i
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kekerasan seksual telah menjadi salah satu isu global yang sangat penting
untuk dikaji. Berbagai penelitian mengenai kekerasan seksual telah dilakukan
dengan menggunakan berbagai pendekatan baik itu psikologi, hukum, sosiologi,
agama, dan beberapa pendekatan lainnya dengan tujuan sebagai bentuk
pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual (Kruse & Skilbrei, 2024;
Okafor dkk., 2024; Lakshminarayanan & Košir, 2024). Namun, beberapa
penelitian sebelumnya ternyata menunjukkan bahwa angka kasus kekerasan
seksual terus mengalami peningkatan baik di tingkat nasional maupun di tingkat
global sehingga harus segera dilakukan pencegahan dan penanganan yang tepat
(Borundmania dkk., 2023; Cullen dkk., 2024; Yudoyono dkk., 2024). Hal tersebut
juga dibuktikan dari data laporan kasus kekerasan seksual setiap tahunnya masih
banyak diterima dan semakin bervariatif (White dkk., 2024).
Pelaku kekerasan seksual pada umumnya melakukan berbagai cara untuk
melakukan kekerasan seksual, salah-satunya adalah cyber grooming yaitu
membangun hubungan dekat dengan korban untuk mendapatkan kepercayaan
dengan niat seksual sehingga sering dihiraukan dan tidak disadari oleh korban
(Alonso-Ruido dkk., 2024). Tindakan cyber grooming cenderug menargetkan
perempuan dan anak-anak karena dianggap sebagai kelompok yang lemah dan
sangat berpotensi menjadi korban (Broome dkk., 2024; Hardianti dkk., 2023).
Pada konteks cyber grooming, pelaku menggunakan berbagai jenis teknik
manipulasi yang bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan dan kendali pelaku
terhadap korban serta meningkatkan ketergantungan korban terhadap pelaku
seperti memberikan perhatian dan pujian agar korban merasa istimewa sehingga
pelaku dapat mengeksploitasi dan melecehkan korban. (Wirogioto, 2023; Dilla
dkk., 2023). Cyber grooming ini dilakukan melalui media online dengan modus
merayu korban melalui chat, telepon ataupun video call. Pelaku melakukan
tindakan yang dengan sengaja dengan tujuan berteman dan membangun hubungan
emosional dengan anak, dalam rangka untuk mengurangi hambatan melakukan
aktivitas seksual dengan anak, atau eksploitasi (Alonso-Ruido dkk., 2024;
Wirogioto, 2023)
Berbagai penelitian sebelumnya mengenai cyber grooming cenderung fokus
pada dampak yang ditimbulkan serta bagaimana pelaku dapat membangun
hubungan emosional dengan korban yang ditinjau dengan menggunakan
pendekatan psikologi, sosiologi, dan bimbingan konseling (Alonso-Ruido dkk.,
2024; Borj dkk., 2023; Anggraeny dkk., 2023). Penelitian lainnya fokus pada
motif pelaku melakukan tindakan cyber grooming (Nuryah & Warsono, 2023;
Wirogioto, 2023). Berdasarkan beberapa penelitian tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian yang fokus mengkaji bentuk tuturan baik itu dalam
bentuk lisan dan tulisan yang digunakan oleh pelaku cyber grooming dalam
membangun hubungan emosional dan melakukan pendekatan kepada target
2
dampak negatifnya terhadap korban dapat bersifat jangka panjang. Selain merasa
dilanggar dan dikhianati, seorang anak yang telah dididik mungkin merasa
bertanggung jawab atau pantas menerima pelecehan, sehingga menyebabkan sikap
menyalahkan diri sendiri dan rendah diri. Maka dari itu, penting untuk tidak hanya
meningkatkan kesadaran tentang bahaya cyber grooming dan praktik teknologi
internet yang aman, namun juga undang-undang internasional yang
mengkriminalisasi semua jenis grooming anak.
Tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau tempat tinggal, setiap anak yang
aktif di dunia digital dapat menjadi korban cyber grooming. Namun demikian, ada
faktor risiko tertentu yang dapat mendorong terjadinya perilaku tersebut. Hal ini
terutama terjadi ketika orang-orang yang bersangkutan masih sangat muda. Maka
dari itu, anak di bawah umur 13 tahun ke bawah adalah kelompok yang paling
berisiko, karena mereka sering kali belum memiliki cukup pengalaman hidup
untuk mengenali potensi risiko di Internet. Selain itu, anak-anak dan remaja yang
pernah mengalami perundungan (siber) juga mempunyai risiko lebih besar, karena
mereka sering mencari konfirmasi dan pengakuan dari luar, sehingga rentan
terhadap upaya manipulasi yang dilakukan pelaku (Baloyi, 2023; Alonso-Ruido
dkk., 2024).
