PROPOSAL
Oleh :
M. RAFLI ANANDAH
B20120147
Proposal skripsi ini telah diperiksa oleh pembimbing utama dan pembimbing pendamping serta
telah disetujui oleh kordinator program studi sosiologi untuk selanjutnya diajukan dalam
seminar proposal pada jurusan sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Tadulako.
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Sosiologi
Jurusan Sosiologi Fisip Untad
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan masalah 5
1.3 Tujuan penelitian 5
1.4 Manfaat penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian terdahulu 7
2.2 Perubahan sosial 12
2.3 Konsep Masyarakat Pesisir 23
2.4 Nelayan 27
2.4.1 Pengertian nelayan 27
2.4.2 Ciri-ciri masyarakat nelayan 30
2.4.3 Penggolongan masyarakat nelayan 32
2.4.4 Posisi nelayan dalam masyarakat Pesisir 33
2.5 Kehidupan sosial ekonomi 34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian 36
3.2 Lokasi Penelitian 36
3.3 Unit Analisis Dan Informan 36
3.4 Jenis dan Sumber Data 37
3.5 Teknik Pengumpulan Data 38
3.6 Teknik Analisis Data 39
Daftar Pustaka 41
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
mengalami perubahan. Akan tetapi perubahan antara masyarakat yang satu dengan
yang lainnya berbeda. Dampak adanya perubahan tersebut dapat berupa kemajuan
merupakan perubahan pola perilaku kehidupan dari seluruh norma-norma sosial yang
lama menjadi pola perilaku dan seluruh norma-norma sosial yang baru secara
lama yang dianggap sudah usang diganti dengan pola-pola kehidupan baru yang lebih
sesuai dengan kebutuhan sekarang dan masa mendatang (Abdul Syani, 1995:88)
memanfaatkan alam apa adanya sebatas yang disediakan alam. Akan tetapi karena
ketersediaan alam yang semakin menipis maka manusia mulai berusaha untuk
K, 2010:227)
Perubahan sosial yang terjadi awalnya masih sangat bergantung pada kondisi
alam untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di berbagai penjuru dunia ini manusia
1
berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara menyesuaikan dengan kondisi
alam sekitar. Keadaan tersebut menyebabkan kondisi pekerjaan dan cara bertahan
hidup juga berbeda disetiap wilayah. Terdapat beberapa wilayah yang mempunyai
daratan dan berbatasan langsung dengan perairan. Salah satu wilayah yang berbatasan
yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil yang berjumlah kurang lebih 17.504
pulau. Tiga perempat wilayahnya adalah laut (5,9 juta km²), dengan panjang garis
pantai 95.161 km. Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang kedua
2
perikanan, rendahnya peranan pemerintah terhadap bantuan kepada para nelayan,
dan menggantungkan hidup mereka dilaut, masalah yang terjadi pada masyarakat
berada di utara Pulau Sulawesi dan memiliki ketinggian wilayah antara 0-2500
Mdpl. Wilayah utara merupakan pesisir pantai Laut Sulawesi dan sebagian kecil
disebelah barat adalah pesisir pantai Selat Makassar dengan beberapa pulau.
Panjang garis pantai 453,98 km2. Kecamatan Dampal Selatan terdiri dari 14 desa
yaitu Desa Kombo, Desa Abajareng, Desa Pagar kawat, Desa Tampiala, Desa
Angudangeng, Desa Soni, Desa Padumpu, Desa Lempe, Desa Bangkir, Desa Puse,
Desa Sese, Desa Dongko, dan Desa Mimbala. Khususnya pada Desa Kombo
3
petani dan sebagian kecil dari mereka berprofesi sebagai seorang pegawai. Desa
Kombo menjadi kajian penting dalam penelitian ini terkait dengan dinamika
mana keadaan alat tangkap yang digunakan oleh para nelayan masih
menggunakan alat sederhana seperti payang, pancing, bagan, sodo dan sero
(rompong), sampan (bise), dayung yang terbuat dari kayu sebagai alat penggerak
sampan, pukat dan alat sederhana lainnya. Dalam hal ini, potensi sumberdaya
penangkapan ikan. Selain daripada itu, hasil tangkapan ikan sangat terbatas
mendapatkan hasil tangkapan yang memadai sering terhambat oleh teknologi alat
4
menggunakan mesin (katinting), dari segi alat tangkap seperti purse seine dan gill
net (pukat yang di sekelilingnya dilengkapi dengan pelampung), dari segi umpan
sudah memakai ikan buatan tangan manusia yang sudah dilengkapi dengan kail
nelayan dari segi sosial ekonomi maupun budaya. Dilihat dari perubahan sosial
keluarga.
