Anda di halaman 1dari 8

SISTEM INFORMASI ABSENSI IOT BERBASIS

NODEMCU DAN APLIKASI WEB


Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Menejemen Layanan Teknologi
Informasi
Dosen pengampu : Haris Supriatna, ST., M.Kom.

Disusun oleh :
Kamaludin Darmawan (21110441)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


STMIK MARDIRA INDONESIA
2023
BAB I
Pendahuluan
I. Latar Belakang
Proses pencatatan kehadiran karyawan merupakan proses yang repetitive.
Karyawan datang pada waktu tertentu, kemudian karyawan tersebut mengisi daftar
hadir dibuku yang sudah disediakan. Setiap periode tertentu pegawai administrasi
mengambil buku absensi tersebut dan mentabulasikan data-data tersebut dalam
spreadsheet di komputer dan menyimpan kembali buku absensi tersebut pada tempat
nya.prosedur tersebut diulang terus menerus, tanpa banyak perubahan prosedur
pencatatan absensi tersebut sebenarnya sangat cocok untuk mengunakan proses
terotomatisasi seluruhnya di manage oleh computer dengan mengintegrasikan system
RFID didalamnya.
Dengan menggunakan mikrokontroller NodeMCU, dan perangkat tambahan
lain seperti MRFC-522 kita dapat membuat sebuah system absensi berbasis RFid,
selain itu menggunakan PHP dan MySQL sebagai aplikasi dan database yang
nantinya dikombinasikan, sehingga menjadi sistem absensi karyawan yang terkontrol
di server.

II. Tujuan
Berdasarkan pembahasan diatas, tujun dari prosal yang saya buat ini adalah
membuat sistem informasi absensi IoT berbasis nodeMCU dan aplikasi WEB
karyawan untuk memudahkan dalam proses absensi.
III. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari sistem informasi absesi IoT berbasis nodeMCU
dan aplikasi WEB yang saya buat yaitu :
1. Dapat membantu pihak personalia dalam melakukan rekap absensi
karyawan harian, mingguan maupun bulanan.
2. Mengurangi tingkat kecurangan karyawan yang memalsukan jam masuk
maupun yang tidak hadir.
BAB II
Ruang Lingkup Proyek
I. Gambaran Umum Interface
Perancangan sistem absensi IoT ini secara sederhana dapat digambarkan
sebagai sebuah bentuk fasilitas yang diberikan kepada para pegawai untuk
mepermudah absensi dan tercatat dengan baik di database.
Sistem ini dirancang sedemikian rupa sebagai pengganti sistem absensi
konvensional yang selama ini banyak digunakan perusahaan di Indonesia. Secara
umum, arsitektur sistem yang diusulkan merupakan sistem berbasis web yang
dikolaborasikan perangkat keras yang sudah dirangkai sebagai inputnya.
Sistem terbagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu Perangkat dan Aplikasi. Perangkat
adalah bagian tak kasat mata yang berhubungan langsung dengan pengguna, wajib
digunakan oleh karyawan dalam penggunaannya, yaitu reader dan tag.
Sistem perangkat lunak adalah system yang nantinya bisa diakses dan dimanipulasi
oleh administrator, serta untuk bisa diakses dan dilihat secara umum oleh guest.

