Anda di halaman 1dari 71

Habib Umar bin Abdurrahman Al-athos ( Shohibul Ratib ) Kita tentu tidak asing lagi dengan

Ratib Al athos yang selalu di baca baik itu di majlis-majlis talim maupun di amalkan secara
individu. Ratib AL athos adalah susunan dzikir yang disusun oleh Habib Umar bin
Abdurrahman Alathos. Beliau adalah seorang ulama besar yang lahir di Hadromaut Yaman
pada tahun 992 H atau 1572 M Di kota Isnat. Ayah beliau bernama Al habib Abdurrahman bin
aqil dan Ibunya bernama syarifah Muznah binti Muhammad Al jufri. Karamah kewalian Habib
Umar bin abdurrahman Al athos sudah nampak sejak beliau dalam kandungan ibunya ,janin
tersebut bersin dan tentu ini adalah sesuatu diluar kebiasaan manusia pada umumnya dan
hingga beliau mendapat gelar Al athos { orang yang bersin }. Sejak kecil beliau sudah
mengalami kebutaan namun tidak mengurangi semangat beliau dalam menuntut ilmu. Beliau
belajar dari ayahnya dan ulama-ulama setempat lainnya seperti Syech Umar bin isa Syech abu
bakar bin salimHabib Husein bin syech abubakar bin salimbeliu juga membuka taklim dengan
mengajarkan ilmu agama. Dakwahnya pun menyebar ke segenap penjuru Hadramaut
Belakangan ia dikenal sebagai seorang sufi yang banyak menguasai ilmu lahir dan batin,
pengayom anak yatim piatu, janda, dan fakir miskin. Siang mengajar, malamnya ia gunakan
untuk melakukan riyadhah, beribadah, bermunajat kepada Allah SWT, dan sangat jarang
tidur.Sebagai ulama besar dan sufi, Habib Umar dikenal dengan beberapa karamahnya. Ia
sangat termasyhur, bahkan sampai ke negari Cina. Suatu hari, salah seorang anak Habib
Abdurrahman melawat ke Cina. Di sana ia bertemu seorang sufi yang memberi salam dan
hormat, padahal ia tidak mengenalnya;Bagaimana engkau mengenalku, padahal kita belum
pernah berjumpa;Bagaimana aku tidak mengenal engkau? Ayahmu, Habib Umar bin
Abdurrahman Al-Atthas, adalah guru kami, dan kami sangat menghormatinya. Habib Umar
sering datang ke negeri kami dan ia sangat terkenal di negeri ini; jawab sufi tersebut. Padahal
jarak antara Hadramaut dan Cina sangat jauh, namun Habib Umar telah berdakwah sampai ke
sanaSyekh Muhammad Baqais salah seorang muridnya, bercerita, Satu kali Habib Umar
mendamaikan beberapa suku yang berperang sampai berkali-kali. Tapi, tetap saja ia tidak
mendapatkan tanggapan baik. Karena itu beliau pun melemparkan biji tasbihnya kepada
mereka. Dengan izin Allah biji tasbih itu menjadi ular. Barulah mereka sadar dan mohon maaf.
”Nama Habib Umar tak bisa dipisahkan dari karya agung yang diberinya judul
</span><b><i><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma; mso-fareast-font-family: &quot;Times New Roman&quot;; mso-fareast-language:
IN;">&#8216;Azizul Manal wa Fathu Babil Wishal</span></i></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family:
&quot;Times New Roman&quot;; mso-fareast-language: IN;">, alias Anugerah nan Agung dan
Pembuka Pintu Tujuan&#8221; &#8211; yang di belakang hari sangat terkenal sebagai Ratib
Al-Atthas. Habib Umar sendiri berwasiat, <i><span style="color: #403152; mso-themecolor:
accent4; mso-themeshade: 128;">Rahasia dan hikmah telah kutitipkan di dalam ratib
itu.&#8221;</span></i></span><i><span style="color: #403152; font-family: &quot;Times
New Roman&quot;,&quot;serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family:
&quot;Times New Roman&quot;; mso-fareast-language: IN; mso-themecolor: accent4; mso-
themeshade: 128;"><o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-
height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br
/></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin-
bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: &quot;Times New Roman&quot;; mso-
fareast-language: IN;">Melindungi Kota Menurut </span><b><i><span style="color: #00b0f0;
font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-fareast-font-
family: &quot;Times New Roman&quot;; mso-fareast-language: IN;">Habib Abdurrahman Al-
Habsyi</span></i></b><span style="color: #00b0f0; font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family:
&quot;Times New Roman&quot;; mso-fareast-language: IN;"> </span><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-
family: &quot;Times New Roman&quot;; mso-fareast-language: IN;">(Kwitang, Jakarta
Pusat), Ratib Al-Aththas lebih tua dibanding Ratib Al-Haddad. Ratib Al-Haddad disusun pada
1071 H/1651 M oleh Habib Abdullah Al-Haddad, atau sekitar 350 tahun lalu, sedang Ratib Al-
Atthas disusun jauh sebelumnya. Ada beberapa wirid atau doa yang tidak ada dalam Ratib Al-
Atthas tapi terdapat dalam Ratib Al-Haddad, demikian pula sebaliknya. Namun, seperti ratib-
ratib yang lain, keduanya tetap mengacu pada doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.Ratib
Al-Atthas biasa dibaca usai salat Magrib, tapi boleh juga dibaca setiap pagi, siang, atau tengah
malam. Bisa dibaca sendiri atau secara berjemaah. Manfaat ratib ini sangat besar. Bahkan ada
sebagian ulama yang mengatakan, dengan membaca Ratib Al-Atthas atau Ratib Al-Haddad
setiap malam, Allah SWT akan menjaga dan memelihara seluruh penghuni kota tempat tinggal
kita, menganugerahkan kesehatan, dan mengucurkan rezeki-Nya kepada segenap
penduduk.</span><span style="font-family: &quot;Times New
Roman&quot;,&quot;serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: &quot;Times
New Roman&quot;; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div
class="MsoNormal" style="line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;
text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 14.25pt; margin-
bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br /></div><div
class="MsoNormal" style="line-height: 14.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;
text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;;
font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: &quot;Times New Roman&quot;; mso-fareast-
language: IN;">Dalam keadaan sangat khusus dan mendesak, ratib tersebut bisa dibaca tujuh
hingga 41 kali berturut-turut. Pendapat ini mengacu pada beberapa hadist Rasulullah SAW
tentang manfaat istigfar dan doa-doa lainnya. Sebab, dalam ratib-ratib tersebut antara lain
terdapat shalawat, tahlil, tasbih, tahmid, dan istigfar.Begitu hebat fadilah atau keutamaan ratib-
ratib itu, hingga </span><b><i><span style="color: #0070c0; font-family: Harrington; font-
size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-fareast-font-family: &quot;Times New
Roman&quot;; mso-fareast-language: IN;">Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad bin
Muhsin bin Husein Al-Atthas</span></i></b><span style="color: #0070c0; font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family:
&quot;Times New Roman&quot;; mso-fareast-language: IN;"> </span><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-
family: &quot;Times New Roman&quot;; mso-fareast-language: IN;">menyatakan bahwa
mereka yang mengamalkan ratib tersebut tidak akan terluka jika pada suatu hari terpatuk ular.
Orang yang biasa mengamalkan ratib-ratib itu tidak akan merasa takut, ia akan selamat dari
segala yang ditakuti,&#8221; katanya.Betapa hormat para ulama kepada Habib Umar bin
Abdurrahman Al-Atthas. Tergambar ketika suatu hari seorang ulama, Syekh Salim bin Ali,
mengunjungi Imam Masjidil haram, Habib Muhammad bin Alwi Assegaf, dan menyampaikan
salam dari Habib Umar. Seketika itu juga Habib Muhammad pun menundukan kepala sejenak,
lalu katanya, &#8221;Layaklah setiap orang menundukkan kepala kepada Habib Umar. Demi
Allah, saya mendengar suara gemuruh di langit untuk menghormati beliau. Sementara di bawah
langit ini tidak ada orang lebih utama daripada beliau.&#8221;Habib Umar bin Abdurrahman
Al-Atthas wafat pada 23 Rabiul akhir 1072 H/1652 M, dan jenazahnya dimakamkan di Desa
Nafhun dekat Huraidhoh Hadromaut yaman.</span><span style="font-family: &quot;Times
New Roman&quot;,&quot;serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family:
&quot;Times New Roman&quot;; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div><div
class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal"
style="text-align: justify;"><br /></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Nasab al-Habib
Umar bin Abdul Rahman al-Attas</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size:
18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Nama beliau adalah <b>Umar bin Abdurrahman</b>bin Agil bin Salim bin
Ubaidullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Syeikh </span><b><span style="color:
#00b0f0; font-family: &quot;Lucida Calligraphy&quot;; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-
style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-angle: 8100000; mso-style-textfill-fill-
gradientfill-shade-linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype: linear;
mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96 -1 100000 30000
satm=115000\,50000 \#009AD9 -1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000
100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-type: gradient;">al Ghauts</span></b><span
style="color: #00b0f0; font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-angle: 8100000; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-shade-linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype:
linear; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96 -1 100000 30000
satm=115000\,50000 \#009AD9 -1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000
100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-type: gradient;"></span><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Abdurrahman as-
Seggaf bin Muhammad Maulah Dawilah bin Ali bin Alawi al Ghoyur bin Sayyidina
</span><b><span style="color: #00b0f0; font-family: &quot;Lucida Calligraphy&quot;; mso-
bidi-font-family: Tahoma; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-angle: 5400000;
mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-fill-
gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96 -1
100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -1 100000 67500 satm=115000\,100000 \
#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-type: gradient;">al Faqih
al Muqaddam</span></b><span style="color: #00b0f0; font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-style-textfill-fill-
gradientfill-shade-linearshade-angle: 5400000; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-
linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96 -1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -
1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;;
mso-style-textfill-type: gradient;"></span><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Muhammad bin Ali bin
Imam Muhammad </span><b><span style="color: #00b0f0; font-family: &quot;Lucida
Calligraphy&quot;; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-
linearshade-angle: 8100000; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-fscaled: no;
mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist:
&quot;0 \#006A96 -1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -1 100000 67500
satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-
type: gradient;">Shahib Mirbath</span></b><span style="color: #00b0f0; font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-style-textfill-fill-
gradientfill-shade-linearshade-angle: 8100000; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-
linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96 -1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -
1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;;
mso-style-textfill-type: gradient;"></span><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">bin Ali bin Alwi bin
Muhammad bin Alwi bin Ubaidullah bin Imam </span><b><span style="color: #00b0f0; font-
family: &quot;Lucida Calligraphy&quot;; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-shade-linearshade-angle: 8100000; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-
linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96 -1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -
1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;;
mso-style-textfill-type: gradient;">al Muhajir</span></b><span style="color: #00b0f0; font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-style-textfill-fill-
gradientfill-shade-linearshade-angle: 8100000; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-
linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96 -1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -
1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;;
mso-style-textfill-type: gradient;"></span><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Ahmad bin Isa bin
Muhammad </span><b><span style="color: #00b0f0; font-family: &quot;Lucida
Calligraphy&quot;; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-
linearshade-angle: 8100000; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-fscaled: no;
mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist:
&quot;0 \#006A96 -1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -1 100000 67500
satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-
type: gradient;">an Naqib</span></b><span style="color: #00b0f0; font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-style-textfill-fill-
gradientfill-shade-linearshade-angle: 8100000; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-
linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96 -1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -
1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;;
mso-style-textfill-type: gradient;"></span><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">bin Imam Ali
</span><b><span style="color: #00b0f0; font-family: &quot;Lucida Calligraphy&quot;; mso-
bidi-font-family: Tahoma; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pctbottom: 0%; mso-
style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pctleft: 100.0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-
shade-rectfill-pctright: 0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pcttop: 100.0%;
mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype: path-circle; mso-style-textfill-fill-gradientfill-
stoplist: &quot;0 \#006A96 -1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -1 100000 67500
satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-
type: gradient;">al Uraidhi</span></b><span style="color: #00b0f0; font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-style-textfill-fill-
gradientfill-shade-rectfill-pctbottom: 0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-
pctleft: 100.0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pctright: 0%; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-shade-rectfill-pcttop: 100.0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype:
path-circle; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96 -1 100000 30000
satm=115000\,50000 \#009AD9 -1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000
100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-type: gradient;"></span><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">bin Jafar
</span><b><span style="color: #00b0f0; font-family: &quot;Lucida Calligraphy&quot;; mso-
bidi-font-family: Tahoma; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pctbottom: 0%; mso-
style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pctleft: 0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-
rectfill-pctright: 100.0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pcttop: 100.0%; mso-
style-textfill-fill-gradientfill-shadetype: path-circle; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist:
&quot;0 \#006A96 -1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -1 100000 67500
satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-
type: gradient;">as Shadiq</span></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">binl Imam Muhammad
</span><b><span style="color: #00b0f0; font-family: &quot;Lucida Calligraphy&quot;; mso-
bidi-font-family: Tahoma; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-angle: 8100000;
mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-fill-
gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96 -1
100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -1 100000 67500 satm=115000\,100000 \
#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-type: gradient;">al
Baqir</span></b><span style="color: #00b0f0; font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-angle:
8100000; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96
-1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -1 100000 67500 satm=115000\,100000 \
#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-type:
gradient;"></span><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;;
font-size: 14.0pt;">bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Hussein </span><b><span
style="color: #00b0f0; font-family: &quot;Lucida Calligraphy&quot;; mso-bidi-font-family:
Tahoma; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pctbottom: 0%; mso-style-textfill-fill-
gradientfill-shade-rectfill-pctleft: 100.0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-
pctright: 0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pcttop: 100.0%; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-shadetype: path-circle; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \
#006A96 -1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -1 100000 67500
satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-
type: gradient;">as Sibith</span></b><span style="color: #00b0f0; font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-style-textfill-fill-
gradientfill-shade-rectfill-pctbottom: 0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-
pctleft: 100.0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pctright: 0%; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-shade-rectfill-pcttop: 100.0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype:
path-circle; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96 -1 100000 30000
satm=115000\,50000 \#009AD9 -1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000
100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-type: gradient;"></span><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">bin Imam Ali bin
Abi Thalib dan bin Batul Fatimah </span><b><span style="color: #00b0f0; font-family:
&quot;Lucida Calligraphy&quot;; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-style-textfill-fill-
gradientfill-shade-linearshade-angle: 8100000; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-
linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96 -1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -
1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;;
mso-style-textfill-type: gradient;">az-Zahra</span></b><span style="color: #00b0f0; font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-style-textfill-fill-
gradientfill-shade-linearshade-angle: 8100000; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-
linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96 -1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -
1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;;
mso-style-textfill-type: gradient;"></span><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">binti Rasullullah
S.A.W.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Asal dinamakan
&#8216;Al Attas</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-
font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Kata al-Faqih Abdullah bin Umar Baubad:<span class="apple-converted-
space">&nbsp;</span><br />Beliau dinamakan al-Attas yang bermaksud bersin, kerana beliau
pernah bersin ketika masih berada di dalam perut ibunya&#8221;. Kata al- Habib Ali bin
Hassan al-Attas: Sebenarnya apa yang diucapkan oleh Syeikh al-Faqih Abdullah bin Umar
Baubad adalah benar, hanya saja menurut kabar yang paling benar dikatakan bahwa pertama
kali bersin ketika masih berada di perut ibunya adalah Habib Aqil yang terkenal hanya Habib
Umar bin Abdurrahman al-Attas, sehingga berita itu hanya dikenal pada diri beliau dan anak
beliau dan anak cucu Aqil dan Abdullah, saudara beliau. Sedangkan anak cucu Sayyidina Aqil
bin Salim yang lain dikenal dengan nama keluarga Aqil bin
Salim&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Berkata
al-Habib Ali bin Hassan: Tidak henti-hentinya didengar dari mereka suara bersin di perut-perut
sebahagian ibu waktu demi waktu, sebagaimana yang diberitahukan oleh istriku, seorang wanita
solehah. Syeikha binti Sahal bin Abi Bakar bin Syaiban bin Ahmad bin Ishaq, katanya: Pada
suatu hari sewaktu aku duduk bersama Sharifah Fatimah bin Habib Muhammad Basurah
Baalawi, waktu itu aku sedang mengandung puteramu yang bernama al Hasan yang pertama,
aku terdengar ia bersin ketika ia masih di dalam perutku, aku dan Sharifah Fatimah mendengar
suara bersin itu dengan jelas, dan ia dilahirkan pada waktu 1147 H, tetapi ia wafat waktu masih
kecil&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al
Habib Ali bin Hussain al-Attas menyebutkan di dalam kitabnya </span><b><i><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Tajul
Araas</span></i></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> juz pertama halaman 40. bahwa di Mekkah pernah didengar
suara bersin dari anak yang masih di dalam perut ibunya, tentunya kejadian itu termasuk
kejadian karamah yang diakui oleh kalangan Ahlu Sunnah, sebagaimana yang disebutkan di
dalam kitab-kitab Tauhid dan Aqoid mereka beserta dalil-dalilnya yang terkenal yang
bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Imam Nawawi pernah menyebutkan di dalam kitabnya </span><b><i><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Riyaadhus
Shalihin</span></i></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> di dalam bab al-Karamat. Disebutkan dalam kitab itu sebuah
hadith yang memberitakan kisah seorang rahib yaang bernama Juraij, yang kerananya Allah
menakdirkan seorang bayi bercakap-cakap untuk memberikan kesaksian tentang diri Juraij,
tentunya bersin ketika seorang bayi masih di dalam kandungan ibunya tidak berbeda jauh
dengan seorang bayi yang bisa bercakap-cakap setelah ia lahir, kejadian-kejadian semacam ini
tidak sulit bagi Allah sebab Allah Maha Kuasa untuk mentakdirkan apa saja yang Dia
kehendaki.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Kelahiran dan
tempat diasuhnya al-Habib Umar bin Abdul Rahman al-Attas</span></strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Beliau
dilahirkan di desa Lisk dekat dengan desa Ainat, di bagian bawah negeri Hadhramaut, di akhir
abad ke-10, tepatnya pada tahun 229H. Sejak kecilnya beliau diasuh dan dididik oleh ayah
beliau sendiri, al-Habib Abdul Rahman bin Aqil. Meskipun mata beliau buta sejak kecil, tetapi
Allah memberinya kecerdasan otak dan pandangan hati ( Bashirah ), sehingga beliau mudah
menghafal apa saja yang pernah didengarnya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Ayah beliau, al-Habib Abdul Rahman bin Aqil pernah berkata
pada Syeikh Abdurrahman bin Aqil al-Junied Bawazir yang dikenal dengan panggilan al-
Muallim: <i><span style="color: #002060;">Hendaknya anda lebih banyak memberikan
perhatian kepada Umar, kerana kedua matanya tidak dapat melihat&#8221;</span></i>. Jawab
Syeikh Abdurrahman: <i><span style="color: #984806; mso-themecolor: accent6; mso-
themeshade: 128;">Meskipun kedua mata Umar tidak dapat melihat, tetapi pandangan
Bashirahnya dapat melihat, disebabkan hatinya
bersinar&#8221;.<o:p></o:p></span></i></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Sejak kecil beliau anak yang tekun beribadah, hidup zuhud berpaling dari dunia dan
sejak kecil sudah terlihat tanda-tanda kebesaran pada diri beliau. Sejak kecil, beliau sering ke
kota Tarim dari dusunnya Lisk dan melakukan sholat dua rakaat di setiap masjid yang ada di
kota Tarim, bahkan kadang menimba air dari sumur untuk mengisi kolam-kolam
masjid.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Di masa
kecilnya, beliau senantiasa dibimbing oleh ayah beliau dan guru-guru beliau, misalnya al-Habib
Hussien, al-Habib Hamid, al-Habib Muhdhor, putra-putra Saiyidina Syeikh Abu Bakar bin
Salim yang sering dikunjungi oleh ayah beliau, yaitu al-Habib Abdul Rahman bin
Aqil.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Ayahanda al-
Habib Umar bin Abdul Rahman al-Attas</span></strong><span style="font-family: Nyala;
font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Abdul Rahman bin Aqil adalah seorang Arif Billah,
seorang ulama yang taat menjalani hukum-hukum Allah, beliau tokoh para wali terkemuka,
beliau pernah menerima ilmu dan wilayah dari pamannya, yaitu Syeikh abu Bakar bin Salim,
pamannya yang satu ini amat cinta kepada Sayyid Abdul Rahman dan kepada ayah beliau yaitu
al-Habib Aqil. Al-Habib Aqil adalah saudara sekandung dengan Syeikh abu Bakar bin Salim,
yang mana Syeikh Abu Bakar bin Salim ada menyebut tentang saudaranya yang satu
ini:<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><i><span style="color:
#632423; font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-
themecolor: accent2; mso-themeshade: 128;">Apa yang ada di Wali Masyhur ( yaitu dirinya ),
tidak lain hanyalah berkat Wali Mastur ( yaitu saudaranyaa yang bernama
Aqil )&#8221;<o:p></o:p></span></i></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Abdul Rahman bin Aqil adalah seorang yang mulia, suci dan hati yang bersih, beliau
sering mengunjungi Wadi Amed dan Wadi Kaser, penduduk kawasan-kawasan itu senantiasa
menghormatinya, mengagungkannya dan memohon barakah beliau. Beliau mempunyai
berbagai karomah, di antaranya adalah pada suatu hari beliau berkunjung di suatu desa yang ada
di Wadi Amed. Ketika itu hujan turun lebat sehingga beliau berkata kepada untanya: <i><span
style="color: #403152; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 128;">Pergilah engkau dan
carilah sebuah tempat berteduh dan akupun akan berbuat yang sama dan besok kita bertemu di
desa Qaran bin Adwan&#8221;</span></i>. Keesokan harinya ketika beliau tiba di desa Qaran,
maka beliau tidak mendapati untanya, sehingga beliau bertanya kepada pembantunya: <i><span
style="color: #403152; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 128;">Ke manakah
perginya unta?&#8221;</span></i><span style="color: #403152; mso-themecolor: accent4;
mso-themeshade: 128;"> </span>Tetapi sang pembantu tidak dapat menemukannya. Pada
keesokan paginya, unta itu datang lengkap dengan
barang-barangnya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Ketika
al-Habib Abdul Rahman wafat di kota Huraidhah, maka al-habib Umar menyuruh pembantunya
untuk membantu pencari tanah yang cocok untuk dijadikan sebagai kuburan ayahnya, akhirnya
sang pembantu mendapatkan sebidang tanah yang ditandai dengan sebuah tiang dari cahaya,
akhirnya al-Habib Abdul Rahman dimakamkan di tempat tersebut. Biasanya jika al-Habib
Umar berziarah ke makam ayahnya, maka beliau bercakap-cakap dengan ayah beliau dari balik
kubur.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Abdul Rahman bin Aqil menikah dengan dua orang wanita, yaitu </span><b><i><span
style="color: #00b0f0; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Syarifah Muznah binti Muhammad bin Ahmad bin Alawi
al-Jufri</span></i></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">. Syarifah ini adalah bunda bagi al-Habib Umar dan saudara-
saudara sekandungnya, yaitu al-Habib Abdullah dan al-Hababah Alawiyah. Selanjutnya beliau
menikah dengan seorang wanita dari Yaman dari keluarga al-Bathouq salah satu dari kabilah
Bani Ahmad yaitu </span><b><i><span style="color: #00b0f0; font-family: Harrington; font-
size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Arobiyah binti Yamani
Bathouq</span></i></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">. Istri beliau yang kedua ini melahirkan beberapa orang anak di
antaranya Aqil, Sholeh, Musyayakh dan Maryam.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Pada umumnya beliau berdomisili di Lisk, tetapi beliau sering
berkunjung ke Ainat, Tarim, Wadi Amed, al-Qaser dan Doan. Akhirnya beliau ditakdirkan
pindah di Huraidzah beberapa saat sebelum beliau wafat yaitu bertepatan ketika al-Habib Umar
telah mendapat petunjuk dari kedua guru beliau yaitu al-Habib Hussein dan al-Habib Hamid
putra Syeikh Abu Bakar bin Salim untuk pindah ke Huraidzah. Di desa Huraidzah inilah beliau
wafat.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Bunda al-Habib
Umar bin Abdul Rahman al-Attas</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size:
18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Bunda beliau bernama Syarifah Muznah binti Muhammad bin Alawi al-Jufri.
Bunda beliau termasuk seorang yang shalih. Dikisahkan bahwa putra Syarifah Muznah
meninggal dunia dalam usia kecil, ia bernama Ahmad. Setelah beberapa hari dari saat
kematiannya, maka ada seekor burung kecil berwarna hijau yang sering datang mengunjungi
Syarifah Muznah ini, sampai beliau berkata. <i><span style="color: #31849b; mso-themecolor:
accent5; mso-themeshade: 191;">Jika engkau adalah ruh putraku yang telah wafat, amak
datanglah ke tanganku&#8221;</span></i>. Setelah Syarifah Muznah menghulurkan
tangannya, maka burung kecil itu hinggap ke tangannya dan menciumnya, kemudian beliau
melepaskannya kembali, sehingga burung itu terbang dari tangan
beliau.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Saudara al-Habib
Umar bin Abdul Rahman al-Attas</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size:
18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Beliau mempunyai empat orang saudara lelaki dan dua perempuan. Adapun yang
sekandung dengan beliau adalah Abdullah dan Alawiyah, sedangkan Sholeh, Aqil, Musyayakh
dan Maryam saudara dari ayah, ibu mereka seorang wanita Yaman dari keluarga Bathouq dari
kabilah Bani Ahmad.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Adapun saudara beliau yaitu al-Habib Abdullah bin Abdul Rahman termasuk seorang
tokoh wali yang terkenal, ia pernah melakukan berbagai latihan riadah dan mujahadah. Dan
pergi berdakwah ke gunung Al Yafi tempat Bani Yafi, setelah mendapat izin dari gurunya yang
bernama al-Habib Hussein bin Abu Bakar bin Salim dengan disertai oleh pembantunya yang
bernama Ali bin Ahmad Harharah Al Yafii.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Beliau menetap di desa Mazubah, sempat menikah di desa itu dan mempunyai
anak cucu. Makam beliau dan anak-anaknya di desa itu banyak diziarahi orang dari berbagai
tempat yaang jauh. Mereka diberi berbagai karomah yang tidak sedikit jumlahnya, menurut al-
Habib Ali bin Hassan al-Attas, anak cucu beliau, ada seratus orang lebih yang sempat dihitung
di waktu Habib Ali masih hidup.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Saudara Habib Umar yang bernama al-Habib Aqil dikenal sebagai seorang ulama
yang selalu mengamalkan ilmunya. Al-Habib Aqil ini pernah berguru dari Syeikh Muhammad
bin Umar al-Afif di desa al-Hajrain, hingga banyak orang yang menimba ilmu dari beliau
setelah beliau kembali ke Huraidzah. Setiap harinya al-Habib Umar menyempatkan diri untuk
menghadiri Majlis Talim al-Habib Aqil setiap kali setelah beliau kembali dari makam
ayahnya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Aqil wafat di kala Habib Umar masih hidup. Beliau meninggalkan beberapa putra dan
putri. Setelah ayahnya wafat, maka Habib Umar mengasuh mereka dengan sebaik-baik asuhan.
