Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan oleh penulis sejak bulan Mei sampai dengan

bulan juni 2021. Penelitian ini tentang Pengaruh Adversity Quotient,

Kedisiplinan Karyawan, dan Beban Kerja di PT. Kyoraku Blowmolding

Indonesia yang berlokasi di Karawang International Industrian City KIIC, Jl.

Maligi 3 lot F-9, Sukaluyu, Kec. Telukjambe Timur. Kabupaten Karawang,

Jawa Barat. 41361.

B. Desain Penelitian

Desain penelitiany yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

penelitian kuantitatif dengan bentuk hubungan kausal untuk mengetahui ada

atau tidaknya pengaruh antara variabel independen yaitu, Adversity Quotient

(X1), Kedisiplinan Karyawan (X2), dan Beban Kerja (X3) terhadap variabel

dependen yaitu Kinerja Karyawan (Y).

Menurut Sugiyono (2013), metode penelitian kuantitatif dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan. Menurut Sugiyono (2016) hubungan kausal adalah hubungan

41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42

yang bersifat sebab akibat, jadi terdapat variabel independen (variabel yang

mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).

C. Definisi dan Operasional Penelitian

1. Definisi Variabel

Menurut Sugiyono (2016) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Sugiyono (2013) variabel bebas (independen) adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi

variabel bebas (independen) yaitu Adversity Quotient, kedisiplinan karyawan, dan

beban kerja sedangkan variabel terikat (dependen) yaitu kinerja karyawan.

a) Variabel Independen (X)

Menurut Sugiyono (2016) variabel ini sering disebut sebagai variabel

stimulus, predictor, antecedent. Variabel bebas merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Adversity Quotient sebagai

(X1), dan Kedisplinan Karyawan sebagai (X2), dan Beban Kerja

sebagai (X3)

b) Variabel Dependen (Y)

42

http://digilib.mercubuana.ac.id/
43

Menurut Sugiyono (2014), mendefinisikan variabel dependen

sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

sebab akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini

variabel dependen adalah Kinerja Karyawan (Y).

Definisi Variabel dalam penelitian ini adalah:

a) Adversity Quotient

Nashori (dalam Karimah, 2009) berpendapat bahwa

Adversity Quotient merupakan kemampuan individu dalam

menggunakan kecerdasannya untuk mengarahkan dan mengubah

cara berpikir serta bertindak ketika menghadapi hambatan dan

kesulitan yang menyengsarakannya

b) Kedisiplinan karyawan

Menurut Barnawi (2012), disiplin kerja adalah kemampuan

kerja seseorang untuk secara teratur, tekun, terus -menerus, dan

bekerja sesuai dengan aturan- aturan yang berlaku dengan tidak

melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan.

c) Beban Kerja

Menurut Rovanita (2017), beban kerja adalah sekumpulan

atau sejumlah kegiatan yang harus di selesaikan oleh suatu unit

organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

d) Kinerja Karyawan

http://digilib.mercubuana.ac.id/
44

Moeheriono (2012) menyimpulkan pengertian kinerja

karyawan atau definisi kinerja atau performance sebagai hasil

kinerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang

dalam suatu organisasi baik secara kualitatif maupun kuantitatif,

sesuai dengan kewewenangan, tugas dan tanggung jawab masing-

masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan

secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral

ataupun etika.

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Adversity Quotient
Variabel Dimensi Indikator Skala
A. Control 1. Kendali individu
(kendali) dalam mengatasi
masalah yang
terjadi
B. Origin & 2. Origin = individu
Ownership dapat menganalisa
(Asal Usul dan asal dari
Pengakuan) permasalahan
3. Ownership =
memiliki perasaan
bertanggungjawab
Adversity atas kesulitan yang
Quotient terjadi Likert
(X1) C. Reach 4. Individu mampu
(Jangkauan) membatasi
pengaruh dari
permasalahan
D. Endurance 5. Keyakinan
(Daya Tahan) permasalahan
hanya bersifat
sementara
6. Mampu berhatan
dalam waktu yang
lama

Sumber : Stoltz (dalam Adhimulya), 2016.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
45

Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Kedisiplinan Karyawan

Variable Dimensi Indikator Skala


A. Tujuan 7. Kehadiran
Kemampuan pegawai tepat
waktu di tempat
kerja
8. Intensitas
kehadiran
pegawai selama
bekerja
B. Tingkat 9. Kewaspadaan
kewaspadaan dan hati-hati
karyawan dalam bekerja
10. Menjaga dan
merawat
peralatan kerja
Kedisiplinan C. Ketaatan pada 11. Memiliki rasa Likert
Karyawan standar kerja tanggung jawab
(X2) dalam bekerja
12. Bekerja sesuai
fungsi dan
tugasnya

D. Ketaatan pada 13. Pemahaman


peraturan kerja pegawai atas
peraturan kerja
14. Menyelesaikan
pekerjaan sesuai
peraturan kerja
E. Etika kerja 15. Memiliki sikap
dan perilaku
yang baik dalam
bekerja

Sumber : Hasibuan, 2013.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
46

Tabel 3.3
Operasional Variabel Beban Kerja

Variable Dimensi Indikator Skala


A. Faktor Internal 16. Tugas bersifat
fisik (sikap
kerja)
17. Tanggung
jawab,
kompleksitas
pekerjaan,
emosi
pekerjaan, dsb
18. Waktu kerja
Beban Kerja dan Istirahat. Likert
(X3) 19. Kerja secara
Bergilir.
20. Pelimpahan
tugas dan
Wewenang
B. Faktor 21. Faktor Somatis
Eksternal (kondisi
kesehatan)
22. Faktor Psikis
(motivasi,
presepsi,
kepercayaan,
keinginan, dsb)
Sumber : Putra, 2012

Tabel 3.4
Operasional Variabel Kinerja Karyawan
Variable Dimensi Indikator Skala
A. Kuantitas 23. Kerapihan
pekerjaan 24. Ketelitian
B. Kualitas 25. Kecepatan
pekerjaan
Kinerja C. Tanggung 26. Hasil Kerja
Jawab 27. Mengambil Likert
Karyawan (Y)
Keputusan
D. Kerja Sana 28. Jalinan Kerjasama
29. Kekompakan
E. Inisiatif 30. Tanpa diperintah
30.

Sumber : Robbin, 2014

http://digilib.mercubuana.ac.id/
47

26. Operasional Variabel

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2013) adalah suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulanya.

D. Skala Pengukuran variabel

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala

Likert menurut Sugiyono (2013) adalah skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrumen yang dapat

berupa pernyataan atau pertanyaan.

Tabel 3.5
Skor Jawaban Responden

Jawaban Kode Skor


Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Netral N 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1

Sumber : Sugiyono 2013

E. Populasi dan Sampel Pelatihan

1. Populasi Penelitian

Sugiyono (2013) mengemukakan populasi sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

http://digilib.mercubuana.ac.id/
48

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Kyoraku Blowmolding

Indonesia yang berjumlah 90 orang dalam departemen Operator

pada otomotif

2. Sampel Penelitian

Sugiyono (2013) mendefinisikan sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representatif (mewakili). Jumlah populasi dalam penelitian ini

adalah 90 karyawan yang bekerja di PT. Kyoraku Blowmolding

Indonesia terutama di bagian otomotif. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Sampling

jenuh adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memerlukan

prosedur seleksi terlebih dahulu, tetapi menggunakan penilaian

personal dari penelitian (Sugiyono, 2012).

Berdasarkan penelitian di PT. Kyoraku Blowmolding

Indonesia, maka penulis mengambil 90 orang karyawan yang

bekerja di divisi operator bagian otomotif

Tabel 3.6
Jenis kelamin karyawan di Divisi Operator

No Jenis Kelamin Jumlah Sampel


1 Laki-laki 65
2 Perempuan 25

http://digilib.mercubuana.ac.id/
49

Total 90

Sumber : PT. Kyoraku Blowmolding Indonesia

Dapat di simpulkan dari tabel di atas dari karyawan

perusahaan dalam divisi operator yang mendominasi adalah

karyawan laki-laki sebanyak 65 orang, dan karyawan perempuan

sebanyak 25 orang.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan melakukan

Survey dan melakukan penyebaran kuisioner secara langsung pada objek

penelitian yaitu pada karyawan PT. Kyoraku Blowmolding Indonesia.

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan

atau menyebarkan daftar pernyataan kepada responden, dengan harapan

mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut

(Sugiyono, 2012).

G. Metode Analisis

1. Analisis Deskriptif

Penelitian ini menggunakan tipe analisis deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012) analisis deskriptif

yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat

perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
50

2. Uji Kualitas Data

Data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang berasal

dari kuesioner, untuk itu sebelum melakukan pengujian hipotesis,

diperlukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap indikator atau

pertanyaan- pertanyaan kuesioner.

a) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016). Metode yang

digunakan dalam menguji validitas pada penelitian ini adalah

menggunakan uji validitas konstruk. Validitas konstruk adalah

validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam

mengukur pengertian suatu konsep yang diukur. Dalam mengukur

validitas konstruk, kriteria yang dipakai adalah :

a) Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel

terebut valid.

b) Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid

b) Uji Reliabilitas

Uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan suatu

instrumen (alat ukur) didalam mengukur gejala yang sama walaupun

dalam waktu berbeda. Sugiyono (2014) menjelaskan reliabilitas

instrumen yaitu suatu instrumen yang bila digunakan beberapa kali

http://digilib.mercubuana.ac.id/
51

untuk mengukur objek yang sama, maka akan menghasilkan data

yang sama. Suatu variabel dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu. Pengukuran reabilitas dilakukan dengan cara

one shot atau pengukuran sekali saja dengan alat bantu SPSS 25 uji

statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi klasik merupakan persyaratan yang harus dipenuhi pada

analisis regresi linier berganda. Terdapat beberapa macam uji asumsi, di

antaranya, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas.

a) Uji Normalitas

Ghozali (2016), menjelaskan bahwa uji normalitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian uji normalitas

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan dasar pengambilan

keputusan apabila nilai signifikasi > 0,05 maka data tesebut tidak

terdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah model regresi

yang mempunyai distribusi normal atau mendekati normal, sehingga

layak dilakukan pengujian secara statistik.

Menurut Sabrudin dan Suhendra (2019), Uji normalitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi variabel dependen

dan independen memiliki distribusi normal atau mendekati normal.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
52

Dari hasil perhitungan analisis menggunakan program SPSS 25,

terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal. Hal ini

menunjukkan bahwa data yang ada layak untuk dipakai dalam model

regresi karena memenuhi asumsi normalitas. Selain itu, uji

normalitas dapat dilihat dengan menggunakan uji statistik non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) .

b) Uji Linearitas

Menurut Sugiyono dan Susanto (2015) uji linearitas dapat

dipakai untuk mengetahui apakah variabel terikat dengan variabel

bebas memiliki hubungan linear atau tidak secara signifikan. Uji

linearitas dapat dilakukan melalui test of linearity. Kriteria yang

berlaku adalah jika nilai signifikansi pada linearity ≤ 0,05, maka

dapat diartikan bahwa antara variabel bebas dan variabel terikat

terdapat hubungan yang linear.

c) Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2013), Uji Multikolinieritas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atau

variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Dalam penelitian

ini keberadaan multikolinieritas diidentifikasi melalui besaran nilai

VIF (Variance Inflation Factor) yang dihasilkan melalui pengolahan

data dengan program SPSS 25. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

http://digilib.mercubuana.ac.id/
53

a). Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi

empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel

independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel

dependen.

b). Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika

antara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi

(umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel

independen tidak berarti bebas dari multikolinieritas.

c.) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan

lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan

oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas

variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan

nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang

umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah

nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF >10.

d) Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian atau

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut

Gujarati (2013), untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas

http://digilib.mercubuana.ac.id/
54

digunakan uji-rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan variabel

independen terhadap nilai absolut dari residual (error). Untuk

mendeteksi gejala uji heteroskedastisitas, maka dibuat persamaan

regresi dengan asumsi tidak ada heteroskedastisitas kemudian

menentukan nilai absolut residual, selanjutnya meeregresikan nilai

absolute residual diperoleh sebagai variabel dependen serta

dilakukan regresi dari variabel independen. Jika nilai koefisien

korelasi antara variabel independen dengan nilai absolute dari

residual signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas

(varian dari residual tidak homogen).

4. Uji Kesesuaian Model

a) Uji Koefisien Determinasi(R2)

Ghozali (2016), menjelaskan bahwa koefisien 𝑅2 pada

intinya bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah nol dan satu. Jika nilai 𝑅2 sama

dengan 0, maka tidak ada sedikitpun presentase sumbangan

pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel

dependen. Sebaliknya jika 𝑅2 = 1 maka presentase sumbangan

pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel

dependen adalah sempurna. Analisis koefisien determinasi

dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persentase pengaruh dari

http://digilib.mercubuana.ac.id/
55

variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial

maupun simultan (Nuraldy, 2020).

a. Uji F (ANOVA)

Ghozali (2016), menjelaskan bahwa Uji F bertujuan untuk

mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama

berpengaruh terhadap terikat. Uji statistik F dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu dengan cara membandingkan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau melihat tingkat signifikansi. Dalam penelitian

ini digunakan tingkat signifikansi 0,05. Apabila signifikansi < 0.05

maka model diterima, sedangkan jika signifikansi > 0.05 maka

model ditolak.

5. Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda merupakan teknik analisis data yang di

gunakan dalam menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu Adversity

Quotient, Kedisiplinan Karyawan, dan Beban Kerja, serta satu variabel

terikat yaitu Kinerja Karyawan, Menurut Ghozali (2013) Persamaan

regresi liniear berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e (1)

Keterangan:

Y = Kinerja Kerja

A = Konstanta

X1 = Adversity Quotient

http://digilib.mercubuana.ac.id/
56

X2 = Kedisiplinan Kerja

X3 = Beban Kerja

b1, b2, b3 = Koefisien Regresi

e = Error/variabel pengganggu

Dimana Y adalah variabel terikat, α adalah konstanta, dan ß adalah

koefisien regresi pada masing-masing variabel bebas. Analisis regresi

linier berganda dilakukan untuk menguji pengaruh simultan dari beberapa

variabel bebas terhadap satu variabel terikat yang berskala interval

(Sarjono dan Julianita, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi linier berganda karena menggunakan variabel bebas lebih dari satu.

6. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan Uji-T (T-Test). Uji-T

digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap

variabel tergantung (Sugiyono, 2012). Adapun, caranya adalah

membandingkan nilai probabilitas dari masing-masing variabel bebas

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005. Apabila tingkat signifikansinya

terpenuhi, maka artinya variabel independen berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen secara parsial (terpisah).

1) Jika t hitung > t tabel dan nilai sig. < α = 0,05, maka Ho

ditolak yang artinya adalah berpengaruh.

2) Jika t hitung > t tabel dan nilai sig. > α = 0,05, maka Ho

diterima yang artinya adalah tidak berpengaruh.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai