Contohnya :
• Agrisilvikultur = Kombinasi antara komponen atau
kegiatan kehutanan (pepohonan, perdu, palem,
bambu, dll.) dengan komponen pertanian.
• Silvopastura = Kombinasi antara komponen atau
kegiatan kehutanan dengan peternakan
• Agrosilvopastura = Kombinasi antara komponen atau
kegiatan pertanian dengan kehutanan dan
peternakan/hewan
• Agropastura = Kombinasi antara
komponen atau kegiatan pertanian
dengan peternakan/hewan
• Menurut FAO (1989)
agroforestri merupakan suatu sistem
penggunaan lahan yang tepat untuk
mendukung pertanian berkelanjutan, karena
disamping memiliki konstribusi produksi yang
nyata dan beragam, juga fungsi
konservatif terhadap lingkungan dan keadaan
sosial sehingga menjamin ekonomi yang lebih
luas dan keamanan pangan lebih tinggi.
Beberapa indikator terselenggaranya
sistem pertanian yang berkelanjutan
• dapat dipertahankannya sumber daya alam
sebagai penunjang produksi tanaman dalam
jangka panjang,
• penggunaan tenaga kerja yang cukup rendah,
• tidak adanya kelaparan tanah,
• tetap terjaganya kondisi lingkungan tanah dan air,
• rendahnya emisi gas rumah kaca serta
• terjaganya keanekaragaman hayati
CONTOH sistem PHBM
(sistem pengelolaan hutan bersama masyarakat)
Aspek Ekonomi :
• Pendapatan semesteran dari
biji kopi
• Tabungan pendapatan dari
tanaman Albizia
integrasi tanaman lada-gamal-kambing
Aspek Ekologi :
• Gamal sebagai tanaman pelindung dan tiang panjat bagi
tanaman lada dan menyumbangkan bahan organik bagi tanah
• Kotoran kambing dapat menyumbang bahan organik dan N bagi
tanah.
• Bahan organik akan meningkatkan kesuburan tanah dan sangat baik
untuk menunjang pertumbuhan tanaman lada
Aspek Ekonomi :
• Adanya sumbangan unsur N dari tanaman Gamal dapat menghemat
pemberian pupuk urea pada tanaman lada
• Kotoran kambing dapat diolah menjadi bokashi dan mengurangi
pengeluaran petani untuk pembelian pupuk organik.
• Produktivitas tanaman lada meningkat (rata-rata 576 kg/ha/tahun, lebih
baik dari cara petani dengan produksi hanya 266 kg/ha/thn)
TERIMAKASIH
AGROFORESTRY MERUPAKAN
SISTEM PENGGUNAAN LAHAN
KULIAH MINGGU KE 2.
Agroforestry merupakan suatu sistem
penggunaan lahan yang tepat untuk
mendukung pertanian berkelanjutan,
karena disamping memiliki konstribusi
produksi yang nyata dan beragam,
juga memiliki fungsi konservatif terhadap
lingkungan dan keadaan sosial sehingga
menjamin ekonomi yang lebih luas dan
keamanan pangan lebih tinggi(FAO 1989)
Komponen agroforestry
• Dalam melakukan pengelolaan lahan, manusia melakukan
interaksi dengan komponen-komponen agroforestri
lainnya. Komponen tersebut adalah:
• Lingkungan abiotis: air, tanah, iklim, topografi, dan mineral.
• Lingkungan biotis: tumbuhan berkayu (pohon, perdu,
palem, bambu dll) serta tumbuhan tidak berkayu (tanaman
tahunan, tanaman keras, tanaman musiman dll), binatang
(ternak, burung, ikan, serangga dll), dan mikroorganisme.
• Lingkungan budaya: teknologi dan informasi, alokasi
sumber-sumber daya, infrastruktur dan pemukiman,
permintaan dan penawaran, dan disparitas
penguasaan/pemilikan lahan.
Agroforestry Sederhana
• adalah suatu sistem pertanian dimana pepohonan ditanam secara
tumpang-sari dengan satu atau lebih jenis tanaman semusim.
• Pepohonan bisa ditanam sebagai pagar mengelilingi petak lahan tanaman
pangan, secara acak dalam petak lahan, atau dengan pola lain misalnya
berbaris dalam larikan sehingga membentuk lorong/pagar.
