Anda di halaman 1dari 22

B uku Pr o g r a m Bi n a Di r i

Merapihkan
Kotak Bekal
Untuk Anak dengan Hambatan Intelektual

Harmelia Jasmin
Program Bina Diri
Merapihkan Kotak Bekal
Mata Kuliah Bina Diri Bagi Anak dengan Hambatan Intelektual

Dosen Pengampu
Drs. Bahrudin, M.Pd.

Disusun oleh :
Harmelia Jasmin
NIM 1102622017

Program Studi Pendidikan Khusus


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
2023
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu


Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena berkat
rahmat, kehadirat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan buku ini. Buku ini disusun dalam rangka pemenuhan
nilai tugas akhir dari Mata Kuliah Bina Diri Bagi Anak dengan
Hambatan Intelektual semester 119 yang diampu oleh Bapak Drs.
Bahrudin, M.Pd. Buku ini penulis susun dengan sebaik mungkin dan
dengan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang terlibat dalam proses pembuatannya. Terima kasih juga
diucapka. Kepda Bapak Drs. Bahrudin, M.Pd selaku dosen pengampu
atas kesempatan yang diberikan, serta penanggung jawab mata kuliah
Degisca Alifia atas segala informasi dan arahannya. Mohon maaf
diucapakan apabila terdapat kesalahan penulisan kata maupun kalimat
serta bahasa yang kurang tepat dan/atau tidak jelas, karena penulis

Dari kami untuk kemanusiaan!


sendiri masih dalam tahap mengeksplorasi dan belajar. Maka dari itu,
dengan terbuka penulis menerima segala kritikan serta saran yang
memotivasi penulis untuk terus memperbaiki diri agar dapat terus
berkembang menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berharap karya ini
akan bermanfaat bagi yang membutuhkan serta dapat berdampak
bagi dunia Pendidikan Khusus. Sekin yang dapat penulis sampaikan.
Terima Kasih.

Jakarta, 9 Desember 2023

Penulis

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal i


Daftar Isi.
Pendahuluan 2

Apa itu Bina Diri? 3

Landasan Teori 4

Program Bina Diri 6

Hasil Pengamatan 9

Program Bina Diri 9

Pelaksanaan Program 11

Kegiatan Pendahuluan :
11
Merapihkan Kotak Bekal

Kegiatan Inti : Merapihkan Kotak


12
Bekal

Hal yang perlu diperhatikan 14

Daftar Pustaka 15

Lampiran 16

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal ii


Chapter 1 :
Pendahuluan,
Landasan Teori &
Dari kami untuk kemanusiaan!
Perencanaan Program

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 01


Chapter 1 : Pendahuluan

Apa itu Anak dengan Hambatan


Intelektual?
Hambatan Intelektual (Tunagrahita) menurut AAIDD melalui
Schalock et al., 2010 (Kauffman & Hallahan, 2011: 176) ditandai dengan
keterbatasan yang signifikan baik dalam fungsi intelektual dan perilaku
adaptif seperti yang diungkapkan dalam keterampilan adaptif
konseptual, sosial, dan praktis. Anak dengan hambatan intelektual
merupakan salah satu jenis anak berkebutuhan khusus yang banyak
terdapat di masyarakat, Keberadaan anak dengan hambatam
intelektual di tengah-tengah masyarakat sering menjadi perdebatan di
kalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan Anak dengan hambatan
intelektual memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan anak
berkebutuhan khusus lainnya. Namun sebenarnya ciri-ciri tersebut
sangatlah jauh berbeda jika telah memahami konsep tentang anak
dengan hambatan intelektual. Anak dengan hambatan intelektual
memiliki intelegensi atau IQ dibawah rata-rata, yang berpengaruh
dalam kemampuan belajar dan penyesuaian sosialnya atau perilaku
adaptif.
Menurut The American
Psychological Association
(APA) anak dengan hambatan
intelektual atau tunagrahita
dapat diklasifikasikan menjadi
4 (empat) yaitu mild (ringan),
moderate (sedang), severe
profound (sangat
(berat) dan profound (sangat berat). Terdapat juga klasifikasi lainnya
berat).; Limited, membutuhkan support waktu tertentu, Intermittant,
yakni
hanya membutuhkan support sesaat, terjadi pada masa transisional,
Extensive, membutuhkan bantuan lebih dari transisi, setiap hari tetapi
masih mampu mandiri pada hal-hal tertentu, Pervasive, membutuhkan
bantuan setiap saat 24 jam/hari.

