Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fadillla Tri Afrilya

Nim : 2110262066
Prodi : D IV TLM 21A
Mata kuliah : Biologi Molekuler

1. ELEKTROFORESIS
Elektroforesis adalah suatu cara analisis kimiawi yang didasarkan pada
pergerakan molekul-molekul protein bermuatan di dalam medan listrik (titik isoelektrik).
Pergerakan molekul dalam medan listrik dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, besar muatan
dan sifat kimia dari molekul (TITRAWANI 1996).
Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan ukuran berat molekul dan muatan
listrik yang dikandung oleh makro-molekul tersebut. Bila arus listrik dialirkan pada suatu
medium penyangga yang telah berisi protein plasma maka komponen-komponen protein
tersebut akan mulai bermigrasi (RICARDSON dkk.1986).

Jenis Elektroforesis

Elektroforesis mencakup beberapa teknik analitik terkait. Contohnya meliputi:


 Elektroforesis afinitas
Elektroforesis afinitas adalah jenis elektroforesis di mana partikel
dipisahkan berdasarkan pembentukan kompleks atau interaksi biospesifik
 Elektroforesis kapiler
Elektroforesis kapiler adalah jenis elektroforesis yang digunakan untuk
memisahkan ion tergantung terutama pada jari-jari atom, muatan, dan viskositas.
Seperti namanya, teknik ini biasa dilakukan dalam tabung gelas. Ini menghasilkan
hasil yang cepat dan pemisahan resolusi tinggi.
 Elektroforesis gel
Elektroforesis gel adalah jenis elektroforesis yang banyak digunakan di
mana molekul dipisahkan oleh gerakan melalui gel berpori di bawah pengaruh
medan listrik. Dua bahan gel utama adalah agarosa dan poliakrilamida.
Elektroforesis gel digunakan untuk memisahkan asam nukleat (DNA dan RNA),
fragmen asam nukleat, dan protein.

 Immunoelectrophoresis
Immunoelectrophoresis adalah nama umum yang diberikan untuk berbagai
teknik elektroforesis yang digunakan untuk mengkarakterisasi dan memisahkan
protein berdasarkan reaksinya terhadap antibodi.
 Pemfokusan isoelektrik
Pemfokusan isoelektrik (IEF atau pemfokusan elektro) adalah bentuk
elektroforesis yang memisahkan molekul berdasarkan titik isoelektrik yang
berbeda. IEF paling sering dilakukan pada protein karena muatan listriknya
bergantung pada pH.

2. PCR ( Real Time Polymerase Chain Reaction )


Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan teknik amplifikasi DNA dengan
target gen tertentu. PCR adalah suatu proses enzimatik yang dilakukan secara in vitro
untuk mengamplifikasi atau memperbanyak DNA dan setiap jumlah nukleotida yang
diamplifikasi menjadi dua kali lipat dengan pengulangan 25-30 siklus. PCR merupakan
teknik yang sering digunakan dalam laboratorium biologi molekuler untuk identifikasi
penyakit genetik, infeksi virus, untuk mendiagnosis suatu penyakit, identifikasi dibidang
forensik, aplikasi pada Biodiversitas, dan deteksi mutasi gen pada sel ataupun jaringan
dengan mengukur ekspresi gen secara kuantitatif.
Siklus pada proses PCR meliputi proses
awal denaturasi yaitu pemisahan untai ganda DNA, annealing yaitu pengenalan primer
pada DNA target yang akan diamplifikasi dan elongasi atau pemanjangan untai DNA
target. Komponen yang terdapat pada PCR yaitu DNA cetakan, primer oligonukleotida,
DNA polimerase, dan beberapa komponen pendukung lainnya seperi buffer untuk PCR.
Hasil dari produk PCR dapat diidentifikasi menggunakan elektroforesis gel untuk
mengetahui ukuran DNA. Teknik PCR banyak digunakan untuk mendeteksi penyakit
yang disebabkan oleh virus yang menyerang manusia maupun hewan dalam penelitian
biologi molekuler.

Langkah kerja PCR


Denaturasi / denaturasi (96 ° C): Selama proses denaturasi, panas mempengaruhi
untai DNA untuk memisahkan menjadi DNA untai tunggal.

Anil (55-65 ° C): Selama tahap ligasi ini, suhu anil primer akan menempel dan mengikat
daerah pelengkap dalam urutan DNA untai tunggal. Perpanjangan / Perpanjangan (72 °
C): Pada suhu ini, polimerase Taq meluas untuk membentuk untaian DNA baru.
Kunci dalam reaksi PCR membutuhkan polimerase Taq, primer, DNA cetakan dan
nukleotida (komponen DNA). Seluruh bahan dicampur dalam tabung reaksi bersama
dengan kofaktor yang dibutuhkan oleh enzim, dan mengalami siklus pemanasan dan
pendinginan berulang untuk memungkinkan amplifikasi DNA.