• Jenis-jenis pohon yang ditanam juga sangat beragam, bisa yang bernilai
ekonomi tinggi misalnya kelapa, karet, cengkeh, kopi, kakao (coklat),
nangka, melinjo, petai, jati dan mahoni atau yang bernilai ekonomi rendah
seperti dadap, lamtoro dan kaliandra.
• Jenis tanaman semusim biasanya berkisar pada tanaman pangan yaitu
padi (gogo), jagung, kedelai, kacang-kacangan, ubi kayu, sayur-sayuran dan
rerumputan atau jenis-jenis tanaman lainnya.
Agroforestry Sederhana
Agroforestry Sederhana
Agroforestry Sederhana
Agroforestry Kompleks
• adalah suatu sistem pertanian menetap yang melibatkan
banyak jenis tanaman pohon (berbasis pohon) baik sengaja
ditanam maupun yang tumbuh secara alami pada sebidang
lahan dan dikelola petani mengikuti pola tanam dan
ekosistem menyerupai hutan.
• Di dalam sistem ini, selain terdapat beraneka jenis pohon,
juga tanaman perdu, tanaman memanjat (liana), tanaman
musiman dan rerumputan dalam jumlah besar.
• Ciri utama dari sistem agroforestri kompleks ini adalah
kenampakan fisik dan dinamika di dalamnya yang mirip
dengan ekosistem hutan alam baik hutan primer maupun
hutan sekunder, oleh karena itu sistem ini dapat pula
disebut sebagai Agroforestri (Icraf dalam Hairiah et al.
2003)
Agroforestry Kompleks
Agroforestry Kompleks
Kebun Pekarangan.
Pase 1.
Penebangan dan pembakaran hutan atau semak belukar yang
kemudian ditanami dengan tanaman semusim selama beberapa tahun
(fase kebun).
Pase 2.
Penanaman pohon buah-buahan (durian, rambutan, pepaya, pisang)
ditanam secara tumpang sari dengan tanaman semusim (fase kebun
campuran).
Pase 3.
Beberapa tanaman asal hutan yang bermanfaat dibiarkan tumbuh
sehingga terbentuk pola kombinasi tanaman asli setempat misalnya
bambu, pepohonan penghasil kayu lainnya dengan pohon buah-
buahan (fase talun). Pada fase ini tanaman semusim yang tumbuh di
bawahnya amat terbatas karena banyaknya naungan.
Perkembangan Kebun Pekarangan
( fase kebun ke Talun)
Agroforestry Kompleks.
Agroforest.
Agroforest dibentuk pada lahan bekas hutan alam atau semak belukar.
Lahan ditanami padi gogo yang disisipi tanaman semusim (mis. jagung dan
cabe) selama satu dua kali panen. Setelah dua kali panen tanaman semusim,
intensifikasi penggunaan lahan ditingkatkan dengan menanam pepohonan
misalnya karet atau damar atau tanaman keras lainnya.
Pada periode awal, terdapat perpaduan antara tanaman semusim dengan
pepohonan.
Pada saat pohon sudah dewasa, petani masih bebas memadukan bermacam-
macam tanaman tahunan lain yang bermanfaat dari segi ekonomi dan budaya
Misalnya, petani sering menyisipkan pohon durian atau duku, di antara pohon
karet atau damar.
Tanaman semusim tidak ada lagi karena adanya masalah naungan. Tumbuhan
asli asal hutan yang bermanfaat bagi petani( pulai, kayu laban, kemenyan)
tetap dibiarkan kembali tumbuh secara alami, dan dipelihara di antara
tanaman utama.
Struktur kanopi tajuk agroforest memiliki lapisan/strata
tajuk bertingkat (multi-strata) mirip dengan yang
dijumpai di hutan
Sesuai dengan jenis kebunnya, tingkat lapisan tajuk
vegetasi dapat dibedakan menjadi .
a. lapisan semak (sayuran, cabai, umbi-umbian),
b. lapisan perdu (pisang, pepaya, tanaman hias)
c. lapisan pohon tinggi (sampai lebih 35 m,
misalnya damar, durian, duku).
Proses reproduksi sistem yang menyerupai hutan ini
lebih banyak mengikuti kaidah alam daripada
teknik-teknik budidaya perkebunan.