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 02


Apa itu Bina Diri?
Menurut Hayati (2003) kemampuan merawat diri adalah kecakapan
atau keterampilan diri untuk mengurus atau menolong diri sendiri
dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak tergantung pada orang
lain. Pengertian bina diri atau kemampuan merawat diri menurut Sri
Sarasih (1989) mengemukaan bina diri memiliki berbagai istilah yaitu
mengurus diri sendiri, bantu diri, keterampilan hidup sehari-hari,
kegiatan sehari-hari, self-care, self-help, self-realization, activity of
daily living. Istilah-istilah tersebut memiliki pengertian yang sama yaitu
dalam usaha memberikan pendidikan bai anak tunagrahita agar dapat
mandiri terutama dalam kehidupanya sehingga mampu beradapatsi
dengan lingkungan.Anak berkebutuhan khusus biasanya kurang
mampu dalam melakukan perawatan dirinya karena adanya
ketidakmampuan dalam berinteraksi, komunikasi, dan perilaku.

Bagi anak tunagrahita tujuan latihan membina diri adalah agar anak
dapat melakukan sendiri kebutuhannya sehari-hari, menumbuhkan
rasa percaya diri dan meminimalkan bantuan yang diberikan, memiliki
kebiasaan tertib dan teratur, dapat menjaga kebersihan dan kesehatan
badan, mampu beradaptasi dengan lingkungannya pada kondisi atau
situasi tertentu, serta mampu menjaga diri dan menghindar dari hal-hal
yang membahayakan. Seseorang dikatakan berfungsi dengan baik bila
dapat menyesuaikan diri dengan pemenuhan atau tuntutan kehidupan
sehari-hari, misalnya dapat mengurus diri sendiri mulai dari mandi,
berpakaian, makan, minum, bepergian, berbelanja, mengerjakan
beberapa kegiatan rumah tangga, bahkan berhubungan dengan orang
lain. Tentu saja hal ini harus memperhatikan kebutuhan dan
kemampuan orang tersebut atau khususnya anak dengan tunagrahita
(Gunarsa, 2004).

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 03


Chapter 1 : Landasan Teori

Intervensi Activities of Daily Living (ADL)


untuk meningkatkan kemandirian
Anak dengan Hambatan Intelektual
Intervensi ADL (Activities of Daily Living) merujuk pada tindakan
atau upaya yang dilakukan untuk membantu individu dalam
menjalankan kegiatan sehari-hari mereka dengan lebih mandiri. ADL
mencakup serangkaian aktivitas yang umumnya diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari seseorang. Aktivitas-aktivitas
ini melibatkan berbagai aspek kehidupan, seperti perawatan pribadi,
persiapan makanan, kebersihan diri, berpakaian, dan aktivitas
sejenisnya. Intervensi ADL dapat diterapkan pada berbagai kelompok,
termasuk anak-anak atau orang dewasa dengan hambatan fisik,
kognitif, atau perkembangan. Tujuan utama intervensi ADL adalah
meningkatkan kemandirian individu dalam menjalankan aktivitas
sehari-hari mereka.
Intervensi untuk meningkatkan kemandirian anak dengan hambatan
intelektual, terutama terkait dengan Activities of Daily Living (ADL),
dapat melibatkan berbagai pendekatan dan strategi. ADL mencakup
aktivitas sehari-hari yang diperlukan untuk menjalani kehidupan
sehari-hari. Berikut beberapa intervensi yang dapat membantu
meningkatkan kemandirian anak dengan hambatan intelektual dalam
ADL:
Pemahaman Kebutuhan Individu. Identifikasi kebutuhan dan
kemampuan khusus anak. Setiap anak dengan hambatan
intelektual memiliki tingkat kemandirian yang berbeda.
Modifikasi Lingkungan. Sesuaikan lingkungan rumah atau sekolah
untuk mendukung kemandirian anak. Pastikan bahwa perabotan
dan fasilitas umum dapat diakses dengan mudah.

