perbankan.
2. Data Penelitian
25
Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Jakarta, Kencana, hlm 35
Sumber data diperoleh dari data sekunder. Dilihat dari sudut informasi sumber
data penelitian kepustakaan (library research), dapat dibagi atas 3 (tiga) kelompok,26
yaitu :
a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang utama, sebagai bahan hukum
yang bersifat autoritatif, yakni bahan hukum yang mempunyai otoritas, Bahan
yang memuat ketentuan hukum, adapun bahan hukum primer diantaranya, yaitu
Hukum Perdata (BW), UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-
bahan hukum primer, seperti hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya,
putusan hakim, bahkan dokumen pribadi atau pendapat dari kalangan pakar
hukum sepanjang relevan dengan objek penelitian ini. 27 Bahan hukum sekunder
penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti buku-buku, artikel, jurnal, hasil
penelitian, makalah dan lain sebagainya yang relevan dengan permasalahan yang
akan dibahas.
26
Alvi Syahrin, Pengaturan Hukum dan Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Pemukiman
Berkelanjutan, (Medan : Pustaka Bangsa Press, 2003), hal. 17.
27
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penemuan Hukum, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1982), hal. 24.
29
30
c. Bahan Hukum tertier, yaitu bahan hukum penunjang yang memberikan petunjuk
dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti
Metode pengumpulan data dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui penelitian kepustakaan untuk mendapatkan konsepsi teori atau doktrin, pendapat
atau pemikiran konseptual dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan objek
penelitian ini yang dapat berupa peraturan perundang-undangan dan karya ilmiah
lainnya.
Data penelitian ini yang diperoleh melalui studi kepustakaan (library research)
dianalisa secara kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif, guna melengkapi bahan
primer berupa dokumen-dokumen untuk melengkapi bahan hukum dalam penelitian ini.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
hal-hal lain yang berkaitan dengan Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Perbankan
dimaksud berupa dalam bentuk data sekunder yang ada kaitannya, baik langsung maupun
tidak langsung dengan objek yang diteliti, dan dilakukan dengan menganalisis data yang
4. Analisis Data
28
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta : Raja
Garindo Persada, 1995), hal. 15.
Dalam proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam
catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. 29
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
Metode analisis data yang dipergunakan adalah analisis data kualitatif, yaitu
proses penyusunan, mengkatagorikan data kualitatif, mencari pola atau tema dengan
kualitatif ini akan dikemukakan dalam bentuk uraian yang sistematis dengan menjelaskan
hubungan antara berbagai jenis data. Selanjutnya semua data diseleksi dan diolah,
ini sehingga menemukan jawaban yang tepat dalam menjawab persoalan yang ada.
Setelah semua data primer dan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan
(library research) serta data pendukung yang diperoleh dari hasil pengumpulan data,
maka dilakukan pemeriksaan dan evaluasi untuk mengetahui validitasnya, kemudian data
dikelompokkan atas data yang sejenis. Terhadap data yang sifatnya kualitatif ditafsirkan
secara yuridis, logis, sistematis dengan menggunakan metode analisis data kualitatif.
29
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Rosda, 2007), hal. 100
30
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1991), Hal. 103.
31
Muslan Abdurrahman, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Malang: UMM Press, 2009, Hal. 121.
32
Zainuddin Ali, Op. Cit., Hal. 107.
31
32
yang mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam berbagai peraturan perundang-
akan penulis hubungkan dengan permasalahan dalam penelitian ini untuk menghasilkan
konsep yang digunakan akan dihubungkan dengan pembahasan dan analisis ini
diteliti.
33
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, cetakan ketiga Jakarta, Sinar Grafika, 2011, hal. 105