DISUSUN OLEH :
NIS : 0044473531
NIS : 0044473531
Telah disetujui diajukan sebagai syarat penyelesaian Praktek Sistem Ganda (PSG)
Menyetujui,
i
LEMBAR PENGESAHAN
DISUSUN OLEH :
KOMPETENSI KEAHLIAN
KEPERAWATAN
Mengesahkan,
(AMIN,M.Pd)
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan hasil laporan
Praktek Sistem Ganda (PSG).
Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW yang telah
membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Laporan PKL berjudul Laporan Praktek Sistem Ganda (PSG) di Desa Jelegong
Rancaekek “Tahun ajaran 2020/2021” disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
untuk mengikuti ujian kompetensi keahlian SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA
CILEUNYI.
Laporan ini dapat terbuat dan terselesaikan karena adanya bantuan dari para
pihak pembimbing materi maupun teknis dan assessor, oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Penulis mengakui dalam penyusunan laporan PKL ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja dan bahkan masih bisa
dibilang masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan PKL ini. Penulis juga
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat.
iii
DAFTAR ISI
A. Pengkajian ..............................................................................................8
B. Diagnosa ..............................................................................................19
C. Intervensi ..............................................................................................20
D. Implementasi ........................................................................................23
E. Evaluasi ................................................................................................26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis berharap dapat menjadi masukan
dan pelajaran baru untuk para tenaga kesehatan, khususnya untuk penulis sendiri.
Dengan tersusunnya makalah ini juga, penulis :
1. Dapat melaksanakan pengkajian pada klien dengan masalah demam tifoid.
2. Dapat mengetahui metoda cara mendiagnosis atau merumuskan masalah
keperawatan pada klien demam tifoid.
3. Dapat menyusun rencana keperawatan pada klien dengan masalah demam tifoid.
4. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan masalah demam
tifoid.
5. Dapat mengetahui hasil evaluasi pada klien dengan masalah demam tifoid
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PENGERTIAN
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
cerna, dengan gejala demam lebih dari 1 minggu, gangguan pada pencernaan, gangguan
kesadaran (Sodikin, 2011).
Demam tifoid ialah suatu sindrom sistemik terutama di sebabkan oleh Salmonella
Thyphi. Demam tifoid merupakan jenis terbanyak dari jenis Salmonellosis. Jenis lain dari
demam enteric adalah demam paratifoid yang di sebabkan oleh S. Paratyphi A, S.
Schottmuelleri, dan S. Hirschfeldii (Widagdo, 2011).
2.2 ETIOLOGI
2.3 PATOFISIOLOGI
Sel retikulo di sumsum tulang, hati, dan limpa meamakan bakteri yang menyebar
secara hematogen, yang kadang menimbulkan fokus infeksi. Organisme yang menyebar
2
melalui darah kemudian selanjutnya mengenai seluruh organ didalam tubuh seperti di
sitem saraf pusat, ginjal, dan jaringan limpa. (Rudholph, 2014).
3
Pathway
Menurut Ngastiyah (2005) gambaran klinik demam tifoid pada anak biasanya
lebih ringan daripada orang dewasa. Penyakit ini masa tunasnya 10-20 hari, tersingkat 4
hari jika infeksi terjadi melalui makanan. Sedangkan jika melalui minuman yang terlama
30 hari.
1. Demam
Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remiten dan
suhu tidak tinggi sekali. Selama seminggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur
naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore
hari dan malam hari. Dalam minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan
4
demam. Pada minggu ketiga, suhu berangsur-angsur turun dan normal kembali
pada akhir minggu ketiga.
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering, dan pecah-pecah
(ragaden), lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya
kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut
kembung (meteorismus), hati dan limpa membesar disertai nyeri pada perabaan.
Biasanya sering terjadi konstipasi tetapi juga dapat terjadi diare atau normal.
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam yaitu apatis sampai
samnolen, jarang terjadi sopor, koma atau gelisah kecuali penyakitnya berat dan
terlambat mendapatkan pengobatan. Di samping gejala tersebut mungkin terdapat
gejala lainnya. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu
bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat
ditemukan pada minggu pertama yaitu demam. Kadang-kadang ditemukan pula
bradikardi dan epitaksis pada anak dewasa.
