Anda di halaman 1dari 26

KEGIATAN BELAJAR 2 :

GEOMETRI

b
Capaian Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR 2

2.1 Peserta mampu menganalisis karakter dan sifat dari geometri 2


dimensi dan geometri 3 dimensi serta mengembangkan argumen
tentang hubungan geometris
2.2 Peserta mampu menentukan posisi dan mendeskripsikan hubungan
spasial menggunakan sistem koordinat atau sistem representasi
lain
2.3 Peserta mampu menerapkan transformasi dan menggunakan
simetri untuk menganalisis situasi matematis

1
Sub-Capaian Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR 2
2.1 Peserta mampu mengidentifikasi, membandingkan, dan
menganalisis sifat dan karakter bentuk geometri 2 dimensi dan
geometri 3 dimensi beserta istilah-istilah dalam geometri
2.2 Peserta mampu mengklasifikasikan bentuk 2 dimensi dan 3 dimensi
berdasarkan sifat dan karakter yang dimiliki
2.3 Peserta mampu menyelidiki, mendeskripsikan, dan menalar
pembagian, penggabungan, dan pentransformasian suatu bentuk
geometri
2.4 Peserta mampu menerapkan kongruensi dan kesebangunan
2.5 Peserta mampu mendeskripsikan lokasi dan pergerakan
menggunakan istilah geometri dan menggunakan bahasa yang
komunikatif
2.6 Peserta mampu membuat dan menggunakan sistem koordinat dan
untuk menunjukkan lokasi dan menjelaskan lintasan
2.7 Peserta mampu menentukan jarak di antara dua titik pada sistem
koordinat
2.8 Peserta mampu memprediksi dan mendeskripsikan hasil dari
pergeseran, pencerminan, dan perputaran suatu bentuk geometris
2.9 Peserta mampu mengidentifikasi dan mendeskripsikan simetri dan
dan rotasi dari bentuk geometri 2 dimensi

2
Pokok Materi
KEGIATAN BELAJAR 2
2.1 Istilah dalam Geometri
2.2 Bangun Datar
2.3 Bangun Ruang
2.4 Sistem Koordinat
2.5 Segitiga Siku-Siku dan Teorema Pythagoras
2.6 Transformasi Geometri

3
Uraian Materi
KEGIATAN BELAJAR 2

A. Istilah dalam Geometri


Geometri berasal dari bahasa latin geo yang berarti bumi dan metros
yang berarti pengukuran, sehingga geometri diartikan sebagai
pengukuran bumi. Berikut adalah tiga istilah pokok dalam geometri
yang tidak didefinisikan (undefined term).
1. Titik
Titik merupakan objek geometri yang tidak mempunyai panjang
dan tebal. Titik diilistrasikan sebagai noktah (dot) dan diberi label
dengan huruf kapital.
2. Garis
Garis merupakan objek geometri yang diilustrasikan dengan
goresan yang kedua ujungnya diberi tanda panah untuk
menandakan dapat diperpanjang di kedua ujungnya.
3. Bidang
Bidang merupakan objek geometri yang diilustrasikan dengan
suatu daerah (misalnya dinyatakan sebagai persegipanjang atau
jajargenjang).
Ketiga istilah pokok yang tidak didefinisikan tersebut merupakan
fondasi fundamental yang mengonstruksi geometri.

Berikut akan dijelaskan hubungan titik, garis, dan bidang beserta


istilah-istilah lain dalam geometri terkait kedudukannya.
1. Kedudukan titik dan garis
Misalkan diberikan sebuah titik A dan garis g. Terdapat 2
kemunkinan kedudukan titik A terhadap garis g, yakni:
a. Titik terletak pada garis

b. Titik terletak di luar garis

4
2. Kedudukan garis dan garis
Misalkan diberikan 2 garis, yakni garis g dan garis k. Terdapat 4
kemungkinan kedudukan garis g dan garis k, yakni:
a. Garis g berhimpit dengan garis k
Garis g dengan garis k dikatakan berhimpit jika dan hanya jika
kedua garis tersebut memiliki paling sedikit 2 titik sekutu.

b. Garis g berpotongan dengan garis k


Garis g dengan garis k dikatakan berpotongan jika dan hanya
jika kedua garis tersebut memiliki paling sedikit 1 titik sekutu.

c. Garis g sejajar dengan garis k


Garis g dengan garis k dikatakan sejajar jika dan hanya jika
kedua garis tersebut sebidang dan tidak berpotongan.