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 04


Penggunaan Visual Aids. Gunakan bantuan visual seperti gambar
atau diagram untuk membantu anak memahami langkah-langkah
dalam melakukan ADL, seperti mandi, berpakaian, dan makan.
Pembelajaran Berulang. Lakukan latihan berulang untuk membantu
anak memperoleh keterampilan ADL. Pengulangan dapat
memperkuat pola perilaku dan meningkatkan kepercayaan diri.
Pendidikan Keterampilan Sosial. Anak mungkin membutuhkan
bantuan dalam mengembangkan keterampilan sosial yang
diperlukan untuk berinteraksi dengan orang lain selama
menjalankan ADL.
Penerapan Jadwal Rutin. Jadwal rutin harian dapat memberikan
struktur dan membantu anak mengantisipasi aktivitas yang akan
dilakukan, sehingga mereka dapat mempersiapkan diri secara
mental.
Peningkatan Kemandirian Diri. Dorong anak untuk melakukan
tugas-tugas yang sesuai dengan tingkat kemandirian mereka,
bahkan jika itu hanya melibatkan langkah-langkah kecil. Berikan
penguatan positif untuk setiap kemajuan yang dicapai.
Penggunaan Teknologi Assistif. Gunakan teknologi assistif seperti
aplikasi atau perangkat yang dirancang khusus untuk membantu
anak dalam menjalankan tugas ADL.
Kolaborasi Tim. Melibatkan tim yang terdiri dari orang tua, guru,
terapis, dan ahli lainnya untuk merancang dan mendukung program
intervensi yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Evaluasi dan Pemantauan Terus Menerus. Terus pantau kemajuan
anak dan sesuaikan intervensi sesuai kebutuhan. Evaluasi teratur
dapat membantu mengidentifikasi area yang perlu diperkuat atau
diubah.
Penting untuk diingat bahwa setiap anak unik, dan intervensi harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan individual
mereka. Pekerja sama antara orang tua, pendidik, dan profesional
kesehatan sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal.

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 05


Chapter 1 : Program Bina Diri

Program Bina Diri : Merapikan Alat


Makan (Kotak Bekal)
Bina diri atau pengembangan diri sangat penting untuk anak
dengan hambatan intelektual. Meskipun anak-anak dengan hambatan
intelektual mungkin menghadapi tantangan tertentu dalam proses
pembelajaran dan perkembangan, memberikan mereka kesempatan
untuk mengembangkan kemandirian dan potensi mereka adalah hal
yang krusial. Berikut adalah langkah-langkah bina diri merapihkan alat
makan yang dapat diadaptasi untuk anak atau individu dengan
hambatan intelektual atau perkembangan:
1. Pemahaman Tugas. Jelaskan dengan jelas tujuan dari tugas
merapihkan alat makan. Pastikan bahwa anak atau individu
memahami mengapa tugas ini penting.

Dari kami untuk kemanusiaan!


2. Demonstrasi Langkah-Langkah. Berikan demonstrasi praktis
tentang cara merapihkan alat makan. Lakukan langkah-langkah
dengan perlahan, dan jelaskan setiap langkah.
3. Panduan Visual. Sediakan panduan visual yang dapat membantu
anak atau individu memahami urutan langkah-langkah merapihkan
alat makan. Ini bisa berupa gambar atau poster.
4. Langkah-Langkah Merapihkan Alat Makan;
a. Pastikan makanan habis.
b. Bila makanan tidak habis, buang sisa makanan ke tempat sampah.
c. Kemudian masukan sendok dan garpu yang sudah kotor kedalan
plastik.
d. Tutup kotak bekal dengan baik.
e. Masukan kembali kotak bekal ke dalam tasnya.
f. Bersihkan sisa-sisa sampah yang ada di meja.

