Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya

ISSN : 2599-0055 Volume 1 Nomor 1, November 2017, Hal. 1 – 10

ANALISIS PEMANFAATAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING


BERDASARKAN PENDEKATAN TEORI HEALTH BELIEFE
MODEL PADA LELAKI SUKA LELAKI DAN
WARIA DI KABUPATEN CIAMIS

Euis Teti1, Hilman Mulyana2


STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
euistetihayati@ymail.com
hilmanm95@gmail.com

ABSTRAK

Kurangnya kesadaran dalam memanfaatkan VCT dan kurangnya pemahaman tentang


HIV/AIDS akan mengakibatkan sulitnya mendeteksi kasus HIV/AIDS dan mengatasi
penyebarannya. Berbagai upaya telah dilakukan di kabupaten Ciamis dalam rangka mengatasi
penyebaran maupun penularan penyakit HIV/AIDS. Namun capaian VCT masih kurang terutama
pada kelompok resiko tinggi HIV/AIDS yaitu LSL dan waria. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis factor pemanfaatan VCT berdasarkan pendekatan teori Health Beliefe Model di
Kabupaten Ciamis. Jenis penelitian ini adalah analitik korelasi dengan rancangan case control.
Tujuh puluh responden dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Data dikumpulkan
dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan metode deskriptif korelasi
menggunakan uji chi square. Hasil dari penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara persepsi kerentanan (p value 0,3), persepsi keseriusan (p value 0,3), persepsi
manfaat (p value 1), persepsi hambatan (p value 0,3), isyarat tindakan (p value 1), dan upaya diri
sendiri (p value 1), dengan pemanfaatan VCT. Penggunaan teori HBM dalam menganalisis
pemanfaatan VCT pada LSL dan Waria di kabupaten Ciamis tidak menunjukan hasil yang
bermakna. Diperlukan kajian menggunakan pendekatan teori yang lain khususnya yang
memfokuskan pada faktor external pemanfaatan VCT di Kabupaten Ciamis. Meskipun demikian,
penelitian ini menunjukan persepsi yang masih rendah pada LSL dan waria di Kabupaten Ciamis
tentang pemanfaatan VCT sehingga diperlukan edukasi/startegi/upaya-upaya untuk
meningkatkannya.

Kata kunci : HBM, HIV/AIDS, VCT

PENDAHULUAN didapat dari laporan layanan konseling dan


Data terbaru secara global tes HIV.
menunjukan pada akhir 2014 terdapat Dalam rangka meningkatkan
36.900.000 orang hidup dengan HIV/AIDS. penanggulangan HIV/AIDS yang efektif
Pada tahun yang sama, sekitar 2 juta orang dan komprehensif di Indonesia, pemerintah
terinfeksi baru dan 1,2 juta orang telah melakukan beberapa upaya melalui
meninggal (United Nations Joint Program Strategi dan Rencana Aksi Nasional
on HIV/AIDS [UNAIDS], 2015). Sementara Penanggulangan HIV/AIDS (SRAN).
itu sejak tahun 2005 sampai September Strategi ini meliputi pelayanan pencegahan,
2015 kasus HIV di Indonesia sebanyak perawatan, dukungan dan pengobatan.
184.929 dan kasus AIDS 68.917. Hasil ini Program pencegahan terdiri dari

1
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
ISSN : 2599-0055 Volume 1 Nomor 1, November 2017, Hal. 1 – 10

pencegahan penularan melalui alat suntik, Berbagai upaya telah dilakukan di


promosi kondom dan penyediaan layanan kabupaten Ciamis dalam rangka mengatasi
infeksi menular seksual, pencegahan penyebaran maupun penularan penyakit
PMTCT (Prevention Mother to Child HIV/AIDS, diantaranya yaitu peningkatan
Transmition) dan VCT (Voluntary pengetahuan yang komprehensif tentang
Counseling and testing), program HIV/AIDS pada kelompok usia 15- 24
perawatan, dukungan dan pengobatan tahun. Disamping itu, mobile VCT juga
berupa pemberian anti retroviral rutin dan sudah dilakukan oleh petugas kesehatan
pengobatan pasien dengan infeksi mulai dari tingkat dinas kesehatan sampai
oportunistik (Komisi Penanggulangan AIDS tingkat puskesmas (kecamatan sampai
[KPA], 2010). tingkat dusun atau posyandu). Mobile VCT
VCT merupakan salah satu strategi juga dilakukan pada hotel-hotel yang ada di
kesehatan masyarakat yang dilakukan Ciamis, unit rehabilitasi, rumah tahanan
untuk menangani penyebaran HIV/AIDS bahkan ke tempat-tempat para kelompok
(Depkes RI, 2006). VCT memberikan resiko tinggi berkumpul. Akan tetapi, upaya
keuntungan bagi klien dengan hasil tes ini belum dapat dilakukan secara maksimal
positif maupun negatif dengan fokus karena keterbatasan sumber daya manusia
pemberian dukungan terapi ARV, dapat (Profil Dinkes, 2015).
membantu mengurangi stigma di Menurut asumsi peneliti, teori HBM
masyarakat, serta dapat memudahkan akses dapat diterapkan jika dikaitkan dengan
ke berbagai layanan kesehatan maupun kondisi di Kabupaten Ciamis. Pendekatan
layanan psikososial yang dibutuhkan klien. teori HBM diharapkan dapat menjelaskan
Kabupaten Ciamis merupakan salah faktor-faktor yang mempengaruhi
satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat pemanfaatan VCT pada orang risiko tinggi
dengan angka kejadian HIV-AIDS yang HIV/AIDS khususnya pada LSL dan Waria
mengalami peningkatan cukup signifikan di Kabupaten Ciamis sehingga dengan
pada tahun 2015 yaitu dari 102 penderita mengetahui faktor-faktor yang
HIV/AIDS menjadi 237 (Profil Dinas berhubungan dengan pemanfaatan VCT,
Kesehatan Kabupaten Ciamis, 2015). tenaga kesehatan dapat menentukan
Beberapa permasalahan yang muncul di rencana dan strategi selanjutnya agar
kabupaten Ciamis terkait kasus HIV baru pemanfaatan VCT dapat ditingkatkan.
terus bertambah dikarenakan masih Berdasarkan uraian diatas, peneliti
kurangnya informasi masyarakat tentang tertarik untuk melakukan penelitian
cara penularan dan pencegahan HIV. menggunakan pendekatan teori HBM.
Kabupaten Ciamis memiliki 14 layanan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
HIV yang terdiri 13 Puskesmas dan 1 factor-faktor yang berhubungan dengan
RSUD diketahui sampai saat ini cakupan pemanfaatan VCT pada LSL dan Waria di
pemanfaatan VCT nya masih terbatas. kabupaten Ciamis terutama dengan
Kelompok risiko tinggi sebagian belum menggunakan pendekatan teori Health
mau melakukan VCT dengan berbagai Beliefe Model.
alasan seperti takut dengan hasil tes yang
positif, merasa tidak berisiko terhadap
HIV/AIDS, tidak tahu dengan VCT, serta METODE PENELITIAN
perasaan takut distigma. Apabila hal ini Penelitian ini merupakan penelitian
tidak segera ditindaklanjuti, dikhawatirkan analitik korelasi dengan rancangan case
akan terjadi penyebaran HIV/AIDS yang control. Peneliti meneliti hubungan sebab
semakin tinggi (Laporan Dinkes, 2015). akibat antar variabel tanpa adanya

2
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
ISSN : 2599-0055 Volume 1 Nomor 1, November 2017, Hal. 1 – 10