5
Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Kabupaten Tolitoli.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti dengan judul
ekonomi masyarakat kindang adalah hasil tani dari produksi cengkeh yang
merupakan komuditi familiar dengan nilai ekonomis yang sangat tinggi saat ini
perubahan sosial ekonomi pada masyarakat kindang terjadi diantara keadaan dan
Cengkeh) yang mengatur dan membeli cengkeh dengn harga yang tidak
7
sewajarnya, kemudian terjadi perubahan secara signifikan pada masa reformasi,
pendidikan, poitik dan kebudayaan. Kebudayaan dalam hal ini meliputi pola
hidup dan pergaulan serta gaya hidup moderen sehingga mengikis budaya-
ekonominya. Perubahan ini terus terjadi seiring masuknya berbagai program dari
8
Dian Marita Sri Angelina, (2019), Dinamika Ekonomi Masyarakat
Nelayan Di Tuban Pada Tahun 1979 – 2000. Hasil penelitian mengikuti pada
wilayah tersebut dengan kondisi ekonomi yang bisa dikatakan bahkan kurang
lama dirasakan karena pada waktu itu terjadi penurunan hasil tangkapan nelayan
Tuban yang disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu alat
yang semakin modern maka masyarakat nelayan mulai beralih menggunakan alat
tangkap yang sangat canggih yaitu kapal bermotor dengan menggunakan tenaga
mesin, dengan begitu maka perubahan tersebut akan dirasakan oleh masyarakat
nelayan dan mendapatkan penghasilan yang lebih baik dari pada sebelumnya.
9
Tabel 2.1
Matrix Penelitian Terdahulu
10
banyak perhatian
terhadap kalangam
masyarakat nelayan
untuk terus melakukan
usaha
agar kehidupan
masyarakat nelayan
mencapai
kesejahteraannya.
3 Dian Marita Sri Perbedaan penelitian ini Hasil penelitian
Angelina, 2019. adalah penelitian ini mengikuti pada tahun
membahas tentang dinamika tersebut mayoritas
kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir tuban
nelayan desa Sirnoboyo sebagian bermata
Kabupaten Pacitan Tahun pencaharian sebagai
1998-2014 dan nelayan dengan hasil
menggunakan metode tangkapan yang tidak
penelitian sejarah yaitu menentu, meskipun
heuristic. demikian maka
masyarakat nelayan
masih tetap bertahan
hidup di wilayah tersebut
dengan kondisi ekonomi
yang bisa dikatakan
bahkan kurang untuk
kebutuhan sehari-hari.
Akan tetapi masyarakat
masih banyak yang
hidup dalam garis
kemiskinan.
11
Persamaan penelitian ini berfokus pada perubahan sosial ekonomi
perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada aspek judul
lain perubahan adalah sebagai sesuatu fakta, perubahan masyarakat dapat berarti
kemunduran (Regress).
selalu terjadi, karena pada dasarnya setiap orang mempunyai keinginan berbeda-
beda. Keadaan seperti ini sering di jumpai dalam suatu masyarakat, oleh karena
itu adanya ketidak sesuaian antara mereka yang yang akhirnya menimbulkan
12
Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat.
yang tidak menarik dalam artian kurang mencolok. Perubahan masyarakat dapat
berubahnya pola budaya dan struktu sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan
sosial merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap
Perubahan hanya dapat di temukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan
dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkan dengan
ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi memang telah ada sejak
13
Beberapa ilmuan yang mengungkapkan tentang perubahan sosial, (Suprijono,
2014 : 10).
sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karna
perubahan kondisi
sebagai ekspresi mengenai struktur seperti norma, nilai dan fenomena kultural.
modifikasi dalam setiap aspek proses sosial, pola sosial dalam bentuk-bentuk
sosial serta setiap modifikasi pola antara hubungan yang mapan dan standar
suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial nya, termasuk di dalam nya
dalam masyarakat.
di bayangkan sebagai keadaan yang tetap, tetapi sebagai proses, bukan objek
14
semu yang kaku tapi sebagai aliran peristiwa terus-menerus tiada henti. Diakui
katakan ada sejauh dan selama terjadi sesuatu di dalamnya, seperti adanya
berikut :
revolusi adalah gerakan revolusi islam iran pada tahun 1978-1979 yang
15
otoriter dan mengubah sistem pemerintah monarki menjadi sistem
dalam masyarakat :
penduduk.
16
ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari
masyarakat.
lain :
kelembagaan nya.
17
pengaruh suatu kebudayaan dapat di terima tanpa paksaan, maka
berikut :
18
Perubahan-perubahan yang terjadi bisa merupakan kemajuan atau
pertumbuhan perekonomian.
perubahan, kecuali perubahan itu sendiri. Kapan saja dan dimana saja,
untuk mau berubah itu tercpai atau tidak, tergantung dari upaya yang
19
Perubahan sosial adalah sebuah peristiwa sosial yang berlaku
karena itu perubahan itu sendiri ada yang di rencanakan dan ada yang
cepat dan ada pula yang berlangsug dengan lambat, yang dalam teori
ada dua yang saling berkaitan, yakni faktor yang mengubah dan
Hal ini sejalan dengan pendapat atau teori evolusi darwin yang
bagi mereka yang tangkas dan membuang segala apa yang tidak
dalam rangka ini kemajuan dalam abad ini hendaknya di nilai” ( Hasan
Shadily, 1983 : 18 ).
20
Teori tersebut apabila dikaji secara lebih mendalam, maka
nilai, pola tingkah laku, susunan masyarkat serta seluru aspek kehidupan
21
perubahan kulturil, karna tiap-tiap struktur dapat dukungan dari nilai-
pertentangan (konflik).
akumulatif.
daerah tertentu.
dan werren.
22
evolusi dan perubahan revolusi, perubahan berencana dan
waktu tertentu.
rencanakan
23
Perubahan yang di rencanakan adalah perubahan-perubahan
sekelompok masyarakat yang dipengaruhi oleh laut baik sebagian besar atau
pegawai negeri, pemilik warung, kontraktor, jasa potong rambut, dan masih
banyak usaha di bidang jasa lainnya. Definisi lainnya adalah kelompok orang
atau suatu komunitas yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan
laut dan pesisir. Mereka terdiri dari nelayan pemilik, buruh nelayan,
pembudidaya ikan dan organisme laut lainnya, pedagang ikan, pengolah ikan,
masyarakat pesisir bisa terdiri dari penjual jasa transportasi dan lain-lain. (Arif
Satria, 2015)
24
Masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di
ikan, dilakukan secara turun temurun dengan menggunakan alat tangkap yang
sederhana.
25
Dengan demikian nelayan berdasarkan pengertian diatas adalah
ikan dari perahu/kapal tidak dimasukkan sebagai nelayan. Tetapi ahli mesin,
juru masak yang bekerja diatas kapal penangkap ikan dimasukkan sebagai
Dari pengertian itu tersirat jelas, nelayan dipandang tidak lebih sebagai
kelompok kerja yang tempat bekerjanya di air; yaitu sungai, danau atau laut.
