Anda di halaman 1dari 10

Izumi, Volume 4, No 2, 2015

p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi

KEBIJAKAN PENGKARYAAN KEMBALI


PEKERJA SENIOR JEPANG PASCA PENSIUN
(SUDUT PANDANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR)
Dewi Saraswati Sakariah
Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak

Penelitian ini membahas fenomena pengkaryaan kembali pekerja senior pasca pensiun di perusahaan menufaktur
Jepang. Jepang yang merupakan negara dengan penuaan populasi tercepat no 1 di dunia mengalami masalah
dalam demografi penududuknya. Sementara itu, pemerintah semakin gencar melancarkan upaya-upaya untuk
membuat Jepang bangkit dari resesi ekonominya sejak tahun 1990-an. Salah satunya adalah menghimbau setiap
dari masyarakat yang masih mampu bekerja untuk berkontribusi pada sektor ketenagakerjaan demi tercapainya
strategi pertumbuhan ekonomi. Salah satu kelompok yang didorong adalah pekerja senior pasca pensiun pada
perusahaan manufaktur Jepang. Himbauan tersebut disambut baik dengan mulai banyaknya perusahaan yang
mengadopsi sistem tersebut dengan berbagai alasan, yakni angka harapan hidup yang meningkat, adanya
himbauan pemerintah kepada masyarakat, kebutuhan perusahaan akan pekerja senior yakni produktivitas dan
transfer keahlian, gaji dan pandangan perusahaan terhadap pekerja muda. Penelitian ini akan dilihat dari
perspektif perubahan sosial dalam masyarakat Anthony Giddens. Penelitian ini menyimpulkan bahwa fenomena
pengkaryaan kembali pekerja senior pasca pensiun merupakan akibat dari perubahan-perubahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat Jepang saat ini. pE

Kata kunci: pengkaryaan kembali, pekerja senior, manufaktur Jepang

Abstract

This study discusses about the phenomenon of the re-employed senior workers after retirement in Japan‟s
manufacturing companies. Japan is a country with the fastest aging population in the world that has many problems
in itspopulation demographic.Meanwhile, the government launched intensifying efforts to make Japan rises from its
economic recession since the 1990s.One of the efforts is call on each of the people who is still able to work to
contribute to the employment sector in order to achieve economic growth strategy.One of the encouraged groups
isthe post-retirementsenior workers in Japan‟s manufacturing companies.The call on was well received while a
number of companies were adopting this system with several different reasonsnamely life expectancy increases, the
government calls to the people, the needs of the company's senior workers for productivity and skill transfering, the
salary and the company's view of the young workers. This research will be interpreted by sosial changes perspective
in society from Anthony Giidens. This study concludes that the phenomenon of the re-employed senior workers after
retirement is the result of social changes that has occurred in Japanese society today.

Keywords: senior workers, re-employment, manufacturing


------------------------------------------------------------------
*)
Penulis Korespondensi.
E-mail: sarasdewiq@gmail.com peluang untuk dikaryakan kembali.
Hal ini dilakukan dengan pertimbangan
1. Pendahuluan bahwa masalah kekurangan tenaga kerja
Pada tahun 2012 pasca terpilihnya yang dialami Jepang saat ini membuat
Shinzo Abe untuk kedua kalinya sebagai pekerja senior 1 memegang peran kunci
perdana menteri, kebijakan abenomics terhadap masa depan ekonomi Jepang. Jika
dikeluarkan. Salah satu arah kebijakan
abenomics adalah menyorot potensi para
1
pekerja yang telah pensiun agar diberikan Istilah ‘Pekerja Senior’ merupakan istilah yang
dipakai penulis dalam penelitian ini untuk menyebut
pekerja yang berada dalam usia 60 tahun dan 60 tahun
ke atas yang telah memasuki usia wajib pensiun.

