Anda di halaman 1dari 75

LEMBAR PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui isi laporan ini

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM KONTROL MODERN


di

Laboratorium Sistem Kontrol

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Brawijaya

Malang

Disusun oleh :

Nama :

NIM :

Periode :

Tanggal :

Mengesahkan, Menyetujui,

Kepala Laboratorium, Koordinator Asisten,

Dr. Ir. ERNI YUDANINGTYAS, MT


NIP. 19650913 199002 2 001 NIM
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM SISTEM KONTROL

PERATURAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Sebelum mengikuti praktikum, pendaftar wajib mengikuti pre-test sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
2. Peraturan Pre-test :
a. Datang tepat waktu
b. Menghubungi Koordinator Asisten maksimal pada hari H jika tidak bisa mengikuti pre-
test
3. Sebelum melaksanakan pratikum, praktikan wajib mengerjakan tugas pendahuluan dari
percobaan yang bersangkutan.
4. Selama praktikum :
a. Waktu terakhir pengisian jadwal praktikum adalah pada hari H praktikum pukul 09.00
b. Terlambat mengisi jadwal praktikum wajib menghubungi koas.
c. Praktikan wajib memakai baju/kaos berkerah, jas praktikum dan bersepatu.
d. Setiap praktikan wajib memiliki buku praktikum dan kartu peserta praktikum (KPP)
yang harus dilengkapi dengan pas foto.
e. Praktikan harus hadir di laboratorium 5 menit sebelum praktikum dimulai.
f. Toleransi keterlambatan maksimal 10 menit dari waktu percobaan dengan ketentuan :
1. Keterlambatan hadir 5 – 10 menit terkena point (-5)
2. Keterlambatan lebih dari 10 menit wajib menghubungi koas dan asisten yang
bersangkutan.
3. Apabila terlambat lebih dari 15 menit, maka dianggap telah mengundurkan diri
kecuali telah mendapat ijin dari Koordinator Asisten.
g. Tidak diijinkan pindah kelompok kecuali telah membuat surat ijin dan mendapat
persetujuan Koordinator Asisten.
h. Ketidak hadiran praktikan karena lomba wajib membuat surat keterangan (disertai
dokumen pendukung).
i. Praktikan harus menyediakan sendiri alat-alat tulis/gambar yang diperlukan.
j. Selama di dalam laboratorium, praktikan dilarang makan, minum, merokok, dan harus
menjaga ketertiban.
k. Untuk setiap percobaan sudah disediakan alat, tempat dan bahan sendiri yang tidak
boleh diubah, diganti atau ditukar kecuali oleh asisten yang bersangkutan.
l. Apabila menjumpai kesalahan, kerusakan, atau ketidaksesuaian dengan buku
praktikum, praktikan harus segera melapor kepada asisten.
m. Setelah selesai menyusun rangkaian sesuai buku praktikum, praktikan harap segera
melapor pada asisten, dan dilarang menghubungkan rangkaian dengan sumber tegangan
sebelum mendapat ijin dari asisten yang bersangkutan.
n. Asistensi 2 x 24 jam setelah pelaksanaan praktikum, apabila terlambat akan dikenakan
pengurangan point (-5)
5. Peraturan Jilid:
a. Pengisian shift jilid maksimal hari H pukul 09.00
b. Tanda tangan asisten wajib lengkap, jika tidak lengkap maka akan dianggap GUGUR
c. Datang tepat waktu
d. Terlambat datang jilid dikenakan point (-5)
e. Menghubungi Koordinator Asisten maksimal pada hari H jika tidak bisa mengikuti jilid
6. Peaturan Post-test:
a. Pemberitahuan ke PLP untuk tidak bisa mengikuti postest maksimal pada hari H
sebelum jam pelaksanaan post-test (disertai bukti pendukung : surat ijin, dispensasi,
dsb).
b. Tidak hadir post-test tanpa keterangan dianggap gugur.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM SISTEM KONTROL

c. Penjadwalan ulang post-test karena ketidak hadiran (tanpa keterangan sebelumnya)


maksimal 1 kali (dengan pengurangan nilai 20% dari nilai akhir)
7. Hal-hal mengenai alat praktikum :
a. Kerusakan alat yang disebabkan oleh kesalahan praktikan menjadi tanggung jawab
kelompok praktikan, dan kelompok tersebut tidak diperkenankan mengikuti praktikum
berikutnya sebelum menyelesaikan tanggung jawabnya.
b. Setiap selesai melaksanakan praktikum, praktikan wajib mengembalikan alat-alat yang
digunakan dan dilarang meninggalkan laboratorium sebelum mendapat ijin dari asisten
yang bersangkutan.
8. Praktikan dikenai sanksi gugur, jika :
a. Tidak mengikuti praktikum sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
b. Tidak mengikuti 1 atau lebih percobaan dalam 1 praktikum.
c. Tidak mengikuti pos-test sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KARTU PESERTA PRAKTIKUM

NAMA : ……………………………………………………
NIM : ……………………………………………………
Foto 3 x 4
PERIODE : ……………………………………………………
PRAKTIKUM : SISTEM KONTROL MODERN

Tanggal
No. Percobaan Asisten Percobaan Paraf
Praktikum Asistensi

Penentuan Fungsi Alih


1. Plant Generator DC
73411

NIM.
Desain Kontroler Struktur
Output Feedback Control
Dengan Pole Placement
2. Pada Pengontrolan
Tegangan Output
Generator DC 73411 NIM.
Penalaan Struktur Pi-D
Menggunakan Model
Reference Adaptive
3. Control (MRAC) Pada
Pengendalian Tegangan
Output Generator Dc
73411 NIM.

Sistem Pengendali
4. Ketinggian Air
Menggunakan PID Digital

NIM.

Penentuan Nilai Surat Puas Berdasar pada :


Nilai Akhir Praktikum = 0,2 N1 + 0,3 N2 + 0,5 N3
N1 : Nilai Pre-Tes
N2 : Nilai Pelaksanaan Praktikum Malang, ………………………..
Koordinator Asisten,
N3 : Nilai Pos-Tes

………………………………….
NIM. ....................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PRAKTIKUM
SISTEM KONTROL MODERN

PERCOBAAN I

PENENTUAN FUNGSI ALIH PLANT


GENERATOR DC 73411

ASISTEN PERCOBAAN : ...................................................................................

NIM : ...................................................................................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PRAKTIKUM I
PENENTUAN FUNGSI ALIH PLANT GENERATOR DC 73411

1.1 Tujuan Percobaan


1. Menentukan fungsi alih plant generator DC 73411.
2. Mengamati hasil validasi fungsi alih plant generator DC 73411 .

1.2 Alat Yang Digunakan


1. Seperangkat komputer.
2. Power Supply Unit
3. Mikrokontroler Arduino Mega 2560
4. Driver Motor
5. Motor Generator DC 73411
6. Sensor Tegangan
7. Kabel penghubung dan jumper
8. Rangkaian beban resistif

1.3 Dasar Teori


1.3.1 Pemodelan
Perancangan sistem kontrol loop tertutup memiliki beberapa tujuan yaitu untuk
mencapai sistem yang stabil, memastikan bahwa nilai keluaran sistem dekat dengan nilai
masukan yang diinginkan, dan menyaring nilai error pegukuran dari sinyal kontrol (Johnson
A, 1984).
Pemodelan sistem adalah penggambaran dalam bentuk lain dari sistem untuk
mempermudah dalam menganalisisnya. Dengan merepresentasikan setiap blok sistem
kedalam bentuk matematis akan dapat diketahui karakteristik suatu sistem dan parameter
kontroler yang tepat untuk digunakan tanpa harus menguji berulang kali secara langsung
(Prabarianto, 2016).
Terdapat banyak cara untuk memodelkan plant yaitu melalui pemodelan sistem
dinamik ataupun melalui identifikasi sistem. Identifikasi sistem merupakan suatu cara
mendapatkan fungsi alih plant dengan menggunakan pasangan data masukan dan keluaran
dari plant. Identifikasi sistem dapat dilakukan secara online maupun offline. Beberapa metode

1
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

pada identifikasi sistem secara online adalah Least Square (LS) Method, Recursive Least
Square (RLS) Method, maupun Extended Least Square (ELS) Method. Sedangkan identifikasi
sistem secara offline pada praktikum ini menggunakan software ident matlab. Dimana sinyal
masukan yang digunakan adalah sinyal Pseudo Random Binary Sequence (PRBS).

