Anda di halaman 1dari 18

TOPIC : INSPIRASI Q1 : INDONESIA’S RISING DIVIDE

KEY WORDS NOTES


Keadaan Ekonomi di Keadaan Ekonomi di Indonesia memilik Gap yang luas antara si kaya
Indonesia dan miskin, masyarakat kalangan bawah sulit untuk memenui
kebutuhan hidup sehari-hari saja sudah sulit. Yang menikmati
keuntungan ekonomi di Indonesia hanya 10% dari 250 juta penduduk
yaitu 25 Juta, mungkin saja bisa lebih sedikit dari itu yakni 5 Juta
penduduk.

Seharusnya yang merasakan keadaan ekonomi adalah kaum kalangan


bawahh, agar gap yang ada tidak terlalu besar dan juga sekarang
pemerintah sudahh mengurangi gap dengan cara membangun
Infrastruktur, layanan kesehatan masyarakat dan pendidikan untuk
Rakyat.

SUMMARY
Yang menikmati keuntungan ekonomi di Indonesia hanya sekitar 10% dari 250 juta penduduk yaitu
25 Juta, mungkin saja bisa lebih sedikit dari itu yakni 5 Juta penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa
keuntungan ekonomi di Indonesia belum merata terutama bagi golongan rakyat menengah ke
bawah.
TOPIC : INSPIRASI Q2 : PERCEPTIONS OF INDONESIA’S INEQUALITY
KEY WORDS NOTES
Ketimpangan Ekonomi Survei bertanya bagaimana mereka berpikir pendapatan Indonesia
di Indonesia Antara Si harus dibagi ternyata distribusi pendapatan yang dimiliki orang
Kaya dan Si Miskin Indonesia inginkan tidak sepenuhnya sama dalam skenario ini.
Kelompok terkaya memiliki 30 persen dari semuanya pendapatan atau
pendapatan sebanyak yang termiskin dua kelompok ini memungkinkan
orang untuk menjadi kaya dengan bekerja keras tetapi orang miskin
masih bisa menjalani kehidupan yang aman setelahnya bahwa orang-
orang ditanya bagaimana mereka?

ketimpangan di Indonesia semakin tinggi inilah distribusi pendapatan


indonesia seperti yang diukur oleh statistik Indonesia menurut data
kelompok terkaya di Indonesia memiliki setengah dari negara
penghasilan atau penghasilan sebanyak semua orang yang lain
digabungkan dan ini masih bukan kenyataan dari situasi yang
sebenarnya.

ketimpangan dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang lebih


rendah dan dapat memicu konflik yang menyakiti semua orang. Jadi apa
yang bisa dilakukan? Survei ketidaksetaraan yang tinggi ini responden
memilih tiga kebijakan yang merupakan prioritas tertinggi untuk
mengurangi ketidaksetaraan perlindungan sosial. Pertama, kebijakan
yang membantu mempromosikan dan melindungi kelompok termiskin.
Kedua, menciptakan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik
sehingga kelompok termiskin bisa berpenghasilan lebih tinggi. Ketiga,
memberantas korupsi. Jadi, orang tidak menjadi kaya secara tidak adil
kebanyakan yang penting 88% orang percaya bahwa sangat mendesak
atau bahkan sangat mendesak untuk pemerintah mengambil tindakan
atas ketidaksetaraan ini.

SUMMARY
Tingginya ketimpangan pendapatan di Indonesia sangatlah buruk jika masi terus terjadi, survey data
yang dilakukan tahun 2014 bahwa ketimpangan antara yang paling miskin dan paling kaya sangatlah
tinggi. Yang paling kaya memiliki 50% dari pendapatan yang ada di Indonesia.
TOPIC : LANDASAN SOSIOLOGIS DALAM PENDIDIKAN
KEY WORDS NOTES
Pendidikan Paedegogic berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “pais”, artinya
anak, dan ”again” diterjemahkan membimbing, jadi paedagogic yaitu
bimbingan yang diberikan kepada anak. Secara definitif pendidikan
diartikan sebagai berikut.
a) Jhon Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan
fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam
dan sesama manusia.

b) Langeveld
Mendidik adalah mempengaruhi anak dalam membimbingnya
supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha
yang disadari dan dilaksanakan di sengaja antara orang dewasa
dengan anak yang belum dewasa.

c) Ki Hajar Dewantara
Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang
ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tinginya.