Istilah Agroforestry
Perhutanan Sosial (Social-Forestry)
upaya/kebijakan kehutanan yang ditujukan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
khususnya yang tinggal di sekitar hutan.
Produk utama dari perhutanan sosial berupa
kayu dan non-kayu. Oleh karena itu dalam
prakteknya dapat berupa pembangunan hutan
tanaman (man-made forest) atau penanaman
pohon-pohon pada lahan milik masyarakat yang
dimanfaatkan bagi industri besar.
Istilah Agroforestry
• Hutan Kemasyarakatan (Community-Forestry)
Merupakan bagian dari perhutanan sosial (social-
forestry).
Hutan kemasyarakatan (community forestry) adalah
hutan yang perencanaan, pembangunan,
pengelolaan, dan pemungutan hasil hutan serta
pemasarannya dilakukan sendiri oleh masyarakat
yang tinggal di sekitar hutan.
Pelaksanaannya dapat pula dilakukan oleh pihak
kehutanan yang membantu masyarakat dengan
mengutamakan keuntungan bagi seluruh
masyarakat, bukan untuk individu.
Istilah Agroforestry
• Hutan Rakyat (farm-forestry)
Merupakan bagian dari perhutanan sosial
(social-forestry).
Hutan di mana petani/pemilik lahan menanam
pepohonan di lahannya sendiri.
Mereka biasanya telah mengikuti pendidikan,
latihan dan penyuluhan kehutanan ataupun
memperoleh bantuan untuk kegiatan
kehutanan.
Istilah Agroforestry
• Hutan Serba-Guna (Multiple Use Forestry)
praktek kehutanan yang mempunyai dua atau lebih
tujuan pengelolaan, meliputi produksi, jasa atau
keuntungan lainnya.
Dalam penerapan dan pelaksanaannya bisa menyertakan
tanaman pertanian atau kegiatan peternakan.
Hutan serba guna tetap merupakan kehutanan (dalam
arti penekanannya pada aspek pohon, hasil hutan dan
lahan hutan), dan bukan merupakan bentuk pemanfaatan
lahan terpadu sebagaimana agroforestri yang secara
terencana diarahkan pada pengkombinasian kehutanan
dan pertanian untuk mencapai beberapa tujuan yang
terkait dengan degradasi lingkungan serta problema
masyarakat di pedesaan
Istilah Agroforestry
• . Forest Farming
Istilah Forest farming mirip dengan multiple use
forestry, yang digunakan untuk upaya peningkatan
produksi lahan hutan, yaitu tidak melulu produk
kayu, tetapi juga mencakup berbagai bahan pangan
dan hijauan.
Praktek ini juga sering disebut “Dreidimensionale
Forstwirtschaft" atau kehutanan dengan tiga
dimensi.
Di Amerika, istilah forest farming digunakan untuk
menyatakan upaya pembangunan hutan tanaman
oleh petani-petani kecil.
Istilah Agroforestry
• . Ecofarming
Bentuk budidaya pertanian yang mengusahakan
sedapat mungkin tercapainya keharmonisan dengan
lingkungannya.
Dalam hal tertentu ecofarming dapat memasukkan
komponen pepohonan atau tumbuhan berkayu
lainnya sehingga dapat disebut agroforestri.
Dalam eco-farming tidak selalu dijumpai unsur
kehutanan dalam kombinasinya, sehingga dalam hal
ini ecofarming merupakan kegiatan pertanian.
FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRI
Alih Fungsi Lahan
Hutan Alam
Ket : NTFP = Non Timber Forest Product ( Sumber Hasil Hutan Non-kayu )
Fungsi agroforestri ditinjau dari aspek biofisik
dan lingkungan
di mana:
Q = hasil air (dalam mm tahun-1)
P = curah hujan (dalam mm tahun-1)
ET = evapotrasnpirasi (dalam mm tahun-1)
Pk = perkolasi (dalam mm tahun-1)
Δ S = selisih simpanan air dalam tanah
(dalam mm tahun-1)
Peranan agroforestri dalam mengurangi gas rumah kaca
dan mmempertahankan cadangan karbon.
Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang dapat menimbulkan
perubahan dalam kesetimbangan radiasi sehingga mempengaruhi
suhu atmosfer bumi.
