Anda di halaman 1dari 8

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam
memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau
masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan- perubahan secara suka rela
dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)

Pengertian pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh

menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada hubungannya dengan

kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsaKesemuanya ini, dipersiapkan dalam

rangka mempermudah diterimanya secara suka rela perilaku yang akan meninhkatkan dna
memelihara kesehatan.Menurut Wood dikutip dari Effendi (1997) Unsur program ksehatan dan
kedoktern yang didalamnya terkandung rencana untuk merubah perilaku perseorangan dan
masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatanMenurut Stewart dikutip dari Effendi (1997)

Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

dalam memelihara dan meningkatkan kesehatanSedang dalam keperawatan, pendidikan

kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu

klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya

melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat

pendidikMenurut (Notoatmodjo. S, 200320)

B. TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah dan kebutuhan
mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan
sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luardan mampu memutuskan
kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat
(Mubarak, 2009).

Menurut Undang-undang Kesehatan No23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan kesehatan
adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun
socialpendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular,
sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatanmaupun program kesehatan lainnya
(Mubarak, 2009).

Menurut Benyamin Bloom (1908) tujuan pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan 3
domain perilaku yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain)dan psikomotor
(psychomotor domain)(Notoatmodjo, 2003127) Menurut Notoatmodjo (2007: 139) dalam
perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behaviour)Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya2) Memahami
(comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar3) Aplikasi
(aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi real (sebenarnya).

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-
komponentetapi masih didalam struktur organisasi dan masih

ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru

6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian

terhadap suatu materi atau obyek.

2Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus atau obyck.

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(obyek)2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanyamengerjakandan menyelesaikan tugas yang

diberikan adalah suatu indikasi dari sikap

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah

suatu indikasi sikap tingkat tiga) Bertanggung jawab (responsible) 4

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap
yang paling tinggi

3Praktik atau tindakan (practice)

Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan1) Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah
merupakan praktik tingkat pertama2) Respon terpimpin (guided response)

Dapat dilakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah
merupakan indikator praktik tingkat dua.

3) Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatisatau sesuatu itu
sudah merupakan kebiasaanmaka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

4) Adopsi (adoption) Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baikArtinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

C. RUANG LINGKUNG PENDIDIKAN KESEHATAN Menurut (Notoatmodjo. S200327) ruang lingkup


pendidikan kesehatan dapat

dilihat dari berbagai dimensi, antara laindimensi aspek kesehatandimensi

tatanan atau tempat pelaksanaan pendidikan kesehatandan dimensi tingkat pelayanan

kesehatan1. Aspek Kesehatan

Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup empat aspek

pokok yaitu

• Promosi (promotif) Pencegahan (preventif)

• Penyembuhan (kuratif)

Pemulihan (rehabilitatif)

2Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan


Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi lima

yaitu:

1. Pendidikan kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga) 2. Pendidikan kesehatan pada
tatanan sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid

3Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan 4Pendidikan
kesehatan di tempat-tempat umum, yang mencakup terminal busstasiun

yang bersangkutan

bandar udara, tempat-tempat olahraga, dan sebagainya.

5. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatansepertirumah sakit

Puskesmas, Poliklinik rumah bersalindan sebagainya

3Tingkat Pelayanan Kesehatan

Dimensi tingkat pelayanan kesehatan pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5

tingkat pencegahan dari leavel and clarksebagai berikut:

1Promosi kesehatan seperti peningkatan gizikebiasaan hidup dan perbaikan sanitasi lingkungan

2. Perlindungan khusus seperti adanya program imunisasi

3. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera4Pembatasan Cacat yaitu seperti kurangnya pengertian dan
kesadaran masyarakat

tentang kesehatan dan penyakit seringkali mengakibatkan masyarakat tidak

melanjutkan pengobatannya sampai tuntassedang pengobatan yang tidak sempurna dapat


mengakibatkan orang yang ber sangkutan menjadi cacat5Rehabilitasi (pemulihan)
D. PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN

Pendidikan kesehatan sangat penting untuk menunjang program-program kesehatan yang lain. Akan
tetapi pernyatan ini tidak didukung dengan kenyataan yang ada. karena program pelayanan
kesehatan yang ada kurang melibatkan pendidikan kesehatanPendidikan merupakan behavior
investmentjangka panjang. Artinya pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun
kemudian. Dalam waktu yang pendek, pendidikan kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja belum akan
berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatanPengetahuan kesehatan akan berpengaruh
terhadap perilaku sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan kesehatanSelanjutnya akan
berpengaruh pada

peningkatan indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran pendidikan kesehatanPrinsip

Pendidikan Kesehatan yaitu


1. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan

pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan
kebiasaan sasaran pendidikan.

2Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang lain,
karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah
lakunya sendiri.

3Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.

4Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan.

E. PERANAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu kepada

H.L.BlumBlum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status
kesehatanDisusul oleh perilaku mempunyai andil nomor duaPelayanan kesehatan, dan keturunan
mempunyai andil kecil terhadap status kesehatan.

Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi 3 faktor pokok
yakni:

1) Faktor-faktor prediposisi (predisposing factors) 2) Faktor-faktor yang mendukung (enabling factors)

3) Faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors) Dari pembahasan diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor
perilaku sehingga perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-nilai kesehatan.
Dengan kata lain pendidikan kesehatan adalah suatu usaha ntuk menyediakan kondisi psikologis dari
sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan
Perilaku adalah seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap
sesuatu dan kemudian di jadikan kebiasaan karena adanya nilai yang di yakini. Perilaku manusia
manusia pada dasarnnya terdiri dari komponen kognitif, afektif dan psikomotor

b. Ciri-ciri Perubahan Prilaku

Menurut Moh. Surya (1997) ciri-ciri dari perubahan perilaku :

1) Perubahan yang disadari dan disengaja

2) Perubahan yang berkesinambungan 3

) Perubahan yang fungsional 4) Perubahan yang bersifat positif

5) Perubahan yang bersifat aktif

6) Perubahan yang bersifat permanen

7) Perubahan yang bertujuan dan terarah

8) Perubahan perilaku secara keseluruhan

PROSES PERUBAHAN PRILAKU

1. Menyadari

Menyadari merupakan proses dimana seseorang membuat identifikasi tentang apa/ bagian mana
yang diinginkan untuk diubah dan mengapa perubahan tersebut diinginkan. Dalam hal ini perlu
diingat bahwa kesadaran tersebut harus menyatakan keinginan bukan ketakutan.

2. Mengganti

Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya, maka proses selanjutnya yang perlu
dilakukan adalah menggantiMengganti merupakan proses melawan bentuk keyakinan, pemikiran,
dan perasan yang diyakini salah.

3. Mengintropeksi

Mengintrospeksi merupakan proses dimana seseorang membuat penilaian mengenai apa yang sudah
diraih dan apalagi yang perlu untuk dilakukanDi samping itu instropeksi juga berguna untuk
mendeteksi kadar self-excusing.
1. Faktor pembentuk perilaku
Prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :

 Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam


pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
 Faktor-faktor pendukung ( enebling factors), yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan
sebagainya.
 Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi
dari perilaku masyarakat.

Contohnya, seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di posyandu dapat


disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi
anaknya. (predisposing factor) Atau barangkali juga karena rumahnya jauh dari posyandu
atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya ( enebling factor). Sebab lain, mungkin
karena para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lain disekitarnya tidak pernah
mengimunisasikan anaknya ( reinforcing factors).

1. Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku


a) Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi
perubahan alam (lingkungan) secara alamiah

b) Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang


direncanakan oleh yang bersangkutan

c) Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya


proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini
berbeda pada setiap individu.

1. Strategi Perubahan Perilaku


a) Inforcement (Paksaan):

– Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau menggunakan


peraturan atau perundangan.

– Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara (tidak


langgeng)

b) Persuasi
Dapat dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi dan argumentasi. Melalui
pesan seperti jangan makan babi karna bisa menimbukkan penyakit H1N1. Melalui
diskusi seperti diskusi tentang abortus yang membahayakan jika digunakan untuk
alasan yang tidak baik

c) Fasilitasi

Strategi ini dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung. Dengan
penyediaan sarana dan prasarana ini akan meningkatkan Knowledge (pengetahuan)
Untuk melakukan strategi ini mmeerlukan beberapa proses yakni kesediaan,
identifikasi dan internalisasi.

Ketika ada rangsangan yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan akan
menimbulkan aksi dan kemudian hal itu menjadikan perbahan perilaku.

d) Education :

– Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari pemberian


informasi atau penyuluhan-penyuluhan.

– Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama.

Contoh Kasus:

Sebuah keluarga miskin tinggal di desa Putat jaya Surabaya. Sudah sejak kemarin
anaknya yang ketiga berumur 1 tahun sakit. Gejalanya adalah: panas, tidak mau
makan, napasnya cepat, dan sesak napas.

Pertanyaan:

– Kemungkinan tindakan (perilaku) apa saja yang akan diambil oleh orang tua bayi
tersebut, dan apa alasan setiap kemungkinan tindakan tersebut?

– Apabila keluarga tersebut membawa anaknya ke Rumah Sakit, faktor-faktor apa


saja yang mempengaruhi keputusan (tindakan) tersebut?

Anda mungkin juga menyukai