R.J. Stalcup mengemukakan bahwa sociology of education merupakan


suatu analisis terhadap proses-proses sosiologis yang berlangsung
Sosiologi Pendidikan
dalam lembaga pendidikan.

Penelitian dan analisis terhadap sistem pendidikan berdasarkan


keduanya yang sekarang, tentunya sudah bisa dikuatkan antar ruang
Ruang Lingkup Sosiologi lingkup sosiologi pendidikan.
dalam Pendidikan
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua
individu (pendidik dan anak didik). Oleh karena itu kegiatan
pendidikan dapat berlangsung baik di lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat. Oleh karena itu kajian sosiologis tentang pendidikan
mencakup semua jalur pendidikan tersebut.

Pendidikan keluarga sangat penting, karena keluarga merupakan


lembaga sosial yang pertama bagi setiap manusia. Oleh karena itu
proses sosialisasi dimulai dari keluarga dimana anak mulai
mengembangkan diri. Dalam keluarga itulah mulai ditanamkan nilai-
nilai dan sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Nilai-
nilai agama, nilai-nilai moral, budaya dan ketrampilan perlu
dikembangkan dalam pendidikan keluarga.
SUMMARY
Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk
oleh masyarakat dengan perencanaan dan pelaksanaan yang mantap. Selanjutnya disamping
sekolah, proses pendidikan juga dipengaruhi oleh berbagai kelompok kecil dalam masyarakat
seperti kelompok keagamaan, organisasi kemasyarakatan, dll.
TOPIC : WACANA Q1 : LANDASAN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN
KEY WORDS NOTES
Pengertian Antropologi Antropologi adalah studi tentang umat manusia, yang berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan
perilakunya, dan untuk memperoleh pengertian yang lengkap
tentang keanekaragaman manusia.

Objek Kajian Antropologi Objek kajian antropologi adalah budaya. Kebudayaan adalah
totalitas kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan,
seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota
masyarakat.

Hubungan Timbal Balik Pendidikan dan kebudayaan mempunyai pengaruh timbal balik.
Antara Pendidikan dan Bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa ikut berubah
Kebudayaan dan bila pendidikan berubah akan akan dapat mengubah
kebudayaan. Di sini tampak bahwa peranan pendidikan dalam
mengembangkan kebudayaan adalah sangat besar. Semakin
potensi seseorang dikembangkan semakin mampu ia menciptakan
atau mengembangkan kebudayaan. Sebab kebudayaan
dikembangkan oleh manusia.

SUMMARY
Antropologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan memecahkan
masalah- masalah pendidikan dengan analisis berdasarkan konsep-konsep dan pendekatan
Antropologi.
TOPIC : WACANA Q2 : PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PAULO FREIRE
KEY WORDS NOTES
Hakikat Pendidikan Hakikat pendidikan menurut perspektif Paulo Freire adalah pendidikan
yang bertujuan untuk ‘’membebaskan’’ dan ‘’memanusiakan’’.
Membebaskan dari ketertindasan dan memanusiakan manusia yang
kemanusiaannya telah dirampas oleh si penindas (dehumanisasi).

Pendidikan Gaya Bank Manurut Paulo Freire, dalam konsep pendidikan gaya bank,
Sebagai Sumber Kritik pengetahuan merupakan sebuah anugerah yang dihibahkan oleh
Paulo Freire mereka yang menganggap diri berpengetahuan kepada mereka yang
dianggap tidak memiliki pengetahuan apa-apa. Menganggap bodoh
secara mutlak kepada orang lain, sebuah ciri dari ideology penindasan,
berarti mengingkari pendidikan dan pengetahuan sebagai proses
pencarian. Tidaklah mengherankan jika konsep pendidikan gaya bank
memandang manusia sebagai makhluk yang disamakan dengan
sebuah benda dan gampang diatur.

Paulo Freire dan Pendidikan Hadap Masalah adalah pendidikan alternative yang
Pendidikan Hadap ditawarkan Freire lahir dari konsepsinya tentang manusia. Menurut
Masalah Sebagai Solusi Paulo, Pendidikan Hadap Masalah yang menjawab hakikat kesadaran,
terhadap Konsep yakni intensionalitas, akan menolak pernyataan serta mewujudkan
Pendidikan Gaya Bank komunikasi.