Setelah putra-putra Habib Aqil dewasa, maka al-Habib Umar mengawinkan dengan putri-putri
beliau.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Adapun
Musyayakh termasuk seorang yang sholeh, beliau wafat di masa hidup al-Habib Umar, beliau
meninggalkan seorang putri. Adapun Sholeh, ia mempunyai seorang putra bernama Hussein.
Adapun saudaranya yaitu Maryam, telah menikah dengan Habib Syeikh bin Abdillah al-
Musawa, dan mempunyai beberapa oraang putra.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-
bidi-font-family: Tahoma;">Pindahnya al-Habib Umar ke kota
Huraidhah</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-
family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Hussein bin Abu Bakar bin Salim sering berkata: Wahai keluarga Baalwi Huraidzah?
&#8221; Maka dikatakan kepada beliau bahwa tidak seorang pun dari keluarga Baalwi yang
ada di desa itu, maka ia berkata: <i><span style="color: #632423; mso-themecolor: accent2;
mso-themeshade: 128;">Kelak di desa itu akan didatangi keluarga Baalwi, wajah-wajah mereka
bagaikan bulan, dan akan memberikan manfaat kepada orang
banyak.&#8221;</span></i><span style="color: #632423; mso-themecolor: accent2; mso-
themeshade: 128;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Ketika al-Habib Umar mencapai usia akil baligh, maka guru beliau yang bernama al-
Habib Hussein bin Syeikh Abu Bakar bin Salim menyuruh beliau untuk berdakwah ke desa al-
Huraidzah. Demikian pula guru beliau yang bernama al-Habib Hamid bin Syeikh Abu Bakar
juga menyuruh beliau untuk segera berdakwah di desa al-Huraidzah. Maka dengan bekal
perintah dari kedua guru beliau, al-Habib Umar segera berdakwah ke
Huraidzah.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Ali bin Hussain al-Attas menyebut di dalam kitab </span><b><i><span style="font-
family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Taajul Araas
</span></i></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;;
font-size: 14.0pt;">juz 2 halaman 111 bahwa pada mulanya al-Habib Umar sering pulang pergi
ke Huraidzah. Akhirnya beliau menetap di sana pada tahun 1040
H.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Ketika al-Habib
Umar tiba di Huraidzah untuk pertama kalinya, beliau diminta oleh Syeikh Najjaad Adz
Dzibyani untuk menetap di rumahnya, dia sangat menghormati beliau dan mengatakan: <i>Ini
rumah-rumahmu&#8221; </i>Sehingga Syeikh Najjaad mendapat barakah yang luar biasa dari
beliau.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Di desa
itu ada seorang wanita yang bernama Sholahah, ia bernazar untuk memberikan hartanya dan
bagian dari rumahnya kepada Habib Umar, kemudian al-Habib Umar meminangnya sebagai
imbalan atas kebajikannya itu.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Selanjutnya, sebelum al-Habib Umar menetap di desa al-Huraidzah, maka beliau
kembali ke desa Lisk lebih dahulu untuk mengajak ayahnya dan saudara-saudaranya untuk
pindah ke Huraidzah. Pada mulanya ajakan al-Habib Umar untuk pindah ke desa Huraidzah
ditolak ayah beliau, tetapi setelah keduanya minta pendapat dari al-Habib Hamid dan al-Habib
Hussein, maka kedua guru beliau menyuruh al-Habib Abdul Rahman untuk mengikuti minat al-
Habib Umar. Keduanya mengatakan: <i><span style="color: #632423; mso-themecolor:
accent2; mso-themeshade: 128;">Wahai Abdul Rahman, pergilah bersama Umar, dan ikuti
serta pegangi pendapatnya, sekalipun kau adalah ayahnya dan dia
anakmu&#8221;</span></i><span style="color: #632423; mso-themecolor: accent2; mso-
themeshade: 128;">. </span>Sehingga al-Habib Abdul Rahman berkata kepada putranya:
<i><span style="color: #215868; mso-themecolor: accent5; mso-themeshade: 128;">Wahai
Umar, kalau sekarang kami mau mengikuti pendapatmu , maka lakukanlah apa saja yang
terbaik bagi kami&#8221;</span></i>. Selanjutnya seluruh keluarga al-Habib Umar segera
meninggalkan Lisk menuju ke desa al-Huraidzah. Ketika rombongan itu tiba di desa Manwab,
maka al-Habib Umar berkata: <i><span style="color: #403152; mso-themecolor: accent4; mso-
themeshade: 128;">Hendaknya kalian melanjutkan perjalanan sampai ke Huraidzah, sebab aku
hendak singgah dulu di tempat istriku yang ada di desa ini&#8221;</span></i>. Maka
rombongan itu meneruskan perjalanannya ke desa al-Huraidzah, sedangkan al-Habib Umar
singgah dan menetap di desa Manwab selama satu minggu.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Abdul Rahman,
ayah al-Habib Umar mulai merasa sakit setibanya beliau di desa Huraidzah, dan kerana sakit
setibanya beliau, maka beliau takut kalau ajalnya tiba, sedangkan Habib Umar tidak ada di sisi
beliau, kerana itu ketika al-Habib Umar tiba, maka beliau menegur al-Habib Umar, tetapi al-
Habib Umar mengajukan alasannya dan mohon maaf sebesar-besarnya atas keterlambatannya
itu, sehingga ayahnya mau memaafkannya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Dan sakitnya yang menyebabkan ajalnya tiba itu, al-Habib Abdul Rahman
merasa takut kalau al-Habib Umar tidak memperhatikan saudara-saudaranya yang masih kecil
dari ibu lain, sebab beliau tahu ibu tirinya al-Habib Umar tidak sayang padanya sebagaimana
umumnya kaum wanita. Di saat ayahnya risaukan hal itu, maka al-Habib Umar yang
mengetahuinya secara Khasaf, maka beliau mendekati ayahnya dan beliau berkata: <i><span
style="color: #403152; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 128;">Wahai ayahku,
tenanglah jangan engkau fikirkan tentang keluargamu, aku Insya-Allah akan menyayangi
saudara-saudaraku lebih dari menyayangi diriku sendiri&#8221;</span></i>. Maka hati al-
Habib Abdul Rahman menjadi gembira dan beliau mendoakan kebajikan bagi Habib Umar,
apalagi di saat itu, beliau sedang menyaksikan alam akhirat, tentu doa seorang ayah yang sholeh
bagi anaknya yang sholeh pula, akan sama dengan doa seorang Nabi buat umatnya, apalagi al-
Habib Abdul Rahman waktu itu sedang sakit, Rasulullah pernah bersabda: </span><b><span
style="color: #00b050; font-family: &quot;Lucida Calligraphy&quot;; mso-bidi-font-family:
Tahoma; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-angle: 8100000; mso-style-
textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-fill-gradientfill-
shadetype: linear; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006D2A -1 100000
30000 satm=115000\,50000 \#009E41 -1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00BD4F -1
100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-type: gradient;">Jika kalian
mengunjungi orang yang sedang sakit, maka mintalah doa bagi
kalian&#8221;.</span></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> Al-Habib Umar memenuhi janjinya kepada ayahnya dan beliau
sangat memperhatikan kebutuhan saudara-saudaranya, terutama dari segi pendidikan dan
pemeliharaannya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Wafatnya ayahanda al-Habib Umar</span></strong><span style="font-family:
Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Beliau wafat setelah delapan
hari tiba di desa al-Huraidzah. Al-Habib Umar sibuk mempersiapkan perawatan jenazah ayah
beliau, kemudian beliau menyuruh pembantunya Mahmud an-Najar untuk memilih kubur bagi
ayahnya. Ketika Mahmud masuk di perkuburan al-Huraidzah, maka ia dapatkan ada sebuah
tanah yang disinari seberkas cahaya langit, maka di tempat itulah al-Habib Abdul Rahman
dikuburkan.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Umar rajin berziarah ke makam ayahnya, bahkan tidak seharipun beliau pernah
melupakannya. Pada suatu hari al-Habib Umar berkata: <i><span style="color: #403152; mso-
themecolor: accent4; mso-themeshade: 128;">Ketika aku tidak berziarah ke makam ayahku
selama beberapa hari, maka aku lihat ayahku dalam mimpiku amat murka kepadaku kerana aku
tidak menziarahi beliau selama beberapa hari, aku lihat jasad beliau menjadi besar, sehingga
aku sulit untuk berjabat tangan dengan beliau dikeranakan tingginya jasad
beliau&#8221;.<o:p></o:p></span></i></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Hubungan erat antara al-Habib Umar dengan Syeikh Abdullah bin Ahmad
al-Afif</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-
family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Dulu
sebelum al-Habib Umar tiba di desa al-Huraidzah, maka penduduknya sangat berkeyakinan
kepada kewalian para sesepuh al-Masyaikh dari keluarga al-Afif. Pada suatu hari, penduduknya
minta kepada Syeikh Abdullah bin Ahmad al-Afif, seorang wali dan sholeh yang terkemuka,
untuk memohonkan air hujan bagi penduduk desa Huraidzah. Kemudian mereka keluar menuju
ke suatu kubur wali, kebetulan pada saat itu al-Habib Umar masih baru di desa itu dan masih
belum dikenal orang, sehingga penduduknya tidak memberitahu kepada beliau untuk berdoa
bersama dengan mereka dan merekapun tidak memberitahu kepada Syeikh Abdullah al-Afif
tersebut tentang keberadaan al-Habib Umar, sampai setelah mereka melakukan doa bersama
untuk memohon air hujan, lalu terdapat pembicaraan sekitar keberadaan al-Habib Umar, maka
Syeikh Abdullah berkata kepada mereka: <i>Mengapa kalian tidak memberitahukan aku
tentang keberadaan al-Habib Umar, mungkin doa kalian tidak akan diterima dan air hujan tidak
akan turun&#8221;. </i>Kemudian Syeikh Abdullah segera meninggalkan tempat itu,
kemudian mendatangi Habib Umar untuk mohon maaf. Kata al-Habib Umar: <i><span
style="color: #403152; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 128;">Wahai Syeikh
Abdullah, desa ini adalah desa kalian dan aku di desa ini hanya orang asing yang baru
datang&#8221;.</span></i><span style="color: #403152; mso-themecolor: accent4; mso-
themeshade: 128;"> </span>Kata Syeikh Abdullah: <i>Bukan demikian wahai tuanku, bahkan
desa ini adalah milikmu dan aku tidak mempunyai hak apapun setelah tuan ada di
sini&#8221;.<o:p></o:p></i></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Isa bin Muhammad al-Habsyi berkata: Memang, al-Habib Umar mempunyai hubungan
yang erat dengan Syeikh Abdullah bin Ahmad al-Afif. Dan Syeikh Abdullah pernah berkata
kepada beliau: <i>Memang, Huraidzah adalah desa kami, akan tetapi kami serahkan kepada
kamu&#8221;.</i>Disebutkan bahwa Syeikh Abdullah pernah minta pakaian (Libas) dari al-
Habib Umar, maka kata beliau: <i><span style="color: #403152; mso-themecolor: accent4;
mso-themeshade: 128;">Besarnya rasa cintamu, hal itu sudah
cukup&#8221;.<o:p></o:p></span></i></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Dalam juz kedua di dalam buku Taajul Araas disebutkan, bahwa al-Habib Ahmad binl
Hassan al-Attas pernah menyebutkan tentang kisah Syeikh Abdullah bin Ahmad al-Afif: Di
desa Huraidzah, Syeikh Abdullah al-Afif mempunyai sebuah kebun kurma, ketika al-Habib
Umar tiba di desa itu, maka Syeikh Abdullah bernazar untuk memberikan kebun kurma itu
kepada al-Habib Umar. Ketika hal itu diutarakan kepada al-Habib Umar, maka beliau berkata
kepada penduduk Huraidzah: <i><span style="color: #403152; mso-themecolor: accent4; mso-
themeshade: 128;">Wahai penduduk, bagaimanakah pendapat kalian tentang nazar Syeikh
Abdullah?&#8221;</span></i><span style="color: #403152; mso-themecolor: accent4; mso-
themeshade: 128;"> </span>Jawab penduduk Huraidzah: Menurut kami, nazar Syeikh Abdullah
adalah benar&#8221;. Jawab Habib Umar: <i><span style="color: #403152; mso-themecolor:
accent4; mso-themeshade: 128;">Kalau begitu, tanah ini aku terima tetapi aku hadiahkan
kembali bagi kalian semua sebagai nazar dari aku, maka terimalah tanah itu dari
aku&#8221;.</span></i><span style="color: #403152; mso-themecolor: accent4; mso-
themeshade: 128;"> </span>Ada seorang di antara mereka yang berkata kepada beliau:
Mengapakah engkau tidak memberikannya kepada keluargamu?&#8221; Kata al-Habib Umar:
<i><span style="color: #403152; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 128;">Kelak
anak cucuku akan memiliki desa ini
semuanya&#8221;.<o:p></o:p></span></i></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Guru-guru al-Habib Umar al-Attas</span></strong><span style="font-family:
Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Beliau berguru dari orang-
orang yang pernah berguru dari Sayyidina Syeikh Abu Bakar bin Salim, terutama dari putra-
putranya, iaitu al-Habib Muhdhor bin Syeikh Abu Bakar, al-Habib Hussein bin Syeikh Abu
Bakar dan al-Habib Hamid bin Syeikh Abu Bakar.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Umar juga pernah berguru dari Habib Muhammad
bin Abdurrahman al-Hadi, dari Sayyid Umar bin Isa Barakwah as-Samarkandi al-Maghribi
yang dimakamkan di desa al-Ghurfah. Demikian pula al-Habib Umar sering mengunjungi
Syeikh al-Kabir Ahmad bin Shahal bin Ishaq al-Hainani. Selain itu, beliau sangat erat
hubungannya dan selalu mengunjungi Habib Abu Bakar bin Abdurrahman bin Syihab dan
Syeikh Abdullah bin Ahmad al-Afif dan Syeikh Ahmad bin Abdul Kadir Basyin, Shahib
Rubath. Beliau pun sering mengunjungi Habib Abu Bakar bin Muhammad Balfaqih, Shahib
Qaidun. Selain itu, beliau gemar mengunjungi orang-orang soleh dari Ahlul Bait maupun dari
keluarga al-Masyaikh dan orang-orang yang soleh.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Umar sangat mengagungkan dan menghormati guru
beliau yang bernama al-Habib Hussein bin Syeikh Abu Bakar bin Salim. sampaipun, bila al-
Habib Umar mendengar nama gurunya yang satu ini disebut orang, maka wajah beliau berubah
kerana mengagungkan gurunya yang satu ini, bahkan adakalanya al-Habib Umar bercakap-
cakap dengan al-Habib Hussein bin Syeikh Abu Bakar di tengah satu majlis, sedangkan ucapan
keduanya tidak dapat dimengertikan orang lain. Syeikh Ali bin Abdillah Baraas berkata: Al-
Habib Umar berkata, pada suatu hari aku mendatangi al-Habib Hussein bin Syeikh Abu Bakar
bin Salim dengan maksud untuk mudzakarah tentang tariqah Tasawwuf, kebetulan ketika itu al-
Habib Hussein sedang berada di tengah anggota majlis taalimnya. Kemudian beliau berkata:
Wahai Umar, seseorang yang tidak mengerti suati isyarat, maka ia tidak akan dapat mengambil
manfaat dari ibarat yang terang dan siapa yang menjelaskan kata-kata yang sudah jelas dengan
kata-kata yang lebih jelas, ada kalanya dapat menambah pendengarannya makin bertambah
bingung&#8221;. Selanjutnya al-Habib Umar berkata: Timbul rasa takut di hatiku bahwa tutur
kata guruku setela kata-kata itu sengaja ditujukan
bagiku&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Hussein bin Syeikh Abu Bakar bin Salim sangat menghormati al-Habib Umar, bahkan
beliau lebih mengunggulkan al-Habib Umar dari saudara-saudaranya dan kawan-kawannya. Al-
Habib Hussein tidak pernah berdiri untuk menghormati orang, seperti halnya untuk al-Habib
Umar, hal itu tidak lain dikarenakan tingginya kedudukan Habib
Umar.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Pada
suatu hari al-Habib Umar bersama sekelompok para tokoh Alawiyin datang ke tempat al-Habib
Hussein bin Syeikh Abu Bakar bin Salim, pada waktu itu al-Habib Umar merupakan satu-
satunya orang yang paling merendahkan diri dan memakai pakaian ang paling sederhana,
ditambah lagi kedua matanya tidak dapat melihat. Ketika al-Habib Hussein melihat al-Habib
Umar berada di paling belakang rombongan itu, maka al-Habib Hussein berubah wajahnya,
kemudian beliau berkata kepada orang-orang yang terkemuka dari rombongan itu: <i><span
style="color: #244061; mso-themecolor: accent1; mso-themeshade: 128;">Sesungguhnya
kalian hanya lebih mengutamakan penampilan lahiriah, dan kalian tidak mau memuliakan orang
yang paling mulia menurut kedudukan yang sepantasnya, anda kata kalian tahu kemuliaan
lelaki ini, yaitu al-Habib Umar, pasti kedudukan kalian tidak ada artinya, leher-leher kalian
akan menunduk dan ruh serta jasad kalian akan rindu kepadanya&#8221;.
</span></i>Kemudian beliau menyebutkan keutamaan-keutamaan al-Habib Umar yang
menyebabkan mereka berasa betapa kecilnya dirinya
masing-masing&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Silsilah isnad al-Habib Umar dalam menerima hirqah</span></strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Umar menerima selendang hirqah dari al-Habib Hussein bin Syeikh Abu Bakar bin
Salim, sedangkan beliau menerimanya dari saudaranya iaitu Syeikh Umar al-Muhdhor, beliau
menerima dari ayah beliau, iaitu Syeikh Abu Bakar bin Salim, Shahib Ainat, beliau
menerimanya dari Syeikh Syihabudin Ahmad bin Abdurrahman, beliau menerimanya dari ayah
beliau, Syeikh Abdurrahman bin Ali, beliau menerimanya dari ayahnya, Syeikh Ali bin Abu
Bakar, beliau menerimanya dari ayahnya, </span><b><span style="font-family: Harrington;
font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh Abu Bakar
asSakran</span></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;;
font-size: 14.0pt;">, beliau menerimanya dari ayahnya, </span><b><span style="font-family:
Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh al-Kabir Abdurrahman
as-Seggaf</span></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">, beliau menerimanya dari ayahnya, yaitu </span><b><span
style="font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh
Muhammad Mauladawilah</span></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">, beliau menerimanya dai
ayahnya, Syeikh Ali bin Alawi, beliau menerimanya dari ayahnya, Syeikh Alwi bin Faqih al-
Muqaddam, beliau menerimanya dari ayahnya, </span><b><span style="font-family:
Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">al-Ustadzul Adzam al-Faqih al-
Muqaddam Sayyidina Muhammad bin Ali Baalawi</span></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Adapun
sumber penisbatan al-Hirqah dan silsilah isnad bagi Syeikh al-Faqih al-Muqaddam berasal dua
jalur, salah satu dari jalur ayah-ayah beliau yaitu beliau dididik dan menerimanya dari ayah
beliau, Ali bin Muhammad dan dari paman beliau, Alawi bin Muhammad, keduanya menerima
dari ayahnya Muahmmad Syahib Mirbath, beliau menerimanya dari ayahnya, Ali Khali Qasam,
beliau menerimanya dari ayahnya, Alawi Shahib Samal, beliau menerimanya dari ayahnya,
Ubaidillah, beliau menerimanya dari ayahnya, </span><b><span style="font-family:
Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">al-Imam Muhajir Ahmad bin
Isa</span></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">, beliau menerimanya dari ayahnya, Isa an-Naqib, beliau menerimanya dari
ayahnya, Muhammad, beliau menerimanya dari ayahnya, Ali al-Uraidhi, beliau menerimanya
dari ayahnya, </span><b><span style="font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-
font-family: Tahoma;">al-Imam Jafar as-Shoddiq</span></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">, beliau menerimanya dari
ayahnya, al-Imam Muhammad al-Baqir, beliau menerimanya dari ayahnya, Ali Zainal Abidin,
beliau menerimanya dari ayahnya, al-Imam al-Hussein dan dari pamannya al-Imam al-Hassan,
keduanya menerima dari kakeknya Nabi Muhammad SAW, juga dari ayahnya al-Imam Ali bin
Abi Thalib sedangkan Nabi SAW menerimanya dari Allah seperti yang beliau
katakan:<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><b><span
style="color: #00b050; font-family: &quot;Lucida Calligraphy&quot;; mso-bidi-font-family:
Tahoma; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-angle: 5400000; mso-style-
textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-fill-gradientfill-
shadetype: linear; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006D2A -1 100000
30000 satm=115000\,50000 \#009E41 -1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00BD4F -1
100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-type: gradient;">Aku dididik oleh
Tuhanku dan ia mendidikku dengan sebaik-baik
didikan&#8221;.<o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Adapun jalur kedua yang diterima oleh Sayyidina al-Faqih al-Muqaddam Thoriqoh
Syuaibiyah iaitu lewat Syeikh Syuaib Abu Madyan al-Maghribi dengan perantaraan
Abdurrahman al-Muqad dan Abdullah as-Shaleh. Sedangkan Syeikh Syuaib Abu Madyan
menerimanya dari Syeikh Abu Yaizza al-Maghrabi, beliau menerimanya dari Syeikh Abul
Hasan bin Herzihim atau yang dikenal dengan nama Abu Harazim, beliau menerimanya dari
Syeikh Abu Bakar bin Muhammad bin Abdillah binl Arabi dan al-Ghadi al-Mughafiri.