Langkah kerja PCR dibagi menjadi tiga tahap berikut:


1) Denaturation / denaturasi (96°C): Pada proses denaturasi, panas mempengaruhi
strand DNA akan terpisah menjadi DNA beruntai tunggal (single-stranded).
2) Annealing / penempelan (55-65°C): Pada tahap penempelan ini, suhu annealing
primer akan menempel dan berikatan pada daerah komplementer pada sekuen
single-stranded DNA.

3. Sintesis Protein
Sintesis protein adalah proses pembentukan asam amino berdasarkan kode
genetik yang terdapat pada DNA, yaitu berupa urutan basa nitrogen. Makna sintesis
protein sendiri adalah proses dimana sel-sel individual disusun membentuk protein.
Istilah ini dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari kita saat menjalankan
kelangsungan hidup yakni pada saat makan. Makanan yang telah dimakan tentunya akan
dicerna oleh sistem pencernaan yang akan diolah menjadi energi didalam tubuh manusia.
Pada saat proses pencernaan itulah terdapat istilah sintesis protein. Sintesis Protein
sendiri memiliki tujuan yaitu untuk menghasilkan berbagai macam produk protein seperti
enzim-enzim pencernaan, hormone, dll.

Tahapan Sintesis Protein dan Prosesnya


Tahapan sintesis protein terbagi menjadi dua bagian yaitu transkripsi dan
translasi. Secara umum, sintesis protein berawal dari DNA, lalu pembentukan RNA,
kemudian penyusunan protein (DNA > RNA > Protein). Proses perubahan molekul ini
juga dengan central dogma.
Tahap 1 – Transkripsi
Proses sintesis protein di tahap awal ini merupakan proses dimana terjadi
penyalinan sebagian molekul DNA. Penyalinan ini dilakukan karena lokasi DNA ada di
nukleus, sementara proses pembentukan protein yaitu di ribosom yang terletak pada
sitoplasma.
Dikarenakan DNA tidak mampu bergerak sendiri ke ribosom, maka DNA butuh
penggerak yaitu RNA polimerase (mRNA) untuk mendatangi DNA, menyalin kode
genetik atau membuat cetakan, lalu memindahkan salinan DNA tersebut ke ribosom.
Maka dalam hal ini, mRNA disebut sebagai pembawa pesan.

Dalam proses transkripsi juga terbagi menjadi 3 tahapan sebagai berikut:


1. Inisiasi
RNA polimerase memecah sebagai molekul DNA yang berisi segmen-segmen
berupa gen. Dalam gen, terdapat bagian ujung yang disebut promoter dan
terminator. RNA polimerase akan bergerak dari bagian terminator ke
promoter untuk memecah DNA. Jika RNA polimerase telah berhasil di bagian
promoter maka proses inisiasi ini selesai.
2. Elongasi
Proses ini yaitu saat RNA polimerase kembali ke terminator setelah
mencapai promoter, sehingga terbentuklah mRNA yang akan menyalin kode
genetik pada DNA.
3. Terminasi
Proses terakhir transkripsi yaitu ketika untaian mRNA telah selesai
terbentuk dan lepas dari DNA untuk pergi ke ribosom.

Tahap 2 – Translasi
Ketika mRNA yang membawa salinan DNA berhasil membawanya ke ribosom,
terjadilah proses translasi yaitu proses penerjemahan atau penguraian kode-kode genetik
hasil salinan DNA yang sudah dibawa mRNA sebelumnya. Kode genetik ini yang akan
menghasilkan polipeptida sebagai penyusun protein.

Translasi juga terbagi ke dalam 3 tahap, berikut diantaranya:


1. Inisiasi
Pada tahap ini mRNA datang membawa kodon-kodon DNA sampai ke ribosom.
Kodon pertama yang bertemu ribosom disebut kodon start atau AUG.
2. Elongasi
Kodon yang dibawa mRNA akan diuraikan atau diterjemahkan menjadi asam
amino kemudian masing-masing digabung dengan tRNA yang membawa asam amino
untuk menyusun protein. Sehingga gabungan tersebut akan membentuk rantai
polipeptida.
3. Terminasi
Proses translasi terakhir yaitu saat salah satu kodon stop antara UAA, UAG, atau
UGA bertemu dengan ribosom yang kemudian menjadi kodon stop atau AUU.

TUGAS VIDEO :
1. Elektroforesis : https://www.youtube.com/watch?v=fTbQ8xG-5SI
2. PCR : https://www.youtube.com/watch?v=6rgM8_TwGxY
3. Sintesis Protein : https://www.youtube.com/watch?v=b1lrwukQyg4

Anda mungkin juga menyukai