Anda di halaman 1dari 31

HANDOUT KAPITA SELEKTA MATEMATIKA SEKOLAH

MATERI GEOMETRI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Dosen pengampu : Moh. Rikza Muqtada, M.Pd.

Disusun oleh:

Kelas 01/Kelompok 02

1. Siti Rohayah (2110306001)


2. Sufi Citra Pratiwi (2120306033)
3. Izzul Haqqi (2120306061)
4. Ika Nurul Fadilah (2140306124)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR

MAGELANG

2024
BAB I

BANGUN RUANG

Pada bab ini, kita akan mempelajari mengenai jaring-jaring bangun ruang. Kita juga
akan berlatih membuat jaring-jaring bangun ruang (prisma, tabung, limas dan kerucut) dan
membuat bangun ruang tersebut dari jaring-jaringnya. Namun sebelum itu, mari kita
mengingat kembali mengenai jenis-jenis bangun ruang.

A. Jenis-Jenis Bangun Ruang

Guna memahami jenis-jenis bangun ruang, perhatikan gambar berikut.

Gambar 1. Benda sehari-hari berbentuk bangun ruang

Perhatikan dengan seksama bentuk benda-benda tersebut. Coba klasifikasikan

barang-barang tersebut ke dalam beberapa jenis bangun ruang berikut.

Geometri SMP/MTs | 2
Gambar 2. Bentuk-bentuk bangun ruang

B. Jaring-Jaring Bangun Ruang (Prisma, Tabung, Limas dan Kerucut)

Jaring-jaring adalah gambar dua dimensi yang berupa gabungan dari beberapa bangun
datar yang dapat disusun menjadi sebuah bangun ruang. Berikut ini merupakan contoh
bentuk jarring-jaring dari bangun ruang prisma, tabung, limas, dan kerucut.

1. Jaring-jaring prisma

Prisma Segitiga Prisma Segiempat

Prisma Segilima Prisma Segienam

Gambar 3. Prisma

2. Jaring-jaring tabung

Geometri SMP/MTs | 3
Gambar 4. Tabung dan jaring-jaringnya

3. Jaring-jaring limas

Limas segiempat

Limas segitiga

Gambar 5. Limas

4. Jaring-jaring kerucut

Gambar 6. Kerucut

Geometri SMP/MTs | 4
Latihan Soal

1. Perhatikan gambar dibawah ini!

Yang termasuk jaring-jaring kubus terdapat pada nomor ….


2.

Gambar tersebut merupakan jaring-jaring balok, yang dimaksud dengan jaring-jaring


balok adalah ….
3. Sebutkan benda-benda bangun ruang yang ada di sekitarmu beserta jenis atau nama
bangun ruang!

Geometri SMP/MTs | 5
BAB II

GARIS DAN SUDUT

Dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa benda yang ada di sekitar kita yang
menunjukkan garis. Misalnya benda yang menunjukan garis sejajar antara lain rel kereta api,
senar gitar, pagar rumah, pohon di pinggir jalan, dan zebra cross. Sedangkan benda yang
menunjukkan garis berpotongan di antaranya adalah jalan tol, lintasan atletik, roller coaster,
tower cellular, jembatan penghubung sungai, dan besi penyangga.

A. Hubungan Antara Titik, Garis, dan Bidang


Dalam ilmu Geometri, terdapat beberapa istilah atau sebutan yang tidak memiliki
definisi (undefined terms) antara lain, titik, garis, dan bidang. Meskipun ketiga istilah
tersebut tidak secara formal didefinisikan, namun sangat penting disepakati tentang arti
istilah tersebut.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan titik, garis, bidang ? Titik adalah suatu idea,
benda pikiran yang bersifat abstrak. Titik dapat dilukiskan dengan tanda noktah ( . ).
Sebuah titik diberi penamaan dalam huruf kapital, misalkan titik P, titik Q, titik R, dan
sebagainya.
Garis direpresentasikan memiliki panjang tak terbatas, lurus, tidak mempunyai
ketebalan, dan tidak mempunyai ujung. Garis tidak memiliki berujung dan tidak memiliki
berpangkal, dan garis dapat diperpanjang pada kedua arahnya. Sebuah garis dapat diberi
nama dengan huruf kecil, misalkan garis k, garis l, garis m, garis n, dan sebagainya.
 Titik dalam “dunia matematika” titik merupakan sesuatu yang punya kedudukan,
tetapi titik tidak punya ukuran. Sama seperti dalam dunia menulis, dalam dunia
matematika titik direpresentasikan dengan sebuah noktah “.”.
 Garis adalah himpunan titik-titik yang anggotanya terdiri dari lebih dari satu buah
titik.
 Bidang adalah himpunan garis-garis yang anggotanya terdiri dari lebih dari dua buah
garis. Jadi, pada sebuah bidang, terdiri dari banyak sekali garis.
Bidang datar direpresentasikan sebagai suatu daerah yang memiliki panjang dan
lebarnya tak terbatas.
1. Hubungan Titik dan Garis

