LAPORAN PRAKTIKUM
Universitas Brawijaya
Malang
Disusun oleh :
Nama :
NIM :
Periode :
Tanggal :
Mengesahkan, Menyetujui,
1. Sebelum mengikuti praktikum, pendaftar wajib mengikuti pre-test sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
2. Peraturan Pre-test :
a. Datang tepat waktu
b. Menghubungi Koordinator Asisten maksimal pada hari H jika tidak bisa mengikuti pre-
test
3. Sebelum melaksanakan pratikum, praktikan wajib mengerjakan tugas pendahuluan dari
percobaan yang bersangkutan.
4. Selama praktikum :
a. Waktu terakhir pengisian jadwal praktikum adalah pada hari H praktikum pukul 09.00
b. Terlambat mengisi jadwal praktikum wajib menghubungi koas.
c. Praktikan wajib memakai baju/kaos berkerah, jas praktikum dan bersepatu.
d. Setiap praktikan wajib memiliki buku praktikum dan kartu peserta praktikum (KPP)
yang harus dilengkapi dengan pas foto.
e. Praktikan harus hadir di laboratorium 5 menit sebelum praktikum dimulai.
f. Toleransi keterlambatan maksimal 10 menit dari waktu percobaan dengan ketentuan :
1. Keterlambatan hadir 5 – 10 menit terkena point (-5)
2. Keterlambatan lebih dari 10 menit wajib menghubungi koas dan asisten yang
bersangkutan.
3. Apabila terlambat lebih dari 15 menit, maka dianggap telah mengundurkan diri
kecuali telah mendapat ijin dari Koordinator Asisten.
g. Tidak diijinkan pindah kelompok kecuali telah membuat surat ijin dan mendapat
persetujuan Koordinator Asisten.
h. Ketidak hadiran praktikan karena lomba wajib membuat surat keterangan (disertai
dokumen pendukung).
i. Praktikan harus menyediakan sendiri alat-alat tulis/gambar yang diperlukan.
j. Selama di dalam laboratorium, praktikan dilarang makan, minum, merokok, dan harus
menjaga ketertiban.
k. Untuk setiap percobaan sudah disediakan alat, tempat dan bahan sendiri yang tidak
boleh diubah, diganti atau ditukar kecuali oleh asisten yang bersangkutan.
l. Apabila menjumpai kesalahan, kerusakan, atau ketidaksesuaian dengan buku
praktikum, praktikan harus segera melapor kepada asisten.
m. Setelah selesai menyusun rangkaian sesuai buku praktikum, praktikan harap segera
melapor pada asisten, dan dilarang menghubungkan rangkaian dengan sumber tegangan
sebelum mendapat ijin dari asisten yang bersangkutan.
n. Asistensi 2 x 24 jam setelah pelaksanaan praktikum, apabila terlambat akan dikenakan
pengurangan point (-5)
5. Peraturan Jilid:
a. Pengisian shift jilid maksimal hari H pukul 09.00
b. Tanda tangan asisten wajib lengkap, jika tidak lengkap maka akan dianggap GUGUR
c. Datang tepat waktu
d. Terlambat datang jilid dikenakan point (-5)
e. Menghubungi Koordinator Asisten maksimal pada hari H jika tidak bisa mengikuti jilid
6. Peaturan Post-test:
a. Pemberitahuan ke PLP untuk tidak bisa mengikuti postest maksimal pada hari H
sebelum jam pelaksanaan post-test (disertai bukti pendukung : surat ijin, dispensasi,
dsb).
b. Tidak hadir post-test tanpa keterangan dianggap gugur.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
NAMA : ……………………………………………………
NIM : ……………………………………………………
Foto 3 x 4
PERIODE : ……………………………………………………
PRAKTIKUM : SISTEM KONTROL MODERN
Tanggal
No. Percobaan Asisten Percobaan Paraf
Praktikum Asistensi
NIM.
Desain Kontroler Struktur
Output Feedback Control
Dengan Pole Placement
2. Pada Pengontrolan
Tegangan Output
Generator DC 73411 NIM.
Penalaan Struktur Pi-D
Menggunakan Model
Reference Adaptive
3. Control (MRAC) Pada
Pengendalian Tegangan
Output Generator Dc
73411 NIM.
Sistem Pengendali
4. Ketinggian Air
Menggunakan PID Digital
NIM.
