Tugas Kelompok Pertemuan Ke 12 - Kelas 3C
Tugas Kelompok Pertemuan Ke 12 - Kelas 3C
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah politik luar negeri indonesia
Dosen Pengampu : Laeli Nur Khanifah, M.I.P
Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dan semoga senantiasa sholawat
dan salam kami panjatkan kepada Tuhan Yang Mulia Nabi Muhammad SAW. Di antara
sekian banyak nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita semua dan keutamaan Rasulullah
SAW yang salah satunya membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang yaitu
agama Islam yang suci dan mulia, mampu kita lengkapi. ini. kertas dengan baik dan
akurat.waktu.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memenuhi salah satu dosen mata kuliah
kebijakan luar negeri Indonesia, Ms. Laeli Nur Khanifah, M.I.P. Selama penyusunan makalah
ini kami menemui beberapa kendala, namun berkat dukungan berbagai pihak akhirnya kami
dapat menyelesaikannya tepat waktu.
Apapun yang salah hanya berasal dari manusia dan apapun yang benar hanya berasal
dari Allah SWT. Tentu saja artikel ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun dari dosen dan teman-teman sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan artikel ini. Kami berharap artikel ini dapat bermanfaat terutama bagi kami
dan para pembaca.
Serang, 15 September 2023
Penulis
DAFTAR ISI
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana konsep One Belt One Road (OBOR)
China memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia?
2. Apa dampak kerjasama infrastruktur antara Indonesia dan China dalam proyek-
proyek OBOR terhadappertumbuhan ekonomi Indonesia?
II KERANGKA TEORI
3. Literatur Review
3.1.1. Teori
Seluruh negara di dunia saat ini saling terhubung dan bergantung pada sistem keamanan
global (Danieldi, 2019). Ketika pembuat kebijakan merumuskan kebijakan luar negeri, mereka
harus memastikan bahwa kebijakan tersebut sesuai dengan kepentingan nasional mereka dan
berupaya mencapai serta melindungi cita-cita tersebut. Kepentingan nasional Tiongkok dapat
dikelompokkan menjadi beberapa aspek, antara lain politik, keamanan, ekonomi, dan budaya
(Haikal, 2019).
Istilah "Sabuk" dalam konteks OBOR mengacu pada rangkaian infrastruktur darat
seperti jalan raya, jaringan pipa dan jalur kereta api yang menghubungkan Asia Tengah ke
Eropa. Pada saat yang sama, istilah "jalan raya" mengacu pada berbagai pelabuhan dan jalur
perdagangan maritim yang menghubungkan Laut Cina dan Samudera Hindia ke Timur Tengah,
pantai timur Afrika, dan Eropa (Shatz, 2016).
III. PEMBAHASAN
Pada saat sektor infrastruktur Indonesia, termasuk transportasi umum, masih tertinggal,
pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo memusatkan upaya untuk mengejar
program pembangunan nasional yang ambisius. Fokus utama program ini adalah peningkatan
koneksi jalan raya, pengembangan pelabuhan dan bandara, serta produksi listrik yang
memadai. Namun untuk melaksanakan upaya tersebut, pemerintah Indonesia harus
mengalokasikan dana yang sangat besar, yang sulit dibiayai seluruhnya dari APBN (Bayne
dan Woolcock, 2017). Terkait hal tersebut, Indonesia sedang mencari solusi bantuan pinjaman
luar negeri. Pada akhir September 2015, pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa
Tiongkok telah memenangkan tender untuk membangun jalur kereta api berkecepatan tinggi
pertama di Indonesia, yang akan menghubungkan Jakarta dan Bandung dengan kecepatan
tinggi. Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengurangi waktu perjalanan antara dua kota yang
sangat dinamis ini, dimana mobilitas penduduknya meningkat dari tahun ke tahun. Kerja sama
Indonesia-Tiongkok dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sejalan dengan inisiatif
OBOR Tiongkok yang memiliki tujuan ekonomi dan geostrategis yang berbeda. Selain
meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, proyek ini juga dapat
meningkatkan daya saing dunia usaha baik di dalam negeri maupun internasional.
Namun demikian, Indonesia harus mengelola kerjasama ini dengan cermat dan
memperhatikan kepentingan nasionalnya. Dalam konteks kerjasama dengan Tiongkok, penting
untuk memastikan bahwa keuntungan ekonomi yang diharapkan tidak mengorbankan
kedaulatan atau kepentingan jangka panjang Indonesia. Keselarasan antara pertumbuhan
ekonomi dan perlindungan kepentingan nasional adalah tantangan yang harus dihadapi dalam
implementasi proyek-proyek seperti ini. Dalam konteks diplomasi ekonomi, proyek
OBOR/BRI di Indonesia adalah salah satu contoh bagaimana China menerapkan Diplomasi
Segitiga dalam mengatasi tantangan geopolitik dan geoekonomi yang kompleks.
Hal ini dilandaskan pada opini yang sama dan menggunakan strategi yang sama seperti
diplomasi yang biasanya. Tetapi, ada beberapa faktor yang memisahkan diplomasi ekonomi
dan menjadikannya sebagai bidang ilmu tersendiri. Diantaranya ciri penting kebijaksanaan
ekonomi merupakan kepekaan dan kemampuannya merespons peralihan dan rangkaian pasar.
Maka dari itu, diplomasi ekonomi bisa batal dalam beberapa kasus ketika pasar menegosiasikan
alternatif lain yang makin memikat, terlebih lagi pendekatan ini merupakan diplomasi yang
berinteraksi langsung lewat intensitas volume pasar lain. Sementara itu, diplomasi ekonomi
dibedakan dengan kerangka diplomasi lainnya berdasarkan pentingnya tugas swasta dalam
proses negosiasi dan pengambilan kebijakan.
PENUTUP
3.1.4. Kesimpulan
3.1.5. Saran
Kami yakin proyek BRI dapat dimanfaatkan sebaik mungkin guna membantu kemajuan
ekonomi Indonesia. Seharusnya BRI sebagai kekuatan pendorong Indonesia buat
meningkatkan perdagangan bersama Tiongkok.
DAFTAR PUSTAKA
Delanova, M. O. (2019). Analisis Kebijakan Diplomasi Ekonomi Indonesia Terhadap Pasar Non
Tradisional: Tantangan dan Peluang. Jurnal Ilmu Hubungan Internasional, 4(2), 382–402.
Fuddin, A. H. (2016). Pengaruh Perkembangan Geopolitik dan Geostrategi Tiongkok. In Jurnal
Kajian Lemhannas RI | Edisi (Vol. 25).
Kusuma, M., & Atmadja. (1994). Politik Luar Negeri Indonesia: Suatu Evaluasi. 156–172.
Kusumawardhana, I. (2023). DIPLOMASI TRIANGULAR CHINA TERHADAP INDONESIA
DALAM MENGANTISIPASI DILEMA MALAKA MELALUI BELT ROAD INITIATIVE.
TheJournalish: Social and Government, 4(2), 173–189. https://doi.org/10.55314/tsg.v4i2.485
Wijaya, H. (2020). AKTUALISASI KEBIJAKAN CHINA ONE BELT AND ONE ROAD DI
INDONESIA MELALUI PEMBANGUNAN KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG.
Jurnal Dinamika Global, 5(1).