Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN NY.

S DENGAN GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN : THYPOID DI DESA JELEGONG RANCAEKEK

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Praktek Sistem Ganda (PSG)

DISUSUN OLEH :

ZHAHIRA SYAHWA HAFIDZA

NIS : 0044473531

PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BHAKTI KENCANA CILEUNYI

JL. TERUSAN TOL CILEUNYI NO. 100, CILEUNYI KAB. BANDUNG

TAHUN AJARAN 2020/2021


ii
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN GANGGUAN


SISTEM PENCERNAAN : THYPOID DI LINGKUNGAN RANCAEKEK

NAMA : ZHAHIRA SYAHWA HAFIDZA

NIS : 0044473531

Telah disetujui diajukan sebagai syarat penyelesaian Praktek Sistem Ganda (PSG)

SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA CILEUNYI

Menyetujui,

Pembimbing Sekolah Ketua Program


SMK Bhakti Kencana Cileunyi Keahlian Keperawatan

(Tia Karwati,S.Kep.Ners) (Tia Karwati,S.Kep.Ners)

i
LEMBAR PENGESAHAN

KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BHAKTI KENCANA CILEUNYI

LAPORAN PRAKTEK SISTEM GANDA DI DESA JELEGONG


RANCAEKEK

DISUSUN OLEH :

ZHAHIRA SYAHWA HAFIDZA

KOMPETENSI KEAHLIAN

KEPERAWATAN

Bandung, April 2021

Mengesahkan,

KEPALA SMK BHAKTI KENCANA CILEUNYI

(AMIN,M.Pd)

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan hasil laporan
Praktek Sistem Ganda (PSG).

Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW yang telah
membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.

Laporan PKL berjudul Laporan Praktek Sistem Ganda (PSG) di Desa Jelegong
Rancaekek “Tahun ajaran 2020/2021” disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
untuk mengikuti ujian kompetensi keahlian SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA
CILEUNYI.

Laporan ini dapat terbuat dan terselesaikan karena adanya bantuan dari para
pihak pembimbing materi maupun teknis dan assessor, oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Amin, M. MPd selaku Kepala Sekolah SMK BHAKTI KENCANA


CILEUNYI
2. Ibu Tia Karwati, S. Kep., Ners selaku Kepala Program Keahlian
3. Ibu Tia Karwati, S. Kep., Ners selaku Pembimbing yang penuh dengan segala
ketulusannya dalam memberi bimbingan dan dorongan sehingga penyusunan laporan
PKL ini dapat terselesaikan.
4. Para assessor LSP yang telah bersedia membimbing dan membantu kegiatan Praktek
Sistem Ganda dan telah memberikan bantuan untuk menyelesaikan laporan ini.
5. Teman-teman kelas XI yang telah membantu dan memberi dukungan serta dorongan
kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini
6. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan laporan PKL ini.

Penulis mengakui dalam penyusunan laporan PKL ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja dan bahkan masih bisa
dibilang masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan PKL ini. Penulis juga
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat.

iii
DAFTAR ISI

Lembar persetujuan ..............................................................................................i

Lembar pengesahan ............................................................................................ii

Kata pengantar ...................................................................................................iii

Daftar isi ............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

Latar belakang .....................................................................................................1

1.1 Tujuan ...........................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah ..........................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................2

2.1 Pengertian .....................................................................................................2

2.2 Etiologi ..........................................................................................................2

2.3 Patofisiologi ..................................................................................................2

2.4 Manifestasi klinis ..........................................................................................4

2.5 Pencegahan ...................................................................................................5

2.6 Pengobatan ....................................................................................................5

2.7 Komplikasi ....................................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................8

