Jurnal Aktivitas Anti Bakteri
Jurnal Aktivitas Anti Bakteri
Aktivitas antibakteri Propionibacterium acnes dan formulasi.….Farid Salahudin, Heru Agus Cahyanto.
ABSTRACT
The research on Areca catechu ethanolic extract that inhibit Propionibacterium
acnes and used as an active ingredient in anti acne cream formulation has been done.
Ethanolic extract of areca contains tannin and flavonoid of 8.53 and 3.70%, respectively.
Antibacterial test with concentrations of 1, 2 and 3% have an activity to P. acnes of 6.33;;
9.33 and 11.00 mm. However, cream formulation with 2% concentration has not inhibit P.
acnes yet. The dose in the cream formulation that is able to inhibit is 5, 10 and 15%
respectively of 4, 5 and 8 mm.
Keywords : extract;; acne;; cream;; areca
I. PENDAHULUAN terkandung senyawa yang memiliki
aktivitas sebagai obat. Biji pinang
Pengembangan bahan baku obat
mengandung beberapa senyawa, seperti
terutama dari tanaman, memilki potensi
alkaloid dengan arecoline (C8H13NO2)
yang besar dalam mendukung kemandirian
sebagai alkaloid terbanyak (Faden, 2018),
bahan baku obat di Indonesia,
senyawa tanin (M. Senthil Amudhan,
(Kementerian Kesehatan RI, 2015). Sekitar
2012), lignin dan senyawa fenolik (Wang &
31 jenis tanaman obat telah dilakukan
Lee, 1996). Metabolit sekunder biji pinang
penelitian dan diketahui memiliki aktivitas
ini memiliki aktivitas terhadap
sebagai obat, sehingga perlu penelitian
perkembangan bakteri baik bakteri gram
dan pengembangan lanjutan agar lebih
positif atau negatif (Jain et al., 2017),
terarah dalam rangka kemandirian obat
menghambat bakteri Staphylococcus
(Pribadi, 2015).
aureus dan Escherichia coli (Faden, 2018),
Tanaman dari jenis palma salah
juga terhadap bakteri Propionibacterium
satunya adalah pinang, dapat
acnes (Cahyaningrum, 2014).
dikembangkan untuk menjadi obat pada
beberapa penyakit. Di dalam biji pinang
DOI : http://dx.doi.org/10.24111/jrihh.v12i1.5424 21
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.12, No.1, Juni 2020: 21-28
22
Aktivitas antibakteri Propionibacterium acnes dan formulasi.….Farid Salahudin, Heru Agus Cahyanto.
Bahan fase minyak berupa asam 3.2. Ekstrak Etanol Biji Pinang
stearat, cera alba dilelehkan dalam mortar Ekstrak dibuat dengan menggunakan
diatas waterbath (set suhu 960C, campuran serbuk simplisia dan diekstraksi dengan
I). Fase air berupa larutan ekstrak etanol etanol teknis 96% secara maserasi.
dalam aquadest secukupnya, dipanaskan Maserasi merupakan metode sederhana,
dengan trietanolamin dan gliserin (suhu murah, mudah dan cocok terhadap bahan
700C, campuran II). Tambahkan campuran yang peka panas. Filtrat dipekatkan
II kedalam campuran I sedikit demi sedikit dengan rotary evaporator, didapatkan
serta sisa aquadest, aduk kembali. Pasang ekstrak kental dengan rendemen sebesar
alat homogenizer, putar dengan kecepatan 30% dari berat simplisia.