refleksi dari kerja itu sendiri dan terlepas dari filosofi kehidupan nelayan,
kehidupan yang berada di laut mempunyai makna bahwa manusia yang akan
dirinya dengan hukum-hukum alam kelautan yang telah terbentuk dan terpola
seperti yang mereka lihat dan rasakan. Tindakan yang harus dilakukan dan
dibanding- kan dengan bagian alam semesta lainnya seperti tanah, udara dan
panas matahari. Kecirian yang berbeda nyata dan sangat besar antara laut
26
dengan tanah telah memberikan kesempatan pada manusia untuk
mengenalinya lebih dalam, terutama setelah dikaitkan dengan udara dan panas
tanah harus berbeda, karena keduanya itu mempunyai sifat-sifat alam yang
bersikap dan berbuat terha-dapnya selaras dengan sifat-sifat alam itu. Dari
hasil pengenalan sifat alam tadi, peleburan manusia terhadap laut dan tanah
telah pula menciptakan sikap hidup yang berbeda diantara keduanya. Dapat
dilihat dari hasil hidup itu dari peralatan hidup yang mereka ciptakan.
Manusia yang bergelut dengan laut; peralatan hidup utamanya seperti perahu
peralatan hidup utamanya seperti bajak tanah, dengan segala atributnya pula.
2.4.1 Nelayan
tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan
lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatanya (imron, 2003 : 28)
tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara
27
wilayah darat dan laut. Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian
hasil laut (kusnadi, 2000 : 74). Di indonesia para nelayan biasanya bermukim di
daerah pinggiran pantai atau daerah pesisir laut. Melihat tentang kehidupan
sosial ekonomi nelayan, jelas tidak dapat lepas dari istilah laut, danau, sungai,
sungai, jadi manusia adalah pelaku (subjek) sedangkan alam adalah objeknya.
perorangan atau kelompok yang bekerja serta berhubungan satu dengan yang
lain bertujuan untuk menangkap ikan guna unutk kebutuhan hidup, nelayan
adalah mereka yang bertempat tinggal di sepanjang pesisir laut termasuk danau
dan sepanjang aliran sungai, manusia sering kali di kenal sebagai makhluk
oleh definisi yang di kutip dari ensiklopedia indonesia (depdikbud, 1997 : 2353)
menjelaskan bahwa :
28
“Nelayan adalah seseorang yang aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik
secara langsung (seperti para penebar dan perakit jaring), maupun secara tidak
langsung (seperti juru mudi perahu layar, nahkoda kapal ikan bermotor, ahli
mesin kapal, juru masak kapal penangkap ikan) sebagai mata pencaharian”
pada cuaca, arus laut, dan gelombang. Dengan segala kemampuan dan
hampir setiap hari penduduk sekitar untuk mengelola hasil laut sebaik-baiknya.
satu pasalnya yaitu “nelayan adalah orang yang mata pencaharian nya
melakukan penangkapan ikan, petani ikan adalah orang yang mata pencahariaan
penjelasan, bahwa usaha perikanan adalah perorangan atau badan hukum untuk
29
pada ketersediaan prasarana seperti alat-alat melaut dan juga prasarana
kehidupan sehari-hari, seperti tidak tersedianya air bersih, jauh dari pasar, dan
tidak adanya akses untuk untuk mendapatkan bahan bakar yang sesuai dengan
(near poor) bisa merosot ke dalam kelompok keluarga miskin (Mulyadi, 2007 :
74).
Fauzi, Akhmad (2003 : 69) juga menjelaskan, hal utama yang terkandung
yang dialami, orang miskin akan mengalami kesulitan untuk menghadapi situasi
darurat. Ini dapat dilihat pada nelayan peorangan misalnya, mengalami kesulitan
kelompok. Dilihat dari segi pemilikan alat tangkap, nelayan dapat dibagi menjadi
perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap
orang lain, sebaliknya nelayan juragan adalah nelayan yang memilki alat tangkap
yang di oprasikan oleh orang lain, sedangkan nelayan perorangan adalah nelayan
30
Jika dilihat dari aktivitasnya para nelayan melakukan penangkapan ikan
ikan dalam skala yang kecil. Pada kriteria ini tercakup para nelayan tanpa perahu
31
Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang
dari menangkap ikan, nelayan sambilan untuk mereka yang hanya sebagian
dari hidupnya tergantung dari menangkap ikan ( lainya dari aktivitas seperti
pertanian, buruh, dan tukang ). Nelayan juragan untuk meraka yang memiliki
sumber daya ekonomi untuk usaha perikanan seperti kapal, alat tangkap dan
32
2.4.3. Penggolongan Masyarakat Nelayan
berolahraga.