Sedangkan binl al-Arabi menerimanya dari Syeikh Imam Hujjatul Islam al-Ghozali, beliau
menerimanya dari gurunya, iaitu Imam al-Haramain Abdul Malik bin Syeikh Abu Muhammad
al-Juaini, beliau menerimanya dari ayahnya, Abu Muhammad bin Abdullah bin Yusuf, beliau
menerimanya dari <i>Syeikh Abu Thalib al-Makki</i>, beliau menerimanya dari Syeikh Syibli,
beliau menerimanya dari Syeikh al-Junaid, beliau menerimanya dari pamannya, iaitu as-Sirri
as-Siqthi, beliau menerimanya dari Syeikh Maruf al-Karkhi, beliau menerimanya dari gurunya,
Syeikh Daud at-Thoi, beliau menerimanya dari Syeikh Habib al-Ajmi, beliau menerimanya dari
Imam Hasan al-Basri, beliau menerimanya dai Imam Ali bin Abi Thalib, beliau menerimanya
dari Rasulullah SAW, beliau menerimanya dari malaikat Jibril, dan beliau menerimanya dari
Allah Taala.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Sanad
penerimaan kalimat talqin bagi al-Habib Umar</span></strong><span style="font-family:
Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Umar
menerimanya talqin kalimat Laa Ilaaha Illallah Muhammadar Rasulullah SAW dari
</span><b><i><span style="color: #0070c0; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-
bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh al-Arif Billah Assyarif Umar bin Isa Barakwah as-
Samarqandi al-Maghrabi</span></i></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Syeikh
Ahmad bin Abdul Qadir Basyin Shahib Rubath berkata: Syeikh Umar Barakwah menuturkan
kepada kita bahawa talqin dzikirnya cabangnya sampai kepada Syeikh Abdul Qadir al-Jailani,
sedangkan Syeikh al-Qadir al-Jailani menerima talqin dzikir dari empat ratus orang guru dan
guru-guru beliau sanadnya bersambung sampai dengan Sayyidina Hussein bin Ali bin Abi
Thalib, semua ahli talqin dzikir bersambung dengan Rasulullah SAW. Keadaannya sama
dengan mata rantai yang terjalin erat antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga jika mata
rantai yang ada paling bawah digerakkan, maka mata rantai yang ada di paling ataspun akan
bergerak, demikian pula sebaliknya. Hal itu adalah disebabkan eratnya keterkaitan antara yang
satu dengan yang lainnya, sama halnya dengan keterkaitan nasab Ahlul Bait, satu sama lainnya
saling terkait erat. Segala puji bagi Allah yang menjadikan mereka suri tauladan yang baik bagi
kami dan keterkaitan kami pun dengan mereka masih
erat&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="color: #00b0f0; font-family: &quot;Arial Black&quot;,&quot;sans-serif&quot;; mso-
bidi-font-family: Tahoma; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-angle: 8100000;
mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-fill-
gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96 -1
100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -1 100000 67500 satm=115000\,100000 \
#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-type: gradient;">Al-
Hakim</span><span style="color: #00b0f0; font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-angle:
8100000; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006A96
-1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009AD9 -1 100000 67500 satm=115000\,100000 \
#00B8FF -1 100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-type:
gradient;"></span><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;;
font-size: 14.0pt;">meriwayatkan dari Saddad bin Aus, ia berkata: Ketika kami berada di sisi
Nabi SAW, maka beliau bersabda:<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><b><span style="color: #00b050; font-family: &quot;Lucida Calligraphy&quot;;
mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-angle:
5400000; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006D2A
-1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009E41 -1 100000 67500 satm=115000\,100000 \
#00BD4F -1 100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-type:
gradient;">Angkatlah tangan-tangan kalian dan ucapkanlah Lailaha
Illallaah&#8221;</span></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">. Setelah kami melakukannya, maka Rasulullah SAW bersabda:
</span><b><span style="color: #00b050; font-family: &quot;Lucida Calligraphy&quot;; mso-
bidi-font-family: Tahoma; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pctbottom: 0%; mso-
style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pctleft: 100.0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-
shade-rectfill-pctright: 0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pcttop: 100.0%;
mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype: path-circle; mso-style-textfill-fill-gradientfill-
stoplist: &quot;0 \#006D2A -1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009E41 -1 100000 67500
satm=115000\,100000 \#00BD4F -1 100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-
type: gradient;">Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengutus aku untuk menyampaikan dan
mengikrarkan kalimat Tauhid ini dan Engkau akan memberi Syurga kepada seorang yang
mengucapkannya dan Engkau tidak akan memungkiri janji.</span></b><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> Selanjutnya beliau
bersabda: </span><b><span style="color: #00b050; font-family: &quot;Lucida
Calligraphy&quot;; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-
linearshade-angle: 0; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-fscaled: no; mso-
style-textfill-fill-gradientfill-shadetype: linear; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist:
&quot;0 \#006D2A -1 100000 30000 satm=115000\,50000 \#009E41 -1 100000 67500
satm=115000\,100000 \#00BD4F -1 100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-
type: gradient;">Bergembiralah kalian sebab Allah telah memberi ampun kepada
kalian&#8221;.</span></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Budi pekerti al-Habib Umar al-Attas</span></strong><span style="font-family:
Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Umar al-Attas
dikenal sebagai seorang Alim, Amil, Quthub, Ghauts, seorang tokoh sufi, suci, suka memenuhi
janji, Murabbi, Rabbani, Dai, suka mengajak orang ke jalan Allah dengan pandangan yang
bersih dan budi pekerti yang luhur, beliau himpun ilmu lahir dan batin. Beliau dikenal sebagai
pelindung kaum fakir dan kaum janda serta anak-anak yatim. Beliau senantiasa menyambut dan
menggembirakan orang-orang fakir, mereka dimuliakan dan didudukkan pada tempat yang
mulia, sehingga mereka sangat mencintai beliau. Beliau dikenal baik oleh kalangan luas banyak
sekali beristiqad dengan beliau, dan mempunyai kedudukan yang sangat tinggi, beliau amat
tawadhu dan merendahkan dirinya kerana merasa diawasi oleh Allah. Beliau selalu menyuruh
orang untuk bersabar, khususnya jika cobaan dan bencana sedang menimpa. Beliau sangat
bersabar untuk menjalankan aktiviti ibadat.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Beliau al-Habib Umar tidak pernah tidur pada bagian separuh terakhir di malam
hari, beliau pernah menghabiskan waktu malamnya untuk mengulang-ulang bacaan doa
Qunut.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Beliau
suka menyantuni orang-orang fakir dan para wanita yang tidak mampu. Beliau amat sabar
dalam menghadapi berbagai krisis, beliau tidak pernah menyombongkan diri kepada
seorangpun, beliau mau duduk di tempat mana saja tanpa membedakan tempat yang baik atau
jelek dan beliau tidak pernah menempatkan dirinya di tempat yang lebih tinggi atau tempat
yang menonjol, kalau beliau meninggalkan majlisnya karena ada hajat, maka ketika beliau
kembali ke tempat duduknya dan beliau mendapati tempat duduknya telah diduduki orang lain,
maka beliau akan mencari tempat duduk lain. Beliau tidak pernah mendekati kaum
penguasa.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Beliau
senantiasa mengikut jejak perjalanan para sesepuh beliau yang terdahulu, para tokoh Baalwi
seperti perjalanan yang ditempuh oleh <i>Sayidina al-Faqih al-Muqaddam Muhammad ibnu Ali
Baalwi, Syeikh as-Seggaf, Alaidrus, Syeikh Abu Bakar ibnu Salim</i> dan tokoh-tokoh
lainnya. Thoriqah mereka lebih mengutamakan menutup diri, tawadhu, tidak menuruti hawa
nafsu, lemah lembut, tidak ingin dikenal apalagi menonjol diri, kerana mereka merasa bahawa
diri mereka tidak akan menjadi orang baik kecuali hanya dengan anugerah dan kemurahan
Allah. Sifat ini tetap diikuti oleh anak cucu mereka, khususnya para wali yang mempunyai
kedudukan, ilmu dan gemar beramal kebajikan dan beribadah.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Pokoknya al-Habib Umar
senantiasa mengikuti jejak para sesepuhnya yang sholeh, beliau selalu mengikuti budi pekerti
yang mulia seperti budi pekerti Nabi yang pernah disebutkan Allah dalam satu
firmannya:<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><b><span
style="font-family: &quot;Bodoni MT Condensed&quot;,&quot;serif&quot;; font-size: 18.0pt;
mso-bidi-font-family: Tahoma;">Dan sesungguhnya engkau di atas budi pekerti yang
agung&#8221;</span></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Jika beliau meningkatkan frekuensi ibadahnya yang wajib dan sunnah, maka beliau
mengikuti apa yang disebutkan oleh Imam Ghazali di dalam Rubul Ibadat di dalam kitab Ihya.
Demikian pula, jika beliau ingin mengikuti sunnah-sunnah dan memperbaiki niat dan motivasi,
maka beliau mengikuti apa yang diterangkan oleh Imam Ghazali di dalam Rubul Adat di dalam
kitab Ihya. Adapun jika beliau ingin menjauhi budi pekerti dan tindak tanduk yang tidak baik,
maka beliau mengikuti apa yang diiterangkan oleh Imam Ghazali di dalam Rubul Muhlikat di
dalam kitabnya Ihya. Adapun jika beliau ingin mengikuti akhlak yang diridhai oleh Allah, maka
beliau akan mengikuti apa yang diterangkan oleh Imam Ghazali di dalam Rubul Munjiyat di
dalam kitab Ihya dan mencari tambahan keterangan lain dari buku-buku
lain.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Beliau senantiasa
bergembira dan tersenyum kepada semua kalangan, baik terhadap anak-anak kecil maupun
orang dewasa, sampai setiap orang merasa bahwa dirinya sebagai kaum kerabat beliau. Beliau
senantiasa menyambut dengan baik semua orang menurut kebutuhannya masing-masing dan
beliau bersabar meskipun menghadapi banyak persoalan dari mereka, semua orang disayangi
dan disantuni oleh beliau, beliau suka berwasiat untuk menyenangkan anak-anak kecil, kata
beliau: <i><span style="color: #5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade:
191;">Kalau engkau tidak dapat menyenangkan anak kecil dengan memberi sesuatu, maka
berikan kepada mereka meskipun sebuah batu kerikil berwarna merah, agar mereka
bergembira.&#8221;.<o:p></o:p></span></i></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Beliau suka mengabulkan segala permintaan orang dan suka menanggung kesulitan
orang dengan harapan agar dapat menyenangkan keluarga orang yang ditolongnya itu.
Adakalanya beliau memaksa diri untuk mendatangi rumah-rumah mereka, sehingga ada dari
murid beliau yang mengatakan kepada beliau, bahwa beliau sudah udzur, karena sudah lanjut
usia dan hal itu cukup memberatkan tetapi beliau menjawabnya: <i><span style="color:
#5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Sesungguhnya kami mendatangi
rumah-rumah mereka, untuk manfaat dan maslakhat mereka dan kami berharap dari Allah, agar
setiap rumah yang kami masuki Allah akan memberi ampun kepada penghuni rumah
tersebut&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Jika ada dua orang datang ke majlis al-Habib Umar, maka beliau menanyakan kepada
keduanya, siapa di antaranya yang lebih tua, setelah diberitahukan kepada beliau, maka beliau
mempersilakan yang lebih tua duduk di sebelah kanan beliau sedang yang lebih muda
dipersilakan duduk di sebelah kiri beliau agar beliau dapat menghormati munurut usianya
masing-masing, selanjutnya keduanya disenangkan dan digembirakan dengan kegembiraan
yang luar biasa, kemudian beliau berbicara dengan keduanya menurut kemampuan berfikir
mereka masing-masing. Akhlak beliau yang seperti itu menyebabkan semua orang terpesona
kepada beliau dan budi pekerti beliau sering disebut orang.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Umar sering
mengunjungi Wadi Amed dan al-Qasar untuk mengajak penduduknya ke jalan Allah dan untuk
mempersatukan orang-orang yang bersengketa di antara mereka. Untuk kepentingan yang satu
ini, beliau banyak mengorbankan hartanya dan tenaganya. Dan sangat bersabar kepada mereka
yang berwatak keras, beliau hampir saja tidak pernah marah, kecuali larangan Allah diremehkan
oleh seseorang, jika hal itu terjadi, maka beliau amat marah, sampai dapat dilihat dari wajah
beliau.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Umar senantiasa menganjurkan manusia untuk rajin mengerjakan amal-amal ibadah dan
menghadiri solat Jumat dan Jamaah, beliau selalu menganjurkan perbuatan baik dan melarang
perbuatan mungkar. Beliau tidak mau masuk ke dalam rumah yang pemiliknya suka berbuat
kemungkaran dan tidak mau menghadiri undangan mereka, sampai mereka mau berubah
kebiasaan mereka.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Umar sering mengunjungi Wadi Douan, kebiasaan itu beliau lakukan sejak awal dan
beliau tidak pernah meninggalkan kebiasaan itu kecuali di akhir hayatnya. Beliau pernah
mengunjungi Wadi Douan berangkat dari al-Lisk dengan mengenderai unta dan dengan disertai
al-Faqih Ahmad ibnu Muhammad Bajamal al-Asbuhi. Dalam satu kunjungannya ke Wadi
Douan beliau pernah mengunjungi Syeikh Ahmad ibnu Ali ibnu Numan al-Hajrain di desa
Hajrain, maka Syeikh Ahmad ikut bersama beliau menuju Qaidun untuk berziarah ke makam
Syeikh Said ibnu Isa Alamudi.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Dikarenakan banyaknya berpergian dan perjalanan yang ditempuh oleh al-Habib
Umar al-Attas untuk berdakwah dan untuk mendamaikan orang, maka beliau berkata: <i><span
style="color: #5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Sesungguhnya aku di
dunia adalah seorang yang asing, maka tidak diwajibkan atasku melakukan solat Jumat di suatu
desa pun</span></i>. Beliau lebih suka mengenderai keledai di sebagian besar waktunya dan di
dalam perjalanannya di tengah hari yang amat panas. Di setiap perjalanannya, beliau selalu
membawa kitab </span><b><i><span style="color: black; font-family: &quot;Lucida
Calligraphy&quot;; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-themecolor:
text1;">ar-Risalah</span></i></b><span style="color: black; font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-themecolor: text1;">
</span><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">karya Imam al-Qusyairi di satu tangan, sedang di tangan yang lain memegang kitab
</span><b><span style="color: black; font-family: &quot;Lucida Calligraphy&quot;; mso-
bidi-font-family: Tahoma; mso-themecolor: text1;">Al &#8216;awarifu Al
Maarif</span></b><span style="color: black; font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-themecolor: text1;"> </span><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">maupun kitab-kitab yang
semacamnya merupakan benteng bagi para tokoh Sufi&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Umar selalu
menghabiskan waktunya untuk muzakarah segala cabang ilmu pengetahuan, untuk keperluan
yang satu ini, beliau suka menghabiskan waktu satu malam penuh. Adakalanya tiba waktu fajar,
sedangkan beliau masih menerangkan berbagai macam hakikat ketuhanan (Hakaik) kepada
murid-murid beliau. Pokoknya tidak satu waktupun beliau lewatkan, kecuali beliau lewatkan
dengan ibadah dan menimba ilmu atau mendengar suatu bacaan. Biasanya jika ada sekelompok
orang duduk di malam hari bersama beliau, maka beliau melayani mereka, sampai ketika
mereka bubar, maka beliau berkata kepada Syeikh Ali Baras: <i><span style="color: #5f497a;
mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Wahai Ali, apakah masih ada orang lain
selain kita?&#8221;</span></i>. Jika dijawab tidak, maka beliau berkata: <i><span
style="color: #5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Ambilkan kitab itu,
untuk kita baca bersama&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Umar tidak pernah mengkhususkan membaca atau
mengajar suatu kitab tertentu. Al-Habib Hussein bin Umar al-Attas berkata: Pada suatu hari,
aku pergi bersama ayahku, tanganku yang satu memegang tali kendali kenderaan beliau,
sedangkan tanganku yang satu memegang sebuah kitab, sedangkan beliau menyampaikan
kepada kita berbagai cabang ilmu lewat lisan beliau, hal itu bagaikan sebuah air yang mengalir
dengan derasnya. Ketika kami katakan kepada beliau: <i>Mengapa engkau tidak izinkan kami
membaca atau belajar sebuah kitab kepadamu?&#8221;</i> Maka beliau berkata: <i><span
style="color: #5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Terimalah sesukamu
ilmu yang sedang mengalir dari satu wadah, meskipun tanpa sebuah kitab&#8221;</span></i>.
Beliau berkata kepada seorang guru: <i><span style="color: #5f497a; mso-themecolor: accent4;
mso-themeshade: 191;">Ajarkan anak-anakku untuk membaca kitab karya tulis Syeikh Abu
Amru&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Al-Habib Umar sangat peduli untuk mengajari saudara-saudaranya yang masih kecil
yang ditinggal wafat oleh ayahnya. Di muka telah kami terangkan bahawa al-Habib Umar
sangat peduli untuk mengajar dan mendidik saudara-saudaranya yang masih kecil, terutama
untuk memahami al-Quran. Beliau menganjurkan mereka untuk gemar mencari ilmu dan
menyuruh guru saudara-saudaranya untuk memukul mereka, jika mereka tidak memperhatikan
pelajarannya. Bahkan beliau sendiri pernah memukul saudaranya dengan tangannya sendiri,
sampai ia berhasil membaca al-Quran dengan baik. Beliau pernah mengirim saudara beliau al-
Habib Aqil ke Hajrain untuk belajar dari Syeikh Muhammad ibnu Umar al-Afif, sampai
akhirnya al-Habib Aqil mampu mengajar setelah beliau kembali ke desa Huraidzah. Setiap hari
al-Habib Umar menghadiri majlis talim al-Habib Aqil sekembalinya dari menziarahi kubur
ayahnya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Ketika
al-Faqih Syeikh Abdul Kabir ibnu Abdul Kabir Baqais mengunjungi beliau yang ketika itu
beliau masih dalam usia belajar, maka beliau berkata: <i><span style="color: #5f497a; mso-
themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Hai, Abdul Kabir nama telah dihidupi, maka
hidupkanlah ilmu&#8221;</span></i>. Ucapan beliau menyuruh Abdul Kabir untuk rajin
menuntut ilmu. Dengan anjuran beliau, maka Abdul Kabir berhasil menimba ilmu sebanyak-
banyaknya sampai beliau disebut al-Faqih. Al-Habib Umar pernah memberitahukan akan
lahirnya Syeikh Abdul Kabir yang ketika itu masih di dalam kandungan ibunya, sedang
ayahnya meninggal dunia. Ketika keluarganya akan membagi harta waris ayahnya, di saat itu
al-Habib Umar berkata: <i><span style="color: #5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-
themeshade: 191;">Sesungguhnya janin yang ada di dalam kandungan ibunya ini adalah anak
laki-laki, maka simpanlah bagiannya dari harta warisannya&#8221;</span></i>. Ternyata apa
yang dikatakan oleh al-Habib Umar adalah benar.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Umar telah memberi isyarat kepada salah seorang
pengikutnya, Muhammad ibnu Hishn al-Huraidzi untuk belajar membaca al-Quran meskipun
usianya telah lanjut, dikarenakan telah mendapat barakah dari Habib Umar, maka ia diberi
kemudahan oleh Allah. Ada seseorang jika menghadiri majlis talimnya al-Habib Umar al-Attas,
maka ia banyak berbicara, sehingga majlis beliau terganggu, anehnya jika diadakan pembacaan
suatu kitab, maka orang itu mengantuk sampai tidur. Karena itu, jika orang itu hadir, maka al-
Habib Umar berkata kepada kawan-kawannya: <i><span style="color: #5f497a; mso-
themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Ambilkan kitab dan mari kita membaca kitab itu,
agar orang itu diam karena mengantuk&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Umar pernah
menyuruh untuk mengeluarkan zakat kurma (Rutob) sebelum kurma itu menjadi kering. Ketika
dikatakan bahwa sebagian ulama mengatakan bahwa tidak sah mengeluarkan zakatnya kurma
sebelum kurma itu menjadi kering, maka al-Habib Umar berkata: <i><span style="color:
#5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Mereka itu ulama dan kami pun
ulama, tanyakanlah kepada orang-orang miskin, kurma yang masih basah ataukah kurma yang
sudah kering yang mereka sukai&#8221;</span></i>. Setelah dijawab, bahwa yang mereka
sukai adalah kurma yang masih basah, maka pendapat al-Habib Umar diterima oleh mereka dan
dilaksanakan oleh seluruh penduduk desa itu.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Ali ibnu Hussein al-Attas menyebutkan dalam
kitabnya </span><b><i><span style="font-size: 14.0pt;">Taajul Araas</span></i></b><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">juz 1 hal
708, bahwa al-Habib Umar ibnu Abdurrahman al-Attas telah berbeda pendapat dengan ahli
Fiqih dalam tiga masalah. Pertama al-Habib Umar berpendapat untuk menaruh jenazah di ujung
kepala liang lahad dan jika jenazah sedang diturunkan ke liang lahad hendaknya kedua kakinya
diturunkan lebih dahulu. Kedua, al-Habib Umar berpendapat bahwa seseorang tidak harus
berniat ketika ia menjadikan tangannya sebagai wadah untuk mengambil air hendak berwudhu
(niat Ightiraf) meskipun menurut pendapat ahli Fiqih, orang itu diharuskan berniat kalau tidak
maka airnya menjadi mustamal. Adapun yang dipakai alasan oleh al-Habib Umar, seorang yang
mengambil air ketika hendak berwudhu, maka ia tidak mencuci tangannya ke dalam tempat air,
kerana itu tidak perlu berniat. Ketiga, al-Habib Umar berpendapat bahwa seseorang dibolehkan
mengeluarkan zakatnya kurma ketika buah kurma itu masih basah (rutob), meskipun para ulama
tidak membolehkan cara yang demikian itu, alasannya Habib Umar adalah buah kurma yang
masih basah lebih disenangi orang-orang miskin, daripada buah kurma yang sudah
kering.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan juga al-Habib Umar menganjurkan orang melakukan solat Ghaib setelah
selesai mengerjakan solat Jumat. Adapun waktunya adalah setelah imam menutup solatnya
dengan salam dan setelah berzikir, maka diumumkan untuk melakukan solat Ghaib bagi mereka
yang telah meninggal dari segenap umat Islam. Tradisi macam ini tetap dilakukan penduduk
desa Huraidzah dan desa-desa lainnya yang pernah mendengar fatwa al-Habib
Umar.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Umar suka mendengar qasidahnya al-Habib Abdullah ibnu Alwi al-Haddad, yang awal
mula baitnya adalah:<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Jika
qasidah ini dikumandangkan oleh seseorang di depan Habib Umar, maka beliau suka menyuruh
orang itu untuk mengulanginya, sebab beliau sangat menyayangi dan merasa kagum qasidah itu.
Setelah al-Habib Umar wafat, maka al-Habib Abdullah ibnu Alwi al-Haddad menyuruh
seseorang untuk berziarah ke makam al-Habib Umar dan menyuruhnya untuk membacakan
qasidah yang disebutkan di atas tadi di sisi kubur al-Habib Umar. Ketika orang itu
melaksanakan apa yang diperintahkan oleh al-Habib Abdullah ibnu Alwi al-Haddad, maka ia
tertidur sejenak, maka tahu-tahu terdapat sepotong roti yang masih hangat di pangkuannya.
Ketika ia terbangun ia terkejut dengan adanya dua potong roti dihadapnya, setelah diperiksa di
sekelilingnya, ternyata tidak ada seorangpun yang ada didekatnya, sehingga ia yakin bahawa
dua potong roti itu adalah karomah dari al-Habib Umar sebagai petanda bahwa qasidah yang
dibacanya telah didengar oleh al-Habib Umar dan ziarahnya terkabul. Maka yang sepotong
dimakan sedangkan yang sepotong lagi dibagikan kepada anak-anaknya.<span class="apple-
converted-space">&nbsp;</span><br />Al-Habib Umar dan guru beliau, al-Habib Hussein ibnu
Syeikh Abu Bakar ibnu Salim melarang orang untuk menghisap rokok dan
mengharamkannya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Umar suka menyuruh orang untuk memperbaiki cara pengairan sawah ladang. Beliau
amat senang dengan orang-orang yang suka mengairi sawah ladangnya dan beliau selalu
mendoakan kebajikan bagi mereka, tetapi beliau tidak senang terhadap orang-orang yang malas
mengakhiri sawah ladangnya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Al-Habib Umar selalu menganjurkan orang untuk rajin menanam pohon kurma. Di
desa Andal dan al-Qasar banyak menghasilkan buah kurma. dikarenakan seringnya al-Habib
Umar menganjurkan orang untuk menanamnya. Biasanya beliau berpesan untuk memberi jarak
sepuluh langkah atau lima belas langkah antara satu pohon kurma dengan
lainnya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Banyak
hadiah-hadiah yang mengalir kepada al-Habib Umar, tetapi beliau tidak mahu menerimanya,
kecuali hanya sebagian kecil daripadanya. Bahkan jika ada seseorang yang nadzar memberi
pohon kurma kepada beliau, maka beliau ada kalanya menolaknya. Beliau tidak mau menerima
pemberian seorang penguasa pun, kalau ada seorang penguasa memberi hadiah atau bingkisan
kepada beliau atau yang ada hubungannya dengan penguasa, maka beliau selalu menolaknya
dengan cara yang manis dan halus.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Al-Habib Umar selalu pasrah dan ridho terhadap apa saja yang dikehendaki oleh
Allah. Al-Habib Umar selalu sederhana dalam cara berpakaiannya, makan minumnya dan
tempat tinggalnya. Beliau suka memakai pakaian yang kasar berwarna putih, hasil tenunan
dalam negeri, bukan buatan dari India. Beliau tidak pernah memakai pakaian yang berwarna
hitam, selain ketika putera beliau wafat, tetapi beliau mengenakan juga pakaian putih dan
berwarna merah untuk menampakkan beliau tidak susah atas kematian putranya. Ketika
ditanyakan, mengapa beliau berpakaian demikian, maka beliau berkata: <i><span style="color:
#5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Sesungguhnya syaitan menyuruh
kami untuk menampakkan rasa susah, tetapi kami menolaknya agar ia menjadi
kecewa&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Biasanya jika al-Habib Umar diberi hadiah sehelai kain halus berwarna putih, maka
beliau memakainya sebagai alas duduk di atas kenderaannya sampai kain itu tampak rosak.
