Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhamad Nicholas Sachio

Kelas : 1B
NIM : 11231120000054
1. Demokrasi
Demokrasi adalah sebuah sistem pemerintahan yang melihat masyarakat atau warga
sebagaikenyataan yang beragam (plural) dari berbagai aspek kehidupan dan masing-masing
individudijamin kebebasannya untuk bersaing memperebutkan dukungan dari publik seluas-
luasnyauntuk mendapatkan mandat memimpin pemerintahan. Unsur utama dari demokrasi
yaitu pluralisme dan kebebasan. Ukuran dari demokrasisebuah negara biasanya dilihat dari
Pemiludan Hak Asasi Manusia yang menjunjung kebebasan.
2. Otoritarianisme
Otoritarianisme merupakan sistem pemerintahan yang ditandai oleh tuntutan kepatuhan
rakyatterhadap yang berkuasa sedemikian sehingga kebebasan dan perbedaan rakyat dan
kelompok-kelompok sosial dan elit dibatasi dalam kontestasi damai untuk jabatan-jabatan
publik, dandalam melaksanakan pemerintahan lebih bertumpu pada keputusan-keputusan elit
negaradengan aspirasi terbatas dari rakyat atau kelompok-kelompok masyarakat. Jadi, dalam
sistem pemerintahan ini kebebasan dan perbedaan tetap ada, namun lebih dibatasi
sehinggakekuasaan akan lebih stabil. Varian dari otoritarianisme terdiri dari Otoritarianisme
Personalyang bertumpu pada pucuk tunggal pemimpin negara dan Otoritarianisme Birokratik
yang bertumpu pada sekelompok elit negara dan birokrasi sipil ataupun militer.
3. Totalitarianisme
Totalitarianisme merupakan sistem politik yang berbasis pada dan implementasi
sebuahideologi yang mengatur seluruh aspek kehidupan negara dan warganya sedemikian
untukmencapai cita-cita bersama, dengan cara memobilisasi seluruh komponen negara dan
rakyatagar patuh sepenuhnya pada negara dan cita-cita tersebut. Hal ini dipandang dapat
dicapaidengan menghilangkan keragaman dalam masyarakat, apakah itu kelas, budaya,
keyakinan,terlebih kepentingan politik. Contoh dari rezim totalitarianisme yaitu Fasisme
Italia di eraMousollini, Nazisme di bawah Hitler, Komunisme Uni Soviet, dan kebanyakan
negarakomunis lainnya
Pemerintahan Jilid Pertama Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla meninggalkan banyak pekerjaan
rumah contohnya
1. Agenda refomasi hukum dan pemberantasan korupsi belum prioritas Jokowi pada
pemerintahan Jilid I. Grand desain pembenahan dua sektor tersebut juga belum
terlihat. Presiden masih terfokus pada sektor ekonomi yang sesungguhnya terhambat
karena persoalan hukum yang tidak pasti dan maraknya korupsi.
2. Pengisian jabatan masih menjalankan politik akomodasi. Pada awal pemerintahan
cukup baik karena bersinergi dengan lembaga lain untuk melihat rekam jejak kandidat
pejabat publik. Namun belakangan metode tersebut seolah ditinggalkan.
Yusuf Rifaldy, Tipe Rezim, 2019
3. Terdapat sejumlah peraturan yang bersinergi dengan pemberantasan korupsi seperti
Perpres Nomor 13 Tahun 2018 tentang pemilik manfaat (beneficial ownership) dan
PP 43 Tahun 2018 yang memberikan apresiasi kepada pelapor kasus korupsi dan
MLA dengan Swiss. Namum sejumlah pengaturan UU seperti RUU Perampasan Aset,
RUU Kerjasama Timbal Balik dan RUU Pembatasan Transaksi Tunai masih
menggantung.
Catatan kritis Pemerintahan Joko Widodo dan Maaruf Amin
1. Penduduk Miskin dan Pengangguran Meningkat
Meskipun ekonomi tumbuh tetapi penduduk miskin dan pengangguran juga ikut meningkat di
Tahun 2020 – 2021. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemisikinan dari
Maret 2020 – Maret 2021 mengalami peningkatan sebesar 1,12 Juta orang.
2. Pemberantasan Korupsi Memburuk
Korupsi masih terus terjadi hingga sampai tahun 2020 terdapat 1.298 terdakwa kasus korupsi
yang membuat kerugian negara mencapai 56,7 Triliun.
3. Penegakan Hukum
Pola penegakan hukum Indonesia menjadi perhatian 2 tahun terakhir ini, penegakan hukum
yang ada masih tebang pilih dan terkesan menunggu respon publik. Penegak hukum yang
belum terlepas dari pola suap yang menyita perhatian publik yaitu kasus jaksa pinangki yang
menerima suap dari buronan Joko Tjandra hingga melibatkan petinggi Mabes Polri.
4. Pendidikan Tidak Merata
Pengelolaan pendidikan Indonesia belum mengalami perubahan yang berarti, kebijakan
mengenai pendidikan online tidak efektif dan diskriminatif, masih banyak daerah belum
dapat mengakses internet.
Sehingga para pelajar di daerah pelosok mengalami kesulitan proses belajar mengajar. Selain
itu, kurikulum juga inkonsisten dan berubah-ubah hingga menimbulkan kegaduhan.
5. Demokrasi
Menurut laporan The Economist Intelligence Unit pada 3 Februari 2021, iklim demokrasi
Indonesia dalam 2 tahun terakhir ini mengalami penurunan IDI (Indeks Demokrasi
Indonesia). Pada 2019 IDI 6,48 dan pada 2020 6,3 terendah dalam 14 Tahun terakhir. Dua
dari lima indikator penilaian mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu pada kebebasan
berpendapat dan budaya politik sebesar 20%. Penurunan tersebut terlihat dari beberapa hal
pelanggaran demokrasi seperti penangkapan aktivis, pembubaran demonstrasi, tindakan
represif aparat, hingga pembungkaman masyarakat melalui peretasan media sosial.

Anda mungkin juga menyukai