p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi
Abstrak
Penelitian ini membahas fenomena pengkaryaan kembali pekerja senior pasca pensiun di perusahaan menufaktur
Jepang. Jepang yang merupakan negara dengan penuaan populasi tercepat no 1 di dunia mengalami masalah
dalam demografi penududuknya. Sementara itu, pemerintah semakin gencar melancarkan upaya-upaya untuk
membuat Jepang bangkit dari resesi ekonominya sejak tahun 1990-an. Salah satunya adalah menghimbau setiap
dari masyarakat yang masih mampu bekerja untuk berkontribusi pada sektor ketenagakerjaan demi tercapainya
strategi pertumbuhan ekonomi. Salah satu kelompok yang didorong adalah pekerja senior pasca pensiun pada
perusahaan manufaktur Jepang. Himbauan tersebut disambut baik dengan mulai banyaknya perusahaan yang
mengadopsi sistem tersebut dengan berbagai alasan, yakni angka harapan hidup yang meningkat, adanya
himbauan pemerintah kepada masyarakat, kebutuhan perusahaan akan pekerja senior yakni produktivitas dan
transfer keahlian, gaji dan pandangan perusahaan terhadap pekerja muda. Penelitian ini akan dilihat dari
perspektif perubahan sosial dalam masyarakat Anthony Giddens. Penelitian ini menyimpulkan bahwa fenomena
pengkaryaan kembali pekerja senior pasca pensiun merupakan akibat dari perubahan-perubahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat Jepang saat ini. pE
Abstract
This study discusses about the phenomenon of the re-employed senior workers after retirement in Japan‟s
manufacturing companies. Japan is a country with the fastest aging population in the world that has many problems
in itspopulation demographic.Meanwhile, the government launched intensifying efforts to make Japan rises from its
economic recession since the 1990s.One of the efforts is call on each of the people who is still able to work to
contribute to the employment sector in order to achieve economic growth strategy.One of the encouraged groups
isthe post-retirementsenior workers in Japan‟s manufacturing companies.The call on was well received while a
number of companies were adopting this system with several different reasonsnamely life expectancy increases, the
government calls to the people, the needs of the company's senior workers for productivity and skill transfering, the
salary and the company's view of the young workers. This research will be interpreted by sosial changes perspective
in society from Anthony Giidens. This study concludes that the phenomenon of the re-employed senior workers after
retirement is the result of social changes that has occurred in Japanese society today.
relokasi ke negara-negara lain karena nilai Sementara fluktuasi kurs mata uang
yen yang tinggi, beberapa dari mereka tetap asing mempengaruhi jumlah karyawan di
berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan industri manufaktur dalam jangka pendek,
jasa real estate, konstruksi dan jasa yang selanjutnya, mengingat produktivitas tenaga
pada waktu itu sedang mengalami kerja di Timur dan negara-negara Asia
penggelembungan nilai meski kurang efisien. Tenggara meningkat karena mereka
Hal ini menjelaskan bahwa sektor berkembang pula dalam teknologi, produk
industri manufaktur menempati posisi industri murah berkualitas tinggi telah
penting dalam pertumbuhan ekonomi Jepang memasuki pasar Jepang. Dengan masuknya
sehingga pemerintah melindungi sektor produk industri asing dan peningkatan
tersebut.Berdasarkan presentasi dari METI, produktivitas perusahaandalam negeri,
MHLW dan MEXT, saat ini harga saham jumlah karyawan di industri manufaktur pasti
meningkat dan keuntungan perusahaan menurun.Selain itu, dalam rangka untuk
membaik serta terdapat sinyal yang bersaing dengan produk industri dari luar
berkembang menuju peningkatan upah (tren negeri, produk industri dalam
menuju siklus ekonomi yang baik), tidak negeridiproduksi terbatas kepada mereka
hanya itu di sisi lain perusahaan-perusahaan yang membutuhkan. Akibatnya,
kecil dan menengah juga mulai terlihat produktivitas tenaga kerja di industri
perkembangannya. Ini merupakan efek manufaktur dalam negeri lebih ditingkatkan,
positif dari abenomics yang telah menyerap yang mengarah ke peningkatan produktivitas
ke dalam industri manufaktur Jepangyang tenaga kerja di industri manufaktur dan
sejak lama ditekan untuk berkompetitif penurunan bersamaan dalam pekerjaan.
secara sengit satu sama lain.
Kawaguchi (2013) dalam 3.2 Pandangan perusahaan
penelitiannya mengatakan bahwa menurut manufaktur Jepang terhadap
sensus nasional yang dilakukan oleh pengkaryaan kembali pekerja pasca
Departemen Dalam Negeri dan Komunikasi, pensiun.
jumlah karyawan di industri manufaktur Dikaryakannya kembali pekerja senior
Jepang adalah sekitar 14,6 juta pada tahun meski telah mencapai usia pensiun didorong
1990, dan menurun menjadi kurang dari 10 oleh faktor-faktor tertentu dari pihak-pihak
juta, sekitar 9,6 juta, pada tahun 2010. yang terkait di dalamnya,dalam hal ini
Sementara itu Total kerja menurun dari khususnya melihat pihak perusahaan dan
sekitar 24% pada tahun 1990 menjadi sekitar pekerja senior sektor manufaktur di Jepang.
16% pada tahun 2010. Pada penelitian ini penulis ingin menggali
lebih dalam mengenai pengkaryaan kembali
Grafik:Persentasi jumlah pekerja pada para pekerja senior tersebut pasca pensiun
industri manufaktur Jepang tahun 1975-2010. dari sisi pandangan perusahaan dan pekerja
senior pasca pensiun itu sendiri.
bertambah ya. Di lain pihak, dari pekerjanya pasca pensiun setidaknya sampai
pemerintah sendiri ada himbauan pada usia mereka dapat menerima uang
agar perusahaan tetap pensiun. Adapun kebijakan yang
mempekerjakan pegawainya sampai dihimbaukan oleh pemerintah Jepang
usia 65 tahun, sehingga sebagian merupakan kebijakan yang tidak pukul rata
besar perusahaan ternama yang mewajibkan seluruh perusahaan untuk
tadinya memberlakukan usia mengkaryakan kembali perusahaannya.
pensiunnya 60 tahun, lama kelamaan Himbauan ini hanya ditegaskan pada
mengubahnya jadi 65 tahun. Selama perusahaan-perusahaan yang mampu saja,
pegawai tersebut masih sehat, ada seperti pada perusahaan DL, DS dan DT.
kemauan, dan perusahaan sendiri “Oleh karenanya, tentu saja
mengijinkannya, pegawai tersebut perusahaan kecil belum mampu untuk
masih bisa bekerja sampai usia 65 menerapkan kebijakan seperti itu.
tahun.” Meskipun ada beberapa perusahaan
yang tergolong sulit untuk
Berikut wawancara lanjutan dengan DL: menerapkan kebijakan tadi, lain
“Kalau ditanya kenapa ceritanya kalau perusahaannya
kebijakan itu bisa diberlakukan, sekelas Hino Jidousha (kendaraan).
seperti yang sudah saya katakan Saya rasa perusahaan seperti itu
sebelumnya, karena kalau tidak, sang sudah termasuk perusahaan yang
pensiun jadi tidak bisa memenuhi sanggup menerapkan kebijakan itu,
kebutuhan hidup. Kebijakan negara walau tentu saja ada banyak juga
untuk memberi dana pensiun seperti perusahaan besar lainnya yang
asuransi, dana kesejahteraan, dan bisa.”
dana pensiun lainnya, saat ini Dalam sistem pengkaryaan kembali
berlaku apabila berusia 65 tahun. pekerja senior pekerja senior, perusahaan
Kalau misalkan saat berusia 60 menerapkan sistem kerja kontrak untuk
sudah diberhentikan oleh pekerjanya, sistem kontrak yang diberikan
perusahaan, tentu saja ia jadi tidak adalah sistem kontrak pertahun. Lalu
bisa memenuhi kehidupan sehari-hari meskipun pemerintah menghimbau untuk
ke depannya. Dulu, apabila mengkaryakan pekerja senior setidaknya
seseorang sudah berusia 60, ia sudah hingga usia 65 tahun, namun ada pula
bisa mendapat dana pensiun tersebut, perusahaan yang terus mengkaryakan pekerja
sehingga walau pensiun di usia 60, seniornya selama mugkin. Selama pekerja
pensiunan tetap menerima senior pasca pensiun itu masih mampu untuk
pemasukan secara berkelanjutan. bekerja.