Biasanya jika beliau diberi hadiah sehelai baju terlalu panjang bagian tangannya, maka beliau
memotongnya sampai sebatas telapak tangan. Hal itu adalah dikarenakan beliau meniru jejak
hidup Imam Ali ibnu Abi Thalib yang selalu memotong bagian tangannya sampai batas telapak
tangan.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Jika al-
Habib Umar hendak membangun rumah, maka beliau menyuruh arkiteknya untuk
membangunkan kamar mandi di bagian depan rumahnya agar orang-orang yang melihatnya
akan mengerti, betapa hinanya kehidupan dunia yang selalu mereka rebutkan itu. ketika
arsiteknya telah selesai membangun tembok rumah beliau, maka beliau dipersilahkan masuk ke
dalam bangunan itu. Setelah beliau mengukur tinggi bangunannya dirasa telah cukup, maka
beliau menyuruhnya untuk membangun atapnya. Letak rumah beliau di bagian atas desa. Ketika
penduduk desa Huraidzah minta pertimbangan beliau, di manakah rumah beliau harus
dibangun, maka beliau menyuruh mereka untuk membangun rumahnya di bagian atas desa itu
di dekat rumah Syeikh Salamah ibnu Ali Basahil. Sebab beliau amat erat hubungannya dengan
Syeikh Salamah yang dikenal sebagai wali yang wara, ahli ibadah dan amat dekat hubungannya
dengan al-Habib Umar, sehingga al-Habib Umar sering mengunjunginya. Kata al-Habib Umar:
<i><span style="color: #5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Andaikata
aku tidak takut kebakaran, pasti aku lebih senang di sebuah
gubug&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Beliau tidak terlalu memperhatikan masalah makanannya, beliau mau makan apa saja
yang didapatnya dengan mudah, tidak jarang beliau menahan lapar jika tidak ada rezeki yang
dimakannya. Disebutkan bahwa pada suatu malam isteri Hussein menantu beliau tidak
menyediakan makan malam bagi al-Habib Umar, sebab ia mengira bahawa al-Habib Umar
sudah makan malam di rumah Salim, puteranya. Demikian juga isteri Salim tidak menyiapkan
makan malam bagi al-Habib Umar, sebab ia mengira bahwa al-Habib Umar telah makan di
rumah Hussein. Kebetulan malam itu pembantunya keluar dengan membawa sepotong roti
untuk makan sapinya, maka beliau mengambil sebagian seraya berkata: <i><span style="color:
#5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Ini adalah makan
malamku&#8221;</span></i>. Al-Habib Umar hanya berkata: <i><span style="color: #5f497a;
mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Kurma dan mentimun yang halal lebih baik
dari bubur kambing (harisah) yang subhat&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Pada suatu hari ketika beliau
berkunjung ke Wadi &#8216;Amed, maka beliau singgah di rumah salah seorang pengikutnya
yang ada di desa itu. Penduduk desa itu senang menerima kehadiran al-Habib Umar, sehingga
mereka membikin bubur asidah bagi beliau. Ketika penduduk desa itu masih sibuk membuat
bubur asidah, salah seorang puteri dari mereka datang dengan membawa sepiring makanan bagi
beliau, beliau hanya menyuapnya sedikit. Tidak lama setelah bubur asidah yang dipersiapkan
penduduk desa itu telah selesai, maka mereka menghidangkannya ke hadapan al-Habib Umar,
tetapi beliau tidak menyuapkan sedikitpun dari bubur asidah itu, sehingga mereka minta beliau
untuk mencicipinya, tetapi beliau menolaknya dengan halus, seraya berkata: <i><span
style="color: #5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Ada seorang puteri
telah membawakan makanan buah bidara cina bagiku, aku telah memakannya sedikit dan hal itu
aku telah rasa cukup&#8221;.</span></i><span style="color: #5f497a; mso-themecolor:
accent4; mso-themeshade: 191;"> </span>Kisah ini merupakan salah satu bukti dari
kesederhanaan al-Habib Umar dalam hal makanan.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-
bidi-font-family: Tahoma;">Sifat postur tubuh al-Habib Umar al-Attas</span></strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Ali ibnu Hassan al-Attas pernah menyebutkan dari al-Habib Abu Bakar ibnu Muhammad
Bafaqih, Shahib Qoidun, tentang sifat diri al-Habib Umar sebagai berikut<i>: Tubuh al-Habib
Umar berperawakan sedang, wajahnya tampan, janggutnya lebar, jika seorang melihat beliau,
maka akan melihat kewibawaan beliau dan tercium bau harum dari
beliau&#8221;</i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Umar gemar memakai parfum. Kata beliau: <i><span style="color: #5f497a; mso-
themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Dari besarnya kesukaannya kepada parfum, maka
aku ingin dihadirkan sebuah bejana yang berisi parfum, kemudian aku akan memakainya
semua&#8221;</span></i>. Dikarenakan besarnya kegemaran beliau memakai parfum, maka
keringat beliau tercium bau harum.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Pada lambung kiri al-Habib Umar ada warna hitam sebentuk
cincin.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Al-Habib Umar
sebagai seorang Syeikh dan Murabbi</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-
size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Umar adalah seorang Syeikh, seorang murabbi dan
seorang dai kepada Allah di dalam tindak-tanduknya dan tutur katanya. Al-Habib Umar pernah
berkata: <i><span style="color: #5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade:
191;">Ketika aku ditawari menjadi seorang dai, maka aku menolaknya dengan berbagai
alasan&#8221;</span></i>. Kemudian dikatakan kepadaku: Kami akan menjadikan bagimu
seorang pendamping dan membantu yang akan mendampingimu untuk menunaikan
tugasmu&#8221;, seraya menunjuk kepada Syeikh Ali Baras. Maka aku menerima tugas itu dan
Syeikh Ali Baras akan membantuku dan
mendukungku&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Al-Habib Umar berkata: <i><span style="color: #5f497a; mso-themecolor: accent4;
mso-themeshade: 191;">Sesungguhnya sumber-sumber untuk mendapatkan cahaya Allah tidak
berkurang sedikitpun bagi generasi yang ada di akhir masa, akan tetapi mereka datang
membawa bejana-bejana yang berlubang&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Pada awal mulanya, Syeikh
Ali Baras sibuk membantu al-Habib Umar dalam menyampaikan dakwahnya. Pada suatu hari
ketika Syeikh Ali Baras duduk di sisi al-Habib Umar, maka beliau bertanya kepadanya:
<i>Buku apa yang ada padamu?&#8221;</i> kata Syeikh Ali Baras: Buku yang ada di
tanganku adalah Bidayatul Hidayah&#8221;. Kata al-Habib Umar: <i><span style="color:
#5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Bacalah buku
itu&#8221;</span></i>. Maka Syeikh Ali Baras membaca dengan khutbahnya. Selanjutnya, al-
Habib Umar berkata kepada Syeikh Ali Baras: <i><span style="color: #5f497a; mso-
themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Berhentilah sampai di situ, aku telah memberimu
ijazahdi bidang Syariat, Tareqat dan Hakekat, ini adalah ijazah yang diberikan bertepatan pada
saat terkabulnya semua doa&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib Isa ibnu Muhammad al-Habsyi berkata: Biasanya jika
ada seorang datang dengan niat yang baik kepada al-Habib Umar, maka beliau akan menerima
segala pengaduannya serta menghormatnya dengan menampakkan keramatnya, sifat-sifat mulia
seperti ini yaitu niat yang baik dan keyakinan yang kuat jarang dimiliki oleh tamu-tamu yang
lain dan kekeramatan beliau jarang dilihat orang kecuali seorang yang benar-benar taat, bagus
niatnya dan kuat aqidahnya&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Syeikh Ali Baras pernah berkata kepada al-Habib Umar: Meskipun engkau sering
mengunjungi Wadi &#8216;Amed dan desa-desa lainnya, tetapi anehnya tidak banyak yang
mendapat petunjuk dengan sebenarnya dari engkau, padahal aku yakin bahwa jika seorang fakir
bertemu dengan engkau pasti ia akan menjadi muslim&#8221;. Jawab al-Habib Umar:
Andaikata aku bertemu dengan seorang yang hatinya seperti engkau, tentunya aku dapat
menyampaikan ia kepada Allah di dalam waktu yang paling singkat, akan tetapi aku mendapati
orang-orang yang hanya membicarakan: Habib akan pergi, habib akan datang&#8221;. Dengan
kata lain tidak mempunyai persiapan dan keyakinan kepada
beliau&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan bahwa pada suatu hari ada seorang murid datang kepada beliau dengan
niat untuk memohon keputusan dari beliau. Sebelum murid itu menyampaikan kepada beliau
apa yang yang ada di hatinya, maka dengan cara kasyaf beliau menjawab apa yang akan
ditanyakan oleh murid tersebut: <i><span style="color: #5f497a; mso-themecolor: accent4;
mso-themeshade: 191;">Wahai orang yang kebanyakan manusia meninggalkan apa yang
semestinya harus ia lakukan, tidak seorangpun yang datang kepadaku kecuali ingin menanyakan
tentang masalah-masalah duniawi seperti meminta hujan, menginginkan anak atau meminta
pendapat, padahal setiap murid yang datang kepadaku dengan niat yang baik untuk
mendapatkan masalah-masalah yang mulia, pasti ia akan mendapatkan kebajikan yang ia
inginkan&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Ada seorang sholeh dari penduduk sebuah desa Hadzyah yang bernama Ahmad ibnu
Abdillah Bajusair, ia seorang guru ngaji bagi anak-anak kecil. Biasanya jika penduduk desa
Syibam berziarah ke tempat al-Habib Umar al-Attas, maka mereka singgah di desa Hadzyah
dan akan melewati rumah guru ngaji ini, demikian pula jika mereka pulang dari tempat beliau.
Pada suatu kali, guru itu berkata kepada salah seorang yang didekatnya: Aku lihat penduduk
Syibam yang pergi ke tempat al-Habib Umar dalam keadaan wajah tertentu, dan mereka pulang
dengan wajah yang berlainan dari wajah yang sebelumnya. Mengapa demikian?&#8221; Ketika
ucapan guru ngaji itu disampaikan kepada al-Habib Umar, maka beliau berkata: <i><span
style="color: #5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Katakanlah
kepadanya, adakalanya manusia tugasnya sebagai guru ngaji seperti kamu, adakalanya seorang
pendidik, apakah dia tidak mengerti bahwa saya seperti buaya, telurnya di darat dan ia tetap
berada di laut dan memelihara telurnya cukup dengan
pandangan&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Al-Habib Ahmad ibnu Hasyim al-Habsyi berkata: Dulunya aku dan as-Sayid Abdullah
al-Haddad sering berkunjung kepada al-Habib Umar al-Attas, tidak lama, maka al-Habib
Abdullah mendapat pancaran Ilahi (Futuh) sebelum aku mendapatkannya, sehingga minatku
kepada beliau berkurang. Ketika aku adukan keadaanku kepada Habib Umar, maka beliau
menghadap kepadaku dan mendoakanku untuk mendapatkan seperti yang didapati al-Habib
Abdullah al-Haddad. Maka sejak saat itu akupun mendapat pancaran
Ilahi.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib
Abdurrahman ibnu al-Habib Umar al-Attas berkata: Ketika aku keluar dari desa Ahrum, maka
aku bertemu dengan seorang Darwisy yang sedang mengembara. Waktu itu ia hendak
menyeberang jalan. Ketika aku memberi salam kepadanya, maka ia berkata, selamat datang
wahai fulan. Ia menyebut namaku dan ia menunjukkan kegembiraannya bersamaku meskipun
aku belum pernah bertemu dengannya pada waktu sebelumnya. Aku bertanya kepadanya,
bagaimana engkau tahu namaku, padahal engkau belum pernah berkenalan denganku?&#8221;
Jawab orang itu: Bagaimana aku tidak mengenalmu, pada hal engkau adalah putera guru kami,
al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Attas. Sesungguhnya ayahmu sering datang ke negeri kami
secara ghaib dan nama beliau lebih dikenal di tempat kami daripada di tempat
kamu&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib
Ahmad ibnu Hussein ibnu Umar berkata: Aku pernah diberitahu oleh seorang yang aku tidak
ragu akan kejujurannya bahwa ia pernah bertemu dengan seorang Darwisy dari negeri Sind di
Afrika yang berkata: Sesungguhnya al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Attas sering
berkunjung ke negeri kami di Sind untuk mengajari kami Tasawwuf dan ilmu Tareqat dan
beliau banyak dikenal di negeri kami&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Syeikh Abdullah ibnu Abdurrahman Baubad menuturkan
bahwa ketika ia bersama Syeikh Ali Baras dan tiga belas orang sahabatnya datang ke tempat al-
Habib Umar, maka yang pertama aku lihat adalah sinar wajah beliau yang amat cemerlang,
sehingga aku tidak ingat lagi akan kehadiranku, sebab aku lihat diri beliau bagaikan mutiara
yang berwarna putih cemerlang, dan wajah beliau memancarkan sinar yang terang, maka timbul
keinginanku untuk tidak akan berpisah dari beliau sepanjang hidupku. Kami sempat menetap di
tempat beliau selama beberapa hari. Ketika beliau memberi izin kami untuk pulang ke desa
kami, maka beliau berkata kepadaku: <i><span style="color: #5f497a; mso-themecolor:
accent4; mso-themeshade: 191;">Wahai puteraku, tempat dan sumber mata air serta perjalanan
hanya ada satu macam, barang siapa yang ingin memisahkan antara aku dari Syeikh Ali Baras,
maka ia tidak akan mendapat untung&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Abdullah ibnu
Alwi al-Haddad berkata: <i><span style="color: #943634; mso-themecolor: accent2; mso-
themeshade: 191;">Ketika aku mengunjungi al-Habib Umar al-Attas, maka aku lihat pada diri
beliau, adanya sifat-sifat yang terdapat pada para sesepuh beliau hingga pada diri Nabi
SAW&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Habib Isa ibnu Muhammad al-Habsyi dan para arif billah lainnya, banyak menuturkan
bahwa keadaan pribadi al-Habib Umar al-Attas dan tindak lanjutnya jauh berbeda dengan para
tokoh wali lainnya. Meskipun keadaan dan kedudukan beliau sangat tinggi, namun beliau lebih
senang untuk rendah diri, lemah lembut, ramah tamah kepada semua orang dan akhlak yang
sangat tinggi di mana sangat sedikit sekali orang berakhlak seperti
beliau.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Ketika
menyebutkan sifat al-Habib Umar, Habib Ahmad ibnu Zein al-Habsyi berkata: <i>Banyak
orang dari kawan-kawan beliau yang menerima kebajikan dari al-Habib Umar, banyak orang
yang menjadi murid beliau dan banyak pula yang menerima talkin dzikir dan menerima khirqoh
dari beliau&#8221;.</i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Kitab-kitab yang dipesankan oleh Habib Umar al-Attas untuk
dipelajari</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-
family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">+
</span><b><i><span style="color: #00b0f0; font-size: 14.0pt;">Az Zubad
</span></i></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;;
font-size: 14.0pt;">karya tulis Syeikh Ibnu Ruslan. Habib Umar selalu menyuruh anak-anak
kita untuk menghafal nadzom kitab Zubad.<span
class="apple-converted-space">&nbsp;</span><br />+ </span><b><i><span style="color:
#00b0f0; font-size: 14.0pt;">Bidaayatul Hidaayah</span></i></b><span style="color:
#00b0f0; font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">
</span><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">karya tulis Imam Ghozali. Syeikh Ali Baras pernah membaca mukadimah kitab
Bidaayatul Hidaayah di hadapan Habib Umar, kemudian beliau memberi ijazah bagi Syeikh Ali
Baras sehingga Allah membuka cabang-cabang marifat baginya.<span class="apple-converted-
space">&nbsp;</span><br />+ </span><b><i><span style="color: #00b0f0; font-size:
14.0pt;">Al Minhaaj</span></i></b><span style="color: #00b0f0; font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> </span><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">karya tulis Imam
Nawawi. Syeikh Abdullah ibnu Umar Baubaid berkata: Ketika aku berkunjung ke tempat Habib
Umar, beliau berkata kepadaku: Aku pernah membaca kitab al-Irsyad, karya tulis Syeikh Ismail
al-Muqri&#8221;. Maka beliau berkata kepada Syeikh Ali Baras: Wahai Ali, bacakan
kepadanya kitab al-Minhaaj, karya tulis Imam Nawawi dan bacakan juga kitab itu kepada
kawan-kawanmu, karena kitab tersebut membawa berkat dan memberi futuh, Insya-Allah,
sebab penyusunnya seorang Wali Qutub dan ia berdoa bagi setiap pembacanya, semoga diberi
barakah&#8221;.<span class="apple-converted-space">&nbsp;</span><br />+
</span><b><i><span style="color: #00b0f0; font-size: 14.0pt;">Ar
Risalah</span></i></b><span style="color: #00b0f0; font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> </span><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">karya tulis Imam
Qusyairi dan </span><b><i><span style="color: #00b0f0; font-size: 14.0pt;">Awarifu al-
Maarif</span></i></b><span style="color: #00b0f0; font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> </span><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">karya tulis Imam al-
Saharwurdi. Al-Habib Umar al-Attas selalu membaca kedua kitab itu ke mana saja beliau pergi.
Kata beliau: Ar Risalah dan al-Awarif dan kitab-kitab sepertinya sangat penting untuk dibaca,
sebab keduanya termasuk pemasok santapan rohani bagi paraahli
Tasawwuf&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Kewaraan al-Habib Umar al-Attas</span></strong><span style="font-family:
Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Beliau dikenal sangat wara.
Beliau tak mau pernah menerima pemberian apapun dari kaum penguasa, tidak pernah mau
diajak makan minum, sampai pun sekedar minum kopi bersama kaum penguasa, bahkan beliau
menolak arang bakar yang datangnya dari kaum penguasa. Kisah penolakkannya terhadap
pemberian Sultan Badar ibnu Abdillah al-Katsiri ketika datang mengunjungi beliau, kelak akan
saya sebutkan dalam fasal tersendiri.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Beliau tidak mau makan dari pemberian orang-orang yang berbisnis dengan cara
riba.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Pada suatu
kunjungan beliau di Wadi Amed, maka beliau dipersilahkan singgah di rumah seorang dari
keluarga Basulaib, sedangkan mereka tidak mau memberikan bagian waris bagi anak-anak
perempuan, maka beliau menolak untuk singgah dan beliau berkata: <i><span style="color:
#5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Bagaimana aku akan singgah di
rumah seorang yang tidak mau memberikan waris bagi anak-anak perempuannya? Padahal
Allah menyuruh memberikannya</span></i><span style="color: #5f497a; mso-themecolor:
accent4; mso-themeshade: 191;"> </span>dalam al-Quran, Allah
berfirman:<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><b><span
style="font-family: &quot;Bodoni MT Condensed&quot;,&quot;serif&quot;; font-size: 18.0pt;
mso-bidi-font-family: Tahoma;">Allah mensyariatkan bagimu tentang pembagian waris untuk
anak-anakmu, yaitu bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua anak
perempuan&#8221;.<o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Kata lelaki itu: Mulai dari saat ini, aku akan memberikan waris bagi anak-anak
perempuanku&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Maka Habib Umar mau singgah di rumah orang itu dan beliau berdoa bagi keluarga
orang itu, sehingga mereka diberi barokah dan kebahagiaan
hidup&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Pada
suatu kali ketika beliau berkunjung ke rumah seorang dari keluarga Basuwaid yang ada di desa
Anaq. Maka beliau disambut dengan sambutan yang luar biasa, dan beliau diberi labu. Beliau
bertanya: <i><span style="color: #5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade:
191;">Dari mana engkau peroleh buah labu ini?&#8221;</span></i><span style="color:
#5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;"> </span>Jawab orang itu: Aku
memetiknya dari sebuah kebun milik wakaf&#8221;. Katanya beliau: <i><span style="color:
#5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Kalau begitu, kita tidak
diperbolehkan makan dari kebun yang telah diwakafkan, sebab kebun yang telah diwakafkan itu
adalah milik semua orang Islam&#8221;. </span></i>Kata orang itu: Mulai sekarang aku tak
mau lagi makan dari hasil kebun yang telah diwakafkan, lalu bagaimana hasil-hasilnya yang
telah aku makan di masa-masa sebelumnya?&#8221; Kata Habib Umar: <i><span style="color:
#5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Untuk menebus dosanya yang lalu,
maka rawatlah kebun itu, kemudian bagikan hasilnya bagi kaum muslimin&#8221;</span></i>.
Maka sejak saat itu, kebun yang telah diwakafkan itu mulai sebaik
mungkin&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib
Umar tidak mau menerima harta wasiat dari seorang kecuali bila beliau telah memperjelaskan
benar-benar tentang ridhanya ahli warisnya. Pada suatu kali ada seorang wanita yang
mewasiatkan sebagian dari perhiasannya senilai tiga Uqiyah. Ketika wanita pemilik harta itu
wafat, maka harta yang diwasiatkan itu diberikan kepada beliau, tetapi beliau tidak mau
menerimanya sampai setelah memperjelas ridha ahli warisnya tentang harta wasiat
itu&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan oleh Syeikh Ali ibnu Salim al-Junaid, bahwa ayahnya yang bernama Salim
pernah meminjam seekor keledai buat kendaraan bagi perjalanan habib Umar yang akan pergi
ke desa Lahrum. Anehnya, sesampai di tengah perjalanan, keledai itu berhenti dan duduk di
padang pasir, padahal waktu itu udaranya amat panas. Kata Syeikh Salim: Hampir aku pukul
keledai ini, tetapi beliau melarangku seraya berkata bahwa pemilik keledai ini tidak mau
keledainya dipukul&#8221;. Kemudian beliau berkata: <i><span style="color: #5f497a; mso-
themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Peganglah kepalanya dan aku akan
membantumu, agar ia berjalan&#8221;</span></i>. Demikian pula ketika keledai itu mogok
kembali, maka Salim hendak memukulnya, tetapi beliau menolaknya, dan beliau membantunya
agar ia mau berjalan&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Dan jika telah masuk waktu sholat berjamaah, sedangkan imam masjid ada didekat
beliau, maka beliau mengusirnya seraya berkata: <i><span style="color: #5f497a; mso-
themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Pergilah engkau untuk menjadi imam, tidak
dihalalkan anda duduk di sini, bila waktu tugas anda sebagai imam telah
tiba&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Rasa tawadhu al-Habib Umar al-Attas</span></strong><span style="font-family:
Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Abdullah ibnu
Alawi al-Haddad berkata: Itu orang (al-Habib Umar) yang pepohonnya ditanam atas dasar
tawadhu dan lemah lembut, sehingga tangkai-tangkainya seperti itu juga&#8221;. Hal itu
menunjukkan kedua sifat budi pekerti beliau.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Abdullah ibnu Alawi al-Haddad berkata: Ketika kami
berkunjung ke desa Huraidzah ke tempat Habib Umar, kami melihat Habib Umar bersikap amat
tawadhu, tidak seorang pun dari orang-orang besar yang dapat mengikuti perangai beliau seperti
itu. Begitu tawadhunya perangai beliau, meskipun tingginya kedudukan beliau, samapi beliau
tidak dapat dibezakan dengan kawan-kawan duduknya yang lain. Di tengah majlisnya, beliau
tidak duduk di tempat yang khusus, tidak pakai pakaian khusus, sehingga beliau tidak berbeda
dengan kawan-kawan duduk yang lain. Bila bangun kerana ada hajat dan tempat duduknya
ditempati orang lain, belaiu tidak marah dan tidak menyuruh orang itu untuk pindah, bahkan
beliau duduk di tempat lain, sampai aku pernah berkata: Alangkah tidak sopannya kalian
terhadap Imam ini&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Pada suatu kali, penduduk Syibam berebutan untuk berjabat tangan dengan beliau, ada
seorang yang ketika itu melihat kesederhanaan pakaian Habib Umar dan ketawadhuannya,
maka ia berkata: <i>Seorang yang seperti ini, kami di Tarim tidak mengajak berjabat tangan
dengannya&#8221;</i>. Ketika ucapan itu didengar oleh Habib Umar, maka beliau berkata:
<i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Memang
pantas ucapannya itu, sebab yang ada di Tarim hanyalah orang-orang yang wajah-wajahnya
bagaikan bulan&#8221;.</span></i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6;
mso-themeshade: 191;"> </span>Beliau mengulang-ulang
berkali-kali.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Pada
suatu hari ketika orang-orang datang ke tempat Habib Umar untuk mengucapkan selamat atas
lahirnya seorang anak beliau, sedangkan dari penduduk kota itu tidak ada yang datang, mereka
adalah orang-orang yang berwatak keras dan meninggalkan sholat berjamaah dan Jumat, maka
ada seorang dari penduduk desa itu yang mendengar bahwa Habib Umar mempunyai anak, lalu
dia mengatakan keledaiku mempunyai anak, suatu ucapan yang mengejek dan sangat tidak
pantas. Mendengar ejekan orang itu, Habib Umar tidak marah, bahkan Habib Umar mendatangi
rumah orang itu dengan tujuh kawan beliau. Kedatangan beliau menjadikan orang itu amat
bergembira, sehingga ia menjadi amat kagum terhadap lemah lembut budi pekerti beliau.
Kunjungan Habib Umar itu di pagi hari Jumat. Ketika Habib Umar hendak keluar, maka beliau
bertanya kepada orang itu dan kawan-kawannya yang tidak mau menghadiri sholat Jumat:
<i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Mengapa
kalian tidak menghadiri sholat Jumat, padahal mempunyai pakaian-pakaian yang bagus dan
harum baunya?&#8221;</span></i> Jawab mereka: <i>Apakah kami boleh menghadiri sholat
Jumat dengan memakai pakaian-pakaian yang bagus dan harum?&#8221;</i> Jawab Habib
Umar: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade:
191;">Boleh&#8221;.</span></i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-
themeshade: 191;"> </span>Maka mereka keluar bersama-sama untuk menghadiri sholat Jumat
dengan perasaan gembira dan puas karena akhlak dan perilaku Habib
Umar.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Kedermamawan
al-Habib Umar al-Attas</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt;
mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Habib Umar al-Attas dikenal sebagai seorang yang amat murah tangan, sehingga
rumahnya selalu dibanjiri segala lapisan masyarakat yang membutuhkan bantuan beliau.