32 Copyright @2015, IZUMI, ISSN 2338-249X


Izumi, Volume 4, No 2, 2015
p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi
kekurangan tenaga kerja dari kelompok usia perusahaan Jepang (manufaktur). Kebijakan
muda dan usia pertengahan muncul sebagai pemerintah tidak akan berjalan dengan baik
hasil dari turunnya angka kelahiran, maka tanpa dukungan pihak perusahaan. Karena itu
pertumbuhan ekonomi Jepang akan banyak bertahun-tahun sebelumnya sosialisasi
bergantung pada pekerja senior mereka.2oleh mengenai kebijakan pengkaryaan kembali
karena itu pekerja senior diharapkan dapat pekerja senior terus dilakukan. Penelitian ini
tetap mengisi sektor ketenagakerjaan Jepang akan melihat pandangan dari sisi perusahaan
di kemudian hari. Kemampuan untuk manufaktur Jepang apakah mendukung atau
mendukung kelompok pekerja senior ini tidak pengkaryaan kembali pekerja mereka
bergantung pada cara pemerintah yang telah pensiun.
mempertahankan angka partisipasi pekerja
senior di sektor ketenagakerjaan. (Matsukura 3. Pembahasan
dkk :2008). 3.1 Perusahaan manufaktur Jepang
Hingga pada bulan April tahun 2013 Manufaktur adalah proses konversi
lalu, akhirnya pemerintah Jepang bahan baku, komponen atau bagian lain
memberlakukan hasil keputusan revisi tahun menjadi barang jadi yang memenuhi harapan
2012 yang menghimbauan perpanjangan usia atau spesifikasipelanggan. Sedangkan
untuk bekerja setelah melewati usia 60 tahun perusahaan manufaktur adalah perusahaan
jika masih terdapat kemauan untuk bekerja yang bekerja di bidang tersebut seperti
bagi pekerja senior yang telah pensiun, perusahaan tekstil, makanan, ataupun
sehingga mereka yang telah pensiun masih kendaraan. Perusahaan manufaktur umumnya
diberi kesempatan untuk tetap bekerja di mempekerjakan manusia maupun mesin
perusahaan hingga di usia 65 tahun. dengan pembagian kerja dalam produksi
Berdasarkan revisi tersebut pemerintah skala besar. Setelah pecahnya gelembung
berencana menetapkan wajib pensiun di usia ekonomi di tahun 1990an yang ditandai
65 tahun pada tahun 2025 yang akan datang dengan masifnya peristiwa kolaps yang
di seluruh perusahaan Jepang. dialami oleh pasar saham dan real estate,
Dari pernyataan tersebut, kebijakan perusahaan-perusahaan besar ditekan untuk
pemerintah Jepang ini tentu tidak dapat merestruktur dirinya dan sistem kerja jangka
berjalan jika tidak ada dukungan dari pihak- panjang yang dianggap tradisi saat itu mulai
pihak yang berkaitan dengan revisi menghilang. Meski begitu, sektor industri
pemerintah itu yakni pihak perusahaan dan manufaktur di Jepang tetap memiliki banyak
pekerjanya sendiri. Meski kebijakan perusahaan-perusahaan dan industri-industri
pemerintah di atas bersifat himbauan, dengan teknologi kelas dunia yang
terlepas dari itu keputusan final ada di pihak dimanjakan oleh kebijakan-kebijakan
perusahaan sebagai tuan pemberi kerja untuk protektif dari pemerintah karena saat itu
memutuskan apakah mereka akan banyak orang yang percaya bahwa
mengkaryakan kembali pekerja senior perusahaan-perusahaan non manufaktur tidak
mereka setelah pensiun atau tidak. bisa merealisasikan tipe pertumbuhan
produktifitas sekuat sektor manufaktur,
2. Permasalahan karena pada masa pertumbuhan ekonomi
Kebijakan mengenai pekerja tidak yang tinggi angka produktivitas sektor
pernah terlepas dari lingkup tempat ia manufaktur melebihi sektor agrikultur
bekerja. Kebijakan abenomics yang ataupun jenis sektor lain yang mengandalkan
dikeluarkan oleh pemerintah Jepang tidak cara kerja tradisional. Perusahaan-perusahaan
hanya melibatkan penguasa dan pekerjanya manufaktur pada masa itu gencar
saja, namun pihak penting lain yang terlibat mengarahkan dirinya untuk berkompetisi
adalah pihak pemberi kerja, yakni pada inovasi teknologi dan perdagangan
internasional bahkan ketika pada masa
gelembung ekonomi terdapat rencana

Copyright @2015, IZUMI, ISSN 2338-249X 33


Izumi, Volume 4, No 2, 2015
p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi

relokasi ke negara-negara lain karena nilai Sementara fluktuasi kurs mata uang
yen yang tinggi, beberapa dari mereka tetap asing mempengaruhi jumlah karyawan di
berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan industri manufaktur dalam jangka pendek,
jasa real estate, konstruksi dan jasa yang selanjutnya, mengingat produktivitas tenaga
pada waktu itu sedang mengalami kerja di Timur dan negara-negara Asia
penggelembungan nilai meski kurang efisien. Tenggara meningkat karena mereka
Hal ini menjelaskan bahwa sektor berkembang pula dalam teknologi, produk
industri manufaktur menempati posisi industri murah berkualitas tinggi telah
penting dalam pertumbuhan ekonomi Jepang memasuki pasar Jepang. Dengan masuknya
sehingga pemerintah melindungi sektor produk industri asing dan peningkatan
tersebut.Berdasarkan presentasi dari METI, produktivitas perusahaandalam negeri,
MHLW dan MEXT, saat ini harga saham jumlah karyawan di industri manufaktur pasti
meningkat dan keuntungan perusahaan menurun.Selain itu, dalam rangka untuk
membaik serta terdapat sinyal yang bersaing dengan produk industri dari luar
berkembang menuju peningkatan upah (tren negeri, produk industri dalam
menuju siklus ekonomi yang baik), tidak negeridiproduksi terbatas kepada mereka
hanya itu di sisi lain perusahaan-perusahaan yang membutuhkan. Akibatnya,
kecil dan menengah juga mulai terlihat produktivitas tenaga kerja di industri
perkembangannya. Ini merupakan efek manufaktur dalam negeri lebih ditingkatkan,
positif dari abenomics yang telah menyerap yang mengarah ke peningkatan produktivitas
ke dalam industri manufaktur Jepangyang tenaga kerja di industri manufaktur dan
sejak lama ditekan untuk berkompetitif penurunan bersamaan dalam pekerjaan.
secara sengit satu sama lain.
Kawaguchi (2013) dalam 3.2 Pandangan perusahaan
penelitiannya mengatakan bahwa menurut manufaktur Jepang terhadap
sensus nasional yang dilakukan oleh pengkaryaan kembali pekerja pasca
Departemen Dalam Negeri dan Komunikasi, pensiun.
jumlah karyawan di industri manufaktur Dikaryakannya kembali pekerja senior
Jepang adalah sekitar 14,6 juta pada tahun meski telah mencapai usia pensiun didorong
1990, dan menurun menjadi kurang dari 10 oleh faktor-faktor tertentu dari pihak-pihak
juta, sekitar 9,6 juta, pada tahun 2010. yang terkait di dalamnya,dalam hal ini
Sementara itu Total kerja menurun dari khususnya melihat pihak perusahaan dan
sekitar 24% pada tahun 1990 menjadi sekitar pekerja senior sektor manufaktur di Jepang.
16% pada tahun 2010. Pada penelitian ini penulis ingin menggali
lebih dalam mengenai pengkaryaan kembali
Grafik:Persentasi jumlah pekerja pada para pekerja senior tersebut pasca pensiun
industri manufaktur Jepang tahun 1975-2010. dari sisi pandangan perusahaan dan pekerja
senior pasca pensiun itu sendiri.

