Anda di halaman 1dari 1

Refleksi dan Argumen Kritis (2)

Nama : Maduratna Dewi Febrianti

Bagaimana kata “menuntun” saya maknai dalam konteks sosial budaya (nilai-nilai
luhur budaya) di daerah saya? Apa dapat saya lakukan untuk mewujudkan pendidikan
anak yang relevan dengan konteks sosial budaya di daerah saya?
Kata “menuntun” saya maknai dalam konteks sosial budaya (nilai-nilai luhur budaya)
di daerah saya bahwasannya dalam proses menuntun, seorang pendidik tetap harus waspada.
Kita memang harus terbuka pada perkembangan dan teknologi, akan tetapi jangan sampai
sifat terbuka yang kita lakukan melupakan jati diri kita (sosial budaya). Sebagai seorang
pendidik harus bisa memilah dan menelaah dan tidak menelan mentah-mentah apa yang ada
di luar sana. Pada saat ini kita harus berpikiran luas, mencari sumber belajar dari mana saja
tetapi harus memilah sumber belajar mana yang sesuai dengan sosial-budaya yang kita miliki.
Saya juga memaknai kata ‘menuntun’ sebagai cara kita untuk memberikan arahan kepada
peserta didik untuk tetap berada di garis yang benar sesuai dengan budaya yang ada.
Yang dapat saya lakukan untuk mewujudkan pendidikan yang relevan dengan konteks
sosial budaya di daerah saya adalah dengan mengkolaborasikan dan mengadaptasi sosial
budaya di daerah tempat saya dalam pendidikan. Saya percaya bahwa dengan upaya
penumbuhan rasa bangga terhadap budaya akan memberikan dampak positif bagi peserta
didik. Selain itu, sebagai seorang guru saya akan memberikan arahan dan penekanan kepada
peserta didik bahwasannya kita tidak boleh menerima atau menalan mentah-mentah sumber
atau budaya dari mana saja. Akulturasi harus tetap kita awasi agar kita tidak kehilangan jati
diri.

Anda mungkin juga menyukai