Kesadaran tumbuh dari pergumulan atas realitas yang dihadapi dan


diharapkan akan menghasilkan suatu tingkah laku kritis dalam diri
anak didik. Freire membagi 4 tingkatan kesadaran manusia yaitu:
1. Kesadaran intransitif
2. Kesadaran semi intransitif
3. Kesadaran naif
4. Kesadaran kritis transitif

Kontradiksi Antara Paulo Freire menjabarkan kontradiksi dari kedua konsep pendidikan
‘’Pendidikan Gaya tersebut, yaitu:
Bank’’ dengan 1. Konsep pendidikan gaya bank berusaha dengan cara
‘’Pendidikan Hadap memitoskan realitas dan menyembunyikan fakta-fakta
Masalah’’ tertentu yang menjelaskan cara manusia ada di dunia.
Sedangkan pendidikan hadap masalah memilih sendiri tugas
untuk menghapuskan mitos tersebut.
2. Pendidikan gaya bank menolak dialog. Sedangkan pendidikan
hadap masalah menganggap dialog sebagai prasyarat bagi laku
pemahaman untuk menguak realitas.
3. Pendidikan gaya bank memperlakukan murid sebagai objek
yang harus ditolong. Sedangkan pendidikan hadap masalah
menjadikan mereka pemikir yang kritis.
4. Pendidikan gaya bank menghalangi kreativitas dan
menjinakkan intensionalitas kesadaran dengan cara
mengisolasi kesadaran itu dari dunia. Sedangkan pendidikan
hadap masalah mendasari dirinya atas kreativitas serta
mendorong refleksi dan tindakan yang benar atas realitas.
5. Teori dan praktik pendidikan gaya bank tidak mampu
menampilkan manusia sebagai manusia menyejarah..
sedangkan pendidikan hadap masalah menjadikan
kesejarahan manusia sebagai pangkal otak.

SUMMARY
Menurut Paulo Freire, pembebasan adalah kelahiran, dan kelahiran itu menyakitkan. Manusia yang
lahir adalah manusia yang baru, yang hanya bisa muncul bisa kontradiksi penindas-tertindas
ditaklukkan oleh pemanusiaan seluruh manusia. Atau, dengan kata lain, penyelesaian kontradiksi
inilah yang dilahirkan ketika lahir manusia baru; yang ada bukan lagi penindas dan yang ditindas,
melainkan manusia yang sedang berproses menuju kebebasan.
TOPIC : WACANA Q3 : PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PAULO FREIRE
KEY WORDS NOTES
Prinsip Utama Paulo Freire dikenal sebagai salah satu tokoh alira rekonstruksionisme.
Rekonstruksionisme George R. Knight mendaftarkan beberapa prinsip utama dari
rekonstruksionisme, yaitu:
1. Peradaban dunia sedang berada dalam krisis di mana solusi
efektifnya adalah penciptaan suatu tatanan sosial yang
menyeluruh.
2. Pendidikan adalah salah satu agen utama untuk melakukan
rekonstruksi terhadap tatanan sosial.
3. Metode pengajaran harus berdasarkan prinsip-prinsip
demokratis yang bertujuan untuk mengenali dan menjawab
tantangan sosial yang ada.

Antagonisme Pendidikan Secara sederhana, Paulo Freire menyusun daftar antagonism


Gaya Bank pendidikan gaya bank, yaitu:
1. Guru mengajar, murid belajar
2. Guru tahu segalanya, murid tidak mengetahui apa-apa
3. Guru berpikir, murid dipirkan
4. Guru berbicara, murid mendengarkan
5. Guru mengatur, murid diatur
6. Guru memilih dan melaksanakan pilihannya, murid menuruti
7. Guru bertindak, murid membayangkan bagaimana bertindak
sesuai dengan tindakan gurunya
8. Guru memilih apa yang akan diajarkan, murid menyesuaikan
diri
9. Guru mengacaukan wewenang ilmu pengetahuan dengan
wewenang profesionalismenya, dan mempertentangkannya
dengan kebebasan murid-murid
10. Guru adalah subjek proses belajar, murid adalah objeknya.