1.3.2 Sinyal Pseudo Random Binary Sequence (PRBS)


Pseudo Random Binary Sequence (PRBS) adalah sinyal kotak yang termodulasi pada
lebarnya dan berlangsung secara sekuensial. Sinyal ini biasanya dibangkitkan menggunakan
Linear Feedback Shift Register (LFSR). Pada LFSR memiliki dua parameter dasar yang
menentukan sifat sekuensial yang dihasilkan, yaitu panjang dari shift register dan susunan
umpan balik. PRBS memiliki variasi panjang sekuensialnya tergantung dari panjangnya shift
register seperti ditunjukkan dalam Tabel 1.1.

Tabel 1. 1 Tabel Variasi Panjang Sekuensial PRBS


Sumber: Landau, 2006

Panjang Sekuensial
Panjang Register (N) Posisi Tap Umpan Balik
L = 2N-1
2 3 1 dan 2
3 7 1 dan 3
4 15 3 dan 4
5 31 3 dan 5
6 63 5 dan 6
7 127 4 dan 7
8 255 2, 3, 4, dan 8
9 511 5 dan 9
10 1023 7 dan 10

Panjang dari shift register menentukan periode maksimum yang dapat dihasilkan dari
sekuensial Pseude Random Binary Sequence (PRBS) yang tidak berulang dan dapat
dinyatakan dengan persaman LPRBS = 2n-1.
Panjang maksimum yang dapat dihasilkan PRBS untuk panjang tertentu dari shift
register dapat dicapai dengan mempersiapkan konfigurasi dari feedback. Pada dasarnya ada
dua kemungkinan untuk realisasi linear feedback shift register (LFSR) yaitu Fibonacci (many

2
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

to one) dan Galois (one to many). Keduanya dapat didasarkan pada gerbang XOR atau
XNOR menggunakan bermacam macam angka dan kombinasi dari feedback taps keluaran
dari shift register khusus. Dengan mengubah konfigurasi umpanbalik (jumlah tap dan
posisinya) memungkinkan untuk menemukan M-sequence yang berbeda untuk panjang
tertentu dari shift register yang ditunjukkan dalam Gambar 1.1.

Gambar 1. 1 Register Geser 5 Bit dengan Umpan Balik


Sumber: Landau, 2006

Prinsip pengujian proses dengan sinyal PRBS adalah membuat perubahan input kecil
secara acak untuk membangkitkan gangguan (perturbation) yang kontinyu pada variabel
output. Salah satu keuntungan penggunaan dari pendekatan ini adalah amplitudo perubahan
input yang dibutuhkan dapat lebih kecil jika dibandingkan dengan perubahan step pada step
testing. Selain itu, prosespengujian dapat dilakukan tanpa harus menunggu proses dalam
keadaan tunak (steadystate). Jika pengujian dengan sinyal PRBS dilakukan, sinyal input
secara teoritis disebut white (tidak berkorelasi) dan akan menghasilkan parameter model
estimasi yang lebih baik. Frekuensi dari PRBS dapat dipilih untuk putaran (flips) cepat (fast)
atau lambat (slow). Pemilihan frekuensi ini dapat menentukan jenis informasi yang akurat
mengenai dead time, slow akan memberikan informasi steady state gain yang tepat
sedangkan medium memberikan informasi time constant lebih baik.

3
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

1.4 Percobaan
1.4.1 Rangkaian Percobaan

Gambar 1. 2 Rangkaian Percobaan

1.4.2 Prosedur Percobaan


1.4.2.1 Percobaan Mencari Fungsi Alih Plant
1) Rangkailah modul praktikum seperti dalam Gambar 1.2.
2) Buka software Arduino.
3) Upload program yang diberikan oleh asisten percobaan pada Mikrokontroler
Arduino Mega 2560.
4) Amati keluaran plant dan sinyal masukan PRBS.
5) Lengkapilah Tabel 1.2.
6) Ulangilah langkah 1 sampai dengan 5 sehingga didapatkan tiga buah pasangan
sinyal masukan dan keluaran sistem.
7) Lengkapilah grafik dalam Gambar 1.3, 1.4 dan 1.5.
1.4.2.2 Percobaan Validasi Fungsi Alih
1) Rangkailah modul praktikum seperti dalam Gambar 1.2.
2) Buka software Arduino.
3) Atur nilai setpoint pada modul praktikum sebesar 9 volt.
4) Amati keluaran plant.
5) Buka software Matlab.
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

6) Berikan masukan step sebesar 9 volt pada plant yang sudah dimodelkan oleh
masing-masing fungsi alih yang sudah diperoleh.
7) Lengkapilah Tabel 1.3.
8) Lengkapilah grafik dalam Gambar 1.6, 1.7, dan 1.8.

1.4.3 Hasil Percobaan dan Analisis Data


1.4.3.1 Penentuan Fungsi Alih Plant
Tabel 1. 2 Fungsi Alih Plant

No Fungsi Alih Plant

1.4.3.2 Validasi Fungsi Alih Plant


Tabel 1. 3 Performansi respon Plant dan spesifikasi respon transien

Time Time Settling Settling


No Fungsi Alih Plant Constant Constant Time Plant Time Model
Plant (s) Model (s) (s) (s)

3
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

1.4.4 Grafik
1.4.4.1 Sinyal Masukan PRBS dan Keluaran Plant Generator DC 73411

Gambar 1.3 Sinyal Masukan PRBS dan Respon Plant Generator DC 3411 untuk Data ke-1

Gambar 1.4 Sinyal Masukan PRBS dan Respon Plant Generator DC 3411 untuk Data ke-2
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 1.5 Sinyal Masukan PRBS dan Respon Plant Generator DC 3411 untuk Data ke-3

1.4.4.2 Validasi Output Fungsi Alih dengan output Generator DC 73411

Gambar 1.6 Validasi Respon model dengan Respon Generator DC 73411 untuk Data ke-1
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 1.7 Validasi Respon model dengan Respon Generator DC 73411 untuk Data ke-2

Gambar 1.8 Validasi Respon model dengan Respon Generator DC 73411 untuk Data ke-3

1.5 Kesimpulan
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

PRAKTIKUM
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SISTEM KONTROL MODERN

PERCOBAAN II

DESAIN KONTROLER STRUKTUR OUTPUT


FEEDBACK CONTROL DENGAN POLE PLACEMENT
PADA PENGONTROLAN TEGANGAN OUTPUT
GENERATOR DC 73411

ASISTEN PERCOBAAN : ...................................................................................