1) Meningkatnya angka harapan


hidup.
Saat ini angka harapan hidup rata-rata
penduduk di Jepang telah meningkatdari
tahun ke tahun mengikuti taraf hidup
masyarakatnya yang semakin baik. Hal
tersebut membuat laju penuaan populasi
Jepang menempati urutan no 1 di seluruh
dunia.

34 Copyright @2015, IZUMI, ISSN 2338-249X


Izumi, Volume 4, No 2, 2015
p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi
Menurut KY yang bekerja sebagai Adanya perubahan usia yang semakin
Presiden Direktur di salah satu perusahaan panjang menunjukkan bahwa masyarakat
manufaktur Jepang mengungkapkan bahwa Jepang memiliki waktu hidup yang panjang
terdapat beberapa alasan mengapa dengan kondisi kesehatan yang kualitasnya
perusahaannya memutuskan untuk baik sehingga mereka juga memiliki kondisi
mengkaryakan pekerja senior mereka meski fisik yang rata-rata masih sehatdi usia 60
telah mencapai usia pensiun. Simak tahun mereka. Hal ini mengubah pandangan
pernyataan KY berikut ini: umum bahwa seseorang dengan usia 60
“....Saya pikir terdapat 2 tahun yang dulunya dipandang tua kini
alasan besar, alasan pertama adalah dilihat sebagai usia yang masih muda dan
rata-rata usia orang Jepang saat ini masih mampu bekerja bagi masyarakat
adalah 80 tahun. Jadi jika seseorang Jepang saat ini.
pensiun di usia 60 tahun mereka
(masih) memiliki waktu 20 tahun, dan 2) Himbauan pemerintah Jepang kepada
itu adalah waktu yang panjang. Dulu, masyarakat
usia 60 tahun adalah seseorang yang Pada tahun 2013 lalu, pemerntah
sangat tua, tapi saat ini di Jepang telah merevisi sebagian Undnag-Undang
usia tersebut masih muda dan sangat mengenai tindakan stabilisasi
sehat, sebagaimana yang saya ketenagakerjaan pekerja senior yang
katakan kepada anda bahwa rata- bertujuan menyediakan lingkungan di mana
rata usia orang Jepang adalah 80 pekerja senior dapat terus bekerja sesuai
tahun...” dengan motivasi dan kemampuan mereka
KY melanjutkan bahwa: masing-masing, setidaknya sampai usia di
“...Mereka masih memiliki mana mereka dapat mulai menerima uang
semangat dan keinginan untuk pensiun. Untuk itu, pemerintah menghimbau
bekerja, oleh karena itu perusahaan kepada perusahaan-perusahaan Jepang untuk
kami memutuskan untk merekrut mengkaryakan kembali pekerja senior pasca
orang yang cerdas hingga umur 65 pensiun di perusahaannya. Kebijakan ini
tahun. Dan alasan lain seperti yang mendorong banyak perusahaan untuk
anda katakan tadi bahwa mereka mencoba mengkaryakan kembali pekerja
masih sehat, masih baik (kondisi) dan seniornya sehingga rencana pemerintah
memiliki semangat untuk bekerja untuk mewajibkan usia pensiun pada usia 65
keras. Dan bagi kami itu hal yang pada tahun 2050 dapat terlaksana.
bagus...” Simak hasil wawancara bersama DL di
Kembali pada KY, bagi bawah ini:
perusahaannya, meski memutuskan untuk “Saat ini, ada kebijakan
mengkaryakan kembali pekerja seniornya pemerintah untuk mengkaryakan
tidak serta merta dilakukan begitu saja pada kembali pekerja di sebagian besar
semua pekerjanya, tetapi mereka memiliki perusahaan Jepang, khususnya bagi
syarat khusus yakni memilih dan perusahaan yang sudah melampaui
mengkaryakan kembali pekerja senior yang skala besar tertentu. Latar belakang
dinilai cerdas oleh mereka. dari kebijakan tersebut adalah,
Pekerja senior pasca pensiun yang dikarenakan masalah asuransi,
berinisial DLini mengatakan bahwa: pekerja berhak menerima asuransi
“Selama pegawai tersebut ketenagakerjaan. Selama ini pegawai
masih sehat, ada kemauan, dan berhak menerima asuransi tersebut
perusahaan sendiri mengijinkannya, saat umur 60 tahun, namun sekarang
pegawai tersebut masih bisa bekerja sudah berubah menjadi 65 tahun.
sampai usia 65 tahun.” Bisa dibilang lama usia untuk
mendapat asuransi tersebut semakin

