ZULHAN
NIM. M1A119091
ZULHAN
NIM. M1A119091
Menyetujui:
Mengetahui:
Ketua Jurusan Kehutanan
Tanggal Disetujui:
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ viii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian . 2
1.4. Kerangka Pikir . 3
Nomor Halaman
Gambar Halaman
Nomor Halaman
PENDAHULUAN
ketersediaan air yang berfungsi sebagai pengatur tata air dan perlu dikelola
liar jelas akan menimbulkan dampak negatif yang luar biasa besarnya dari
tentang tata Hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan
dan penggunaan kawasan hutan (pasal 5 ayat 2), maka ada 3 pembagian kawasan
hutan yaitu, hutan konservasi yang terdiri dari kawasan suaka alam (cagar alam
dan suaka margasatwa), kawasan pelestarian alam (taman nasional, taman hutan
raya, dan taman wisata) taman bu ru. Kawasan hutan lindung untuk tujuan mengatur
tata air, dan kawasan hutan produksi untuk memproduksi hasil hutan.
Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang
dan statistik kehutanan, (2002) keberadaan Tahura Nipa-Nipa tidak terlepas dari
persepsi masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar hutan karena manfaat yang
di berikan secara langsung berupa ketersediaan air yang melimpah sehingga peran
masyarakat sekitar hutan dan luar hutan sangat penting untuk menjaga kawasan
masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan dapat di himpun pada suatu
peran kelompok tani diwujudkan dalam kegiatan fisik dan non fisik. Kegiatan
umumnya memanfaatkan air untuk kebutuhan hidup sehari–hari dan perlu adanya
Kecamatan Soropia belum pernah dilakukan. Oleh karna itu, saya tertarik untuk
manfaat penelitian ini yaitu dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan referensi,
baik untuk kegiatan penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini
serta menambah pengetahuan baru bagi peneliti terkait tahura nipa-nipa di Desa
Lindung,blok pemanfaatan, blok Koleksi tanaman, dan blok lainnya. Pada blok
kawasan Tahura Nipa-Nipa sebagai penyedia sumber mata air bersih bagi
masyarakat dan memanfaatkan lahannya sebagai lahan perladangan dan
manfaat, antara lain manfaat langsung dan tidak langsung. Karena manfaat
mata air dan stabilitas ekosistem Tahura Nipa-Nipa. Banyak faktor yang dapat
pal batas Tahura yang tidak jelas serta kurangnya pegawai pengawas Taman
Hutan Raya Nipa-Nipa. Maka untuk mengetahui ketersediaan air dan presepsi
berapa besar kebutuhan air masyarakat dan bagaimana peran masyarakat dalam
Konawe. Oleh karena itu, dasar memilih judul ini agar dapat memberi informasi
baik bagi peneliti maupun penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian
ini.
Tahura Nipa-Nipa
Persepsi masyarakat
terhadap tahura
sebagai sumber air
TINJAUAN PUSTAKA
atau seseorang terhadap suatu obyek, baik itu obyek fisik maupun sosial. Persepsi
adalah suatu proses untuk membuat penilaian atau membangun kesan mengenai
(Pahlevi, 2007)
serapan terhadap suatu hal, proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah
sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar
akan diri kita sendiri (Shaleh et al., 2013). Persepsi individu terhadap lingkungany
lalu dan hal-hal lain yang termasuk dalam faktor-faktor personal. Persepsi tidak
ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik yang memberikan
Faktor struktural: faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek
pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.
Gambar. Proses terbentuknya faktor-faktor persepsi dalam masyarakat.
a) Pengalaman
b) Kebutuhan
c) Penilaian
a) Tampakan luar
c) Situasi lingkungan
Selain itu, menurut umar (2009) mengemukakan ada 3 faktor yang dapat
mpengaruh apa yang dipersepsikan. Taget tidak akan dipandangnya dalam kea
3).Situasi, dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek atau peristiwa
Tahun 2014 pemberdayaan masyarakat sekitar hutan merupakan salah satu cara
setempat adalah penduduk yang bermukim di dalam dan sekitar kawasan hutan
pencahrian yang bergantung pada kawasan hutan dan aktifitas nya dapat
sekitar kawasan hutan ditandai dengan rendahnya kapasitas sumber daya manusia,
(Senoaji, 2011).
sosial yang terdiri dari unsur-unsur sosial yang saling berkaitan satu sama lain
secara fungsional. Terdapat dua unsur utama dalam stratifikasi sosial yakni, status
pendidikan dan kriteria ekonomi dalam setiap tahap pengelolaan hutan. Dalam
dalam masyarakat. Selain itu, struktur sosial dapat berperan sebagai pengontrol
dalam pengelolaan hutan agar tidak terjadi perusakan hutan (Tangirerung, 2018).