d. Garis g bersilangan dengan garis k


Garis g dengan garis k dikatakan bersilangan jika dan hanya
jika kedua garis tersebut tidak sebidang

3. Kedudukan titik dan bidang


Misalkan diberikan sebuah titik A dan bidang α. Terdapat 2
kemunkinan kedudukan titik A terhadap bidang α, yakni:
a. Titik terletak pada bidang

5
b. Titik terletak di luar bidang

4. Kedudukan garis dan bidang


Misalkan diberikan garis g dan bidang α. Terdapat 3 kemungkinan
kedudukan garis g dan bidang α, yakni:
a. Garis g terletak pada bidang α
Garis g dikatakan terletak pada bidang α jika dan hanya jika
terdapat 2 titik pada garis terletak pada bidang α.
b. Garis g sejajar bidang α
Garis g dikatakan sejajar bidang α jika dan hanya jika garis dan
bidang tidak memiliki titik sekutu
c. Garis g memotong/menembus bidang α
Garis g dikatakan memotong bidang α jika dan hanya jika garis
dan bidang memiliki tepat 1 titik sekutu

5. Kedudukan bidang dan bidang


Misalkan diberikan 2 bidang, yakni bidang α dan bidang β.
Terdapat 3 kemungkinan kedudukan bidang α dan bidang β, yakni:
a. Bidang α terletak pada bidang β
Bidang α dikatakan terletak pada bidang β jika dan hanya jika
kedua bidang tersebut memiliki 3 titik sekutu yang tidak segaris
b. Bidang α sejajar bidang β
Bidang α dan bidang β dikatakan sejajar jika dan hanya jika
kedua bidang tersebut tidak memiliki titik sekutu
c. Bidang α memotong/menembus bidang β
Bidang α dikatakan memotong dengan bidang β jika dan
hanya jika kedua bidang tersebut memiliki 2 titik sekutu

Istilah lain yang perlu dipahami selanjutnya adalah sudut, sebangun,


dan kongruen.
1. Sudut
Sudut merupakan gabungan dua sinar garis yang titik pangkalnya
berhimpit. Kedua sinar garis disebut sebagai sisi atau kaki sudut
dan titik pangkalnya disebut titik sudut. Sudut dinotasikan dengan
simbol  diikuti tiga huruf dengan huruf tengah merupakan titik
sudut atau simbol  diikuti satu huruf, yakni titik sudut saja.
Contoh: AOB atau O

6
Ukuran sudut dapat dinyatakan dengan satuan derajat atau
radian.
Berdasarkan ukuran sudut, berikut adalah macam-macam istilah
sudut.
a. Sudut lancip adalah sudut yang besarnya antara 0o dan 90o
b. Sudut siku-siku adalah sudut yang besarnya 90o
c. Sudut tumpul adalah sudut yang besarnya antara 90 o dan
180o
d. Sudut lurus adalah sudut yang besarnya 180o

Berdasarkan hubungan sudut dengan sudut lain, berikut adalah


macam-macam istilah sudut.
a. Dua sudut disebut berpelurus, jika jumlah besar sudut
keduanya 180o

b. Dua sudut disebut berpenyiku, jika jumlah besar sudut


keduanya 90o

7
2. Sebangun
Dua bangun geometri atau lebih dikatakan sebangun jika dan
hanya jika bangun-bangun tersebut memiliki bentuk yang sama.

Contoh:
Lingkaran yang dibuat mengacu uang logam Indonesia pecahan
Rp100,00 dan Rp500,00 secara geometris dikatakan sebangun.

3. Kongruen
Dua bangun geometri atau lebih dikatakan kongruen jika dan
hanya jika bangun-bangun tersebut memiliki bentuk dan ukuran
yang sama.
Contoh:
Lingkaran yang dibuat mengacu suatu uang logam Indonesia
pecahan Rp1.000,00 dengan lingkaran yang dibuat mengacu uang
logam Indonesia pecahan Rp1.000,00 lainnya secara geometris
dikatakan kongruen.

B. Bangun Datar
1. Jajargenjang
Jajargenjang adalah segiempat yang dibatasi oleh dua pasang sisi
berhadapan sama panjang dan sejajar.