8000 rpm sampai terbentuk krim. Tunggu Ekstrak kental biji pinang memiliki
dingin dan masukkan dalam pot krim. spesifikasi warna cokelat, bau khas pinang,
Uji aktivitas antibakteri krim dilakukan konsistensi kental, dan rasa pahit dengan
terhadap krim ekstrak etanol biji pinang kadar air 23,7% kadar abu 0,79% dan
yang memiliki aktifiktas terhadap kadar abu tak larut asam 0,005%. Ekstrak
Propionibacterium acnes yang dipilih. Krim kental memiliki kadar air 23,7% masih
dengan bahan aktif ekstrak etanol diuji memenuhi kriteria ekstrak kental, yakni
dalam media agar yang telah rentang kadar air 5-30% (Voight, 1994).
diinokulasikan bakteri Propionibacterium Metabolit sekunder merupakan parameter
acnes dan diinkubasikan 24 jam. Kemudian spesifik ekstrak yang dapat digunakan
dilihat hambatan yang terbentuk dan untuk standardisasi ekstrak.
disertakan kontrol media tanpa ekstrak biji
pinang. Dilakukan pula uji krim meliputi 3.3. Kadar Tanin dan Flavonoid
organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, Kadar tanin dan flavonoid pada
ukuran globul, daya sebar dan stabilitas ekstrak etanol biji pinang yang hasilnya
mekanik. Rancangan percobaan dalam seperti terlihat pada Tabel 2.
penelitian ini adalah ekperimental deskriptif
kuantitatif dan dilakukan 3 kali ulangan. Tabel 2. Uji Kandungan Tanin dan
Flavonoid
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter Uji Ekstrak etanol
3.1. Simplisia Kadar Tanin (%) 8,53
Simplisia merupakan bahan alami Kadar Flavonoid (%) 3,70
tanpa pengolahan selain pengeringan yang
dimanfaatkan untuk obat (BPOM, 2019) Tanin dan flavonoid pada dasarnya
(Kemenkes, 2012). Simplisia biji pinang merupakan senyawa fenolik dengan ciri
diperoleh dari Kota Pontianak dengan
adanya cincin aromatik dan gugus hidroksil
rendemen 38,6%, spesifikasi warna
(–OH). Flavonoid biasanya terikat dengan
cokelat, bau khas pinang, rasa pahit
gula sebagai glikosida. Tanin merupakan
dengan kadar air 6,06% kadar abu 2,23% polifenol yang lebih kompleks. Keduanya
dan kadar abu tak larut asam 0,44%. Kadar
memiliki aktivitas seperti antibakteri, anti
air, abu dan abu tak larut asam merupakan oksidan (Malangngi et al., 2012).
parameter nonspesifik simplisia, yang Mekanisme antibakteri flavonoid antara lain
dapat menentukan kualitas bahan baku.
akibat hambatan pada sintesis asam
Kadar air menentukan stabilitas simplisia, nukleat, sitoplasma, permeabilitas
apabila tinggi akan memudahkan membran sel (Xie et al., 2015). Sementara
kerusakan, karena mudah ditumbuhi oleh
tanin mengganggu proses pembentukan
jamur. Sementara kadar abu dan abu tak
dinding sel, sehingga terjadi lisis (Sapara,
larut akan menentukan kemurnian atau pun 2016).
adanya cemaran pada bahan (Kemenkes,
2017).
23
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.12, No.1, Juni 2020: 21-28
24
Aktivitas antibakteri Propionibacterium acnes dan formulasi.….Farid Salahudin, Heru Agus Cahyanto.
Tabel 5. Aktivitas Antibakteri Krim 8,4 sedikit diatas derajat keasaman (pH)
fisiologis untuk kulit yakni 6,5. Kombinasi
Ekstrak pinang ØLuas zona hambat
asam stearat dan trietanolamin/TEA
(%) (mm) cenderung menghasilkan krim dengan pH
5 4 netral-basa. Asam stearat menjadikan pH
10 5 krim rendah, sementara TEA pH krim
15 8 menjadi tinggi. Kondisi pH basa
Kontrol (-) 0 menyebabkan kulit menjadi bersisik, kasar.
Agar pH stabil bisa ditambahkan bahan
pendapar yang sesuai.