II. Gambaran Umum Interface


Sistem Absensi IoT sebagai pengganti sistem absensi konvensional dalam
perancangannya dibuat sesederhana mungkin, sehingga pengguna maupun administrator
dapat dengan mudah mengoperasikan.
Ketika pengguna akan melakukan absensi diwajibkan membawa ID Card. Setelah itu,
pengguna melakukan taping kemudian display akan memberikan informasi proses dan
berhasil.
Administrator berperan sebagai pengolah input menjadi sebuah output. Output berupa
hasil keluaran dari sistem berdasarkan input dari pemilih. Administrator dapat melakukan
registrasi untuk pendaftaran ID Card karyawan.
III. Spesifikasi Tim Proyek
Adapun Spesifikasi Team Proyek:
1. Project Manager
2. Analyst
3. Designer
4. Programmer
5. Tester
6. Quality Control
Proyek pembuatan sistem informasi absen ini dikembangan dengan menggunakan
NodeMCU, RFID Reader, Tag digabungkan dengan bahasa pemrograman PHP,
HTML, dan database Mysql.
IV. Alur Proyek
Tahapan dalam proyek pembuatan sistem informasi absensi IoT berbasis nodeMCU
dan aplikasi WEB karyawan adalah sebagai berikut:
1. Persiapan dan perencanaan Proyek
a. Menentukan tim proyek. (1 hari)
b. Menyiapkan kontrak untuk tim proyek (1 hari)
c. Menyiapkan jadwal dan batasan proyek (1 hari)
2. Proses Analisis
a. Menganalisis sistem absensi yang sedang berjalan (3 hari)
b. Mengidentifikasi masalah dan mendiskusikan serta menawarkan solusi
terhadap masalah (1 hari)
c. Memprioritaskan masalah yang akan diselesaikan (1 hari)
d. Melakukan observasi dan mengumpulkan dokumen keluaran dan masukan
yang ada (1 hari)
e. Mempelajari semua dokumen (2 hari)
f. Mewawancarai karyawan terkait informasi absensi karyawan pada sistem
yang sedang berjalan (1 hari)
g. Menentukan tools yang akan digunakan untuk membangun sistem
informasi (1 hari)
3. Proses Desain dan Implementasi
a. Merancang basisdata, proses, dan desain user interface (7 hari)
b. Membuat codingan (develop) dan testing (10 hari)
4. Kontrol
a. Mengontrol pembuatan (implementasi) sistem informasi (10 hari)
b. Mengontrol sistem informasi yang ditest (10 hari)
5. Hosting Server dan Maintenance
a. Hosting server/domain (1 hari)
b. Maintenance (30 hari)

V. Biaya
Penganggaran biaya untuk pembuatan sistem informasi absensi IoT berbasis
nodeMCU dan aplikasi WEB karyawan adalah sebesar Rp 69.500.000 (Enam Puluh
Sembilan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah). Biaya tersebut sudah merupakan biaya
keseluruhan pengerjaan proyek termasuk biaya dalam pembuatan sistem informasi dan
juga biaya/upah terhadap tim proyek dari saya. Adapun rincian biayanya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :

No. Keterangan Biaya


1. NodeMCU, RFID Reader, Tag 2.000.000
2. Hosting, Server, Domain 2.500.000
3. Perawatan dan Maintenance 5.000.000
4. Gaji Team pembuat 60.000.000
Total Biaya 69.500.000

VI. ITIL
ITIL atau Information Technology Infrastructure Library (Bahasa Inggris,
diterjemahkan Pustaka Infrastruktur Teknologi Informasi), adalah suatu rangkaian konsep
dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi
(TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu
topik pengelolaan TI. Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang
terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan
deskripsi detail tentang beberapa praktik TI penting dengan daftar cek, tugas, serta
prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi TI.
Walaupun dikembangkan sejak dasawarsa 1980-an, penggunaan ITIL baru meluas
pada pertengahan 1990-an dengan spesifikasi versi keduanya (ITIL v2) yang paling
dikenal dengan dua set bukunya yang berhubungan dengan ITSM (IT Service
Management), yaitu Service Delivery (Antar Layanan) dan Service Support (Dukungan
Layanan).
Pada 30 Juni 2007, OGC menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri
dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang
disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut adalah:
a. Service Strategy
b. Service Design
c. Service Transition
d. Service Operation
e. Continual Service Improvement
Kelima bagian tersebut dikemas dalam bentuk buku, atau biasa disebut sebagai core
guidance publications. Setiap buku dalam kelompok utama ini berisi:
1. Practice fundamentals – menjelaskan latar belakang tahapan lifecycle serta
kontribusinya terhadap pengelolaan layanan TI secara keseluruhan.
2. Practice principles – menjelaskan konsep-konsep kebijakan serta tata kelola tahanan
lifecycle yang menjadi acuan setiap proses terkait dalam tahapan ini.
3. Lifecycle processes and activities – menjelaskan berbagai proses maupun aktivitas
yang menjadi kegiatan utama tahapan lifecycle. Misalnya proses financial
management dan demand management dalam tahapan Service Strategy.
4. Supporting organization structures and roles – proses-proses ITIL tidak akan dapat
berjalan dengan baik tanpa defini roles dan responsibilities. Bagian ini menjelaskan
semua aspek yang terkait dengan kesiapan model dan struktur organisasi.
5. Technology considerations – menjelaskan solusi-solusi otomatisasi atau software ITIL
yang dapat digunakan pada tahapan lifecycle, serta persyaratannya.
6. Practice Implementation – berisi acuan/panduan bagi organisasi TI yang ingin
mengimplementasikan atau yang ingin meningkatkan proses-proses ITIL.
7. Complementary guideline – berisi acuan model-model best practice lain selain ITIL
yang dapat digunakan sebagai referensi bagian tahapan lifecycle.
8. Examples and templates – berisi template maupun contoh-contoh pengaplikasian
proses.
Di samping buku-buku dalam core guidance publications, ada juga complementary
guidance. Dimana buku-buku dalam kategori nantinya dimaksudkan untuk memberikan
model, acuan dan panduan bagi penerapan ITIL pada sektor-sektor tertentu seperti jenis
industri tertentu, tipe organisasi serta arsitektur teknologi. Dengan demikian, ITIL akan
dapat lebih diterima serta diadaptasi sesuai dengan lingkungan serta behaviour dari setiap
organisasi TI.
Dari keelima bagian ITIL tersebut di atas biasanya disebut juga sebagai bagian dari
sebuah siklus. Dikenal pula dengan sebutan Sikuls Layanan ITIL. Analis perancangan
sistem informasi absensi IoT berbasis nodeMCU dan aplikasi WEB karyawan yang saya
buat ini mengunakan salah satu siklus layanan ITIL yaitu Service Strategy.
Service Strategy Inti dari ITIL Service Lifecycle adalah Service Strategy.
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada
bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan
organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tetapi juga
sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-
prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di
keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.
Topik-topik yang dibahas dalam tahapan lifecycle ini mencakup pembentukan pasar
untuk menjual layanan, tipe-tipe dan karakteristik penyedia layanan internal maupun
eksternal, aset-aset layanan, konsep portofolio layanan serta strategi implementasi
keseluruhan ITIL Service Lifecycle. Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy,
di samping topik-topik di atas adalah:
1. Service Portfolio Management
2. Financial Management
3. Demand Management
Bagi organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL, Service Strategy
digunakan sebagai panduan untuk menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi nilai
kinerja dalam mengelola layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta
memprioritaskan berbagai rencana perbaikan operasional maupun organisasional di dalam
organisasi TI.
Bagi organisasi TI yang saat ini telah mengimplementasikan ITIL, Service Strategy
digunakan sebagai panduan untuk melakukan review strategis bagi semua proses dan
perangkat (roles, responsibilities, teknologi pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta
untuk meningkatkan kapabilitas dari semua proses serta perangkat ITSM tersebut.
BAB III
Penutup
I. Kesimpulan
Pembuatan sistem informasi absensi IoT berbasis nodeMCU dan aplikasi
WEB karyawan yang saya buat ini sangat membantu kinerja manajemen SDM dan
meningkatkan standar kualitasnya. Selain itu juga dapat mempercepat proses absensi
karyawan, kepuasan terhadap karyawan dalam hal kedisiplinan karyawan dan tentu
saja meningkatkan kinerja perusahaan.

Biaya yang terdapat pada proposal ini sudah termasuk biaya keseluruhan
proyek dan tidak akan ada biaya tambahan lagi. Apabila ditemukan kendala dalam
penggunaan sistem informasi ini maka kami akan bertanggung jawab dengan
menyediakan tim support tanpa dipungut biaya apapun atas maintance tersebut.

Demikian Proposal ini kami sampaikan. Besar harapan kami untuk dapat
bekerja sama kedepannya. Jika masih membutuhkan informasi lebih lanjut, silakan
menghubungi kami di whatsapp atau email. Dengan senang hati kami akan membantu
untuk memberikan penjelasan lebih rinci mengenai proposal ini.

Anda mungkin juga menyukai