Copyright @2015, IZUMI, ISSN 2338-249X 35


Izumi, Volume 4, No 2, 2015
p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi

bertambah ya. Di lain pihak, dari pekerjanya pasca pensiun setidaknya sampai
pemerintah sendiri ada himbauan pada usia mereka dapat menerima uang
agar perusahaan tetap pensiun. Adapun kebijakan yang
mempekerjakan pegawainya sampai dihimbaukan oleh pemerintah Jepang
usia 65 tahun, sehingga sebagian merupakan kebijakan yang tidak pukul rata
besar perusahaan ternama yang mewajibkan seluruh perusahaan untuk
tadinya memberlakukan usia mengkaryakan kembali perusahaannya.
pensiunnya 60 tahun, lama kelamaan Himbauan ini hanya ditegaskan pada
mengubahnya jadi 65 tahun. Selama perusahaan-perusahaan yang mampu saja,
pegawai tersebut masih sehat, ada seperti pada perusahaan DL, DS dan DT.
kemauan, dan perusahaan sendiri “Oleh karenanya, tentu saja
mengijinkannya, pegawai tersebut perusahaan kecil belum mampu untuk
masih bisa bekerja sampai usia 65 menerapkan kebijakan seperti itu.
tahun.” Meskipun ada beberapa perusahaan
yang tergolong sulit untuk
Berikut wawancara lanjutan dengan DL: menerapkan kebijakan tadi, lain
“Kalau ditanya kenapa ceritanya kalau perusahaannya
kebijakan itu bisa diberlakukan, sekelas Hino Jidousha (kendaraan).
seperti yang sudah saya katakan Saya rasa perusahaan seperti itu
sebelumnya, karena kalau tidak, sang sudah termasuk perusahaan yang
pensiun jadi tidak bisa memenuhi sanggup menerapkan kebijakan itu,
kebutuhan hidup. Kebijakan negara walau tentu saja ada banyak juga
untuk memberi dana pensiun seperti perusahaan besar lainnya yang
asuransi, dana kesejahteraan, dan bisa.”
dana pensiun lainnya, saat ini Dalam sistem pengkaryaan kembali
berlaku apabila berusia 65 tahun. pekerja senior pekerja senior, perusahaan
Kalau misalkan saat berusia 60 menerapkan sistem kerja kontrak untuk
sudah diberhentikan oleh pekerjanya, sistem kontrak yang diberikan
perusahaan, tentu saja ia jadi tidak adalah sistem kontrak pertahun. Lalu
bisa memenuhi kehidupan sehari-hari meskipun pemerintah menghimbau untuk
ke depannya. Dulu, apabila mengkaryakan pekerja senior setidaknya
seseorang sudah berusia 60, ia sudah hingga usia 65 tahun, namun ada pula
bisa mendapat dana pensiun tersebut, perusahaan yang terus mengkaryakan pekerja
sehingga walau pensiun di usia 60, seniornya selama mugkin. Selama pekerja
pensiunan tetap menerima senior pasca pensiun itu masih mampu untuk
pemasukan secara berkelanjutan. bekerja.
Tapi kalau sekarang, sebelum berusia KY mengatakan bahwa:
65, tidak bisa mendapat dana pensiun “..sebagian besar dari mereka
tadi, sehingga selama 5 tahun, ( perusahaan) memiliki sistem yang
pensiunan jadi tidak dapat sama, mereka mengikuti peraturan
pemasukan apa-apa.” orang Jepang dan pemerintah
Adanya kondisi yang cukup genting Jepang. (menurut) hukum
yang dapat terjadi jika para pekerja harus ketenagakerjaan usia 60 tahun
menunggu selama 5 tahun untuk memperoleh adalah usia wajib pensiun tapi hal
uang pensiunnya membuat pemerintah harus tersebut kini diperpanjang menjadi
mencari jalan keluar agar para pekerja 65 tahun. Dan setiap perusahaan
tersebut dapat tetap menjalankan hidup memliki peraturannya sendiri dan
dengan tetap memiliki pemasukan. Maka dari kebanyakan dari perusahaan
itu pemerintah Jepang memilih menghimbau mengikuti peraturan Jepang”
perusahaan untuk mengkaryakan kembali