NIM : ...................................................................................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PRAKTIKUM II
DESAIN KONTROLER STRUKTUR OUTPUT FEEDBACK CONTROL
DENGAN POLE PLACEMENT PADA PENGONTROLAN TEGANGAN
OUTPUT GENERATOR DC 73411

2.1 Tujuan Percobaan


1. Mengamati pengaruh letak pole terhadap respon sistem.
2. Mengamati respon sistem jika diberi gangguan.

2.2 Alat Yang Digunakan


1. Seperangkat komputer
2. Power Supply Unit
3. Mikrokontroler Arduino Mega 2560
4. Driver Motor
5. Motor Generator DC 73411
6. Sensor Tegangan
7. Kabel penghubung dan jumper
8. Rangkaian beban resistif

2.3 Dasar Teori


2.3.1 Generator DC
Generator Direct Current (DC) merupakan sebuah piranti elektronik yang mengubah
energi mekanis menjadi energi elektris. Energi mekanis di pergunakan untuk memutar
kumparan kawat penghantar di dalam medan magnet. Energi yang dipergunakan bisa
berbentuk uap, turbin air, mesin bensin, atau motor listrik.

Generator DC memiliki konstruksi yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang
berputar (rotor) dan bagian yang diam (stator). Contoh dari stator adalah rangka, komponen
magnet dan komponen sikat. Sedangkan yang termasuk rotor adalah jangkar, kumparan
jangkar dan komutator (Ardian, 2010: 6). Secara umum, konstruksi generator DC dapat
dilihat dalam Gambar 2.1.

10
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 2.1 Konstruski generator DC


Sumber: Ardian, 2010: 7

Prinsip kerja dari suatu generator DC adalah berdasarkan hukum Faraday mengenai
induksi elektromagnetik. Hukum Faraday menyebutkan “Apabila suatu konduktor digerakkan
dan memotong garis-garis gaya magnetik (fluksi), maka pada konduktor tersebut akan timbul
suatu gaya gerak listrik (g.g.l.)” (Soemarwanto, 2010: 79).

Jika kumparan kawat dihubungkan dengan rangkaian listrik tertutup, maka akan
timbul pula arus listrik yang mengalir pada rangkaian. Berdasarkan Hukum Induksi Faraday/
Hukum Faraday besarnya g.g.l. yang diinduksikan satu belitan adalah:

(2-1)

Untuk N belitan maka:

(2-2)

Apabila kecepatan putara= , maka untuk 1 putaran= = , konduktor

akan memotong P x Maxwell, sehingga:

(2-3)

11
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Karena ada konduktor pada setiap cabang jangkar paralel, maka:

Volt (2-4)

Volt (2-5)

dengan:
P = Jumlah kutub.
a = Jumlah cabang jangkar paralel.
n = Jumlah putaran (putaran/menit).
z = Jumlah konduktor di jangkar.
= Fluksi tiap kutub (Maxwell).

Di dalam generator DC besar p, a, dan z adalah tertentu/ tetap/ konstan. Maka dari

persamaan 5-5, apabila konstan, maka:

Volt (2-6)

dengan:
E : Tegangan induksi
C : Konstanta
n : Jumlah putaran (putaran/menit).
: Fluksi tiap kutub (Maxwell).

2.3.2 Konsep Ruang Keadaan


Proses pemodelan sistem akan selalu dilakukan dalam mendesain sistem kontrol.
Model dapat berupa diagram blok, diagram aliran sinyal, maupun dalam bentuk persamaan
matematis. Model matematis sebuah sistem didefinisikan sebagai kumpulan informasi dalam
bentuk persamaan matematis yang mewakili sistem fisik yang ditinjau. Terdapat suatu
metode untuk memodelkan sistem dengan multi input atau multi output, yang dikenal dengan
metode ruang keadaan (state space). Model ruang keadaan merupakan sekumpulan

12
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

persamaan diferensial orde satu yang berhubungan dan ditulis dalam notasi matriks vektor.
Bentuk umum ruang keadaan (state space) sebuah sistem dapat dilihat dari representasi
sistem dalam bentuk persamaan state dalam Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Representasi Sistem dalam Bentuk Persamaan State


Sumber: Ogata, K.2010

Persamaan state:

ẋ(t) = Ax(t) + Bu(t) (2-7)

Persamaan output:

y(t) = Cx(t) + Du(t) (2-8)

dengan:
x(t) = vektor state (n-vektor)
u(t) = vektor kontrol (m-vektor)
y(t) = vektor output (p-vektor)
A = matriks keadaan orde n x n
B = matriks input orde n x m
C = matriks output orde p x n
D = matriks transmisi langsung orde p x n

2.3.2 Konsep Sistem Kontrol Optimal


Sistem kontrol optimal adalah sistem kontrol yang mempunyai unjuk kerja terbaik
(best performance) terhadap suatu acuan tertentu. Sistem kontrol mempunyai tolok ukur,

13
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

artinya sistem tersebut sesuai terhadap suatu referensi (Houpis D’Azzo, 1995). Supaya suatu
sistem dapat dikontrol, maka perlu dibuat model matematis yang menghubungkan input dan
output. Pada sistem kontrol optimal, model yang banyak digunakan adalah persamaan
keadaan (state space).
Cara untuk mengukur kualitas output transien pada sistem kontrol yang diberi input
step yaitu dengan control area. Performansi sistem terbaik ditandai harga output y(t)
mendekati set point (input) u(t) sehingga luasan error e(t) = u(t) - y(t) mendekati nol. Selain
itu, waktu yang dibutuhkan oleh output untuk mencapai kondisi steady state secepat
mungkin.
Cara paling sederhana untuk mencapai kondisi “steady state” secepat mungkin adalah
dengan memperbesar parameter kontroler proporsional (P). Sedangkan untuk mengurangi
error adalah dengan memperbesar parameter kontroler integral (I). Namun kedua cara
tersebut akan dapat mengakibatkan ketidakstabilan sistem dan mengurangi nilai redaman (ξ).
Tujuan tersebut tidak dapat dicapai secara bersama-sama. Oleh karena itu diperlukan konsep
kompromi atau pengambilan “jalan tengah” dari kedua tujuan itu. “Jalan Tengah” itu dikenal
sebagai optimasi. Syarat proses optimasi adalah penetapan fungsi tujuan. Sinyal yang
mungkin dapat digunakan untuk penggambaran itu adalah sinyal error (Rusli, M., 2015).

2.3.4 Pole Placement


Pole placement adalah suatu metode desain kontrol dimana menentukan letak dari
pole sistem loop tertutup pada bidang kompleks dengan mengatur gain kontroler. Pada
pendekatan secara konvensional, kita mengasumsikan bahwa pengaruh respon pole loop
tertutup tak dominan dapat diabaikan. Pada pendekatan dengan penempatan pole (pole
placement), pendekatan penempatan pole yang diberikan menetapkan semua loop tertutup.
Terdapat persyaratan pada bagian sistem untuk pole-pole loop tertutup yang akan
ditempatkan pada lokasi yang dipilih secara sembarang yaitu bahwa sistem harus berupa
keadaan lengkap yang dapat dikontrol.
Keterkontrolan keadaan secara sempurna dapat dilihat dari sistem waktu diskrit.
Sistem diskrit yang dinyatakan oleh
“ x((k + 1)T) = Gx(kT) + Hu(kT)
Dimana :
x(kT) = vektor keadaan (vektor n dimensi)
u(kT) = sinyal kontrol

14
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

G = matriks nonsinguler n xn
H = matriks n x 1
T = perioda cacah

Kondisi keterkontrolan sempurna diturunkan berdasarkan kenyataan bahwa jika suatu


sistem terkontrol sempurna, maka ada sinyal kontrol kontinyu sepotong-sepotong yang akan
memindahkan setiap keadaan awal ke titik asal dalam sejumlah perioda cacah yang
terhingga.
Observability atau keteramatan sistem linier dapat dinyatakan oleh persamaan
berikut:

dimana :
x = vektor keadaan (vektor n-dimensi)
y = vektor keluaran (vektor m-dimensi)
A = matriks n x n
C = matriks m x n
Keteramatan sempurna dari sistem waktu diskrit. Tinjau sistem yang dinyatakan oleh :

dimana:
x(kT) = vektor keadaan (vektor n-dimensi)
y(kT) = vektor keluaran (vektor m-dimensi)
G = matriks n x n
C = matriks m x n
T = periode cacah
Persamaan ruang keadaan waktu berbentuk :
(2-9)
Dan sinyal kontrol diberikan oleh :
(2-10)
Dan subtitusi persamaan (2-9) ke persamaan (2-10) sehingga didapatkan
(2-11)
Solusi dari persamaan (2-11)