Harga diri yang rendah juga dapat membuat anak lebih mudah terpengaruh.
Mereka merasa dipahami untuk pertama kalinya dan mereka merasa tersanjung
karena ada orang lain yang tertarik pada mereka. Hal ini dapat menyebabkan
anak-anak menerima permintaan atau percakapan yang tidak pantas dengan
pelaku, karena menurut mereka hal tersebut akan membantu mereka membangun
hubungan khusus atau mengimbangi rasa tidak aman mereka. Durasi obrolan
harian juga dapat menjadi indikator peningkatan risiko menjadi korban cyber
grooming. Anak-anak yang menghabiskan banyak waktu online dan mencari
interaksi sosial mungkin lebih mungkin mengalami kontak yang berpotensi
membahayakan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan wali untuk waspada
dan mendidik anak-anak mereka tentang risiko penggunaan internet untuk
melindungi mereka dari cyber grooming (Baloyi, 2023; Alonso-Ruido dkk., 2024;
Borj dkk., 2023).
2.3 Kajian Pragmatik
Pragmatik didefinisikan sebagai sesuatu yang mengacu pada hubungan
pembicara atau pengguna bahasa. Pragmatik mengkaji atau mempelajari bahasa
yang digunakan oleh pembicara atau lawan bicaranya. Sederhananya, pragmatik
adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari dan menyelidiki ujaran-ujaran yang
dibuat oleh penutur dan mitra tutur yang dipengaruhi oleh sebuah konteks. Hal
tersebut dipengaruhi oleh konteks pembicaraan agar tidak terjadi salah tafsir
dalam memaknainya (Koreger, 2023; Warner, 2023).
Oswald (2023) juga menjelaskan bahwa pragmatik merupakan ilmu
kebahasaan yang erat kaitannya dengan konteks. Dengan kata lain, pragmatik
adalah suatu ilmu bahasa yang mempelajari dan mengkaji suatu tuturan antara
6
DAFTAR PUSTAKA
Alonso-Ruido, P., Estévez, I., Regueiro, B., & Varela-Portela, C. 2024. Victims of
Child Grooming: An Evaluation in University Students. Societies. 14(1), 7.
Anggraeny, K. D., Ramadhan, D. N., Sugiharto, G., Khakim, M., & Ali, M. 2023.
Cyber Child Grooming on Social Media: Understanding the Factors and
Finding the Modus Operandi. International Journal of Law and Politics
Studies. 5(1), 180-188
Baloyi, P. 2023. Cyber Grooming Another form of child abuse. Servamus
Community-based Safety and Security Magazine. 116(10), 64-65.
Borj, P. R., Raja, K., & Bours, P. 2023. Online grooming detection: A
comprehensive survey of child exploitation in chat logs. Knowledge-Based
Systems. 259, 110039.
Broome, L. J., Izura, C., & Davies, J. 2024. An investigation of the linguistic and
deceptive characteristics of online grooming types. Journal of Sexual
Aggression. 1-18.
Chiu, J., & Quayle, E. 2022. Understanding online grooming: An interpretative
phenomenological analysis of adolescents' offline meetings with adult
perpetrators. Child Abuse & Neglect. 128, 105600.
Cullen, P., Peden, A. E., Francis, K. L., Cini, K. I., Azzopardi, P., Möller, H., ... &
Ivers, R. Q. 2024. Interpersonal violence and gender inequality in
adolescents: a systematic analysis of Global Burden of Disease data from
1990 to 2019. Journal of Adolescent Health. 74(2), 232-245.
Dilla, N. R., & Ufran, U. 2023. Efektivitas Penanggulangan Tindak Pidana Child
Grooming di Indonesia. Indonesia Berdaya. 4(1), 383-388.
Gardner, B., & Lally, P. 2023. Habit and habitual behaviour. Health psychology
review. 17(3), 490-496.
Hardianti, F., Kumorotomo, W., & Setianto, W. A. 2023. Sosialisasi Child
Grooming: Cyber Crime yang Mengintai Anak-Anak di Era Digital. Jurnal
Pengabdian Literasi Digital Indonesia. 2(2), 85-96.
Johnstone, B., & Andrus, J. 2024. Discourse analysis. John Wiley & Sons.
