1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyusun modul pembelajaran pola karier. Terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kami haturkan kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penulisan
modul ini.
Modul ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada seluruh ASN di lingkungan
Kemendikbudristek mengenai pola karier ASN di antaranya mengenai konsep pola karier, ruang
lingkup, serta perencanaan dan pelaksanaan pola karier.
Besar harapan kami, informasi yang ada di dalam modul ini dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan
oleh setiap Aparatur Sipil Negara di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Bab I Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator Keberhasilan
D. Panduan Penggunaan Modul
Bab II Konsep Pola Karier
A. Konsep Pola Karier
B. Tujuan dan Manfaat Pola Karier
C. Prinsip Pola Karier
D. Rangkuman
E. Latihan Soal
Bab III Ruang Lingkup Pola Karier
A. Jenis Jabatan ASN
B. Jenjang Jabatan ASN
C. Profil ASN
D. Standar Kompetensi ASN
E. Jalur Karier
F. Bentuk Pola Karier
Bab IV Perencanaan dan Pelaksanaan Pola Kkarier
A. Perencanaan Pola Karier
B. Pelaksanaan Pola Karier
Bab V Penutup
A. Rangkuman
B. Kesimpulan
C. Latihan Soal
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Mata Pelatihan ini merupakan bagian dari Pembelajaran Pelatihan Analisis Kebutuhan
Pembelajaran Dalam Implikasi Manajemen Karier. Materi ini merupakan upaya untuk
membangun kompetensi pemahaman dalam pembelajaran tentang Pola karier.
B. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan mampu menarik kesimpulan konsep
dasar pembelajaran pola karier.
C. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat:
1) Menjelaskan konsep pola karier
2) Mencontohkan bentuk perpindahan melalui jalur karier vertikal, horizontal, dan diagonal
3) Menguraikan manfaat pola karier bagi pegawai dan organisasi
4) Memperkirakan perencanaan pola karier bagi diri sendiri ke depan
4
4) Lakukan diskusi dan bersimulasi dengan rekan sejawat dalam membahas contoh pola
karier
5) Tetap pelihara semangat belajar, semoga pembelajaran anda menyenangkan.
5
BAB 2
KONSEP POLA KARIER
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat menjelaskan konsep pola karier
6
b. memberikan kesempatan yang sama kepada setiap ASN untuk mengembangkan
karier sesuai dengan kompetensinya; dan
c. sebagai bagian dari Manajemen Talenta.
2. Manfaat Pola karier
Pola karier tidak hanya memberikan manfaat bagi pegawai dalam mendapatkan
gambaran terkait kariernya ke depan. Pola karier juga memiliki manfaat yang lebih luas
bagi organisasi. Manfaat pola karier bagi pegawai adalah sebagai berikut.
a. Menjadi motivasi bagi pegawai. Melalui pola karier, pengembangan diri pegawai
menjadi terarah, pegawai pun mengetahui tujuan karier yang jelas. Hal ini menjadi
kunci bagi pegawai dalam memahami tujuan dilakukannya perpindahan ataupun
promosi;
b. dengan adanya perencanaan yang disepakati antara pegawai dan organisasi, pegawai
terdorong untuk berupaya aktif dalam memenuhi kualifikasi dalam mencapai target
jabatan yang dituju;
c. pegawai tidak merasa bahwa dirinya hanya merupakan pion yang dijalankan oleh
organisasi, tetapi ia berhak memilih dan aktif dalam menyusun rencana pengembangan
diri.
Sementara manfaat pola karier bagi organisasi adalah organisasi akan memiliki pegawai
yang kompeten yang sepenuhnya sadar akan kebutuhan pengembangan dirinya.
Organisasi juga akan mudah memilih pegawai yang kompeten dan sesuai untuk menduduki
satu jabatan (beririsan dengan manajemen talenta). Pegawai yang kompeten merupakan
kunci agar tugas dan fungsi organisasi dapat dilaksanakan secara optimal.
D. RANGKUMAN
Pola karier adalah suatu sistem yang menggambarkan alur pengembangan karier
yang menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara jabatan, pangkat, dan jenjang
kepangkatan. Pola karier dapat digunakan untuk menggambarkan peluang karier yang
tersedia bagi pegawai di dalam suatu organisasi. Pola karier memiliki tujuan antara lain:
7
1). menjamin keselarasan potensi ASN dengan kebutuhan penyelenggaraan tugas dan
fungsi kementerian; 2). memberikan kesempatan yang sama kepada setiap ASN untuk
mengembangkan karier sesuai dengan kompetensinya; dan 3). sebagai bagian dari
manajemen talenta. Selain tujuan, pelaksanaan pola karier juga akan memberikan manfaat
baik bagi pegawai maupun organisasi. Pola karier dapat memberi motivasi bagi pegawai
untuk berupaya aktif dalam mengembangkan diri karena pegawai akan memahami bahwa
dirinya bukan hanya pion dari organisasi tetapi juga secara aktif berhak memilih dan
menentukan kemana arah karier berdasarkan kompetensi yang dimilikinya. Dalam
melaksanakan pola karier juga digunakan beberapa prinsip yaitu kepastian,
profesionalisme, transparan, integritas, dan keadilan. Prinsip-prinsip tersebut juga menjadi
dasar pemikiran mengapa pola karier menjadi penting untuk dilaksanakan.