15
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kestabilan dari sistem (2-11) ditentukan oleh nilai eigen dari (A-BK) , artinya jika
matriks K dapat dipilih secara tepat, maka bagian riil dari nilai eigen matriks (A- BK) terletak
di sebelah kiri sumbu imajiner bidang s, hal itu berarti, untuk semua x(0) ≠ 0, x(t)=0 untuk
t→∞. Syarat perlu dan cukup untuk penempatan pole dinyatakan dalam teorema berikut. :
Teorema [Ogata Katsuhiko, 1997]: “Jika diberikan suatu sistem, maka syarat perlu dan cukup
untuk penempatan sembarang pole yang diinginkan adalah bahwa sistem tersebut terkontrol
secara lengkap”.

2.3.5 State Observer


Pada sistem dengan banyak state, adalah tidak mungkin untuk mengetahui seluruh
informasi mengenai state. Tidak semua state dapat diindera oleh sensor, dan dapat
diumpanbalikkan. Sistem dengan state feedback membutuhkan sensor ideal yang mempunyai
bandwidth tak terhingga. Kenyataannya tidak ada sensor yang ideal dan juga sensor memiliki
bandwidth yang terbatas.
Konsep pengamat (observer) sebenarnya adalah bila tidak memiliki seluruh state,
adalah mungkin untuk mengestimasi state-state tersebut dengan menggunakan input dan
output sistem. Konsepnya adalah seperti dalam Gambar 2.3

Gambar 2.3 Full Order State Observer


Sumber: Gopal, M. 1987

16
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Untuk sistem,
ẋ(t) = Ax(t) + Bu(t); x(0) = x0 (2-12)
y = Cx (2-13)
Dengan estimasi state x(t) dinotasikan oleh
(2-14)
(2-15)
Nilai diusahakan bernilai sekecil mungkin, yang menandakan bahwa estimator
bekerja dengan baik. Untuk membuat sedekat mungkin dengan x(t), didefinisikan state
estimator error:

(2-16)
Jika dapat dicari nilai matriks observer gain sedemikian rupa sehingga )
stabil, maka nilai estimator error akan menuju nol untuk sembarang nilai awal. Hal ini dapat
dilakukan hanya jika pasangan matriks (A, C) observable (Lewis and Syrmos, 1995:450).

Dengan:

Atau

Dimana P adalah solusi dari persamaan Riccati:


(2-17)

2.3.6 Output Feedback Control


Salah satu desain kontroler adalah Output Feedback Control (OFC). Dengan
menggunakan OFC, dapat diestimasi state-state yang ada hanya dengan menggunakan input
dan output sistem. Salah satu metode yang digunakan pada OFC adalah dengan
menggunakan estimasi Leunberger. Estimasi tersebut dapat dilihat dalam Gambar 2.4.

17
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 2. 4 Struktur Output Feedback Control


Sumber: Kwakernaak.2011

distubtitusi:

dinamakan selisih error

untuk mencari matriks L menggunakan rumus:


(2-18)

2.3.7 Desain Pra Filter


Pra filter digunakan untuk menunjang performa output feedback control (OFC).
Desain pra filter ditunjukkan dalam Gambar 2.5.

18
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 2.5 Desain Prafilter

Dimana:

disubstitusi:

ditransformasi Laplace:
(s)
(s)

(s)
(2-19)

19
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2.4 Percobaan
2.4.1 Rangkaian Percobaan

Gambar 2.6 Rangkaian Percobaan

2.4.2 Prosedur Percobaan

2.4.2.1 Percobaan dengan Beberapa Letak Pole


1) Rangkailah modul praktikum seperti dalam Gambar 2.6.
2) Buka software Arduino.
3) Atur letak pole pada program arduino sesuai dengan Tabel 2.1 sampai Tabel 2.4..
4) Upload program yang diberikan oleh asisten percobaan pada Mikrokontroler
Arduino Mega 2560.
5) Atur nilai setpoint sebesar 11 volt.
6) Amati respon sistem.
7) Lengkapi Tabel 2.1 sampai 2.4 dengan menyesuaikan dengan hasil pengamatan
pada percobaan.
8) Lengkapi grafik dalam Gambar 2.7 sampai 2.10.
2.4.2.2 Percobaan dengan Beberapa Nilai Setpoint dan Diberikan Gangguan
1) Rangkailah modul praktikum seperti dalam Gambar 2.6.

20
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2) Buka software Arduino.


3) Upload program yang diberikan oleh asisten percobaan pada Mikrokontroler
Arduino Mega 2560
4) Atur nilai setpoint pada modul praktikum sesuai dengan Tabel 2.5.
5) Gangguan diberikan dengan cara menyalakan beban lampu sesuai petunjuk asisten.
6) Amati respon sistem.
7) Lengkapi Tabel 2.5 dengan menyesuaikan dengan hasil pengamatan pada
percobaan.
8) Lengkapi grafik dalamGambar 2.11 sampai 2.13.

21
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2.4.3 Hasil Percobaan dan Analisis Data

2.4.3.1 Performansi Sistem dengan Beberapa Letak Pole

Tabel 2. 1 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Observer Pole op1

L pole R pole Settling


No R L M Overshoot (%)
observer kontroler Time (s)

[-0,0006759; [-5,5944; [-0,298149765166340 [-6,308224099999542;


1 0,996126164
-0,1941] -0,7279] -0,044202544031311] 35,731512514487180]

[-5,6759; [-5,5944; [-0,298149765166340 [-0,632999999999998;


2 0,996126164
-0,1941] -0,7279] -0,044202544031311] -0,072908810000004]

[-200,6759; [-5,5944; [-0,298149765166340 [194,3670000000006;


3 0,996126164
-0,1941] -0,7279] -0,044202544031311] -1230,308408810006]

2.4.3.1.1 Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

22
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel 2.2 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Observer Pole op2

R pole Settling
No L pole observer R L M Overshoot (%)
kontroler Time (s)

[-5,6759; [-5,5944; [-0,298149765166340 [-0,826905899999999;


1 0,996126164
-0,0001941] -0,7279] -0,044202544031311] 0,087470759889997]

[-5,6759; [-5,5944; [-0,298149765166340 [1,367000000000000;


2 0,996126164
-2,1941] -0,7279] -0,044202544031311] -1,727108810000002]

[-5,6759; [-5,5944; [-0,298149765166340 [99,366999999999980;


3 0,996126164
-100,1941] -0,7279] -0,044202544031311 -82,782908809999940]

2.4.3.1.2 Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

23
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel 2.3 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Observer Pole rp1

L pole R pole Settling


No R L M Overshoot (%)
observer kontroler Time (s)

[-5,6759; [-0,5944; [-1,188438414872798 [-0,632999999999998;


1 0,105837515
-0,1941] -0,7279] -1,267294520547945] -0,072908810000004]

[-5,6759; [-5,5944; [-0,298149765166340 [-0,632999999999998;


2 0,996126164
-0,1941] -0,7279] -0,044202544031311] -0,072908810000004]

[-5,6759; [-10,5944; [0,592138884540118 [-0,632999999999998;


3 1,88641481409
-0,1941] -0,7279] 1,178889432485323] -0,072908810000004]