intervensi peneliti untuk mempelajari Veteran Medan”. Selanjutnya, instrumen


dinamika korelasi antara faktor-faktor ini dikembangkan peneliti dengan
risiko dengan efek, dengan pendekatan, menambahkan item self efficacy yang
observasi atau pengumpulan data sekaligus sebelumnya tidak ada. Uji konten validitas
pada suatu saat. Populasi dalam penelitian instrumen dilakukan melalui evaluasi oleh
ini adalah seluruh orang beresiko tinggi 2 orang ahli yaitu 1 orang dari Fakultas
yaitu LSL dan Waria di Kabupaten Ciamis Keperawatan Universitas Padjadjaran dan 1
tahun 2015 sebanyak 1456 (1400 orang orang konsultan WHO bidang HIV. Setelah
LSL dan 56 orang Waria). Penentuan itu, dilakukan uji konstruk dengan
jumlah sampel menggunakan cara menyebar kuesioner kepada 20 responden
perhitungan Rule of Thumb berdasarkan yang tidak diikutsertakan dalam penelitian
rasio 10 : 1 (satu variabel bebas minimal kemudian diuji validitas menggunakan
harus ada 10 sampel) dengan jumlah yang SPSS dan didapatkan hasil sig. (1-tailed) <
dianjurkan yaitu 10 kali jumlah variabel 0,05 dengan hasil uji konstruk validitas
bebas. Berdasarkan rasio tersebut, jumlah valid semua. Sementara itu, uji realilabilitas
sampel dalam penelitian ini adalah 7 dilakukan pada 20 orang LSL dan Waria
variabel yang terdiri dari 6 variabel bebas dan didapatkan nilai alpha Cronbach untuk
dan 1 variabel terikat kali 10 maka jumlah masing-masing kuesioner persepsi
sampel adalah sebanyak 70 orang (35 orang kerentanan, keseriusan, manfaat, hambatan,
yang memanfaatkan VCT dan 35 orang isyarat tindakan, dan upaya diri sendiri
yang belum memanfaatkan VCT) baik dengan pemanfaatan VCT sebesar 0,854;
waria maupun LSL yang ada di wilayah 0,792; 0,810; 0,797; 0,785; 0,733.
Kabupaten Ciamis. Kesimpulan dari hasil ini adalah kuesioner
Pengumpulan data dilaksanakan reliabel.
sejak tanggal 1 Juli sampai 7 Juli 2016. Peneliti membagikan kuesioner
Instrumen yang digunakan dalam penelitian kepada responden melalui petugas yang
ini berupa lembar kuesioner yang merujuk telah ditentukan dan diberi penjelasan
pada instrumen yang sudah ada dengan sebelumnya, yaitu ketua LSM, ketua
judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi Waria dan dari perwakilan LSL.
pemanfaatan layanan Voluntary Counseling Instrumen kemudian disebar oleh ketiga
and testing (VCT) pada kelompok petugas tersebut ke semua LSL dan Waria
risiko HIV/AIDS di klinik IMS dan VCT yang ada di kabupaten Ciamis.

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Karakteristik Responden Analisis faktor pemanfaatan Voluntary
Counseling and Testing (VCT) berdasarkan pendekatan teori Health Beliefe
Model (HBM) pada LSL dan Waria di Kabupaten Ciamis (n=70).

Karakteristik Pemanfaatan VCT Total p value


YA TIDAK
(n = 35) f (n = 35) f
(%) (%)
Jenis kelamin
Tidak menjawab 2(6) 2(6) 4(6) 1
Laki-laki 33(94) 33(94) 66(94)
Usia

3
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
ISSN : 2599-0055 Volume 1 Nomor 1, November 2017, Hal. 1 – 10

17-25 18(51) 25(71) 43(61)


26-35 14(40) 8(23) 22(31) 0,752
36-45 2(6) 2(6) 4(6)
46-55 1(3) 0 1(2)
Pendidikan
SD/sederajat 1(2) 0 1(2)
SMP sederajat 2(6) 5(14) 7(10) 0,175
SMA/ sederajat 30(86) 24(69) 54(77)
D-3- S1 2(6) 6(17) 8(11)
Sumber pendapatan
Gaji karyawan 12(34) 26(74) 38(54)
Wiraswasta 19(54) 8(23) 27(39) 0,007
Uang saku pelajar 2(6) 0 2(3)
Tidak bekerja 2(6) 1(3) 3(4)
Status pernikahan
Belum menikah 32(91) 34(97) 66(94) 0,498
Menikah 1(3) 0 1(12)
Janda/Duda 2(6) 1(3) 3(4)
Aktif Seksual
Ya 26(74) 30(86) 56(80) 0,232
Tidak 9(26) 5(14) 14(20)
Memiliki prilaku seksual
beresiko
Tinggi 35(100) 35(100) 70(100) 0,498
Rendah 0 0 0(0)

Tabel 2. Hubungan persepsi kerentanan dengan pemanfaatan VCT

Total p
Pemanfaatan VCT
(n=70) f(%) value
Persepsi YA TIDAK
kerentanan (n=35) f(%) (n=35) f(%)
Tinggi 18(51) 13(37) 31(44) 0,3
Rendah 17( 49) 22(63) 39(56)
35(100) 35(100) 70(100)

Tabel 3. Hubungan persepsi keseriusan dengan pemanfaatan VCT

Total
Pemanfaatan VCT p value
(n=70) f(%)
Pesepsi YA TIDAK
keseriusan (n=35) f(%) (n=35) f(%)
Tinggi 17(49) 12(34) 29(41) 0,3

4
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
ISSN : 2599-0055 Volume 1 Nomor 1, November 2017, Hal. 1 – 10