E. LATIHAN SOAL
1. Sebutkan manfaat pola karier bagi pegawai!
2. Sebutkan prinsip-prinsip pola karier beserta maknanya!
3. Peraturan Menteri yang mengatur tentang pola karier ASN di lingkungan
Kemendikbudristek adalah…
4. Apakah manfaat pola karier bagi organisasi?
8
BAB 3
RUANG LINGKUP POLA KARIER
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat menguraikan ruang lingkup pola karier
A. Jabatan ASN
Pegawai ASN termasuk PNS dan PPPK, yang terdiri atas jabatan manajerial dan
nonmanajerial. Jabatan Manajerial adalah sekelompok jabatan yang memiliki fungsi memimpin
unit organisasi dan memiliki pegawai yang berkedudukan langsung di bawahnya untuk
mencapai tujuan organisasi. Sementara jabatan Nonmanajerial adalah sekelompok jabatan yang
mengutamakan kompetensi yang bersifat teknis sesuai bidangnya dan tidak memiliki tanggung
jawab langsung dalam mengelola dan mengawasi kinerja pegawai.
Jabatan manajerial terdiri atas:
1. jabatan pimpinan tinggi utama, yaitu Kepala Lembaga Pemerintah Nonkementerian.
2. jabatan pimpinan tinggi madya, meliputi: Sekretaris Jenderal kementerian, Sekretaris
Kementerian, Sekretaris Utama, Sekretaris Jenderal Kesekretariatan Lembaga Negara,
Sekretaris Jenderal Lembaga Nonstruktural, Direktur Jenderal, Deputi, Inspektur Jenderal,
Inspektur Utama, Kepala Badan, Staf Ahli Menteri, Kepala Sekretariat Presiden, Kepala
Sekretariat Wakil Presiden, Sekretaris Militer Presiden, Kepala Sekretariat Dewan
Pertimbangan Presiden, Sekretaris Daerah Provinsi,dan jabatan lain yang setara.
3. jabatan pimpinan tinggi pratama, meliputi: Direktur, Kepala biro, Asisten Deputi,
Sekretaris Direktorat Jenderal, Sekretaris Inspektorat Jenderal, Sekretaris Badan, Kepala
Pusat, Inspektur, Kepala Kantor Wilayah, Kepala Balai Besar, Asisten Sekretariat Daerah
Provinsi, Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota, Asisten Sekretariat Daerah/Kabupaten/Kota,
Kepala Dinas/Kepala Badan Provinsi, Kepala Dinas/Kepala Badan Kabupaten/Kota,
Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan jabatan lain yang setara.
4. jabatan administrator, dan
5. jabatan pengawas.
Sementara jabatan nonmanajerial terdiri atas:
1. jabatan fungsional, dan
2. jabatan pelaksana
B. Profil ASN
Profil ASN merupakan k umpulan informasi kepegawaian dari setiap ASN yang terdiri atas:
1. data personal
2. kualifikasi pendidikan
3. rekam jejak jabatan
4. kompetensi
5. riwayat pengembangan
6. riwayat hasil penilaian kinerja
9
7. pendidikan dan pelatihan
8. usia, dan
9. informasi kepegawaian lainnya.
Informasi kepegawaian lainnya sebagaimana dimaksud merupakan informasi yang memuat
prestasi, penghargaan, dan/atau hukuman yang pernah diterima
D. Jalur Karier
Jalur Karier adalah lintasan posisi Jabatan yang dapat dilalui oleh ASN baik pada jenjang
jabatan yang setara maupun jenjang Jabatan yang lebih tinggi. Jalur Karier disusun dari jabatan
paling rendah ke jabatan paling tinggi, baik pada jenjang jabatan yang setara maupun jenjang
jabatan yang lebih tinggi dalam bentuk pola karier horizontal, vertikal, maupun diagonal.