2.4.3.1.3 Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

24
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel 2.4 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Observer Pole rp2

L pole R pole Settling


No R L M Overshoot (%)
observer kontroler Time (s)

[-5,6759; [-5,5944; [-0,298149765166340 [-0,632999999999998;


1 0,996126164
-0,1941] -0,7279] -0,044202544031311] -0,072908810000004]

[-5,6759; [-5,5944; [2,438836536203524 [-0,632999999999998;


2 3,73311246575342
-0,1941] -2,7279] 0,445034246575342] -0,072908810000004]

[-5,6759; [-5,5944; [5,175822837573391 [-0,632999999999998;


3 6,47009876712329
-0,1941] -4,7279] 0,934271037181997] -0,072908810000004]

2.4.3.1.4 Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

25
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2.4.3.2 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Setpoint dan Diberi Gangguan

Tabel 2.5 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Setpoint dan Diberikan Gangguan

Recovery Time Recovery Time


No. Setpoint (volt) Gangguan (volt) Gangguan Gangguan
Diberikan (s) Dihilangkan (s)
1 9 12,5

2 10 12,5

3 11 12,5

2.4.3.2.1 Kesimpulan

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
2.4.4 Grafik

2.4.4.1 Respon Sistem dengan Beberapa Letak Pole

Gambar 2.7 Respon Sistem dengan Beberapa Nilai Observer Pole op1

26
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 2.8 Respon Sistem dengan Beberapa Nilai Observer Pole op2

Gambar 2.9 Respon Sistem dengan Beberapa Nilai Observer Pole rp1

27
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 2.10 Respon Sistem dengan Beberapa Nilai Observer Pole rp2

2.4.4.2 Grafik Respon Sistem dengan Beberapa Nilai Setpoint dan Diberi Gangguan

Gambar 2.11 Respon Sistem dengan Setpoint 9 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-1)

28
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 2.12 Respon Sistem dengan Setpoint 11 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-2)

Gambar 2.13 Respon Sistem dengan Setpoint 10 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-3)

29
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PRAKTIKUM
SISTEM KONTROL MODERN

PERCOBAAN III

PENALAAN STRUKTUR PI-D MENGGUNAKAN


MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROL (MRAC)
PADA PENGENDALIAN TEGANGAN OUTPUT
GENERATOR DC 73411

ASISTEN PERCOBAAN : ...................................................................................

NIM : ...................................................................................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PRAKTIKUM III
PENALAAN STRUKTUR PI-D MENGGUNAKAN MODEL
REFERENCE ADAPTIVE CONTROL (MRAC) PADA PENGENDALIAN
TEGANGAN OUTPUT GENERATOR DC 73411

3.1 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui perancangan algoritma dan performansi pada pengendalian tegangan
output generator DC 73411.
2. Mengamati pengaruh nilai gain adaptasi terhadap respon sistem.
3. Mengamati respon perubahan gain kontroler PI-D.
4. Mengamati respon sistem jika diberi perubahan nilai setpoint dan gangguan.

3.2 Alat Yang Digunakan


1. Seperangkat komputer.
2. Power Supply Unit
3. Mikrokontroler Arduino Mega 2560
4. Driver Motor
5. Motor Generator DC 73411
6. Sensor Tegangan
7. Kabel penghubung dan jumper
8. Rangkaian beban resistif

3.3 Dasar Teori


3.3.1 Generator DC
Generator Direct Current (DC) merupakan sebuah piranti elektronik yang mengubah
energi mekanis menjadi energi elektris. Energi mekanis di pergunakan untuk memutar
kumparan kawat penghantar di dalam medan magnet. Energi yang dipergunakan bisa
berbentuk uap, turbin air, mesin bensin, atau motor listrik.

Generator DC memiliki konstruksi yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang
berputar (rotor) dan bagian yang diam (stator). Contoh dari stator adalah rangka, komponen
magnet dan komponen sikat. Sedangkan yang termasuk rotor adalah jangkar, kumparan

30
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

jangkar dan komutator (Ardian, 2010: 6). Secara umum, konstruksi generator DC dapat
dilihat dalam Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Konstruksi generator DC


Sumber: Ardian, 2010: 7

Prinsip kerja dari suatu generator DC adalah berdasarkan hukum Faraday mengenai
induksi elektromagnetik. Hukum Faraday menyebutkan “Apabila suatu konduktor digerakkan
dan memotong garis-garis gaya magnetik (fluksi), maka pada konduktor tersebut akan timbul
suatu gaya gerak listrik (g.g.l.)” (Soemarwanto, 2010: 79).

Jika kumparan kawat dihubungkan dengan rangkaian listrik tertutup, maka akan timbul
pula arus listrik yang mengalir pada rangkaian. Berdasarkan Hukum Induksi Faraday/ Hukum
Faraday besarnya g.g.l. yang diinduksikan satu belitan adalah:

(3-1)

Untuk N belitan maka:

(3-2)

31
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Apabila kecepatan putara= , maka untuk 1 putaran= = , konduktor

akan memotong P x Maxwell, sehingga:

(3-3)

Karena ada konduktor pada setiap cabang jangkar paralel, maka:

Volt (3-4)

Volt (3-5)

dengan:
P = Jumlah kutub.
a = Jumlah cabang jangkar paralel.
n = Jumlah putaran (putaran/menit).
z = Jumlah konduktor di jangkar.
= Fluksi tiap kutub (Maxwell).

Di dalam generator DC besar p, a, dan z adalah tertentu/ tetap/ konstan. Maka dari

persamaan 3-5, apabila konstan, maka:

Volt (3-6)

dengan:
E : Tegangan induksi
C : Konstanta
n : Jumlah putaran (putaran/menit).
: Fluksi tiap kutub (Maxwell).

32
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3.3.2 Model Reference Adaptive Control (MRAC)

Dasar pemikiran munculnya Model Reference Adaptive Control (MRAC) adalah


respon sistem yang sesuai dengan keinginan desain dibuat dalam bentuk model M(s). Output
dari model ini dibandingkan dengan output sistem, selisih output model dengan output sistem
digunakan untuk mengatur strategi kontrol (Rozi, 2015: 10).

MRAC mempunyai dua lup yaitu lup dalam dan lup luar. Lup dalam terdiri dari plant
dan kontroler. Lup luar bertujuan untuk menyesuaikan nilai parameter yang digunakan pada
lup dalam. Setelah nilai parameter kontroler sudah tepat, maka lup dalam berjalan seperti
sistem kontrol pada umumnya. Skema dari Model Reference Adaptive Control (MRAC) dapat
dilihat dalam Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Skema Model Referense Adaptive Control (MRAC)


Sumber: Astrom, 1995: 185

Model referensi merupakan sebuah persamaan matematis yang mengandung


spesifikasi desain yang diinginkan. Kontroler digunakan untuk menghasilkan sinyal kontrol u
yang selanjutnya digunakan sebagai inpiut plant. Plant menghasilkan sinyal output y dan
model referensi menghasilkan sinyal output ym. Output plant dibandingkan dengan output
model referensi. Jika terdapat error diantara keduanya maka parameter yang ada pada
kontroler akan berubah. Perubahan parameter kontroler dilakukan melalui hukum adaptasi
yang terjadi pada adjustment mechanism. Pada hukum adaptasi, parameter kontroler ini akan
diatur sedemikian rupa sehinga parameter kontroler dapat membentuk sinyal kontrol u yang
akan menyebabkan output plant sesuai dengan model referensi. Apabila plant telah mengikuti
referensi, maka nilai parameter kontroler sudah tetap seperti yang diharapkan.

