Idoc - Pub - Makalah Tentang Merek
Idoc - Pub - Makalah Tentang Merek
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Merek
Pengertian dari merek secara yuridis tercantum dalam pasal 1 ayat (1) UU
No. 15 tahun 2001 yang berbunyi :
“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-
angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa”.
Sama halnya denga hak cipta dan hak paten serta hak kekayaan intelektual
lainnya maka hak merek juga merupakan bagian dari Hak Kekayaan Intelektual.
Undang-Undang Merk 1992 menyebutkan bahwa merek merupakan salah satu
uwjud dari karya intelektual.sebuah karya yang didasarkan kepada olah pikir
manusia, yang kemudian terjelma dalam bentuk benda immaterial. Suatu hal yang
perlu dipahami dalam setiap kali menempatkan hak merk dalam Hak Kekayaan
Intelektual adalah bahwa, kelahiran hak merk diawali dari temuan-temuannya
dalam bidang hak kekayaan intelektual lainnya,misalnya hak cipta. Pada merek
ada unsur ciptaan,misalnya design logo, atau design huruf. Ada hak cipta dalam
bidang seni. Oleh karena itu dalam hak merek bukan hak cipta dalam bidang seni
itu yang dilindungi, tetapi mereknya itu sendiri.
2.2 Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Merek
Perlindungan hukum merek yang diberikan baik kepada merek asing atau
lokal, terkenal atau tidak terkenal hanya diberikan kepada merek terdaftar.
Perlindungan hukum tersebut dapat berupa perlindungan yang bersifat preventif
maupun represif. Perlindungan hukum yang bersifat preventif dilakukan melaui
pendaftaran merek, sedangkan perlindungan hukum yang bersifat represif
dilakukan jika terjadi pelanggaran merek melalui gugatan perdata dan atau
tuntutan ganti rugi.(2)
Untuk lebih menekankan mengapa hak merek itu harus dilindungi, dalam Pasal 3
UU Merek Tahun 2001 Tentang Merek yang baru berbunyi:
“Hak atas merek adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik
merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu
dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak
lain untuk menggunakannya”.[11]
Jika dilihat dari pengertian yang diberikan oleh ketentuan Pasal 3 UU Merek
Tahun 2001, tidak berarti secara otomatis merek yang dimaksudkan akan
mendapatkan perlindungan hukum. Mengingat konsep perlindungan merek yang
dianut dalam UU Merek di Indonesia mengedepankan prinsip dari first to file
priniple, mengandung arti siapa yang mendaftarkan pertama maka ia yang
mempunyai atas merek tersebut. Jika mengacu kepada UU Merek Tahun 2001
terlihat adanya perbedaan antara merek yang dapat didaftarkan dengan merek
yang tidak dapat didaftarkan dan ditolak. Menurut Pasal 5 UU Merek Tahun 2001
tentang merek ada beberapa unsur suatu merek itu tidak dapat didaftarkan yaitu:
[12]
a. Bertentangan dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku,
moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum.
Di dalam Pasal 2 UU Merek Tahun 2001, merek dapat dibedakan menjadi 2 jenis
yaitu:
Pemohon dapat terdiri dari satu orang atau beberapa orang secara bersama,
atau badan hokum. Dalam hal Permohonan diajukan oleh lebih dari satu
Pemohon yang secara bersama-sama berhak atas Merk tersebut, semua nama
Pemohon dicantumkan dengan memilih salah satu alamat sebagai alamat
mereka.
Syarat Permohonan
2) Etiket Merk
Jumlah etika merk yang diperlukan adalah sebanyak dua puluh helai dengan
ketentuan:
Ukuran
Etiket itu berukuran maksimal 9X9 cm dan minimal 2X2 cm
Warna
Apabila etiket merk berwarna, harus disertai pula satu lembar etiket yang tidak
berwarna (hitam putih)
Terjemahan
Etiket merk yang yang menggunkan bahasa asing dan atau di dalamnya terdapat
huruf selain huruf latin atau angka yang tidak lazim digunakan dalam bahasa
indonesia wajib disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia, dalam huruf lain,
dan dalam angka yang lazim digunakan dalam bahasa Indonesia.
5) Pembayaran biaya