………………………………….
NIM. ....................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PRAKTIKUM
SISTEM KONTROL MODERN
PERCOBAAN I
NIM : ...................................................................................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PRAKTIKUM I
PENENTUAN FUNGSI ALIH PLANT GENERATOR DC 73411
1
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
pada identifikasi sistem secara online adalah Least Square (LS) Method, Recursive Least
Square (RLS) Method, maupun Extended Least Square (ELS) Method. Sedangkan identifikasi
sistem secara offline pada praktikum ini menggunakan software ident matlab. Dimana sinyal
masukan yang digunakan adalah sinyal Pseudo Random Binary Sequence (PRBS).
Panjang Sekuensial
Panjang Register (N) Posisi Tap Umpan Balik
L = 2N-1
2 3 1 dan 2
3 7 1 dan 3
4 15 3 dan 4
5 31 3 dan 5
6 63 5 dan 6
7 127 4 dan 7
8 255 2, 3, 4, dan 8
9 511 5 dan 9
10 1023 7 dan 10
Panjang dari shift register menentukan periode maksimum yang dapat dihasilkan dari
sekuensial Pseude Random Binary Sequence (PRBS) yang tidak berulang dan dapat
dinyatakan dengan persaman LPRBS = 2n-1.
Panjang maksimum yang dapat dihasilkan PRBS untuk panjang tertentu dari shift
register dapat dicapai dengan mempersiapkan konfigurasi dari feedback. Pada dasarnya ada
dua kemungkinan untuk realisasi linear feedback shift register (LFSR) yaitu Fibonacci (many
2
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
to one) dan Galois (one to many). Keduanya dapat didasarkan pada gerbang XOR atau
XNOR menggunakan bermacam macam angka dan kombinasi dari feedback taps keluaran
dari shift register khusus. Dengan mengubah konfigurasi umpanbalik (jumlah tap dan
posisinya) memungkinkan untuk menemukan M-sequence yang berbeda untuk panjang
tertentu dari shift register yang ditunjukkan dalam Gambar 1.1.
Prinsip pengujian proses dengan sinyal PRBS adalah membuat perubahan input kecil
secara acak untuk membangkitkan gangguan (perturbation) yang kontinyu pada variabel
output. Salah satu keuntungan penggunaan dari pendekatan ini adalah amplitudo perubahan
input yang dibutuhkan dapat lebih kecil jika dibandingkan dengan perubahan step pada step
testing. Selain itu, prosespengujian dapat dilakukan tanpa harus menunggu proses dalam
keadaan tunak (steadystate). Jika pengujian dengan sinyal PRBS dilakukan, sinyal input
secara teoritis disebut white (tidak berkorelasi) dan akan menghasilkan parameter model
estimasi yang lebih baik. Frekuensi dari PRBS dapat dipilih untuk putaran (flips) cepat (fast)
atau lambat (slow). Pemilihan frekuensi ini dapat menentukan jenis informasi yang akurat
mengenai dead time, slow akan memberikan informasi steady state gain yang tepat
sedangkan medium memberikan informasi time constant lebih baik.
3
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1.4 Percobaan
1.4.1 Rangkaian Percobaan
6) Berikan masukan step sebesar 9 volt pada plant yang sudah dimodelkan oleh
masing-masing fungsi alih yang sudah diperoleh.
7) Lengkapilah Tabel 1.3.
8) Lengkapilah grafik dalam Gambar 1.6, 1.7, dan 1.8.
