Anda di halaman 1dari 25

TUGAS AKHIR SEMESTER

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK UMUR 3


SAMPAI 5 TAHUN
Dosen Pengampu: Prof. Dr. I Wayan Rasna M.Pd.

Oleh
I Komang Wira Andhika 2212011049

PROGRAM SETUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya, saya berhasil
menyelesaikan Tugas Akhir Semester yang berjudul "Peran Media Sosial Terhadap
Perkembangan Bahasa Anak Umur 3 Dan 5 Tahun." Tujuan penulisan Tugas Akhir Semester
ini adalah untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Psikolinguistik di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
memberikan kontribusi pada pemahaman Psikolinguistik bagi pembaca dan penulis.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. I Wayan Rasna,
M.Pd. yang telah memberikan bantuan moral dan materi dalam penyelesaian tugas ini.
Penghargaan juga saya sampaikan kepada teman-teman sejawat yang telah memberikan
dukungan, memungkinkan kami menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Penelitian ini masih membutuhkan masukan dan kritik dari pembaca. Oleh karena itu,
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan
penelitian ini.

Singaraja, 28 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat............................................................................................................................. 2

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................................... 3

2.1 Perkembangan Bahasa Anak Usia 3-5 Tahun................................................................... 3

2.2 Media Sosial ..................................................................................................................... 3

2.3 Teori Perkembangan Bahasa Anak menurut para Pakar .................................................. 5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 7

3.1 Hasil ................................................................................................................................. 7

3.2 Pembahasan .................................................................................................................... 11

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 20

4.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 20

4.2 Saran ............................................................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, terutama melalui media


sosial, telah membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari banyak
individu. Anak-anak usia dini juga tidak luput dari paparan media sosial ini. Hal ini
menimbulkan pertanyaan mengenai dampak penggunaan media sosial terhadap
perkembangan bahasa pada anak usia 3 hingga 5 tahun. Oleh karena itu, penelitian
mengenai peran media sosial dalam perkembangan bahasa anak usia dini menjadi
sangat penting.
Beberapa studi sebelumnya telah mengungkapkan hubungan antara penggunaan
media sosial dan kemajuan bahasa anak. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan
oleh Valkenburg dan Peter (2011) menemukan bahwa anak-anak yang terpapar media
sosial cenderung menggunakan bahasa yang lebih kompleks dan memiliki keterampilan
berbahasa yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang terbatas paparannya
terhadap media sosial. Penelitian lain oleh Kabali et al. (2015) menunjukkan bahwa
penggunaan media sosial pada usia dini dapat memberikan dampak positif terhadap
perkembangan bahasa anak, termasuk peningkatan dalam keterampilan berbicara dan
penguasaan kosakata.
Walaupun ada beberapa penelitian yang menunjukkan dampak positif, tetapi
juga ada penelitian yang menyoroti potensi risiko penggunaan media sosial terhadap
perkembangan bahasa anak usia dini. Sebagai contoh, penelitian oleh Barr et al. (2010)
menemukan bahwa anak-anak yang menggunakan media elektronik, termasuk media
sosial, secara berlebihan cenderung memiliki keterampilan berbahasa yang lebih rendah
dan mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa.
Di Indonesia, di mana penggunaan media sosial semakin meluas, belum banyak
penelitian yang secara khusus mengeksplorasi peran media sosial dalam perkembangan
bahasa anak usia 3 hingga 5 tahun. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengisi kekosongan pengetahuan tersebut dan memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang bagaimana penggunaan media sosial dapat memengaruhi
perkembangan bahasa pada rentang usia tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran media sosial secara keseluruhan mempengaruhi perkembangan


bahasa anak usia 3 hingga 5 tahun?
2. Apa tantangan dan risiko yang dihadapi oleh orang tua dalam menggunakan
media sosial, dan bagaimana hal ini dapat memengaruhi perkembangan bahasa
anak-anak usia dini?
3. Apa dampak yang ditimbulkan oleh media sosial terhadap perkembangan bahasa
anak usia 3 hingga 5 tahun dalam aspek linguistik, kognitif, dan sosial?
4. Bagaimana solusi untuk mengatasi dampak perubahan yang diakibatkan oleh
media sosial terhadap perkembangan bahasa anak usia 3-5 Tahun ?

1.3 Tujuan

1. Menginvestigasi peran media sosial dalam mempengaruhi perkembangan bahasa


anak usia 3 hingga 5 tahun.
2. Menganalisis tantangan dan risiko yang dihadapi oleh orang tua dalam
menggunakan media sosial, serta dampaknya terhadap perkembangan bahasa
anak-anak usia dini.
3. Mengeksplorasi dampak yang ditimbulkan oleh media sosial terhadap
perkembangan bahasa anak usia 3 hingga 5 tahun dalam aspek linguistik, kognitif,
dan sosia

1.4 Manfaat

1. Memberikan wawasan yang berharga tentang peran media sosial dalam


perkembangan bahasa anak usia 3 hingga 5 tahun.
2. Memberikan panduan praktis bagi orang tua, pendidik, dan profesional Kesehatan
dalam mengelola penggunaan media sosial dan mempromosikan perkembangan
bahasa pada anak-anak usia dini.
3. Menambah pemahaman tentang dampak penggunaan media sosial terhadap
kemampuan bahasa anak-anak secara keseluruhan, serta mempertimbangkan potensi
risiko yang terkait.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Perkembangan Bahasa Anak Usia 3-5 Tahun