Rendah 18(51) 23(66) 41(59)


35(100) 35(100) 70(100

Tabel 4. Hubungan persepsi manfaat dengan pemanfaatan VCT

Total
Pemanfaatan VCT p value
(n=70) f(%)
Persepsi YA TIDAK
manfaat (n=35) f(%) (n=35) f(%)
Tinggi 17(49) 16(46) 33(47) 1
Rendah 18(51) 19(54) 37(53)
35(100) 35(100) 70(100)

Tabel 5. Hubungan persepsi hambatan dengan pemanfaatan VCT

Total p value
Pemanfaatan VCT
(n=70) f(%)
Persepsi hambatan YA TIDAK
(n=35) f(%) (n=35) f(%)
Tinggi 10(29) 15(43) 25(36) 0,3
Rendah 25(71) 20(57) 45(64)
35(100) 35(100) 70(100)

Tabel 6. Hubungan Isyarat tindakan dengan pemanfaatan VCT

Total
Pemanfaatan VCT p value
(n=70) f(%)
Isyarat tindakan YA TIDAK
(n=35) f(%) (n=35) f(%)
Tinggi 14(40) 14(40) 28(40) 1
Rendah 21(60) 21(60) 42(60)
35(100) 35(100) 70(100)

Tabel 7. Hubungan upaya diri sendiri dengan pemanfaatan VCT

Total
Pemanfaatan VCT p value
(n=70) f(%)
Upaya diri YA TIDAK
sendiri (n=35) f(%) (n=35) f(%)
Tinggi 16(46) 16(46) 32(46) 1
Rendah 19(54) 19(54) 38(54)

5
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
ISSN : 2599-0055 Volume 1 Nomor 1, November 2017, Hal. 1 – 10

35(100) 35(100) 70(100)

faktor yang mempengaruhi hal ini, karena


meskipun pada saat ditanya tahu tentang
PEMBAHASAN VCT responden menjawab ya semua, tidak
Pemanfaatan VCT menutup kemungkinan pemahaman tentang
Hasil penelitian ini menunjukkan VCT itu sendiri belum maksimal.
bahwa responden yang melakukan VCT Keterbatasan sarana dan prasarana
atas dorongan diri sendiri atau atas dasar yang ada menurut peneliti juga merupakan
niat hanya ada 2 orang (6%) dan salah satu faktor penyebab karena dari 26
kebanyakan responden mau melakukan kecamatan yang memiliki 37 puskesmas
VCT 22 orang (63%) hanya atas dorongan hanya baru ada 13 puskesmas dan satu
petugas LSM dan tenaga kesehatan. Jadi RSUD yang memiliki tempat layanan VCT.
memang belum terlihat adanya kesadaran Tempat layanan yang ada di kabupaten
atau niat sendiri untuk perubahan perilaku Ciamis, berada dalam lingkup puskesmas
seseorang. Teori ini menghubungkan sehingga orang yang mau melakukan VCT
keyakinan (belieft), sikap (attitude), sebelumnya akan bertemu dengan banyak
kehendak (intension) dan perilaku orang dan tidak menutup kemungkinan
(behaviour). Menurut Wang (2009), bertemu dengan orang-orang yang mereka
pemanfaatan VCT disebabkan karena kenal. Hal ini sebagai salah satu sebab
adanya pengetahuan yang cukup tentang kenapa masih banyak kelompok resiko
VCT, merasa beresiko, dan adanya tinggi yang belum memanfaatkan VCT.
pengaruh dan ajakan dari luar. Responden Hasil penelitian ini tidak sejalan
di kabupaten Ciamis tingkat pendidikannya dengan beberapa penelitian sebelumnya.
sudah kebanyakan SMA, bahkan ada yang Menurut asumsi peneliti perbedaan hasil
D-3 sampai S-1 tapi hal belum menjamin penelitian tersebut disebabkan oleh
pengetahuan responden tentang VCT dan beberapa hal, diantaranya mungkin karena
HIV/ AIDS sudah mencukupi, karena bisa faktor tempat, kondisi, dan budaya. Kondisi
saja yang pendidikannya tinggi justru tempat layanan VCT yang ada di kabupaten
sebenarnya belum paham betul tentang Ciamis baru ada di 13 puskesmas dan 1
manfaat yang dirasakan apabila RSUD memang belum cukup memadai
memanfaatkan VCT. untuk persaratan suatu layanan, hanya
Hal ini juga didukung dengan data konselor memberikan waktu layanan
laporan dari dinas kesehatan bahwa memang dijam kerja sehingga tidak
peningkatan pengetahuan yang menutup kemungkinan kelompok resiko
komprehensif tentang HIV/ AIDS pada tinggi merasa kurang nyaman untuk
kelompok usia 15-24 tahun baru mencapai melakukan VCT.
27,57%, sedangkan jumlah orang yang Kelompok resiko tinggi yang ada di
berumur ≥ 15 tahun yang menerima kabupaten Ciamis khususnya LSL dan
konseling dan tahu status HIV baru waria sesekali berkumpul dalam suatu
mencapai 40,36% sehingga memang tempat, apalagi waria sudah terbentuk
pengetahuan yang cukup tentang VCT adanya organisasi waria. Menurut asumsi
nampaknya belum dimiliki oleh sasaran peneliti, hal ini merupakan salah satu
terutama pada kelompok resiko tinggi HIV alasan tidak ditemukan hubungan yang
(LSL dan Waria) di Kabupaten Ciamis. signifikan antara persepsi kerentanan,
Kurangnya penyampaian edukasi dari persepsi keseriusan, persepsi manfaat,
petugas juga bisa merupakan salah satu persepsi hambatan, isyarat tindakan dan

6
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
ISSN : 2599-0055 Volume 1 Nomor 1, November 2017, Hal. 1 – 10

upaya diri sendiri dengan pemanfaatan VCT didapat bahwa informasi VCT yang paling
antara responden yang belum tinggi didapatkan dari teman dan petugas
memanfaatkan dengan responden yang sedangkan responden yang menjawab
sudah memanfaatkan VCT. Tidak menutup mendapatkan informasi dari petugas LSM
kemungkinan mereka sudah terbiasa hidup dan tenaga kesehatan hanya 11%. Hal ini
dengan orang yang mungkin menderita HIV menunjukan informasi yang didapat
sehingga merasa kehidupannya biasa saja. memang belum mencukupi, sehingga
Akan tetapi, memang dari segi positifnya pemahaman persepsi kerentanan ini harus
dengan kebersamaan mereka terlihat terus ditingkatkan.
adanya ikatan kekeluargaan satu dengan Penelitian ini sejalan dengan
yang lainnya dan adanya dukungan yamg penelitian Yahaya, Jimoh, dan Balagon
diberikan oleh komunitasnya sendiri (2010) bahwa faktor penghambat
terhadap penderita HIV. pemanfaatan VCT salah satunya adalah
kurangnya pengetahuan, kurang memadai
Keterkaitan Faktor-faktor dengan pusat layanan VCT. Hal ini terlihat pada
Pemanfaatan VCT item kuesioner tentang pengetahuan VCT
1) Persepsi kerentanan dengan meskipun responden yang tidak
pemanfaatan VCT memanfaatkan VCT yang menjawab tahu
Hasil penelitian menunjukan bahwa tentang VCT sudah cukup banyak yaitu
semakin tinggi persepsi kerentanan 66% namun tidak menutup kemungkinan
seseorang maka semakin tinggi pula arti tahu disini belum dapat diukur
tindakan atau perubahan perilaku LSL dan pemahamannya seperti apa, sehingga
Waria dalam memanfaatkan VCT. meskipun responden sudah tahu tapi belum
Penelitian ini sejalan dengan penelitian mau memanfaatkan VCT.
Abebe (2006) bahwa faktor yang
mempengaruhi pemanfaatan VCT salah 2) Persepsi keseriusan dengan
satunya adalah responden yang memiliki pemanfaatan VCT
persepsi kerentanan tinggi. Hal ini terlihat Responden yang tidak memanfaatkan
dari instrumen tentang informasi VCT VCT memiliki persepsi keseriusan rendah
responden mendapatkan informasi yang 66%. Hal ini menunjukan bahwa responden
paling tinggi adalah dari petugas LSM dan yang memiliki persepsi keseriusan rendah
tenaga kesehatan yaitu sebanyak 54 %, dan lebih banyak tidak memanfaatkan VCT.
sebagian kecil responden mendapatkan Dihubungkan dengan teori HBM seseorang
informasi dari teman, koran, brosur, akan melakukan suatu tindakan pengobatan
internet, dan pasangan. Hal ini jelas atau pencegahan terhadap suatu penyakit
menunjukan bahwa peran petugas LSM dan karena keseriusan yang dirasakannya.
tenaga kesehatan dalam upaya Hal ini sejalan dengan penelitian
penyampaian informasi sudah cukup baik yang dilakukan Misir (2013) bahwa faktor
dan terasa hasilnya. Responden yang tidak penghambat pemanfaatan VCT salah
memanfaatkan VCT, sebaliknya yang satunya adalah persepsi keseriusan rendah,
memiliki persepsi kerentanan rendah lebih hal ini terlihat dari 51% responden yang
banyak dibanding responden yang memiliki memanfaatkan VCT memiliki persepsi
persepsi kerentanan tinggi. Hal ini keseriusan rendah dan 66% yang tidak
bertentangan dengan teori prilaku HBM, memanfaatkan VCT juga memiliki persepsi
penelitian Abebe (2006) dan Afridi et al keseriusan rendah. Begitu juga menurut
(2008). Jika melihat hasil instrumen Abebe dan Mitikie (2015) bahwa faktor
responden yang tidak memanfaatkan VCT penghambat pemanfaatan VCT adalah salah