Geometri SMP/MTs | 6
Hubungan antara titik dan garis dapat terjadi dalam dua keadaan. Pada keadaan
yang pertama, titik berada pada garis dan kedua titik berada di luar garis. Titik disebut
berada pada garis jika titik tersebut ada pada garis, atau titik tersebut menjadi bagian
dari garis. Dan titik disebut di luar garis apabila titik tersebut tidak menjadi bagian
dari garis.
2. Hubungan Antara Titik dan Bidang
Hubungan antara titik dan bidang juga dapat terjadi dalam dua keadaan. Titik
disebut berada pada bidang jika titik tersebut terletak pada bidang, atau titik tersebut
menjadi bagian dari bidang. Dan titik disebut di luar bidang apabila titik tersebut
terletak di luar bidang atau tidak menjadi bagian dari bidang.

3. Hubungan Antara Garis dan Bidang


Hubungan antara garis dan bidang dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1) garis terletak pada bidang, 2) garis tidak pada bidang, dan 3) garis
menembus/memotong bidang. Garis terletak pada bidang apabila garis menjadi bagian
dari bidang. Letak garis di luar bidang apabila garis tidak menjadi bagian bidang.
Adapun garis menembus/memotong bidang apabila persekutuan antara garis dan
bidang adalah sebuah titik.
4. Titik-titik segaris
Dua titik atau lebih dikatakan segaris apabila titik-titik tersebut terletak pada
garis yang sama. Istilah titik-titik segaris bisa disebut kolinear.
5. Titik-titik sebidang
Dua titik atau lebih dikatakan sebidang jika titik-titik tersebut terletak pada
bidang yang sama.
B. Hubungan Antara Dua Garis
Ada tiga kemungkinan hubungan antara dua garis, yaitu dua garis bisa saling sejajar,
dua garis bisa saling berpotongan, dan dua garis saling berhimpit pada bidang. Hubungan
antara dua garis, yaitu:
a. Dua buah garis dinyatakan sejajar jika kedua garis tersebut tidak memiliki titik
persekutuan.
b. Dua buah garis dinyatakan berpotongan jika kedua garis tersebut memiliki sebuah titik
persekutuan. Titik persekutuan ini disebut titik potong.
c. Dua garis dinyatakan saling berhimpit jika kedua garis tersebut memiliki lebih dari satu
titik persekutuan.

Geometri SMP/MTs | 7
C. Mengenal Sudut
1. Memahami Konsep Sudut
Sudut terbentuk karena dua sinar garis bertemu pada satu titik. Sudut adalah suatu
daerah yang dibentuk oleh dua buah sinar garis yang titik pangkalnya berimpit
(bersekutu). Sudut juga mempunyai beberapa bagian yang membentuk sudut. Bagian
– bagian sudut yaitu.
i. Kaki sudut, sinar garis yang membentuk suatu sudut
ii. Titik sudut, titik potong pangkal sinar dari kaki sudut
iii. Daerah sudut, daerah yang terbentuk antara dua kaki sudut
Suatu sudut dibentuk dari dua sinar garis yang berpotongan tepat di satu titik.
Selanjutnya titik potongnya disebut dengan titik sudut. Suatu sudut dapat diberikan
simbol α, β, dll, atau berupa titik titik yang melalui garis yang berpotongan tersebut.
Kemudian satuan sudut dinyatakan dalam dua jenis, yaitu radian (rad) dan derajat
(o) .∠APB bisa juga disebut∠P, dan besar sudut P dilambangkan dengan m∠P. Besar
sudut satu putaran penuh adalah 360°.
2. Menentukan Besar Sudut yang Dibentuk oleh Jarum Jam
1. Tentukan ukuran sudut yang dibentuk oleh jarum jam dan jarum menit ketika
menunjukkan pukul 03.00!
Jawab
Pada pukul 03.00, jarum jam (pendek) menunjuk ke arah bilangan 3
sedangkan jarum menit (panjang) menunjuk ke arah bilangan 12, sehingga
3 1 1
sudut yang terbentuk adalah = , jadi terbentuk putaran penuh. 1
12 4 4
putaran penuh adalah 360 ° .
1 1.360 ° 360 °
∙360 ° = = =90 °
4 4 4
dapat simpulkan bahwa sudut yang terbentuk oleh jarum jam dan jarum menit
ketika pukul 03.00 adalah 90°.
2. Sudut terkecil yang dibentuk oleh jarum panjang dan jarum pendek pada jam
dinding yang menunjukkan pukul 09.25 adalah …