Perkembangan bahasa pada anak usia 3 hingga 5 tahun menandai fase penting
dalam proses pembelajaran bahasa mereka. Pada periode ini, anak-anak mulai
memahami dan menguasai berbagai aspek bahasa, seperti kosa kata, struktur kalimat,
dan kemampuan berbicara. Di tengah dominasi era digital, media sosial telah menjadi
bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pengalaman anak-
anak. Peran media sosial dalam perkembangan bahasa anak usia 3 sampai 5 tahun dapat
memiliki dampak positif atau negatif, tergantung pada cara penggunaannya.
Kemajuan teknologi memungkinkan anak-anak terlibat dalam pengalaman
digital sejak usia dini. Walaupun media sosial dapat memberikan manfaat, seperti akses
ke berbagai sumber informasi dan interaksi dengan orang lain, perlu diakui bahwa
terdapat potensi risiko, seperti paparan konten yang tidak sesuai atau gangguan pada
kualitas interaksi sosial di dunia nyata. Penting juga untuk mempertimbangkan peran
orang tua dan pengasuh dalam mengelola penggunaan media sosial oleh anak-anak.
Dengan pengawasan yang cermat, fokus pada konten edukatif, dan pengaturan waktu
yang bijak, orang tua dapat membantu menjaga keseimbangan antara penggunaan
media sosial yang produktif dan perkembangan bahasa anak.
Penelitian ini akan menyelidiki dampak media sosial terhadap perkembangan
bahasa anak usia 3 sampai 5 tahun, baik secara positif maupun negatif. Kami juga akan
menyajikan panduan praktis untuk membantu orang tua, pengasuh, dan pendidik dalam
mengelola penggunaan media sosial oleh anak-anak pada usia ini. Dengan pemahaman
yang lebih mendalam dan sumber daya yang tepat, diharapkan penggunaan media sosial
pada usia dini dapat menjadi alat efektif untuk mendukung perkembangan bahasa anak-
anak. Berikut adalah beberapa dasar teori yang dapat digunakan untuk memahami peran
media sosial dalam perkembangan bahasa anak usia 3 sampai 5 tahun.

2.2 Media Sosial


Media sosial telah banyak merubah dunia. Memutarbalikkan banyak pemikiran
dan teori yang dimiliki. Tingkatan atau level komunikasi melebur dalam satu wadah
yang disebut jejaring sosial/media sosial. Konsekuensi yang muncul pun juga wajib
diwaspadai, dalam arti media sosial semakin membuka kesempatan tiap individu yang
terlibat di dalamnya untuk bebas mengeluarkan pendapatnya. Akan tetapi kendali diri

3
harusnya juga dimiliki, agar kebebasan yang dimiliki juga tidak melanggar batasan dan
tidak menyinggung pihak lain.
Boyd dalam Nasrullah (2015) media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak
yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi,
berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Media
sosial memiliki kekuatan pada user- generated content (UGC) dimana konten
dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di instansi media massa. Van
Dijk dalam Nasrullah (2015) menyatakan bahwa media sosial adalah platform media
yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam
beraktifitas maupun berkolaborasi. Karena itu media social dapat dilihat sebagai
medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus
sebuah ikatan sosial. Pada intinya, dengan sosial media dapat dilakukan berbagai
aktifitas dua arah dalam berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan
dalam bentuk tulisan, visual maupun audiovisual. Sosial media diawali dari tiga hal,
yaitu Sharing, Collaborating dan Connecting (Puntoadi, 2011). Sosial media
mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun, Jika pada tahun
2002 Friendster merajai sosial media karena hanya Friendster yang mendominasi sosial
media di era tersebut, kini telah banyak bermunculan sosial media dengan keunikan dan
karakteristik masing-masing.
Sejarah sosial media diawali pada era 70-an, yaitu ditemukannya sistem papan
buletin yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan
surat elektronik ataupun mengunggah dan mengunduh perangkat lunak, semua ini
dilakukan masih dengan menggunakan saluran telepon yang terhubung dengaan
modem. Pada tahun 1995 lahirlah situs GeoCities, GeoCities melayani web hosting
(layanan penyewaan penyimpanan data-data website agar website dapat diakses dari
manapun). GeoCities merupakan tonggak awal berdirnya websitewebsite. Pada tahun
1997 sampai tahun 1999 munculah sosial media pertama yaitu Sixdegree.com dan
Classmates.com. Tak hanya itu, di tahun tersebut muncul juga situs untuk membuat
blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini menawarkan penggunanya untuk bisa membuat
halaman situsnya sendiri. Sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang
apapun. Pada tahun 2002 Friendster menjadi sosial media yang sangat booming dan
kehadirannya sempat menjadi fenomenal. Setelah itu pada tahun 2003 sampai saat ini
bermunculan berbagai sosial media dengan berbagai karakter dan kelebihan masing-
masing, seperti LinkedIn, MySpace, Facebook, Twitter, Wiser, Google+ dan lain
4
sebagainya. Sosial media juga kini menjadi sarana atau aktivitas digital marketing,
seperti social media maintenance, social media endorsement dan social media
activation.