A. Pengkajian ..............................................................................................8

1. Identitas klien ............................................................................8

2. Identitas penanggunng jawab ....................................................8

3. Riwayat kesehatan .....................................................................9

4. Pemeriksaan fisik ....................................................................12

5. Analisa data .............................................................................18

B. Diagnosa ..............................................................................................19

C. Intervensi ..............................................................................................20

D. Implementasi ........................................................................................23

E. Evaluasi ................................................................................................26

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demam tifoid atau typhoid fever adalah suatu sindrom sistemik berat yang secara
klasik disebabkan oleh Salmonella Typhi. Salmonella Typhi termasuk dalam genus
Salmonella (Garna,2012). Demam tifoid sendiri akan sangat berbahaya jika tidak
segara di tangani secara baik dan benar, bahkan menyebabkan kematian.
Menurut data WHO (World Health Organisation) memperkirakan angka insidensi
di seluruh dunia sekitar 17 juta jiwa per tahun, angka kematian akibat demam tifoid
mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia. Di Indonesia sendiri, penyakit tifoid
bersifat endemik, menurut WHO angka penderita demam tifoid di Indonesia
mencapai 81% per 100.000 (Depkes RI, 2013). Masalah utama yang sering terjadi
pada pasien penderita demam tifoid anatara lain adalah demam, demam sering di
jumpai, biasanya demam lebih dari seminggu, pada penderita demam tifoid juga
ditemui masalah mual, muntah, nyeri abdomen atau perasaan tidak enak di perut,
diare (Nani, 2014)
Komplikasi yang muncul pada demam tifoid ada beberapa yaitu pada usus:
perdarahan usus, melena, perforasi usus, peritonis, organ lain yaitu meningitis,
kolesitis, ensefalopati dan pneumonia (Garna, 2012).

1.2 Tujuan
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis berharap dapat menjadi masukan
dan pelajaran baru untuk para tenaga kesehatan, khususnya untuk penulis sendiri.
Dengan tersusunnya makalah ini juga, penulis :
1. Dapat melaksanakan pengkajian pada klien dengan masalah demam tifoid.
2. Dapat mengetahui metoda cara mendiagnosis atau merumuskan masalah
keperawatan pada klien demam tifoid.
3. Dapat menyusun rencana keperawatan pada klien dengan masalah demam tifoid.
4. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan masalah demam
tifoid.
5. Dapat mengetahui hasil evaluasi pada klien dengan masalah demam tifoid

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
cerna, dengan gejala demam lebih dari 1 minggu, gangguan pada pencernaan, gangguan
kesadaran (Sodikin, 2011).

Demam tifoid ialah suatu sindrom sistemik terutama di sebabkan oleh Salmonella
Thyphi. Demam tifoid merupakan jenis terbanyak dari jenis Salmonellosis. Jenis lain dari
demam enteric adalah demam paratifoid yang di sebabkan oleh S. Paratyphi A, S.
Schottmuelleri, dan S. Hirschfeldii (Widagdo, 2011).

2.2 ETIOLOGI

Penyebab terjadinya demam tifoid adalah bakteri Salmonella Typhi, kuman


salmonella typhi berbentuk batang, gram negative, tidak berspora, berkapsul tumbuh baik
di suhu 37ºC. Manusia merupakan satu satunya natural reservoir. Kontak langsung atau
tidak langsung dengan individu yang terinfeksi merupakan hal penting terjadinya infeksi
(Ardyansyah, 2012).

2.3 PATOFISIOLOGI

Kuman Salmonella Typhi yang masuk ke saluran gastrointestinal akan ditelan


oleh sel-sel fagosit ketika masuk melewati mukosa. Sebagian dari Salmonella Typhi ada
yang dapat masuk melalui usus halus mengadakan invaginasi ke jaringan limfoid usus
halus. Kemudian Salmonella Typhi, masuk melalui folikel limpa ke saluran limpatik dan
sirkulasi darah sistemik sehingga terjadi bakterimia.

Bakterimia pertama-tama menyerang system retikulo endothelial (RES)


selanjutnya akan di kolonisasi melalui saluran limfe. Limfe yang mengalir duktus
torasikus menghantarkan organisme masuk melalui aliran darah, dari sini terjadi
desminasi ke seluruh organ jauh.

Sel retikulo di sumsum tulang, hati, dan limpa meamakan bakteri yang menyebar
secara hematogen, yang kadang menimbulkan fokus infeksi. Organisme yang menyebar

2
melalui darah kemudian selanjutnya mengenai seluruh organ didalam tubuh seperti di
sitem saraf pusat, ginjal, dan jaringan limpa. (Rudholph, 2014).

3
Pathway

2.4 MANIFESTASI KLINIS

Menurut Ngastiyah (2005) gambaran klinik demam tifoid pada anak biasanya
lebih ringan daripada orang dewasa. Penyakit ini masa tunasnya 10-20 hari, tersingkat 4
hari jika infeksi terjadi melalui makanan. Sedangkan jika melalui minuman yang terlama
30 hari.

Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal nyaitu perasaan


tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan
berkurang. Gambaran klinik yang biasa ditemukan menurut Ngastiyah (2005) adalah :

1. Demam
Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remiten dan
suhu tidak tinggi sekali. Selama seminggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur
naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore
hari dan malam hari. Dalam minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan

4
demam. Pada minggu ketiga, suhu berangsur-angsur turun dan normal kembali
pada akhir minggu ketiga.
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering, dan pecah-pecah
(ragaden), lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya
kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut
kembung (meteorismus), hati dan limpa membesar disertai nyeri pada perabaan.
Biasanya sering terjadi konstipasi tetapi juga dapat terjadi diare atau normal.
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam yaitu apatis sampai
samnolen, jarang terjadi sopor, koma atau gelisah kecuali penyakitnya berat dan
terlambat mendapatkan pengobatan. Di samping gejala tersebut mungkin terdapat
gejala lainnya. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu
bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat
ditemukan pada minggu pertama yaitu demam. Kadang-kadang ditemukan pula
bradikardi dan epitaksis pada anak dewasa.
4. Relaps
Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit tifus abdominalis, akan tetapi
berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua setelah suhu
badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan.
Menurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalam organ-organ yang
tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti. Mungkin terjadi
pada waktu penyembuhan tukak, terjadi invasi basil bersamaan dengan
pembentukan jaringan fibrosis.

2.5 PENCEGAHAN
1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah dari WC
2. Hindari makanan yang tidak higienis dan jajanan di pinggir jalan
3. Istirahat yang cukup supaya antibodi tidak melemah.

2.6 PENGOBATAN
1. Isolasi klien, desinfeksi pakaian dan ekskreta
2. Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama,
lemah, anoreksia, dan lain-lain

5
3. Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali
(istirahat total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi boleh berdiri
kemudian berjalan di ruangan
4. Diet
Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan
makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak
menimbulkan gas. Susu 2 gelas sehari. Apabila kesadaran pasien menurun
diberikan makanan cair, melalui sonde lambung.

 Pemberian antibiotik
Dengan tujuan menghentikan dan mencegah penyebaran bakteri. Obat antibiotik yang
sering digunakan adalah :
a. Chloramphenicol dengan dosis 50 mg/kg/24 jam per oral atau dengan dosis
75 mg/kg/24 jam melalui IV dibagi dalam 4 dosis. Chloramphenicol dapat
menyembuhkan lebih cepat tetapi relapse terjadi lebih cepat pula dan obat
tersebut dapat memberikan efek samping yang serius
b. Ampicillin dengan dosis 200 mg/kg/24 jam melalui IV dibagi dalam 6 dosis.
Kemampuan obat ini menurunkan demam lebih rendah dibandingkan dengan
chloramphenicol
c. Amoxicillin dengan dosis 100 mg/kg/24 jam per os dalam 3 dosis
d. Trimethroprim-sulfamethoxazole masing-masing dengan dosis 50 mg
SMX/kg/24 jam per os dalam 2 dosis, merupakan pengobatan klinik yang
efisien

e. Kotrimoksazol dengan dosis 2x2 tablet (satu tablet mengandung 400 mg


sulfamethoxazole dan 800 mg trimethroprim. Efektivitas obat ini hampir
sama dengan chloramphenicol.

2.7 KOMPLIKASI
Komplikasi Intestinal :
- Perdarahan
- Perforasi Usus

Komplikasi ekstrainestinal :

- Sepsis
- Hepatitis dan Kholesistitis

6
- Pneumonia atau Bronkhitis
- Miokarditis Toksik
- Trombosis dan flebitis
- Komplikasi lain
Pernah dilaporkan ; nekrosis sumsum tulang, nefritis, sindrom nefrotik,
meningitis, parotitis, orkitis, limfadenitis, osteomilitis, dan artritis.