Penyelesaian :

1 putaran = 360 ° , sehingga sudut antar angka dalam jam analog sebesar

Geometri SMP/MTs | 8
360°
=30 °
12

Menghitung sudut terkecil yang dibentuk dari jarum jam pukul 09.25

25
Sudut jarum jam pendek = 9 × × 30 °
60

= ( 9 ×30 ° ) + ( 2560 ×30 ° )


= 270 ° +12 ,5 °

= 282 , 5°

Sudut jarum jam panjang = 5 ×30 °

= 150 °

Sudut terkecil = Sudut jarum jam pendek – sudut jarum jam panjang

= 282 , 5°−150°

= 132 ,5 °

Jadi, sudut terkecil yang dibentuk oleh jarum panjang dan jarum pendek pada
jam dinding yang menunjukkan pukul 09.25 adalah = 132 ,5 °

3. Hubungan Antar Sudut


1. Sudut Berpenyiku
Sudut berpenyiku juga disebut sebagai sudut berkomplemen. Sudut dapat
dikatakan berpenyiku ketika ada dua sudut yang jika dijumlahkan hasilnya adalah
90 derajat (sudut siku-siku).
2. Sudut berpelurus
Sudut berpelurus juga disebut dengan sudut bersuplemen. Dua sudut dikatakan
bersuplemen jika jumlahnya adalah 180 derajat atau membentuk garis lurus.
4. Hubungan sudut-sudut pada dua garis sejajar
Dua buah garis dikatakan sejajar apabila kedua garis tersebut terletak pada
satu bidang datar yang tidak akan berpotongan meskipun diperpanjang tanpa
batas.Dua buah garis dikatakan berpotongan apabila garis tersebut terletak pada satu
bidang datar dan kedua garis tersebut berpotongan disalah satu titiknya. Perhatikan
gambar di bawah ini

Geometri SMP/MTs | 9
1. Sudut sehadap, besarnya sama. Yakni ∠1 = ∠5, ∠2 = ∠6, ∠4 = ∠8, ∠3 = ∠7.
2. Sudut dalam berseberangan, besarnya sama. Yakni ∠3 = ∠5, ∠4 = ∠6
3. Sudut luar berseberangan, besarnya sama. Yakni ∠1 = ∠7, ∠2 = ∠8
4. Sudut dalam sepihak, jumlah keduanya adalah 180°. Yakni ∠4 + ∠5 = 180°, ∠3 +
∠6 = 180°.
5. Sudut luar sepihak, jumlah keduanya adalah 180°. Yakni ∠2 + ∠7 = 180°, ∠1 + ∠8
= 180°.
6. Sudut bertolak belakang, besarnya sama. Yakni ∠1 = ∠3, ∠2 = ∠4, ∠5 = ∠7, ∠6 =
∠8
5. Hubungan sudut-sudut pada dua garis berpotongan
Jika dua garis berpotongan maka dua sudut yang letaknya saling
membelakangi disebut dua sudut yang bertolak belakang. Dua sudut yang saling
bertolak belakang adalah sama besar.

Geometri SMP/MTs | 10
Latihan Soal
1. Hasil penjumlahan dua buah sudut yang saling berpelurus besarnya...
A. 45 °
B. 60 °
C. 90 °
D. 180 °
2. Penyiku dari sudut x adalah 62 ° , besar ¿x adalah...
3. Apabila diketahui dua garis berpotongan, sehingga dua sudut yang letaknya saling
membelakangi memiliki titik potong disebut...
4. Besar sudut dalam 1 putaran lingkaran adalah...
5. Garis yang berpangkal dan berujung disebut...

