Anda di halaman 1dari 23

Pajak

Pengertian
Profesor SJ
Djayadiningrat Rochmat Soemitro
Mardiasmo

iuran yang dibayarkan oleh suatu kewajiban menyerahkan Pajak adalah iuran rakyat kepada kas
rakyat kepada negara yang sebagian dari kekayaan ke kas negara berdasarkan undang-undang
masuk dalam kas negara yang negara yang disebabkan suatu (yang dapat dipaksakan) dengan
melaksanakan pada undang- keadaan, kejadian dan perbuatan tidak mendapatkan jasa timbale
yang memberikan kedudukan balik (kontraprestasi) yang langsung
undang serta pelaksanaannya
tertentu, tetapi bukan sebagai dapat ditunjukkan dan yang
dapat dipaksaaan tanpa adanya
hukuman, menurut peraturan yang digunakan untuk membayar
balas jasa pengeluaran umum.
ditetapkan pemerintah
Ciri ciri
1.Kontribusi yang wajib
Setiap orang memang sudah wajib untuk membayar pajak secara rutin.
2. Bersifat memaksa
Jika seseorang tidak membayar pajak dengan sengaja, maka akan diberikan sanksi administratif maupun
hukuman pidana.
3. Dikelola pemerintah
baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam tingkat provinsi serta Kabupaten dan Kota.
4. Pembayaran Pajak Tercantum dalam Undang-Undang
Pajak dipungut sesuai norma hukum dengan tujuan untuk membayar biaya produksi hingga jasa kolektif
demi mencapai kesejahteraan.
5. Sebagai anggarang pemerintah
Terutam dalam melaksanakan pembangunan. Pajak sangat dibutuhkan dalam pembiayaan perang, keamanan
aset, pekerjaan masyarakat, subsidi, penegakan hukum, dan juga operasional negara.
Unsur unsur
1. Subjek pajak
ada orang-orang serta lembaga yang tinggal dalam satu negara yang membuat pajak sebagai suatu kewajiban
untuk warga negaranya.
2. Wajib pajak
pajak menjadi beban bagi dirinya dan harus dibayarkan. Apabila pajak tersebut tidak dibayarkan, maka
mereka akan mendapatkan denda serta sanksi-sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Objek pajak
produk, benda maupun layanan yang perlu dibayarkan pajaknya.
4. Tarif pajak
nominal pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak, atas produk-produk maupun layanan yang terbebani
pajak atau objek pajak.
Jenis-Jenis
Berdasarkan cara pemungutannya
1. Pajak Langsung
pajak yang dibebankan harus ditanggung oleh wajib pajak sendiri, tidak boleh dilimpahkan ke orang lain. Contohnya pajak
penghasilan, pajak kekayaan, pajak perseroan, dan pajak bunga deposito.
2. Pajak Tidak Langsung
pajak yang pemungutannya dapat dialihkan ke orang lain. Contohnya pajak tontonan, pajak penjualan, bea masuk, bea
materai, cukai, bea balik nama, dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Berdasarkan lembaga yang memungut
1. Pajak negara
pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat melalui aparat negara, yaitu Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, ataupun Kantor Inspeksi Pajak yang tersebar di seluruh Indonesia.
2. Pajak Daerah (lokal)
pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, yang kewajiban pajaknya hanya terbatas pada rakyat daerah tersebut.
Berdasarkan Objek
1. Pajak Subjektif
pajak yang jumlah pungutan pajaknya berdasarkan keadaan subjeknya atau orangnya. Contohnya pajak kekayaan dan pajak penghasilan.
2. Pajak Objektif
pajak yang pemungutannya berdasarkan objek. Contohnya bea materai, bea masuk, pajak kekayaan, pajak impor, Pajak Bumi dan
Bangunan, pajak kendaraan bermotor.
Jenis-Jenis
PBB Pajak Pertambahan Nilai
pungutan wajib atas kepemilikan tanah dan pungutan yang dibebankan atas transaksi jual-
bangunan karena adanya keuntungan maupun beli barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib
kedudukan sosial ekonomi atas perorangan pajak pribadi atau wajib pajak badan yang telah
atau badan yang memiliki hak padanya menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).
ataupun mendapatkan manfaat dari tanah dan Contohnya pakaian, tas, sepatu, pulsa
bangunan tersebut. telekomunikasi, sabun, alat elektronik, barang
contohnya Rumah tinggal, Bangunan usaha, otomotif, perkakas, hingga kosmetik
Gedung bertingkat, Pusat perbelanjaan, Pagar
mewah, Kolam renang, Jalan tol Pajak Penghasilan
pajak yang dikenakan kepada orang pribadi
atau badan atas penghasilan yang diterima
atau diperoleh dalam suatu tahun pajak.
Contohnya keuntungan usaha, gaji,
honorarium, hadiah, dan yang lainnya.
Jenis-Jenis
Bea Meterai Pajak Penjualan atas
pajak yang dikenakan atas suatu dokumen Barang Mewah
baik itu dokumen kertas maupun dokumen
elektronik yang dapat digunakan sebagai pajak yang dikenakan pada barang yang
bukti atau keterangan. tergolong mewah yang dilakukan oleh
produsen (pengusaha) untuk
Contohnya surat perjanjian, surat
keterangan, surat pernyataan, atau surat menghasilkan atau mengimpor barang
lainnya yang sejenis, beserta rangkapnya, tersebut dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
akta notaris beserta grosse, salinan, dan
kutipannya, akta Pejabat Pembuat Akta Contohnya pesawat udara, helikopter,
Tanah (PPAT) beserta salinan dan Jet Pribadi, Senjata api milik pribadi,
Revolver dan pistol
kutipannya, surat berharga dengan nama dan
dalam bentuk apapun.
Tujuan
untuk meningkatkan pendapatan Negara semaksimal mungkin serta
untuk menunjang kebijaksanaan pemerintah dalam meningkatkan
investasi, daya saing dan kemakmuran rakyat.
untuk membiayai anggaran yang berkaitan dengan pembangunan dan
kepentingan negara. Sebagai sumber pendapatan negara, pajak
berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Pajak
digunakan untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan
melaksanakan pembangunan.
Fungsi
REGULASI REDISTRIBUSI
ANGGARAN STABILISASI
PENDAPATAN