Gas-gas tersebut dinamakan gas rumah kaca (GRK)
Karena kemampuannya dalam menyerap dan memantulkan kembali
radiasi gelombang panjang yang bersifat panas seperti yang dilakukan
oleh kaca, sehingga menimbulkan efek pemanasan yang disebut efek
rumah kaca (ERK).
Konsentrasi GRK ini semakin meningkat dengan makin meningkatnya
kegiatan manusia yang menggunakan bahan bakar fosil (BBF) untuk
pembangkit tenaga listrik, transportasi, industri serta kegiatan yang
berhubungan dengan alih-guna lahan untuk penyediaan lahan baru
bagipertanian (termasuk perkebunan) dan pemukiman.
Agroforestri penting untuk cadangan C.
Rotasi ubikayu-alang-alang 3 3 36
Fungsi agroforestri dalam
mempertahankan keanekaragaman hayati
Mengapa Keanekaragaman hayati harus dilindungi?
1. Saat ini orang masih tergantung kepada hutan sebagai
sumber pangan, obat-obatan.
2. Keanekaragaman genetik untuk keperluan seleksi
tanaman di masa mendatang, atau produksi pangan di
masa mendatang, atau untuk keperluan obat-obatan.
3. Menjaga kestabilan ekosistem.
Sumber inspirasi (Kebudayaan/spritual)
4. Semua spesies mempunyai hak untuk tetap ada di alam
(moral)
SISTEM AGROFORESTRY UNTUK KONSERVASI
Interaksi langsung
Tanaman A Tanaman B
Sumber alam
Interaksi Tidak Langsung
1 Populasi Maksimum
Konsep ini menggambarkan tentang jumlah maksimum
dari suatu spesies di suatu area, baik sebagai sistem
monokultur, atau campuran.
2 Keterbatasan Faktor Pertumbuhan
Salah satu sarat terjadinya kompetisi adalah keterbatasan
faktor pertumbuhan (air, hara dan cahaya).
Jenis Interaksi Pohon-Tanah-Tanaman
Pengaruh interaksi
Macam interaksi terhadap tanaman: Penjelasan Contoh dalam Agroforestri
A B
Mutualisme + + Interaksi yang saling Mycorrhizae, rhizobium dengan
(Mutualism ) menguntungkan legume
Fasilitasi + 0 Satu tanaman (B) membantu Penghalang angin (Windbreaks),
(Facilitation) jenis tanaman lainnya (A) pohon penaung (shade trees),
walaupun tidak mutlak diperlukan; Budi daya pagar (hedgerow inter
B tidak dipengaruhi cropping)
Komensalisme + 0 Satu jenis tanaman (A) harus Sebagai tempat rambatan; Bero
(Commensalism ) mendapatkan dukungan (Improved fallows )
tanaman lain (B)(Interaction
obligatory) ; tetapi B tidak
dirugikan
Netralisme 0 0 Tidak ada saling pengaruh Pohon tumbuh berpencar
Neutralism
Parasit / + - Satu jenis tanaman (A) harus Hama dan penyakit
pemangsa menghambat (Interaction
Parasitism/ obligatory) yang lain untuk
predation hidupnya; B dihambat
Amensalisme - 0 A terhambat; B tidak Allelophathy
Kompetisi dan - - Satu jenis tanaman dihambat oleh Alley cropping (yang tidak
penghambatan tanaman lainnya melalui dikelola dengan baik)
(Competition and persaingan terhadap cahaya, air
interference ) dan hara .
a b
Produksi pohon
c d
Interaksi netral:
Ke dua tanaman tidak saling mempengaruhi, peningkatan produksi tanaman semusim tidak mempengaruhi
produksi pohon (Gambar 4b) atau peningkatan produksi pohon tidak mempengaruhi produksi tanaman
semusim (Gambar 4c).
