MAKALAH
DIMENSI KONTRAK BISNIS
Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Kontrak
Bisnis Dosen Pengampu : Weny Lovia Anggriani S.Sy., M.E
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAKUAN
2023
lOMoARcPSD|23934700
KATA PENGANTAR
i
lOMoARcPSD|23934700
DAFTAR ISI
ii
lOMoARcPSD|23934700
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya bisnis merupakan suatu hal alami sejalan dengan semakin
berkembangnya kehidupan manusia, yang seterusnya berkembang pula kebutuhan
manusia baik dalam skala nasional, maupun internasional. Bahkan pada era global
dewasa ini bisnis yang dilakukan tidak hanya terbatas pada lingkup nasional
semata melainkan lebih dari itu, yakni meliputi lingkup internasional. Sehingga
dalam aktifitas bisnis pun akan melahirkan kontrak bisnis internasional. Kontrak
bisnis internasional akan menimbulkan suatu ketergantungan antara negara yang
satu dengan negara lainnya yang secara realitasnya tidak akan dapat dihindari.
Menurut Boermauna, kontrak (perjanjian) yang dibuat oleh subjek hukum
internasionalmerupakan sumber hukum sebagai instrumen yuridis yang
merangkum keinginan dan tujuan para pihak untuk mencapai tujuan tertentu.
Transaksi bisnis internasional sebagaimana diatur dalam kontrak
internasional, mengikuti dan beradaptasi dengan perkembangan (hukum) kontrak
internasional yang bergantung kepada perkembangan transaksi bisnisnyabeserta
ketentuan hukumnyadan kontrak menjadi bagian penting, maka dengan sendirinya
ketentuan hukum terkait dengan bisnis menjadi perhatian serius. Beragamnya
ketentuan hukum nasional yang dimiliki oleh masing-masing negara memicu
timbulnya tuntutan (kebutuhan) terhadap peraturan yang berlaku secara universal.
B. Rumusan Masalah
a) Apa Yang Dimaksud Kontrak Bisnis Internasional
b) Apa Yang Dimaksud Kontrak Bisnis Internasional Berdimensi Publik
c) Apa Yang Dimaksud Kontrak Bisnis Nasional
C. Tujuan Makalah
a) Mengetahui Apa Yang Dimaksud Kontrak Bisnis Internasional
b) Mengatahui Apa Dimaksud Kontrak Bisnis Internasional Berdimensi
Publik
c) Mengetahui Yang Dimaksud Kontrak Bisnis Nasional
BAB II
1. Istilah Kontrak Istilah kontrak dipakai dalam praktek bisnis selain istilah
perjanjian dan persetujuan. Kerancuan akan istilah kontrak atau perjanjian masih
sering diketemukan dalam praktek bisnis. Pelaku bisnis memahami bahwa kedua
istilah antara perjanjian dan kontrak mempunyai pengertian yang berbeda. Mariam
Darus Badrulzaman, menganut pandangan yang menyatakan bahwa istilah kontrak
dan perjanjian mempunyai pengertian yang sama. Pendapat berbeda dikemukakan
oleh Ricardo Simanjutak, yang menyatakan bahwa:42 “Adapun pengertian kontrak
secara tegas dimaksudkan sebagai kesepakatan para pihak yang mempunyai
konsekuensi hukum yang mengikat. Walaupun istilah kontrak merupakan istilah
yang telah lama diserap ke dalam bahasa Indonesia, karena secara tegas digunakan
dalam KUHPerdata, pengertian kontrak tidak dimaksudkan seluas dari pengertian
perjanjian seperti yang dimaksudkan dalam Pasal 1313 KUHPerdata. Pengertian
kontrak lebih dipersamakan dengan pengertian dari perikatan ataupun hukum
perikatan yang digambarkan dalam Pasal 1233 KUHPerdata.”
BAB II
PEMBAHASAN
2
lOMoARcPSD|23934700
adalah suatu kontrak yang mana para pihak yang berkontrak memiliki tempat
usaha di Negara yang berkaitan.
Unsur asing tersebut menjadi indikator suatu kontrak merupakan kontrak
nasional yang terdapat unsur asing, adalah sebagai berikut:3
a. Kebangsaan berbeda
b. Domisili hukum berbeda dari para pihak
c. Hukum dipilih adalah hukum asing termasuk asas-asas kontrak
internasional terhadap kontrak yang dibuat
d. Penyelesaian sengketa kontrak dilaksanakan di luar negeri
e. Penandatanganan kontrak dilakukan di luar negeri
f. Objek kontrak berada di luar negeri
g. Bahasa dan mata uang yang digunakan dalam kontrak adalah bahasa dan
mata uang asing.