33
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3.3.3 Aturan MIT


Aturan MIT adalah pendekatan yang sebenarnya pada MRAC. Nama MIT dipakai
karena metode tersebut dikembangkan di Laboratorium Instrumentasi di MIT. Untuk
mengetengahkan aturan MIT, dimisalkan sebuah sistem loop tertutup di mana kontrolernya
mempunyai sebuah parameter  yang dapat diatur. Respon loop tertutup yang diinginkan
ditentukan dengan suatu model yang memiliki output ym. Misalnya e sebagai error antara
output sistem lup tertutup y dan output respon mode ym. Satu kemungkinan untuk mengatur
parameter dengan meminimalisasi loss function (fungsi kerugian, J(θ)) (Astrom, 1995: 186).

(3-7)

Untuk mendapatkan nilai yang kecil, merupakan hal yang beralasan untuk mengubah
parameter dalam arah negatif gradien dari , yaitu

(3-8)

Turunan parsial yang disebut dengan turunan sensitivitas sistem, menunjukkan

bagaimana error dipengaruhi oleh parameter yang dapat diatur. Jika diasumsikan bahwa
parameter berubah lebih lambat daripada variabel yang lain di dalam sistem, sehingga

turunan dapat dievaluasi di bawah asumsi bahwa  adalah konstan (Astrom,1995: 187).

Dengan menggunakan aturan MIT dan mengacu pada Gambar 3.2, respon kontroler
merupakan parameter yang dikalikan dengan error atau selisih antara dan
.Hubungan tersebut dapat dilihat pada persamaan 3-9.

(3-9)

dimana:
u(t) = respon kontroler
= parameter kontroler
ym(t) = respon model referensi
y(t) = respon plant

34
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Perubahan parameter kontroler terhadap waktu dinyatakan dalam model pendekatan


gradien yang ditunjukkan pada persamaan 3-10 dan 3-11.

(3-10)

Dengan menurunkan fungsi maka persamaan 3-10 akan menjadi persamaan


3-11.

(3-11)

dimana:
u(t) = respon kontroler
= parameter kontroler
ym(t) = respon model referensi
y(t) = respon plant
= gain adaptasi

3.3.4 Desain Struktur PI-D Menggunakan Teknik MRAC

Fungsi alih motor generator DC 73411 merupakan orde dua yang ditunjukkan oleh
persamaan 3-12.

(3-12)

Kontroler PI-D yang digunakan dapat dilihat dalam Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Diagram blok sistem loop tertutup

35
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Fungsi alih dari diagram blok dalam Gambar 3.3 adalah seperti pada persamaan 3-13.

(3-13)

Model referensi ditentukan melalui derajat relatif sistem. Derajat relatif model referensi
sistem harus sama dengan derajat relatif plant. Derajat relatif adalah selisih antara derajat
polinominal pole dengan derajat polinominal zero. Orde model referensi disesuaikan dengan
orde plant, sehingga model referesi dapat diasumsikan dalam bentuk fungsi alih orde 3 pada
Persamaan 3-14.

(3-14)

Dengan menyamakan persamaan 3-13 dan 3-14 maka didapatkan persamaan 3-15 sampai
3-18.

(3-15)
(3-16)
(3-17)
(3-18)

Diagram blok pengontrolan plant dengan penalaan struktur PI-D dengan teknik MRAC
dapat dilihat dalam Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Diagram blok sistem dengan model referensi

36
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Perubahan parameter kontroler terhadap waktu dinyatakan dalam model pendekatan


gradien dimana error didefinisikan sebagai selisih antara respon plant dan respon model
referensi . Sehingga memungkinkan untuk didapatkan parameter kontroler

dan dengan menerapkan aturan MIT dan didapat dari penurunan

berikut:

(3-19)

(3-20)

dari persamaan 3-19 dan 3-20, maka didapatkan persamaan 3-21,

(3-21)

dengan mengganti dengan dan maka diperoleh persamaan 3-22 sampai 3-24,

(3-22)

(3-23)

(3-24)

dimana,
(3-25)

(3-26)

(3-27)

dengan menggunakan hubungan persamaan 3-22 sampai 3-27, maka didapatkan persamaan
3-28 sampai 3-30,

37
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(3-28)

(3-29)

(3-30)

untuk mendapatkan persamaan , , adalah dengan cara menurunkan persamaan 3-3

yang dituliskan kembali menjadi persamaan 3-31,

(3-31)

dengan memisalkan ruas kiri pada persamaan 3-31 adalah dan ruas kanan pada persamaan
3-31 adalah , maka didapatkan persamaan 3-32,

(3-32)

turunan dari adalah seperti pada persamaan 3-34,

) 2+( 2+ + (3-33)

(3-34)

turunan dari adalah seperti pada persamaan3-35,

(3-35)

dengan mensubtitusikan persamaan 3-34 dan 3-35 kedalam persamaan 3-32, maka
didapatkan persamaan 3-36 dan 3-37,

38
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(3-36)

(3-37)

dengan cara yang sama seperti pada persamaan 3-31 sampai 3-37, maka didapatkan dan

seperti pada persamaan 3-38 dan 3-39,

(3-38)

(3-39)

dengan mensubtitusikan persamaan 3-37 sampai 3-39 kedalam persamaan 3-28 sampai 3-30,
maka didapatkan persamaan 3-40 sampai 3-42.

(3-40)

(3-41)

(3-42)

Dari persamaan 3-40 sampai 3-42, gain parameter tidak dapat ditemukan ketika nilai
, dan tidak diketahui. Jadi rumus yang diturunkan dari aturan MIT ini belum dapat
digunakan. Sebagai gantinya, beberapa pendekatan diperlukan. Jika berfikir sistem
merupakan model yang sempurna, bandingkan hubungan antara input-output dari sistem
dengan model referensi, pendekatan yang akan digunakan seperti pada persamaan 3-43
sampai 3-46.

(3-43)
(3-44)

39
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(3-45)
(3-46)

dengan mensubtitusikan persamaan 3-43 sampai 3-46 kedalam peramaan 3-40 sampai 3-42,
maka didapatkan persamaan 3-47 sampai 3-49,

(3-47)

(3-48)

(3-49)

dengan mengintegralkan kedua ruas pada persamaan 3-47 sampai 3-49, maka didapatkan
persamaan 3-50 sampai 3-52,

(3-50)

(3-51)

(3-52)

Representasi diagram blok berdasarkan penurunan yang telah diperoleh adalah seperti dalam
Gambar 3.5.

40
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 3.5 Diagram blok penggunaan teknik MRAC pada penalaan struktur PI-D

41
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3.4 Percobaan
3.4.1 Rangkaian Percobaan

Gambar 3.6 Rangkaian Percobaan

3.4.2 Prosedur Percobaan


3.4.2.1 Percobaan dengan Beberapa Nilai Gain Adaptasi

1. Rangkailah modul praktikum seperti dalam Gambar 3.6.


2. Buka software Arduino.
3. Atur nilai gain adaptasi p dan gain adaptasi i pada program arduino sesuai dengan
Tabel 4.1, 4.2, dan 4.3.
4. Upload program yang diberikan oleh asisten percobaan pada Mikrokontroler
Arduino Mega 2560.
5. Atur nilai setpoint sebesar 11 volt.
6. Amati respon sistem dan perubahan nilai Kp, Ki, dan Kd.
7. Lengkapi Tabel 3.1, 3.2, 3.3 dengan menyesuaikan dengan hasil pengamatan pada
percobaan.
8. Lengkapi grafik dalam Gambar 3.7, 3.8, dan 3.9.

3.4.2.2 Percobaan dengan Beberapa Nilai Setpoint


1. Rangkailah modul praktikum seperti dalam Gambar 3.6.

42
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2. Buka software Arduino.


3. Upload program yang diberikan oleh asisten percobaan pada Mikrokontroler
Arduino Mega 2560.
4. Atur nilai setpoint pada modul praktikum sesuai dengan Tabel 3.3.
5. Amati respon sistem dan perubahan nilai Kp, Ki, dan Kd.
6. Lengkapi Tabel 3.4 dengan menyesuaikan dengan hasil pengamatan pada
percobaan.
7. Lengkapi grafik dalam Gambar 3.10 sampai dengan Gambar 3.13.

3.4.2.3 Percobaan dengan Perubahan Nilai Setpoint


1. Rangkailah modul praktikum seperti dalam Gambar 3.6.
2. Buka software Arduino.
3. Upload program yang diberikan oleh asisten percobaan pada Mikrokontroler
Arduino Mega 2560.
4. Ubah nilai setpoint ketika respon generator DC sudah steady sesuai degan tabel
3.3.
5. Amati respon sistem dan perubahan nilai Kp, Ki, dan Kd.
6. Lengkapi Tabel 3.5 dengan menyesuaikan dengan hasil pengamatan pada
percobaan.
7. Lengkapi grafik dalam Gambar 3.16 dan 3.17.

3.4.2.4 Percobaan dengan Beberapa Nilai Setpoint dan Diberikan Gangguan


1. Rangkailah modul praktikum seperti dalam Gambar 3.6.
2. Buka software Arduino.
3. Upload program yang diberikan oleh asisten percobaan pada Mikrokontroler
Arduino Mega 2560.
4. Atur nilai setpoint pada modul praktikum sesuai dengan Tabel 3.6.
5. Gangguan diberikan dengan cara menyalakan beban lampu sesuai pada Tabel 3.6.
6. Amati respon sistem dan perubahan nilai Kp, Ki, dan Kd.
7. Lengkapi Tabel 3.6 dengan menyesuaikan dengan hasil pengamatan pada
percobaan.
8. Lengkapi grafik dalamGambar 3.18 dan 3.23.

43
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3.4.3 Hasil Percobaan dan Analisis Data


3.4.3.1 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Gain Adaptasi
Tabel 3.1 Performansi Sistem dengan beberapa nilai gain adaptasi p

Gain Gain Gain


Overshoot Settling
No. adaptasi adaptasi adaptasi Kp Ki Kd
(%) Time (s)
p i d
1 0.07 0.07 0.08

2 0.195 0.07 0.08

3 0.25 0.07 0.08

3.4.3.1.1 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Tabel 3.2 Performansi Sistem dengan beberapa nilai gain adaptasi i

Gain Gain Gain


Overshoot Settling
No. adaptasi adaptasi adaptasi Kp Ki Kd
(%) Time (s)
p i d
1 0.195 0.03 0.08

2 0.195 0.07 0.08

3 0.195 0.24 0.08

3.4.3.1.2 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

44
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel 3.3 Performansi Sistem dengan beberapa nilai gain adaptasi d

Gain Gain Gain


Overshoot Settling
No. adaptasi adaptasi adaptasi Kp Ki Kd
(%) Time (s)
p i d
1 0.195 0.07 0.02

2 0.195 0.07 0.08

3 0.195 0.07 0.19

3.4.3.1.3 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

3.4.3.2 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Setpoint

Tabel 3.4 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Setpoint

Overshoot Settling
No. Setpoint (volt) Kp Ki Kd
(%) Time (s)
1 9

2 10

3 11

3.4.3.2.1 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

45
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3.4.3.3 Performansi Sistem dengan Perubahan Nilai Setpoint

Tabel 3.5 Performansi Sistem dengan Perubahan Nilai Setpoint

Overshoot Settling
No. Setpoint (volt) Kp Ki Kd
(%) Time (s)
1 9

2 10

3 11

3.4.3.3.1 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

3.4.3.4 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Setpoint dan Diberi Gangguan

Tabel 3.6 Performansi Sistem dengan Beberapa Nilai Setpoint dan Diberikan Gangguan

Recovery Time Recovery Time


No. Setpoint (volt) Gangguan (volt) Gangguan Gangguan
Diberikan (s) Dihilangkan (s)
1 9 10

2 10 12,5

3 11 12,5

3.4.3.4.1 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

46
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3.4.4 Respon Sistem


3.4.4.1 Respon Sistem dengan Beberapa nilai Gain Adaptasi

Gambar 3.7 Respon Sistem dengan Beberapa Nilai Gain Adaptasi p

Gambar 3.8 Respon Sistem dengan Beberapa Nilai Gain Adaptasi i

47
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 3.9 Respon Sistem dengan Beberapa Nilai Gain Adaptasi d

3.4.4.2 Grafik Respon Sistem dan Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Beberapa Setpoint

Gambar 3.10 Respon Sistem dengan Setpoint 9 volt (Data Ke-1)

48
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 3.11 Respon Sistem dengan Setpoint 10 volt (Data Ke-2)

Gambar 3.12 Respon Sistem dengan Setpoint 11 volt (Data Ke-3)

49
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 3.13 Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Setpoint 9 volt (Data Ke- 1)

Gambar 3.14 Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Setpoint 10 volt (Data Ke- 2)

50
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 3.15 Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Setpoint 11 volt (Data Ke- 3)

3.4.4.3 Respon Sistem dan Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Perubahan Setpoint

Gambar 3.16 Respon Sistem dengan Perubahan Setpoint

51
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 3. 17 Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Perubahan Setpoint

3.4.4.4 Respon Sistem dan Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Beberapa Setpoint dengan
Diberikan Gangguan

Gambar 3.18 Respon Sistem dengan Setpoint 9 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-1)

52
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 3.19 Respon Sistem dengan Setpoint 10 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-2)

Gambar 3.20 Respon Sistem dengan Setpoint 11 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-3)

53
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 3.21 Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Setpoint 9 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-1)

Gambar 3.22 Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Setpoint 10 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-2)

54
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 3.23 Perubahan Kp, Ki, Kd dengan Setpoint 11 volt dan Diberi Gangguan (Data Ke-3)

55
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PRAKTIKUM
SISTEM KONTROL MODERN

PERCOBAAN IV

SISTEM PENGENDALI KETINGGIAN AIR


MENGGUNAKAN PID DIGITAL

ASISTEN PERCOBAAN : ...................................................................................

NIM : ...................................................................................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PERCOBAAN 4
SISTEM PENGENDALI KETINGGIAN AIR MENGGUNAKAN PID
DIGITAL

4.1 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui perancangan algoritma PID digital
2. Mengetahui performansi sistem kontrol ketinggian air
3. Mengetahui respon sistem jika diberi perubahan setpoint dan gangguan

4.2 Peralatan yang Digunakan


1. Perangkat computer
2. Power supply 12V
3. Modul plant tangki air
4. Modul mikrokontroller
5. Modul sensor
6. Kabel penghubung

4.3 Dasar Teori


4.3.1 Plant Tangki
Plant tangki air (73426) terdiri atas beberapa bagian diantaranya filling tank, tangki
penampungan, pompa, dan rangkaian sensor. Filling tank berbentuk balok yang pada bagian
atasnya terdapat lubang sehingga membentuk sebuah ruang di dalamnya. Di dalam tangki itu
sendiri disediakan tempat untuk menyelipkan sekat berlubang. Sekat ini akan memungkinkan
alternatif bentuk perilaku plant. Pada bagian atas dan bawah tangki terdapat sebuah lubang untuk
tempat masuk dan keluarnya air dari dan ke tangki penampungan. Untuk mengalirkan air dari
tangki penampungan digunakan sebuah pompa. Gambar 4.1 menunjukkan bentuk dari tangki
pengisian (filling tank).