Yc = Y0 + F1 + F + Cl + C w+n + M
Produksi total Produksi Pengaruh Pengaruh jangka Kompetisi Kompetisi Pengaruh
tanaman pada tanaman langsung panjang terhadap akan akan air dan iklim Micro
sistem pada sistem terhadap kesuburan tanah cahaya hara
tumpangsari monokultur Kesuburan
1. Methodologi percobaan Transfer Efek residu pohon Pemasangan
bahan organik (pohon ditebang ditebang sekat akar
sbg mulsa dibandingkan dng dibanding (root barriers)
kontrol) kan dengan
kontrol
2. Pengertian akan proses Kualitas Fraksionasi BOT Bentuk Pola sebaran
yang berlangsung seresah, & fungsinya kanopi & akar
kecepatan sebaran
dekomposisi + cahaya
mineralisasi
Mengelola Interaksi Pohon-Tanah-Tanaman
Menekan pengaruh negatif pohon
• Mengatur tajuk pohon
Tinggi tanaman semusim biasanya lebih rendah dari
pada pohon. Hal ini menyebabkan pohon dapat
menciptakan naungan, sehingga menurunkan jumlah
cahaya yang dapat dipergunakan tanaman semusim
untuk pertumbuhannya.
Untuk mengurangi pengaruh merugikan pohon
terhadap tanaman semusim tersebut, dilakukan
dengan mengatur jarak tanam sekaligus melakukan
pemangkasan beberapa cabang pohon.
• Mengatur pertumbuhan akar
Dalam melakukan pemangkasan cabang pohon, ada dua hal
yang perlu diperhatikan dengan seksama adalah tinggi
pangkasan dari permukaan tanah dan frekuensi pemangkasan.
Tinggi pangkasan batang yang terlalu dekat dengan
permukaan tanah akan mendorong terbentuknya akar-akar
halus pada tanah lapisan atas, sehingga peluang untuk
terjadinya kompetisi akan air dan hara dengan tanaman
semusim menjadi lebih besar.
Frekuensi pemangkasan tinggi. Dangkalnya sistem perakaran
pohon sebagai akibat pengelolaan pohon yang kurang tepat
akan merugikan pertumbuhan pohon.
Perakaran yang dangkal mengakibatkan pohon menjadi kurang
tahan terhadap kekeringan. pada musim kemarau.
Sebaran akar pada berbagai ketinggian pemangkasan
Meningkatkan Pengaruh Positif Pohon
Pemilihan Jenis Tanaman Naungan
Besarnya pengaruh naungan pohon dalam agroforestri
menyebabkan tidak semua jenis tanaman dapat
ditanam bersama pepohonan. Oleh karena itu
pemilihan jenis tanaman yang toleran terhadap
naungan dalam agroforestri sangat diperlukan.
Daptar Tanaman untuk stratum atas
Tanah Kapur Tanah Vulkanis Tanah Lain/Campur
Acacia auriculiformis Acacia auriculiformis Acacia auriculiformis
Albizia falcataria Albizia Albizia falcataria Acacia mangium Albizia
lebbek Anacardium Anacardium occidentale falcataria Anthocephalus
occidentale Artocarpus Anthocephalus chinensis occidentale Anthocephalus
communis Artocarpus communis chinensis Artocarpus
Artocarpus heterophyllus Artocarpus heterophyllus communis Artocarpus
Cassia siamea Cassia siamea heterophylus Cassia
Ceiba petandra Ceiba petandra Durio siamea
Dalbergia latifolia zibethinus Osmelina Ceiba petandra
Gmelina arborea arborea Mangifera Dalbergia latifolia
Mangifera indica indica Parkia Durio zibethinus
Melaleuca spp roxbughii Parkia Eucalyptus camaldulensis
Parkia speciosa speciosa Peronema Osmelina arborea
Peronema canescens canescens Pinus Mangifera indica
Pithecellobium lobatum merkuiii Peronema canescens
Sterculia foetida Pithecellobium lobatum Pithecellobium lobatum
Swietenia macrophylla Samanea saman Pinus merkusii
Swietenia mahagoni Schleichera oleosa Samanea saman
Spondias dulcis Schleichera oleosa
Melaleuca spp Spondias dulcis
Parkia sp Sterculia foetida
Tectona grandis Swietenia macrophylla
Toona swam Swietenia mahagoni
Tectona grandis
Toona sureni
Daptar Tanaman untuk stratum tengah