Dalam kontrak bisnis internasional ada 2 (dua) prinsip fundamental hukum
kontrak internasional yaitu: prinsip kedaulatan/supremsi hukum nasional dan
prinsip dasar kebebasan berkontrak (freedom of the contract atau the party's
autonomy). Kekuatan mengikat hukum nasional adalah mutlak dan kedudukannya
adalah sebagai hukum yang penting.
Dengan demikian maka, terlihat jelas bahwa secara mendasar yang
merupakan unsur asing yaitu kebangsaan berberbeda. Unsur berbedanya
kebangsaan para pihak dalam suatu kontrak bisnis internasional sebagai realitas
memiliki konsekuensi yaitu dalam suatu kontrak internasional dimungkin adanya
2 (dua) sistem hukum berbeda. Unsur asing yang dimaksud adalah adanya
keterkaitan sistem hukum dari (Negara) salah satu pihak yang terlibat dalam
kegiatan kontrak tersebut sebagaimana pilihan hukum (choice of law) yang
disepakati diantara para pihak.
Dari sifat dan ruang lingkup hukum yang mengikatnya, kontrak dapat
berupa kontrak nasional dan kontrak internasional. Kontrak nasional adalah
3
lOMoARcPSD|23934700
kontrak yang dibuat oleh dua atau lebih person (subyek hukum) dalam suatu
wilayah negara, yang mana tidak terdapat unsur asingnya. Berbeda dengan
kontrak internasional, adalah suatu kontrak yang di dalamnya ada atau terdapat
unsur asing (foreign element). Unsur asing dalam kontrak yaitu adanya perbedaan
kewarganegaraan para pihak yang berkontrak, lokasi, perbedaan hukum, orientasi
pasar (market target), perbedaan bahasa, mata uang transaksi dan tradisi.4
Kontrak Internasional merupakan salah satu bagian dari Hukum Perdata
Internasional. Hukum Perdata Internasional adalah seperangkat kaidah hukum
nasional yang mengatur peristiwa atau hubungan hukum yang mengandung unsur-
unsur transnasional (atau unsur-unsur ekstratorial). Oleh karena itu, jika suatu
peristiwa hukum di bidang perdata mengandung unsur asing, maka peristiwa ini
termasuk dalam bidang hukum perdata internasional. Maka dalam kontrak yang
merupakan unsur pembeda antar kontrak berskala nasional dan kontrak berskala
internasioanal adalah adanya unsur asing dalam sebuah kotrak yang dibuat oleh
para pihak.
Kontrak bisnis Internasional sebagai suatu perjanjian, haruslah memenuhi
unsur-unsur perjanjian antara lain sebagai berikut:5
1. Unsur essensialia
Unsur ini merupakan unsur utama, artinya mutlak yang harus selalu ada
dalam setiap perjanjian
2. Unsur naturalia
Lazim terdapat secara alami dan melekat pada suatu perjanjian (bawaan
perjanjian)
3. Unsur accidentalia
Unsur yang secara tegas diperjanjiakan, diatur secara khusus oleh para
pihak dimana undang-undang tidak mengatur mengenai hal tersebut.
Pasal 1320 KUHPerdata mengatur syarat sahnya dari suatu perjanjian
yaitu:
4 Ida Bagus Wyasa Putra, Ni Ketut Supasti Dharmawan.” Hukum Bisnis Pariwisata et
al” Bandung: Refika Aditama, 2003) hlm,1.
5 Mariam Darus Badrulzaman. “KUHperdata Buku III”(Bandung: Alumni, 2006) hlm,99
4
lOMoARcPSD|23934700
5
lOMoARcPSD|23934700
Dalam hal ini akan dapat menentukan apakah telah terjadi kontrak
adanya pernyataan, jika terjadi perbedaan antara kehendak dengan
pernyataan sama kontrak tetap terjadi.
c) Teori kepercayaan
menurut teori ini yang menentukan apakah telah terjadi kontrak atau
belum adalah pernyataan seseorang yang secara objektif dapat
dipercaya.
6
lOMoARcPSD|23934700
7
lOMoARcPSD|23934700
8
lOMoARcPSD|23934700
yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antara
negara dengan negara; negara dengan subjek hukum bukan negara atau subjek
hukum bukan negara satu sama lain."