Kaylor, L. E., Winters, G. M., Jeglic, E. L., & Cilli, J. 2023. An analysis of child
sexual grooming legislation in the United States. Psychology, Crime &
Law. 29(9), 982-1000.
Kruse, A. E., & Skilbrei, M. L. 2024. The monster and the self: Taking on the
monstrosity of sexual violations. Punishment & Society.
14624745231221933.
Lakshminarayanan, R., & Košir, S. 2024. Gender Violence and Sexual
Harassment Against Women Within Academic Spaces: Challenges and
Constraints. Violence and Gender.
Nuryah, A. S., & Warsono, W. 2023. Child Grooming pada Media Sosial Sebagai
Modus Baru Pelecehan Seksual Anak di Desa Kedungpeluk. Jurnal
Pendidikan Tambusai. 7(2), 13096-13104.
10
Okafor Samuel, O., Ekwealor Nwakaego, E., Ogechi, N., Anekeje Ijeoma, U.,
Ikem Ogechi, A., & Egbe Adaobi, C. 2024. Sexual Harassment Myths and
Victims' Blame Game among the Students of Institutions of Higher
Learning: Implication to Gender-based sexual Violence and Community
Sustainable Development in Southeast Nigeria. Journal of International
Students. 14(1).
Oswald, S. 2023. Pragmatics for argumentation. Journal of Pragmatics. 203, 144-
156.
Preiser, R., García, M. M., Hill, L., & Klein, L. 2021. Qualitative content analysis.
In The Routledge handbook of research methods for social-ecological
systems. (pp. 270-281). Routledge
Rachmaria, L., & Susanto, A. 2024. Potensi Kekerasan Gender Berbasis Online
pada Penyalahgunaan Teknologi Kecerdasan Buatan bagi Perempuan di
Media. Jurnal Netnografi Komunikasi. 2(2), 51-63.
Siswoyo, A. O., & Siswadi, A. G. P. 2024. Social Media as a Digital Space for
Online Gender-Based Violence (GBV). Journal of Feminism and Gender
Studies. 4(1), 96-105.
Smith, E., Short, E., Rai, R., Rajput, P., & Wilson, A. 2023. It Is Not Your Fault,
Tell Someone: Case Studies of Young Women’s Experiences of Online
Grooming in England. Journal of Victimology and Victim Justice. 6(1), 7-24
Uslaner, E. M. 2015. Measuring generalized trust: In defense of the
‘standard’question. Handbook of research methods on trust. 97-106.
Warner, C. 2023. Literary pragmatics and stylistics. In The Routledge handbook
of stylistics (pp. 385-403). Routledge.
White, S. J., Sin, J., Sweeney, A., Salisbury, T., Wahlich, C., Montesinos
Guevara, C. M., ... & Mantovani, N. 2024. Global prevalence and mental
health outcomes of intimate partner violence among women: A systematic
review and meta-analysis. Trauma, Violence, & Abuse. 25(1), 494-511.
Wirogioto, A. J. 2023. Criminal Responsibility of Child Cyber Grooming
Perpetrators as a Form of Child Sexual Abuse on Social
Media. International Journal of Social Service and Research. 3(5), 1137-
1141.
11
laporan akhir
penelitian serta
menyusun
artikel ilmiah
3. Membuat dan
menjalankan
akun sosial
media penelitian
3 Pretty Pendidikan Bahasa 8 Anggota II
Jeanette Bahasa Jam/Minggu 1. Mengelola
Richelle Jerman dan mengatur
Balalimbong/ keuangan
23050450102 2. Mengurus
2 izin penelitian
bersama ketua
tim.
3.
Mengumpulkan
data penelitian.
4. Submitting
artikel ilmiah ke
Jurnal nasional
4. Aulia Hukum Hukum 8 Anggota III
Raihanah Bisnis Jam/Minggu 1. Membantu
Salwa merancang
Ardani/21061 konsep
1502027 penelitian
2. Membantu
mempersiapkan
bahan dan alat
penelitian
3. Melakukan
wawancara
terhadap
responden
4.
Mengumpulkan
dan
menganalisis
data penelitian
serta membuat
laporan akhir
24
5. Membuat dan
mengelola akun
sosial media
penelitian.
5. Muhammad Pendidikan Bahasa 8 Anggota IV
David Bahasa Jam/Minggu 1. Mengelola
Khatami/2105 Jerman dan mengatur
04502002 keuangan
2. Membantu
mempersiapkan
bahan dan alat
penelitian
3. Melakukan
wawancara
terhadap
responden
4.
Mengumpulkan
dan
menganalisis
data serta
menyusun
laporan
penelitian.
25