Tanah Kapur Tanah Vulkanis Tanah Lain/Campuran
Acacia arabica Acacia arabica Acacia arabica
Acacia leucophloea Annona muricata Acacia leucophloea
Annona muricata Annona squamosa Annona muricata
Annona squamosa Averrhoa bilimbi Annona squamosa
Averrhoa bilimbi Bixa orellana Averrhoa bilimbi
Caesalpinia bonducella Caesalpinia bonducella Bixa orellana
Cajanus cajan Cajanus cajan Caesalpinia bonducella
Calliandra calothyrsus Calliandra calothyrsus Cajanus cajan
Cananga odorata Cananga odorata Calliandra calothyrsus
Carica papaya Carica papaya Cananga odorata
Casuarina equisetifolia Coffea robusta Carica papaya
Gliricidia sepium Flemengia macrophylla Gliricidia sepium
Gnetum gnemon Gliricidia sepium Gnetum gnemon
Leucaena diversifolia Gnetum gnemon Coffea robusta
Leucaena leucocephala Lansium domesticum Lansium domesticum
Manilkara kauki Leucaena diversifolia Leucaena diversifolia
Pandanus spp Manilkara kauki Leucaena leupocephala
Pithocellobium dulce Morinda citrifolia Manilkara kauki
Psidium guajava Moringa oleifera Morinda citrifolia
Santalum album Musa spp Moringa oliefera
Sesbania grandiflora Nephelium lappaceum Musa spp
Syzyqium cumini Pandanus spp Nephelium lappaceum
Zalacca edulis Passiflora edulis Pithecellobium dulce
Persea americana Pogostemon cablin
Pithecellobium dulce Psidium guajava
Pogostemon cablin Santalum album
Santalum album Sesbania grandiflora
Sesbania grandiflora Syzyqium cumini
Syzyqium cumini Zalacca edulis
Zalacca edulis
Tanah Kapur
Daftar Tanaman untuk Stratum bawah
Tanah Vulkanis Tanah Lain/Campuram
Allium spp Allium spp Allium spp
Amomum cardamomum Amomum cardamomum Amomum cardamomum
Amorphophallus campanulatus Ananas comosus Amorphophallus campanulatas
Amorphophallus variabilis Arachis hypogaea Amorphophallus variabilis
Ananas comosus Boesenbergia pandurata Ananas comosus
Arachis hypogaea Brassica oleracea Arachis hypogaea
Boesenbergia pandurata Canna edulis Boesenbergia pandurata
Capsicum annuum Catimbium malaccensis Capsicum annuum
Catimbium malaccensis Colocasia esculenta Catimbium malaccensis
Colocasia esculenta Curcuma aeruginosa Colocasia esculenta
Curcuma aeruginosa Curcuma domestica Curcuma aeruginosa
Curcuma domestica Curcuma heyneana Curcuma domestica
Curcuma heyneana Curcuma purpurascens Curcuma heyneana
Curcuma purpurascens Curcuma xanthorriza Curcuma purpurascens
Curcuma xanthorriza Curcuma zeodaria Curcuma xanthorriza
Curcuma zeodaria Daucus carota Curcuma zeodaria
Dioscorea alata Dioscorea alata Dioscorea alata
Dioscorea esculenta Dioscorea esculenta Dioscorea esculenta
Dioscorea hispida Dioscorea hispida Dioscorea hispida
Dolichos lablab Dolichos lablab Dolichos lablab
Glycine max Glycine max Glycine max
Helianthus annuus Hedycum coronarium Helianthus annuus
Ipomoea batatas Helianthus annuus lpomoea batatas
Languas galanga Ipomoea batatas Kaempferia galanga
Manihot esculenta Kaempferia galanga Languas galanga
Oryza sativa Languas galanga Manihot esculenta
Pachyrhizus erosus Manihot esculenta Oryza sativa
Panicum maximum Oryza sativa Pachyrhizus erosus
Piper nigrum Pachyrhizus erosus Panicum maximum
Sesamum indicum Panicum maximum Piper nigrum
Setaria spp. Hascolus vulgaris Sesamum indicum
Vanilla fragrans Piper nigrum Setaria spp
Xanthosoma spp Sesamum indicum Vigna radiata
Zea mays Setaria spp Vanilla fragrans
Zingiber officinale Solanum tuberosa Xanthosoma spp
Vigna radiata Zea mays
Vanilla fragrans Zingiber officinale
Xanthosoma spp
Zea mays
Zingiber officinale