Berikut ini adalah visualisasi jalur karier ASN Kemendikbudristek melalui berbagai bentuk
berdasarkan Permenpan RB Nomor 20 Tahun 2021 tentang Pola Karier ASN:
10
Gambar Pola Karier Instansional
Peraturan Menpan RB Nomor 22 Tahun 2021
F. LATIHAN SOAL
1. Apakah yang dimaksud dengan bentuk pola karier diagonal?
2. Sebutkan ruang lingkup pola karier!
11
BAB 4
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN POLA KARIER
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat merincikan perencanaan dan pelaksanaan
pola karier
12
2) Usia paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun untuk menduduki JPT
Pratama, dan usia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun untuk
menduduki JPT Madya dan JPT Utama.
f. masa kerja;
1) Untuk menduduki JA Pengawas paling singkat 2 (dua) tahun dalam Jabatan
Pelaksana.
2) Untuk menduduki JA Administrator paling kurang 3 (tiga) tahun dalam
Jabatan Pengawas
3) Untuk menduduki JPT Pratama, paling kurang 2 (dua) tahun dalam Jabatan
Administrator.
4) Untuk menduduki JPT Madya paling kurang 2 (dua) tahun dalam JPT
Pratama.
5) Untuk menduduki JPT Utama, paling kurang 2 (dua) tahun dalam JPT
Madya atau JF Ahli Utama.
6) Untuk menduduki JF, masa kerja sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
g. kelas Jabatan; memuat informasi kelas Jabatan masing-masing Jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. pengalaman Jabatan;
1) Untuk menduduki JPT Utama seorang ASN memiliki pengalaman Jabatan
dalam bidang tugas yang terkait dengan Jabatan yang akan diduduki secara
kumulatif paling singkat selama 10 (sepuluh) tahun.
2) Untuk menduduki JPT Madya seorang ASN memiliki pengalaman Jabatan
dalam bidang tugas yang terkait dengan Jabatan yang akan diduduki secara
kumulatif paling singkat selama 7 (tujuh) tahun.
3) Untuk menduduki JPT Pratama seorang ASN memiliki pengalaman Jabatan
dalam bidang tugas yang terkait dengan Jabatan yang akan diduduki secara
kumulatif paling singkat selama 5 (lima) tahun.
4) Untuk menduduki JA Administrator seorang ASN memiliki pengalaman
pada JA pengawas paling singkat 3 (tiga) tahun atau JF yang setingkat
dengan JA Pengawas sesuai dengan bidang tugas Jabatan yang akan
diduduki.
5) Untuk menduduki JA Pengawas seorang ASN memiliki pengalaman dalam
Jabatan Pelaksana paling singkat 4 (empat) tahun atau JF yang setingkat
dengan JA Pelaksana sesuai dengan bidang tugas Jabatan yang akan
diduduki.
6) Untuk menduduki JPT dan JA, seorang ASN dari JF harus dalam satu
rumpun/klasifikasi Jabatan dan sesuai dengan jenjang yang dipersyaratkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
13
i. Tingkat Pendidikan yang dipersyaratkan
Tingkat pendidikan yang dipersyaratkan untuk menduduki JA dan JPT, paling
rendah:
1) SMA/SMK, atau sederajat untuk pejabat pelaksana;
2) Diploma III, untuk pejabat pengawas; dan
3) Sarjana, untuk pejabat administrator dan pejabat pimpinan tinggi.
4) Tingkat pendidikan tersebut dapat dikecualikan untuk jenis Jabatan tertentu
yang mensyaratkan perlunya sertifikasi Kompetensi dengan persetujuan
Menteri. Persetujuan Menteri ditetapkan berdasarkan atas usulan pimpinan
unit utama.
5) Tingkat pendidikan yang dipersyaratkan untuk menduduki JF, disesuaikan
dengan ketentuan yang berlaku pada masing-masing JF.
j. profil dan struktur organisasi; memuat informasi tentang profil dan struktur
organisasi Instansi Pemerintah dan tata kerja untuk menggambarkan Jalur Karier.
k. peta Jabatan; ditetapkan oleh Menteri berdasarkan analisis Jabatan dan tata kerja
organisasi Instansi Pemerintah sebagai dasar penyusunan Jalur Karier sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
l. penilaian kinerja dan pembinaan disiplin.
1) Penilaian dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Penilaian Kinerja JPT dan Jabatan Administrator dilakukan berdasarkan
penilaian Sasaran Kinerja Pegawai dan Perilaku Kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3) Penilaian Kinerja JF dilakukan berdasarkan pencapaian Angka Kredit
Kumulatif, Sasaran Kinerja Pegawai, dan Perilaku Kerja sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
14
B. Pelaksanaan Pola Karier
1. Pola Karier ASN berlaku sejak pegawai berstatus sebagai ASN sampai dengan
diberhentikan sebagai ASN
2. ASN yang akan menduduki jabatan di Kementerian dilaksanakan melalui perpindahan
vertikal, horizontal, ataupun diagonal.