4. Relaps
Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit tifus abdominalis, akan tetapi
berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua setelah suhu
badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan.
Menurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalam organ-organ yang
tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti. Mungkin terjadi
pada waktu penyembuhan tukak, terjadi invasi basil bersamaan dengan
pembentukan jaringan fibrosis.
2.5 PENCEGAHAN
1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah dari WC
2. Hindari makanan yang tidak higienis dan jajanan di pinggir jalan
3. Istirahat yang cukup supaya antibodi tidak melemah.
2.6 PENGOBATAN
1. Isolasi klien, desinfeksi pakaian dan ekskreta
2. Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama,
lemah, anoreksia, dan lain-lain
5
3. Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali
(istirahat total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi boleh berdiri
kemudian berjalan di ruangan
4. Diet
Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan
makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak
menimbulkan gas. Susu 2 gelas sehari. Apabila kesadaran pasien menurun
diberikan makanan cair, melalui sonde lambung.
Pemberian antibiotik
Dengan tujuan menghentikan dan mencegah penyebaran bakteri. Obat antibiotik yang
sering digunakan adalah :
a. Chloramphenicol dengan dosis 50 mg/kg/24 jam per oral atau dengan dosis
75 mg/kg/24 jam melalui IV dibagi dalam 4 dosis. Chloramphenicol dapat
menyembuhkan lebih cepat tetapi relapse terjadi lebih cepat pula dan obat
tersebut dapat memberikan efek samping yang serius
b. Ampicillin dengan dosis 200 mg/kg/24 jam melalui IV dibagi dalam 6 dosis.
Kemampuan obat ini menurunkan demam lebih rendah dibandingkan dengan
chloramphenicol
c. Amoxicillin dengan dosis 100 mg/kg/24 jam per os dalam 3 dosis
d. Trimethroprim-sulfamethoxazole masing-masing dengan dosis 50 mg
SMX/kg/24 jam per os dalam 2 dosis, merupakan pengobatan klinik yang
efisien
2.7 KOMPLIKASI
Komplikasi Intestinal :
- Perdarahan
- Perforasi Usus
Komplikasi ekstrainestinal :
- Sepsis
- Hepatitis dan Kholesistitis
6
- Pneumonia atau Bronkhitis
- Miokarditis Toksik
- Trombosis dan flebitis
- Komplikasi lain
Pernah dilaporkan ; nekrosis sumsum tulang, nefritis, sindrom nefrotik,
meningitis, parotitis, orkitis, limfadenitis, osteomilitis, dan artritis.
7
BAB III
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN DIAGNOSA DEMAM
THYPOID DI DESA JELEGONG RANCAEKEK
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : MTS
Agama : Islam
Kultur : Sunda
Diagnosa : Thypoid
Tanggal masuk Rumah Sakit : 22 Maret 2021
Tanggal pengkajian : 22 Maret 2021
No. Medrec : -
Alamat : Bumi Pesona Asri
8
3. Riwayat kesehatan
A. Riwayat kesehatan sekarang :
a. Keluhan utama
Klien mengatakan demam
b. Keluhan utama masuk RS
Klien datang dengan keluhan demam, sakit kepala, nyeri otot, nafsu makan
berkurang, mual dan muntah. Lalu dibawa ke ruang UGD dan diberikan
tindakan TTV, dan pemeriksaan lab.
TTV menunjukkan :
TD : 130/70 mmHg
R : 17×/menit
N : 62×/menit
S : 38,5º C
c. Keluhan utama saat dikaji
Klien mengatakan demam, sakit kepala, nyeri otot, nafsu makan berkurang,
mual dan muntah.