Tapi kalau sekarang, sebelum berusia KY mengatakan bahwa:
65, tidak bisa mendapat dana pensiun “..sebagian besar dari mereka
tadi, sehingga selama 5 tahun, ( perusahaan) memiliki sistem yang
pensiunan jadi tidak dapat sama, mereka mengikuti peraturan
pemasukan apa-apa.” orang Jepang dan pemerintah
Adanya kondisi yang cukup genting Jepang. (menurut) hukum
yang dapat terjadi jika para pekerja harus ketenagakerjaan usia 60 tahun
menunggu selama 5 tahun untuk memperoleh adalah usia wajib pensiun tapi hal
uang pensiunnya membuat pemerintah harus tersebut kini diperpanjang menjadi
mencari jalan keluar agar para pekerja 65 tahun. Dan setiap perusahaan
tersebut dapat tetap menjalankan hidup memliki peraturannya sendiri dan
dengan tetap memiliki pemasukan. Maka dari kebanyakan dari perusahaan
itu pemerintah Jepang memilih menghimbau mengikuti peraturan Jepang”
perusahaan untuk mengkaryakan kembali
M yang merupakan seorang manajer hal itu. Lalu dalam perusahaan jenis inipun
ketika ditanya bagaimana dampak pewarisan keahlian/ transfer keahlian
ketidakhadiran pekerja senior dalam menjadi hal yang telah dianggap tradisi dan
perusahaan mengatakan bahwa akibatnya tidak boleh tidak dilakukan, sebab regenerasi
adalah keahlian atau teknik tidak dapat pekerja dalam perusahaan pasti terjadi yang
berlanjut serta tidak dapat membesarkan mengharuskan keahlian diturunkan dari
(mengajari) teknisi muda. Daripernyataan M pekerja lama ke pekerja yang baru, jika tidak,
di atas meski singkat, namun sebenarnya hal tersebut bisa mengganggu produktifitas
dapat menggambarkan hal yang sangat inti perusahaan tersebut. Di sini dapat terlihat
dalam perusahaan manufaktur Jepang. perusahaan memiliki ketergantungan pada
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya pekerja seniornya guna menunjang kegiatan
bahwa yang paling penting dalam industri inti perusahaannya.
manufaktur adalah keahlian dan teknik, maka
sudah menjadi keharusan bagi perusahaan 5) Gaji
untuk menjaga pekerja yang memiliki hal Faktor lain yang mempengaruhi
tersebut yakni pekerja senior jika tidak dikaryakannya kembali pekerja senior pasca
(seperti yang dikatakan oleh M), dampaknya pensiun bagi perusahaan manufaktur sendiri
seperti pernyataan di atas, perusahaan tidak adalah jumlah gaji yang diberikan. Status
dapat melestarikan ataupun mewariskan pekerja senior yang dikaryakan kembali
keahlian-keahlian yang dimiliki pekerja setelah pensiun dalam perusahaan
senior terhadap pekerja yang lebih muda manufaktur Jepang adalah status pekerja
sehingga dengan otomatis pekerja muda tidak kontrak. Kontrak bagi pekerja senior pasca
dapat menerima keterampilan dari para pensiun adalah kontrak yang diperbaharui
pekerja senior dan tidak bisa menjadi teknisi dengan melihat kondisi-kondisi tertentu,
seunggul seniornya. Akibatnya sudah dapat misalnya kesehatan dan kemampuan bekerja.
diprediksi, kurangnya teknisi yang unggul KT mengatakan bahwa:
dalam perusahaan manufaktur dapat “Ya, sebenarnya usia wajib
menghambat proses produksi itu sendiri. KY pensiun adalah umur 60 tahun. Satu
juga mengatakan hal yang hampir sama tahun....satu tahun, tahun ke tahun
bahwa pekerja senior di perusahaanya kami memiliki kontrak tahunan, dan
mengajar pekerja yang lebih muda. jika dia bekerja dengan baik maka
Dalam perusahaan yang berbeda dia akan dikontrak kembali di tahun
seperti KY, sistem OJT juga dilaksanakan berikutnya. (perusahaan) kami
(sistem OJT adalah sistem yang umum memiliki 5 kali kontrak. Hampir
dilaksanakan pada perusahaan-perusahaan semua memiliiki sistem yang sama,
Jepang) di dalamnya, pekerja senior yang mereka mengikuti peraturan
memeiliki kompetensi tinggi mengajarkan pemerintah jepang. (menurut) Hukum
hal-hal yang dibutuhkan perusahaan kepada ketenagakerjaan usia wajib pensiun
pekerja yang lebih muda. adalah 60 tahun tapi saat ini usia itu
Setelah pemaparan di atas faktor diperpanjang hingga usia 65 tahun,
ketiga fenomena pengkaryaan kembali senior jadi setiap perusahaaan memiliki
pasca pensiun muncul adalah berasal dari peraturannya sendiri dan sebagian
kebutuhan perusahaan sendiri. Kondisi besar perusahaan mengikuti
perusahaan Jepang yang bekerja pada bidang peraturan dari pemerintah. ”
pekerjaan manufaktur menekankan pada
produktifitas dan transfer keahlian. Berdasarkan sistem yang
Produktivitas dalam menghasilkan barang diberlakukan pada pekerja senior yang
merupakan nyawa bagi perusahaan dikaryakan setelah pensiun, yaitu sistem
manufaktur sehingga dibutuhkan orang-orang kontrak, secara logis dapat dikatakan bahwa
yang memilki keahlian untuk mengerjakan terjadi perbedaan-perbedaan tertentu antara