SUMMARY
Paulo Freire berusaha mengembalikan fungsi pendidikan yang fitrahnya telah direnggut oleh
keadaan yang menindas, dia mencoba untuk mengutuhkan hakikat pendidikan sesuai dengan
fitrahnya, karena menurut Freire hakikat pendidikan adalah membebaskan dan memanusiakan.
TOPIC : WACANA Q4 : FUNGSI KULTUR SEKOLAH MENENGAH ATAS UNTUK MENGEMBANGKAN
KARAKTER SISWA MENJADI GENERASI INDONESIA 2045
KEY WORDS NOTES
Pengertian Budaya Deal dan Kent (1999 : 26) mendefinisikan budaya sekolah sebagai
Sekolah keyakinan dan nilai-nilai milik bersama yang menjadi pengikat kuat
kebersamaan sebagai warga suatu masyarakat.

Stolp dan Smith (1975 : 78-86) menyatakan bahwa budaya sekolah


adalah suatu pola asumsi dasar hasil invensi, penemuan oleh suatu
kelompok tertentu saat ia belajar mengatasi masalah-masalah yang
berhasil baik serta dianggap valid dan akhirnya diajarkan ke warga baru
sebagai cara-cara yang dianggap benar dalam memandang,
memikirkan, dan mengatasi masalah-masalah.

Peranan Budaya Sekolah Perbaikan sistem persekolahan pada intinya adalah membangun
dalam Membangun sekolah dengan kekuatan utama sekolah tersebut. Perbaikan mutu
Mutu Sekolah sekolah perlu memahami budaya sekolah sebagai modal dasarnya.
Melalui pemahaman budaya sekolah, maka aneka permasalahan
sekolah dapat diketahui dan pengalaman-pengalamannya dapat
direfleksikan. Setiap sekolah memiliki keunikan berdasarkan pola
interaksi komponen sekolah secara internal dan eksternal. Oleh sebab
itu, dengan memahami ciri-ciri budaya sekolah akan dapat diusahakan
tindakan nyata untuk perbaikan mutu.

Karakteristik Budaya Budaya sekolah terdiri atas budaya positif dan negatif. Budaya positif
Sekolah adalah budaya yang membantu mutu sekolah dan mutu kehidupan bagi
warganya. Budaya positif ini akan memberi peluang sekolah dan
warganya berfungsi secara optimal, bekerja secara efisien, energik,
penuh vitalitas, memiliki semangat tinggi, dan akan mampu terus
berkembang.

Sedangkan, budaya negatif adalah budaya yang organisasinya bersifat


anarkis, beracun, negatif, bias, dan dominan. Sekolah yang merasa puas
dengan apa yang telah dicapai merupakan bagian dari budaya negatif,
karena mereka cenderung tidak ingin melakukan perubahan dan takut
mengambil risiko terhadap perubahan. Akibatnya, mutu sekolah akan
menurun.

Identifikasi Budaya Kotter (1996 : 167-178) menggambarkan budaya sekolah dalam dua
Sekolah lapisan. Lapisan pertama sebagian dapat diamati, sebagian tidak.
Bagian yang dapat diamati meliputi gedung sekolah, tata ruang, desain
eksterior dan interior, kebiasaan, peraturan, cerita, kegiatan upacara,
slogan, bendera, ritual, simbol, logo, gambar-gambar yang dipasang,
tanda-tanda yang dipasang, sopan santun, dan cara berpakaian.
Sedangkan hal-hal di balik itu tidak dapat diamati.
Lapisan pertama berintikan norma perilaku bersama warga organisasi
yang berupa norma-norma kelompok dan cara-cara tradisional
berperilaku yang telah lama dimiliki suatu kelompok masyarakat.

Lapisan kedua merupakan nilai-nilai bersama yang dianut kelompok


berhubungan dengan apa yang penting, apa yang baik, dan apa yang
benar. Lapisan kedua ini semuanya tidak dapat diamati karena terletak
dalam kehidupan yang sama.

