GEOMETRI
b
Capaian Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR 2
1
Sub-Capaian Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR 2
2.1 Peserta mampu mengidentifikasi, membandingkan, dan
menganalisis sifat dan karakter bentuk geometri 2 dimensi dan
geometri 3 dimensi beserta istilah-istilah dalam geometri
2.2 Peserta mampu mengklasifikasikan bentuk 2 dimensi dan 3 dimensi
berdasarkan sifat dan karakter yang dimiliki
2.3 Peserta mampu menyelidiki, mendeskripsikan, dan menalar
pembagian, penggabungan, dan pentransformasian suatu bentuk
geometri
2.4 Peserta mampu menerapkan kongruensi dan kesebangunan
2.5 Peserta mampu mendeskripsikan lokasi dan pergerakan
menggunakan istilah geometri dan menggunakan bahasa yang
komunikatif
2.6 Peserta mampu membuat dan menggunakan sistem koordinat dan
untuk menunjukkan lokasi dan menjelaskan lintasan
2.7 Peserta mampu menentukan jarak di antara dua titik pada sistem
koordinat
2.8 Peserta mampu memprediksi dan mendeskripsikan hasil dari
pergeseran, pencerminan, dan perputaran suatu bentuk geometris
2.9 Peserta mampu mengidentifikasi dan mendeskripsikan simetri dan
dan rotasi dari bentuk geometri 2 dimensi
2
Pokok Materi
KEGIATAN BELAJAR 2
2.1 Istilah dalam Geometri
2.2 Bangun Datar
2.3 Bangun Ruang
2.4 Sistem Koordinat
2.5 Segitiga Siku-Siku dan Teorema Pythagoras
2.6 Transformasi Geometri
3
Uraian Materi
KEGIATAN BELAJAR 2
4
2. Kedudukan garis dan garis
Misalkan diberikan 2 garis, yakni garis g dan garis k. Terdapat 4
kemungkinan kedudukan garis g dan garis k, yakni:
a. Garis g berhimpit dengan garis k
Garis g dengan garis k dikatakan berhimpit jika dan hanya jika
kedua garis tersebut memiliki paling sedikit 2 titik sekutu.
5
b. Titik terletak di luar bidang
6
Ukuran sudut dapat dinyatakan dengan satuan derajat atau
radian.
Berdasarkan ukuran sudut, berikut adalah macam-macam istilah
sudut.
a. Sudut lancip adalah sudut yang besarnya antara 0o dan 90o
b. Sudut siku-siku adalah sudut yang besarnya 90o
c. Sudut tumpul adalah sudut yang besarnya antara 90 o dan
180o
d. Sudut lurus adalah sudut yang besarnya 180o
7
2. Sebangun
Dua bangun geometri atau lebih dikatakan sebangun jika dan
hanya jika bangun-bangun tersebut memiliki bentuk yang sama.
Contoh:
Lingkaran yang dibuat mengacu uang logam Indonesia pecahan
Rp100,00 dan Rp500,00 secara geometris dikatakan sebangun.
3. Kongruen
Dua bangun geometri atau lebih dikatakan kongruen jika dan
hanya jika bangun-bangun tersebut memiliki bentuk dan ukuran
yang sama.
Contoh:
Lingkaran yang dibuat mengacu suatu uang logam Indonesia
pecahan Rp1.000,00 dengan lingkaran yang dibuat mengacu uang
logam Indonesia pecahan Rp1.000,00 lainnya secara geometris
dikatakan kongruen.
B. Bangun Datar
1. Jajargenjang
Jajargenjang adalah segiempat yang dibatasi oleh dua pasang sisi
berhadapan sama panjang dan sejajar.
8
2. Persegipanjang
Persegipanjang adalah segiempat yang dibatasi oleh dua pasang
sisi berhadapan sama panjang, sejajar, dan keempat sudutnya
siku-siku. (Dapat dikatakan sebagai jajargenjang yang keempat
sudutnya siku-siku)
3. Persegi
Persegi adalah segiempat yang dibatasi oleh empat sisi sama
panjang dan keempat sudutnya siku-siku. (Dapat dikatakan
sebagai persegipanjang yang sisinya sama panjang)
4. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi tiga sisi
9
Segitiga siku-siku Segitiga sebarang
at
Luas daerah segitiga =
2
Keliling segitiga = a + b + c
5. Layang-Layang
Layang-layang adalah segiempat yang diagonal-diagonalnya
berpotongan tegak lurus.
d1 d 2
Luas daerah layang-layang =
2
Keliling layang-layang = 2 ( s1 + s2 )
Sifat layang-layang:
AB = BC ’ DA = DC
BAD = BCD
BAC = BCA
ADB = CDB
6. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah segiempat yang diagonal-diagonalnya
berpotongan tegak lurus dan sisi-sisinya sama panjang.