7
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
ISSN : 2599-0055 Volume 1 Nomor 1, November 2017, Hal. 1 – 10

satunya karena persepsi keseriusan penyampaian edukasi dari petugas


terhadap penyakit HIV/AIDS masih rendah. kesehatan yang masih kurang hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang didapat,
3) Persepsi manfaat dengan karena bisa saja responden yang memiliki
pemanfaatan VCT hambatan rendah ini ketika terpapar
Responden yang memanfaatkan VCT informasi tentang HIV dan VCT belum
yang memiliki persepsi manfaat tinggi 49% faham betul tentang makna yang
dan yang memiliki persepsi manfaat rendah sebenarnya. Dengan demikian, evaluasi
lebih banyak yaitu 51%. Responden yang setelah penyampaian edukasi perlu
tidak memanfaatkan VCT memiliki persepsi dilakukan salah satunya dengan tanya
manfaat tinggi 46% dan memiliki persepsi jawab atau menanyakan beberapa
hambatan rendah 54% makna dari persepsi pertanyaan kepada LSL dan Waria setelah
manfaat ini responden yang memanfaatkan memberikan KIE. Responden yang sudah
VCT adalah responden yang memiliki memanfaatkan VCT adalah responden yang
persepsi manfaat yang tinggi. Hasil ini memiliki persepsi hambatan yang rendah,
disebabkan salah satunya oleh adanya meskipun masih ada juga responden yang
dorongan LSM dan petugas kesehatan persepsi hambatannya tinggi masih tetap
sangat dominan. Dalam hal ini peran melakukan VCT. Responden yang tidak
petugas kesehatan dalam hal edukasi sudah memanfaatkan VCT adalah responden yang
dirasakan hasilnya karena dari instrumen persepsi hambatannya cukup tinggi,
penelitian terlihat bahwa dorongan LSM walaupun memang lebih dari setengahnya
dan petugas kesehatan besar pengaruhnya yang tidak memanfaatkan VCT memiliki
terhadap responden dalam memanfaatkan persepsi hambatan rendah.
VCT.
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Abebe (2006), Abebe dan 5) Isyarat tindakan denganpemanfaatan
Mitikie (2015), yang menyatakan bahwa VCT
faktor pendorong pemanfaatan VCT Hasil statistik Isyarat tindakan
responden yang merasakan adanya manfaat dengan pemanfaatan VCT memang
dalam melakukan VCT dan responden yang menunjukan tidak ada hubungan yang
memiliki persepsi yang tinggi tentang signifikan. Responden yang memanfaatkan
manfat yang dirasakan dalam pemanfaatan VCT memiliki isyarat tindakan tinggi
VCT. sebanyak 40% dan isyarat tindakan rendah
sebanyak 60%. Begitu pula responden yang
4) Persepsi hambatan dengan tidak memanfaatkan VCT memilik isyarat
pemanfaatan VCT tindakan yang sama dengan yang
Responden yang memanfaatkan VCT memanfaatkan.
pada penelitian ini adalah responden yang Menurut teori HBM, seseorang akan
memiliki persepsi hambatan rendah. Hasil menerima isyarat untuk bertindak hal ini
penelitian ini sejalan dengan teori HBM, merupakan pemicu yang membuat orang
bahwa tindakan seseorang tergantung pada tersebut merasa perlu untuk mengambil
manfaat yang dirasakan dan hambatan yang tindakan. Menurut Rosenstock (1982),
ditemukan. Penelitian ini tidak sejalan dalam melakukan tindakan kesehatan
dengan penelitian Abebe (2006) bahwa terdapat faktor pencetus untuk memutuskan
seseorang yang memilik persepsi hambatan menerima atau menolak alternatif tindakan
tinggi kurang bersedia untuk melakukan tersebut. Berdasarkan beberapa referensi
VCT. Jika dihubungkan dengan yang diambil dapat disimpulkan meskipun