Unsur-unsur Budaya 1. Unsur budaya positif


Sekolah Contoh fenomena:
- Ada ambisi warga sekolah untuk meraih prestasi
2. Unsur budaya netral
Contoh fenomena:
- Kegiatan arisan sekolah
3. Unsur budaya negatif
Contoh fenomena:
- Banyak jam belajar yang kosong

Strategi Pengembangan Sarason (1982 : 28) menyatakan dalam bukunya The Culture of The
Budaya Sekolah School and The Problem of The Chance menyatakan bahwa budaya
sekolah dapat dikembangkan melalui 2 pendekatan yaitu pendekatan
struktural dan pendekatan kultural.

Kotter (1996 : 98-99) menyatakan bahwa pendekatan struktural


melalui seperangkat peraturan dan komando-komando formal hanya
akan mampu merustrukturisasi perilaku dalam jangka pendek.
Sementara pendekatan kultural bersifat jangka panjang karena mampu
menggerakkan perubahan secara mantap.

Fungsi Budaya Sekolah Budaya sekolah yang positif dapat menggerakkan perubahan perilaku
dalam Pengembangan akademik dan perilaku sosial segenap warga sekolah dengan mantap.
Karakter Siswa sebagai Artinya, budaya sekolah yang meliputi 9 aspek kultur utama sekolah
Calon Generasi Emas mampu mendorong siswa, guru, kepala sekolah, dan karyawan untuk
Indonesia 2045 mengubah diri dalam berperilaku akademik dan sosial sebagai pribadi
unggul yang berbudi pekerti luhur.
SUMMARY
Aspek budaya mutu akademik dan sosial antarwarga sekolah yang paling utama dan banyak
dikembangkan bagi terbentuknya insan berkarakter pada para lulusan meliputi ; (1) budaya jujur,
(2) budaya saling percaya, (3) kerja sama, (4) budaya gemar membaca, (5) budaya disiplin, (6)
budaya bersih, (7) budaya berprestasi, (8) budaya suka memberi penghargaan, dan (9) budaya
efisien.
TOPIC : WACANA Q5 : KEBUDAYAAN SEKOLAH
KEY WORDS NOTES
Pengertian Kebudayaan Di setiap sekolah memiliki kultur yang berbeda beda, itulah namanya
Sekolah kebudayaan sekolah. Memiliki a complex set of beliefs, values and
traditions, ways of thinking and behaving yang membedakannya dari
institusi-institusi lainnya.

Unsur-unsur Penting Lalu, Kebudayaan sekolah memiliki unsur-unsur penting, yaitu :


Kebudayaan Sekolah 1. Letak, lingkungan, dan prasarana
2. Kurikulum Sekolah
3. pribadi pribadi yang merupakan masyarakat di lingkungan sekolah
4. Peraturan serta norma yang ada

Karakteristik Sekolah baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif sebagaimana


Kebudayaan Sekolah karakteristik kultur tersebut , terdiri dari :
1. kultur sekolah yang positif
2. kultur sekolah yang negatif
3. kultur sekolah yang netral
SUMMARY
Kultur Sekolah merupakan budaya sekolah yang dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan
masyarakat.
TOPIC : WACANA Q6 : LINGKUNGAN KELUARGA SEBAGAI WAHANA SOSIALISASI DAN INTERAKSI
EDUKATIF BAGI ANAK
KEY WORDS NOTES
Pertumbuhan dan Anak tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan lingkungan. Artinya,
Perkembangan lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada dasarnya ada tiga
lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Keluarga adalah lingkungan pen- didikan paling
mendasar bagi anak (Sudardja Adiwikarta: 1988:65). Di sini terjadi
saling hubungan antara subsistem dalam keluarga, baik hubungan
ayah dengan anak, hubungan ibu dengan anak, dan hubungan anak
dengan anak lainnya.

Sementara itu Sikun Pribadi menyatakan bahwa pendidikan keluarga


adalah pendidikan di lingkungan kehidupan keluarga yang disebut
lingkungan primer atau lingkungan pertama. Artinya adalah bahwa
pendidikan yang dilaksanakan terhadap keluarga yang biasa disebut
kehidupan berkeluarga (family life education).

Peranan dan Fungsi


Keluarga Keluarga / orangtua berfungsi untuk memastikan bahwa anaknya
sehat dan aman, memberikan sarana dan prasana untuk
mengembangkan kemampuan sebagai bekal di kehidupan sosial, serta
sebagai media dalam menanamkan nilai sosial dan budaya sedini
mungkin. Orangtua memberikan kasih sayang, penerimaan,
penghargaan, pengakuan, dan arahan kepada anaknya.