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 06


Untuk melakukan aktivitas merapihkan tempat makan dengan baik,
terdapat hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh Guru dalam
proses pengajarannya, yakni :
1. Latihan Bersama. Lakukan latihan bersama-sama. Berikan
bimbingan langsung saat anak atau individu mencoba merapihkan
alat makan pertama kali.
2. Penguatan Positif. Berikan penguatan positif setiap kali tugas
selesai dengan baik. Pujian dan penghargaan dapat meningkatkan
motivasi.
3. Rutinitas Tetap. Tetapkan rutinitas merapihkan alat makan setelah
setiap kali makan. Konsistensi membantu membentuk kebiasaan.
4. Kemandirian Gradual. Dorong kemandirian secara bertahap. Mulai
dengan memberikan bimbingan lebih banyak, kemudian perlahan-
lahan kurangi bimbingan seiring waktu.
5. Keterlibatan Keluarga. Dukung kemandirian dengan melibatkan
keluarga. Diskusikan peran mereka dalam mendukung anak atau
individu untuk merapihkan alat makan.
6. Penggunaan Pengingat Visual. Gunakan pengingat visual, seperti
daftar langkah-langkah atau peta tugas, untuk membantu anak
atau individu mengingat urutan merapihkan alat makan.
7. Evaluasi dan Umpan Balik. Secara teratur evaluasi kemajuan.
Berikan umpan balik konstruktif dan bicarakan perubahan yang
mungkin perlu dilakukan.
8. Pendekatan Positif. Pertahankan pendekatan positif dan sabar.
Bina diri membutuhkan waktu, dan memberikan dukungan positif
sangat penting.
Program bina diri ini dapat disesuaikan dengan tingkat kemandirian
dan kebutuhan individu. Penting untuk memberikan dukungan yang
positif dan memberikan kesempatan bagi anak atau individu untuk
merasa berhasil dalam merapihkan alat makan mereka.

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 07


Chapter 2 :

Hasil Pengamatan & L

Langkah Bina Diri


Dari kami untuk kemanusiaan!
Dari kami untuk kemanusiaan!

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 08


Chapter 2 : Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan
Asesmen anak berkebutuhan khusus perkembangan adaptif
bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan seorang anak dalam
mengatasi tugas-tugas sehari-hari dan memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perkembangan adaptif mencakup keterampilan yang
diperlukan untuk berfungsi secara mandiri dalam kehidupan sehari-
hari. Asesmen ini membantu dalam merancang program pendidikan
dan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Asesmen anak
berkebutuhan khusus perkembangan adaptif memiliki beberapa fungsi
yang penting untuk membantu memahami dan mendukung
perkembangan anak. Fungsi-fungsi tersebut melibatkan pengumpulan
informasi yang komprehensif tentang kemampuan anak dalam
mengatasi tugas-tugas sehari-hari dan memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Dari observasi yang dilakukan, terdapat hasilnya sebagai berikut :

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 09


Berdasarkan observasi yang telah dilakukan sebelumnya dengan
mengamati dan mengukur kemampuan anak (RAW, 14 tahun, kelas 8
SMP Negeri) pada perkembangan perilaku adaptif, hasil yang
didapatkan adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi reseptif RAW sangat baik, ia dapat memahami
pertanyaan dan perintah sederhana yang diberikan secara
berulang. RAW mampu melaksanakan perintah yang diberikan ole
gurunya seperti menggunting kertas, menulis, meilhat papan tulis
dan memperhatikan gurunya.
2. Komunikasi ekspresif RAW sudah cukup baik. Ia mampu
mengekspresikan keinginannya dan berkomunikasi baik itu
menggunakan verbal, gesture maupun mimik. RAW juga terkadang
menggunakan gerakan ataupun media lainnya untuk
berkomunikasi.
3. RAW sendiri mampu mengekspresikan keinginannya misalnya
untuk buang air. Namun ia masih sulit membedakan antara BAK
dan BAB, seringkali iya mengiyakan jika ditanya apakah ia ingin
buang air kecil namun ternyata ia ingin melakukan buang air besar
bukan buang air kecil.
4. RAW sudah mampu melakukan pekerjaan mandiri seperti menulis,
menggunting kertas dan lain sebagainya.
5. RAW juga sudah mampu dan berani untuk melakukan presentasi
kelompok didepan kelas serta mengobrol dengan temannya.
6. RAW mampu membuka tutup botol, menusukan sedotan, membuka
kemasan makanan secara mandiri.
7. RAW juga sudah mampu mempersiapkan diri untuk jam istirahat
seperti mengeluarkan dan memakan bekalnya. Ia juga tau cara
berdoa meski harus diinstruksikan terlebih dahulu.