2.3 Teori Perkembangan Bahasa Anak menurut para Pakar

1. Teori Pengembangan Bahasa oleh Jean Piaget:


Jean Piaget merupakan ahli biologis yang merumuskan fase-fase pertumbuhan
kognitif. Menurut Piaget, teori perkembangan kognitif mengemukakan asumsi
tentang perkembangan cara berfikir individu dan kompleksitas perubahannya
melalui perkembangan neurologis dan perkembangan lingkungan. Menurut Piaget,
anak-anak dalam usia praoperasional (3-6 tahun) sedang dalam tahap
pengembangan kognitif di mana mereka mulai menggunakan simbol. Media sosial,
dengan penggunaan emoji, gambar, dan bahasa tulisan, dapat memberikan anak-
anak pengalaman awal dengan simbol dan simbolisme, membantu dalam
perkembangan pemahaman bahasa mereka. Menurut Piaget, setiap tahap
perkembangan kognitif terjadi perbaikan perkembangan dari tahap sebelumnya.
Dalam teori Piaget, penyesuaian (assimilation) sesuatu untuk meletakan
pengetahuan pada teori ataupun tingkatan yang ada. Rancangan yang disesuaikan
yang diberikan untuk menjelaskan supaya lebih gampang untuk memahami dengan
menjelaskan bagaimana cara anak dalam membangun pengetahuan yang
dimilikinya, dengan penyesuaian teori pada anak mempunyai tingkatan yang dapat
mengalami perkembangan terus menerus dan menuju pada perubahan yang lebih
luas. Anak bukan suatu objek pasif saat mendapatkan pendidikan, anak sangat aktif
untuk membentuk pengetahuan yang dimilikinya. Dengan adanya hubungan anak
dan lingkungan sekitarnya maka anak akan meningkatkan mental yang dimiliki oleh
anak mengakibatkan terwujudnya mental yang kompleks. (Novia Istiqomah,
September 2021).
Oleh karena itu, perubahannya bersifat konsisten sesuai dengan urutan tahap
usia manusia. Perubahan-perubahan yang terjadi mendapat pengaruh dari faktor
biologis untuk menyesuaikan dengan lingkungan. Piaget menggunakan dua istilah
sebagai representasi struktur kognitif individu. Kedua istilah tersebut adalah skema
dan adaptasi. Skema merupakan pola yang sistematis dan terorganisir dalam

5
merespon berbagai pengalaman. Sedangkan adaptasi merupakan pola yang
menghubungkan individu dengan lingkungan dalam proses perkembangan kognitif

2. Teori Pembelajaran Sosial oleh Albert Bandura


Albert Bandura menekankan peran penting observasi dan peniruan dalam
pembelajaran. Melalui media sosial, anak-anak dapat menyaksikan berbagai situasi
dan interaksi bahasa, yang dapat mempengaruhi perkembangan kosa kata dan cara
mereka menggunakan bahasa. Namun, penting bagi orang tua untuk memantau
konten yang diakses anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang diinginkan.

3. Teori Interaksi Sosial oleh Lev Vygotsky


Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran bahasa.
Media sosial dapat menjadi tempat di mana anak-anak berinteraksi dengan teman
sebaya, keluarga, atau bahkan karakter fiksi. Interaksi ini dapat memperkaya
pengalaman bahasa anak-anak, memberikan mereka peluang untuk berbicara,
mendengar, dan memahami bahasa dalam konteks sosial yang berbeda.

4. Teori Lingkungan Bahasa oleh B.F. Skinner


Skinner menekankan peran lingkungan dalam membentuk perilaku bahasa.
Penggunaan media sosial dapat dianggap sebagai bagian dari lingkungan bahasa
anak-anak, yang dapat memperkenalkan mereka pada kata-kata baru, frasa, dan
konsep-konsep bahasa lainnya. Orang tua dapat memanfaatkan konten yang
mendidik dan bermutu untuk memperkaya pengalaman bahasa anak-anak.

5. Teori Ekologi oleh Urie Bronfenbrenner


Bronfenbrenner menyoroti pengaruh lingkungan sosial dan konteks sosial pada
perkembangan individu. Media sosial dapat dianggap sebagai bagian dari
"mikrosistem" anak-anak, yang memengaruhi mereka pada tingkat paling langsung.
Penting bagi orang tua untuk memahami dan mengontrol pengaruh media sosial
untuk memastikan bahwa lingkungan digital anak-anak mendukung perkembangan
bahasa dan nilai-nilai positif

6
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
3.1.1. Objek Penelitian
Profil Orang tua
Ayah : Putu Adi Kusuma
Umur : 27
Profesi : Swasta
Pendidikan Terakhir :SMK

Ibu : Ni Kadek Ayunda Novita Dwiyanti


Umur : 26
Profesi : Swasta
Pendidikan Terakhir : D2 Butler

Nama Anak
Nama : Putu Anindya Hana Dinata
Umur : 3,5 Th

Lingkungan Tempat Tinggal


Dusun Karyanadi, Desa Rangdu, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng,
Provinsi Bali