7
BAB III
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN DIAGNOSA DEMAM
THYPOID DI DESA JELEGONG RANCAEKEK

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : MTS
Agama : Islam
Kultur : Sunda
Diagnosa : Thypoid
Tanggal masuk Rumah Sakit : 22 Maret 2021
Tanggal pengkajian : 22 Maret 2021
No. Medrec : -
Alamat : Bumi Pesona Asri

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. S
Umur : 49 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Bumi Pesona Asri
Hubungan Dengan klien : Suami

8
3. Riwayat kesehatan
A. Riwayat kesehatan sekarang :
a. Keluhan utama
Klien mengatakan demam
b. Keluhan utama masuk RS
Klien datang dengan keluhan demam, sakit kepala, nyeri otot, nafsu makan
berkurang, mual dan muntah. Lalu dibawa ke ruang UGD dan diberikan
tindakan TTV, dan pemeriksaan lab.
TTV menunjukkan :
TD : 130/70 mmHg
R : 17×/menit
N : 62×/menit
S : 38,5º C
c. Keluhan utama saat dikaji
Klien mengatakan demam, sakit kepala, nyeri otot, nafsu makan berkurang,
mual dan muntah.
Provokatif : demam bertambah sebelum diberi obat paracetamol
Paliatif : demam berkurang sesudah diberi obat paracetamol dan ketika tidur
Qualitas : demam dirasakan seperti ada di bara api
Region : di seluruh tubuh
Skala/Suhu : 38,5º C
Time : demam muncul saat malam hari dan menurun saat pagi hari

B. Riwayat Kesehatan Terdahulu


Klien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit dan klien belum
pernah mengalami penyakit ini sebelumnya.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyalit
keturunan, seperti ; DM, Hipertensi, Asma dll, dan tidak ada anggota keluarga
yang memiliki penyakit menular, seperti ; TBC, HIV/AIDS, dan klien
mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
diderita klien.

9
4. Pola Aktivitas Sehari-hari (ADL)

No Jenis Aktivitas Di Rumah Ketika Sakit


1. Nutrisi
a. Makan
- Frekuensi 3×/hari 2×/hari
- Jenis Sayur dan lauk Sayur dan bubur
- Porsi makan 1 piring 4-6 sendok
- Keluhan Tidak ada keluhan Tidak nafsu makan
karena mual dan muntah
b. Minum
- Frekuensi 7-8×/hari 1-3×/hari
- Jenis minum Air putih, kopi Air putih
- Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
2. Pola Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi 1-2×/hari 1×/hari
- Warna Kuning Kuning
- Konsistensi Padat Padat
- Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
b. BAK
- Frekuensi 3-4×/hari 2-3×/hari
- Warna Kuning bening Kuning
- Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

3. Istirahat Tidur
a. Malam
- Kualitas Nyenyak Tidak nyenyak
- Kuantitas 8 jam 5-6 jam
- Keluhan Tidak ada keluhan Gelisah

b.Siang
- Kualitas Nyenyak Tidak nyenyak
- Kuantitas 3 jam 1 jam
- Keluhan Tidak ada keluhan Gelisah

10
4. Pola Kebersihan
a. Mandi
- Frekuensi 2-3×/hari 2×/hari
- Dibantu/sendiri Sendiri Sendiri
- Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

b. Gosok gigi
- Frekuensi 2×/hari 1×/hari
- Dibantu/sendiri Sendiri Sendiri
- Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
c. Keramas
- Frekuensi 3×/hari 1×/minggu
- Dibantu/sendiri Sendiri Sendiri
- keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

5. Aktivitas Sebagai ibu rumah tangga Berbaring total dan


dibantu oleh keluarga

11
Pemeriksaan fisik

a. Keadaan Umum

Penampilan : klien tampak lemas dan pucat

Kesadaran : compos mentis

TTV :

TD : 130/70 mmHg

N : 62×/menit

R : 17×/menit

S : 38,5º C

Tb : 168 cm

Bb : 75 kg

b. Kepala dan rambut


Inspeksi :
Rambut tampak bersih, rambut klien berwarna hitam, tidak rontok
Palpasi :
Kepala klien tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri tekan pada kepala
c. Wajah dan leher
 Wajah
Inspeksi :
Klien tampak pucat, bentuk wajah simetris, tidak terdapat acne
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
Leher
Palpasi :
Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kesulitan
untuk menelan
d. Mata
Inspeksi :
Sklera tidak ikterik, sedikit ada serumen, reaksi pupil terhadap cahaya baik
Palpasi :
Mata tidak bengkak, bola mata simetris, tidak ada nyeri tekan

12
e. Telinga
Inspeksi :
Telinga tampak simetris, sedikit ada serumen, tidak menggunakan alat bantu dengar
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
Ketajaman :
Tidak ada gangguan dalam pendengaran, tidak menggunakan alat bantu dengar
f. Hidung
Inspeksi :
Hidung terlihat simetris, tidak ada polip, tidak terlihat pernafasan cuping hidung, fungsi
penciuman baik, hidung tidak tersumbat
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
g. Mulut
Inspeksi :
Kemampuan bicara sedikit kurang baik, lidah tampak sedikit kotor, 2 gigi sudah tidak
ada (ompong), tidak ada pembengkakan pada gusi dan bibir, gusi tidak ada edema dan
tidak ada perdarahan, gusi tidak nyeri, gigi tidak ada karies, sensitivitas terhadap
rangsangan dan dingin baik, lidah simetris, tidak ada pembengkakan, mukosa bibir
kering tampak pucat, tidak ada sianosis
h. Dada
 Dada
Inspeksi :
Dada simetris, pergerakan dinding dada normal, tidak terdapat lesi
Palpasi :
Tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi :
Tidak terdapat nyeri tekan, suara nafas normal
Auskultasi :
Suara nafas vesikuler, R : 17×/menit
 Paru-paru
Inspeksi :
Terlihat simetris kiri dan kanan (ekspansi dinding dada)
Palpasi :
Tidak terdapat nyeri tekan

13
Perkusi :
Tidak terdapat nyeri tekan
Auskultasi :
Bunyi sonor
 Jantung
Inspeksi :
Tidak ada pembengkakan
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, terdengar bunyi redup
Auskultasi :
Irama teratur
i. Abdomen
Inspeksi :
Warna abdomen kuning langsat, abdomen terlihat simetris,tidak ada asites (inspeksi)
Palpasi :
Ada nyeri tekan
Perkusi :
Bunyi normal (timpani)
Auskultasi :
Bising usus 14×/menit
j. Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
k. Ekstremitas
Inspeksi :
Tidak ada gangguan gerak, tidak ada lesi, tidak ada enema, kuku terlihat kotor
Palpasi :
Akral panas, kedua tangan dapat digerakkan secara normal
Kekuatan otot

5 5

5 5

14
 Data psikologis
A. Status emosi
Emosi klien dalam keadaan stabil
B. Kecemasan
Klien terlihat cemas
C. Pola koping
Klien menganggap penyakit ini sebagai cobaan dari Allah SWT dan menganggap
cobaan ini dapat meleburkan dosanya
D. Gaya komunikasi
Gaya komunikasi klien sedikit kurang baik, namun dapat berkomunikasi dengan
perawat, dalam berkomunikasi klien menggunakan bahasa sunda dengan baik
E. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya
b. Harga diri
Klien mengatakan menerima penyakitnya dengan baik dan tetap percaya diri
saat ada yang menjenguknya
c. Peran diri
Klien mengatakan bahwa dirinya seorang ibu rumah tangga dan pekerja pabrik
dan memiliki 3 anak
d. Identitas diri
Klien adalah seorang ibu rumah tangga dan pekerja pabrik yang memiliki 3
anak. Pekerjaan sehari-hari klien sebagai ibu rumah tangga dan pekerja pabrik
e. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dari penyakitnya
 Data Sosial

Klien suka bersosialisasi, dan mampu berkomunikasi dengan orang lain

 Data Spiritual

Pasien sering menjalankan shalat 5 kali dan juga mengaji

15
 Data Penunjang

No Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal


1 22 Maret 2021 S-Thypi O (+) 1/640 Negatif
2 23 Maret 2021 S-Thypi H (+) 1/640 Negatif
3 24 Maret 2021 WBC 13 3,5-100
4 24 Maret 2021 RBC 3,9 3,8-5,8
5 25 Maret 2021 HGB 10,6 11,0-16,5

P. Therapi

Hari/Tanggal Jenis terapi Dosis Cara Pemakaian Wak Kegunaan


Nama obat tu
22 Maret 2021 Paracetamol 500 mg diminum sesuai 3×1 Mengurang
anjuran dokter i rasa nyeri
ringan
sampai
sedang
seperti
demam
23 Maret 2021 Infus RL 18 tpm suntik cairan 4×1 Sumber
infus elektrolit
dan air
24 Maret 2021 Cotrimoxaz 800 mg diminum sesuai 1×1 Untuk
ole forte anjuran dokter mengobati
berbagai
macam
infeksi
bakteri
25 Maret 2021 Paracetamol 500 mg diminum sesuai 3×1 Mengurang
anjuran dokter i rasa nyeri
ringan
sampai
sedang
seperti

16
demam

17
A. Analisa Data

No Data Penyebab Masalah Masalah


1 Ds : Bakteri Salmonella Thypi Gangguan
Klien mengatakan peningkatan suhu
demam tubuh
Do :
Hasil TTV Berkembang biak di saluran
S : 38,5º C pencernaan

Pelepasan zat pirogen

Peningakatan suhu tubuh

2 Ds : Bakteri Salmonella Thypi Gangguan


Klien mengatakan dimusnahkan kebutuhan nutrisi
tidak nafsu makan
karena mual
Do :
- Klien terlihat Peningkatan asam lambung
pucat
- Lidah klien
tampak sedikit
kotor Mual
- Mukosa bibir
kering tampak
pucat
- Porsi makan klien Gangguan pemenuhan kebutuhan
4-6 sendok nutrisi
3 Ds : Peningkatan suhu tubuh Gangguan pola
Klien mengatakan istirahat tidur
tidurnya tidak

18
nyenyak
Do : Menimbulkan ketidaknyamanan
- Klien tampak pada tubuh
gelisah
- Klien terlihat
cemas
- Kuantitas tidur Kegelisahan
selama 5-6 jam
dimalam hari

Gangguan pola istirahat tidur

B. Diagnosa
1. Gangguan peningkatan suhu tubuh
2. Gangguan kebutuhan nutrisi
3. Gangguan pola istirahat tidur

19
C. Intervensi

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji TTV 1. Untuk
peningkatan suhu tindakan 2. Anjurkan klien mengetahui
tubuh keperawatan kompres keadaan umum
berhubungan selama 4×24 jam hangat dan 2. Untuk
dengan proses diharapkan suhu dingin membantu
infeksi bakteri tubiuh klien 3. Anjurkan klien menurunkan
Ds : menurun dengan untuk banyak panas tubuh
Klien mengatakan kriteria hasil : minum 3. Agar
demam - Klien sudah 4. Kolaborasi mengurangi
Do : tidak dengan dokter resiko
TTV mengeluh dalam dehidrasi
S : 38,5º C demam, suhu pemberian obat 4. Untuk
- Akral terasa menjadi penurun panas menurunkan
panas normal 5. Gosok gigi panas klien
berkisar 36,5º pasien 5. Untuk
C-37,5º C 6. Kolaborasi menghilangkan
- Akral menjadi dengan dokter noda dan sisa
hangat dalam makanan pada
pemberian obat gigi klien
Cotrimoxaz ole 6. Untuk
forte mengobati
berbagai
macam infeksi
bakteri

2 Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji pola 1. Mengetahui


kebutuhan nutrisi tindakan nutrisi pola nutrisi
berhubungan keperawatan 2. Anjurkan 2. Mencegah
dengan mual selama 4×24 jam makan dalam mual
Ds : diharapkan : keadaan hangat 3. Memenuhi
Klien mengatakan - Klien sudah 3. Anjurkan kebutuhan
tidak nafsu makan tidak makan sedikit

20
karena mual mengeluh tapi sering nutrisi klien
Do : mual 4. Anjurkan 4. Untuk
- Klien terlihat - Klien sudah untuk menghindari
pucat nafsu makan mengurangi mual
- Lidah klien - Klien sudah makanan yang 5. Untuk
tampak tidak pucat bisa mengurangi
sedikit kotor - Lidah klien menimbulkan rasa mual
- Mukosa bibir sudah tidak mual 6. Mencegah
kering kotor 5. Kolaborasi terjadinya luka
tampak pucat - Mukosa bibir dengan dokter pada daerah
- Klien makan sudah tidak dalam kulit akibat
4-6 sendok kering dan pemberian obat garukan,
tidak pucat pereda mual mengurangi
- Klien makan 6. Gunting kuku terjadinya
1 porsi pasien penyebaaran
7. Berikan infus luman akibat
RL kuku yang
kotor
7. Untuk sumber
elektrolit dan
air
3 Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Ganti alat 1.Untuk
istirahat tidur tindakan tenun memberikan
berhubungan keperawatan (Perbeden) rasa nyaman
dengan selama 4×24 jam 2. Atur posisi 2.Agar klien
peningkatan suhu diharapkab pasien lebih nyaman
tubuh kebutuhan senyaman dalam posisi
Ds : istirahat klien mungkin tidur
Klien mengatakan kembali normal 3. Observasi TTV 3.Unutk
tidurnya tidak dengan kriteria 4. Ciptakan mengetahui
nyenyak hasil : lingkungan keadaan umum
Do : - Klien sudah yang nyaman pasien
- Klien tampak tidak 5. Cuci rambut 4.Agar tidur
gelisah mengeluh pasien pasien tidak
- Klien terlihat tidurnya tidak gelisah

21
cemas nyenyak 5.Menghilangkan
- Kuantitas - Klien sudah kotoran pada
tidur selama tidak gelisah rambut
5-6 jam - Klien sudah
dimalam hari tidak cemas
- Kuantitas
tidur klien
pada malam
hari normal 8
jam perhari

22
D. Implementasi

No Hari/Tanggal Tindakan Dx Paraf


1 22 Maret 2021 10.30
Memberikan obat paracetamol sesuai I
resep dokter dan mengkaji suhu
Hasil :
- Klien tertidur
- Suhu menurun menjadi 38ºC
11.00
Memberikan kompres air hangat dan I
dingin
Hasil :
- Klien tampak berkeringat
- Suhu menurun menjadi 37,9ºC
12.30
Mengkaji TTV I, III
Hasil :
- N : 68×/menit
- R : 26×/menit
- S : 37,8ºC
- Td : 130/70 mmHg
13.00
Anjurkan klien minum obat I
paracetamol menjadi 4 jam sekali
Hasil :
- Klien minum obat 4 jam sekali

2 23 Maret 2021 14.30


Memberikan infus RL II
Hasil :
- Klien tidak dehidrasi lagi
16.00
Mengkaji TTV
Hasil : I, III

23
- N : 70×/menit
- R : 25×/menit
- S : 37,9ºC
- Td : 130/70 mmHg
16.20
Menggosok gigi pasien I
Hasil :
- Klien terlihat bersih dan tidak bau
mulut lagi
-
3 24 Maret 2021 16.30
Menganjurkan klien untuk banyak I
minum
Hasil :
- Klien banyak minum
18.30 III
Perbeden dengan Klien
Hasil :
- Klien merasa nyaman
19.30 III
Mengatur posisi klien saat tidur
Hasil :
Klien nampak nyenyak dan nyaman
4 25 Maret 2021 07.00
Menggunting kuku pasien II
Hasil :
- Kuku tangan dan kaki klien menjadi
pendek dan bersih
09.30
Memberikan obat paracetamol sesuai I
resep dokter dan mengkaji suhu
Hasil :
- Klien tertidur
- Suhu menurun menjadi 37,5ºC
10.00

24
Mengganti alat tenun III
Hasil :
- Klien merasa nyaman
11.30
Mengatur posisi klien saat tidur III
Hasil :
- Klien nampak nyenyak dan nyaman
12.00
Mencuci rambut pasien III
Hasil :
- Klien merasa nyaman
- Rambut klien menjadi bersih dan
wangi

25
E. Evaluasi

No Hari/Tanggal Dx Tindakan Paraf


1 25 Maret 2021 I S:
Klien mengatakan sudah tidak
demam
O:
Td :
N : 80×/menit
R : 24×/menit
S : 37ºC
Akral menjadi hangat
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

2 25 Maret 2021 II S:
Klien mengatakan sudah mau makan
dan tidak ada mual
O:
- Klien sudah tidak pucat
- Lidah klien sudah tidak kotor
- Mukosa bibir sudah tidak kering
dan tidak pucat
- Porsi makan 1 piring
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
3 25 Maret 2021 III S:
Klien mengatakan sudah tidur
dengan nyenyak
O:
- Klien sudah tidak gelisah
- Klien sudah tidak cemas
- Klien tidur nyenyak 8 jam
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

26

Anda mungkin juga menyukai