2.4. Manfaat air terhadap masyarakat
Berdasarkan UU RI NO.7 Tahun 2004, air adalah semua wujud air yang
terdapat diatas maupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini
air tanah, air laut, dan air hujan yang berada di darat (tambak). Sumber daya air
merupakan sumber daya alam yang sangat vital bagi hidup dan kehidupan mahluk
professional.
Menurut Kodoatie et al. (2008) kebutuhan air bagi kehidupan manusia ada
dua yaitu kebutuhan air domestik (keperluan rumah tangga) seperti untuk minum,
memasak, mencuci mandi dan membersihkan kotoran yang ada disekitar rumah
kebutuhan industri. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari
berkisar antara 150–200 liter atau 35 atau 40 galon. Kebutuhan air tersebut
bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan
berpengaruh terhadap ketersediaan air tanah dan air permukaan. Hutan berfungsi
sebagai pengatur tata air, yaitu dengan cara menahan air hujan guna mengurangi
secara teratur ke dalam berbagai aliran air permukaan dan di bawah permukaan,
sehingga distribusinya lebih baik bagi berbagai kepentingan di luar hutannya itu
dilakukan pemerintah dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, namun upaya
yang hanya dilakukan sepihak tanpa ada kerjasama dengan masyarakat yang
perlu adanya partisipasi aktif masyarakat untuk turut menjaga sumber daya air.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bahan yang akan digunakan dalam rencana penelitian ini antara lain
objek yang di amati. Sedangkan Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah alat tulis menulis, kamera, alat perekam dan global positioning system
(GPS).
dan yang berkebun sekitar Taman Hutan Raya di Desa Sawapudo. Teknik
acak proposional. Penentuan besarnya ukuran sampel dalam penelitian ini akan
ni =Ni1+Ni².
Keterangan :
ni = jumlah sampel
∑ Ni = Total Populasi Ni
orang, setiap responden mewakili satu KK yang berada di Desa Sawapudo yang berarti
Jenis data yang digunakan dalam rencana penelitian ini adalah data kualitatif
penyajian datanya di lakukan secara deskriptif kuantitatif yang di sajikan dalam bentuk
Sumber data yang digunakan dalam rencana penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang di peroleh secara langsung dari lokasi
penelitian dengan menggunakan kuisioner. Sementara itu, Data sekunder yaitu yang di
Variabel penelitian adalah suatu objek yang mempunyai banyak variasi tertentu
antara satu dan lainya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari
informasinya serta ditarik kesimpulanya. Variabel yang diamati dalam penelitian ini
adalah:
tahura nipa-nipa.
3. Manfaat air, baik secara langsung maupun tidak langsung yang diterima oleh
seorang peneliti secara teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian.
Prosedur penelitian yang akan dilakukan terdiri dari beberapa tahap yang meliputi;
semua prosedur dari penelitian sejak dari tujuan penelitian hingga analisis data.
2. Menyiapkan bahan dan alat penelitian: Penyiapan bahan dan alat sangatlah penting
agar pada saat proses penelitian tidak ada kendala yang dihadapi.
lapangan belum tentu valid, Olehnya itu perlu dilakukan pemvalidasian data agar
6. Analisis data: Analisis data merupakan suatu metode atau cara untuk mengolah
sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah
untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, yang
tepat dalam hasil penelitian. Berikut gambar posedur penelitian yang akan
likert. Menurut Endar (2000) dalam Mando et al. (2018) skala likert ini merupakan alat
untuk mengukur sikap dan persepsi dari keadaan yang sangat positif ke jenjang yang
Penelitian ini akan ditentukan skor tertinggi jawaban pertanyaan yang diajukan
kepada masyarakat adalah sebesar 4, sedangkan untuk skor jawaban terendahnya adalah
tahu, kurang setuju/kurang tahu dan tidak setuju/ tidak tahu Untuk jawaban yang sangat
setuju/sangat tahu diberi nilai 4, cukup setuju/cukup tahu diberi nilai 3, kurang
setuju/kurang tahu diberi nilai 2, dan tidak setuju/tidak tahu diberi nilai 1.