3
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1.4.4 Grafik
1.4.4.1 Sinyal Masukan PRBS dan Keluaran Plant Generator DC 73411
Gambar 1.3 Sinyal Masukan PRBS dan Respon Plant Generator DC 3411 untuk Data ke-1
Gambar 1.4 Sinyal Masukan PRBS dan Respon Plant Generator DC 3411 untuk Data ke-2
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 1.5 Sinyal Masukan PRBS dan Respon Plant Generator DC 3411 untuk Data ke-3
Gambar 1.6 Validasi Respon model dengan Respon Generator DC 73411 untuk Data ke-1
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 1.7 Validasi Respon model dengan Respon Generator DC 73411 untuk Data ke-2
Gambar 1.8 Validasi Respon model dengan Respon Generator DC 73411 untuk Data ke-3
1.5 Kesimpulan
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
PRAKTIKUM
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PERCOBAAN II
NIM : ...................................................................................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PRAKTIKUM II
DESAIN KONTROLER STRUKTUR OUTPUT FEEDBACK CONTROL
DENGAN POLE PLACEMENT PADA PENGONTROLAN TEGANGAN
OUTPUT GENERATOR DC 73411
Generator DC memiliki konstruksi yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang
berputar (rotor) dan bagian yang diam (stator). Contoh dari stator adalah rangka, komponen
magnet dan komponen sikat. Sedangkan yang termasuk rotor adalah jangkar, kumparan
jangkar dan komutator (Ardian, 2010: 6). Secara umum, konstruksi generator DC dapat
dilihat dalam Gambar 2.1.
10
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Prinsip kerja dari suatu generator DC adalah berdasarkan hukum Faraday mengenai
induksi elektromagnetik. Hukum Faraday menyebutkan “Apabila suatu konduktor digerakkan
dan memotong garis-garis gaya magnetik (fluksi), maka pada konduktor tersebut akan timbul
suatu gaya gerak listrik (g.g.l.)” (Soemarwanto, 2010: 79).
Jika kumparan kawat dihubungkan dengan rangkaian listrik tertutup, maka akan
timbul pula arus listrik yang mengalir pada rangkaian. Berdasarkan Hukum Induksi Faraday/
Hukum Faraday besarnya g.g.l. yang diinduksikan satu belitan adalah:
(2-1)
(2-2)
(2-3)
11
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Volt (2-4)
Volt (2-5)
dengan:
P = Jumlah kutub.
a = Jumlah cabang jangkar paralel.
n = Jumlah putaran (putaran/menit).
z = Jumlah konduktor di jangkar.
= Fluksi tiap kutub (Maxwell).
Di dalam generator DC besar p, a, dan z adalah tertentu/ tetap/ konstan. Maka dari
Volt (2-6)
dengan:
E : Tegangan induksi
C : Konstanta
n : Jumlah putaran (putaran/menit).
: Fluksi tiap kutub (Maxwell).
12
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
persamaan diferensial orde satu yang berhubungan dan ditulis dalam notasi matriks vektor.
Bentuk umum ruang keadaan (state space) sebuah sistem dapat dilihat dari representasi
sistem dalam bentuk persamaan state dalam Gambar 2.2.
Persamaan state:
Persamaan output:
dengan:
x(t) = vektor state (n-vektor)
u(t) = vektor kontrol (m-vektor)
y(t) = vektor output (p-vektor)
A = matriks keadaan orde n x n
B = matriks input orde n x m
C = matriks output orde p x n
D = matriks transmisi langsung orde p x n
13
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
artinya sistem tersebut sesuai terhadap suatu referensi (Houpis D’Azzo, 1995). Supaya suatu
sistem dapat dikontrol, maka perlu dibuat model matematis yang menghubungkan input dan
output. Pada sistem kontrol optimal, model yang banyak digunakan adalah persamaan
keadaan (state space).
Cara untuk mengukur kualitas output transien pada sistem kontrol yang diberi input
step yaitu dengan control area. Performansi sistem terbaik ditandai harga output y(t)
mendekati set point (input) u(t) sehingga luasan error e(t) = u(t) - y(t) mendekati nol. Selain
itu, waktu yang dibutuhkan oleh output untuk mencapai kondisi steady state secepat
mungkin.
Cara paling sederhana untuk mencapai kondisi “steady state” secepat mungkin adalah
dengan memperbesar parameter kontroler proporsional (P). Sedangkan untuk mengurangi
error adalah dengan memperbesar parameter kontroler integral (I). Namun kedua cara
tersebut akan dapat mengakibatkan ketidakstabilan sistem dan mengurangi nilai redaman (ξ).
Tujuan tersebut tidak dapat dicapai secara bersama-sama. Oleh karena itu diperlukan konsep
kompromi atau pengambilan “jalan tengah” dari kedua tujuan itu. “Jalan Tengah” itu dikenal
sebagai optimasi. Syarat proses optimasi adalah penetapan fungsi tujuan. Sinyal yang
mungkin dapat digunakan untuk penggambaran itu adalah sinyal error (Rusli, M., 2015).