untuk tujuan komersial atau dipasarkan baik untuk pasar domestik maupun
pasar ekspor. Kelompok nelayan ini di bagi dua, yaitu nelayan dengan skala
33
2.4.4. Posisi Nelayan Dalam Masyarakat Pesisir
b. Pengolah hasil ikan atau hasil lainya, seperti pemindang, pengering ikan,
pemilik bengkel (montir dan las), pengusaha angkutan, tukang perahu dan
pesisir atau desa-desa nelayan yang sudah berkembang lebih maju dan
desa pesisir yang belum berkembang atau yang terisolasi secara geografis.
34
2.5. Kehidupan Sosial Ekonomi
masyarakat pada intinya ada dua komponen yang akan dikaji yang mana ke dua
komponen tersebut sangat sulit untuk dipisahkan yakni kehidupan sosial dan
dalam suatu masyarakat, hal ini mengandung suatu makna bahwa tidak ada satu
oranpun yang bisa melangsungkan kehidupan nya tanpa bantuan orang lain,
Menurut Sadono Sakirno (1975 : 108) orang itu harus sadar bahwa
maka dari itu ia selalu berusaha untuk pemeliharaan hubungan baik terhadap
bentuk kesatuan seperti kesatuan sosial, politik dan semuanya adalah unsur-
unsur dari suatu sistem sosial dalam masyarakat. Oleh karena itu,unsur tersebut
seharusnya bertindak dan menentukan sikap bila berinteraksi dengan orang lain.
35
bertindak secara bersama sama dalam mematuhi aturan-aturan yang ada, bekerja
sama antar berbagai kelompok untuk kebutuhan tertentu. Hidup secara bersama-
sama dalam wujud aktivitas sosial lahir dalam lingkungan yang kecil dan
oleh perinsip serta hubungan tempat tinggal dan aktivitas kehidupan yang lebih
suatu kehidupan yang terdiri dari berbagai macam bentuk kehidupan yang dapat
36
BAB III
METODE PENELITIAN
yang akan di teliti (burhan, bugin, 2011:43). Penelitian ini di pilih dengan alasan
untuk mendeskripsikan dan memaparkan data sesuai dengan apa yang terjadi
Tolitoli, alasan pemilihan dan penetapan lokasi tersebut tidak lain karena
seorang nelayan yang berjumlah hampir 230 keluarga dari 3400 jiwa, 3400 ini
Unit analisis dalam penelitian ini adalah obyek yang menjadi sasaran dalam
penelitian yakni perubahan sosial eknomi masyarakat pesisir dan subyek dalam
37
khususnya di Dusun Oloang yang mana masyarakatnya sebagian besar
3.3.2 Informan
Kombo. Karena informan atau masyarakat yang ada di desa jumlahnya cukup
hal yang diketahui ataupun tidak, suatu anggapan atau suatu fakta yang
dokumentasi. Jenis data tersebut terdiri dari dua yakni data kualitatif dan data
kuantitatif Sementara sumber data juga terdiri dari dua yakni sumber primer
Sumber data yang didapatkan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
yaitu :
38
lain dapat berupa catatan atau dokumen yang diambil dari
ada kaitannya dengan objek yang dibahas. Dalam penelitian ini, penulis
yang berlaku serta karya ilmiah lain yang dianggap dapat mendukung
a. Pengamatan (observasi)
39
b. Wawancara
c. Dokumentasi
atau pada saat penulis rnelakukan penelitian pada teknik ini, penulis
Teknik analisis data yang digunakan dalarn penelitian ini adalah analisis
40
Merupakan tahap dari teknik analisis data kualitatif Reduksi data
jurnlah data dan kornpleksnya data, diperlukan analisis data rnelalui tahapan
reduksi. Tahap reduksi ini dilakukan untuk pemilihan relevan atau tidaknya
Tahap ini adalah penyajian data juga merupakan tahap dari teknik
mudah dipahami.