Luas daerah jajargenjang = a  t


Keliling jajargenjang = 2  (a + s )
Sifat jajargenjang:
̅̅̅̅
𝐷𝐶 ∥ ̅̅̅̅
𝐴𝐵 , ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝐴𝐷 ∥ 𝐵𝐶 AP = PC ’ DP = PB
DC = AB ’ AD = BC
DAB = BCD ’
ABC = CDA

8
2. Persegipanjang
Persegipanjang adalah segiempat yang dibatasi oleh dua pasang
sisi berhadapan sama panjang, sejajar, dan keempat sudutnya
siku-siku. (Dapat dikatakan sebagai jajargenjang yang keempat
sudutnya siku-siku)

Luas daerah persegipanjang =


pl
Keliling persegipanjang =
2  ( p + l)
Sifat persegipanjang:
̅̅̅̅ ∥ 𝐴𝐵
𝐷𝐶 ̅̅̅̅ , 𝐴𝐷
̅̅̅̅ ∥ 𝐵𝐶
̅̅̅̅ DS = SB ’ AS = SC
DC = AB ’ AD = BC
DAB = ABC = BCD = CDA = 900

3. Persegi
Persegi adalah segiempat yang dibatasi oleh empat sisi sama
panjang dan keempat sudutnya siku-siku. (Dapat dikatakan
sebagai persegipanjang yang sisinya sama panjang)

Luas daerah persegi = s  s


Keliling persegi = s+s+s+s = 4  s
Sifat persegi:
̅̅̅̅ ∥ 𝐴𝐵
𝐷𝐶 ̅̅̅̅ , 𝐴𝐷
̅̅̅̅ ∥ 𝐵𝐶
̅̅̅̅
DC = AB = CB = DA
DS = CB = BS = AS
DAB = ABC = BCD = CDA = 900

4. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi tiga sisi

9
Segitiga siku-siku Segitiga sebarang

at
Luas daerah segitiga =
2
Keliling segitiga = a + b + c

5. Layang-Layang
Layang-layang adalah segiempat yang diagonal-diagonalnya
berpotongan tegak lurus.

d1  d 2
Luas daerah layang-layang =
2
Keliling layang-layang = 2  ( s1 + s2 )
Sifat layang-layang:
AB = BC ’ DA = DC
BAD = BCD
BAC = BCA
ADB = CDB

6. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah segiempat yang diagonal-diagonalnya
berpotongan tegak lurus dan sisi-sisinya sama panjang.

10
d1  d 2
Luas daerah belah ketupat =
2
Keliling belah ketupat = 4  s
Sifat belah ketupat:
̅̅̅̅
𝐷𝐶 ∥ ̅̅̅̅
𝐴𝐵 , ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝐴𝐷 ∥ 𝐵𝐶
DC = AB = CB = DA
DAB = DCB
ABC = ADC
BS = DS ’ AS = CS

7. Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang memiliki tepat satu pasang sisi
sejajar.

( a + b)  t
Luas daerah trapesium =
2
Keliling trapesium = a + b + c + d
Sifat trapesium:
̅̅̅̅ ∥ 𝐴𝐵
𝐷𝐶 ̅̅̅̅

8. Lingkaran
Lingkaran adalah kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap
sebuah titik tertentu dalam bidang yang sama.

 d2
Luas daerah lingkaran = =   r2
4
Keliling lingkaran =   d = 2    r
Dengan   22
7  3,14 dan d = 2  r

Contoh Masalah 1
Menentukan Luas dan Keliling Bangun Datar
Diberikan sebuah bangun datar kompleks ABCDE sebagai berikut.

11
Diketahui AC = 7 cm, BE = 6 cm, OB=OA=OE, AB=AE= 3 2 , dan BC= 5
cm.
1. Sebutkan bangun datar apa saja yang menyusun bangun datar
ABCDE di atas?
2. Tentukan luas daerah bangun datar tersebut!
3. Tentukan keliling bangun ABCDE!

Penyelesaian:
1. Berikut adalah alternatif bangun datar yang dapat menyusun bangun
ABCDE.

Alternatif Bangun Datar Penyusun


Ilustrasi
ke- Bangun ABCDE
1. Bangun ABCDE dapat disusun
dari bangun trapesium DCAE
dan segitiga CBA.