3. ASN harus memenuhi persyaratan:
a. Tersedia formasi jabatan
b. Sesuai dengan kebutuhan kementerian
c. Memenuhi kualifikasi dan Standar Kompetensi Jabatan yang akan diduduki
d. Memiliki integritas dan moralitas
e. Kualifikasi dan Standar Kompetensi Jabatan ditetapkan oleh Menteri.
2. Perpindahan horizontal, vertikal, dan diagonal dilaksanakan dalam rangka perpindahan
tugas (tour of duty) dan/atau perpindahan wilayah kerja (tour of area).
3. Perpindahan tugas dan/atau perpindahan wilayah kerja dilakukan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Pola Karier dilaksanakan sebagai bagian dari Sistem Manajemen Talenta dan Sistem
Informasi ASN.
5. Sistem Manajemen Talenta meliputi Sistem Manajemen Talenta Nasional dan Sistem
Manajemen Talenta Instansi, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Sistem Informasi ASN dikelola dan dikembangkan oleh Badan Kepegawaian Negara
7. PPK melaksanakan pengisian Jabatan berdasarkan rencana Pola Karier yang telah
ditetapkan.
C. LATIHAN SOAL
1. Apakah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam rencana pengembangan karier ASN?
2. Sebutkan komponen profil pegawai yang dibutuhkan dalam rencana pengembangan
karier!
15
BAB 5
PENUTUP
A. Rangkuman
16
B. Kesimpulan
17
D. Pola Karier merupakan pola dasar mengenai urutan penempatan dan/atau
perpindahan ASN dalam dan antar posisi di setiap jenis jabatan secara
berkesinambungan.
E. Pola karier adalah suatu sistem yang menggambarkan alur pengembangan
karier yang menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara jabatan, pangkat, dan
jenjang kepangkatan.
4. Berikut ini merupakan prinsip pola karier, kecuali…
A. Profesionalisme
B. Keadilan
C. Integritas
D. Akuntabel
E. Kepastian
5. Pola karier harus memberikan kesempatan pada ASN yang memenuhi standar
kompetensi untuk dapat menduduki jabatan yang lebih tinggi, merupakan prinsip pola
karier…
A. Profesionalisme
B. Keadilan
C. Kepastian
D. Transparan
E. Integritas
6. Proses mutasi dari satu posisi Jabatan ke posisi Jabatan lain yang setara, baik di
dalam satu kelompok maupun antar-kelompok jabatan merupakan bentuk pola karier…
A. Vertikal
B. Horizontal
C. Diagonal
D. Kombinasi
E. Vertikal - Horizontal
7. Karena keahlian dan latar belakangnya di bidang Sistem Informasi serta syarat
kepangkatan yang sudah terpenuhi, Dedi yang merupakan Analis Kepegawaian Ahli
Pertama dipromosikan menjadi Pranata Komputer Ahli Muda melalui jalur
penyesuaian. Hal ini merupakan contoh bentuk pola karier...
18
A. Vertikal
B. Horizontal
C. Diagonal
D. Kombinasi
E. Vertikal - Horizontal
8. Karena keahlian, pengalaman, dan latar belakangnya di bidang penyusunan
instrumen asesmen, Tika yang merupakan Analis Kepegawaian Ahli Madya dimutasi
menjadi Asesor SDM Aparatur Ahli Madya. Hal ini merupakan contoh bentuk pola
karier…
A. Vertikal
B. Horizontal
C. Diagonal
D. Kombinasi
E. Vertikal - Horizontal
9. Berikut ini merupakan tujuan pola karier ASN, kecuali…
A. memberikan kesempatan yang sama kepada setiap ASN untuk
mengembangkan karier sesuai dengan minat dan tujuan kariernya.
B. merupakan bagian dari Manajemen Talenta.
C. memberikan kesempatan yang sama kepada setiap ASN untuk
mengembangkan karier sesuai dengan kompetensinya.
D. menjamin kesesuaian potensi ASN dengan kebutuhan penyelenggaraan tugas
dan fungsi Kementerian.
E. menjamin keselarasan potensi ASN dengan kebutuhan penyelenggaraan tugas
dan fungsi Kementerian.
20
E. Profil ASN
15. Berikut ini merupakan pelaksanaan pola karier dalam rangka tour of duty…
A. Anto, seorang pranata komputer yang diperbantukan di Kementerian lain yang
tidak memiliki jabatan tersebut di organisasinya.
B. Dina, seorang Analis SDM Aparatur di Biro SDM yang dipindahtugaskan ke
Bagian Kepegawaian Direktorat Kebudayaan.
C. Lana, seorang Analis SDM Aparatur yang dipindahtugaskan sebagai
Asesor SDM Aparatur karena kompetensi yang dimilikinya.
D. Dedi, seorang pranata humas yang dipindahtugaskan di unit lain yang tidak
memiliki pranata humas.
E. Tika, seorang Asesor SDM Aparatur yang diperbantukan di Kementerian lain.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
23