dalam teks analisis dan kualitatif yang dilakukan melihat hasil reduksi data
tetap mengacu pada tujuan analisis hendak dicapai. Tahap ini bertujuan untuk
41
persamaan, atau perbedaan untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari
42
BAB IV
Pada tahun 1905 terdapat pusat perkampungan dimulai dari sebelah timur
rumah saudara Nasrudin Menteng dan sebelah barat sungai bugis, di daerah sebelah
Barat jembatan wilayah ini terdapat tanaman yang berasal dari bahasa dampal yaitu
“kombo” yang berarti daun sirih. Pada tahun 1915 terbentuklah satu desa secara resmi
dengan masa pemerintahan pada saat itu Hi. P. Bujang, beliau merupakan salah satu
Sejak berdirinya Desa Kombo telah mengalami banyak perubahan baik dari
43
Tabel 1 : Sejarah Pemerintahan Desa Kombo
Dari table di atas dapat diketahui bahwa sejarah pemerintahan Desa Kombo
dari tahun 1915 sampai pada tahun 2018 ini telah terjadi pergantian kepemimpinan
sebanyak 19 kali.
44
Adapun batas-batas wilayah Desa Kombo sebagai berikut :
Desa Kombo memiliki dua Musim yaitu Musim kemarau dan musim
penghujan. Musim kemarau terjadi antara bulan April sampai Oktober, dan
Berdasarkan dari data yang di peroleh dari kantor Desa Kombo menurut hasil
pencatatan registrasi penduduk pada semester 1 tahun 2022 Jumlah penduduk Desa
Kombo sebanyak 2.417 jiwa yang tersebar di 6 Dusun dengan jumlah rumah tangga
694 Kepala Keluarga. Jumlah penduduk perempuan 1.264 jiwa, sedangkan penduduk
laki - laki 1.153 jiwa. Dari jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa
45
Tabel 2 : Keadaan Penduduk Desa Kombo
JUMLAH PENDUDUK
NO DUSUN
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
1 Timundu 230 232 462
2 Kampung Baru 316 253 569
3 Bugis 208 237 445
4 Cenrana 180 160 340
5 Oloang 348 346 694
6 Dare Burica 41 36 77
Jumlah 1.153 1.264 2.417
yang tersebar di 6 Dusun yaitu total perempuan berjumlah 1.264 jiwa sedangkan jenis
kelamin laki-laki berjumlah 1.153 jiwa. Hal ini dapat dikatakan bahwa jumlah
pertumbuhan yang sangat pesat dilihat dari perubahan dan pola hidup masyarakat
mengalami perubahan sangat tajam. Penurunan penerima raskin, RTLT sangat kecil
dan kebutuhan tambahan (kendaraan bermotor dan HP) rata-rata tiap rumah tangga
sudah memiliki. Berbicara masalah potensi ekonomi dan sosial budaya yang di Desa
Kombo sudah terkait akan beberapa aspek kehidupan penting didalamnya, seperti
aspek ekonomi, aspek pendidikan, aspek agama atau keyakinan dan adanya sarana
dan prasarana umum yang ada di Desa Kombo. Dari hasil penelitian, menunjukkan
46
beberapa aspek kehidupan tersebut saling terkait antara satu dengan yang lainnya atau
dapat juga dikatakan sebagaimana sebuah rantai yang tidak dapat dipisahkan antara
satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu keempat potensi tersebut, dapat
Tahun 2022
Dari tabel di atas dijelaskan bahwa mata pencaharian utama masyarakat Desa
Kombo yakini bermata pencaharian Petani dan Nelayan, terbukti banyak jumlah
47
masyarakat yang bekerja sebagai petani/pekebun yang berjumlah 335 jiwa. Dan mata
pencaharian terbesar yang kedua yakni Nelayan dengan jumlah 245 jiwa, serta urutan
yang ketiga bermata pencaharian sebagai Buruh Tani dengan jumlah 156 jiwa,
disusul lagi yang berprofesi sebagai PNS dengan jumlah 13 jiwa, kemudian yang
pencaharian sebagai buruh harian lepas sebanyak 23 jiwa, disusul lagi yang bermata
pencaharian sebagai wiraswasta 21 jiwa, dan yang berprofesi sebagai perangkat desa
sebanyak 20 jiwa.