2. Bangun ABCDE dapat disusun


dari bangun segitiga EAB dan
trapesium BEDC

12
3. Bangun ABCDE dapat disusun
dari bangun layang-layang
ABCE dan segitiga EDC

4. Dan seterusnya

2. Karena bangun ABCDE dapat disusun oleh bangun layang-layang


ABCE dan segitiga EDC, maka
LABCDE = LABCE + LEDC
d d at
LABCDE = 1 2 +
2 2
7  6 3 4
LABCDE = +
2 2
LABCDE = 21 + 6
LABCDE = 27
Jadi, luas daerah ABCDE adalah 27 cm2.

3. KABCDE = AB+BC+CD+DE+EA
KABCDE = 3 2 +5+3+4+ 3 2
KABCDE = 12+ 6 2
Jadi, keliling bangun ABCDE adalah 12+ 6 2 .

C. Bangun Ruang
1. Kubus
Kubus dideskripsikan sebagai bangun ruang yang dibatasi 3
pasang sisi persegi yang kongruen.
Volume kubus = s = s  s  s
3

Luas permukaan kubus = 6  s


2

2. Balok
Balok dideskripsikan sebagai bangun ruang yang dibatasi 3
pasang sisi berhadapan kongruen.

13
Volume balok = p  l  t
Luas permukaan balok =
2   ( p  l ) + (l  t ) + ( p  t ) 

3. Prisma
Prisma dideskripsikan sebagai bangun ruang yang dibatasi
sepasang sisi sejajar dan kongruen serta sisi tegak.

Volume prisma = Luas alas x tinggi


Luas permukaan prisma = 2 x luas alas + luas seluruh sisi tegak

4. Tabung
Tabung dideskripsikan sebagai bangun ruang yang dibatasi tiga
buah sisi, yaitu sisi alas dan sisi atas yang merupakan daerah
lingkaran serta sisi melingkar yang disebut selimut tabung.
Volume tabung = Luas alas x tinggi
Luas permukaan tabung = 2 x luas alas + luas seluruh sisi tegak
Luas permukaan tabung tanpa tutup = luas alas + luas seluruh sisi tegak

5. Limas
Limas dideskripsikan sebagai bangun ruang yang dibatasi alas
berbentuk polygon dan sisi tegak.

14
Limas segitiga Limas segiempat
1
Volume limas = x Luas Alas x tinggi
3

6. Kerucut
Kerucut dideskripsikan sebagai bangun ruang yang dibatasi alas
berbentuk lingkaran dan sisi tegak (selimut kerucut). Kerucut dapat
dipandang sebagai limas yang alasnya berbentuk lingkaran.
1
Volume limas = x Luas Alas x tinggi
3

7. Bola
Bola dideskripsikan sebagai bangun ruang yang dibatasi oleh
kedudukan titik-titik yang memiliki jarak yang sama terhadap titik
pusat.
4   r3
Volume bola =
3
Luas permukaan bola = 4    r 2

15
Contoh Masalah 2
Menentukan Volume Bangun Ruang
Diberikan sebuah bangun ruang ABCDEF.GHIJKL sebagai berikut.

Diketahui AB = 12 cm, BC = 9 cm, CD=DE=3, dan BH= 4 cm.


1. Sebutkan bangun ruang apa saja yang menyusun bangun ruang
ABCDEF.GHIJKL di atas?
2. Tentukan volume bangun ABCDEF.GHIJKL tersebut!

Penyelesaian:
1. Berikut adalah alternatif bangun ruang yang dapat menyusun bangun
ruang ABCDEF.GHIJKL
Alternatif Bangun Ruang Penyusun
Ilustrasi
ke- Bangun ABCDEF.GHIJKL
1. Bangun ABCDEF.GHIJKL dapat
disusun dari bangun ruang
balok E’BCD.K’HIJ dan prisma
AE’EF.GK’KL.

2. Bangun ABCDEF.GHIJKL dapat


disusun dari bangun ruang
balok EE’CD.K’HIJ dan prisma
ABE’F.GHK’L.

3. Dan seterusnya

2. Diketahui AB = 12 cm, BC = 9 cm, CD=DE=3 cm, FE= 7 cm, dan


BH= 4 cm.
Karena bangun ABCDEF.GHIJKL dapat disusun dari bangun ruang
balok EE’CD.K’HIJ dan prisma ABE’F.GHK’L, maka
VABCDEF.GHIJKL = VEE’CD.K’HIJ +VABE’F.GHK’L
1
VABCDEF.GHIJKL = EE ' E ' K  E ' C + ( AB + FE ')  BE ' BH
2

16
1
VABCDEF.GHIJKL = 3  4  3 + (12 + 10)  6  4
2
VABCDEF.GHIJKL = 36 + 264
VABCDEF.GHIJKL = 300
Jadi, volume bangun ABCDEF.GHIJKL adalah 300 cm3.