Viskositas krim ditentukan dengan
viskosimeter Brokkfield dengan jarum
spindle S : 63 dan kecepatan rotasi/putaran
1.0 rpm. Nilai viskositas yang diperoleh
adalah 7500 cps. Viskositas krim sifatnya
berlawanan dengan daya sebarnya. Bila
(a) (b) (c) viskositas rendah, krim dapat mudah
menyebar. Krim yang dihasilkan dengan
Gambar 3. Aktivitas Krim Ekstrak Biji viskositas 7500 cps krim ekstrak biji pinang
Pinang (a) Konsentrasi 5% mudah menyebar dan mudah diaplikasikan
(b) Konsentrasi 10% (c) konsentrasi 15% pada kulit. Ukuran droplet emulsi dapat
digunakan untuk menentukan stabilitas
Hasil uji formula krim ekstrak etanol emulsi krim yang terjadi. Dilihat dengan
biji pinang dengan dosis 5, 10 dan 15% mikroskop dengan perbesaran 400X
memberikan aktivitas dalam menghambat ukuran globul diatas >100 µm. Selain
bakteri seperti terlihat pada Gambar 3. emulgator, ukuran droplet kecil (skala
Adanya kandungan aktif tannin dan nano) juga berperan dalam menurunkan
flavonoid yang bersifat antibakteri tegangan permukaan yang berujung pada
ditunjukkan dengan zona hambatan yang stabilitas emulsi (Biradar et al., 2009).
terjadi. Ukuran droplet yang besar (>100 µm) tidak
stabil karena akan mudah bergabung satu
3.5. Uji Fisik Krim Ekstrak Etanol Biji dan lainnya sehingga pecahnya emulsi
Pinang krim yang terjadi. Daya sebar krim
Hasil uji organoleptik krim ekstak biji menentukan kemampuan krim menyebar
pinang meliputi warna cokelat muda, bau bila diaplikasikan dalam kulit terlihat pada
khas biji pinang, tidak tengik dan Tabel 6.
konsistensi semi solid/padat, tidak terdapat
partikel kasar. Homogenitas krim pada Tabel 6. Daya Sebar Krim
pengujian menunjukkan krim homogen dan
mudah diaplikasikan pada kulit. Ekstrak Beban (gr) Daya sebar (cm)
etanol biji pinang bersifat polar sehingga 50 6,1
dilarutkan lebih dahulu ke dalam air, 100 6,5
sebelum diemulsikan dalam basis krim
150 6,7
dengan suhu 700C. Emulgator berupa
asam stearat dan trietanolamin membentuk
krim tipe M/A (Rowe et al., 2009), yang Daya sebar krim dengan
mudah diaplikasikan pada kulit. pH krim penambahan beban masih dalam rentang
menentukan keterterimaan krim pada kulit. persyaratan untuk sediaan topikal yakni 5-7
pH sediaan yang dapat diterima atau tidak cm (Banne & Suatan, 2012). Sentrifus krim
mengiritasi kulit. Rentang pH krim ekstrak biji pinang digunakan untuk
diusahakan mendekati pH fisiologis kulit mengukur stabilitas emulsi krim. Sentrifus
yaitu 4,5-6,5 (Djajadisastra et al., 2007). dilakukan dengan rpm: 5000 selama 0,5
Hasil pengukuran diperoleh pH adalah 8,3- jam menghasilkan emulsi yang tidak stabil,
25
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.12, No.1, Juni 2020: 21-28
terlihat dari warna yang pecah atau tidak antibakteri ekstrak etanol biji pinang
homogen pada krim ekstrak biji pinang. (Areca catechu Linn) dan fraksinya
terhadap pertumbuhan bakteri
Propionibacterium acnes,
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Staphylococcus aureus, Dan
Ekstrak etanol biji pinang Staphylococcus epidermidis.
mengandung senyawa metabolit sekunder Universitas Muhammadiyah
tanin dan flavonoid dengan kadar 8,53 dan Purwokerto.