Geometri SMP/MTs | 11
BAB III

KEKONGRUENAN DAN KESEBANGUNAN

A. Kekongruenan
1. Syarat Dua Bangun Datar Kongruen
Dua bangun yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dinamakan
kongruen. Dua bangun segi banyak (poligon) dikatakan kongruen jika memenuhi
dua syarat yaitu:
(i) sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang, dan
(ii) sudut-sudut yang bersesuaian sama besar

Gambar 7. Syarat Dua Bangun Datar Kongruen

 Sudut-sudut yang bersesuaian:


∠ A dan∠ J → m∠ A=m∠ J
∠ Bdan ∠ K → m∠ B=m ∠ K
∠ C dan∠ L →m ∠C=m∠ L
∠ D dan∠ M → m ∠ D=m ∠ M
 Sisi-sisi yang bersesuaian:
ABdan JK → AB=JK
BC dan KL→ BC =KL

Geometri SMP/MTs | 12
CD dan LM → CD=LM
DA dan MJ → DA= MJ
Jika bangun ABCD dan JKLM memenuhi kedua syarat tersebut, maka
bangun ABCD dan JKLM kongruen, dinotasikan dengan ABCD ≅ JKLM .
Jika bangun ABCD dan JKLM tidak memenuhi kedua syarat tersebut
maka bangun ABCD dan JKLM tidak kongruen, dinotasikan dengan
ABCD ≇ JKLM .
2. Syarat Dua Segitiga Kongruen
Dua bangun yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dinamakan
kongruen. Dua segitiga dikatakan kongruen jika hanya jika memenuhi syarat
berikut ini:
(i) sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang
(ii) sudut-sudut yang bersesuaian sama besar

Gambar 8. Syarat Dua Segitiga Kongruen

Sisi-sisi yang bersesuaian: Sudut-sudut yang bersesuaian:


ABdan DE → AB=DE ∠ A dan ∠ D → m∠ A=m∠ D
BC dan EF → BC=EF ∠ Bdan ∠ E → m∠ B=m ∠ E
CA dan FD → CA=FD ∠ C dan ∠ F → m∠ C=m∠ F
atau dengan kata lain
AB BC AC
= = =1
DE EF DF
Jika ∆ ABC dan ∆≝¿ memenuhi syarat tersebut, maka ∆ ABC dan ∆≝¿
kongruen, dinotasikan dengan ∆ ABC ≅ ∆≝¿ .
Jika ∆ ABC dan ∆≝¿ tidak memenuhi syarat tersebut maka maka ∆ ABC dan

Geometri SMP/MTs | 13
∆≝¿ tidak kongruen, dinotasikan dengan ∆ ABC ≇ ∆≝¿ .
Untuk menguji apakah dua segitiga kongruen atau tidak, tidak perlu menguji
semua pasangan sisi dan sudut yang bersesuaian. Dua segitiga dikatakan kongruen
jika memenuhi salah satu kondisi berikut ini:
1. Ketiga pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang. Biasa disebut dengan
kriteria sisi – sisi – sisi.

Gambar 9.Segitiga Kriteria Sisi – Sisi – SisI

2. Dua pasang sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diapitnya
sama besar. Biasa disebut dengan kriteria sisi – sudut – sisi.

Gambar 10. Segitiga Kriteria Sisi – Sudut – Sisi

3. Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang menghubungkan
kedua sudut tersebut sama panjang. Biasa disebut dengan kriteria sudut – sisi –
sudut.

Gambar 11. Segitiga Kriteria Sudut – Sisi – Sudut

4. Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar dan sepasang sisi yang
bersesuaian sama panjang. Biasa disebut dengan kriteria sudut – sudut – sisi.

Geometri SMP/MTs | 14
Gambar 12.Segitiga Kriteria Sudut – Sudut – Sisi.

5. Khusus untuk segitiga siku-siku, sisi miring dan satu sisi siku yang
bersesuaian sama panjang.

Gambar 13. Kriteria Segitiga Siku-siku

B. Kesebangunan
1. Kesebangunan Bangun Datar
Dua bangun datar yang mempunyai bentuk yang sama disebut sebangun.
Tidak
perlu ukurannya sama, tetapi sisi-sisi yang bersesuaian sebanding (proportional)
dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Perubahan bangun satu menjadi
bangun lain yang sebangun melibatkan perbesaran atau pengecilan.
Dengan kata lain dua bangun dikatakan sebangun jika memenuhi syarat:
(i) perbandingan panjang sisi yang bersesuaian senilai
AB BC CD AD
= = =
EF FG GH EH
(ii) sudut yang bersesuaian besarnya sama
m ∠ A=m ∠ E
m ∠ B=m∠ F
m ∠ C=m∠ G
m ∠ D=m ∠ H