17
D. Sistem Koordinat
Sistem yang sering digunakan dalam kajian geometri di antaranya
adalah sistem koordinat kartesius. Sistem koordinat kertesius dua
dimensi terdiri dari 2 sumbu, yakni sumbu-x (horizontal) dan sumbu-y
(vertikal). Berikut ini diilustrasikan manfaat sistem koordinat.

Menentukan Lokasi Titik dan Jarak Titik

K
ota Ngalam merupakan kota unik yang jalan-jalannya didesain
menyerupai sumbu koordinat dengan Balai Kota sebagai
pusatnya. Berikut ini adalah tata letak bangunan penting di kota
Ngalam.

Peta Bangunan Penting Kota Ngalam

Nomor Jalan

U
6
B T
5
S Pom Bensin
4
Terminal
3

2
Universitas
1
Stasiun
Balai Kota

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7
-1

Kantor Polisi -2 Stadion


-3

-4 Rumah Sakit

-5 Pizza Dut
-6

18
Contoh Masalah 3

Masalah Lokasi Titik

1. Berikan koordinat dari masing-masing bangunan


a. Pom Bensin
b. Universitas
c. Rumah Sakit

2. Kepala polisi kota Ngalam merencanakan beberapa rute mobil


polisi. Kepala polisi tersebut perlu membuat rute mobil polisi
terpendek dari pasangan lokasi berikut.
Pasangan 1: Kantor polisi ke Balai Kota
Pasangan 2: Stasiun ke Stadion
Pasangan 3: Universitas ke Pizza Dut
a. Berikan arah yang tepat dari rute mobil polisi pada setiap
pasangan!
b. Pada setiap pasangan, temukan total jarak mobil polisi dalam
satuan kotak!

3. Misalkan Anda mengetahui koordinat dua bangunan di Ngalam.


Bagaimana Anda menentukan lintasan terpendek mobil polisi
(dalam satuan kotak) di antara mereka?

Penyelesaian:
1. Berikut adalah koordinat bangunan di kota Ngalam.
a. Pom bensin terletak di persimpangan jalan ke-7 dan 5, jadi
koordinatnya (7,5).
b. Universitas terletak di persimpangan jalan ke- (-7) dan 2, jadi
koordinatnya (-7,2).
c. Rumah sakit terletak di persimpangan jalan ke- 4 dan (-4), jadi
koordinatnya (4,-4)
2. a. Berikut adalah rute yang tepat dari:
1) Rute terpendek yang ditempuh mobil polisi dari Kantor polisi
ke Balaikota adalah melewati 2 jalan ke Utara dan melewati 5
jalan ke Timur atau melewati 5 jalan ke Timur dan melewati 2
jalan ke Utara.

19
2) Rute terpendek yang ditempuh mobil polisi dari Stasiun ke
Stadion adalah melewati 2 jalan ke Timur dan melewati 3 jalan
ke Selatan atau melewati 3 jalan ke Selatan dan melewati 2
jalan ke Timur.

3) Rute terpendek yang ditempuh mobil polisi dari Universitas ke


Pizza Dut adalah melewati 7 jalan ke Timur dan melewati 7
jalan ke Selatan atau melewati 7 jalan ke Selatan dan
melewati 7 jalan ke Timur.

b. Berdasarkan rute yang ditempuh, berikut adalah jarak tempuh dari


masing-masing rute.
1) Rute terpendek yang ditempuh mobil polisi dari Kantor polisi
ke Balaikota adalah 7 satuan kotak.
2) Rute terpendek yang ditempuh mobil polisi dari Stasiun ke
Stadion adalah 5 satuan kotak.
3) Rute terpendek yang ditempuh mobil polisi dari Universitas ke
Pizza Dut adalah 14 satuan kotak.
3. Misalkan diberikan koordinat dua bangunan di Ngalam, yakni
bangunan A( x1 , y1 ) dan bangunan B ( x2 , y2 ) . Untuk menentukan

20
lintasan terpendek mobil polisi dari bangunan A( x1 , y1 ) dan bangunan
B ( x2 , y2 ) adalah x2 − x1 satuan ke Timur/Barat (horizontal) dan
y2 − y1 satuan ke Utara/Selatan (vertikal).