7
3.1.2. Lampiran foto dan Vidio

Lampiran Vidieo :
https://youtube.com/shorts/v1yLC6omOAI?feature=shared

8
3.1.3. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini, teknik observasi dan wawancara
diterapkan di rumah observasi anak tersebut dengan subjek penelitian yang
merupakan anak dari Ni Kadek Ayunda Novita Dwiyanti dengan Putu Adi
Kusuma , yang berusia 3,5 tahun, nama anak yang di teliti tersebut adalah Putu
Anindya Hana Dinata. Penelitian ini telah memenuhi syarat dan tujuan
penelitian mengenai dampak media sosial terhadap perkembangan bahasa
pada anak usia 3-5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Putu Anindya
Hana Dinata dapat mengungkapkan kata sifat, kata benda, kata kerja, dan kata
keterangan dalam interaksinya sehari-hari. Media sosial yang paling sering
diakses oleh subjek adalah YouTube dan TikTok.
Dengan kebiasaannya menonton video melalui gadget atau ponsel,
subjek memiliki preferensi terhadap konten video animasi kartun, lagu, cerita
kartun, dan video yang mendukung konsep perkembangannya. Subjek
menyukai video animasi kartun seperti upin-ipin, dan selain itu, ia juga rutin
menonton video edukasi yang mendidik anak, khususnya dalam penggunaan
bahasa sehari-hari, seperti konten dari Kinderflik. Lagu-lagu Bali yang
direkomendasikan oleh orang tua juga sering didengarkan oleh subjek. Video
dan musik ini tidak hanya meningkatkan kosakata subjek, melainkan juga
memajukan perkembangan motorik serta kreativitas yang diekspresikan di luar
lingkungan rumah. Penelitian ini memberikan gambaran menarik tentang
peran YouTube dan TikTok sebagai media sosial dalam mengembangkan
bahasa dan kreativitas anak usia 3-5 tahun, seperti yang dialami oleh Putu
Anindya Hana Dinata.

3.1.4. Daftar kata yang dikuasai


No Sumber Kosakata dan Penjelasan
tingkah laku
1. Upin-Ipin Kawan Setelah menonton filem Upin-Ipin
bersama temanya, anak tersebut
langsung memangil temanya
dengan kata “Kawan-kawan

9
2. Upin-Ipin Betul betul betul Setelah menonton filem upin-ipin
anak tersebut terus melontarkan
kata “Betul betul betul” setiap
subjek merasakan bahwa itu benar
3. Pada Zaman Kesian Setelah menonton filem tersebut
Dahulu subjek kadang-kadang melontarkan
kata “Kesian” Ketika sedang
menonton filem
4. Frozen Let it go Setelah anak tersebut menonton
filem Frozen di You Tube bersama
ibu nya iya langsung bernyayi lagu
“Let it go” yang berada di filem
tersebut, tetapi kata yang ia
lontarkan adalah “lerigo”
5. Pada Zaman Bole la Setelah subjek menonton filem
Dahulu Pada Zaman Dahulu subjek
kadang-kadang mengucapkan kata
“Bole la” Ketika subjek mau
meminjam hand pone (HP) kepada
orang tuanya.
6. Tik Tok Joged-Joged Ketika subek mendengar music Tik
tok anak tersebut langsung jogged-
jogged Tik tok dengan sendirinya.
7. Janger Menari Pada saat subjek menonton Janger
di You Tube subjek langsung berdiri
dan menari-nari.
8. Upin-Ipin Saya suka, Saya Setelah menonton animasi upin ipin
suka subjek pun mengikuti kosakata
yang sering di lontarkan oleh
karakter favoritnya yaitu Mei Mei
dari animasi upin ipin, dengan
mengucapkan “Saya suka, Saya

10
suka” Ketika subjek menyukai
makanan yang ia makan.
9. Upin-Ipin Sedapnya Setelah subjek menonton filem upin
ipin, subjek pun sering
mengucapakn kata “Sedapnya”
Apabila subjek mencium aroma
masakan yang enak.
10. Boboiboy Terbaik Setelah menonton animasi
boboiboy subjek sering
mengucapkan kata “Terbaik”
apabila dia mendapatkan nilai
terbaik di kelasnya.

3.1.5. Karakter Favorit


NO Karakter Sumber
1. Mei Mei Animasi Upin- -Subjek gemar bermain masak-
Ipin masak bersama temannya karena
karakter favoritnya sering
melakukan kegiatan masak-masak
bersama teman-teman nya
-Karakter favoritnya senag
melakukan kegiatan membaca dan
subjek pun mengikuti dengan
gemar membaca buku dongeng

3.2 Pembahasan
3.2.1. Pengaruh media sosial dalam berbagai segi kehidupan terhadap
perkembangan bahasa anak usia 3-5 tahun

Pengaruh media sosial tidak hanya memengaruhi mereka yang sudah dewasa, tetapi
juga berdampak pada anak-anak. Jika digunakan secara berlebihan, pengaruh

11
negatif bisa saja merambah ke dalam kehidupan anak-anak. Namun, di sisi positif,
seringkali ditemukan bahwa anak-anak yang cenderung cerdas karena rajin
menonton dan meniru konten dari media sosial. Oleh karena itu, penelitian ini akan
mengeksplorasi dampak-dampak yang muncul akibat penggunaan media sosial
pada anak-anak.