Gambar 14. Perbandingan Segitiga

Jika bangun ABC dan ¿ memenuhi kedua syarat tersebut, maka bangun

Geometri SMP/MTs | 15
ABCD dan EFGH sebangun, dinotasikan dengan ABCD ∼ EFGH .
Jika bangun ABC dan ¿ tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka bangun
ABCD dan EFGH tidak sebangun, dinotasikan dengan ABCD ≁ EFGH .
2. Kesebangunan Dua Segitiga
Dua segitiga dikatakan sebangun jika hanya jika memenuhi syarat berikut ini.
(i) Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai.
(ii) Besar sudut-sudut yang bersesuaian sama

Gambar 15. Kesebangunan Dua Segitiga.

(i) Perbandingan sisi-sisi yang (ii) Besar sudut-sudut yang


bersesuaian senilai
A ' B ' B' C ' A ' C ' m ∠ A=m ∠ A '
= =
AB BC AC m ∠ B=m∠ B '
m ∠ C=m∠ C '

Jika ∆ABC dan ∆DEF memenuhi syarat tersebut, maka ∆ABC dan ∆A'B'C'
sebangun, dinotasikan dengan ∆ABC ∼ ∆A'B'C'.
Syarat Dua Segitiga Sebangun
Untuk lebih sederhana, dua segitiga dikatakan sebangun (misal: ∆ABC ∼
∆A'B'C'), jika memenuhi salah satu kondisi berikut ini.
1. Perbandingannya ketiga pasangan sisi yang bersesuaian sama, yaitu:
A ' B ' B' C ' A ' C '
= = =a
AB BC AC

Geometri SMP/MTs | 16
Gambar 16.Perbandingan Sisi Segitiga

2. Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar.


Contoh: m ∠ A=m ∠ A ' danm ∠ B=m∠ B '

Gambar 17. Perbandingan Sudut Segitiga

3. Perbandingan dua pasang sisi yang bersesuaian sama dan sudut yang diapitnya
sama besar.
Contoh;
A' B' A'C'
= =a dan m ∠ A=m ∠ A '
AB AC

Gambar 18. Perbandingan Sisi Segitiga

Kesebangunan Khusus dalam Segitiga Siku-Siku

Geometri SMP/MTs | 17
Geometri SMP/MTs | 18
2
AB =BD × BC
2
A C =CD ×CB
2
A D =DB × DC

Gambar 19. Kesebangunan Segitiga Khusus

Latihan Soal

1. Apakah luas dua bangun yang kongruen pasti sama? ya


Jelaskan dengan gambar/diagram untuk mendukung jawabanmu!
2. Diketahui SR/¿ PQ , OP=OQ ,OS=¿ .

Ada berapa pasang segitiga yang kongruen?


Sebutkan dan buktikan.
3. Dua buah bangun di bawah ini sebangun

Hitunglah:
a. Panjang EF , HG , AD , dan DC
b. Nilai x , y , dan z
4. Sebuah Pada gambar di samping, QR /¿ ST .
a. Buktikan bahwa ∆ QRP dan ∆ TPS sebangun
b. Tuliskan perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian

Geometri SMP/MTs | 19
BAB IV

TEOREMA PYTHAGORAS

A. Menemukan Konsep Pythagoras


Teorema Pythagoras merupakan rumus matematika yang berhubungan dengan
seggitiga siku-siku.
1. Segitiga Siku-siku
Apakah masih ingat dengan segitiga siku-siku?
Perhatikan segitiga siku-siku ABC beserta dengan bagian-bagianny

Gambar 20. Segitiga ABC


Keterangan :
 Segitiga ABC merupakan segitiga dengan siku-siku di titik B yang memiliki
besar sudut 90◦
 Sisi depan dari sudut siku-siku adalah sisi terpanjang disebut sebagai
hipotenusa atau juga sisi miring.
 Sisi-sisi lain yang membentuk sudut siku-siku (sisi AB dan sisi BC ) disebut
sisi siku-siku.

