Anda di halaman 1dari 5

RESUME HARIAN KEPERAWATAN KRITIS ELEKTIF

DI RSJ PROF DR SOEROJO KOTA MAGELANG

DI SUSUN OLEH :

SALSABILA NURUL HIDAYAH

P1334420923239

PRODI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2024
RESUME PRAKTIK KRITIS ELEKTIF

Nama : Salsabila Nurul Hidayah Rumah Sakit : RSJ Prof dr Soerojo Magelang
NIM : P1337420923239 Hari Ke :
Stase : Keperawatan Kritis Elektif Tanggal :

Identitas dan Pengkajian

Pasien Tn S berusia 69 tahun dan beralamatkan Kedungsari, Magelang datang ke IGD RSJ prof
dr Soerojo Kota Magelang bersama keluarganya yaitu Tn S pada jam 07.10 WIB karena
penurunan kesadaran, muntah muntah sejak 3 hari yang lalu, lemas, sering tersedak, dan demam.
Keluarga klien mengatakan merasa cemas dan panik dengan kondisi kakaknya dan mempunyai
riwayat stroke. Hasil pemeriksaan TTV dengan tekanan darah 165/104 mmHg, Nadi : 89
x/menit, RR 29 x/menit, suhu 38 ˚C, SPO2 : 96%, kesadaran somnolent. Klien tidak dilakukan
EKG, tetapi dilakukan rontgen thorax dan pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan fisik

Pasien dilakukan pemeriksaan fisik diantaranya: Kepala (Tidak ada kelainan, tidak ada jejas),
Rambut (Rambut tampak tipis, tidak tampak beruban, tidak ada jejas dan benjolan serta tidak ada
nyeri tekan. rambut tidak rontok, ada ketombe), Mata (Simetris, konjungtiva tidak anemis, ada
gangguan penglihatan, tidak ada kotoran), Hidung (Simetris, ada secret, tidak terdapat riwayat
sinusitis, tidak terdapat polip, tidak terjadi epistaksis), Mulut (Bentuk simetris, mukosa bibir
kering, tidak terdapat stomatitis, tidak terdapat sisa makanan di dalam mulut serta tidak terdapat
bau mulut, tidak terdapat sputum), Leher (Tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid, tidak
ada massa, tidak ada nyeri tekan, tidak terpasang alat), Kulit (Turgor kulit <2 detik, kering kulit
bersih, akral hangat, kulit kering), Ekstremitas atas dan bawah ( Tidak terdapat jejas, CRT < 2
detik, terpasang infus di tangan kanan)
Analisa Data

Pasien Tn S berusia 69 tahun dan beralamatkan Kedungsari, Magelang datang ke IGD RSJ prof
dr Soerojo Kota Magelang bersama keluarganya yaitu Tn S pada jam 07.10 WIB karena
penurunan kesadaran, muntah muntah sejak 3 hari yang lalu, lemas, sering tersedak, dan demam.
Keluarga klien mengatakan merasa cemas dan panik dengan kondisi kakaknya dan mempunyai
riwayat stroke. Hasil pemeriksaan TTV dengan tekanan darah 165/104 mmHg, Nadi : 89
x/menit, RR 29 x/menit, suhu 38 ˚C, SPO2 : 96%, kesadaran somnolent.

Diagnosa Keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian pada Tn I dan kemudian dilakuan analisa data klien untuk
mengetahui masalah kesehatan yang dialami klien serta menegakkan diagnosa keperawatan.
Diagnosa yang diperoleh dari hasil pengkajian dan analisa berdasarkan standar diagnosis
keperawatan indonesia adalah sebagai berikut :

1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai
normal, kulit merah, kulit terasa hangat (SDKI, D.0130)
Hipertermia menjadi masalah keperawatan prioritas pertama. Kemudian dilakukan
perencanaan tindakan keperawatan. Setelah dilakukan impelementasi keperawatan, diagnosa
yang diperoleh dapat diatasi sesuai dengan kriteria luaran yang ditetapkan, dengan intervesi
setiap diagnosa. Sehingga intervensi dari masalah keperawatan yang muncul dapat
dipertahankan

Intervensi

Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam diharapkan bersihan jalan nafas
meningkat dengan kriteria hasil: suhu tubuh membaik, kulit merah menurun, ventilasi membaik,
dan tekanan darah membaik. Untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut maka perlu
dilakukan Intervensi Keperawatan manajemen hipertermia yaitu Monitor suhu tubuh sampai
stabil (36,5°C-37,5°C), Identifikasi penyebab hipertermi, Monitor haluaran urine, Monitor kadar
elektrolit, Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat, Lakukan pendinginan eksternal
( kompres hangat pada leher, aksila, lipatan paha), Sediakan lingkungan yang dingin, Berikan
oksigen, Longgarkan pakaian dan pakai baju yang tipis, Anjurkan tirah baring, Kolaborasi
dengan dokter pemberian antipiretik, Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena.

Implementasi

Implementasi yang dilakukan meliputi tindakan observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi
yang sudah ada di intervensi yaitu memonitor suhu tubuh sampai stabil (36,5°C-37,5°C),
mengidentifikasi penyebab hipertermi, memonitor haluaran urine, memonitor kadar elektrolit,
meningkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat, melakukan pendinginan eksternal
( kompres hangat pada leher, aksila, lipatan paha), menyediakan lingkungan yang dingin,
memberikan oksigen, melonggarkan pakaian dan pakai baju yang tipis, menganjurkan tirah
baring, mengkolaborasi dengan dokter pemberian antipiretik, mengkolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena serta memberi terapi EBNP yang sesuai. Selama dilakukan implementasi
klien dan keluarga kooperatif memperhatikan dan mendengarkan arahan perawat.

Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan selama 1x8 jam, masalah teratasi karena klien dan keluarga
mengetahui langkah dalam suhu tubuh membaik, kulit merah menurun, ventilasi membaik, dan
tekanan darah membaik dengan demonstrasi dari perawat, sehingga diharapkan ketika di rumah
klien mampu mengatasi keluhannya dengan teknik yang sudah diajarkan. Di kasus kelolaan
selanjutnya, saya akan merawat pasien kelolaan dengan baik dan melanjutkan intervensi sesuai
dengan standar prosedur yang ada, kemudian akan meningkatkan penggunaan komunikasi
terapeutik dan perkembangan teknologi yang ada. sebagai perawat profensional, saya akan
menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien kelolaan maupun dalam berperan sebagai anggota tim.

Anda mungkin juga menyukai