10
d1 d 2
Luas daerah belah ketupat =
2
Keliling belah ketupat = 4 s
Sifat belah ketupat:
̅̅̅̅
𝐷𝐶 ∥ ̅̅̅̅
𝐴𝐵 , ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝐴𝐷 ∥ 𝐵𝐶
DC = AB = CB = DA
DAB = DCB
ABC = ADC
BS = DS ’ AS = CS
7. Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang memiliki tepat satu pasang sisi
sejajar.
( a + b) t
Luas daerah trapesium =
2
Keliling trapesium = a + b + c + d
Sifat trapesium:
̅̅̅̅ ∥ 𝐴𝐵
𝐷𝐶 ̅̅̅̅
8. Lingkaran
Lingkaran adalah kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap
sebuah titik tertentu dalam bidang yang sama.
d2
Luas daerah lingkaran = = r2
4
Keliling lingkaran = d = 2 r
Dengan 22
7 3,14 dan d = 2 r
Contoh Masalah 1
Menentukan Luas dan Keliling Bangun Datar
Diberikan sebuah bangun datar kompleks ABCDE sebagai berikut.
11
Diketahui AC = 7 cm, BE = 6 cm, OB=OA=OE, AB=AE= 3 2 , dan BC= 5
cm.
1. Sebutkan bangun datar apa saja yang menyusun bangun datar
ABCDE di atas?
2. Tentukan luas daerah bangun datar tersebut!
3. Tentukan keliling bangun ABCDE!
Penyelesaian:
1. Berikut adalah alternatif bangun datar yang dapat menyusun bangun
ABCDE.
12
3. Bangun ABCDE dapat disusun
dari bangun layang-layang
ABCE dan segitiga EDC
4. Dan seterusnya
3. KABCDE = AB+BC+CD+DE+EA
KABCDE = 3 2 +5+3+4+ 3 2
KABCDE = 12+ 6 2
Jadi, keliling bangun ABCDE adalah 12+ 6 2 .
C. Bangun Ruang
1. Kubus
Kubus dideskripsikan sebagai bangun ruang yang dibatasi 3
pasang sisi persegi yang kongruen.
Volume kubus = s = s s s
3
2. Balok
Balok dideskripsikan sebagai bangun ruang yang dibatasi 3
pasang sisi berhadapan kongruen.
13
Volume balok = p l t
Luas permukaan balok =
2 ( p l ) + (l t ) + ( p t )
3. Prisma
Prisma dideskripsikan sebagai bangun ruang yang dibatasi
sepasang sisi sejajar dan kongruen serta sisi tegak.
4. Tabung
Tabung dideskripsikan sebagai bangun ruang yang dibatasi tiga
buah sisi, yaitu sisi alas dan sisi atas yang merupakan daerah
lingkaran serta sisi melingkar yang disebut selimut tabung.
Volume tabung = Luas alas x tinggi
Luas permukaan tabung = 2 x luas alas + luas seluruh sisi tegak
Luas permukaan tabung tanpa tutup = luas alas + luas seluruh sisi tegak
5. Limas
Limas dideskripsikan sebagai bangun ruang yang dibatasi alas
berbentuk polygon dan sisi tegak.
14
Limas segitiga Limas segiempat
1
Volume limas = x Luas Alas x tinggi
3
6. Kerucut
Kerucut dideskripsikan sebagai bangun ruang yang dibatasi alas
berbentuk lingkaran dan sisi tegak (selimut kerucut). Kerucut dapat
dipandang sebagai limas yang alasnya berbentuk lingkaran.
1
Volume limas = x Luas Alas x tinggi
3
7. Bola
Bola dideskripsikan sebagai bangun ruang yang dibatasi oleh
kedudukan titik-titik yang memiliki jarak yang sama terhadap titik
pusat.
4 r3
Volume bola =
3
Luas permukaan bola = 4 r 2
15
Contoh Masalah 2
Menentukan Volume Bangun Ruang
Diberikan sebuah bangun ruang ABCDEF.GHIJKL sebagai berikut.
Penyelesaian:
1. Berikut adalah alternatif bangun ruang yang dapat menyusun bangun
ruang ABCDEF.GHIJKL
Alternatif Bangun Ruang Penyusun
Ilustrasi
ke- Bangun ABCDEF.GHIJKL
1. Bangun ABCDEF.GHIJKL dapat
disusun dari bangun ruang
balok E’BCD.K’HIJ dan prisma
AE’EF.GK’KL.