Geometri SMP/MTs | 20
2. Dalil Pythagoras

Pada suatu segitiga siku-siku, luas persegi pada sisi miringnya sama
dengan jumlah luas persegi lain pada kedua sisi sikusikunya, hal ini juga berarti
jumlah dari kuadrat kedua sisi siku-siku segitiga pada segitiga siku-siku sama
dengan kuadrat panjang sisi miringnya (hipotenusa).

3. Teorema Pythagoras

Pada Δ ABC siku-siku dengan siku-siku di B, berlakut c 2=a2+ b2

Gambar 21. Segitiga BCA

Lalu, bagaimana pembuktian dari teorema Pythagoras?

Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar (i) Gambar (ii)

Gambar 22. Konsep Teorema Pythagoras

Geometri SMP/MTs | 21
Dari gambar tersebut dapat diperoleh bentuk persamaan sebagai berikut:

Gambar (i) dihasilkan bahwa

2 1 2
(a+ b) =4 × ab+ c
2

2
¿ 2 ab+ c

Perhatikan gambar (ii) diperoleh bahwa

2 2 2
(a+ b) =a +2 ab+ b

Sehingga, berdasarkan gambar (i) dan (ii) dihasilkan bahwa

2 2
(a+ b) =(a+b)

2 2 2
2 ab+ c =a +2 ab+b
2 2 2
c +2 ab=a +b +2 ab
2 2 2
c =a + b

Maka dapat disimpulkan bahwa luas persegi pada sisi hipotenusa adalah
2 2 2
c , dan jumlah luas persegi pada kesua sisi tegaknya adalah a + b .

Contoh :

Jika terdapat segitiga dengan panjang sisinya 8 cm dan 6 cm, berapakah


panjang sisi miringnya?

Jawab :

2 2 2
c =a + b
2 2 2
c =8 + 6

c= √ 64 +36

c=10 cm

Jadi sisi miringnya adalah 10 cm

B. Tripel Pythagoras dan Jenis Segitiga

Geometri SMP/MTs | 22
1. Tripel Pythagoras
Sebelum masuk pada tripel Pythagoras maka perlu diingat mengenai
kegiatan pada sebelumnya yang terdapat kondisi bahwa tukang membuat ukuran
yang digunakan untuk membentuk dasar pondasi tepat siku-siku. Kegiatan tukang
tersebut berarti memanfaatkan kebalikan dari teorema Pythagoras.

Teorema Pythagoras

Pada Δ ABC siku-siku dengan siku-siku di B, berlaku:

2 2 2
c =a + b

Pada ΔABC jika ∠ C siku-siku

AB = c, BC=a, CA= b Gambar 23. Segitiga BCA

Aturan pada segitiga siku-siku

Gambar 24. Aturan segitiga siku-siku

Tabel 1. Tripel Pythagoras

p q 2
p +q
2 2
p −q
2
2 pq Hubungan Tripel
Pythagoras
2 1 5 3 4 2
5 =3 + 4
2 2
5, 3, 4
2 2 2
3 1 10 8 6 10 =8 + 6 10, 8, 6
3 2 13 5 12 2
13 =5 +12
2 2
13, 5, 12
4 1 17 15 8 2
17 =15 + 8
2 2
17, 15, 8
2 2 2
4 2 20 12 16 20 =12 +16 20, 12, 16
2 2 2
4 3 25 7 24 25 =7 + 24 25, 7, 24

Pada kebalikan dari teorema Pythagoras dapat dinyatakan bahwa


dalam Δ ABC , jika c 2=a2+ b2 , maka ∠ C siku-siku Dengan demikian, dapat
disimpulkan hal berikut ini. Pada Δ ABC , apabila a, b, dan c adalah sisi-sisi
dihadapan sudut A, B, dan C maka berlaku kebalikan teorema Pythagoras, yaitu:

Geometri SMP/MTs | 23
Untuk b< c< a
Jika a 2=b2 +c 2
Maka Δ ABC siku-
siku di A

Untuk a< c< b


Jika b 2=c 2+ a2
Maka Δ ABC siku-
siku di B

Untuk a< b<c


Jika c 2=a2+ b2
Maka Δ ABC siku-
siku di C

Gambar 25. Konsep Kebalikan Teorema Pythagoras

Tripel Pythagoras merupakan kelompok 3 bilangan yang memenuhi


persamaan rumus Pythagoras. Bilangan tersebut di dapat dari panjang sisi-sisi
segitiga. Bilangan terbesar menjadi sisi miring segitiga.

Contoh :

a) Apakah 15, 20, 25 adalah Tripel Pythagoras?


