Anda di halaman 1dari 2

Saya, Qotrotun Nadia, wanita kelahiran 6 Maret 2006 yang berasal dari daerah yang sedikit

terpencil di daerah pulau Sumatera, tepatnya di desa Ladang Panjang, kecamatan Sungai Gelam,
Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Dengan latar belakang daerah yang sedikit terpencil, tak heran jika pendidikan juga masih belum
maju. Bahkan, tidak sedikit anak-anak yang putus sekolah, atau bahkan tidak sekolah karena
keterbatasan mereka. Baik keterbatasan ekonomi untuk biaya sekolah, ataupun keterbatasan
kesadaran akan pentingkan pendidikan.
Saya bersekolah di SDN 109/IX Ladang Panjang. Dengan ruang fasilitas yang terbatas, ruang
kelas yang kurang, dan semua yang serba apa adanya, saya tetap diminta bersekolah oleh orang
tua saya. Saya sangat bersyukur akan kesadaran orang tua saya akan pentingnya pendidikan, di
samping orang tua saya termasuk dalam orang yang pernah menjalani pendidikan yang layak
walaupun hanya hingga jenjang SLTA.
Saya juga sangat bersyukur akan pemikiran orang tua saya yang menilai pendidikan tidak hanya
dari sekolah saja. Dengan itu, saya tetap disekolahkan di sekolah yang seadanya itu, kemudian
Sejak remaja, ketertarikan saya pada ilmu agama mengarahkan langkah kecil menuju
perlombaan membaca kitab. Memenangkan kejuaraan nasional MQK (Membaca Kitab) menjadi
tonggak berharga yang menguatkan komitmen saya terhadap pemahaman mendalam terhadap
ilmu agama. Lomba membaca kitab kuning yang saya raih juga menambahkan lapisan signifikan
dalam perjalanan pengetahuan saya.

Prestasi ini tak hanya tentang gelar atau penghargaan. Bagi saya, setiap lembar kitab yang saya
pelajari adalah jendela pengetahuan yang membuka wawasan baru. Ini bukan hanya tentang
membaca, tetapi menggali makna dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kemenangan dalam lomba membaca kitab menjadi cerminan dari kedisiplinan, ketekunan, dan
komitmen yang saya miliki terhadap pengetahuan agama. Namun, prestasi ini bukanlah akhir
dari perjalanan, melainkan batu loncatan untuk terus belajar dan berkembang.

Program beasiswa yang saya tuju memiliki relevansi yang kuat dengan perjalanan dan cita-cita
saya. Dengan dukungan ini, saya dapat lebih fokus pada pengembangan diri dalam bidang studi
agama yang saya tekuni. Saya yakin beasiswa ini akan menjadi alat yang memungkinkan saya
untuk menggali ilmu dengan lebih dalam, berkontribusi pada masyarakat, dan menjadi agen
perubahan yang mampu menyebarkan nilai-nilai positif dari ilmu yang saya pelajari.
Saya berharap dapat memanfaatkan beasiswa ini tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi
juga sebagai sarana untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar dan membantu
mengembangkan kehidupan beragama yang lebih baik. Semangat saya untuk terus belajar dan
berkontribusi dalam memperluas pengetahuan agama menjadi pendorong utama bagi
keinginan saya untuk menjadi bagian dari program ini.

Anda mungkin juga menyukai