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 10


Chapter 2 : Pelaksanaan Program

Merapihkan
Kotak Bekal

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 11


Kegiatan Pendahuluan
Merapihkan Alat Makan

Menyiapkan bekal yang sudah dibawa

Mencuci tangan dan berdoa sebelum


makan

Mengeluarkan bekal lalu memakan


bekal hingga selesai

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 12


Kegiatan Inti
Merapihkan Alat Makan

Pastikan bahwa bekal sudah habis,


namun apabila masih ada sisa, buang
makanan sisa terlebih dahulu ke
tempat sampah

Setelah tempat makan kosong,


pisahkan garpu/sendok yang kotor

Masukan kembali kotak bekal ke


dalam tas, dan buang sisa sampah
yang ada di meja

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 13


Hal yang perlu
diperhatikan
Dalam pelaksanaan program bina diri ini RAW sudah dapat
melakukannya dengan cukup baik. RAW sendiri mampu untuk
mengomunikasikan apa yang diinginkannya, sehingga pendamping
baik itu orang tua dan guru dapat mengerti hal yang ia inginkan.
Namun RAW seringkali berubah moodnya, sehingga tidak setiap saat
ia merapihakan kotak bekalnya, di beberapa waktu ia
meninggalkannya saja. Oleh karena itu program bina diri ini harus
dilakukan secara rutin dan berkala sehingga nantinya membentuk
kebiasaan yang baik. Bila terdapat kesalahan/kekeliruan dalam
prosesnya, ada baiknnya untuk pendamping baik itu orangtua/guru
untuk memberitahukan langkah yang benar dengan mempraktikan
sehingga ia menagkap visualnya kemudian akan ia jadikan contoh.
Secara keseluruhan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan program bina diri dengan RAW, yakni :
Sesuaikan dengan Kemampuan dan Mood Anak
Berikan langkah-langkah yang Jelas dan Sederhana
Sertakan panduan Visual berupa Gambar/Video
Adakan Sesi Latihan Bersama
Bimbingan Secara Bertahap
Berikan Penguatan Positif
Jadikan Rutinitas yang Konsisten
Libatkan Orang Tua atau Pendamping
Lakukan dengan Fleksibel
Utamakan Kesabaran dan Empati saat proses

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 14


Daftar Pustaka

Eviani Damastuti, S. (2020). Pendidikan Anak dengan Hambatan


Intelektual. Banjarmasin: Prodi PLB FKIP ULM.

Raharjo, R. C. (2016). Model Pembelajaran Langsug Terhadap


Kemampuan Bina Diri Siswa Tunagrahita. Jurnal Pendidikan Khusus,
1-10.

Widiastuti, N. L. (2019). Prinsip Khusus Dan Jenis Layanan Pendidikan


Bagi Anak Tunagrahita. Jurnal Santiaji Pendidikan (JSP), 106-223.

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 15


Lembar Instrumen dan
Hasil Observasi
Nama/inisial : RAW
Usia : 14 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jenjang : SMP Negeri 49
Kelas :8
Level Hambatan : Sedang (down-syndrome)

Asesmen

Petunjuk : Berikan tanda (v) sesuai frekuensi yang diamati jika poin yang
diamati muncul
Keterangan : 0 = Tidak ada, 1 = Ada, kurang baik, 2 = Ada, kurang aik, 3 =
baik, 4 = Cukup baik, 5 = Sangat baik

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 16


Dokumentasi

Buku Program Bina Diri - Merapihkan Kotak Bekal 17


Merapihkan
Kotak Bekal
Pendidikan Khusus, Universitas Negeri Jakarta
Tahun 2023

Anda mungkin juga menyukai