Jawab :
Sisi terpanjang 25
2 2 2
25 ..? ..15 +20
625. .? ..225+400
625=625
Jadi 15, 20, 25 adalah Tripel Pythagoras

b) Apakah 7, 12, 13 adalah Tripel Pythagoras?


Jawab :
Sisi terpanjang 13
2 2 2
13 ..? ..7 +12

Geometri SMP/MTs | 24
169. .? ..49+144
169=169
Jadi 7, 12, 13 adalah Tripel Pythagoras
2. Jenis Segitiga
Jenis segitiga jika dilihat dari besar sudutnya:
 △ Siku-siku : salah satu sudutnya siku-siku (90° )
 △ Lancip : ketiga sudutnya lancip (< 90° )
 △ Tumpul : salah satu sudutnya tumpul (> 90° )

Jenis segitiga jika dilihat dari panjang sisinya:

a) Segitiga siku-siku
a, b, c adalah sisi segitiga dengan sisi terpanjang c. Jika c 2=a2+ b2 maka
segitiga tersebut siku-siku.
b) Segitiga lancip
a, b, c adalah sisi segitiga dengan sisi terpanjang c. Jika c 2 <a 2+b 2 maka
segitiga tersebut segitiga lancip’
c) Segitiga tumpul
a, b, c adalah sisi segitiga dengan sisi terpanjang c. Jika c 2 >a 2+b 2 maka
segitiga tersebut tumpul

Contoh :

1) 9, 15, 16 segitiga apa?


Jawab :
Sisi terpanjang 16
2 2 2
16 ..? .. 9 +15
256. .? ..81+ 255
256<336
Jadi 9, 15, 16 segitiga lancip
2) 2, 3, 7 segitiga apa?
Jawab :
Sisi terpanjang 7
2 2 2
7 ..? ..3 +2
49. . ? ..9+ 4

Geometri SMP/MTs | 25
49> 13
Jadi 2, 3, 7 segitiga tumpul
C. Segitiga Istimewa
Segitiga istimewa adalah segitiga siku-siku dengan besar sudut tertentu yang
disebut istimewa yaitu sudut 30 ° , 45 ° , 60 ° .
Macam-macam segitiga istimewa :
1. Segitiga siku-siku dengan kedua sudut lainnya adalah 45 ° .
2. Segitiga siku-siku dengan sudut lainnya adalah 30 ° dan 60°

Untuk lebih jelasnya akan dibahas di bawah ini:

1. Segitiga siku-siku dengan kedua sudut lainnya adalah 45 ° .


Apabila segitiga siku-siku dengan sudut lainnya adalah sebesar 45°
maka sisi-sisi penyikunya sama panjang. Misalnya jika panjang sisi
penyikunya a maka sisi penyiku lainnya juga a .

Menghitung sisi miring menggunakan teorema Pythagoras c 2=a2+ b2


misalkan sisi miring adalah s, sehingga diperoleh :

2 2 2
c =a + b
( s )2=a2 +a2
2 2
s =2 a
s= √2 a 2
s=a √ 2 Gambar 26. Segitiga Istimewa 45°
Sehingga diperoleh panjang sisi-sisi segitiga istimewa dengan sudut
sisi tegaknya 45° yaitu a, a, a √ 2. Dapat ditunjjukan pada gambar dibawah ini

Rumus segitiga siku-siku sama kaki


Sehingga diperoleh perbaandingannya :
PQ:PR:QR= a : a :a √ 2

Gambar 27.

2. Segitiga dengan sisi yang menghubungkan sudut 60° dan 30°

Geometri SMP/MTs | 26
Panjang sisi miring selalu dua kali dari panjang sisi penyiku yang
menghubungkan sudut 60° dan 90°. Sehingga jika sisi penyiku yang
menghubungkan sudut 60° dan 90°panjangnya a , maka panjang sisi
miringnya adalah 2 a.

Menghitung sisi miring menggunakan teorema Pythagoras c 2=a2+ b2


sehingga diperoleh :

2 2 2
c =a + b
( 2 a )2=a2 + x 2
2 2 2
4 a −a =x
2 2
3 a =x
x=√ 3 a2
x=a √ 3 Gambar 28.

Sehingga diperoleh panjang sisi-sisi segitiga istimewa dengan sudut


sisi tegaknya 60° dan 30° yaitu a, 2a, a √ 3. Dapat ditunjjukan pada gambar
dibawah ini

Rumus segitiga siku-siku 30°, 60°, 90°


Sehingga diperoleh perbaandingannya :
AD:DC:CA= a : a √ 3 :2 a

Gambar 29.