14
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
G = matriks nonsinguler n xn
H = matriks n x 1
T = perioda cacah
dimana :
x = vektor keadaan (vektor n-dimensi)
y = vektor keluaran (vektor m-dimensi)
A = matriks n x n
C = matriks m x n
Keteramatan sempurna dari sistem waktu diskrit. Tinjau sistem yang dinyatakan oleh :
dimana:
x(kT) = vektor keadaan (vektor n-dimensi)
y(kT) = vektor keluaran (vektor m-dimensi)
G = matriks n x n
C = matriks m x n
T = periode cacah
Persamaan ruang keadaan waktu berbentuk :
(2-9)
Dan sinyal kontrol diberikan oleh :
(2-10)
Dan subtitusi persamaan (2-9) ke persamaan (2-10) sehingga didapatkan
(2-11)
Solusi dari persamaan (2-11)
15
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kestabilan dari sistem (2-11) ditentukan oleh nilai eigen dari (A-BK) , artinya jika
matriks K dapat dipilih secara tepat, maka bagian riil dari nilai eigen matriks (A- BK) terletak
di sebelah kiri sumbu imajiner bidang s, hal itu berarti, untuk semua x(0) ≠ 0, x(t)=0 untuk
t→∞. Syarat perlu dan cukup untuk penempatan pole dinyatakan dalam teorema berikut. :
Teorema [Ogata Katsuhiko, 1997]: “Jika diberikan suatu sistem, maka syarat perlu dan cukup
untuk penempatan sembarang pole yang diinginkan adalah bahwa sistem tersebut terkontrol
secara lengkap”.
16
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Untuk sistem,
ẋ(t) = Ax(t) + Bu(t); x(0) = x0 (2-12)
y = Cx (2-13)
Dengan estimasi state x(t) dinotasikan oleh
(2-14)
(2-15)
Nilai diusahakan bernilai sekecil mungkin, yang menandakan bahwa estimator
bekerja dengan baik. Untuk membuat sedekat mungkin dengan x(t), didefinisikan state
estimator error:
(2-16)
Jika dapat dicari nilai matriks observer gain sedemikian rupa sehingga )
stabil, maka nilai estimator error akan menuju nol untuk sembarang nilai awal. Hal ini dapat
dilakukan hanya jika pasangan matriks (A, C) observable (Lewis and Syrmos, 1995:450).
Dengan:
Atau
17
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
distubtitusi:
18
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Dimana:
disubstitusi:
ditransformasi Laplace:
(s)
(s)
(s)
(2-19)
19
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2.4 Percobaan
2.4.1 Rangkaian Percobaan
20
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
21
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2.4.3.1.1 Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
22
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Tabel 2.2 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Observer Pole op2
R pole Settling
No L pole observer R L M Overshoot (%)
kontroler Time (s)
2.4.3.1.2 Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
23
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Tabel 2.3 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Observer Pole rp1
2.4.3.1.3 Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
24
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Tabel 2.4 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Observer Pole rp2
2.4.3.1.4 Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
25
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2.4.3.2 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Setpoint dan Diberi Gangguan
Tabel 2.5 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Setpoint dan Diberikan Gangguan
2 10 12,5
3 11 12,5
2.4.3.2.1 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
2.4.4 Grafik
Gambar 2.7 Respon Sistem dengan Beberapa Nilai Observer Pole op1
26
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 2.8 Respon Sistem dengan Beberapa Nilai Observer Pole op2
Gambar 2.9 Respon Sistem dengan Beberapa Nilai Observer Pole rp1
27
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 2.10 Respon Sistem dengan Beberapa Nilai Observer Pole rp2
2.4.4.2 Grafik Respon Sistem dengan Beberapa Nilai Setpoint dan Diberi Gangguan
Gambar 2.11 Respon Sistem dengan Setpoint 9 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-1)
28
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 2.12 Respon Sistem dengan Setpoint 11 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-2)
Gambar 2.13 Respon Sistem dengan Setpoint 10 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-3)
29
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PRAKTIKUM
SISTEM KONTROL MODERN
PERCOBAAN III
NIM : ...................................................................................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PRAKTIKUM III
PENALAAN STRUKTUR PI-D MENGGUNAKAN MODEL
REFERENCE ADAPTIVE CONTROL (MRAC) PADA PENGENDALIAN
TEGANGAN OUTPUT GENERATOR DC 73411
Generator DC memiliki konstruksi yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang
berputar (rotor) dan bagian yang diam (stator). Contoh dari stator adalah rangka, komponen
magnet dan komponen sikat. Sedangkan yang termasuk rotor adalah jangkar, kumparan
30
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
jangkar dan komutator (Ardian, 2010: 6). Secara umum, konstruksi generator DC dapat
dilihat dalam Gambar 3.1.