Kedermawan Habib Umar tidak pernah membedakan orang, semua orang disamakan
pelayanannya, baik dia orang yang fakir atau pejabat tinggi. Habib Umar sangat peduli untuk
memberi makan orang-orang, sehingga menyuruh pembantu-pembantunya untuk menyimpan
sebagian hasil panen buat nanti bila datang musim paceklik. Sehingga kalau ada orang-orang
yang membutuhkan pertolongan, pasti kebutuhan mereka dapat terpenuhi. Meskipun besarnya
kedermawan Habib Umar, tetapi beliau tidak pernah menyombongkan diri di depan orang-
orang lemah. beliau senantiasa memberi pelayanan kepada orang-orang lemah dengan penuh
kasih sayang, sehingga mereka tidak pernah rasa malu dengan beliau. Demikian pula, Habib
Umar tidak pernah memaksa diri dalam menjamu tamu-tamunya, adakalanya tamunya orang
miskin, beliau hidangkan daging bila beliau memilikinya. Adakalanya tamunya penguasa,
beliau hidangkan seadanya, bahkan beliau lebih mengutamakan kaum lemah dari kaum
penguasa. Hal itu terlihat pada perlakuan beliau terhadap Sultan Badar ibnu Muhammad al-
Katsiri. Yang demikian itu sengaja beliau lakukan agar tidak terasa di hati Sultan bahwa beliau
butuh bantuan dari Sultan atau ingin mendekatkan diri
kepadanya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Adakalanya kalau ada orang-orang terpandang mengunjungi beliau, sedangkan beliau
tidak mempunyai hidangan yang pantas buat dihidangkan kepada mereka. Tetapi beliau tidak
segan mohon bantuan atau pinjaman untuk menyembelih seekor kambing bagi tamu-tamunya
yang terpandang itu, agar mereka tidak kecewa bila penghormatannya atau hidangannya dirasa
kurang cukup.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Umar sebagaimana yang diceritakan oleh putranya yaitu al-Habib Abdullah selalu
menyisakan atau menyimpan sebagian hasil panen tahunan untuk musim paceklik, meskipun
kebanyakan orang tidak memperhatikan hal ini. Karena itu bila banyak orang-orang yang
mohon bantuan bahan makanan di rumah beliau jika musim paceklik tiba, maka hal itu tidak
mengherankan sebab beliau telah lama bersiap-siap menghadapi krisis pangan seperti itu. Di
saat krisis pangan sedang melanda kaumnya, maka beliau menolong orang-orang yang
membutuhkan bahan makanan. Di antara mereka, ada yang setiap saatnya diberi makan
langsung di rumah beliau, tetapi ada pula yang dikirim bahan pangan ke rumah-rumah mereka,
terutama bagi keluarga-keluarga yang tidak bisa mohon bantuan orang, tetapi masa paceklik
yang memaksa mereka untuk cari bantuan dan juga untuk mempererat tali
silaturahim.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Adakalanya, ada sejumlah tamu yang datang ke rumah beliau di akhir malam, dan
beliau menyambut mereka dengan ramah-tamah. Biasanya bila ada tamu di akhir malam hari,
beliau membangunkan isterinya untuk menyiapkan makan malam buat tamu-tamu yang datang
di akhir malam, adakalanya beliau menyimpan sebagian makan malamnya, persiapan
barangkali ada tamu yang datang. Biasanya jika bahan makanan pokok menipis, maka beliau
dan keluarganya tidak mau makan bahan pokok. Beliau dan keluarganya memilih bahan pangan
pengganti, sedang bahan pangan yang pokok diberikan bagi orang lain yang membutuhkannya,
terutama bagi para tamu yang datang ke rumah beliau. Kalau bahan pangan pokok benar-benar
habis, maka beliau berikan bahan pangan berupa apa saja tanpa
malu.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Habib Umar
tidak senang menonjolkan diri</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size:
18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Habib Umar dikenal sebagai seorang yang selalu merahsiakan keistimewaan-
keistimewaannya dan ketekunan beribadahnya. Demikian pula, Habib Umar selalu
mewasiatkan hal itu bagi murid-muridnya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Habib Umar suka mengasingkan diri dari masyarakatnya. Kata
beliau:<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><i><span
style="color: #e36c0a; font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Menonjolkan diri merupakan
penyakit yang tidak ada obatnya&#8221;.</span></i><i><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;"><o:p></o:p></span></i></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Seorang
murid beliau pernah melihat Habib Umar duduk di tempat sholatnya secara tersendiri. Ketika
beliau ditanya: <i>Mengapa beliau mengasingkan diri?&#8221;</i> Kata beliau: <i><span
style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Aku mengasingkan
diri sebab orang-orang itu selalu mendekati
aku&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Habib Ali bin Hasan al-Attas meriwayatkan bahwa Thabarani menyebutkan bahwa
Anas r.a berkata: Aku datang ke tempat Rasulullah SAW dan aku dapatkan beliau
mendorongkan sesuatu dengan kedua tangannya&#8221;. Aku berkata: <i>Wahai Rasulullah,
kiranya apa yang tadi engkau dorongkan dengan kedua tangannya ini?&#8221; </i>Sabda
beliau: </span><b><span style="color: #00b050; font-family: &quot;Lucida
Calligraphy&quot;; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-
rectfill-pctbottom: 0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pctleft: 100.0%; mso-
style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pctright: 0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-
shade-rectfill-pcttop: 100.0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype: path-circle; mso-
style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006D2A -1 100000 30000 satm=115000\,50000
\#009E41 -1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00BD4F -1 100000 100000
satm=115000&quot;; mso-style-textfill-type: gradient;">Tadi aku didatangi dunia maka aku
mengusirnya dariku&#8221;.</span></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Salah
satu dari tanda ketidaksenangan Habib Umar untuk menampilkan diri dan tanda lemah
lembutnya adalah jika beliau mengunjungi suatu desa dan beliau tinggal di desa itu selama tiga
hari atau lebih atau kurang dari jumlah itu, tetapi kedatangan beliau itu hampir tidak diketahui
oleh penduduk desa yang beliau kunjungi, kecuali hanya si pemilik rumah yang beliau singgahi
dan tetangga-tetangga dekatnya. Pada umumnya beliau suka berjalan di saat panas matahari
atau di waktu tengah hari yang sangat panas, dan beliau tidak senang ditemani orang lain,
kecuali pembantunya. Jika beliau tiba di suatu desa, maka beliau sengaja memilih singgah di
suatu rumah yang tidak akan dikenal orang banyak.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-
bidi-font-family: Tahoma;">Gerakan dakwah al-Habib Umar al-Attas</span></strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib
Umar pernah berkata<i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-
themeshade: 191;">:&#8221;Ketika aku diminta untuk bergerak di bidang dawah, maka aku
mengajukan berbagai alasan untuk menerangkan ketidakmampuan
melakukannya&#8221;</span></i>. Maka diberitahukan kepadaku: Kami akan mendukungmu
dalam melaksanakan tugas dawah ini dengan seorang yang amat mampu untuk melaksanakan
tugas ini. Kemudian Syeikh Ali Baras diperbantukan
kepadaku&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Dikarenakan seringnya perjalanan yang beliau lakukan untuk berdawah dan
mendamaikan orang, sampai beliau mengatakan: <i><span style="color: #e36c0a; mso-
themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Dikarenakan banyaknya perjalanan yang aku
lakukan untuk berdawah, sampai aku menjadi orang pendatang (asing) sampai kewajiban sholat
Jumat tidak diwajibkan bagiku&#8221;</span></i>. Karena beliau selalu dalam keadaan
musafir.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Abdullah al-Haddad berkata: Sebenarnya kami ingin mengunjungi makam-makam dan
negeri-negeri, akan tetapi kami terhalangi oleh kecintaan dan ketergantungan manusia kepada
kami. Kami ingin sekali seperti Habib Umar ibnu Abdurrahman al-Attas, karena beliau banyak
berkunjung ke berbagai tempat, untuk berdawah dengan tidak ditemani orang
lain.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-Habib Abdullah
al-Haddad berkata juga: Pada tahun 1071 H, tepatnya hari Isnin tanggal 21 Jamadil Akhir,
ketika kami berkunjung ke tempat al-Habib Umar al-Attas, maka kami meminta untuk berdua
dengan beliau tanpa diikuti orang lain. Ketika permintaanku itu dikabulkan oleh Habib Umar
dan beliau merestui dengan segala yang aku lakukan, beliau menganjurkan aku untuk
berdakwah secara khusus atau umum tanpa peduli ucapan orang
banyak&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib
Umar selalu giat berdawah, menyuruh yang baik dan melarang yang mungkar dengan cara yang
lemah lembut, dan bersifat mengayomi orang, sehingga banyak orang yang suka dan cinta
dengan beliau. Tidak sedikit orang-orang yang membangkang dan berbuat dosa terpengaruh
oleh lemah lembutnya dawah beliau, sehingga mereka bertaubat dan menjadi orang-orang yang
taat kepada Allah. Beliau menggalakkan menghadiri sholat berjamaah dan sholat Jumat. Selain
itu, berbagai cabang-cabang amal-amal soleh pun digalakkan di tengah masyarakatnya. Pada
waktu beliau sampai di desa Huraidzah untuk pertama kalinya, beliau dapati masyarakatnya
banyak yang bodoh, membangkang, kasar, tidak suka tolong-menolong dan tidak mau
berjamaah dan berjumatan. Dengan tekun Habib Umar mengajak mereka ke jalan Allah. Habib
Umar tidak pernah memaksa orang untuk berbuat baik, tetapi merayu mereka dengan cara-cara
yang menarik, sehingga akhirnya penduduk desa Huraidzah menjadi manusia-manusia yang
berbudi pekerti halus dan ramah-tamah.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Salah satu dari cara-cara menarik yang dipakai Habib Umar dalam menarik hati
masyarakatnya adalah sering mengunjungi rumah-rumah mereka dan bercengkramah di rumah-
rumah mereka, sampai mereka cinta dengan cara yang dipakai oleh beliau. Meskipun demikian,
beliau tidak segan menasihati mereka bila ada perbuatan-perbuatan terlarang yang dilakukan
oleh mereka, misalnya cerita yang tertera di atas akan nasihat yang beliau berikan kepada
seorang Basuid yang menyuguhkan buah labu yang timbul di kebun milik wakaf. Termasuk
juga lemah lembut beliau terhadap orang yang mengatakan keledaiku juga mempunyai anak,
sewaktu orang-orang mengucapkan selamat atas lahirnya anak beliau, yang mana mereka tidak
mau melakukan sholat Jumat. Sampai mereka mau menghadiri sholat Jumat dan mereka tertarik
dengan cara-cara yang menarik dari Habib Umar.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Terhadap orang-orang yang terang-terangan menentang hukum
Allah, maka beliau bersifat kasar terhadap mereka. Di antaranya adalah beliau tidak mau
singgah ke rumah seorang dari keluarga Bashalib yang tidak mau memberikan waris bagi putri-
putri mereka: Ketika mereka bertanya, maka beliau berkata: <i><span style="color: #e36c0a;
mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Bagaimana aku mau akan berkunjung ke
rumah seorang yang tidak mau memberi hak waris bagi putri-putrinya?&#8221;</span></i>
Maka dengan ketegasan Habib Umar itu, mereka menyatakan taubatnya, dan akhirnya beliau
mau mengunjungi rumah mereka.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Sedangkan terhadap orang-orang yang tidak ada gunanya dengan cara-cara yang
lemah lembut, maka beliau bersifat kasar dan marah yang sangat marah. Hal itu
dinampakkannya seperti tidak mau memasuki rumah mereka, tidak mau menghadiri undangan
mereka, sehingga banyak yang bertaubat di tangan beliau.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Disebutkan juga bahwa
Habib Umar pernah menolak makan hidangan yang dihidangkan di rumah seorang yang tidak
memisahkan antara harta dari hasil yang halal maupun yang haram, khususnya dari harta hasil
riba. Disebutkan bahwa pada suatu hari, Habib Umar diundang makan di suatu rumah yang
pemiliknya sedikit banyak suka makan harta hasil riba. Ketika hidangan makanan telah
disuguhkan dan para tamu termasuk Habib Umar dan Syeikh Ali Baras dipersilakan makan.
Ketika itu Habib Umar merasa bahawa hidangan itu ada unsur haramnya. Maka beliau
memberitahukan kepada Syeikh Ali Baras tentang hal itu. Kemudian keduanya meninggalkan
jamuan makan tanpa menyantap sesuap pun dari makanan yang dihidangkan itu sehingga
pemilik rumah bertanya-tanya tentang sebabnya. Kata Habib Umar: <i><span style="color:
#e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Dalam hidanganmu ada harta yang
tidak halal&#8221;</span></i>. Maka si pemilik rumah menangis dan berkata: <i>Kalau
orang-orang yang baik tidak mau makan makananku, maka aku adalah orang yang paling
jelek&#8221;</i>. Lalu menyatakan taubatnya di hadapan Habib Umar dan ia berjanji tidak
akan memungut harta dari hasil riba lagi.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Disebutkan bahwa pada suatu hari Habib Umar menghadiri majlis talim Habib
Aqil, saudara beliau, sepulangnya dari ziarah ayahnya. Ketika itu ada seorang yang kaya yang
suka menerima harta riba memberi suguhan kopi susu kepada para jamaah. Ketika Habib Umar
merasa bahwa dalam kopi yang disuguhkan itu ada unsur haramnya maka beliau berkata:
<i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Angkatlah
kopimu, kami tidak dapat meminumnya sebab engkau suka menerima harta
riba&#8221;</span></i>. Habib Umar sangat marah terhadap orang itu maka lelaki itu berdiri
sambil marah dan nenentang Habib Umar sehingga Habib Umar berdoa bagi orang itu. Dengan
izin Allah, lelaki itu sakit dan mati tidak lama setelah itu. Kata Habib Ali bin Hasan al-Attas:
Karena lelaki itu menampakkan diri menentang Allah dari dua sisi, yang satu dengan harta riba
yang ia makan. Allah berfirman:<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><b><span style="font-family: &quot;Bodoni MT
Condensed&quot;,&quot;serif&quot;; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Maka
ketahuilah Allah dan Rasulnya akan
memerangimu&#8221;<o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Dan karena ia menentang wali Allah, seperti yang disebutkan dalam hadist
Qudsi:<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><b><span
style="color: #00b050; font-family: &quot;Lucida Calligraphy&quot;; mso-bidi-font-family:
Tahoma; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-angle: 8100000; mso-style-
textfill-fill-gradientfill-shade-linearshade-fscaled: no; mso-style-textfill-fill-gradientfill-
shadetype: linear; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006D2A -1 100000
30000 satm=115000\,50000 \#009E41 -1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00BD4F -1
100000 100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-type: gradient;">Seorang yang
menentang wali-Ku maka Aku akan
memeranginya&#8221;<o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Di akhir usianya ketika Habib Umar sholat Jumat di desa Nafhun, beliau duduk di
pintu masjid. Maka beliau memberikan mauidhoh hasanah dan memperingatkan hadirin dari
siksa Allah karena itu mereka diminta meningkatkan frekuensi ibadah mereka dan ketaqwaan
mereka dan melarang dari apa yang menyebabkan kemurkaan Allah. Setelah itu beliau berkata:
<i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Apakah
aku telah menyampaikan pesan-pesan Allah ini?&#8221;</span></i> Jawab para hadirin:
Ya&#8221;. Maka beliau berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6;
mso-themeshade: 191;">Ya Allah, saksikanlah kesaksian
mereka&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Di saat itu ada seorang murid beliau yang bernama Syeikh Abdul Kabir Baqais yang
berkata: <i>Seolah-olah Habib Umar memberikan nasihat yang
terakhir&#8221;.</i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Habib Umar gemar mendamaikan orang yang berselisih</span></strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib
Umar al-Attas suka mendamaikan orang-orang yang sedang berselisih demi untuk menjalankan
ajaran Allah yang pernah disebutkan Allah dalam firmannya:<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: &quot;Bodoni MT
Condensed&quot;,&quot;serif&quot;; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Tiada
kebaikan dalam sebagian besar bisik-bisik kalian kecuali seorang yang menyuruh bersedekah
dan menyuruh berbuat kebajikan atau mendamaikan di antara manusia yang berselisih. Barang
siapa yang mengerjakan hal itu karena berharap ridha Allah, maka akan kami berikan pahala
yang besar&#8221;<o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan bahwa suatu hari beliau mendamaikan di antara dua suku Kabilah Arab
yang sedang bersengketa. Maka masing-masing suku berkeras kepala, sehingga beliau bertanya
kepada mereka: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade:
191;">Bagaimanakah pendapat kalian bila seseorang di antara kalian berada di suatu lembah,
bisakah ia menjadikan lembah itu makmur atau bisakah ia menggali sumur seorang diri atau
menolak serangan musuh seorang diri?&#8221;</span></i><o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Jawab kedua suku itu: Tidak
bisa&#8221;. Jawab Habib Umar: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6;
mso-themeshade: 191;">Karena itu bersatulah kalian semua agar dapat menyelesaikan segala
persoalan secara bersama&#8221;</span></i>. Berkat nasihat Habib Umar itu, maka mereka
bersatu kembali dan saling memaafkan&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Dikisahkan oleh Syeikh Muhammad Ibnu Abdil Kabir Baqais:
Pada suatu kali ketika Habib Umar menyeru perdamaian pada satu kabilah Arab dengan lemah-
lembut, maka mereka menolaknya dengan cara kasar sehingga beliau melemparkan tasbihnya di
antara mereka. Dengan kuasa Allah, tasbih itu berubah seakan-akan menjadi ular besar yang
merayap di antara mereka sehingga mencari perlindungan di hadapan beliau. Maka mereka
meminta maaf dari Habib Umar dan menerima seruan
perdamaian.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan bahwa ada seorang yang berhutang dan si pemberi hutang mengadukan
masalah keduanya kepada Habib Umar. Akhirnya setelah keduanya didamaikan oleh beliau,
maka yang memberi hutang bersedia memaafkan sebagian hutangnya asalkan yang berhutang
mau melunasi sebagiannya. Anehnya setelah keduanya keluar dari tempat Habib Umar, maka
yang memberi hutang mengingkari perjanjian tadi sehingga yang berhutang memberitahukan
Habib Umar. Maka Habib Umar marah pada si pemberi hutang seraya berkata: <i><span
style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Nanti engkau akan
terkena penyakit dan akan terkena sengatan api sebanyak bilangan yang yang engkau ingkari
janji kemudian akan menjadikan engkau mati&#8221;.</span></i><span style="color:
#e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;"> </span>Nyatanya ucapan Habib
Umar itu dikabulkan Allah, akhirnya si pemberi hutang mati setelah ia menderita sakit beberapa
waktu.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan juga bahwa sebagian penduduk desa Huraidzah dipaksa menyerahkan
tanah perkebunannya kepada kaum penguasa. Maka penduduk desa itu meminta bantuan dari
Habib Umar untuk memaksa kaum penguasa itu agar membatalkan tuntutan mereka kepada
penduduk Huraidzah. Ketika para penguasa mau menolak, maka Habib Umar mengancamnya
akan mendoakan bagi mereka, maka mereka terpaksa membatalkan tuntutan
mereka.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan ada dua bersaudara pemilik kebun dari keluarga Ghanim yang berbuat
zalim kepada tetangganya tentang pengairan bagi kebunnya. Ketika kedua bersaudara itu
dilaporkan kepada Habib Umar, maka keduanya dinasihati agar memberikan hak tetangganya,
tetapi keduanya menolak bahkan menentang Habib Umar dengan penuh kurang ajar sehingga
Habib Umar berkata pada mereka: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6;
mso-themeshade: 191;">Kalian akan kami masukkan ke dalam lautan yang tiada
bertepi&#8221;</span></i>. Akibat ucapan Habib Umar itu, maka salah satu dari kedua
bersaudara itu ada yang berubah akalnya sehingga ia menyerang saudaranya, dan saudaranya
ikut tak sadar sehingga keduanya saling hunus senjata tajam, akhirnya keduanya saling
menikam hingga keduanya mati secara tidak terhormat.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size:
18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Habib Umar selalu berfikiran
positif</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-
family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Dikenal
oleh banyak orang bahwa Habib Umar selalu berfikiran positif dan pendapatnya dapat dijadikan
petunjuk yang baik. Beliau melihat dengan mata hati. Karena itu banyak orang yang selalu
mohon pendapat beliau. Bagi yang mengikuti pendapat dan kebijaksanaan beliau, maka ia akan
senang. Sebaliknya bagi yang menyalahi pendapat beliau tidak sedikit yang menyesal dan rugi.
Di antara pendapat beliau yang memberi manfaat adalah pendapat yang beliau berikan kepada
</span><b><i><span style="color: #002060; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-
bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh Muhammad ibnu Hussein
al-Huraidhi</span></i></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> untuk menghafal al-Quran. Sedangkan ia telah lanjut usia lalu
diterimanya maka ia diberi kemudahan oleh Allah.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Di antara pula pendapat beliau bagi Syeikh Muhammad al-
Amiri an-Nahdi untuk menanam pohon kurma di salah satu tempat yang bernama Dhahirah,
tetapi pendapat Habib Umar itu dianggap lemah oleh sebagian orang. Untungnya
</span><b><i><span style="color: #002060; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-
bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh Muhammad al-Amiri</span></i></b><span style="color:
#002060; font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">
</span><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">menjalankannya, sehingga ia berhasil mendapatkan untung
besar.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Disebutkan bahwa
</span><b><i><span style="color: #002060; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-
bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh Abdullah ibnu Said Bamika</span></i></b><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">, pemilik
masjid al-Aredh di kota Syibam termasuk salah satu dari orang-orang saleh yang gemar
beribadah dan menjalin persahabatan yang erat dengan Habib Umar. Syeikh termasuk orang
yang kaya, tetapi pada suatu masa kejayaannya menurun sampai ia jadi miskin. Ketika ia
mengadukan kepada Habib Umar, maka beliau memberi petunjuk untuk melakukan suatu amal
kebajikan. Syeikh Abdullah mengerti maksud petunjuk beliau itu, sehingga ia menggali sebuah
sumur dan ia membangun sebuah masjid di tempat itu. Setelah itu, ia melaporkan apa yang ia
lakukan kepada Habib Umar. Dengan restu Habib Umar, maka kekayaan Syeikh Abdullah
kembali seperti sediakala.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Ketika penduduk Syibam bertanya kepada </span><b><i><span style="color:
#002060; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Habib
Abdullah al-Haddad</span></i></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">, mana yang bagus sholat di
masjid Abdullah Bamika ataukah di masjid milik orang lain, maka Habib Abdullah al-Haddad
menganjurkan orang untuk sholat di masjid Abdullah Bamika sebab masjid tersebut dibangun
atas petunjuk seorang wali Allah, yaitu Habib Umar al-Attas.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Disebutkan juga bahwa
ketika sebagian dari penduduk dari suku Nahdi datang kepada Habib Umar tentang lamanya
musim panas di desa mereka, sampai kebun-kebun kurma mereka banyak yang kering. Habib
Umar menganjurkan mereka untuk menetap bersabar di desa mereka, mereka dilarang untuk
pindah ke tempat lain, semoga tidak lama Allah akan menurunkan hujan ke desa mereka.
Akhirnya dengan mengikuti petunjuk Habib Umar dengan tetap bersabar, maka tidak lama
kemudian Allah menurunkan air hujan bagi penduduk desa itu, sehingga pengairan bagi kebun-
kebun kurma mereka berjalan lancar lagi seperti sediakala.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Disebutkan bahwa
</span><b><i><span style="color: #002060; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-
bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh Umar bin Ahmad al-Hilabi al-Juaydi</span></i></b><span
style="color: #002060; font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;"> </span><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;;
font-size: 14.0pt;">selalu berhubungan erat dan yakin sepenuhnya kepada Ahbib Umar, dan
tidak pernah menyalahi pendapat beliau. Karena itu Habib Umar memohon kebaikan kepada
Allah bagi Syeikh Umar al-Hilabi dan bagi anak cucunya. Pada suatu kali ketika Syeikh Umar
ini singgah di tempat Habib Umar, maka ia disambut oleh beliau. Waktu itu baru menjelang
musim panen. Ketika ia minta izin untuk meninggalkan tempat Habib Umar, maka beliau
berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade:
191;">Hai Umar, jika engkau sampai di desamu, maka panenlah dan ambillah hasil pohon
kurmamu&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Petunjuk Habib Umar itu dilaksanakan sebaik-baiknya oleh Syeikh Umar tanpa ragu-
ragu lagi karena kuatnya itikadnya terhadap Habib Umar, padahal bila panen sekarang, maka
hasilnya akan berkurang sampai penduduk desanya menegur dengan keras, bahkan di antara
mereka ada yang menganggap Syeikh Umar sudah gila, untungnya ia tetap menghargai
petunjuk Habib Umar.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Tidak lama kemudian ketika pasukan belalang menyerbu pohon-pohon kurma
penduduk desa itu, semua hasil yang akan dipanen oleh penduduk desa itu rosak sehingga
mereka menyesali nasib mereka karena tidak mendapat hasil panen kurma pada musim panen
itu, sedangkan Syeikh Umar telah memetik hasilnya sebelum pasukan belalang menyerbu
tanamannya. Maka mereka sadar akan rahasia petunjuk Habib Umar dan faedah mengikuti
pendapatnya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan bahwa putra </span><b><i><span style="color: #002060; font-family:
Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh Abdullah bin
Muhammad bin Ahmad bin Afif</span></i></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> sering ke desa Huraidzah
untuk mengunjungi Habib Umar, karena ayah mereka adalah kawan dekat Habib
Umar.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Pada
suatu kali, Syeikh Maruf, putra Syeikh Abdullah menginap di rumah Habib Umar selama
beberapa hari, ia tidak mau ke tempat lain kecuali jika sudah mendapat izin dari Habib
Umar.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Suatu
hari ketika Syeikh Maruf minta izin akan pulang, maka Habib Umar tidak mengizinkannya,
setelah beberapa waktu ia minta pamit lagi, tetapi Habib Umar menolaknya, tetapi ia minta
secara berkali-kali agar ia diberi izin. Setelah ia agak memaksa, maka Habib Umar berkata:
<i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Kami
menahan anda untuk pulang agar anda terhindar dari tuduhan pencurian yang akan terjadi
dituduhkan penduduk desamu kepada saudara-saudaramu dan keluargamu&#8221;</span></i>.
Maka apa yang dikatakan oleh Habib Umar itu memang terjadi, sehingga Syeikh Maruf
terhindar dari tuduhan pencurian. Tetapi tidak lamapun tuduhan pencurian itu ditarik oleh
penduduk desa Hajraian, karena pencuri yang sebenarnya dapat segera
ditangkap.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Pada
suatu hari ketika beliau berkumpul dengan tokoh-tokoh masyarakat dari kaumnya, maka beliau
menasihati mereka untuk segera memperbaiki saluran-saluran air yang dipergunakan untuk
mengairi kebun kurma mereka. Nasihat Habib Umar ini dilaksanakan oleh kaumnya meskipun
bulan itu adalah bulan suci Ramadhan. Kebetulan setelah mereka selesai mengerjakannya,
mereka pulang, maka tidak lama kemudian datang banjir, sehingga airnya melimpah ruah di
tempat-tempat penampungan air yang telah mereka perbaiki.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Disebutkan pula bahwa pada
suatu hari musim panas dan di mana paceklik yang luar biasa, tiba-tiba ada seorang lelaki yang
sudah lanjut usia minta izin untuk ke Yaman. Ia telah menyimpan bekal makanan di rumahnya,
tidak seorang pun yang tahu apa yang ia telah lakukan. Kata Habib Umar: <i><span
style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Mengapa engkau
sore ini akan melakukan perjalanan ke tempat yang amat jauh dan perjalanannya pun amat
berbahaya, padahal engkau masih menyimpan sejumlah bahan makanan di tempat yang amat
rahasia sehingga tidak seorangpun yang mengetahuinya selain
Allah&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Setelah mendengar nasihat dan pertanyaan dari Habib Umar, maka orang tua itu
mengurungkan niatnya. Tidak lama dari kejadian itu, maka ia sakit dan wafat, sehingga
sejumlah bahan makanan yang ia sembunyikan itu jadi hidangan para pelawat jenazah orang tua
itu.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Sikap Habib
Umar tehadap kaum penguasa</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size:
18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Habib Umar dikenal sebagai seorang yang tidak merasa takut terhadap kaum
penguasa. Beliau suka menasihati mereka meskipun nasihat beliau adakalanya dirasakan pahit
oleh kaum penguasa. Dan beliau selalu menolak pemberian maupun hidangan mereka,
sampaipun kayu bakar dari mereka beliau tidak mau
menggunakannya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Pada
suatu hari, ketika utusan Sultan Badar al-Katsiri memberitahu bahwa Sultan Badar akan
mengunjungi beliau di Huraidzah, maka beliau memberitahukan bahwa beliau yang akan
mendatangi Sultan di mana ia berada, karena itu beliau minta akan Sultan tetap berada di mana
ia sekarang berada. Kemudian Habib Umar segera berangkat dan beliau menyuruh pelayannya
untuk membawa kopi, kayu bakar dan api, yang mana kopi itu untuk beliau minum di tempat
Sultan, sebab beliau tidak mau minum apapun dari milik Sultan atau milik kaum
penguasa.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Setelah
beliau berhadapan dengan Sultan Badar, maka beliau memberinya nasihat-nasihat yang berguna
mengenai dunia dan akhiratnya. Pada saat itu, Sultan Badar menyuruh pelayannya membuat
kopi yang dicampur dengan madu dan diminta untuk dihidangkan kepada Habib Umar dan
rombongannya. Setelah dimasak dalam waktu yang lama, maka Sultan menyuruh pembantunya
untuk segera menyuguhkannya ke hadapan Habib Umar. Ketika si pembantu melihat ke dalam
tempat air yang sedang dimasak, ia menjadi terkejut sebab di tempat air itu, air dan madunya
tidak ada sehingga ia segera melapor kepada Sultan Badar. Laporan dari si pembantu itu
menjadikan Sultan Badar menyadari bahwa Habib Umar sangat tinggi rasa waranya dan ia
merasa bahwa air kopi itu habis dikarenakan besarnya karomah beliau. Akhirnya Sultan Badar
segera minta maaf kepada Habib Umar. Kata Sultan Badar: <i>Mengapa anda sampai kami ajak
minum secangkir kopi dari kami saja anda tidak mau?&#8221;</i> Jawab Habib Umar:
<i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Memang,
kalau kami tidak menjaga diri, tentunya kami tak akan dapat berbuat seperti
itu&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Biasanya jika penguasa minta pendapat dari Habib Umar, maka beliau memberi
pendapat yang sejujurnya, walaupun pendapat beliau itu dirasa tidak menyenangkan
hatinya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan ketika ada seorang penguasa di Hadramaut berkata kepada Habib Umar:
<i>Kami selalu mengingatimu dan mengharap doamu wahai Habib
Umar&#8221;</i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Jawab
Habib Umar: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade:
191;">Kami tidak takut kalian akan terkena gangguan dari warga barat dan timur, kecuali jika
ada seorang yang teraniaya hak-haknya yang berdoa, sebab doa orang yang teraniaya akan
segera dikabulkan oleh Allah. Di saat itu doaku tak dapat berguna bagi
kalian&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Habib Umar al-Attas dikenal sebagai seorang yang tidak mau menerima pemberian
apapun bentuknya dari kaum penguasa. Meskipun demikian setiap hadiah yang diberikan
kepada Habib Umar maka beliau menerimanya dengan penuh karomah selanjutnya beliau
memberikannya lagi kepada yang memberinya dengan cara yang penuh hormat sehingga yang
memberi tidak merasa tersinggung atau disedekahkan kepada fakir
miskin.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Habib Umar
sangat memperhatikan kepada para pengikutnya yang mencintainya</span></strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Keterkaitan perasaan Habib Umar terhadap pengikut-pengikutnya yang mencintainya
amat besar. Tentang masalah ini banyak dikenal orang.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Di antaranya adalah
sebagaimana yang dikisahkan oleh </span><b><i><span style="color: #002060; font-family:
Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh Muhammad ibnu
Ahmad Bamasymus</span></i></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> berikut ini: Waktu aku
masih kecil, aku sempat menempuh perjalanan di padang pasir yang amat luas dan tandus
bersama sekelompok rombongan. Ketika kami tiba di suatu tempat yang tidak ada airnya, maka
kami merasa sangat haus, sehingga rombongan kami melarikan diri dan aku ditinggalkan
seorang diri di tengah padang pasir yang tandus tidak dapat menyusul mereka. Kemudian tidak
lama aku mendapatkan sebuah mata air sehingga aku minum airnya dengan sepuas-puasnya.