Provokatif : demam bertambah sebelum diberi obat paracetamol
Paliatif : demam berkurang sesudah diberi obat paracetamol dan ketika tidur
Qualitas : demam dirasakan seperti ada di bara api
Region : di seluruh tubuh
Skala/Suhu : 38,5º C
Time : demam muncul saat malam hari dan menurun saat pagi hari
9
4. Pola Aktivitas Sehari-hari (ADL)
3. Istirahat Tidur
a. Malam
- Kualitas Nyenyak Tidak nyenyak
- Kuantitas 8 jam 5-6 jam
- Keluhan Tidak ada keluhan Gelisah
b.Siang
- Kualitas Nyenyak Tidak nyenyak
- Kuantitas 3 jam 1 jam
- Keluhan Tidak ada keluhan Gelisah
10
4. Pola Kebersihan
a. Mandi
- Frekuensi 2-3×/hari 2×/hari
- Dibantu/sendiri Sendiri Sendiri
- Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
b. Gosok gigi
- Frekuensi 2×/hari 1×/hari
- Dibantu/sendiri Sendiri Sendiri
- Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
c. Keramas
- Frekuensi 3×/hari 1×/minggu
- Dibantu/sendiri Sendiri Sendiri
- keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
11
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
TTV :
TD : 130/70 mmHg
N : 62×/menit
R : 17×/menit
S : 38,5º C
Tb : 168 cm
Bb : 75 kg
12
e. Telinga
Inspeksi :
Telinga tampak simetris, sedikit ada serumen, tidak menggunakan alat bantu dengar
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
Ketajaman :
Tidak ada gangguan dalam pendengaran, tidak menggunakan alat bantu dengar
f. Hidung
Inspeksi :
Hidung terlihat simetris, tidak ada polip, tidak terlihat pernafasan cuping hidung, fungsi
penciuman baik, hidung tidak tersumbat
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
g. Mulut
Inspeksi :
Kemampuan bicara sedikit kurang baik, lidah tampak sedikit kotor, 2 gigi sudah tidak
ada (ompong), tidak ada pembengkakan pada gusi dan bibir, gusi tidak ada edema dan
tidak ada perdarahan, gusi tidak nyeri, gigi tidak ada karies, sensitivitas terhadap
rangsangan dan dingin baik, lidah simetris, tidak ada pembengkakan, mukosa bibir
kering tampak pucat, tidak ada sianosis
h. Dada
Dada
Inspeksi :
Dada simetris, pergerakan dinding dada normal, tidak terdapat lesi
Palpasi :
Tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi :
Tidak terdapat nyeri tekan, suara nafas normal
Auskultasi :
Suara nafas vesikuler, R : 17×/menit
Paru-paru
Inspeksi :
Terlihat simetris kiri dan kanan (ekspansi dinding dada)
Palpasi :
Tidak terdapat nyeri tekan
13
Perkusi :
Tidak terdapat nyeri tekan
Auskultasi :
Bunyi sonor
Jantung
Inspeksi :
Tidak ada pembengkakan
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, terdengar bunyi redup
Auskultasi :
Irama teratur
i. Abdomen
Inspeksi :
Warna abdomen kuning langsat, abdomen terlihat simetris,tidak ada asites (inspeksi)
Palpasi :
Ada nyeri tekan
Perkusi :
Bunyi normal (timpani)
Auskultasi :
Bising usus 14×/menit
j. Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
k. Ekstremitas
Inspeksi :
Tidak ada gangguan gerak, tidak ada lesi, tidak ada enema, kuku terlihat kotor
Palpasi :
Akral panas, kedua tangan dapat digerakkan secara normal
Kekuatan otot
5 5
5 5
14
Data psikologis
A. Status emosi
Emosi klien dalam keadaan stabil
B. Kecemasan
Klien terlihat cemas
C. Pola koping
Klien menganggap penyakit ini sebagai cobaan dari Allah SWT dan menganggap
cobaan ini dapat meleburkan dosanya
D. Gaya komunikasi
Gaya komunikasi klien sedikit kurang baik, namun dapat berkomunikasi dengan
perawat, dalam berkomunikasi klien menggunakan bahasa sunda dengan baik
E. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya
b. Harga diri
Klien mengatakan menerima penyakitnya dengan baik dan tetap percaya diri
saat ada yang menjenguknya
c. Peran diri
Klien mengatakan bahwa dirinya seorang ibu rumah tangga dan pekerja pabrik