Contoh :
1. Tentukan panjang hipotenusa jika sisi yang lainnya adalah 7 cm!
Jawab :
Perbandingan a : a :a √ 2
Sehingga menjadi 7 : 7 :7 √ 2
Maka panjang hipotenusa adalah 7 √ 2

2. Tentukan panjang x dan y!

Geometri SMP/MTs | 27
Gambar 30.
Jawab :
Sisi miring = y
Perbandingan a : a √ 3 :2 a
x :12 : y=x : x √ 3 :2 x
Jadi
12=x √ 3
x=4 √ 3
y=2 x=2 × 4 √ 3=8 √ 3
D. Penerapan Teorema Pythagoras
Banyak sekali permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang disajikan
dalam bentuk soal cerita dan dapat diselesaikan dengan teorema Pythagoras. Untuk
memudahkan menyelesaikan soal penerapan teorema Pythagoras diperlukan bantuan
gambar. Untuk lebih jelasnya dapat mempelajari contoh soal berikut:
1. Nia bermaian laying-layang dengan benang yang panjangnya 250 meter. Jarak nia
dengan tanah dengan titik yang tepat berada di bawah laying-layang adalah 70
meter. Berapa ketinggian layang-layang tersebut?

Gambar 31.
Jawab :

BC= √ AC − AB
2 2

BC= √ 250 2−702

BC= √ 62500−4900

BC= √ 57600

BC=240 meter

2. Jika jarak kaki tiang dengan kaki kawat penyangga adalah 8 meter, jarak kaki
tiang dengan ujung kawat penyangga pertama 6m dan jarak kawat kedua adalah 9

Geometri SMP/MTs | 28
meter. Berapa total kawat yang diperlukan dan hitunglah biaya jika harga kawat
Rp. 25.000 per meter?

Gambar 32. Tiang Bendera


Jawab :

BD=√ BC 2−CD 2

BD=√ 62 +82

BD=√ 100

BD=10 meter

Panjang kawat pertama 10 meter

AD=√ AC 2+ CD2

AD=√ 152 +82

AD=√ 289

AD=17 meter

Jadi kawat penyangga kedua adalah 17 meter

Biaya yang diperlukan yaitu

Biaya=Total Panjang kawat × Rp . 25.000

Biaya= ( 10+17 ) × Rp 25.000

Biaya=17× Rp25.000

Biaya=Rp 675.000

Geometri SMP/MTs | 29
Sehingga total biaya yang diperlukan adalah Rp 675.000

Latihan Soal
1. Apakah segitiga yang memiliki panjang sisi 9 cm, 12, cm, dan 18 cm merupakan
segitiga siku-siku?
2. Berdasarkan gambar, atap kerangka rumah dapat divisualisasi seperti gambar berikut.

3. Seorang atlet tenis mengajukan pertanyaan kepada wasit. Suara atlet mampu didengar
wasit hanya pada jarak maksimum 30 kaki. Berdasarkan posisi wasit dan atlet tenis
pada gambar berikut, dapatkah wasit mendengar suara sang atlet?

4. Pengrajin kayu akan membuat hiasan dinding berbentuk segitiga siku-siku dengan
salah satu sudutnya adalah 30°. Panjang sisi di depan sudut 30° adalah 60 cm.
Berapakah anjang hipotenusanya?
5. 6 cm, 10, cm, dan 8 cm apakah tripel Pythagoras?

Geometri SMP/MTs | 30
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, T. P. (2017). Serial Modul SMP Terbuka. Pusat Teknologi Informasi dan
Komunikasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kristanto, Y. D., Taqiyudin, M., Yulfiana, E., & Rukmana, I. (2022). Matematika untuk
SMP/MTs Kelas IX. Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Subchan, Winarni, Mufid, M. S., Fahim, K. & Syaifudin, W. H. (2018). Buku Guru
Matematika untuk SMP/MTs Kelas IX Edisi Revisi. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Tim Kemdikbud. (2017). Matematika Kelas VII Semester 2 Edisi Revisi. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Tohir, M., As’ari, A. R., Anam, A. C., & Taufiq, I. (2022). Buku Panduan Guru Matematika
untuk SMP/MTs Kelas VIII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.

Geometri SMP/MTs | 31

Anda mungkin juga menyukai