Prinsip kerja dari suatu generator DC adalah berdasarkan hukum Faraday mengenai
induksi elektromagnetik. Hukum Faraday menyebutkan “Apabila suatu konduktor digerakkan
dan memotong garis-garis gaya magnetik (fluksi), maka pada konduktor tersebut akan timbul
suatu gaya gerak listrik (g.g.l.)” (Soemarwanto, 2010: 79).
Jika kumparan kawat dihubungkan dengan rangkaian listrik tertutup, maka akan timbul
pula arus listrik yang mengalir pada rangkaian. Berdasarkan Hukum Induksi Faraday/ Hukum
Faraday besarnya g.g.l. yang diinduksikan satu belitan adalah:
(3-1)
(3-2)
31
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
(3-3)
Volt (3-4)
Volt (3-5)
dengan:
P = Jumlah kutub.
a = Jumlah cabang jangkar paralel.
n = Jumlah putaran (putaran/menit).
z = Jumlah konduktor di jangkar.
= Fluksi tiap kutub (Maxwell).
Di dalam generator DC besar p, a, dan z adalah tertentu/ tetap/ konstan. Maka dari
Volt (3-6)
dengan:
E : Tegangan induksi
C : Konstanta
n : Jumlah putaran (putaran/menit).
: Fluksi tiap kutub (Maxwell).
32
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MRAC mempunyai dua lup yaitu lup dalam dan lup luar. Lup dalam terdiri dari plant
dan kontroler. Lup luar bertujuan untuk menyesuaikan nilai parameter yang digunakan pada
lup dalam. Setelah nilai parameter kontroler sudah tepat, maka lup dalam berjalan seperti
sistem kontrol pada umumnya. Skema dari Model Reference Adaptive Control (MRAC) dapat
dilihat dalam Gambar 3.2.
33
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
(3-7)
Untuk mendapatkan nilai yang kecil, merupakan hal yang beralasan untuk mengubah
parameter dalam arah negatif gradien dari , yaitu
(3-8)
bagaimana error dipengaruhi oleh parameter yang dapat diatur. Jika diasumsikan bahwa
parameter berubah lebih lambat daripada variabel yang lain di dalam sistem, sehingga
turunan dapat dievaluasi di bawah asumsi bahwa adalah konstan (Astrom,1995: 187).
Dengan menggunakan aturan MIT dan mengacu pada Gambar 3.2, respon kontroler
merupakan parameter yang dikalikan dengan error atau selisih antara dan
.Hubungan tersebut dapat dilihat pada persamaan 3-9.
(3-9)
dimana:
u(t) = respon kontroler
= parameter kontroler
ym(t) = respon model referensi
y(t) = respon plant
34
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
(3-10)
(3-11)
dimana:
u(t) = respon kontroler
= parameter kontroler
ym(t) = respon model referensi
y(t) = respon plant
= gain adaptasi
Fungsi alih motor generator DC 73411 merupakan orde dua yang ditunjukkan oleh
persamaan 3-12.
(3-12)
35
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Fungsi alih dari diagram blok dalam Gambar 3.3 adalah seperti pada persamaan 3-13.
(3-13)
Model referensi ditentukan melalui derajat relatif sistem. Derajat relatif model referensi
sistem harus sama dengan derajat relatif plant. Derajat relatif adalah selisih antara derajat
polinominal pole dengan derajat polinominal zero. Orde model referensi disesuaikan dengan
orde plant, sehingga model referesi dapat diasumsikan dalam bentuk fungsi alih orde 3 pada
Persamaan 3-14.
(3-14)
Dengan menyamakan persamaan 3-13 dan 3-14 maka didapatkan persamaan 3-15 sampai
3-18.