36 Copyright @2015, IZUMI, ISSN 2338-249X


Izumi, Volume 4, No 2, 2015
p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi
3) Produktivitas Perusahaan manufaktur KY yang paling penting adalah
Telah dibahas pada bab sebelumnya memaksimalkan waku produksi dengan
bahwa perusahaan manufaktur adalah jenis memegang prinsip 2S yakni Seiri dan Seiton.
suatu perusahaan yang bekerja di bidang Seperti yang dijelaskan di atas Seiri adalah
pembuatan atau pengolahan bahan mentah memilah-milah barang yang dibutuhkan dan
menjadi bahan jadi. Beberapa contoh yang tidak dibutuhkan. Sedangkan Seiton
perusahaan manufaktur misalnya perusahaan adalah menyimpan barang-barang yang
yang membuat mesin beserta peralatan atau dibutuhkan sesuai dengan posisinya masing-
onderdilnya, perusahaan tekstil, perusahaan masing. Kedua prinsip ini sangat berguna
makanan dan masih banyak lagi contoh yang dalam menghemat waktu kerja, karena bagi
lain. Perusahaan yang bergerak di jenis mereka waktu adalah uang sehingga
pekerjaan seperti ini disamping membuang waktu sama dengan membuang
mengutamakan perolehan keuntungan juga uang. Jika dalam perusahaan tidak
dalam proses produksinya sangat menerapkan Seiri maupun Seiton maka
mengandalkan penguasaan teknik, ide, dan barang-barang akan berantakan dan tidak
memperhatikan detail dalam membuat pada tempatnya. Akibatnya dibutuhkan
produk-produk mereka. waktu yang lama untuk menemukan dan
Berikut penjelasan KY tentang mengambil barang-barang yang dibutuhkan
pentingnya keahlian dalam perusahaan jenis ketika produksi. Dan pekerja senior
manufaktur: mempunyai kemampuan dalam menerapkan
“Perusahaan kami adalah Seiri dan Seiton tersebut.
perusahaan manufaktur, sebuah
perusahaan yang memproduksi sabuk 4) Transfer Keahlian
transmisi, membuat produk untuk Dalam perusahaan manufaktur
sepeda motor dan mesin-mesin Jepang, selain penting untuk menjaga
lainnya. Dan teknik, mekanik sangat produktifitas demi tercapainya target
penting, desain-desain dan produk perusahaan, penting pula menjaga terjaganya
kami terdiri dari 4 jenis material sumber daya manusia maupun teknologi
yang berbeda, yang penting adalah dengan kualitas yang baik yang dapat
mendesain, juga mengukur dimensi mempertahankan eksistensi perusahaan
(ukuran luas maupun tersebut. Sumber daya manusia dalam hal ini
besar).Jadimembutuhkan keahlian adalah kemampuan dari para pekerja di
untuk mengerjakannya..baik dalam perusahaan dalam menyelesaikan pekerjaan,
membuat produk juga dalam masalah-masalah yang terjadi dan
produksihanya dibutuhkan keahlian sebagainya. Di era globalisasi saat ini
...” perusahaan-perusahaan harus berkompetisi
Penyataan yang lebih kuat dikemukakan oleh M dengan ketat, maka dari itu penting untuk
“Kami ingin mempekerjakan mempertahankan pekerja-pekerja yang
teknisi kami sedapat mungkin lebih memiliki keterampilan dan keahlian yang
lama lagi karena teknisi muda dibutuhkan oleh perusahaan, termasuk
(diperusahaan jumlahnya) sedikit” pekerja senior yang telah bekerja puluhan
Bagi perusahaan M, ketika di tanya tahun di perusahaan dan menguasai semua
keahlian apa yang sangat penting untuk keahlian yang dibutuhkan dengan baik. Jika
perusahaan dan sejauh mana keahlian para pekerja senior tersebut tidak dikaryakan
tersebut berpengaruh pada aktivitas kembali oleh perusahaan maka dapat terjadi
perusahaannya, M menjawab bahwa yang hal-hal yang dapat menghambat poduktifitas
paling penting adalah penguasaan pekerja perusahaaan itu sendiri.
akan keahlian memproses lembaran logam
ataupun baja dengan teknik mengelas dan
mengepres (menekan).Dalam perusahaan

Copyright @2015, IZUMI, ISSN 2338-249X 37


Izumi, Volume 4, No 2, 2015
p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi

M yang merupakan seorang manajer hal itu. Lalu dalam perusahaan jenis inipun
ketika ditanya bagaimana dampak pewarisan keahlian/ transfer keahlian
ketidakhadiran pekerja senior dalam menjadi hal yang telah dianggap tradisi dan
perusahaan mengatakan bahwa akibatnya tidak boleh tidak dilakukan, sebab regenerasi
adalah keahlian atau teknik tidak dapat pekerja dalam perusahaan pasti terjadi yang
berlanjut serta tidak dapat membesarkan mengharuskan keahlian diturunkan dari
(mengajari) teknisi muda. Daripernyataan M pekerja lama ke pekerja yang baru, jika tidak,
di atas meski singkat, namun sebenarnya hal tersebut bisa mengganggu produktifitas
dapat menggambarkan hal yang sangat inti perusahaan tersebut. Di sini dapat terlihat
dalam perusahaan manufaktur Jepang. perusahaan memiliki ketergantungan pada
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya pekerja seniornya guna menunjang kegiatan
bahwa yang paling penting dalam industri inti perusahaannya.
manufaktur adalah keahlian dan teknik, maka
sudah menjadi keharusan bagi perusahaan 5) Gaji
untuk menjaga pekerja yang memiliki hal Faktor lain yang mempengaruhi
tersebut yakni pekerja senior jika tidak dikaryakannya kembali pekerja senior pasca
(seperti yang dikatakan oleh M), dampaknya pensiun bagi perusahaan manufaktur sendiri
seperti pernyataan di atas, perusahaan tidak adalah jumlah gaji yang diberikan. Status
dapat melestarikan ataupun mewariskan pekerja senior yang dikaryakan kembali
keahlian-keahlian yang dimiliki pekerja setelah pensiun dalam perusahaan
senior terhadap pekerja yang lebih muda manufaktur Jepang adalah status pekerja
sehingga dengan otomatis pekerja muda tidak kontrak. Kontrak bagi pekerja senior pasca
dapat menerima keterampilan dari para pensiun adalah kontrak yang diperbaharui
pekerja senior dan tidak bisa menjadi teknisi dengan melihat kondisi-kondisi tertentu,
seunggul seniornya. Akibatnya sudah dapat misalnya kesehatan dan kemampuan bekerja.
diprediksi, kurangnya teknisi yang unggul KT mengatakan bahwa:
dalam perusahaan manufaktur dapat “Ya, sebenarnya usia wajib
menghambat proses produksi itu sendiri. KY pensiun adalah umur 60 tahun. Satu
juga mengatakan hal yang hampir sama tahun....satu tahun, tahun ke tahun
bahwa pekerja senior di perusahaanya kami memiliki kontrak tahunan, dan
mengajar pekerja yang lebih muda. jika dia bekerja dengan baik maka
Dalam perusahaan yang berbeda dia akan dikontrak kembali di tahun
seperti KY, sistem OJT juga dilaksanakan berikutnya. (perusahaan) kami
(sistem OJT adalah sistem yang umum memiliki 5 kali kontrak. Hampir
dilaksanakan pada perusahaan-perusahaan semua memiliiki sistem yang sama,
Jepang) di dalamnya, pekerja senior yang mereka mengikuti peraturan
memeiliki kompetensi tinggi mengajarkan pemerintah jepang. (menurut) Hukum
hal-hal yang dibutuhkan perusahaan kepada ketenagakerjaan usia wajib pensiun
pekerja yang lebih muda. adalah 60 tahun tapi saat ini usia itu
Setelah pemaparan di atas faktor diperpanjang hingga usia 65 tahun,
ketiga fenomena pengkaryaan kembali senior jadi setiap perusahaaan memiliki
pasca pensiun muncul adalah berasal dari peraturannya sendiri dan sebagian
kebutuhan perusahaan sendiri. Kondisi besar perusahaan mengikuti
perusahaan Jepang yang bekerja pada bidang peraturan dari pemerintah. ”
pekerjaan manufaktur menekankan pada
produktifitas dan transfer keahlian. Berdasarkan sistem yang
Produktivitas dalam menghasilkan barang diberlakukan pada pekerja senior yang
merupakan nyawa bagi perusahaan dikaryakan setelah pensiun, yaitu sistem
manufaktur sehingga dibutuhkan orang-orang kontrak, secara logis dapat dikatakan bahwa
yang memilki keahlian untuk mengerjakan terjadi perbedaan-perbedaan tertentu antara

38 Copyright @2015, IZUMI, ISSN 2338-249X


Izumi, Volume 4, No 2, 2015
p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi
pekerja kontrak dan pekerja non-kontrak Dalam perusahaan manufaktur yang
(tetap) dalam hal ini perbedaannya adalah terpenting adalah teknik, ide, dan detail. Hal
gaji. Mengkaryakan kembali pekerja senior tersebut sangat dibutuhkan dalam proses
dengan sistem kontrak bagi perusahaan produksi sebagaimana yang perusahaan
merupakan suatu benefit tersendiri maka hal manufaktur geluti selama ini. Tanpa hal-hal
ini juga menjadi salah satu alasan perusahaan tersebut, perusahaan tidak dapat berproduksi
mau mengkaryakan kembali pekerja dan mencapai target-targetnya.
seniornya yang telah pensiun. Perkembangan teknologi dan terbiasanya
Seperti yang dikatakan oleh KY, bahwa: generasi pekerja muda dengan teknologi
“.. dan juga jika (meskipun) memiliki pengaruh dalam membentuk
gaji sedikit lebih rendah tetapi kemampuan bekerja mereka khususnya untuk
mereka tidak keberatan untuk perusahaan manufaktur. Seperti yang
bekerja. Karena program pensiun dikatakan oleh KY dalam pandangannya
sebagian besar orang adalah pada terhadap pekerja yang lebih muda di
usia 65 tahun (penerimaan uang perusahaannya bahwa:
pensiun).” “...budayanya berbeda.
Kesimpulan yang dapat penulis Terdapat banyak perbedaan gap
peroleh dari faktor gaji ini adalah perusahaan budaya. Karena masing-masing
memperoleh keuntungan dengan antara pekerja senior dan pekerja
mengkaryakan kembali pekerja seniornya yang lebih muda beda budaya, beda
pasca pensiun, selain mereka membayar generasi. Dan di Jepang kaum muda
lebih rendah peekrjanya dari jumlah yang memiliki jalan pikir yang sangat
sebelumnya, mereka pun tetap dapat berbeda dari yang lebih tua, mereka
mempertahankan orang-orang yang mereka saat ini sangat familiar dengan sistem
kehendaki untuk tetap berada di perusahaan, komputer, iphone, dan
seperti para pekerja senior yang memang sebagainya...teknologi.”
keahlian dan pengalamannya dibutuhkan Menurut KY, antara pekerja senior
untk mengajari pekerja yang lebih muda juga dan pekerja yang lebih muda terdapat
tetap bisa berkontribusi untuk menunjang keadaan yang membuat mereka berbeda
produksi. budaya maupun pola pikir dikarenakan oleh
perbedaan generasi. Di zaman sekarang
6) Pandangan perusahaan terhadap generasi muda Jepang lebih dekat dengan
pekerja muda berbagai benda yang berbau teknologi. Hal
Dewasa ini perkembangan teknologi ini mengindikasikan bahwa seiring
melaju dengan pesat, Jepang sebagai salah perkembangan zaman dan kehidupan
satu negara maju terkenal dengan masyarakat membawa pengaruh terhadap
teknologinya yang mutakhir sehingga perbedaan pola pikir dan minat antara
masyarakatnyapun tidak asing dengan pekerja senior dan pekerja junior. Hal ini
kehadiran teknologi di sekitarnya, terlebih seperti yang telah dijelaskan Giddens dalam
generasi mudanya yang justru terbiasa hidup teori perubahan sosial menegenai faktor
dengan menggunakan teknologi. Namun globalisasi yang dampaknya mendunia.
dengan berkembangnya teknologi dan Proses globalisasi mendorong suatu
terbiasanya generasi muda Jepang saat ini masyarakat meningkatkan teknologinya.
dengan hal itu dalam aspek-aspek tertentu Jepang adalah salah satu negara yang
tentu membawa pengaruh tertentu pula, tidak tidak diragukan lagi keunggulan
terkecuali dalam perusahaan manufaktur. perkembangan teknologinya. Teknologi
Jepang sudah merambah hampir di seluruh
dunia dan dikenal dalam pasar-pasar negara
berkembang. Perkembangan teknologi dalam
masyarakat Jepang semakin memudahkan

Copyright @2015, IZUMI, ISSN 2338-249X 39


Izumi, Volume 4, No 2, 2015
p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi

kegiatan masyarakatnya dan mengehemat komputer dan teknologi lainnya, padahal


waktu sehingga masyarakatnya menjadi yang utama dalam kegiatan produksi adalah
terbiasa dan nyaman hidup denga perangkat- berada di lapangan atau di lantai produksi
perangkat teknologi yang ada, terlebih proses (gemba) dengan menghasilkan barang
peningkatan teknologi adalah sebuah proses maupun ide-ide produksi, bukan di depan
yang tidak berhenti sampai tahap tertentu, komputer.
namun hal tersebut adalah proses yang terus Menurut M perbedaan mendasar
menerus akan dialami oleh masyarakat dan antara pekerja senior dan pekerja yang lebih
tentunya membuat masyarakatnya juga muda terletak pada gijutsuryoku / 技術力”
berkembang dan memilki pola pikir yang atau kemampuan teknis di mana telah di
semakin kompleks. jelaskan sebelumnya bahwa keberadaan
KY melanjutkan: pekerja senior dalam perusahaan M sangat
“Tapi bagi kami, mempengaruhi keadaan perusahaan karena
sebagaimana kami berada ada disamping bekerja mereka berperan penting
bidang produksi dan manufaktur, untuk mewariskan keahlian mereka pada
yang paling penting adalah membuat pekerja yang lebih muda, M mengakui bahwa
produk atau barang manufaktur. Itu jumlah pekerja yang memiliki teknik yang
adalah gemba gembutsushilki, yang baik dalam perusahaannya hanya sedikit.
paling penting bagi kami, semuanya KY juga menambahkan bahwa saat
berada dalam hal ini (produksi), ini pekerja muda dikesankan dengan bekerja
uang terletak di sini...pada produksi. dibalik meja saja. Ia berpendapat bahwa,
Ide juga penting. Maka dari itu “Maka dari itu, bagaimana
pekerja senior memiliki ide produksi, ya...(mereka) tinggal bekerja di meja.
mereka memeriksa ini dan itu, Mereka seharusnya mengarah pada
melihat produk (dalam hal ini sabuk ide-ide produksi dan memperhatikan
transmisi) dan memeriksa apakah produksi lebih banyak dari yang
produknya bagus atau tidak. Mereka sebelumnya. Kemudian mereka harus
selalu punya ide produksi yang menemukan apa yang terjadi pada
cukup, itulah gemba gembutsu. Tentu ide-ide produksi.”
saja mereka juga memeriksa data- KY sendiri berpendapat bahwa
data, tapi apa yang paling penting pekerja muda saat ini seharusnya lebih
adalah ide produksi. Semua terjadi berkecimpung pada ide-ide produksi, bukan
dalam kegiatan produksi, tidak duduk dibalik meja. Baginya pekerja muda di
pernah terjadi pada komputer..” perusahan harus melihat lebih banyak,
Menurut pernyataan KY di atas dapat belajar lebih banyak dari sebelumnya
disimpulkan bahwa perbedaan budaya, pola sehingga bisa menemukan ide-ide produksi
pikir yang terjadi antara generasi pekerja sehingga tidak ketinggalan dari pekerja senio
senior dan pekerja yang lebih muda cukup yang sudah berpengalaman. KY
mendasar sehingga mempengaruhi proses menambahkan bahwa,
kegiatan produksi dalam perusahaan “Pekerja senior tahu segala
manufaktur. Sebagaimana kita mengetahui hal, makanya mereka gampang
bahwa perusahaan manufaktur adalah merespon. Kadang-kadang beberapa
perusahaan yang mengutamakan dan orang bertanya pada dia (pekerja
menitikberatkan kegiatannya dalam senior) tentang sesuatu, dan direspon
menghasilkan barang. Baik ide produksi, dengan mudah (mis: oh mesin itu
kelihaian dalam mencermati kualitas barang bermasalah, sehingga masalah ini
sangat berpengaruh terhadap produksi, terjadi) tetapi jika pekerja tersebut
sementara pekerja yang lebih muda memiliki hanya bekerja dibalik meja dan
hal yang berbeda dari mereka karena mereka mengecek data-tentu saja sesuatu
lebih familiar untuk bekerja dengan sistem terjadi dan data-data ada yang
40 Copyright @2015, IZUMI, ISSN 2338-249X
Izumi, Volume 4, No 2, 2015
p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi
berubah-sesuatu memang terjadi sendiri. Penulis berkesimpulan bahwa
namun ia tak menemukan kebijakan yang diambil pemerintah sebagai
jawabannya, ia tidak tahu-menahu. salah satu faktor pendorong perusahaan
(Tapi) Pekerja seniorlah yang akan manufaktur mengkaryakan kembali
menjawabnya” pekerjanya adalah kebijakan solutif yang
Menurutnya kelebihan dari pekerja dapat menyelesaikan permasalahan para
senior adalah mereka dapat memecahkan pekerja senior, perusahaan manufaktur dan
masalah dengan efektif dan mudah karena negara Jepang.
berkecimpung langsung di lapangan yaitu di
lantai produksi, sementara bagi pekerja yang
lebih muda dengan gaya bekerja yang Daftar Pustaka
berbeda seperti di atas, kemampuan itu tidak Cabinet Office of Japan. (2005). Annual
ada. Report onThe Japanese Economy
and Public Finance- No Gains
4. Simpulan Without Reforms V.
Setelah pemaparan pada bagian
sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa Giddens, Anthony. (2009). Sociology 6th
kebijakan pengkaryaan kembali pekerja Edition. New York. Polity Press.
senior pasca pensiun oleh perusahaan- Yamamoto, Isamu (2003) „Essay on The
perusahaan manufaktur di Jepang Retirement of Older Man in US and
memperoleh dukungan atau dipandang Japan‟.
positif dengan alasan sebagai berikut; 1)
Angka harapan hidup yang semakin Kamus Online. Pengertian Manufaktur
meningkat, 2) Adanya himbauan pemerintah www.businessdictionary (manufacturing)
Jepang untuk mengkaryakan kembali pekerja Yoshikawa, Hiroshi. (2002) Japan‟s
senior pasca pensiun, 3) Produktivitas manufacturing and non
perusahaan 4) Transfer keahlian, 5) Gaji manufacturing Industries
yang tidak tinggi dan 6) Pandangan
perusahaan terhadap pekerja muda yang Kawaguchi,Daiji.(2013)
berbeda keahlian dengan pekerja senior. http://www.rieti.go.jp/en/papers/con
Sebuah perubahan yang terjadi pada tribution/kawaguchi/04.html.
masyarakat Jepang saat ini yakni Persentasi jumlah pekerja pada
memunculkan kebijakan pengkaryaan industrimanufaktur Jepang tahun 1975-2010.
kembali pekerja senior pasca pensiun di
https://research.stlouisfed.org/fred2/series/J
perusahaan-perusahaan manufaktur
PNPEFANA.
berangkat dari beragam faktor yang cukup
kompleks dari tubuh masyarakat Jepang

Copyright @2015, IZUMI, ISSN 2338-249X 41

Anda mungkin juga menyukai