Kondisi sosial budaya yang ada di Desa Kombo sangat baik masyarakatnya
saling menyapa dan tingkat sosialnya pun tinggi. berikut tabel sarana prasarana untuk
sosial budaya yaitu Kantor Desa 1 unit dan Balai Pertanian 1 unit.
Cara pandang masyarakat Desa Kombo tentang agama adalah salah satu
faktor yang sangat menentukan dalam pembentukan watak, moral, dan akhlak yang
48
baik, khususnya pendidikan akhlak, bagi masyarakat yang ada agama berfungsi
Agama adalah suatu hal yang wajib hukumnya untuk dianut setiap
umat manusia yang ada di dunia, karena sebagaimana diketahui agama merupakan
salah satu tiang kehidupan manusia, yang mana dalam menjalani kehidupan dengan
agama dan pemahaman dalam beragama manusia dapat terarah secara baik dalam
No Sarana Jumlah
1 Masjid 4 unit
2 Musholah 3 unit
Jumlah 7 unit
Sumber Data : Kantor Desa Kombo Tahun 2022
Berdasarkan dari tabel di atas menjelaskan bahwa sarana dan prasarana untuk
berjumlah 3 unit.
4. Pendidikan
49
pendidikan yang memadai, maka anggota masyarakat dapat secara mudah
maka pembangunan dibidang pendidikan merupakan salah satu syarat yang harus
digalakkan sebagai komponen berpikir untuk menyesuaikan diri dan menguasai ilmu
cukup berkembang. Hal ini dapat dilihat dari tersedianya sarana pendidikan yang
50
Berikut adalah tabel Sarana dan Prasarana untuk mendukung pendidikan
5. Kesehatan
Desa Kombo memiliki Puskesmas dengan jarak yang dekat dari desa yang
lain ke Puskesmas hanya + 500 m dari badan jalan Trans Sulawesi dan Desa Tompe
mempunyai Pustu yang dikelolah oleh bidan desa serta disetiap dusun ada Posyandu.
Dari hasil penelitian dan observasi penulis yang dilakukan dilapangan, peneliti
kesehatan untuk angka kematian bayi dan ibu relative kecil, dikarenakan kader
Posyandu bidan dan dokter serta tenaga kesehatan secara rutin setiap bulan
51
melakukan kunjungan/pengobatan dan selalu proaktif dan peduli terhadap masalah
kesehatan warga.
terakhir SI.
52
4.2 Pembahasan
Dampal Selatan
53
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU-BUKU
54
Sastrawidjaya. 2002. Nelayan dan Kemiskinan. Jakarta : Penerbit Pradnya
Paramita
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D
Bandung. Alfabeta
Susanto, S. Astrid, 1985. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta :
Bina Aksara
Tarungmingkeng, Rudi. 2002. Makalah Sumber Daya Manusia Nelayan.
Program Pasca Sarjana ITB.
Widodo, J dan Suadi. 2006. Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Laut. Gadja
Mada University Press
Retnowati, Endang. 2011. Nelayan Indonesia Dalam Pusaran Kemiskinan
Struktural. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
B. SUMBER LAIN
a. Jurnal
55
http//suprijono.blogspot.com/2014/10/penertian-perubahan-sosial-
menurut-para-ahli-sosiologi.html.
Tempo.2015.Kapal Nelayan Asing dan Pencurian Ikan .Diambil pada
tanggal 14 April 2015 .Dari http ://www.tempo.co/topik
/masalah/ 170/Kapal Nelayan –Asing-dan-Pencurian-Ikan
b. Skripsi/Thesis
laman https://adoc.pub/analisis-pemberdayaan-masyarakat-
2023.
c. Dokumen
56