Perkembangan bahasa pada anak usia 3-5 tahun merupakan salah satu aspek krusial
dalam perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka. Pada fase ini, anak-
anak mulai mengembangkan kemampuan berbicara, mendengar, membaca, dan
menulis dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan lingkungan dan budaya
mereka. Pengaruh media sosial pada perkembangan bahasa anak usia 3-5 tahun
dapat berdampak positif atau negatif, tergantung pada jenis, kualitas, durasi, dan
dampak video yang mereka tonton.

Dalam konteks penelitian ini, dampak positif yang muncul adalah dalam
pemerolehan bahasa pada anak usia dini. Anak-anak dapat memperoleh
keterampilan bahasa melalui mendengar dan melihat berbagai video, seperti video
TikTok, YouTube, dan konten lainnya. Dampak positif lain dari media sosial adalah
sebagai berikut:
1. Media sosial dapat menjadi sumber belajar bahasa yang kaya dan
bervariasi bagi anak usia 3-5 tahun, karena mereka dapat menonton video
yang mengajarkan berbagai aspek bahasa, seperti kosa kata, tata bahasa,
pelafalan, dan sebagainya.
2. Media sosial dapat meningkatkan motivasi dan minat anak usia 3-5 tahun
dalam belajar bahasa, karena mereka dapat memilih video yang sesuai
dengan preferensi dan kebutuhan mereka, serta mendapatkan umpan
balik dan pujian dari orang tua atau pengguna lain.
3. Media sosial dapat membantu anak usia 3-5 tahun dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif,
karena mereka dapat mengeksplorasi berbagai topik dan isu yang ada
dalam video, serta berbagi dan berdiskusi dengan orang lain.

Sedangkan dalam dampak positif lain dari media sosial ini adalah sebagai berikut:

12
1. Media sosial dapat mengurangi kualitas dan kuantitas interaksi sosial
yang diperlukan oleh anak usia 3-5 tahun untuk belajar bahasa, karena
mereka dapat menghabiskan waktu yang berlebihan untuk menonton
video, sehingga mengabaikan orang tua, keluarga, teman, dan lingkungan
sekitarnya.
2. Media sosial dapat menyebabkan gangguan fisik dan mental pada anak
usia 3-5 tahun, karena mereka dapat terpapar radiasi, cahaya, dan suara
yang berlebihan dari gadget, serta video yang mengandung konten yang
tidak sesuai dengan usia dan perkembangan mereka, seperti kekerasan,
pornografi, bahasa kasar, atau nilai-nilai negatif.
3. Media sosial dapat menimbulkan kesulitan dalam mempelajari dan
menggunakan bahasa yang baku dan benar, karena mereka dapat terbiasa
dengan bahasa yang tidak gramatikal, singkat, sederhana, atau tidak
sesuai dengan konteks dan situasi, yang sering digunakan dalam media
sosial.

3.2.2. Tantangan dan Risiko yang dihadapi oleh Orang Tua dalam
Menggunakan Media Sosial, dan bagaimana hal ini mapat memengaruhi
Perkembangan Bahasa Anak-Anak Usia Dini

Dalam risiko dan tantangan yangg dihadapi oleh orang tua pasti tentu ada dalam
penggunaan media sosial terhadap anak usia dini, apalagi dalam uisa ini merupakan
usia anak yang sangat istimewa dalam perkembangan bahasanya. Berikut mungkin
tantangan dan risiko yang dihadapi oleh orang tua :
1. Tantangan yang dihadapi oleh orang tua terhadap anak-anaknya melibatkan
banyaknya anak yang dapat mengakses konten di media sosial yang tidak
sesuai untuk usia mereka. Konten yang mengandung unsur kekerasan,
bahasa kasar, atau materi dewasa dapat memiliki dampak negatif pada
perkembangan bahasa anak. Salah satu risikonya adalah paparan anak-anak
terhadap konten yang tidak sesuai dapat memengaruhi pemahaman bahasa
mereka, memberikan contoh perilaku yang tidak pantas, atau bahkan
memicu kecemasan. Sebagai contoh, seorang anak berusia 4 tahun yang
secara rutin menonton video TikTok yang menampilkan adegan perkelahian

13
atau pembunuhan mungkin menganggap bahwa hal tersebut adalah hal
yang normal dan dapat diikuti. Akibatnya, anak tersebut dapat menjadi
lebih agresif, kurang sopan, atau bahkan merasa takut terhadap orang lain.
2. Tantangan yang mungkin dihadapi oleh orang tua adalah anak-anak mereka
dapat cenderung bergantung pada media sosial, sehingga mengganggu
waktu yang seharusnya dihabiskan untuk interaksi sosial dan kegiatan
pembelajaran. Risiko yang mungkin timbul adalah ketergantungan pada
media sosial yang dapat menghambat perkembangan keterampilan
komunikasi interpersonal dan kemampuan berbicara. Sebagai contoh,
seorang anak berusia 5 tahun yang sering menonton video YouTube yang
menampilkan lagu-lagu atau cerita-cerita mungkin kurang berminat untuk
berkomunikasi dengan orang tua atau teman-temannya. Dalam kasus ini,
ada kemungkinan anak tersebut menjadi lebih pendiam, pasif, atau
kesulitan untuk mengungkapkan pikiran atau perasaannya.
3. Tantangan berikutnya melibatkan isu keamanan dan privasi, di mana anak-
anak mungkin membagikan informasi pribadi atau gambar mereka di media
sosial, yang dapat membuka potensi risiko terkait privasi dan keamanan.
Situasi ini dapat menimbulkan ancaman terhadap paparan anak-anak
terhadap komentar atau interaksi yang tidak aman, yang pada gilirannya
dapat mempengaruhi perkembangan emosional mereka dan memicu
perasaan takut atau kecemasan. Sebagai contoh, seorang anak berusia 3
tahun yang sering mengunggah foto-fotonya di Instagram mungkin menjadi
target bagi individu yang tidak bertanggung jawab, seperti pedofil,
penculik, atau penjual anak. Anak tersebut berisiko menjadi korban
penculikan, pelecehan, atau perdagangan manusia.

Tantangan lain yang memiliki risiko tinggi adalah bahwa beberapa orang tua
mungkin tidak memantau dengan teliti aktivitas media sosial anak-anak mereka.
Hal ini dapat menimbulkan risiko bagi anak-anak, yang dapat mengakses konten
yang tidak sesuai atau terlibat dalam interaksi yang tidak aman tanpa pengawasan
yang memadai. Sebagai contoh, seorang anak berusia 4 tahun yang sering bermain
media sosial tanpa pengawasan orang tua dapat dengan mudah mengakses konten
yang tidak sesuai atau terlibat dalam interaksi yang tidak aman, seperti menonton

14
video yang mengandung kekerasan, pornografi, atau bahasa kasar, atau
berkomunikasi dengan orang-orang yang tidak dikenal.
Tantangan terakhir adalah bahwa waktu yang dihabiskan di media sosial dapat
mengurangi waktu yang seharusnya dihabiskan untuk kegiatan fisik dan kreatif
anak-anak. Risikonya adalah ketidakseimbangan ini dapat memengaruhi
perkembangan keterampilan motorik kasar, sosial, dan keterampilan bahasa di luar
lingkungan digital. Sebagai contoh, seorang anak berusia 5 tahun yang sering
bermain media sosial daripada bermain di luar rumah dapat mengalami gangguan
perkembangan keterampilan motorik kasar, seperti keseimbangan, koordinasi, atau
kekuatan. Anak tersebut juga dapat mengalami gangguan perkembangan sosial dan
keterampilan bahasa, seperti kerjasama, empati, atau kepercayaan diri.
Perkembangan bahasa pada anak usia 3-5 tahun adalah suatu proses yang
melibatkan berbagai aspek, seperti aspek linguistik, kognitif, sosial, dan emosional.
Dampak media sosial pada perkembangan bahasa anak usia 3-5 tahun dapat
bervariasi, tergantung pada jenis, kualitas, dan durasi paparan media sosial
tersebut.

3.2.3. Dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh media sosial terhadap
perkembangan bahasa anak usia 3 hingga 5 tahun dalam aspek linguistik,
kognitif, dan sosial

Berikut adalah beberapa pengaruh dan dampak positif serta negatif dari media sosial
terhadap perkembangan bahasa anak usia 3-5 tahun:
1. Aspek Linguistik
Dalam segi positifnya, media sosial dapat berkontribusi pada
peningkatan kosakata anak usia 3-5 tahun dengan memberikan kesempatan
bagi mereka untuk mendengarkan atau membaca kata-kata dan frasa baru
yang jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, anak
dapat belajar mengenai kata-kata yang terkait dengan hewan peliharaan,
makanan favorit, atau kegiatan menyenangkan melalui video atau gambar
yang menampilkan hal-hal tersebut. Media sosial juga dapat meningkatkan
keterampilan berbicara anak usia 3-5 tahun dengan memberikan
rangsangan agar mereka berbicara lebih banyak dan lebih lama. Orang tua
dapat mengajak anak untuk berbicara tentang pengalaman mereka dalam
15
media sosial atau mengajukan pertanyaan yang dapat menantang
kemampuan berbicara anak. Media sosial juga dapat memperkaya
pemahaman bahasa anak usia 3-5 tahun dengan menyediakan pengalaman
untuk mempelajari struktur kalimat lengkap dan hubungan antara kata-kata,
misalnya penggunaan kata hubung atau kata sebab-akibat, melalui video
atau gambar yang menjelaskan situasi tertentu.
Sementara itu, dalam dampak negatifnya, media sosial bisa
menyebabkan anak-anak mengalami kecanduan gadget yang berpotensi
mengganggu kesehatan fisik dan mental mereka. Banyak anak yang
menjadi terlalu terpaku pada gadget sehingga melupakan interaksi sosial
dengan lingkungan sekitar, yang dapat berdampak pada krisis percaya diri
dan perkembangan fisik mereka. Di sisi lain, media sosial juga dapat
menyebabkan anak-anak terjerumus dalam penggunaan bahasa yang tidak
sesuai, seperti menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan usia, konteks,
atau tujuan komunikasi. Mereka juga bisa meniru gaya bicara atau
ungkapan yang tidak tepat dari konten media sosial.
2. Aspek Kognitif
Media sosial dapat memperkuat kapasitas ingatan anak usia 3-5 tahun
dengan memberikan tantangan untuk mengingat informasi atau fakta yang
disajikan dalam konten media sosial. Sebagai contoh, anak dapat
mempelajari nama-nama benua, negara-negara di dunia, atau angka-angka
dari 1 hingga 100 melalui video atau gambar yang menampilkan peta dunia
atau daftar negara. Media sosial juga dapat memperbaiki keterampilan
kognitif anak usia 3-5 tahun dengan memberikan kesempatan untuk
berpikir secara logis dan kreatif dalam situasi nyata. Sebagai contoh, anak
dapat memahami konsep matematika sederhana seperti jumlah,
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian melalui video atau
gambar yang menghadirkan permainan edukatif seperti puzzle, sudoku,
atau teka-teki silang.
Namun, dalam aspek negatifnya, media sosial dapat mengakibatkan
anak-anak kurang belajar atau kurang berkembang dalam hal-hal yang
esensial untuk masa depan mereka. Contohnya, anak mungkin kurang
tertarik untuk membaca buku, bermain permainan edukatif, atau terlibat
dalam aktivitas lain yang dapat meningkatkan keterampilan kognitif
16
mereka. Selain itu, penggunaan media sosial dapat membuat anak-anak
menjadi kurang fokus atau kurang produktif dalam menyelesaikan tugas-
tugas sekolah atau pekerjaan rumah.
3. Aspek Sosial
Media sosial dapat berperan dalam meningkatkan pemahaman budaya
dan interaksi sosial anak usia 3-5 tahun dengan memberikan wawasan
mengenai berbagai kebudayaan, tradisi, dan dinamika interaksi sosial di
seluruh dunia. Sebagai contoh, anak-anak dapat memperoleh pengetahuan
tentang adat istiadat di masyarakat Indonesia dan negara lain melalui video
atau gambar yang menampilkan upacara adat seperti pernikahan adat Jawa
Barat, tarian tradisional seperti tari Saman, atau festival budaya seperti
Paskah. Media sosial juga dapat memperkaya pengaruh perilaku anak usia
3-5 tahun dengan memberikan contoh perilaku positif dan negatif yang
dapat ditemui di masyarakat.
Namun, dalam sisi negatifnya, penggunaan media sosial dapat
menyebabkan anak-anak kesulitan untuk berkomunikasi saat menggunakan
gadget dan membuka media sosial, sehingga mengurangi interaksi sosial
dengan teman sebaya. Dampak ini sangat berpengaruh terhadap
kemampuan anak dalam berbahasa dan berkomunikasi, dan dapat
menyebabkan gangguan keterlambatan bicara, yang merujuk pada
hambatan dalam kemampuan bicara dan perkembangan bahasa pada anak-
anak, tanpa disertai keterlambatan pada aspek perkembangan lainnya.
3.2.4. Solusi untuk Mengatasi Dampak Perubahan Signifikan yang Diakibatkan
oleh Media Sosial terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia 3-5 Tahun
Untuk mengatasi dampak negatif media sosial, ada beberapa solusi yang dapat
dilakukan oleh orang tua, guru, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh
solusi yang dapat saya berikan:
1. Memonitor dan mengatur penggunaan media sosial pada anak-anak. Orang
tua dan pendidik dapat menetapkan aturan dan jadwal yang jelas mengenai
kapan, berapa lama, dan untuk keperluan apa anak-anak diperbolehkan
menggunakan media sosial. Monitoring dan evaluasi terhadap konten yang
diakses atau dibagikan oleh anak-anak di media sosial juga menjadi
tanggung jawab orang tua dan guru. Jika terdapat konten yang tidak pantas,

17
berbahaya, atau kurang bermutu, mereka dapat memberikan penjelasan dan
petunjuk yang sesuai kepada anak-anak.
2. Menyajikan teladan positif dalam penggunaan bahasa. Orang tua dan guru
dapat menjadi contoh bagi anak-anak dalam menggunakan bahasa yang
benar, sopan, dan efektif dalam berkomunikasi. Mereka bisa memberikan
koreksi terhadap kesalahan bahasa anak-anak dan memberikan umpan balik
yang membangun. Selain itu, pujian dan apresiasi diberikan jika anak-anak
menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
3. Mendorong partisipasi dalam aktivitas yang meningkatkan keterampilan
berbahasa. Orang tua dan guru dapat mengajak anak-anak untuk membaca
buku, menulis cerita, bermain permainan kata, menyanyi lagu, menonton
film, atau mengejar hobi yang terkait dengan bahasa. Melalui aktivitas-
aktivitas ini, anak-anak dapat mengembangkan kosakata, memahami tata
bahasa, dan melatih kemampuan berpikir serta berekspresi menggunakan
bahasa.
4. Merangsang anak-anak untuk berinteraksi langsung dengan orang lain.
Orang tua dan guru dapat mengajak anak-anak untuk berbicara,
mendengarkan, dan menulis secara langsung dengan orang lain. Ini
membantu melatih keterampilan berkomunikasi verbal dan non-verbal anak-
anak, meningkatkan pemahaman tentang emosi dan perasaan orang lain,
serta membangun hubungan sosial yang sehat. Menyajikan anak-anak pada
berbagai latar belakang, budaya, atau bahasa juga membantu mereka untuk
menghargai dan menghormati perbedaan.
Dengan memantau dan mengatur penggunaan media sosial anak-anak, dapat
mengurangi risiko penggunaan yang berlebihan yang dapat menghambat
perkembangan mereka. Selain itu, pentingnya peran orang tua dan guru dalam
mendorong anak-anak untuk berinteraksi langsung dengan orang lain dapat
membentuk kemampuan berkomunikasi, pemahaman emosi, dan pembentukan
hubungan sosial yang positif.