Aku kira mata air itu adalah mata air lama yang biasa diambil airnya, kemudian aku
melanjutkan perjalananku dan aku mendapatkan orang-orang yang meninggalkan aku tadi
sedang berebut minum air di suatu mata air. Kemudian mereka merebahkan diri karena lelah
dan haus. Ketika mereka melihat aku datang maka mereka menyilahkan aku minum di mata air
itu, tetapi aku katakan bahawa aku telah minum di suatu mata air yang tadi kalian telah
melewatinya. Mereka merasa heran akan perkataanku karena mereka merasa bahwa tidak
mendapati mata air selain dari tempat mereka berada di saat itu. Setelah aku dewasa, ketika aku
bertemu dengan Habib Umar, maka beliau bertanya kepadaku: <i><span style="color: #e36c0a;
mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Wahai Muhammad, ingatkah engkau ketika
engkau berada di suatu tempat yang tandus dan engkau hampir mati dari kehausan, maka
engkau segera mendapati mata air dan engkau meminum
sepuas-puasnya?&#8221;</span></i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6;
mso-themeshade: 191;"> </span>Ucapan Habib Umar itu mengingatkan aku bahwa hal itu
suatu karomah dari beliau&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan Syeikh Muhammad Bamasymus juga bahwa pada suatu hari ketika kami
dan Syeikh Ali Baras dan rombongannya berkunjung ke desa Habib Umar di Huraidzah, maka
beliau menyuruh kami untuk meneruskan perjalanan ke bagian bawah Hadramaut. Ketika kami
tiba di kota Tarim, aku menderita sakit hingga tidak dapat mengikuti rombongan Syeikh Ali
Baras. Lalu ia menyuruh , maka sewaktu aku sampai di desa Dhibiy, bertambah keras sakitku
sampai aku pingsan. Di malam hari ketika aku dalam keadaan sakit-sakitan, aku mendengar
Habib Umar sedang berdehem di rumahnya di Huraidzah sedangkan aku sekarang di Wadi
Dhibi. Maka di saat itu hilanglah penyakitku dan kesehatanku telah pulih kembali. Hal itu tidak
lain dikarenakan kekeramatan beliau.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Dikisahkan oleh </span><b><i><span style="color: #002060; font-family:
Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh Salim ibnu Abdul
Qawi</span></i></b><span style="color: #002060; font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> </span><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">bahwa ayahnya yang
bernama Abdul Qawi bin Muhammad Baqais, bahwa pada suatu hari Syeikh Abdul Qawi
berjalan di suatu pergunungan bersama seorang kawannya. Ketika keduanya akan naik ke atas,
maka keduanya mencari jalan yang dilewati agar dapat sampai ke atas. Singkat katanya,
keduanya mendapati satu jalan sempit ke arah atas. Jalan itu hanya dapat dilewati seorang saja.
Ketika kawannya naik lebih dahulu, tiba-tiba satu batu besar jatuh ke bawah. Kebetulan pada
waktu itu Syeikh Abdul Qawi sedang naik ke atas sehingga batu besar yang melewati jalan
yang sempit itu sehingga Syeikh Abdul Qawi merasa terancam dan ia terkejut. Untung pada
saat itu ia ingat kepada Habib Umar sehingga ia berteriak memanggil nama Habib Umar al-
Attas. Dengan izin Allah, maka batu itu sudah berada di belakangnya sampai ia terhindar.
Tentunya kejadian itu adalah sebagai bukti adanya pertolongan Allah dan adanya kekeramatan
Habib Umar al-Attas.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan bahwa </span><b><i><span style="color: #002060; font-family:
Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh Salmin ibnu
Umar</span></i></b><span style="color: #002060; font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> </span><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">dan kawan-
kawannya pergi ke Yaman. Mereka naik kuda. Syeikh Salmin dikenal sebagai penunggang yang
mahir. Ketika rombongan melewati suatu pantai, tiba-tiba kuda yang ditunggangi Syeikh
Salmin berjalan di tepi laut. Kebetulan di saat itu ada gelombang yang menerjang kuda Syeikh
Salmin, hingga kudanya Syeikh Salmin terseret ke tengah laut sampai kawan-kawannya sangat
menyesalkan keadaan kawannya yang terseret ke tengah lautan itu. Mereka tidak dapat
memberikan bantuan sedikitpun pada Syeikh Salmin. Kebetulan Syeikh Salmin yang sedang
menghadapi maut itu ingat kepada Habib Umar sehingga ia berteriak menyebut nama Habib
Umar dan ia bernazar jika ia diselamatkan Allah dari bahaya maut itu, maka ia akan
memberikan harga kuda itu kepada Habib Umar. Dengan rahmat Allah, maka ia seolah-olah
diselamatkan oleh seseorang yang sedang naik seekor kuda. Setelah ia selamat, maka ia menaiki
kudanya yang tadi ikut terseret ke tengah lautan itu. Tidak lamapun ia dapat mengejar kawan-
kawannya hingga mereka tercengan dan merasa gembira. Maka ia menceritakan apa saja yang
ia dapati dan iapun memenuhi nazarnya bagi Habib Umar.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Disebutkan juga bahwa
</span><b><i><span style="color: #002060; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-
bidi-font-family: Tahoma;">Muhammad ibnu Hushin al-Huraidhi</span></i></b><span
style="color: #002060; font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;"> </span><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;;
font-size: 14.0pt;">yang pernah diajarkan oleh Habib Umar al-Attas untuk menghafalkan Al-
Quran meskipun usia sudah lanjut, dengan keyakinannya, maka ia melakukan anjuran Habib
Umar dan akhirnya ia dapat menghafal Al-Quran di luar kepala.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Pada suatu hari,
Muhammmad ibnu Hushin al-Huraidhi ini bergadang bersama teman-temannya. Kebetulan
pada waktu itu sedang musim belalang yang merosak tanaman. Mereka sepakat untuk
membakar belalang mulai dari sarangnya yang ada di suatu gua di tempat yang bernama
Gorgodah sebelah utara desa Huraidzah. Pada malam itu, mereka keluar dengan membawa api
dan pelepah-pelepah pohon kurma menuju gua yang dimaksud. Sesampainya di dalam gua dari
obor seorang di antara mereka menimbulkan api membara di tempat sekitarnya. Nampaknya api
itu dianggap remeh oleh mereka, karena itu mereka tidak memperdulikannya. Setelah api makin
membesar maka mereka tidak mendapat jalan keluar dari gua itu sehingga mereka yakin bahwa
mereka akan binasa. Maka di saat itu mereka teringat terhadap Habib Umar, kemudian mereka
memohon ampun kepada Allah dengan bertawasul kepada Habib Umar. Maka dengan balas
kasih Allah salah satu dari celah gua itu terbuka sehingga terbentang jalan keluar bagi mereka
dari gua itu. Itula salah satu dari kesekian cerita dari kekeramatan Habib Umar. Kata Habib Ali
ibnu Hasan al-Attas: &#8221; Kisah yang dialami Muhammad ibnu Hushin dan kawan-
kawannya di dalam gua itu sangat mirip dengan kisah 3 lelaki Bani Israel yang terjebak dalam
gua seperti yang disebutkan di dalam Hadith Bukhari&#8221;. Bahkan keadaan ini lebih
menakutkan.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Kasih sayang
Habib Umar terhadap binatang</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size:
18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Habib Umar amat sayang kepada binatang. Hal itu terlihat dari kejadian-kejadian
berikut ini. Disebutkan beliau bila masuk ke rumahnya, maka ia minta diambilkan sejumlah
makanan yang dimiliki keluarganya demi untuk keledainya yang baru beliau
tunggangi.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan juga bahwa Habib Umar melarang Syeikh Salim al-Junaid untuk memukul
keledainya yang mogok di suatu tempat yang amat panas. Beliau suruh Syeikh Salim untuk
mengangkat leher keledainya dan Habib Umar ikut membantunya. Meskipun keledainya itu
mogok berkali-kali, tetapi Habib Umar tetap melarang Syeikh Salim untuk
memukulnya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Pada
suatu kali, ada seorang dari Lahrum yang membawa ternaknya dengan memukuli ternaknya
dengan keras. Maka ia datang kepada Habib Umar. Ketika ia hendak berjabat tangan dengan
Habib Umar, maka Habib Umar menolak berjabat tangan dengannya. Jawab Habib Umar:
<i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Aku tidak
mau berjabat tangan denganmu karena tanganku sakit&#8221;</span></i>. Maka orang tadi
bertanya: Karena apa?&#8221; Jawab beliau: <i><span style="color: #e36c0a; mso-
themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Dari sakitnya pukulan tersebut ketika engkau
memukuli binatang-binatang ternakmu tadi&#8221;</span></i>. Ketika orang itu minta maaf
kepada Habib Umar maka beliau menasihatinya dengan keras agar ia tidak mengulangi
perbuatannya itu.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><b><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Gangguan-gangguan yang menimpa Habib Umar
al-Attas<o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Seorang
yang mempunyai tugas sebagai Dai sekaligus penegak kebenaran, maka gangguan-
gangguannya tidak sedikit, bahkan beliau mendengar seorang yang berkata kepada beliau:
Alangkah enaknya anda wahai Habib Umar, sebab seorang semacam anda tidak akan ada orang
yang berani membenci anda&#8221;. Maka beliau berkata: <i><span style="color: #e36c0a;
mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Katakan kalimat Lailaaha illallah sebanyak
orang-orang yang membenci Habib Umar&#8221;</span></i>. Hal ini menunjukkan akan
banyaknya orang-orang yang memusuhi beliau.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Orang-orang yang mengganggu dan menyakiti Habib Umar itu
bukan sahaja dari orang-orang luar, tapi dari orang dalam rumah beliau sendiri, yaitu dari isteri
beliau sendiri. Adapun ceritanya sebagai berikut:<br />Pada suatu malam anda serombongan
tamu datang ke rumah Habib Umar. Maka beliau membangunkan isterinya dan menyuruhnya
membuatkan makanan malam bagi tamu-tamu beliau, tetapi isteri beliau menolaknya. Habib
Umar memintanya dengan lemah lembut tetapi isteri beliau tetap menolaknya. Akhirnya Habib
Umar terpaksa keluar rumah tetangganya minta tolong agar isterinya memasak buat makan
malam tamu-tamu beliau. Maka isteri tetangga itu berkenan membuatkan makan malam bagi
tamu-tamu Habib Umar.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Yang menyakitkan Habib Umar tidak saja terjadi semasa Habib Umar masih hidup,
tetapi setelah beliau wafatpun, tidak sedikit yang menghasut dan mencaci-maki beliau. Anehnya
setelah orang-orang yang menghasut itu melihat kekeramatan Habib Umar, maka baru mereka
menyesal dan mengakui besarnya kekeramatan beliau.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size:
18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Isteri-isteri Habib Umar
al-Attas</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-
family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Menurut
berita yang dapat dipercaya disebutkan bahwa Habib Umar pernah menikah dengan tiga belas
orang wanita. Ada delapan wanita yang sempat memberi anak bagi beliau, sedangkan yang lima
orang tidak sempat memberi anak bagi beliau.<o:p></o:p></span></div><div
class="MsoNoSpacing"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Adapun isteri-isteri beliau yang sempat memberi anak bagi
Habib Umar adalah:</span><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;;"><br /></span><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">-&nbsp;&nbsp;&nbsp; </span><b><i><span style="color:
#00b0f0; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Sultonah
binti Umar bin Reba</span></i></b><span style="color: #00b0f0; font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> </span><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">sempat memberi dua
anak bagi beliau, yaitu Salim dan Musyayakh.<span
class="apple-converted-space">&nbsp;</span><br />-&nbsp;&nbsp;&nbsp;
</span><b><i><span style="color: #00b0f0; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-
bidi-font-family: Tahoma;">Aliyah binti Rasam</span></i></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">. Ia dari keluarga Isa bin
Abdillah al-Abdali. Ia sempat memberi tiga putera, yaitu Hussein, Abdurrahman dan Ali.<span
class="apple-converted-space">&nbsp;</span><br />-&nbsp;&nbsp;&nbsp; Putri Mubarak bin
Jamil Baras. Ia sempat memberi seorang putra yaitu Muhsin.<span class="apple-converted-
space">&nbsp;</span><br />-&nbsp;&nbsp;&nbsp; </span><b><i><span style="color:
#00b0f0; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Ruqoqah
binti Ali Baisa</span></i></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">. Ia sempat memberi dua putra yaitu Syeikh dan Abdullah dan
seorang putri iaitu Syaikha.<span class="apple-converted-space">&nbsp;</span><br />-
&nbsp;&nbsp;&nbsp; </span><b><i><span style="color: #00b0f0; font-family: Harrington;
font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Fatimah binti Abdullah
al-Masawa</span></i></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">. Ia sempat memberi dua orang putri iaitu Alwiyah dan
Asma<span class="apple-converted-space">&nbsp;</span><br />-&nbsp;&nbsp;&nbsp;
</span><b><i><span style="color: #00b0f0; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-
bidi-font-family: Tahoma;">Habsyiyah </span></i></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">dari keluarga Ghanim.
Wanita ini sempat memberi seorang putri yang bernama Fatimah.<span class="apple-
converted-space">&nbsp;</span><br />-&nbsp;&nbsp;&nbsp; </span><b><i><span
style="color: #00b0f0; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Fatimah binti Umar bin Sulaiman al-Amiri an-Nahdi</span></i></b><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">. Ia
sempat memberi anak perempuan iaitu Salma.<span
class="apple-converted-space">&nbsp;</span><br />-&nbsp;&nbsp;&nbsp; seorang wanita
dari Hautoh Zubdah. Ia memberi seorang anak yang bernama Syeikh al-Albar. Putra beliau
yang satu ini wafat di waktu kecil, ia dimakamkan di sebelah kubur Syeikha Sulthonah.<span
class="apple-converted-space">&nbsp;</span><br />Adapun isteri-isteri beliau yang tidak
sempat memberi anak:<br />Seorang wanita dari keluarga Basurah Baalwi dari Hainan. Beliau
mengawini wanita ini sebab wanita ini mengalami terlambat kawin.<span class="apple-
converted-space">&nbsp;</span><br />Seorang wanita dari desa Huraidzah, ia bernama
</span><b><i><span style="color: #00b0f0; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-
bidi-font-family: Tahoma;">Solahah</span></i></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">. Beliau mengahwinnya
tepat diawal beliau di desa Huraidzah.<span class="apple-converted-space">&nbsp;</span><br
/>Beliau sempat menikah dengan dua orang wanita dari keluarga Bajabir dari Andal.<span
class="apple-converted-space">&nbsp;</span><br />Beliau pernah menikah dengan seorang
wanita dari Manwab.<span class="apple-converted-space">&nbsp;</span><br />Ketika Habib
Umar berkunjung ke desa Qaydun untuk mengunjungi Syeikh Said bin Isa al-Amudi maka
beliau sempat melamar putri Habib Abu Bakar bin Muhammad Bafaqih. Lamaran beliau
diterima oleh Habib Abu Bakar. Dengan ini, maka terjadilah hubungan yang sangat erat antara
dua tokoh ini, hanya saja tidak sampai jadi perkahwinan.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size:
18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Anak-anak Habib Umar</span></strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Jumlah
anak-anak Habib Umar ada 14 orang, 9 anak-anak lelaki, 5 anak-anak perempuan. Adapun
anak-anak lelaki beliau adalah: Salim, Musyayakh, Hussein, Abdurrahman, Ali, Syeikh al-
Albar, Muhsin, Syeikh dan Abdullah.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Adapun anak-anak perempuan beliau adalah: Syeikha, Alwiyah, Fatimah, Asma
dan Salma.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Selain
itu, beliau masih mempunyai banyak anak-anak lelaki dan perempuan yang wafat di waktu
kecil.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Di antara anak-anak
lelaki beliau yang menurunkan anak cucu adalah: Salim, Hussein, Abdurrahman, Syeikh dan
Abdullah. Sedangkan anak-anak beliau yang lain tidak mempunyai
anak.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Isyarat tentang
dekatnya ajal beliau</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-
bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan bahwa Habib Umar al-Attas pernah memberitahukan dekatnya ajalnya,
adakalanya pemberitahuan itu berupa isyarat-isyarat yang dapat dimengerti, tetapi ada pula
yang terang-terangan. Disebutkan bahwa ketika beliau ditanya oleh seorang pada umur berapa
beliau akan wafat, maka beliau mengisyaratkan pada usia 80 tahun. Kenyataannya memang
demikian. Berita tersebut pernah disampaikan oleh Habib Abdullah, putra
beliau.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan pula, ketika beliau bertemu dengan tokoh-tokoh Baalawi seperti habib
Abdullah al-Haddad, Habib Ahmad bin Hashim dan Habib Isa bin Muhammad al-Habsyi di
desa Sadbeh. beliau sempat memberi pesan-pesan terakhir bagi mereka dan beliau mengatakan:
<i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Mungkin
saat ini adalah pertemuan terakhir dengan kalian di dunia, aku akan menemui kalian
kelak&#8221;</span></i>. Kemudian beliau meninggalkan desa Sadbeh menuju desa Nafhun.
Tidak lama setelah beliau tiba di desa Nafhun, beliau wafat.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Di akhir hayat beliau, ketika
beliau sholat Jumat di masjid desa Nafhun, maka beliau duduk di depan pintu masjid
sebagaimana tertera di atas. Beliau memberi nasihat-nasihat yang baik bagi pengikut-
pengikutnya, kemudian beliau bertanya kepada mereka: <i><span style="color: #e36c0a; mso-
themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Bukankah aku telah menyampaikan pesan-pesan
Allah ini?&#8221;</span></i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-
themeshade: 191;"> </span>Jawab pengikut-pengikut beliau: Ya&#8221;. Kemudian beliau
berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade:
191;">Ya Allah, saksikanlah ucapan mereka, sesungguhnya Engkau sebaik-baik yang
menyaksikan&#8221;</span></i>. Setelah mendengar ucapan beliau yang terakhir itu, salah
seorang pengikut beliau ada yang berkata kepada putra beliau, Habib Hussein: Ucapan ayahmu
yang terakhir ini mengisyaratkan bahwa beliau akan meninggalkan kita, lalu memberikan bela
sungkawa terhadap Habib Hussein&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-
family: Tahoma;">Awal sakit beliau</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-
size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Disebutkan oleh </span><b><i><span style="color: #002060;
font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Habib Isa bin
Muhammad al-Habsyi</span></i></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">, bahwa ketika beliau
berkunjung ke tempat Habib Umar beserta murid-muridnya ke Huraidah tetapi Habib Umar
berada di Sahrun. Habib Isa tidak diperkenankan masuk ke tempat Habib Umar dan beliau
menyuruh untuk menunggu. Demikian pula ketika </span><b><i><span style="color: #002060;
font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">al-Habib Ahmad
bin Hasyim al-Habsyi</span></i></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> tiba di tempat itu dan ingin
berkunjung Habib Umar, maka beliau pun ditolak menemui Habib Umar, sebelum diizinkan
oleh beliau. Pada hari itu juga </span><b><i><span style="color: #002060; font-family:
Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">al-Habib Abdullah al-
Haddad</span></i></b><span style="color: #002060; font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> </span><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">tiba bersama-sama
murid-muridnya di tempat itu dan beliau disuruh menunggu di tempat
itu.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Tidak lama
kemudian Habib Umar menemui ketiga tokoh Baalawi itu bersama rombongannya secara
singkat. Dalam pertemuan itu, beliau berdoa dan beliau memberi libas kepadanya mengajak
membaca surat al-Fatihah. Kemudian beliau berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-
themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Hari ini adalah hari pertemuan terakhir di dunia
ini, semoga kita dapat bertemu lagi di sisi Allah&#8221;</span></i>. Kemudian Habib Umar
menyuruh kepada Habib Abdullah al-Haddad untuk pergi ke Haynan dan Habib Ahmad bin
Hasyim untuk pergi ke Hajrain dan beliau juga memberikan libas kepadanya. Sedangkan Habib
Isa bin Muhammad diajak ke desa Huraidzah bersama beliau. Setelah keduanya tiba di desa
Andal maka keduanya menghadiri majlis pembacaan Maulud Nabi S.A.W. Selanjutnya pada
keesokan harinya sewaktu sampai di desa Hunfur, Habib Isa diperintahkan ke desanya dan
selanjutnya diminta pada malam Khamis untuk pergi ke desa Nafhun. Kata Habib Isa: Aku tiba
di desa Nafhun pada malam Khamis dan aku dapatkan putra-putra Habib Umar dan kawan-
kawan serta murid-muridnya yang datang dari berbagai tempat sedang berkumpul dengan
beliau&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Di
waktu menjelang saat wafatnya Habib Umar, beliau mengulang-ulang mengucapkan bait
puisi:<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><i><span style="color:
#e36c0a; font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-
themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Wajah kekasihku adalah tatapanku, aku
senantiasa menghadapkan wajahku kepada-Nya,<span class="apple-converted-
space">&nbsp;</span><br />cukuplah dia sebagai kiblatku dan aku pun pasrah diri kepada-
Nya&#8221;</span></i><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">. Kedua bait puisi di atas adalah ucapan </span><b><i><span
style="color: #002060; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Habib Abu Bakar bin Abdullah al-Aidrus al-Adni</span></i></b><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Al-
Habib Hussein bin Umar al-Attas: Ketika saat menjelang kewafatannya, ayahku mengulang-
ulangi bait-bait puisi al-Faqih Umar Bamahramah:<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Jika bukan dikarenakan besarnya harapan kepada Allah dan
berkeyakinan yang baik terhadap orang-orang yang menghiasi masjid dengan yang selalu
menghadiri sholat berjamaah, tentunya tak seorangpun di antara kami yang mengharapkan
kesenangan pada sisa umur, sebab beristirahat di perkuburan adalah lebih baik dan lebih
bermanfaat dari hidup di dunia, berada di antara orang-orang yang suka berbuat fitnah dan suka
menghasut&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Dikatakan pula oleh al-Habib Hussein bahwa sebelum tiba saat kewafatannya, Habib
Umar sempat mengulang firman Allah:<o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><b><span style="font-family: &quot;Bodoni MT
Condensed&quot;,&quot;serif&quot;; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Katakan, hai hamba-hamba-Ku yang telah menzalimi dirinya, janganlah kalia
berputus-asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah berkenan memberi ampun seluruh dosa-
dosa, sesungguhnya Dia Maha Pemberi Ampun dan Maha
Penyayang&#8221;</span></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Dikatakan pula bahwa Habib Umar sering membaca surat al-Fatihah kemudian beliau
mengusap tangannya ke wajahnya. aku pernah bertanya kepada beliau: Mengapa aku sering
melihatmu membaca al-Fatihah kemudian engkau mengusapkan tanganmu ke wajahmu?
&#8221; Jawab Habib Umar: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-
themeshade: 191;">Kira-kira mengapa aku melakukan hal itu?&#8221; </span></i>Kata Habib
Hussein: Aku tidak tahu&#8221;. Kata Habib Umar: <i><span style="color: #e36c0a; mso-
themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Apa yang dikatakan orang banyak?&#8221;
</span></i>Jawab Habib Hussein: Mereka sering mengeluh tentang kesulitan mereka&#8221;.
Kata Habib Umar: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-
themeshade: 191;">Sesungguhnya aku memperbanyak membaca al-Fatihah dengan harapan
semoga mereka dijauhkan dari segala bencana dan diberi kebahagian sebab mereka perlu
diperhatikan&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Kata al-Habib Hussein bin Umar: Selama dalam sakitnya, ayahku sering tidak
sadarkan diri. Jika beliau sadar, maka beliau sering menanyakan keadaan para sesepuh ulama
yang ada beliau. Ketika beliau ditanya tentang dimanakah beliau harus dikuburkan, maka beliau
berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade:
191;">Mohonlah petunjuk kepada Allah, nanti Allah memberi petunjuk
kepadamu&#8221;</span></i>. Nyatanya setelah beliau wafat, maka banyak pertolongan-
pertolongan yang datangnya dari berbagai tempat. Sebelum beliau menghembuskan nafasnya
yang terakhir, beliau berwasiat kepada kami: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor:
accent6; mso-themeshade: 191;">Perhatikanlah keadaan agama kalian, hendaknya kalian saling
tolong-menolong dan bersabar, sebab bersabar akan memberi hasil yang
memuaskan&#8221;</span></i>. Di saat itu pula beliau berdoa memohonkan pertolongan bagi
orang-orang Islam agar diberi kesabaran bila mereka berpisah dengan
beliau&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Di saat
yang sekritis itu, beliau bertanya tentang muridnya </span><b><i><span style="color:
#002060; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh
Abbas bin Abdillah Bahafash</span></i></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">, apakah ia sudah datang
dari desa Huraidzah, sebab beliau minta dimandikan oleh Syeikh Abbas. Untungnya Syeikh
Abbas tiba di malam harinya sebelum beliau wafat, sehingga beliau bergembira atas
kedatangannya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Ketika
sedang menghadapi saat-saat terakhir, maka beliau menyuruh orang-orang yang ada di
sekitarnya untuk berzikir di sisinya dengan suara keras, sehingga terdengar seperti gaungnya
Tawon. Beliau menghembuskan nafas terakhir dengan keadaan berzikir dan diiringi dengan
suara dzikir dari orang-orang yang ada di sekitarnya.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Sebelum beliau
menghembuskan nafasnya yang terakhir, beliau minta diwudhui. Maka Syeikh Abbas bin
Bahafash mewudhui beliau. Ketika Syeikh Abbas lupa menyela-nyela janggut beliau, maka
beliau mengingatkannya dengan gerakan tangan sebab pada waktu itu beliau sudah tak dapat
berkata-kata, tentunya hal itu ada sebagai petanda bahwa beliau selalu mengikuti jejak sunnah
Rasulullah S.A.W. Sekalipun di saat yang sangat kritis.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Di saat itu, salah seorang
murid beliau yang menyebut-nyebut kalimah Laa Ilaaha Illallah di sebelah telinga beliau
sebagaimana yang disunnahkan Rasulullah S.A.W. meskipun orang itu telah diberitahu bahwa
perbuatan semacam itu tidak perlu dilakukan terhadap Habib Umar yang telah menjadikan
kalimat dzikir telah menyatu dengan darah dan dagingnya.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib Umar
menghembuskan nafasnya yang terakhir di tengah malam , yaitu malam Khamis tanggal 23
Rabiul Akhir 1072H. Wafatnya Habib Umar membuat murid-murid dan pengikut beliau sedih
yang sangat mendalam baik kecil maupun besar. Beliau wafat di desa Nafhun , tetapi jenazah
beliau dimakamkan di desa Huraidzah pada hari Khamis sore. Para pelawat jenazah beliau
mengadakan pembacaan al-Quran dan mengkhatamkannya berkali-kali dan hal itu berlangsung
delapan hari di sisi kubur beliau. Hal itu menunjukkan betapa besarnya karomah beliau. Tepat
pada dikuburkannya Habib Umar, suasana di desa itu diliputi mendung dan hujan. Kepergian
Habib Umar banyak membangkitkan keinginan para penyair untuk menuangkan duka-cita
mereka dalam bait-bait puisi yang indah. Di antara puisi al-Faqih Umar bin
Qadim.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Beberapa mimpi
tentang keadaan Habib Umar setelah beliau wafat</span></strong><span style="font-family:
Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Tepat di malam wafatnya
Habib Umar al-Attas, salah seorang saleh dari keluarga Baalawi di Tarim bermimpi seolah-olah
bulan dan matahari terjatuh di tanah keluarga Baalawi, nyatanya ia mendengar khabar tentang
wafatnya Habib Umar.<span class="apple-converted-space">&nbsp;</span><br />Disebutkan
oleh </span><b><i><span style="color: #002060; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt;
mso-bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh Abdullah bin Syeikh Ali bin Abdullah
Baras</span></i></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">, katanya ketika Syeikh Ali telah wafat, maka Syeikh
Muhammad bin Ahmad Bamasymus mimpi bertemu dengan Syeikh Ali Baras dan ia bertanya
kepadanya: <i>Di manakah engkau bertemu dengan Habib Umar?&#8221;</i> Jawab Syeikh
Ali Baras: <i>Aku sempat berjabatan tangan dengan Habib Umar di dekat Arasy
Tuhan&#8221;</i>.<span class="apple-converted-space">&nbsp;</span><br />Disebutkan
oleh seorang keluarga Bawazir, bahwa ia bermimpi di suatu malam seolah-olah hari kiamat
telah tiba. Pada saat itu seolah-olah manusia sedang berkumpul di padang Mahsyar, jumlah
mereka amat banyak. Ketika mereka sedang berada di tengah-tengah padang Mahsyar, tiba-tiba
ada api di bawah Hadraumaut, sedangkan Malaikat menggiring manusia dengan besi yang amat
panjang. Ketika orang-orang itu melihat api dan rantai yang panjang, maka mereka berlarian ke
sebuah tempat di Wadi Amed, maka aku lihat ada cahaya turun dari langit seperti awan putih
yang mengumpal. Ketika aku tanyakan: Apa kejadian ini?&#8221; Maka dikatakan: Ini adalah
cahaya Tuhan Yang Maha Mulia yang hendak menghakimi manusia di padang Mahsyar. Di saat
itu aku lihat Habib Umar berdiri di bawah pancaran cahaya itu, sedangkan Malaikat Ridwan
berada di sebelah kanan beliau. Demikian pula Malaikat Malik hadir dengan wajah yang seram.
Kemudian aku lihat Habib Umar memohon syafaat kepada Allah bagi umat Muhammad S.A.W:
Wahai Tuhan kami, mereka adalah umat Muhammad S.A.W, mereka datang kepada Engkau
dengan menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan menyaksikan bahwa Muhammad
utusan Allah, mereka mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa Ramadhan, beribadah Haji,
bersedekah, menyambung tali kekerabatan, menegakkan Amar Maruf dan Nahi Munkar,
menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat, karena takut kepada-Mu. Jika Engkau siksa mereka,
maka mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka Engkau
Maha Mulia lagi Maha Bijaksana. Ucapan Habib Umar itu dibantah oleh Malaikat Malik:
Wahai Tuhan kami, mereka tidak seperti yang dikatakan oleh Habib Umar. Mereka
meninggalkan sholat, tidak mau bayar zakat, tidak berpuasa dan tidak berhaji, dan mereka
selalu melanggar larangan-larangan-Mu. Habib Umar mengulangi permohonannya sekali lagi
dan Malaikat Malik pun mengulangi bantahannya pula, sampai akhirnya Allah berfirman:
</span><b><span style="font-family: &quot;Bodoni MT Condensed&quot;,&quot;serif&quot;;
font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Demi kemuliaan-Ku, Aku terima
permohonan Habib Umar dan Aku berkenan mengampuni mereka&#8221;.</span></b><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> Allah
berfirman: </span><b><span style="font-family: &quot;Bodoni MT
Condensed&quot;,&quot;serif&quot;; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Wahai Malaikat Ridwan, bukalah pintu Syurga dan ajaklah mereka masuk ke
dalamnya&#8221;</span></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">. Maka Malaikat Ridwan bangkit dan bergembira dan
melaksanakan perintah Allah kepadanya. Sedangkan Malaikat Malik terlihat amat geram. kata
orang yang bermimpi itu: Pada saat itu, seolah-olah aku berdiri bersama mereka dengan
memegangi baju Habib Umar dan aku merasa amat takut sehingga aku berkata kepada Habib
Umar: Wahai Habib Umar, bicaralah kepada Malaikat Ridwan agar aku dimasukkan Syurga
bersamanya&#8221;. Kata Habib Umar: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor:
accent6; mso-themeshade: 191;">Pergilah engkau bersama mereka ke dalam Syurga karena
permohonanku telah diterima oleh Allah bagi umat ini&#8221;</span></i>. Kataku:
Bicarakanlah dengan Malaikat Ridwan untuk membawa ke dalam Syurga, sebab aku takut
dengan dosa-dosaku yang amat banyak&#8221;. Kata Habib Umar: <i><span style="color:
#e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Wahai Malaikat Ridwan, bawalah
orang ini ke dalam Syurga&#8221;.</span></i> Jawab Malaikat Ridwan: <i><span
style="color: #92d050;">Biarkan ia pergi bersama&#8221;</span></i>. Ketika Malaikat
Ridwan memegangi tanganku dan mengajakku ke dalam Syurga, maka aku terbangun karena
terasa amat senang&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Kata-kata mutiara dari Habib Umar al-Attas</span></strong><span style="font-
family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib
Umar pernah berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-
themeshade: 191;">Perhatikan kebiasaan baik yang engkau inginkan, wafat dalam kebiasaan
itu, karena itu tetaplah engkau dalam kebiasaan seperti itu, dan perhatikanlah kebiasaan buruk
yang tidak engkau inginkan wafat dalam kebiasaan seperti itu, kerana itu jauhilah kebiasaan
itu&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Habib Umar berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-
themeshade: 191;">Jika engkau melihat seorang selalu berkelakuan baik, maka yakinlah engkau
orang itu teguh agamanya&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib Umar berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-
themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Sumber-sumber ilmu tidak akan berkurang
sedikitpun dari generasi terkemudian, akan tetapi pada umumnya mereka datang dengan
membawa wadah yang bocor, sehingga tidak memperoleh ilmu kecuali
sedikit.&#8221;</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Habib Umar berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-
themeshade: 191;">Sebagian orang yang datang dengan membawa benjana yang dapat
mencukupinya dalam waktu sebulan, ada yang mencukupinya hanya 8 hari, ada juga yang
mencukupinya sehari, tetapi ada juga yang dapat mencukupinya sepanjang
hidupnya&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Ketika beliau mendengar sabda Nabi S.A.W:<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><b><span style="color: #00b050; font-family:
&quot;Lucida Calligraphy&quot;; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-style-textfill-fill-
gradientfill-shade-rectfill-pctbottom: 0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-
pctleft: 100.0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shade-rectfill-pctright: 0%; mso-style-textfill-
fill-gradientfill-shade-rectfill-pcttop: 100.0%; mso-style-textfill-fill-gradientfill-shadetype:
path-circle; mso-style-textfill-fill-gradientfill-stoplist: &quot;0 \#006D2A -1 100000 30000
satm=115000\,50000 \#009E41 -1 100000 67500 satm=115000\,100000 \#00BD4F -1 100000
100000 satm=115000&quot;; mso-style-textfill-type: gradient;">Seseorang adakalanya beramal
kebajikan-kebajikan sampai antara ia dengan Syurga hanya tinggal sejengkal, tetapi dalam
ketentuan Illahi, ia ditetapkan sebagai penghuni Neraka, sehingga ia melakukan perbuatan-
perbuatan amal penghuni Neraka, sampai ia masuk ke dalam Neraka. Seseorang adakalanya
beramal kejahatan-kejahatan sampai antara ia dengan Neraka hanya tinggal sejengkal, tetapi
dalam ketetapan Illahi, ia ditetapkan sebagai calon penghuni Syurga, sampai ia masuk ke dalam
Syurga&#8221;.<o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Komentar Habib Umar: Seseorang yang selalu mengerjakan amal-amal ahli Syurga,
kebanyakkannya akan masuk ke dalam Syurga, sebab perbuatan lahiriyah adalah lambang
perbuatan batiniyah. Jika ia sampai masuk ke dalam neraka, maka hal itu jarang sekali. Hal itu
seperti seorang yang jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi, tentunya orang itu tidak akan
berbahaya. Demikian pula seorang yang melakukan amal-amal penduduk neraka,
kebanyakannya ia akan masuk ke dalam neraka. Tetapi kalau ia masuk ke dalam Syurga, maka
hal itu jarang terjadi sekali. Hal itu seperti seorang yang jatuh dari puncak gunung,
kebanyakannya akan mati&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Habib Umar berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-
themeshade: 191;">Seorang yang melakukan amal kebajikan tetapi ia suka makan yang
diharamkan, maka ia seperti seorang yang mengambil air dengan tempayan yang datar, alias
tidak akan memperoleh pahala sedikitpun&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib Umar berkata:
<i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Dulu di
antara manusia, ada yang datang membawa pelitanya lengkap dengan minyak dan koreknya
yakni dengan persiapan yang lengkap, sehingga gurunya dapat menyalakan. Tetapi kini, banyak
di antara yang datang kepada gurunya tetapi mereka tidak membawa apapun gurunya dapat
menyalakan&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Habib Umar berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-
themeshade: 191;">Bersabar itu akibatnya adalah positif. Allah akan selalu memberi akibat
positif bagi seorang yang bersabar. Alhamdulillah apa yang dikehendaki Allah pasti akan
ditentukan, dan apa yang akan dilaksanakan Allah, maka akan
terlaksana&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Habib Umar berkata pada sekelompok kaum petani: <i><span style="color: #e36c0a;
mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Apakah kaum petani akan tidur nyenyak di
malam hari, bila di malam hari ada pembagian air untuk sawah-sawah mereka yang dapat
mengairi sawah-sawah mereka?&#8221; </span></i>Jawab mereka: Tidak seorangpun akan
tidur di antara kami.&#8221; Kata Habib Umar: <i><span style="color: #e36c0a; mso-
themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Hendaknya orang-orang yang menghendaki
keselamatan di akhirat meninggalkan tidurnya, demi untuk mendapatkan siraman rahmat di
tengah malam hari&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Ketika dibacakan bait puisi </span><b><i><span style="color: #002060; font-
family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh Abdul Hadi
Assudi</span></i></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">:<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Siapa yang mencinta Suad, hendaknya selalu tidak tidur di malam hari&#8221;.<span
class="apple-converted-space">&nbsp;</span><br />Habib Umar memberi komentarnya: Siapa
mencintai Huraidzah, maka ia tidak tidur di malam hari, artinya siapa yang mencintai seorang,
maka ia harus mengikuti perjalanannya, sebab mengikuti perilaku seseorang sebagai tanda cinta
kepadanya&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib
Umar berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade:
191;">Hendaknya kalian senantiasa menghadirkan hati kalian kepada Allah dan hendaknya
kalian bertawakal kepada-Nya sepenuh hati, sebab Allah mengetahui di manapun kalian
berada.&#8221;<o:p></o:p></span></i></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Habib Umar berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-
themeshade: 191;">Syaitan dapat menggoda manusia dari sisi manapun yang tak pernah ia
perkirakan&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Habib Umar berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-
themeshade: 191;">Buah kurma atau buah ketimun dari sumber yang halal lebih baik dari bubur
daging dari sumber syubhat&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib Umar berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-
themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Janganlah terlalu perduli kepada dunia dan
penghuninya dan janganlah merasa iri pula dengan pakaian atau makanan yang dimiliki oleh
penghuninya&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Pada suatu hari, ketika banyak orang yang mengucapkan kata belasungkawa kepada
Habib Umar atas wafatnya putranya beliau yang masih kecil, maka beliau berkata dengan
ungkapan yang dipenuhi rasa heran: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6;
mso-themeshade: 191;">Alangkah entengnya musibah dalam agama menurut kalian, padahal
kalian tidak pernah menyatakan belasungkawa andaikata aku terlambat sholat berjamaah artinya
terlambat sholat berjamaah lebih pantas untuk disesali atas kewafatan seseorang anak
kecil&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Ketika beliau mendengar kekaguman sebagian orang yang menyaksikan kekeramatan
seseorang wali, maka beliau berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor:
accent6; mso-themeshade: 191;">Sesungguhnya semua itu hanyalah kemurahan Allah yang
memberikan kepada seorang hamba&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Ketika disebutkan kepada
beliau: Mengapa dialek bahasamu tidak berubah, padahal engkau telah lama tinggal di bagian
atas Hadramaut?&#8221; Jawab Habib Umar: <i><span style="color: #e36c0a; mso-
themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Seorang yang merubah dialek bahasanya adalah
seorang yang kurang akalnya&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib Umar berkata: Desa Huraidzah adalah wilayah
kehormatan kami, adapun wilayah kehormatan Syeikh Abdul Qadir Djaelani ada di masa
sebelum kami, barangsiapa yang melakukan perbuatan yang lahiriyahnya maka akan kami
lakukan baginya perbuatan lahiriyah pula, demikian pula barangsiapa yang melakukan
perbuatan batiniyah, maka kamipun akan melakukan hal serupa
baginya&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Ketika
ada seorang berkata kepada Habib Umar: Wahai Habib Umar, kelak kami ingin dikubur
bersebelahan dan berdekatan denganmu&#8221;. kata Habib Umar: <i><span style="color:
#e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Kami harap akan memberi syafaat
bagi seluruh penduduk Huraidzah atau penduduk
dunia&#8221;</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Ketika ada sebagian orang berkata si fulan lebih baik dari si fulan, maka Habib Umar
berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade:
191;">Yang dikatakan orang baik adalah seorang yang telah melewati pintu Syurga sampai
masuk ke dalamnya&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-
size: 14.0pt;">Habib Umar berkata: Aku beserta putra-putraku di mana saja mereka
berada&#8221;. Ditanyakan kepada beliau: Wahai Habib Umar, bagaimana mungkin engkau
dan putra-putramu berada di tempat ini yang jauh dari kota-kota yang besar dan yang terkenal
dengan wali-wali seperti kota-kota Tarim?&#8221; Jawab Habib Umar: <i><span style="color:
#e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Harumnya suatu tempat tergantung
keharuman penduduknya, demikian pula kami akan mengharumi negeri kami
sendiri&#8221;.<o:p></o:p></span></i></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Habib Umar berkata: Kezaliman kaum penguasa terhadap rakyatnya akan menambah
kebajikan bagi rakyat negeri itu, baik di dalam masalah dunia maupun akhirat, yang sedemikian
itu sama halnya dengan sebuah sumur, makin banyak diambil airnya maka sumur itu makin
banyak memancarkan air, sebaliknya jika sumur itu tidak diambil airnya, maka tidak akan
bertambah airnya sedikitpun, mungkin airnya akan menjadi busuk, karena air di dalamnya tidak
pernah bergerak&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Ketika ada seorang dermawan yang mengeluh kepada Habib Umar bahwa ia tidak bisa
mengerjakan sholat di awal waktunya, dikarenakan ia tidak mau menolak permintaan orang
yang minta bantuan daripadanya meskipun telah tiba waktu sholat, maka Habib Umar berkata:
<i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;">Wahai
saudaraku, bila waktu sholat telah tiba, tinggalkan semua kegiatanmu sebab Allah lebih pantas
untuk diperhatikan daripada yang lain&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Beliau menganjurkan setiap
orang yang telah mengkhatamkan bacaan al-Quran yang ditujukan bagi arwah-arwah orang-
orang yang telah wafat, hendaknya ia membaca Tahlil yaitu mengucapkan Laa Ilaaha Illallah
seberapa banyak yang ia kehendaki, kemudian dilanjutkan Subhaanallahi Wabihamdi beberapa
banyak yang ia kehendaki, kemudian dilanjutkan dengan membaca Laa Ilaaha Illallah
Muhammadur Rasulullah sebanyak 3 kali dengan memanjangkan bacaannya, kemudian
hendaknya ia mengucapkan sholawat sebanyak 3 kali iaitu Allahumma Solli &#8216;Alaa
Habibika Sayyidina Muhammadin Wa Alihi Wa Shohbihi Wasallim, kemudian hendaknya ia
mengucapkan Ya Rasulullah &#8216;Alaika Salam Ya Rasulullah Salamun Fi Salamin
&#8216;Alaika sebanyak 3 kali, setelah itu hendaknya membaca al-Fatihah sebanyak 1 kali,
surat al-Ikhlas 11 kali, surat al-Falaq sebanyak 1 kali, surat an-Naas sebanyak 1 kali, ayat Kursi
1 kali, akhir surat al-Baqarah 1 kali dan surat al-Qadar 1 kali dengan niat menghadiahkan
pahalanya kepada arwah yang dituju&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Pernah Habib Umar menganjurkan muridnya membaca
Istighfar dan Alhamdulillah sebanyak mungkin setelah seorang membaca
Maulud.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib
Umar menganjurkan untuk memperbanyak membaca Istighfar dan Solawat, sebab keduanya
adalah sebaik-baik dzikir yang dapat menolong kesulitan di masa
kini.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib Abdullah bin
Alawi al-Haddad berkata: Jika engkau mengucapkan sebanyak 11 kali tiap kali kalimat-kalimat
ini, berarti engkau telah menjalankan apa yang pernah diajarkan oleh Habib Umar al-
Attas:<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Disebutkan ada
seorang pengikut Habib Umar berkata beliau: Aku lihat orang-orang yang berada di majlis ini
Wali semuanya&#8221;. Kata Habib Umar: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor:
accent6; mso-themeshade: 191;">Apa yang engkau katakan itu memang
benar&#8221;</span></i>. Ketika orang itu keluar dari Majlis Habib Umar, maka beliau
ditanya oleh seorang yang hadir dari Majlis itu tentang maksud ucapan beliau kepada orang
tersebut. Maka Habib Umar berkata: <i><span style="color: #e36c0a; mso-themecolor:
accent6; mso-themeshade: 191;">Sesungguhnya orang itu telah diangkat menjadi Wali Allah,
sehingga melihat orang lain menurut cerminnya, sebab seorang mukmin menjadi cermin
mukmin hainya&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height:
18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-
align: justify;"><strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-
family: Tahoma;">Kesaksian orang-orang mulia tentang kebesaran al-Habib Umar
al-Attas</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-
family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan ketika Habib Umar al-Attas dan sekelompok orang datang ke tempat
Habib Husin bin Syeikh Abu Bakar bin Salim, maka Habib Umar berada di jajaran paling
belakang di antara mereka dan pakaian beliau pun agak lusuh dan buta kedua matanya. Ketika
Habib Husin melihat pada diri Habib Umar, maka beliau berkata kawan-kawan Habib Umar:
<i><span style="color: #5f497a; mso-themecolor: accent4; mso-themeshade: 191;">Mengapa
kalian lebih menonjolkan hal-hal yang nampak saja sampai kalian tidak mau memuliakan orang
ini pada tempat yang semestinya. Andaikata kamu tahu kedudukan Habib Umar yang
sebenarnya, pasti kalian akan tunduk kepadanya dan pasti kalian akan lebih memuliakan kepada
beliau&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Ketika </span><b><i><span style="color: #0070c0; font-family: Harrington; font-
size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Habib Muhammad bin Alawi bin Abu Bakar bin
Ahmad bin Syeikh Abdurrahman as-Seggaf</span></i></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">, seorang wali yang
berdomisili di kota Makkah menerima salam dari Habib Umar lewat Syeikh Salim bin Ali
Baubad, maka ia menundukkan kepalanya sejenak, kemudian ia berkata: <i><span style="color:
#0070c0;">Hendaknya setiap orang yang berkepala rela menundukkan kepalanya demi
menghormati Habib Umar al-Attas dan demi menghormati kebesaran Allah, sesungguhnya aku
mendengar suara gemerincing dari langit, demi untuk menghormati Habib Umar. Beliau juga
mengatakan kini tidak seorangpun di kolong langit yang lebih mulia dari Habib Umar al-
Attas</span></i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib
Abdullah bin Alawi al-Haddad pernah menyatakan di sebuah suratnya yang ditunjukkan pada
seorang muridnya bahwa di zaman itu tidak seorang walipun yang setara dengan Habib Umar
al-Attas.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Disebutkan oleh salah seorang murid Habib Abdullah al-Haddad, bahwa ketika aku
berada di majlis Habib Abdullah al-Haddad, maka tergerak hatiku untuk menanyakan kepada
beliau tentang sifat Habib Umar al-Attas. Maka secara spontan </span><b><i><span
style="color: #002060; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Habib Abdullah al-Haddad</span></i></b><span style="color: #002060; font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> </span><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">berkata:
<i><span style="color: #215868; mso-themecolor: accent5; mso-themeshade: 128;">Seorang
yang mengenali Habib Umar al-Attas, maka ia akan dapati sifat Habib Umar al-Attas mirip
dengan Sayyidina Abdurrahman
as-Seggaf&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Kata al-Habib Abdullah al-Haddad: <i><span style="color: #215868; mso-
themecolor: accent5; mso-themeshade: 128;">Habib Umar al-Attas adalah ibarat hati dan
kebenaran yang dimiliki oleh seseorang dan orang itu tidak memiliki nafsu
apapun.&#8221;<o:p></o:p></span></i></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Ketika Habib Abdullah al-Haddad ditanya seseorang, apakah Habib Umar al-Attas
meninggalkan karya tulis atau bait-bait puisi?&#8221; Jawab Habib Abdullah: <i><span
style="color: #215868; mso-themecolor: accent5; mso-themeshade: 128;">Yang ditinggalkan
oleh Habib Umar adalah orang-orang seperti aku, Syeikh Ali Baras dan Syeikh Muhammad
Bamasymus&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Ketika orang menyebut-nyebut sifat Habib Umar al-Attas di hadapan Habib Abdullah
al-Haddad, maka beliau berkata: <i><span style="color: #215868; mso-themecolor: accent5;
mso-themeshade: 128;">Itu orang (al-Habib Umar) yang pepohonnya ditanam atas dasar
tawadhu dan lemah-lembut, sehingga tangkai-tangkainya seperti itu
juga&#8221;.</span></i><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Selanjutnya Habib Isa bin Muhammad al-Habsyi menyebutkan berbagai sifat yang
dimiliki oleh Habib Umar al-Attas sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib Umar al-Attas, sejak di usia kecil, beliau sudah gemar
beribadah, zuhud dan menjaga dirinya baik-baik dari sifat buruk.<span class="apple-converted-
space">&nbsp;</span><br />Beliau sentiasa menghormati para Wali Allah, pengayom kaum
Muslim, wanita-wanita janda dan anak-anak yatim.<o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top:
6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib Umar selalu menghibur mereka dengan berita-berita
baik, sehingga mereka amat meyakini dan mencintai Habib Umar sepenuh
hati.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-
left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Di kalangan umum
dan khusus, Habib Umar dikenal sebagai orang yang penuh kasih sayang.<span class="apple-
converted-space">&nbsp;</span><br />Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad berkata: Al-
Habib Husin bin Syeikh Abu Bakar sangat sangat bangga dikarenakan Habib Umar menuntut
ilmu dari beliau&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;">Habib Ali al-Attas berkata: Habib Umar al-Attas sangat bangga dikarenakan Habib
Abdullah al-Haddad menuntut ilmu dari beliau&#8221;.<o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Habib Muhammad bin
Abdurrahman Madihij selalu menganjurkan murid-muridnya untuk pergi ke kota Huraidzah bila
mereka memohon ijazah ilmu dari beliau sebab ketika itu Habib Umar al-Attas masih hidup.