Budaya, kepercayaan, tradisi, dan nilai yang dianut dalam suatu


keluarga juga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Dalam suatu
penelitian yang dilakukan pada orangtua Cina-Amerika menyebutkan
bahwa para orang tua memiliki cukup andil dalam mengatur tingkah
laku anaknya, sehingga masalah terkait penyimpangan perilaku pada
anak jarang dijumpai.

Dalam komunikasi manusia disamping sebagai subjek adakalanya se-


Pola Interaksi Edukasi bagai objek dari suatu komunikasi. Namun manusia bukan suatu
Religius dalam Keluarga misteri yang bukan saja sulit dipahami oleh orang lain, tetapi oleh
dirinya sendiri sebagai pribadi. Sebagai sesama manusia bagai-
manapun juga hidup bersama dengan orang lain merupakan
kemestian, kehidupan dalam kebersamaan itu bukan hanya suatu
kenyataan saja, tetapi suatu yang harus ada dan wajib diadakan.

SUMMARY
Keluarga / orangtua berfungsi untuk memastikan bahwa anaknya sehat dan aman, memberikan
sarana dan prasana untuk mengembangkan kemampuan sebagai bekal di kehidupan sosial, serta
sebagai media dalam menanamkan nilai sosial dan budaya sedini mungkin. Orangtua memberikan
kasih sayang, penerimaan, penghargaan, pengakuan, dan arahan kepada anaknya.
TOPIC : WACANA Q7 : TANTANGAN GLOBALISASI
KEY WORDS NOTES
Pendahuluan Sejak masyarakat mengenal peradaban, keberadaan keluarga tetap
menjadi sebuah keharusan, Negara yang masyarakatnya menganut
faham liberalpun kini sudah mulai berfikir untuk kembali ke keluarga
(back to family).

Salah satu dari teori ovolusi suatu keluarga adalah fase Promiskuitas
yang dimana didefinisikan setelah manusia lelah hidup tidak
beraturan , yang di mana disini sifat manusia seperti binatang yang
tidak dapat dikendalikan . Lalu beberapa waktu kemudian dikenalkan
dengan fase diferensiasi , yang dimaksud manusia sudah mengenal
perbedaan peran dan fungsi makamunculah keluarga inti (ayah, ibu,
dan anak) yang selanjutnya diperluah dengan keluarga Eksogami dan
indogami.

Terminologi Globalisasi Terminologi tentang globalisasi telah kita kenal sejak memasuki abad
21 karena itu abad ini disebut abad global. Globalisasi merupakan
proses satunya bumi, satunya budaya bumi, satunya sistem ekonomi
bumi, dan satunya idiologi bumi, baik yang bersifat alamiah ataupun
hasil rekayasa. Intinya globalisasi ini menghilangkan berbagai sekat
terutama sekat social-kultural.

Globalisasi Ekonomi Globalisasi ekonomi dengan perdagangan bebas sebagai kekuatan


utamanya akan disertai pula dengan perkembangan IPTEKS yang
semakin cepat. Sebagai konsekuensinya,persaingan ketat antar
manusia, antar kelompok dalam masyarakat, dan antar bangsa akan
menjadi semakin nyata dan terbuka Pada gilirannya, globalisasi
budaya ini akan menyebabkan terjadinya perubahan pola dan gaya
hidup, bahkan nilai-nilai dan tatanan kehidupan, pada seluruh
masyarakat kampong dunia (big village) termasuk masyarakat
Indonesia.