8
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
ISSN : 2599-0055 Volume 1 Nomor 1, November 2017, Hal. 1 – 10

memiliki kesamaan jumlah dalam isyarat kelompok resiko tinggi akan berbeda
tindakan baik yang memanfaatkan maupun dengan kelompok masyarakat biasa.
yang tidak memanfaatkan namun dalam Selain persepsi masih banyak faktor
kontek program adanya responden lain yang mempengaruhi pemanfaatan VCT
sebanyak 40% yang memiliki isyarat tinggi yaitu salah satunya keterpaparan informasi
sehingga mau memanfaatkan VCT sudah yang cukup, adanya dukungan dari orang
sangat bermakna. Upaya yang dilakukan terdekat sangat berpengaruh terhadap
petugas dalam penyampaian KIE terlihat pemanfaatan VCT (Wang, 2011). Dari hasil
ada hasilnya, karena memang tidak mudah yang didapat, ternyata dukungan dari
untuk mengajak seseorang melakukan VCT. orang-orang terdekat belum didapatkan,
karena kebanyakan responden melakukan
6) Upaya diri sendiri dengan VCT baru atas dorongan dari petugas lsm
pemanfaatan VCT dan kesehatan yaitu sebanyak 22 orang
Upaya diri sendiri juga secara (62%). Berdasarkan hal ini, peneliti
statistik menunjukan tidak ada hubungan menyimpulkan bahwa responden yang
yang signifikan, karena hasil penelitian belum melakukan VCT enggan bermasalah
menunjukan jumlah yang sama antara dengan keluarga atau teman terdekat,
responden yang memanfaatkan dan karena tidak menutup kemungkinan setelah
responden yang tidak memanfaatkan VCT. di VCT dan hasil positif akan berdampak
Namun demikian hal ini tetap memiliki negatif bagi diri responden, yaitu dijauhi
makna yang kuat dalam kontek program. oleh pasangan/orang terdekat bahkan
Hal ini terlihat pada responden yang keluarga.
memiliki upaya diri sendiri tinggi hampir Disamping itu, menurut asumsi
setengahnya mau memanfaatkan VCT. peneliti perbedaan hasil yang didapatkan
Dari keseluruhan hasil uji bivariat dengan penelitian sebelumnya karena
analisis korelasi dengan menggunakan chi mungkin ada faktor lain yang
square didapatkan hasil bahwa tidak ada mempengaruhi VCT yang perlu di gali
hubungan yang signifikan antara persepsi untuk mengetahui penyebab responden
kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi yang sudah memanfaatkan maupun yang
manfaat, persepsi hambatan, isyarat belum memanfaatkan tidak menunjukan
tindakan dan upaya diri sendiri dengan adanya hubungan yang signifikan. Mungkin
pemanfaatan VCT karena didapatkan hasil p sebenarnya pemikiran responden yang
value > 0,05. Berdasarkan hasil ini, dapat memanfaatkan dengan yang tidak
disimpulkan bahwa untuk mengubah sebenarnya sama saja, hanya karena ada
perilaku seseorang dibutuhkan faktor dari faktor lain yang dalam hal ini merupakan
dalam individu itu sendiri terutama niat keterbatasan peneliti sehingga tidak dapat
yang kuat dan faktor-faktor dari luar yang mengkaji lebih maksimal.
mendukung perubahan prilaku seseorang.
Dengan demikian, seorang perawat
komunitas harus tetap memperhatikan SIMPULAN
faktor persepsi dalam diri individu dan juga Berdasarkan hasil penelitian dan
faktor-faktor lain yang mendukung seperti pembahasan, maka simpulan dari penelitian
sarana dan prasarana layanan yang optimal, ini yaitu:
kenyamanan responden baik dari petugas 1. Responden yang memanfaatkan VCT
maupun tempat pelayanan, dan adalah responden yang memiliki
keterampilan atau ke profesionalan petugas. persepsi kerentanan rendah namun
Hal ini dikarenakan pendekatan kepada hasil penghitungan statistik tidak ada