Menurut beliau Habib Umar adalah tokoh semua keluarga
Baalawi.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Murid-murid
yang pernah belajar dari Habib Umar al-Attas</span></strong><span style="font-family:
Nyala; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;"><o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt; margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt;
margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Di antara murid-murid yang
pernah belajar dari Habib Umar adalah: Putra-putra beliau, di antaranya adalah Habib Husin,
Habib Salim, Habib Abdurahman, saudara-saudara beliau Habib Aqil, </span><b><span
style="font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Habib
Abdullah al-Haddad</span></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">, </span><b><span style="font-family: Harrington; font-size:
14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Habib Isa bin Muhammad
al-Habsyi</span></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">, Habib Ahmad bin Hasyim al-Habsyi, Habib Abdullah bin
Ahmad Balfaqih, Habib Muhammad bin Abdurrahman Madihij, Sayis Ali bin Umar bin Husein
bin Ali bin Syeikh Abu Bakar, </span><b><span style="font-family: Harrington; font-size:
14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh Ali Baras</span></b><span style="font-
family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">, </span><b><span
style="font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Syeikh
Muhammad Bamasymus</span></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">, Syeikh Muhammad bin
Umar Alamudi yang dikenal dengan jolokan Ghozali di Budzah, Syeikh Abdullah bin Usman
Alamudi, Syeikh Abdullah bin Ahmad Baafif Alamudi, Syeikh Aqil bin Amir bin Daghmusy,
Syeikh Sahal bin Syeikh Ahmad bin Sahal Ishaq, Syeikh Abdul Kabir bin Abdurrahman Baqis,
Syeikh Muhammad bin Abdul Kabir Baqis, Syeikh Alfaqih Ahmad bin Abdullah bin Syeikh
Umar Syarahil Syeikh Umar bin Salim Badzib, Syeikh bin Salim Baubad, Habib Husein bin
Syeikh Ali bin muhammad al-Aidrus, </span><b><span style="font-family: Harrington; font-
size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Habib Ahmad bin Umar
al-Hinduan</span></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">, Habib Zein bin Imron Baalawi, Syeikh Abbas bin Abdillah
Bahafash, Syeikh Umar bin Ahmad al-Hilabi, Abu Said, </span><b><span style="font-family:
Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">Habib Abdullah bin Muhammad
bin Basurah</span></b><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;">, Syeikh Muzahim bin Ali Bajabir, Syeikh Ali bin Sholeh,
Qouzan Zahir, Al-Faqih Abdurrahim Bakatir, Syeikh Salim bin Abdurrahman Junaid Bawazir,
Syeikh Abu Bakar bin Abdurrahman bin Abdul Mabud Wazir, Muhammad bin Umar Bawazir,
Syeikh Abdullah bin Sad Bamika Syibami, Syeikh Ahmad bin Muhammad Bajamal, Syeikh Ali
bin Toha as-Seggaf, Syeikh Umar bin Ali az-Zubaidi Al-Faqih Abdullah bin Umar Baubad,
Syeikh Ali bin Ahmad bin Wurud Bawazir, Habib Aqil bin Syeikh as-Seggaf, Habib Syeikh bin
Abdurrahman al-Habsyi, Syeikh Ali bin Haulan, Syeikh Ali bin Kosim al-Udzri,
</span><b><span style="font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Syeikh Mahmud Jummal an-Najar</span></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> yang pernah bertemu
dengan Hidzir tetapi tidak meminta doa karena merasa cukup dengan doa gurunya yaitu Habib
Umar.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 9.6pt;
margin-left: 12.0pt; margin-right: 12.0pt; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><b><i><span
style="color: #002060; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family:
Tahoma;">Habib Umar bin Abdurrahman Albar</span></i></b><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;"> pernah berkata kepada
Habib Ali bin Hasan al-Attas: <i>Wahai Ali, sesungguhnya seluruh penduduk Hadhramaut
pernah berhubungan dengan kakekmu al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Attas. Di antara
mereka ada yang berhubungan dengan beliau dari satu jalur, ada yang berhubungan dengan
beliau dari dua jalur, bahkan ada yang berhubungan dengan beliau dari tiga
jalur&#8221;.</i><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align:
justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;
margin-top: 14.4pt; text-align: justify;"><br /></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align:
justify;"><b><span style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt;">Ratib Al-Habib Umar bin
Abdurrahman Al-Attas<o:p></o:p></span></b></div><div style="margin-bottom: 14.4pt;
margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size: 20.0pt;">Al-
Fatihatu ilaa hadhrati al-habib Sayyidina Muhammadin S.A.W. wa aalihi wa sahbihi wa man
waalaahu. Wa ilaa ruuhi sayyidina al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas, shohibi ratib, wa
syeich Ali bin Abdillaahi al-Baaras. wa usuulihim wa furuuihim annallaaha jataghasyaahum
birrahmati wal maghfirati al-fatiha. Auudhu billaahi minasyyaitaani rajiim.
Bismillaahirahmaanirahiim. Alhamdulillaahi rabbil aalamiin. Arrahmaanirahiim
maalikijawmiddiin. Ijaakanabuduu wa ijaa kanastaiin.Ihdinassiraatal mustaqiim.
Siraathalladhiina anámtu alaihim Ghairil maghdhuu alaihim walaa dhaaliin. Aamiin.
Lauanzalnaa haadhal quraana alaa Jabalin laraaitahu ghaasyian mutasaddian min
ghasyyatillaahi wa tilkal amthaalu nadhribuhaa linnaasi laallahum jatafakkaruun. Huwallaahul
ladhii laa ilaaha illaa huwa aalimul ghaibi wa shahaadati huwa rahmaanirahiim. Huwallaahul
ladhii laa ilaaha illaa huwa al-malikul Qudduusu salaamul muminul muhaiminul aziizul
Jabbaarul mutakabbiru subhaanallaahi amma jusyrikuun. Huwallaahul ghaalikul baariul
musawwiru lahul asmaaul husnaa jusabbihu lahu maa fii samaawaati wal ardhi wa huwal
aziizul haqiim.<o:p></o:p></span></div><div style="margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm;
margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size: 20.0pt;">Auudhu billaahis
samiiil aliimi minasysyaitaani rajiim(3x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-
bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt:
18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-
size: 20.0pt;">Auudhu bikalimaatillaahi taamaati min syarri maa
ghalaqa(3x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm;
margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size: 20.0pt;">Bismillaahil ladhii laa
jadhurru maasmihii syaiun fil ardhi walaa fissamaai wahuwassamiiul
aliim(3x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm;
margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size:
20.0pt;">Bismillaahirahmaanirahiim, walaa hawlaa walaa quwwata illaabillaahil alijjil
adhiim(10x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm;
margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size:
20.0pt;">Bismillaahirahmaanirahiim(3x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-
bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt:
18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-
size: 20.0pt;">Bismillaahi tahassanaa billaahi, bismillaahi tawakkalnaa
billlaahi(3x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm;
margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size: 20.0pt;">Bismillaahi aamannaa
billaahi wa man jumin billaahi laa ghawfun alaihi(3x).<o:p></o:p></span></div><div
style="margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-
line-height-alt: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Arabic
Typesetting&quot;; font-size: 20.0pt;">Subhaanallaahi azzallaahu subhaanallaahi
jallallaahu(3x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-bottom: 14.4pt; margin-left:
0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size:
20.0pt;">Subhaanalaahi wa bihamdihi subhaanallaahil
adhiim(3x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm;
margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size: 20.0pt;">Subhaanallaahi wal
handulillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbar(4x).<o:p></o:p></span></div><div
style="margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-
line-height-alt: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Arabic
Typesetting&quot;; font-size: 20.0pt;">Yaa, lathiifan bighalqihi yaa, Aliiman bighalqihi yaa,
ghabiiran bighalqihi al-tufbinaa yaa, lathiifu yaa, aliimu yaa,
ghabiir(3x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm;
margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size: 20.0pt;">Yaa, lathiifan lam
jazal al-tufbinaa fiimaa nazal innaka lathiifu lam tazal al-tufbinaa wal
muslimiin(3x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm;
margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size: 20.0pt;">Laa ilaaha
illallaah(40x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm;
margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size:
20.0pt;">Muhammadurrasuulullaah(1x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-bottom:
14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt;
text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size:
20.0pt;">Hasbunallaahu wa nimal wakiil(7x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-
bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt:
18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-
size: 20.0pt;">Allahumma salli alaa Muhammadin allahumma salli alaihi wa
sallim(11x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm;
margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size:
20.0pt;">Astghfirullaah(11x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-bottom: 14.4pt;
margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size:
20.0pt;">Taaibuuna illallaah(3x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-bottom:
14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt;
text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size:
20.0pt;">Yaa, allaahu bihaa yaa, allaahu yaa, kariimu yaa, allaahu bihusnil
ghaatimah(3x).<o:p></o:p></span></div><div style="margin-bottom: 14.4pt; margin-left:
0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; mso-line-height-alt: 18.0pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Arabic Typesetting&quot;; font-size:
20.0pt;">Ghufranaka rabbanaa wa ilajkal masiir laa jukallifullaaha nafsan illaa wusahaa lahaa
maa kasabat wa alaihaa maa aktasabat rabbanaa laa tuagidhnaa innasiinaa awagtanaa rabbanaa
walaa tahmil alainaa isran kamaa hamaltahu alalladhiina min qablinaa rabbanaa walaa
tuhammilnaa maalaa qatalanaa bihi wafu annaa wagh firlanaa warhamnaa anta mawlaanaa
fansurnaa alal qawmil kaafiriin. Al-Fatihatu ilaa Hadhrati sayyidinaa wa Habibinaa wa
Syafiinaa rasuulillaahi Muhammad ibn Abdillaahi sallallaahu alaihi wa aalihi wa ashaabihi wa
azwaajihi wa dhurrijaatihi biannallaaha julii darajaatihim fil jannati wa janfaunaa bi asraarihim
wa anwaarihim wa uluumihim fiddiini wa dunjaa wal aaghirati wa jadzalunaa min hizbihim wa
jarzuqnaa mahabbatuhum wa jatawafaanaa alaa millatihim wa jahsyurnaa fii zumratihim. Al-
Fatiha athaa bakumullaah.(Surat al-fatiha).</span><span style="font-family:
&quot;Verdana&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt;
margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt;"><span style="font-family:
&quot;Verdana&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
8.5pt;">&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#821
2;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8
212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8212;&#8211;<o:p></
o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm;
margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt;"><a href="" name="01"></a><strong><span
style="font-family: Nyala; font-size: 18.0pt;">Kelebihan Ratib: Huraian Ratib Al-Habib Umar
bin Abdul Rahman Al-Attas</span></strong><span style="font-family: Nyala; font-size:
18.0pt;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt;
margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt;"><strong><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Makna
Ratib</span></strong><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt; mso-asPerkataan Ratib mempunyai banyak erti. Ratib yang dimaksudkan di sini berasal
dari perkataan&nbsp;(rattaba) bererti mengaturkan atau menyusun. Ratib adalah sesuatu yang
tersusun, teratur dengan rapinya. Sembahyang sunnah Rawatib adalah antara sembahyang-
sembahyang sunnah yang diamalkan pada waktu-waktu yang tertentu oleh Nabi s.a.w. Ratib al-
Attas mengandungi dzikir, ayat-ayat al-Quran dan doa-doa yang telah sedia tersusun oleh al-
Habib Umar bin Abdul Rahman al-Attas yang juga dibaca pada waktu-waktu yang
tertentuIstilah Ratib digunakan kebanyakkannya di negeri Hadhramaut dalam menyebut zikir-
zikir yang biasanya pendek dengan bilangan kiraan dzikir yang sedikit (seperti 3, 7, 10, 11 dan
40 kali), senang diamalkan dan dibaca pada waktu-waktu yang tertentu yaitu sekali pada waktu
pagi dan sekali pada waktu malam. Terdapat Ratib al-Haddad, Ratib al-Aidrus, Ratib al-
Muhdhor dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align:
justify;"><strong><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;;
font-size: 14.0pt;">Keutamaan Ratib</span></strong><span style="font-family:
&quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt;
margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-
asBerkata sebilangan ulama ahli salaf, antara keutamaan ratib ini bagi mereka yang tetap
mengamalkannya, adalah dipanjangkan umur, mendapat<span class="apple-converted-
space">&nbsp;</span><em><span style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; mso-asHusnul-Khatimah,</span></em>menjaga segala kepunyaannya di laut dan
di bumi dan senantiasa berada dalam perlindungan AllahBagi mereka yang mempunyai hajat
yang tertentu, membaca ratib pada suatu tempat yang kosong dengan berwudhu, mengadap
kiblat dan berniat apa kehendaknya, Insya-Allah dimustajabkan Allah. Para salaf berkata ia
amat mujarrab dalam menyampaikan segala permintaan jika dibacanya sebanyak 41 kaliAntara
kelebihan ratib ini adalah, ia menjaga rumahnya dan 40 rumah-rumah jirannya dari kebakaran,
kecurian dan terkena sihir. </span><b><i><span style="color: #002060; font-family:
Harrington; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-
latin;">As-Syeikh Ali Baras</span></i></b><span style="color: #002060; font-family:
&quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-as </span><span
style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-
asberkata: <b><i>Apabila dibaca dalam suatu kampung atau suatu tempat, ia mengamankan
ahlinya seperti dijaga oleh 70 pahlawan yang bekuda. Ratib ini mengandungi rahsia-rahsia yang
bermanfaat. Mereka yang tetap mengamalkannya akan diampunkan Allah dosa-dosanya
walaupun sebanyak buih di laut.&#8221;<o:p></o:p></i></b></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt;
text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;;
font-size: 14.0pt; mso-asBagi mereka yang terkena sihir dan membaca ratib, Insya-Allah
diselamatkan Allah dengan berkat Asma Allah, ayat-ayat al-Quran dan amalan Nabi
Muhammad s.a.w.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align:
justify;"><b><i><span style="color: #002060; font-family: Harrington; font-size: 14.0pt; mso-
bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Al-Habib Husein bin Abdullah
bin Muhammad bin Mohsen bin Husein al-Attas</span></i></b><span style="color: #002060;
font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-as
</span><span style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt; mso-asberkata: <b><i>Mereka yang mengamalkan ratib dan terpatuk ular niscaya tidak
akan terjadi apa-apa pada dirinya. Bagi orang yang takut niscaya akan selamat dari segala yang
ditakuti. Pernah ada seorang yang diserang oleh 15 orang pencuri dan dia
selamat.&#8221;</i></b><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-
bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt; mso-asPernah datang satu kumpulan mengadu akan hal mereka yang dikelilingi musuh.
Al-Habib Husein menyuruh mereka membaca ratib dan beliau jamin Insya-Allah mereka akan
selamatAda sebuah kampung yang cukup yakin dengan Habib Umar al-Attas dan tidak tinggal
dalam membaca ratibnya. Kecil, besar, tua dan muda setiap malam mereka membaca ratib
beramai-ramai dengan suara yang kuat. Kebetulan kampung itu mempunyai musuh yang
hendak menyerang mereka. Kumpulan musuh ini menghantar seorang pengintip untuk mencari
rahsia tempat mereka supaya dapat diserang. Kebetulan pada waktu si pengintip datang dengan
sembunyi-sembunyi mereka sedang membaca ratib dan sampai kepada zikir:<br /><br
/><em><span style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; mso-
asErtinya: Dengan nama Allah, kami beriman kepada Allah dan barang siapa yang beriman
kepada Allah tiada takut baginya!</span></em><o:p></o:p></span></div><div style="line-
height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt;
text-align: justify;"><span style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;;
font-size: 14.0pt; mso-asMendengar<span
class="apple-converted-space">&nbsp;</span><em><span style="font-family:
&quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; mso-astiada takut baginya,</span></em><span
class="apple-converted-space"><i>&nbsp;</i></span>dan diulangi sampai tiga kali, si
pengintip terus menjadi takut dan kembali lalu menceritakan kepada orang-orangnya apa yang
dia dengar dan mereka tidak jadi menyerang. Maka selamatlah kampung itu.<br /><br
/></span><strong><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;;
font-size: 14.0pt;">Nama-nama Ratib</span></strong><span style="font-family:
&quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;
mso-as<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt;
margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-
asRatib al-Habib Umar bin Abdurrahman ini mempunyai banyak nama. Antaranya
adalah:<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt;
margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-
as<br />Ertinya:<span class="apple-converted-space"><i>&nbsp;</i></span><em><span
style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; mso-asSesuatu yang sukar
diperolehi dan kunci bagi pintu penghubung kepada Allah.</span></em>Nama inilah yang
dipilih oleh al-Habib Muhammad bin Salem al-Attas apabila menyusun Ratib al-Habib Umar
dalam bahasa Arab, Melayu dan Tamil<br />Ertinya:<span class="apple-converted-
space">&nbsp;</span><em><span style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; mso-asKubu yang kukuh.</span></em><o:p></o:p></span></div><div
style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;
margin-top: 14.4pt; text-align: justify;"><span style="font-family:
&quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-as<br />Ertinya:<span
class="apple-converted-space">&nbsp;</span><em><span style="font-family:
&quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; mso-asBelerang yang merah</span></em>. Satu
istilah bagi mentafsirkan sesuatu benda yang amat berharga yang sukar didapati pada sebarang
waktu atau tempat<br />Ertinya:<span
class="apple-converted-space">&nbsp;</span><em><span style="font-family:
&quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; mso-asPati segala
zikir.</span></em><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-
as<br />Ertinya:<span class="apple-converted-space">&nbsp;</span><em><span style="font-
family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; mso-asMagnet rahsia-rahsia bagi mereka
yang tetap mengamalkannya pada waktu malam dan
siang.</span></em><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom:
14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align: justify;"><span
style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt; mso-
as<br />Ertinya:<span class="apple-converted-space">&nbsp;</span><em><span style="font-
family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; mso-asPenawar bagi racun yang
mujarrab.</span></em><span class="apple-converted-space"><i>&nbsp;</i></span>Menurut
kata al-Habib Husein bin Abdullah al-Attas, nama ini dinamakan oleh gurunya al-Habib Ahmad
bin Hasan apabila menerangkan kelebihan Ratib al-Habib Umar<br />Ertinya:<span
class="apple-converted-space">&nbsp;</span><em><span style="font-family:
&quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; mso-asSumber pencapaian dan kunci bagi pintu
penghubung kepada Allah.</span></em><span
class="apple-converted-space"><i>&nbsp;</i></span>Nama ini hanya terdapat di Tajul Aras
oleh al-Habib Ali bin Husein yang menerangkan bahwa dalam kitab al-Qirtas yang beliau
perolehi tertulis nama Ratib al-Attas sebagai Manhal al-Manal dan tidak Azizul
Manal.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: 14.4pt;
margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align: justify;"><strong><span
style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size: 14.0pt;">Sejarah
Ratib</span></strong><span style="font-family: &quot;Tahoma&quot;,&quot;sans-
serif&quot;; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 18.0pt;
margin-bottom: 14.4pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 14.4pt; text-align:
justify;"><span style="font-family: &quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; font-size:
14.0pt; mso-asRatib ini dikarang oleh al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Attas dan sekarang
telah berusia kira-kira 400 tahun. Ratib ini sehingga kini banyak dibaca di negara-negara seperti
di Afrika termasuk Darussalam, Mombassa dan Afrika Selatan. Juga di England, Burma
(Myanmar), India dan negara-negara Arab. Di Afrika ia disebarkan oleh murid-murid al-Habib
Ahmad bin Hasan seperti al-Habib Ahmad Masyhur al-Haddad dan lain-lain. Di India, Kemboja
dan Burma oleh al-Habib Abdullah bin Alawi al-Attas. Sehingga sekarang kumpulan-kumpulan
ratib al-Habib Umar atau Zawiyah masih diamalkan di Rangoon dan di beberapa daerah di
Burma. Tetapi mereka lebih terkenal di sana dengan Tariqah al-AttasiyahRatib ini telah lama
sampai di Malaya, Singapura, Brunei dan Indonesia. Antara keterangan ratib ini yang
diterbitkan dalam bahasa Melayu di Singapura adalah sebuah kitab kecil yang bernama<span
class="apple-converted-space">&nbsp;</span><em><span style="font-family:
&quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; mso-asFathu Rabbin-Nas</span></em><span
class="apple-converted-space">&nbsp;</span>yang dikarang oleh al-Habib Husein bin
Abdullah bin Muhammad bin Mohsen bin Husein al-Attas. Tarikh selesai karangan ini adalah
pada pagi Jumaat 20hb Jumadil Awal 1342 (20hb Disember 1923). Ia diterbitkan dengan
perbelanjaan C.H Kizar Muhammad Ain Company pengedar kain pelekat cap kerusi yang
beribu pejabat di Madras, India dan dicetak oleh Qalam SingapuraPada tahun 1939, al-Habib
Muhammad bin Salim al-Attas telah menerbitkan sebuah kitab yang bernama<span
class="apple-converted-space">&nbsp;</span><em><span style="font-family:
&quot;Calibri&quot;,&quot;sans-serif&quot;; mso-asMiftahul Imdad</span></em><span
class="apple-converted-space">&nbsp;</span>yang dicetak di Matbaah al-Huda di Pulau
Pinang. Kitab ini mengandungi wirid-wirid datuk beliau al-Habib Ahmad bin Hasan al-Attas
tetapi terdapat juga ratib al-habib Umar bin Abdurrahman al-Attas di dalamnyaMengikut al-
Habib Muhammad bin Salem al-Attas, al-Habib Hasan bin Ahmad al-Attas pada suatu masa
dahulu telah mencetak Ratib al-Attas menerusi percetakannya Mutaabaah al-Attas (Al-Attas
Press) yang pejabatnya terletak di Wadi Hasan, Johor Bahru, Malaysia. Percetakan ini bergiat di
Johor pada kira-kira tahun 1927 Waktu membaca Ratib al-Attas di dalam kitab al-Qirtas: Telah
menjadi tradisi bagi para sesepuh kami, khususnya tradisi dari al-Habib Husein bin Umar
membaca Ratib al-Attas adalah setelah solat Isya. Kebiasaan itu dilakukan oleh Habib Husein
beserta pengikut-pengikutnya secara turun-temurun kecuali di bulan Ramadhan. Adapun di
bulan Ramadhan bacaan ratib itu dibaca sebelum solat Isya. Tetapi bagi yang gemar berzikir
banyak yang membaca ratib al-Attas ini di waktu pagi dan di waktu sore, sebab di antara
kalimat-kalimat yang dizikirkan ada zikir-zikir yang disunnahkan untuk membacanya di waktu
pagi dan di waktu sore seperti tertera di dalam hadis-hadis Nabi s.a.wDikatakan oleh Habib Ali
bin Hasan al-Attas di dalam kitab al-Qirtas bahwa Habib Umar suka membaca ratibnya secara
rahasia tanpa suara, sebab beliau menginginkan bacaan ratibnya itu lebih berkesan di hati yang
membacanya dan lebih ikhlas karena Allah. Hal itu sesuai dengan firman Allah Dan sebutlah
(nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
lalai Dan firman Allah Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara -keledai
Jika ratib al-Attas ini dibaca secara berkelompok, maka hendaklah dibaca dengan suara yang
tiada terlalu keras dan tiada terlalu pelan, sesuai dengan firman Allah: Dan janganlah kamu
mengeraskan suaramu dalam solatmu dan janganlah pula selalu merendahkannya dan carilah
jalan tengah di antara keduanya
Ratib Habib Umar Ratib Habib Umar yang diberi nama Azizul Manal Wa Fathu Bab al-Wisol
seperti dikatakan oleh Habib Ali bin Hasan al-Attas di dalam kitab al-Qirtas bagian kedua juz
pertama: Ratib Habib Umar merupakan hadiah yang tertinggi dari Allah bagi umat Islam lewat
Habib Umar Peninggalan beliau yang paling mahal hanyalah ratib yang beliau tinggalkan bagi
umat ini. Ratib Habib Umar merupakan wirid yang banyak mendatangkan faedah bagi yang
membacanya setiap waktu, terutama bagi yang sedang menghadapi kesulitan. Al-Habib Isa bin
Muhammad al-Habsyi mengatakan bahwa Habib Umar banyak sekali menyebutkan akan
keutamaan-keutamaan ratib ini. Pernah disebutkan bahwa ketika ada sekelompok orang datang
kepada Habib Umar mengeluh kesulitan pencarian dan lamanya musim kemarau yang menimpa
kepada mereka selama beberapa waktu. Mereka diperintah membaca Ratib beliau dan dzikir
Tauhid. Setelah mereka mengerjakannya, maka dengan berkat bacaan itu, Allah memberi
keluasan hidup bagi mereka
Menurut Syeikh Ali Baras, jika Ratib Habib Umar dibacakan bagi penduduk suatu desa atau
bagi suatu keluarga, maka desa itu atau keluarga itu akan dipelihara oleh Allah dengan
peliharaan yang amat ketat. Selanjutnya Syeikh Ali berkata: Pernah aku diceritai oleh sebagian
orang bahawa ketika mereka takut menghadapi rampok yang akan menjarah rumah mereka,
maka mereka membaca Ratib Habib Umar sehingga rumah mereka tidak sampai dijarah oleh
kaum perampok itu meskipun jumlah mereka sebanyak 15 orang

Anda mungkin juga menyukai