(3-15)
(3-16)
(3-17)
(3-18)
Diagram blok pengontrolan plant dengan penalaan struktur PI-D dengan teknik MRAC
dapat dilihat dalam Gambar 3.4.
36
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
berikut:
(3-19)
(3-20)
(3-21)
dengan mengganti dengan dan maka diperoleh persamaan 3-22 sampai 3-24,
(3-22)
(3-23)
(3-24)
dimana,
(3-25)
(3-26)
(3-27)
dengan menggunakan hubungan persamaan 3-22 sampai 3-27, maka didapatkan persamaan
3-28 sampai 3-30,
37
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
(3-28)
(3-29)
(3-30)
(3-31)
dengan memisalkan ruas kiri pada persamaan 3-31 adalah dan ruas kanan pada persamaan
3-31 adalah , maka didapatkan persamaan 3-32,
(3-32)
) 2+( 2+ + (3-33)
(3-34)
(3-35)
dengan mensubtitusikan persamaan 3-34 dan 3-35 kedalam persamaan 3-32, maka
didapatkan persamaan 3-36 dan 3-37,
38
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
(3-36)
(3-37)
dengan cara yang sama seperti pada persamaan 3-31 sampai 3-37, maka didapatkan dan
(3-38)
(3-39)
dengan mensubtitusikan persamaan 3-37 sampai 3-39 kedalam persamaan 3-28 sampai 3-30,
maka didapatkan persamaan 3-40 sampai 3-42.
(3-40)
(3-41)
(3-42)
Dari persamaan 3-40 sampai 3-42, gain parameter tidak dapat ditemukan ketika nilai
, dan tidak diketahui. Jadi rumus yang diturunkan dari aturan MIT ini belum dapat
digunakan. Sebagai gantinya, beberapa pendekatan diperlukan. Jika berfikir sistem
merupakan model yang sempurna, bandingkan hubungan antara input-output dari sistem
dengan model referensi, pendekatan yang akan digunakan seperti pada persamaan 3-43
sampai 3-46.
(3-43)
(3-44)
39
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
(3-45)
(3-46)
dengan mensubtitusikan persamaan 3-43 sampai 3-46 kedalam peramaan 3-40 sampai 3-42,
maka didapatkan persamaan 3-47 sampai 3-49,
(3-47)
(3-48)
(3-49)
dengan mengintegralkan kedua ruas pada persamaan 3-47 sampai 3-49, maka didapatkan
persamaan 3-50 sampai 3-52,
(3-50)
(3-51)
(3-52)
Representasi diagram blok berdasarkan penurunan yang telah diperoleh adalah seperti dalam
Gambar 3.5.
40
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 3.5 Diagram blok penggunaan teknik MRAC pada penalaan struktur PI-D
41
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
3.4 Percobaan
3.4.1 Rangkaian Percobaan
42
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
43
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
3.4.3.1.1 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
3.4.3.1.2 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
44
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
3.4.3.1.3 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Overshoot Settling
No. Setpoint (volt) Kp Ki Kd
(%) Time (s)
1 9
2 10
3 11
3.4.3.2.1 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
45
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Overshoot Settling
No. Setpoint (volt) Kp Ki Kd
(%) Time (s)
1 9
2 10
3 11
3.4.3.3.1 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
3.4.3.4 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Setpoint dan Diberi Gangguan
Tabel 3.6 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Setpoint dan Diberikan Gangguan
2 10 12,5
3 11 12,5
3.4.3.4.1 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
46
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
47
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
3.4.4.2 Grafik Respon Sistem dan Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Beberapa Setpoint
48
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
49
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 3.13 Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Setpoint 9 volt (Data Ke- 1)
Gambar 3.14 Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Setpoint 10 volt (Data Ke- 2)
50
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 3.15 Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Setpoint 11 volt (Data Ke- 3)
3.4.4.3 Respon Sistem dan Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Perubahan Setpoint
51
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
3.4.4.4 Respon Sistem dan Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Beberapa Setpoint dengan
Diberikan Gangguan
Gambar 3.18 Respon Sistem dengan Setpoint 9 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-1)
52
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 3.19 Respon Sistem dengan Setpoint 10 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-2)
Gambar 3.20 Respon Sistem dengan Setpoint 11 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-3)
53
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 3.21 Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Setpoint 9 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-1)