56
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 4.1 Tangki pengisian (filling tank)

. 4.3.2 Ziegler-Nichols
Metode pertama atau sering disebut metode kurva reaksi, respon dari plant dapat dapat
diperoleh secara eksperimental dengan masukan berupa unit step, seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar 4.2

Gambar 4.2 Respon Plant Terhadap Masukan Berupa Unit Step


(Ogata, K.,1997)
Jika dalam plant tersebut terdapat integrator atau dominan complex-conjugate poles,
maka kurva respon unit step berbentuk seperti huruf S, seperti dalam Gambar 1.3 jika respon
tidak memberikan bentuk kurva S, maka metode ini tidak berlaku.(Ogata, K., 1997).

Gambar 4.3 Kurva Respon yang Berbentuk S


(Ogata, K., 1997)

57
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kurva berbentuk S tersebut dapat dikarakteristikkan menjadi dua konstanta yaitu waktu
tunda L dan konstanta waktu T. Waktu tunda dan konstanta waktu ditentukan dengan
menggambar sebuah garis tangen pada titik pembelokan dari kurva S, dan menentukan
perpotongan antara garis tangen dengan sumbu waktu t dan sumbu c(t) =K, seperti yang telah
ditunjukkan dalam Gambar 1.3 Fungsi alih C(s)/U(s) dapat dilakukan pendekatan dengan sistem
orde satu dengan persamaan sebagai berikut (Ogata, K.,1997)

(4.1)

Ziegler dan Nichols menyarankan untuk menentukan nilai-nilai dari Kp, Ti dan Td
berdasarkan pada formula yang ditunjukkan dalam Tabel 4.1 (Ogata, K., 1997).

Tabel 4.1 Aturan Penalaan Ziegler-Nichols Berdasarkan Respon Unit Step Dari Plan

Tipe Kontroler

P ∞ 0

PI 0,9 0

PID 1,2 2L 0,5 L

4.3.3 PID dan PID Digital


Gabungan aksi kontrol proporsional, integral, dan differensial mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan masing-masing dari tiga aksi kontrol tersebut. Masing-masing kontroler P,
I, maupun D berfungsi untuk mempercepat reaksi sistem,menghilangkan offset, dan
mendapatkan energi ekstra ketika terjadi perubahan load. Persamaan kontroler PID ini dapat
dinyatakan dalam persamaan 1.2

(4.2)

Dalam transformasi Laplace dinyatakan dalam persamaan 1.3

(4.3)

Ti adalah waktu integral dan Td adalah waktu derivatif. Gambar 4.4 menunjukkan
diagram blok kontroler PID.

58
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 4.4 Diagram Blok Kontroler PID


(Ogata K., 1997)

4.3.3.1 PID Digital


Diskritisasi dilakukan karena persamaan kontroler PID yang didapat dari transformasi
laplace masih dalam bentuk kontinyu. Banyak cara yang dapat digunakan untuk proses
diskritisasi (mengubah bentuk analog menjadi diskrit), tiga diantaranya adalah forward
difference, backward difference, dan bilinear transform. Semua metode yang digunakan hanya
merupakan pendekatan (approximation), sehingga hasilnya tidak akan sama persis dengan
bentuk analog. Hal ini dikarenakan bentuk diskrit selalu ada sebagian informasi yang hilang,
yaitu informasi yang terjadi antarasatu cuplikan dengan cuplikan lainnya walaupun frekuensi
cuplik yang digunakan tinggi dan karena formula matematika yang digunakan dalam proses
diskritisasi juga diturunkan berdasarkan pendekatan agar lebih mudah digunkan. 3 metode
diskrtitisasi ditunjukkan dalam Gambar 1.5 .

Gambar 4.5 Metode Konversi


Proses diskritisasi dilakukan dengan mengganti operator s pada transformasi Laplace
menjadi bentuk transformasi Z menggunakan salah satu dari tiga metode diatas yaitu:

Backward difference

Forward difference

59
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Bilinear transform

Algoritma sudah dalam bentuk diskrit yang dinyatakan dalam transformasi Z. Untuk
implementasinya, bentuk transformasi Z perlu diubah menjadi time domain, dengan mengganti
operator z0 menjadi waktu saat ini (k), dan z-1 menjadi waktu sesaat sebelumnya atau satu kali
waktu tunda (k – 1).

Gambar 4.6 Diagram Blok Sistem

60
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

4.4 Percobaan

Gambar 4.7 Gambar Rangkaian

4.4.1 Karakteristik Tangki


4.4.1.1 Tujuan percobaan
Dapat mengetahui bagaimana karakteristik dari plant tangki air 73426
4.4.1.2 Prosedur percobaan
1. Rangkai alat sesuai dengan rangkaian percobaan.
2. Buka semua slide pada tangki pengisian.
3. Buka program ARDUINO IDE pada perangkat komputer.
4. Menulis program yang ditunjukkan oleh asisten.
5. Ubah besar PWM sesuai dengan tabel.
6. Catat hasilnya.

61
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

4.4.1.3 Hasil dan analisis

NO PWM Ketinggian

4.4.1.4 Kesimpulan
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
........ ...............................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................

62
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

4.4.2 Kontrol Digital


4.4.2.1 Tujuan percobaan
Merancang kontrol digital untuk plant tangki air dan melihat responnya
4.4.2.2 Langkah percobaan
1. Rangkai alat sesuai dengan rangkaian percobaan.
2. Buka program ARDUINO IDE pada perangkat komputer.
3. Menulis program yang ditunjukkan oleh asisten.
4. Ubah parameter sesuai dengan yang ditentukan.
5. Plot hasil keluaran.

4.4.2.3 Hasil dan Analisis


1. Setpoint 7 cm

4.4.2.4 Kesimpulan
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................

63
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................

2. Setpoint 7 cm dengan gangguan

4.4.2.5 Kesimpulan

...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
64
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
3. Setpoint 9 cm

4.4.2.6 Kesimpulan

...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................

65
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

4. Setpoint 9 cm dengan gangguan

4.4.2.7 Kesimpulan

...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................

66
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DAFTAR PUSTAKA
Astrom, K.J. dan B. Wittenmark. 1995. Adaptive control. Addison-Wesley Publishing Company,
Inc. USA.

Amaliya, Z. 2016. Desain Kontroler Struktur Output Feedback Control dengan Pole Placement
pada Pengontrolan Tegangan Output Generator DC. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Malang:
Universitas Brawijaya

Ramadhani, D. 2017. Penalaan Struktur PI-D Menggunakan Model Reference Adaptive Control
(MRAC) pada Pengendalian Tegangan Output Generator DC 73411. Skripsi. Tidak
Dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya

Houpis, D’Azzo. 1995. Linear Control Systems Analysis and Design. USA: McGraw-Hill,Inc.

Johnson, M. A., Moradi, 1984. Mohammad H. PID Controler. London: Springer-Verlag

Lewis, S. 1995. Optimal Control. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Niko, A. S. 2010. Analisis Perbandingan karakteristik Berbeban Generator Arus Searah


Penguatan Bebas dengan Generator Arus Searah Penguat Shunt . Skripsi . Tidak
Dipublikasikan. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Ogata, K. 1997. Teknik Kontrol Automatik. terjemahan: Edi Laksono Ir. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Prabariyanto, B. 2016. Metode Root Locus Untuk Mencari Parameter PID pada Pengendalian
Kecepatan Motor DC D-6759 Menggunakan Arduino Mega 2560. Skripsi . Tidak
dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya.

Rozi, F. 2015. Tuning kontrol PI dengan menggunakan teknik Model Reference Adaptive
Control (MRAC) pada sistem kontrol kecepatan motor DC. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Malang: Universitas Brawijaya
Rusli, M. 2015. Dasar Teknik Kontrol. Malang: Penerbit UB Press
Soemarwanto. 2010. Dasar Konversi Energi Elektrik. Malang

67

Anda mungkin juga menyukai