3. Dan seterusnya
16
1
VABCDEF.GHIJKL = 3 4 3 + (12 + 10) 6 4
2
VABCDEF.GHIJKL = 36 + 264
VABCDEF.GHIJKL = 300
Jadi, volume bangun ABCDEF.GHIJKL adalah 300 cm3.
17
D. Sistem Koordinat
Sistem yang sering digunakan dalam kajian geometri di antaranya
adalah sistem koordinat kartesius. Sistem koordinat kertesius dua
dimensi terdiri dari 2 sumbu, yakni sumbu-x (horizontal) dan sumbu-y
(vertikal). Berikut ini diilustrasikan manfaat sistem koordinat.
K
ota Ngalam merupakan kota unik yang jalan-jalannya didesain
menyerupai sumbu koordinat dengan Balai Kota sebagai
pusatnya. Berikut ini adalah tata letak bangunan penting di kota
Ngalam.
Nomor Jalan
U
6
B T
5
S Pom Bensin
4
Terminal
3
2
Universitas
1
Stasiun
Balai Kota
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7
-1
-4 Rumah Sakit
-5 Pizza Dut
-6
18
Contoh Masalah 3
Penyelesaian:
1. Berikut adalah koordinat bangunan di kota Ngalam.
a. Pom bensin terletak di persimpangan jalan ke-7 dan 5, jadi
koordinatnya (7,5).
b. Universitas terletak di persimpangan jalan ke- (-7) dan 2, jadi
koordinatnya (-7,2).
c. Rumah sakit terletak di persimpangan jalan ke- 4 dan (-4), jadi
koordinatnya (4,-4)
2. a. Berikut adalah rute yang tepat dari:
1) Rute terpendek yang ditempuh mobil polisi dari Kantor polisi
ke Balaikota adalah melewati 2 jalan ke Utara dan melewati 5
jalan ke Timur atau melewati 5 jalan ke Timur dan melewati 2
jalan ke Utara.
19
2) Rute terpendek yang ditempuh mobil polisi dari Stasiun ke
Stadion adalah melewati 2 jalan ke Timur dan melewati 3 jalan
ke Selatan atau melewati 3 jalan ke Selatan dan melewati 2
jalan ke Timur.
20
lintasan terpendek mobil polisi dari bangunan A( x1 , y1 ) dan bangunan
B ( x2 , y2 ) adalah x2 − x1 satuan ke Timur/Barat (horizontal) dan
y2 − y1 satuan ke Utara/Selatan (vertikal).
2. Teorema Pythagoras
Pythagoras merupakan seorang ahli filsafat dan matematika dari
Yunani. Teorema Pythagoras menyatakan bahwa pada sebuah
segitiga siku-siku, kuadrat sisi miring (hipotenusa) merupakan
jumlah kuadrat dari dua sisi yang lain. Misalkan PQR berikut siku-
siku di Q .
Teorema Pythagoras
PR 2 = PQ 2 + QR 2
21
Salah satu manfaat teorema Pythagoras adalah dalam menentukan
jarak.
Contoh Masalah 4
Penyelesaian:
1. Misalkan diberikan koordinat dua bangunan di Ngalam, yakni
bangunan A( x1 , y1 ) dan bangunan B ( x2 , y2 ) .
( x2 − x1 ) + ( y2 − y1 )
2 2
AB =
22
Jarak kantor polisi ke balai kota adalah
( 0 − (−5) ) + ( 0 − (−2) )
2 2
= 52 + 22 = 25 + 4 = 29
( 5 − 3) + ( −2 − 1)
2 2
= 22 + (−3) 2 = 4 + 9 = 13
( −7 − 0 ) + ( −5 − 2 )
2 2
= (−7) 2 + (−7) 2 = 49 + 49 = 98
Jadi, jarak kantor polisi ke balai kota adalah 98 satuan
23
2. Ya. Berdasarkan sifat segitiga siku-siku, panjang hipotenusa selalu
kurang dari jumlah panjang kedua kaki segitiga siku-siku. Dengan
demikian, rute helikopter di antara setiap pasangan lokasi selalu
lebih pendek helikopter rute mobil.
24
F. Transformasi Geometri
Objek geometri dapat diberikan operasi seperti pergeseran,
perputaran, dan perbesaran/pengecilan.
1. Pergeseran
k
A
A’
2. Pencerminan
s
B B’
Objek geometri B dikatakan mengalami pencerminan terhadap
sumbu s menjadi B’.
3. Perputaran
25
4. Perbesaran/Pengecilan
E
D
26