Gambar 3.22 Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Setpoint 10 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-2)
54
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 3.23 Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Setpoint 11 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-3)
55
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PRAKTIKUM
SISTEM KONTROL MODERN
PERCOBAAN IV
NIM : ...................................................................................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PERCOBAAN 4
SISTEM PENGENDALI KETINGGIAN AIR MENGGUNAKAN PID
DIGITAL
56
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
. 4.3.2 Ziegler-Nichols
Metode pertama atau sering disebut metode kurva reaksi, respon dari plant dapat dapat
diperoleh secara eksperimental dengan masukan berupa unit step, seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar 4.2
57
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kurva berbentuk S tersebut dapat dikarakteristikkan menjadi dua konstanta yaitu waktu
tunda L dan konstanta waktu T. Waktu tunda dan konstanta waktu ditentukan dengan
menggambar sebuah garis tangen pada titik pembelokan dari kurva S, dan menentukan
perpotongan antara garis tangen dengan sumbu waktu t dan sumbu c(t) =K, seperti yang telah
ditunjukkan dalam Gambar 1.3 Fungsi alih C(s)/U(s) dapat dilakukan pendekatan dengan sistem
orde satu dengan persamaan sebagai berikut (Ogata, K.,1997)
(4.1)
Ziegler dan Nichols menyarankan untuk menentukan nilai-nilai dari Kp, Ti dan Td
berdasarkan pada formula yang ditunjukkan dalam Tabel 4.1 (Ogata, K., 1997).
Tabel 4.1 Aturan Penalaan Ziegler-Nichols Berdasarkan Respon Unit Step Dari Plan
Tipe Kontroler
P ∞ 0
PI 0,9 0
(4.2)
(4.3)
Ti adalah waktu integral dan Td adalah waktu derivatif. Gambar 4.4 menunjukkan
diagram blok kontroler PID.
58
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Backward difference
Forward difference
59
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Bilinear transform
Algoritma sudah dalam bentuk diskrit yang dinyatakan dalam transformasi Z. Untuk
implementasinya, bentuk transformasi Z perlu diubah menjadi time domain, dengan mengganti
operator z0 menjadi waktu saat ini (k), dan z-1 menjadi waktu sesaat sebelumnya atau satu kali
waktu tunda (k – 1).
60
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
4.4 Percobaan
61
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
NO PWM Ketinggian
4.4.1.4 Kesimpulan
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
........ ...............................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
62
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
4.4.2.4 Kesimpulan
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
63
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
4.4.2.5 Kesimpulan
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
64
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
3. Setpoint 9 cm
4.4.2.6 Kesimpulan
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
65
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
4.4.2.7 Kesimpulan
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
66
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DAFTAR PUSTAKA
Astrom, K.J. dan B. Wittenmark. 1995. Adaptive control. Addison-Wesley Publishing Company,
Inc. USA.
Amaliya, Z. 2016. Desain Kontroler Struktur Output Feedback Control dengan Pole Placement
pada Pengontrolan Tegangan Output Generator DC. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Malang:
Universitas Brawijaya
Ramadhani, D. 2017. Penalaan Struktur PI-D Menggunakan Model Reference Adaptive Control
(MRAC) pada Pengendalian Tegangan Output Generator DC 73411. Skripsi. Tidak
Dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya
Houpis, D’Azzo. 1995. Linear Control Systems Analysis and Design. USA: McGraw-Hill,Inc.
Lewis, S. 1995. Optimal Control. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Ogata, K. 1997. Teknik Kontrol Automatik. terjemahan: Edi Laksono Ir. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Prabariyanto, B. 2016. Metode Root Locus Untuk Mencari Parameter PID pada Pengendalian
Kecepatan Motor DC D-6759 Menggunakan Arduino Mega 2560. Skripsi . Tidak
dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya.
Rozi, F. 2015. Tuning kontrol PI dengan menggunakan teknik Model Reference Adaptive
Control (MRAC) pada sistem kontrol kecepatan motor DC. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Malang: Universitas Brawijaya
Rusli, M. 2015. Dasar Teknik Kontrol. Malang: Penerbit UB Press
Soemarwanto. 2010. Dasar Konversi Energi Elektrik. Malang
67