Sistem Sosial Di keluarga terdapat pula sistem sosial , yang ditandai sebagai berikut:
- Adanya kepercayaan bahwa terbentuknya keluarga inti
merupakan suatu kodrat yang
maha Pencipta.
- Adanya perasaan-perasaan tertentu pada diri anggota
keluarga yang mungkin
berwujud rasa saling mencintai, saling menghargai, atau
saling bersaing.
- Tujuan, yaitu bahwa keluarga inti merupakan suatu
wadah dimana manusia
mengalami proses sosialiisasi, serta mendapkan jaminan
akan ketentraman jiwanya.
- Setiap keluarga senantiasa diatur oleh kaidah-kaidah yang
mengatur timbale balik
antara anggota-anggotanya, maupun dengan pihak luar.
SUMMARY
Globalisasi sangatlah berdampak besar atas hidup kita terutama dalam dampak2 yang harus kita
hindari dibanding dampak positif , karena itu keluarga adalah salah satu benteng utama untuk
menjadi survival pertama. Tentu yang dilakukan adalah merubah re-fungsi dari keluarga itu
sendiri, harus menjadikan ladang laboratorium masyarakat yang tidak boleh digilas oleh zaman itu
sendiri.
TOPIC : WACANA Q8 : KESENJANGAN GENDER DALAM PEMERATAAN DAN PERLUASAN AKSES
PENDIDIKAN
KEY WORDS NOTES
Perubahan Manusia Perubahan manusia yang mendasar adalah perubahan gender
khususnya didalam bidang pendidikan , tentunya itu masuk ke dalam
tingkat dunia tentang Hak Asasi Manusia Di Wina pada tahun 1993
yang isinya mempertegas langkah – langkah dalam melindungi hak
Perempuan . Bagi Indonesia , HAM Perempuan sejalan dengan
ideologi kebangsaan kita Pancasila , lebih tepatnya pada sila Ke 2
yang berbunyi “ Kemanusiaan yang adil dan beradab’’.

Kebijakan Nasional Kebijakan nasional dalam sektor pendidikan yang tertuang dalam
Pendidikan surat GBHN 1999 secara tidak spontan mengatakan itu adalah isu dari
keseimbangan gender . namun , terdapat 3 buah kebijakan penddikan
yang dapat digenderkan , yaitu ;

- Mengupayakan perluasan dan pemerataan akses


pendidikan
- Pembaharuan sistem pendidikan
- Meningkatkan kualitas dan mutu lembaga pendidikan
(KEMENDIKBUD)

Indikator Pendidikan Untuk dapat mencapai kebijakan tersebut , indikator dan parameter
yang digunakan untuk menghitung dan mengkalkulasikan pemerataan
akses pendidikan itu sendiri seperti ; partisipasi , angka mahasiswa ,
presentasi mahasiswa , angka bertahan , dan angka kelanjutan.

SUMMARY
Agar pilar kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan ini dapat terwujud maka nilai
kesenjangan gender harus dihilangkan dengan mengecilkan kesenjangan sosial , budaya serta
ekonomi.
TOPIC : WACANA Q8 : KESENJANGAN GENDER DALAM PEMERATAAN DAN PERLUASAN AKSES
PENDIDIKAN

KEY WORDS NOTES


Perubahan Manusia Perubahan manusia yang mendasar adalah perubahan gender
khususnya di dalam bidang pendidikan , tentunya itu masuk ke dalam
tingkat dunia tentang Hak Asasi Manusia Di Wina pada tahun 1993
yang isinya mempertegas langkah – langkah dalam melindungi hak
Perempuan . Bagi Indonesia , HAM Perempuan sejalan dengan
ideologi kebangsaan kita Pancasila , lebih tepatnya pada sila Ke 2
yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab’’.

Kebijakan Nasional Kebijakan nasional dalam sektor pendidikan yang tertuang dalam
surat GBHN 1999 secara tidak spontan mengatakan itu adalah isu dari
keseimbangan gender. namun , terdapat 3 buah kebijakan penddikan
yang dapat digenderkan , yaitu:

- Mengupayakan perluasan dan pemerataan akses


pendidikan
- Pembaharuan sistem pendidikan
- Meningkatkan kualitas dan mutu lembaga pendidikan (
KEMENDIKBUD )

Untuk dapat mencapai kebijakan tersebut , indikator dan parameter


yang digunakan untuk menghitung dan mengkalkulasikan pemerataan
akses pendidikan itu sendiri seperti ; partisipasi , angka mahasiswa ,
presentasi mahasiswa , angka bertahan , dan angka kelanjutan .

Agar pilar kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan ini


dapat terwujud maka nilai kesenjangan gender harus dihilangkan
dengan mengecilkan kesenjangan sosial , budaya serta ekonomi.

SUMMARY
Agar pilar kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan ini dapat terwujud maka nilai
kesenjangan gender harus dihilangkan dengan mengecilkan kesenjangan sosial , budaya serta
ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai