Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN PROFESI GURU GELOMBANG I TAHUN 2023

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIENSI
TOPIK 2 : RUANG KOLABORASI

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Holten Sion, M.Pd

Nama Anggota/NIM : - Mariatul Qibtiyah 2362002190215


- Herni 2362002190204
- Cici 2362002190200
- Sopia 2362002190225
- Made Clara Septiana 2362002190214

“LINGKUNGAN BELAJAR” dalam PEMBELAJARAN BERDIDERENSIENSI

1. Memahami Pembelajaran Berdiferensiensi terkait “Lingkungan Belajar”

Lingkungan belajar terkait pembelajaran berdiferensiasi adalah lingkungan di mana setiap


siswa diberikan kesempatan dan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan gaya belajar
mereka. Lingkungan ini menciptakan suasana yang inklusif dan responsif terhadap keberagaman
siswa, sehingga setiap siswa dapat mencapai potensinya secara optimal. Lingkungan belajar seperti
ini mendorong kolaborasi, penghargaan terhadap perbedaan, serta pemberian umpan balik yang
konstruktif untuk membantu setiap siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuannya.

Menurut Suprayogi, lingkungan belajar adalah suatu kondisi, pengaruh, serta rangsangan yang
berasal dari luar, yang memberi pengaruh pada peserta didik, dimana hal-hal tersebut juga meliputi
beberapa hal seperti pengaruh fisik, sosial dan intelektual (Suprayogi, 2022).

Teori lingkungan belajar dalam pembelajaran berdiferensiasi di Sekolah Dasar memiliki beberapa
aspek yang harus diperhatikan. Pertama, lingkungan fisik kelas harus disesuaikan untuk mendukung
berbagai gaya belajar. Misalnya, meja dan kursi dapat diatur dalam kelompok-kelompok kecil untuk
memfasilitasi diskusi dan kerja kelompok. Pencahayaan ruangan juga harus cukup terang namun
tidak silau, dengan ventilasi yang baik untuk kenyamanan siswa.

Kedua, aksesibilitas dan ketersediaan sumber belajar menjadi kunci. Sumber belajar yang beragam
harus mudah diakses oleh semua siswa, seperti buku-buku pelajaran, materi digital, peralatan
praktikum, dan lain-lain. Penggunaan warna-warna cerah dan dekorasi yang menarik juga dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan merangsang minat belajar siswa.
Ketiga, fasilitas tambahan seperti laboratorium sains, perpustakaan, taman belajar, atau ruang seni
dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih beragam bagi siswa. Penggunaan teknologi, seperti
komputer, tablet, atau perangkat lunak pembelajaran interaktif, juga dapat membantu
mengakomodasi gaya belajar yang berbeda di antara siswa.

Terakhir, kerja sama antara guru dan siswa sangat penting. Lingkungan belajar yang mendukung
kerja sama antara guru dan siswa, di mana guru dapat mendengarkan dan merespons kebutuhan
belajar individu siswa, akan membantu menciptakan pembelajaran berdiferensiasi yang efektif di
Sekolah Dasar. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, sekolah dasar dapat
membantu setiap siswa mencapai potensi maksimal mereka dalam belajar dan perkembangan pribadi.

2. Contoh “Lingkungan Belajar” dalam Pembelajaran Berdiferensiensi

Lingkungan belajar meliputi tata letak pengaturan ruang kelas untuk kegiatan belajar.
Pengaturan/setting ruang kelas disesuaikan dengan berbagai jenis aktivitas kegiatan pembelajaran.
Tempat duduk peserta didik dibuat tidak monoton, dan diatur sesuai dengan aktifitas yang dilakukan.
Tempat duduk peserta didik bisa dibuat melingkar, berkelompok, kotak, berbaris, berpasangan.
Berikut beberapa contoh setting ruang kelas yang bisa dilakukan untuk berbagai jenis aktivitas
pembelajaran.

Gambar 1.1
Berbagai tata letak kursi/meja dalam menciptakan lingkungan belajar

Dalam kata lain, indikator pembelajaran berdiferensiensi terkait lingkungan belajar meliputi : Tata
letak meja/kursi menyesuaikan dengan kebutuhan dalam pembelajaran, pencahayaan ruang yang
memadai serta suhu ruangan yang kondusif.
3. Implementasi “Lingkungan Belajar” Berdiferensiensi pada Materi “Energi” Mata Pelajaran
IPAS di Kelas V.

Berikut adalah cara yang dapat dilakukan dalam Implementasi “Lingkungan Belajar”
Berdiferensiensi pada Materi “Energi” Mata Pelajaran IPAS di Kelas V :

Tujuan Pembelajaran :

1. Melalui penjelasan guru, peserta didik dapat memperoleh konsep dasar terkait energi dengan
benar
2. Melalui percobaan kelompok, peserta didik dapat menguraikan berbagai sumber energi yang
ada disekitar dengan benar
3. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan mengenai
energi dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

Adapun implementasi lingkungan belajar yang digunakan sebagai berikut :

a. Tata Letak Meja/Kursi: Meja dan kursi disusun berkumpul dalam 4-6 meja dalam posisi
berhadapan sehingga memungkinkan siswa untuk berkolaborasi dalam kelompok kecil atau
bekerja secara mandiri. Misalnya, meja dan kursi bisa disusun dalam bentuk kelompok kecil
yang memudahkan diskusi dan kerja sama antar siswa. Dalam pengelompokkan peserta didik,
guru diharuskan untuk merancamg dan mengelompokkan peserta didik sesuai dengan gaya
belajar dan tingkat pemahamannya sehingga proses pembelajaran lebih optimal.

Gambar 1.2
Tata letak meja/kursi

b. Materi Pembelajaran yang Beragam: Materi pembelajaran tentang energi disajikan dalam
berbagai bentuk, seperti teks, gambar, diagram, dan video, sehingga dapat menjangkau
berbagai gaya belajar siswa. Adapun materi juga dapat disajikan menggunakan teknologi alat
bantu pembelajaran, misalnya dengan menayangkan video animasi tentang konsep energi
atau menggunakan aplikasi interaktif yang memungkinkan siswa untuk bereksperimen
dengan konsep energi secara virtual. Sebagai berikut :
Gambar 1.3
Media pembelajaran secara virtual terkait materi energi

c. Metode Pengajaran yang Berbeda: Guru menggunakan berbagai metode pengajaran, seperti
ceramah, diskusi kelompok, eksperimen, atau presentasi, untuk mengakomodasi gaya belajar
yang berbeda di antara siswa. Dalam kegiatan pembelajaran ini, guru memberikan metode
pengajaran dengan berbagai kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik
sehingga dapat memenuhi seluruh kebutuhan belajar peserta didik di dalam kelas tersebut.

d. Kerja Kelompok yang Berbeda: Siswa dikelompokkan berdasarkan tingkat pemahaman atau
minat mereka terhadap materi energi, sehingga mereka dapat belajar dalam kelompok yang
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Dalam kegiatan pembelajaran ini, guru
memebrikan tugas yang berbeda pada setiap kelompok berdasarkan tingkat pemahaman dan
gaya belajar peserta didik yang telah dirancang dan dikelompokkan sebelumnya sehingga
peserta didik dapat lebih optimal dalam proses dan menghasilkan produk yang setara dengan
pemahamnnya.

Anda mungkin juga menyukai