3,70%. Dosis terbaik dari ekstrak etanol biji Dermawan, A. M., Pratiwi, L., &
pinang yang mampu menghambat Kusharyanti, I. (2015). Efektifitas krim
pertumbuhan bakteri P. acnes yaitu 3% antijerawat ekstrak metanol daun
dengan luas zona hambat sebesar 11,00 pacar air (Impatiens balsamina L.).
mm. Sedangkan dosis terbaik ekstrak Majalah Obat Tradisional.
etanol biji pinang dalam sediaan krim anti https://doi.org/10.3390/s120810621
jerawat yang mampu menghambat Desbois, A. P., & Lawlor, K. C. (2013).
pertumbuhan bakteri P. acnes adalah 15% Antibacterial activity of long-chain
dengan luas zona hambat 8 mm. polyunsaturated fatty acids against
Untuk pengembangan hasil penelitian Propionibacterium acnes and
ini lebih lanjut perlu dilakukan optimasi Staphylococcus aureus. Marine
formula dan uji stabilitas sediaan krim Drugs, 11(11), 4544–4557.
ekstrak biji pinang serta uji aktivitas ekstrak https://doi.org/10.3390/md11114544
dengan bakteri penyebab jerawat lain Djajadisastra, J., Tranggono, R. I., &
seperti Staphylococcus. Latifah, F. (2007). Buku pegangan
ilmu pengetahuan kosmetik. Jakarta:
Gramedia, Hal, 11–13.
UCAPAN TERIMAKASIH
Eady, A. E., Cove, J. H., & Layton, A. M.
Terima kasih kepada Kepala Balai (2003). Is antibiotic resistance in
Riset dan Standardisasi Industri Pontianak cutaneous propionibacteria clinically
yang telah memberi dukungan terhadap relevant?: Implications of resistance
penelitian ini dan segenap tim penelitian for acne patients and prescribers. In
yang terlibat sehingga dapat terselesaikan American Journal of Clinical
tepat waktu. Dermatology.
https://doi.org/10.2165/00128071-
200304120-00002
DAFTAR PUSTAKA
Faden, A. A. (2018). Evaluation of
Banne, Y., & Suatan, R. (2012). antibacterial activities of aqueous and
Pembuatan salep anti jerawat dari methanolic extracts of areca catechu
ekstrak rimpang temulawak (Curcuma against some opportunistic oral
Xanthorrhiza Roxb.). Jurnal Ilmiah bacteria. Biosciences Biotechnology
Farmasi Poltekkes Manado. Research Asia, 15(3), 655–659.
Biradar, S. V., Dhumal, R. S., & Paradkar, Jain, V., Garg, A., Parascandola, M.,
A. (2009). Rheological investigation of Chaturvedi, P., Khariwala, S. S., &
self-emulsification process: Effect of Stepanov, I. (2017). Analysis of
co-surfactant. Journal of Pharmacy alkaloids in areca nut-containing
and Pharmaceutical Sciences. products by liquid chromatography-
https://doi.org/10.18433/j3qc7x tandem mass spectrometry. Journal of
BPOM. (2019). Peraturan badan pengawas Agricultural and Food Chemistry,
obat dan makanan Republik 65(9), 1977–1983.
Indonesia. Badan Pengawas Obat https://doi.org/10.1021/acs.jafc.6b051
Dan Makanan, 32, 1689–1699. 40
https://doi.org/10.1017/CBO97811074 James, W., Elston, D., & Berger, T. (2011).
15324.004 Andrew’s Diseases of the Skin E-
Cahyaningrum, G. R. (2014). Aktivitas Book: Clinical Dermatology-Expert
26
Aktivitas antibakteri Propionibacterium acnes dan formulasi.….Farid Salahudin, Heru Agus Cahyanto.
27
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.12, No.1, Juni 2020: 21-28
28