18
19
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perkembangan bahasa pada anak usia 3-5 tahun berada pada tahap penguasaan sejumlah besar
kosakata. Pada usia 3 tahun, seorang anak mampu menguasai sekitar 1000 kosakata, dan hingga
mencapai usia 5 tahun, jumlah kosakata yang dikuasai akan terus meningkat menjadi ribuan.
Pada fase ini, anak juga sudah mampu mengucapkan kalimat yang terdiri dari 5 kata atau lebih.
Dampak sosial media tidak hanya berpengaruh pada mereka yang sudah dewasa, tetapi juga
pada anak-anak. Jika penggunaannya berlebihan, dampak negatif dapat memengaruhi anak-
anak. Di sisi lain, terdapat kecenderungan positif di mana beberapa anak menunjukkan
kecerdasan karena sering menonton dan meniru konten yang ada di media sosial.
Perkembangan bahasa pada anak usia 3-5 tahun menjadi aspek krusial dalam perkembangan
kognitif, sosial, dan emosional mereka. Pada periode ini, anak-anak mulai mengembangkan
keterampilan berbicara, mendengar, membaca, dan menulis dengan menggunakan bahasa yang
sesuai dengan lingkungan dan budayanya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua atau
pengasuh anak untuk memantau serta membatasi penggunaan media sosial oleh anak-anak
guna menghindari penggunaan yang berlebihan yang mungkin menghambat perkembangan
mereka. Selain itu, peran penting orang tua dalam mendorong anak-anak untuk berinteraksi
langsung dengan orang lain juga menjadi hal yang krusial. Orang tua dan guru dapat mengajak
anak-anak untuk berbicara, mendengar, dan menulis secara langsung dengan orang lain,
membantu melatih kemampuan berkomunikasi verbal dan non-verbal anak-anak, memahami
emosi dan perasaan orang lain, serta membangun hubungan sosial yang positif.

4.2 Saran
Dalam proses perkembangan bahasa anak usia 3-5 tahun, orang tua perlu
memonitor dan mengendalikan penggunaan media sosial oleh anak-anak mereka untuk
mencegah penggunaan yang berlebihan yang dapat menghambat perkembangan anak.
Anak-anak perlu didorong untuk terlibat dalam interaksi langsung dengan orang lain
melalui kegiatan berbicara, mendengar, atau menulis, sehingga mereka dapat belajar
berkomunikasi secara verbal dan non-verbal, mengenali emosi dan perasaan orang lain,
serta membangun hubungan sosial yang sehat. Meskipun penggunaan media sosial
dapat memiliki dampak negatif jika dilakukan secara berlebihan, namun penggunaan
yang bertanggung jawab dapat memberikan manfaat, seperti peningkatan kecerdasan

20
pada anak-anak yang aktif menonton dan meniru konten media sosial. Mengingat
bahwa perkembangan bahasa pada anak usia 3-5 tahun adalah aspek yang penting
dalam perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka, orang tua dan guru
diharapkan mendukung serta mendorong perkembangan tersebut.

21
DAFTAR PUSTAKA
Anggun Pranessia Anggrasari, R. R. (2020). PENGARUH PENGGUNAAN GADGET
TERHADAP PERKEMBANGAN BICARA DAN BAHASA ANAK USIA 3-5TAHUN.
Jurnal Keperawatan dan Profesi Ners IJPN, 18-24.
KhairulPutriana1, E. A. (2029). Hubungan Durasi dan Intensitas Penggunaan Gadget dengan
Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) di TKCendikia Desa
Lingsar Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, 5-13.
Agus Supriyadi, S. M. (2022). Pemerolehan Fonologis, Sintaksis dan Semantik Anak Usia 3-5
Tahun. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6149-6163.
Bakhrudin All Hasby, A. P. (2023). Penerapan Perkembangan Kognitif Jean Piaget
danPerkembangan Bahasa Vygotsky dalam Pembelajaran. Jurnal Penelitian Guru
Indonesia, 148-153.
kevin_writer. (2022, September 09). Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia 3-5 Tahun.
Retrieved from TanlaKids'Center: https://taniakidscenter.com/perkembangan-bahasa-
pada-anak-usia-3-5-tahun/
A. F. Skinner.1938. The Behavior Of Organisms: An Experimental Analysis. Cambrideg,
Massachusetts: B.F. Skinner Foundation. ISBN 1-58390- 007-1, ISBN 0-87411-487 X

22

Anda mungkin juga menyukai