E. Segitiga Siku-Siku dan Teorema Pythagoras


1. Segitiga Siku-Siku
Segitiga siku-siku merupakan segitiga yang besar salah satu
sudutnya 90o. Perhatikan PQR siku-siku di Q . Sisi PR disebut
sisi miring (hipotenusa) sedangkan sisi PQ dan QR disebut kaki
segitiga siku-siku.

2. Teorema Pythagoras
Pythagoras merupakan seorang ahli filsafat dan matematika dari
Yunani. Teorema Pythagoras menyatakan bahwa pada sebuah
segitiga siku-siku, kuadrat sisi miring (hipotenusa) merupakan
jumlah kuadrat dari dua sisi yang lain. Misalkan PQR berikut siku-
siku di Q .

Teorema Pythagoras
PR 2 = PQ 2 + QR 2

Sebagai akibat teorema Pythagoras adalah adanya bilangan tripel


Pythagoras, yakni segitiga yang dibentuk dengan ukuran sisi sesuai
bilangan tripel Pythagoras adalah segitiga siku-siku. Contoh
bilangan tripel Pythagoras di antaranya adalah
3, 4, dan 5
5, 12, dan 13
7, 24, dan 25

21
Salah satu manfaat teorema Pythagoras adalah dalam menentukan
jarak.

Contoh Masalah 4

Masalah Penentuan Jarak

Perhatikan kembali peta kota Ngalam pada Kegiatan 1.

1. Dibandingkan dengan mobil, helikopter dapat secara langsung


menuju dari satu tempat ke tempat lain. Dari setiap pasangan lokasi
pada Contoh Masalah 3 Nomor 2, temukan jarak tempuh terpendek
helikopter (dalam satuan kotak) dari titik awal hingga titik akhir.

2. Apakah rute helikopter di antara setiap pasangan lokasi selalu lebih


pendek helikopter rute mobil? Jelaskan!

Penyelesaian:
1. Misalkan diberikan koordinat dua bangunan di Ngalam, yakni
bangunan A( x1 , y1 ) dan bangunan B ( x2 , y2 ) .

Dengan menerapkan teorema Pythagoras, jarak dari bangunan A ke


bangunan B jika ditempuh dengan helikopter adalah

( x2 − x1 ) + ( y2 − y1 )
2 2
AB =

a. Diketahui koordinat kantor polisi (-5,-2) dan koordinat balai kota


(0,0).

22
Jarak kantor polisi ke balai kota adalah

( 0 − (−5) ) + ( 0 − (−2) )
2 2
= 52 + 22 = 25 + 4 = 29

Jadi, jarak kantor polisi ke balai kota adalah 29 satuan.


b. Diketahui koordinat stasiun (3,1) dan koordinat stadion (5,-2).

Jarak Stasiun ke Stadion adalah

( 5 − 3) + ( −2 − 1)
2 2
= 22 + (−3) 2 = 4 + 9 = 13

Jadi, jarak kantor polisi ke balai kota adalah 13 satuan.

c. Diketahui koordinat universitas (-7,2) dan koordinat pizza dut (0,-


5).

Jarak Universitas ke Pizza Dut adalah

( −7 − 0 ) + ( −5 − 2 )
2 2
= (−7) 2 + (−7) 2 = 49 + 49 = 98
Jadi, jarak kantor polisi ke balai kota adalah 98 satuan

23
2. Ya. Berdasarkan sifat segitiga siku-siku, panjang hipotenusa selalu
kurang dari jumlah panjang kedua kaki segitiga siku-siku. Dengan
demikian, rute helikopter di antara setiap pasangan lokasi selalu
lebih pendek helikopter rute mobil.

24
F. Transformasi Geometri
Objek geometri dapat diberikan operasi seperti pergeseran,
perputaran, dan perbesaran/pengecilan.
1. Pergeseran
k

A
A’

Posisi objek geometri A dikatakan mengalami pergeseran sejauh


k menjadi di A’.

2. Pencerminan

s
B B’
Objek geometri B dikatakan mengalami pencerminan terhadap
sumbu s menjadi B’.

3. Perputaran

Objek geometri C dikatakan mengalami perputaran sebesar θ.

25
4. Perbesaran/Pengecilan

E
D

Objek geometri E dikatakan perbesaran dari objek geometri D


atau
Objek geometri D dikatakan pengecilan dari objek geometri E.

26

Anda mungkin juga menyukai