membiayai anggaran sebagai alat untuk pemerintah memiliki


mencapai tujuan-tujuan dana untuk menjalankan
langkah yang diambil
yang berkaitan dengan
tertentu. pemerintah untuk
pembangunan dan kebijakan yang
contohnya untuk mengatasi adanya
kepentingan negara. berhubungan dengan
melindungi produksi kesenjangan ekonomi
contohnya menyediakan dalam negeri, pemerintah
stabilitas harga.
di antara masyarakat.
fasilitas kesehatan, menetapkan bea masuk contohnya ketika nilai
contohnya pajak,
pendidikan, yang tinggi untuk produk tukar rupiah mengalami
subsidi, Corporate
infrastruktur dan luar negeri. penurunan terhadap
Social Responsibility
pelayanan publik dollar Amerika Serikat.
(CSR), kredit, zakat.
lainnya.
Manfaat
ALOKASI DISTRIBUSI

pengalokasian pembayaran pajak


membiayai pengeluaran
penerimaan pajak untuk berperan dalam mengatur
negara yang bersifat self membiayai pengeluaran
memenuhi kebutuhan pemerataan liquiditing (memberikan produktif seperti
pembangunan nasional. keuntungan) seperti penyaluran bantuan bagi
masyarakat.
contohnya program proyek produktif barang nelayan dan petani dan
contohnya untuk bantuan sosial,pendidikan ekspor. membiayai pengeluaran
pembangunan sarana dan kesehatan universal, membiayai pengeluaran tidak produktif seperti
dan prasarana atau umum seperti mendanai pembelian
subsidi harga,
pembangunan fasilitas senjata perang untuk
bahkan membangun pembangunan ifrastuktur umum yang bisa tentara.
sebuah infrastruktur. di daerah tertinggal. dinikmati masyarakat.
SELF ASSESMENT OFFICIAL ASSESMENT SYSTEM
salah satu sistem pemungutan pajak dimana sistem ini Sistem pemungutan satu ini memberikan
membebankan besaran pajak yang harus dibayar oleh wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan
seberapa besar pajak terutang kepada fiskus atau

Sistem
wajib pajak yang bersangkutan secara mandiri
ciri-ciri aparat perpajakan sebagai pemungut pajak.
Besar pajak terutang ditentukan oleh wajib pajak itu Ciri-ciri Official Assessment System:
sendiri, wajib pajak berperan aktif dalam memenuhi Wajib pajak bersifat pasif karena perhitungan pajak
kewajiban pajaknya mulai darimenghitung, membayar terutang dihitung oleh aparat pajak (fiskus) yang
hingga melapor pajak sendiri, Pemerintah tidak perlu ditunjuk dalam pengelolaan pajak
mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) terkecuali, Pajak yang terutang muncul setelah aparat pajak
jika wajib pajak telat lapor, telat melunasi pajak menghitung pajak terutang dan diterbitkan SKP
terutang, atau terdapat pajak yang tidak dibayar. Pemerintah memiliki hak penuh dalam menentukan
besar pajak yang menjadi kewajiban bayar oleh
wajib pajak
WITHHOLDING ASSESSMENT SYSTEM
Sistem pemungutan pajak ini memberikan wewenang kepada pihak ketiga untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Contoh penerapan sistem ini adalah pemotongan gaji karyawan yang dilakukan oleh bendahara instansi terkait. Jenis jenis : Pajak Penghasilan
(PPh) Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 4 Ayat 2 (PPh Final), dan PPN.
1. Keadilan
Prinsip
pemungutan pajak yang dilakukan negara harus sesuai kemampuan wajib pajak dan tingkat penghasilan yang
diperolehnya. Artinya, semakin tinggi pendapatan yang diperoleh maka makin tinggi pula beban pajak yang
dikenakan pada wajib pajak yang bersangkutan.
2. Kepastian Hukum
pemungutan pajak harus sesuai atau didasarkan pada undang-undang.
3. Kecocokan atau Kelayakan
pemerintah mengutamakan serta memerhatikan layak atau tidaknya seseorang dikenakan pajak. Contoh:
pengaturan pemotongan PPH 21 oleh perusahaan pemberi kerja, maka karyawan jadi lebih mudah membayar
pajak atas gaji yang diperolehnya yang sudah dipotong oleh pemberi kerja setiap bulannya
4. Ekonomi
penentuan objek pajak yang tepat. Contoh:barang-barang yang memiliki nilai lebih tinggi dalam hal ini mewah,
maka akan dikenakan pajak khusus untuk barang-barang tersebut.
5. Efisiensi
biaya untuk memungut pajak harus diusahakan sekecil-kecilnya atau lebih rendah dibanding beban pajaknya.
Selain itu agar dapat menjaga kebutuhan pengeluaran negara dalam menghadapi berbagai perubahan dan
perkembangan perekonomian nasional.
1.Sumber
Asas
asas teritorial. Berdasarkan asas ini, negara akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang diterima
oleh orang pribadi jika penghasilan yang akan dikenakan pajak tersebut diterima oleh orang pribadi atau
badan yang bersangkutan dari suatu negara.
2. Domisili
asal yang menganut cara pemungutan pajak yang tergantu pada tempat tinggal (domisili) Wajib Pajak di
suatu negara. Contohnya bu Mawar adalah WNI yang bertempat tinggal di Indonesia yang memiliki
penghasilan dari Indonesia dan luar negeri, maka atas seluruh penghasilan yang diperolehnya tersebut
negara berhak memungut pajak.
3. Kebangsaan
bahwa pada dasarnya pemungutan pajak akan dibebankan kepada seluruh rakyat Indonesia tanpa
terkecuali sesuai dengan kebijakan Undang-Undang yang berlaku.
4. Mandiri
asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan
tidak menutup diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi. contohnya dalam
belajar akan menempatkan guru, dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator di samping peran-
peran lain seperti informator, organisator, dan sebagainya.
Tarif
1. Proporsional
tarif pajak yang presentasenya tetap meskipun terjadi perubahan dasar pengenaan pajak.
Contoh:Pajak Pertambahan
2. Degrasif
kenaikan persentase tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya
semakin meningkat.
3. Regresif
tarif pajak akan selalu tetap sesuai peraturan yang telah ditetapkan
4. Progresif
tarif pajak akan semakin naik sebanding dengan naiknya dasar pengenaan pajak. Contoh
Pajak Penghasilan
Tarif PPN
Pajak pertambahan nilai (“PPN”) adalah pajak yang dikenakan atas transaksi penyerahan barang
kena pajak (BKP) dan jasa kena pajak (JKP) yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau wajib
pajak badan yang telah menjadi pengusaha kena pajak (PKP). Dalam UU 7/2021 tarif PPN naik dari
10% menjadi 11% dan mulai berlaku tanggal 1 April 2022. Adapun cara menghitung PPN yaitu
mengalikan tarif PPN 11% dengan dasar pengenaan pajak yang meliputi harga jual, penggantian,
nilai impor, nilai ekspor, atau nilai lain.

Rumus untuk menghitung PPN adalah tarif PPN x Dasar Pengenaan Pajak (DPP), dimana tarif
PPN yang telah berlaku sejak tanggal 1 April 2022 sampai dengan saat ini adalah 11%. Namun,
Pemerintah dapat menaikan tarif PPN menjadi 12% yang rencananya akan diberlakukan paling
lambat tanggal 1 Januari 2025.
Tarif Pajak Penghasilan
Penghasilan kena pajak Tarif

0-60 5%

60-250 15%

250-500 25%

500-5M 30%

> 5M 35%
Pungutan Resmi
RETRIBUSI SUMBANGAN IURAN BEA MASUK/KELUAR

sebuah iuran atau pungutan pungutan yang dilakukan


Bea Masuk adalah pungutan
yang dibebankan atau sehubungan dengan negara yang dikenakan terhadap
dikenakan kepada rakyat atas pungutan sukarela yang sesuatu jasa atau fasilitas barang impor. Contohnya bea
pemanfaatan atau penggunaan tidak diatur dalam yang diberikan masuk imbalan, bea masuk
fasilitas umum yang telah Undang-Undang dan pemerintah secara pembalasan.
disediakan oleh Pemerintah tidak bersifat paksaan. langsung dan nyata Bea Keluar adalah pungutan
Daerah kepada rakyatnya untuk Contohnya Sumbangan kepada kelompok atau negara berdasarkan Undang-
memakmurkan kesejahteraan golongan pembayar. Undang Kepabeanan yang
anak yatim
Contohnya iuran televisi, dikenakan terhadap barang
rakyat di daerah tersebut.
ekspor. Contohnya kulit, kayu,
Contohnya Retribusi Pelayanan iuran keamanan, iuran
biji kakao
Kesehatan sampah.
Perbedaan Pajak Dan Pungutan Resmi
Tantangan Pungutan

1. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak


2. Rendahnya pengetahuan mengenai sistem perpajakan
3. Goyahnya kepercayaan publik terhadap penjabat negara
4. Lemahnya penegakan hukum (law enforcement) terhadap
kepatuhan membayar pajak bagi penyelenggara negara
Penghasilan Tidak Kena Pajak
Menurut kepada UU No 36 Tahun 2008 tentang PPh, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah
komponen pengurangan dalam menghitung besarnya pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi.

PTKP bagi wajib pajak orang pribadi sebesar Rp54.000.000.


PTKP bagi wajib pajak yang sudah kawin mendapatkan tambahan sebesar Rp4.500.000.
PTKP bagi istri yang penghasilannya digabung dengan suami sebesar Rp54.000.000.
PTKP bagi anak sebesar Rp4.500.000 (hanya untuk 3 anak) sisanya bayar pajak.

Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP)


Besarnya Nilai NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp. 60 juta untuk setiap wajib pajak.
Contoh Soal PPH
Pak Bambang memiliki gaji Rp.25.000.000 setiap bulan dan sudah berkeluarga serta mempunyai 1 orang anak. ia membayar
asurans kecelakaan Rp.20.000 dan asuransi kematian Rp.10.000 iuran THT Rp.5.000 setiap bulan dan iuran pensiun Rp.10.000
mempunyai biaya jabatan sebesar 5 % berapa PPH yang harus dibayar oleh pak Bambang ?
Jawaban:
Gaji sebulan Rp. 25.000.000
Asuransi Kecelakaan Rp.20.000
Asuransi Kematian Rp.10.000 +
Penghasilan bruto Rp. 25.030.000
Biaya jabatan 5% X Rp. 25.030.000 = Rp.137.500
Iuran pensiun Rp.10.000
iuran THT Rp.5.000 + Rp.152.500 -
Penghasilan Netto Rp.24.877.500
Penghasilan netto setahun Rp.24.877.500 x 12 = Rp. 298.530.000
PTKP
Wajib pajak Rp.54.000.000
istri Rp.4.500.000
Anak Rp. 4.500.000 - Rp. 63.000.000 +
PKP Rp. 235.530.000
5% x Rp.60.000.000 = Rp.3.000.000
15% x Rp.175.530.000 = Rp.26.329.500 +
Rp. 29.329.500 /tahun
Rp.2.444.125/bulan
Contoh Soal PPB
Pak Bambang memiliki luas 900 m dengan harga Rp.3.000.000 per meter, memiliki bangunan seluas 400 m dengan harga
Rp.4.500.000 per mater, taman mewah 450 m dengan harga per meter Rp.600.000, pagar mewah 130 m dengan harga per meter
Rp.2.000.000 Presentase nilai jual 0,1% Berpakah nilai PBB yang harus dibayar pak Bambang ?
Jawaban:
Tanah 900 x Rp.3.000.000 = Rp.2.700.000.000
Bangunan 400 x Rp.4.500.000 = Rp.1.800.000.000
Taman mewah 450 x Rp.600.000 = Rp.270.000.000
Pagar mewah 130 x 1,5 x Rp.2.000.000 = Rp.390.000.000 +
Rp.2.460.000.000 +
Jumlah tanah dan bangunan Rp.5.160.000.000
Nilai Jual Objek Kena Pajak Rp.60.000.000 -
Rp. 5.100.000.000
PBB Terutang setahun
40% x Rp.5.100.000.000 = Rp.2.040.000.000
0,1% x Rp.2.040.000.000 = Rp.2.040.000

Jadi setahun Rp.2.040.000


Sebulan Rp.2.040.000 : 12 = Rp.170.000
By : Masha Zuleyka

Anda mungkin juga menyukai