9
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
ISSN : 2599-0055 Volume 1 Nomor 1, November 2017, Hal. 1 – 10

hubungan yang signifikan antara Testing, using Health Belief Model


persepsi kerentanan terhadap penyakit in Butajira, SNNPR.
dengan pemanfaatan VCT pada LSL Glanz, K., Marcus Lewis, F. & Rimer, B.K.
dan Waria di Kabupaten Ciamis. (1997). Theory at a Glance: A Guide
2. Responden yang memiliki persepsi for Health Promotion Practice.
keseriusan rendah adalah responden National Institute of Health.
yang tidak memanfaatkan VCT, namun Kemenkes RI, (2015). Laporan kasus
hasil penghitungan statistik tidak ada HIV/AIDS 2015,Jakarta, Kemenkes
hubungan yang signifikan antara R.,I, 2015.
persepsi keseriusan terhadap ancaman KPA Nasional, (2010). Strategi dan
kesehatan dengan pemanfaatan VCT Rencana Aksi Nasional
pada LSL dan Waria di Kabupaten Penanggulangan HIV dan AIDS
Ciamis. Meshesha, B. (2014). Factors influencing
3. Responden yang memiliki persepsi voluntary counseling and testing
manfaat rendah adalah responden yang service utilization associated with
tidak memanfaatkan VCT, namun hasil VCT utilization among youths in
penghitungan statistik tidak ada Arbaminch town: a health belief
hubungan yang signifikan antara model approach. Southern Ethiopia
persepsi manfaat perilaku kesehatan [M.S. thesis], Faculty of Public
(perceived benefit) dengan Health, Jimma University, Jimma,
pemanfaatan VCT pada LSL dan Ethiopia, 2007.
Waria di Kabupaten Ciamis. Misir, P. (2013). HIV/AIDS stigma-
4. Responden yang memiliki persepsi reduction on VCT uptake: An
hambatan rendah adalah responden adapted systematic review. Eastern
yang memanfaatkan VCT, namun hasil Journal of Medicine, 18(4), 150-164.
penghitungan statistik tidak ada Melalui
hubungan yang signifikan antara http://search.proquest.com/docvie
persepsi hambatan perilaku kesehatan w/1553534694?accountid=482907.
(perceived barrier) dengan Odimegwu, C., Adedini, S. A., &
pemanfaatan VCT pada LSL dan Ononokpono, D. N. (2013).
Waria di Kabupaten Ciamis. HIV/AIDS stigma and utilization of
5. Tidak ada hubungan yang signifikan voluntary counselling and testing in
antara isyarat tindakan (cues to action) nigeria. BMC Public Health, 13, 465.
dengan pemanfaatan VCT pada LSL doi:http://dx.doi.org/10.1186/1471 -
dan Waria di Kabupaten Ciamis. 2458-13-465
6. Tidak ada hubungan yang signifikan UNAIDS (2015). Melalui
antara self efficacy atau upaya diri http://www.unaids.org/sites/defaul
sendiri untuk menentukan apa yang t/files/media_asset/20150901_Fac
baik bagi dirinya dengan pemanfaatan tSheet_2015_en.pdf
VCT pada LSL dan Waria di Wang, Y., Li, B., Zheng, J., Sengupta, S.,
Kabupaten Ciamis. Emrick, C. B., Cohen, M. S., &
Henderson, G. E. (2009). Factors
related to female sex workers'
DAFTAR PUSTAKA willingness to utilize VCT service: A
Abebe, A., & Mitikie G. (2015). Perception qualitative study in jinan city,
of High School Students towards northern china. AIDS and Behavior,
Voluntary HIV Counseling and 13(5), 866-

10
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
ISSN : 2599-0055 Volume 1 Nomor 1, November 2017, Hal. 1 – 10

72.doi:http://dx.doi.org/10.1007/s104 Yahaya, L. A., Jimoh, A. A. G., &


61-008-9446-5 Balogun, O. R. (2010). Factors
Wang, Y., Li, B., Pan, J., Sengupta, S., hindering acceptance of HIV/AIDS
Emrick, C. B., Cohen, M. S., & voluntary counseling and testing
Henderson, G. E. (2011). Factors (VCT) among youth in kwara state,
associated with utilization of a free nigeria. African Journal of
HIV VCT clinic by female sex Reproductive Health, 14(3), 159-64.
workers in jinan city, northern china. Melalui
AIDS and Behavior, 15(4), 702-10. http://search.proquest.com/docview/8
doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10461 58850283?accountid=48290
-010-9703-2

11

Anda mungkin juga menyukai