Dalam hal ini Indonesia sebagai negara hukum juga memiliki peraturan
perundang-undangan yang secara khusus mengatur mengenai perjanjian
internasional dalam rangka mendukung penyelenggaran hubungan luar negeri
yang lebih terarah, terpadu dan berlandaskan kepastian hukum sebagaimana
rumusan Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang
Perjanjian Internasional (UU PI), menyatakan bahwa "Perjanjian Internasional
adalah perjanjian, dalam bentuk dan nama tertentu, yang diatur dalam hukum
internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di
bidanghukum publik".
Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (3).Undang-undang Nomor 37 Tahun
1999 tentang Hubungan Luar Negeri (HLN) menyatakan bahwa "Perjanjian
Internasional adalahperjanjian yang dalam bentuk dan sebutan apapun, yang
diatur oleh hukum intgernasional dan dibuat secara tertulis oleh pemerintah
RepublikIndonesia dengan satu atau lebih negara, organisasi internasional atau
subjek internasional lainnya, serta menimbulkan hak dan kewajiban pada
Pemerintah Republik Indonesia yang bersifat hukum publik". Dari uraian kedua
aturan hukum di atas mengenai pengertian penjanjian internasional dapat diambil
kesimpulan bahwa rumusan tersebut merupakan landasan hukum yang mengikat
bagi pemerintah pusat dan pelaku hubungan luar negeri lainnya termasuk unsur-
unsur daerah dalam melaksanakan hubungan luar negeri. Setelah disahkanundang-
undang Nomor 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional (PI), praktik di
Indonesia telah menunjukkan konsistensi praktik, elemen-elemen perjanjian
internasional sebagaimana dimaksud Konvensi Wina telah dipenuhi. Meskipun
dalam pembuatan perjanjian internasional di Indonesia masih terdapat kesulitan
tentang pembedaan yang berkaitan dengan Governed by International Law,
sehingga semua dokumen sepanjang dibuat Pemerintah RI dengan subjek hukum
9
lOMoARcPSD|23934700
10
lOMoARcPSD|23934700
11
lOMoARcPSD|23934700
BAB III
10 Ko Swan Sik. “Beberapa Aspek Kenisbian dan Kesamaran Perjanjian Internasional”
Jurnal Hukum Internasional, LPHI FH UI, Vol. 3, No. 4. Juli 2006, hlm, 484-485.
12
lOMoARcPSD|23934700
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Kontrak Bisnis Internasional Pengertian perjanjian ini mirip
dengan contract pada konsep Anglo-American yang selalu berkaitan dengan
bisnis. Dalam pola pikir Anglo-American, perjanjian dalam bahasa Belanda
overeenkomst dan dalam bahasa Inggris disebut agreement yang mempunyai
pengertian lebih luas dari contract, karena mencakup hal-hal yang berkaitan
dengan bisnis atau bukan bisnis. Untuk agreement yang berkaitan dengan bisnis
disebut contract, sedangkan untuk yang tidak terkait dengan bisnis hanya disebut
agreement.
Kontrak Bisnis yang berdimensi publik adalah suatu kontrak bisnis dimana
salah satu atau para pihaknya adalah Pemerintah atau aparatnya dapat berupa
Presiden selaku kepala administratif, Menteri yang memimpin Departemen,
Kepala Kantor Wilayah, Kepala Staf Angkatan dan lain-lain sepanjang mereka
mempunyai wewenang untuk melakukan dan mengikatkan diri pada suatu
perjanjian. Berbeda dengan subyek hukum yang dikenal dalam hukum perdata,
maka pemerintah atau aparatnya ini lebih merupakan subyek hukum administrasi
negara.
Kontrak nasional adalah kontrak yang dibuat oleh dua atau lebih person
(subyek hukum) dalam suatu wilayah negara, yang mana tidak terdapat unsur
asingnya. Yang mana hukum kontrak sebagai bagian dari hukum privat, yang
memusatkan perhatian pada kewajiban untuk melaksanakan kewajiban sendiri
(self imposed obligation). Dipandang sebagai bagian hukum privat karena
pelanggaran terhadap kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam kontrak, murni
menjadi urusan pihak-pihak yang berkontrak.
B. Saran
Demikian Makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
13
lOMoARcPSD|23934700
Terima kasih atas perhatiannya, telah membaca isi makalah dari kami, tentunya
kami mengharap keritik dan saran dari teman teman agar pembuatan makalah
kedepannya lebih baik.
14
lOMoARcPSD|23934700
DAFTAR PUSTAKA
15