dan memiliki 3 anak
d. Identitas diri
Klien adalah seorang ibu rumah tangga dan pekerja pabrik yang memiliki 3
anak. Pekerjaan sehari-hari klien sebagai ibu rumah tangga dan pekerja pabrik
e. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dari penyakitnya
Data Sosial
Data Spiritual
15
Data Penunjang
P. Therapi
16
demam
17
A. Analisa Data
18
nyenyak
Do : Menimbulkan ketidaknyamanan
- Klien tampak pada tubuh
gelisah
- Klien terlihat
cemas
- Kuantitas tidur Kegelisahan
selama 5-6 jam
dimalam hari
B. Diagnosa
1. Gangguan peningkatan suhu tubuh
2. Gangguan kebutuhan nutrisi
3. Gangguan pola istirahat tidur
19
C. Intervensi
20
karena mual mengeluh tapi sering nutrisi klien
Do : mual 4. Anjurkan 4. Untuk
- Klien terlihat - Klien sudah untuk menghindari
pucat nafsu makan mengurangi mual
- Lidah klien - Klien sudah makanan yang 5. Untuk
tampak tidak pucat bisa mengurangi
sedikit kotor - Lidah klien menimbulkan rasa mual
- Mukosa bibir sudah tidak mual 6. Mencegah
kering kotor 5. Kolaborasi terjadinya luka
tampak pucat - Mukosa bibir dengan dokter pada daerah
- Klien makan sudah tidak dalam kulit akibat
4-6 sendok kering dan pemberian obat garukan,
tidak pucat pereda mual mengurangi
- Klien makan 6. Gunting kuku terjadinya
1 porsi pasien penyebaaran
7. Berikan infus luman akibat
RL kuku yang
kotor
7. Untuk sumber
elektrolit dan
air
3 Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Ganti alat 1.Untuk
istirahat tidur tindakan tenun memberikan
berhubungan keperawatan (Perbeden) rasa nyaman
dengan selama 4×24 jam 2. Atur posisi 2.Agar klien
peningkatan suhu diharapkab pasien lebih nyaman
tubuh kebutuhan senyaman dalam posisi
Ds : istirahat klien mungkin tidur
Klien mengatakan kembali normal 3. Observasi TTV 3.Unutk
tidurnya tidak dengan kriteria 4. Ciptakan mengetahui
nyenyak hasil : lingkungan keadaan umum
Do : - Klien sudah yang nyaman pasien
- Klien tampak tidak 5. Cuci rambut 4.Agar tidur
gelisah mengeluh pasien pasien tidak
- Klien terlihat tidurnya tidak gelisah
21
cemas nyenyak 5.Menghilangkan
- Kuantitas - Klien sudah kotoran pada
tidur selama tidak gelisah rambut
5-6 jam - Klien sudah
dimalam hari tidak cemas
- Kuantitas
tidur klien
pada malam
hari normal 8
jam perhari
22
D. Implementasi
23
- N : 70×/menit
- R : 25×/menit
- S : 37,9ºC
- Td : 130/70 mmHg
16.20
Menggosok gigi pasien I
Hasil :
- Klien terlihat bersih dan tidak bau
mulut lagi
-
3 24 Maret 2021 16.30
Menganjurkan klien untuk banyak I
minum
Hasil :
- Klien banyak minum
18.30 III
Perbeden dengan Klien
Hasil :
- Klien merasa nyaman
19.30 III
Mengatur posisi klien saat tidur
Hasil :
Klien nampak nyenyak dan nyaman
4 25 Maret 2021 07.00
Menggunting kuku pasien II
Hasil :
- Kuku tangan dan kaki klien menjadi
pendek dan bersih
09.30
Memberikan obat paracetamol sesuai I
resep dokter dan mengkaji suhu
Hasil :
- Klien tertidur
- Suhu menurun menjadi 37,5ºC
10.00
24
Mengganti alat tenun III
Hasil :
- Klien merasa nyaman
11.30
Mengatur posisi klien saat tidur III
Hasil :
- Klien nampak nyenyak dan nyaman
12.00
Mencuci rambut pasien III
Hasil :
- Klien merasa nyaman
- Rambut klien menjadi bersih dan
wangi
25
E. Evaluasi
2 25 Maret 2021 II S:
Klien mengatakan sudah mau makan
dan tidak ada mual
O:
- Klien sudah tidak pucat
- Lidah klien sudah tidak kotor
- Mukosa bibir sudah tidak kering
dan tidak pucat
- Porsi makan 1 piring
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
3 25 Maret 2021 III S:
Klien mengatakan sudah tidur
dengan nyenyak
O:
- Klien sudah tidak gelisah
- Klien sudah tidak cemas
- Klien tidur nyenyak 8 jam
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
26