dengan tiap-tiap item dari pertanyaan tersebut diberi skor tertinggi nilai 4 dan total keseluruhan
dari 12 item pertanyaan nilainya 48. Untuk skor terendah masing-masing diberi nilai 1 dengan
total nilai keseluruhan berjumlah 12. Sedangkan untuk penentuan banyaknya jumlah kategori
ditentukan sejak awal berjumlah 4 kategori. Selanjutnya nilai dari jumlah setiap responden
dijumlahkan dan dibuat pemeringkatan dengan skala penilaian sebagai berikut Yudiantari
Jumlah Kategori
Tabel 1. Kriteria penilaian persepsi masyarakat terhadap manfaat keberadaan Air Tahura Nipa-
4 ≥ 39 Setuju/ Tahu
5. Skala Likert atau Likert Scale adalah skala penelitian yang digunakan untuk
mengukur sikap dan pendapat. Dengan skala likert ini, responden diminta untuk
digunakan dalam penelitian ini biasanya disebut dengan variabel penelitian dan
Amelia W. 2016. Fungsi hutan menurut persepsi masyarakat di desa sekitar KPH
Banyuwangi Selatan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur. Skripsi
Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, IPB.
Ardi, M. dan Aryani, L, 2013 Hubungan antara persepsi terhadap organisasi dengan
minat berorganisasi pada mahasiswa. Jurnal Fakultas Psikologi UIN Suska.
Harisah, A dan Masiming, Z. 2008. “Persepsi manusia terhadap tanda, simbol dan
spasial”. Jurnal smartek, 6, (1), februari 2008: 29 – 43.
Hubeis, M. 1999. Sistem jaminan mutu pangan. Pelatihan pengendalian mutu dan
keamanan bagi staf penganjar. Kerjasama pusat studi pangan & gizi-IPB
dengan Direktorat jenderal pendidikan tinggi, departemen pendidikan dan
kebudayaan, Bogor.
khairullah, s., indra, dan fatimah, e. 2016. Persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan
mangrove dalam upaya pengurangan risiko bencana di Gampong Lamteh
Kabupaten Aceh Besar dan Gampong Pande Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmu
Kebencanaan, Vol 3 No 3, 110-119.
Kodoatie, R.J, dan Roestam Sjarief, Ph.D, 2008, Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu, Edisi Revisi, Yogyakarta : Penerbit Andi.
Mukaddas J, 2019 Nilai jasa lingkungan kawasan hutan sebagai penyedia sumber air
bersih untuk masyarakat sekitar kawasan tahura nipa-nipa kota Kendari Vol
4.No 2.
Pahlevi, T. 2007. Persepsi masyarakat terhadap taman wisata alam sicikeh cikeh (Studi
Kasus di Dusun pancur nauli, desa Lae Hole II, Kec. Parbuluan, Kab. Dairi,
Sumatera Utara). Universitas Sumatera Utara.
Purba, 2002. Kardiovaskular dan faal olahraga. Bandung: bagian ilmu faal/faal olahraga
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Pusat data dan statistik pendidikan dan kebudayaan kementrian pendidikan dan
kebudayaan Republik Indonesia. 2018. data APK dan APM KEMDIKBUD.
Diakses dari http://apkapm.data.kemdikbud.go.id. Pada tanggal 20 Februari
2018.
Senoaji, G., 2012. Pengelolaan lahan dengan sistem agroforestry oleh masyarakat
Baduy Di Banten Selatan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. jurnal
bumi lestari, 12(2), pp. 283 – 289.
Setiawan, dan Hafiardi. 2010. “Identifikasi faktor-faktor penyimpangan norma
kesopanan di kalangan remaja (studi diskriptif kualitatif tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi penyimpangan norma kesopanan dalam bahasa baku dan
sikap remaja di SMA Negeri 7 Surakarta)”. Sskripsi S1. Surakarta: fakultas
llmu sosial dan ilmu politik: universitas Sebelas Maret.
Silalahi, J. (2011). Peran kelompok tani dalam pelestarian hutan di Dusun Pringsurat.
Prosiding BP2LHK. Banjar Baru.
Susanti P,K. 2011. Struktur sosial masyarakat sekitar hutan di Desa Se’Seng Kecamatan
Bittuang Kabupaten Tana Toraja Provinsi Sulawesi Selatan. Fakultas
Kehutanan. Universitas Hasanuddin.
Tangirerung, L. 2018. Peran struktur sosial masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan
rakyat Di Desa Poton Kecamatan Bonggakaradeng Kabupaten Tana Toraja.
fakultas kehutanan UNHAS. Makassar.
Umar, 2009. Persepsi dan perilaku masyarakat dalam pelestarian fungsi hutan sebagai
daerah resapan air (Studi kasus Hutan Penggaron Kabupaten Semarang)
(Tesis). Semarang: Universitas Diponegoro.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistemnya.
Wecker L., Crespo L.M., Dunaway G., Faingold C. dan Watts S., 2012, Brody’s Human
Pharmacology Molecular to Clinical, Fifth Edition., Mosby Elsevier, Canada.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
A. Persepsi Masyarakat
B. Usaha/Pekerjaan Lainnya