Disusun Oleh :
i
DAFTAR ISI
ii
7.4 Analisa Hasil Percobaan BCD/Decade Up/Down Counter ........... 31
7.5 Analisa Hasil Percobaan Percobaan Binary Up/Down Counter .. 32
7.6 Analisa Hasil Percobaan Percobaan Paralel Input Paralel Output
(PIPO) ........................................................................................................... 33
7.7 Analisa Hasil Percobaan Percobaan Serial Input Paralel Output
(SIPO) ........................................................................................................... 33
7.8 Analisa Hasil Percobaan Percobaan Paralel To serial Shift
Register ......................................................................................................... 33
8. Jawaban Pertanyaan................................................................................ 34
9. kesimpulan ................................................................................................ 38
10. Lampiran ...................................................................................................
10.1 Daftar Pustaka ......................................................................................
10.2 File Percobaan .......................................................................................
iii
PERCOBAAN 4
REGISTER DAN COUNTER
1. Tujuan Percobaan
1 Memahami sifat dan operasional counter
2 Memahami sifat dan operasional register
2. Alat Percobaan
1. Laptop dengan software simulator yang sesuai
3. Dasar Teori
3.1 Register
Register adalah rangkaian logika yang digunakan untuk menyimpan data.
Dengan kata lain, register adalah rangkaian yang tersusun dari satu atau
beberapa flipflop yang digabungkan menjadi satu.
Flipflop disebut juga sebagai register 1 bit. Jadi untuk menyimpan 4 bit
data, register harus terdiri dari 4 buah flipflop.
Register dapat menyimpan informasi dalam kode biner dan
menampilkannya kembali dan dikatakan dapat melakukan operasi baca dan
tulis. Dalam lingkungan komputer digital, register menjadi bagian yang sangat
penting.
Dalam lingkungan ini, istilah register digunakan khusus bagi register
dalam prosesor yang mempunyai fungsi khusus dengan kemampuan tambahan
disamping kemampuan baca/tulis. Register yang hanya mempunyai
kemampuan baca/tulis disebut memory (pengingat) atau storage (penyimpan).
Penyimpanan data dalam memori bersifat jauh lebih permanen dibanding
penyimpanan dalam register. Pada umumnya, dalam satu prosesor disediakan
register dalam jumlah yang sangat terbatas sedangkan memori disediakan dalam
ukuran yang sangat besar, dalam ukuran KB (Kilo Byte) sampai MB (Mega
Byte) yang masingmasing byte terdiri atas 8 sel. Dalam pandangan rangkaian
logika, memori dan register khusus tetap sama dan disebut register.
3.2 Counter
Counter adalah rangkaian logika sekuensial yang dapat berfungsi untuk
menghitung jumlah pulsa yang masuk yang dinyatakan bilangan biner. Hampir
seluruh peralatan elektronik yang mempergunakan sistem digital di dalam
rangkaiannya berisi suatu alat yang dapat mengontrol urutan operasi program.
Alat tersebut dinamakan dengan pencacah atau counter.
Pada umumnya counter ini dibentuk dari beberapa buah rangkaian flip-
flop atau bistabil multivibrator yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Menurut cara kerja masukan pulsa ke dalam setiap flip-flop, maka counter dapat
dibagi menjadi:
1. Asynchronous binary counter
2. Sycnchronous binary counter
1
1. Up counter
2. Down counter
3. Up-down counter
4. Langkah Percobaan
4.1 Ripple (asinkron) up Counter
Susunlah rangkaian seperti gambar 4.1, dan ikuti langkah-langkah
percobaan seperti table 4.1 denagn mengantikan clock 1 Hz dengan saklar yang
bisa open close secara manual. Catat hasil percobaan pada table 4.1 Led ON adl
logika tinggi, led OFF logika rendah. Jelaskan apa yang terjadi saat sumber
clock 1 Hz dipasang kembali pada input clock.
U3 1J 1Q 2J 2Q 1J 1Q 2J 2Q
2
4.2 Ripple (Asynchronous) Down Counter
Susunlah rangkaian seperti gambar 4.2, dan ikuti langkah-langkah
percobaan seperti table 4.2 denagn mengantikan clock 1 Hz dengan saklar yang
bisa open close secara manual. Catat hasil percobaan pada table 4.2 Led ON adl
logika tinggi, led OFF logika rendah. Jelaskan apa yang terjadi saat sumber
clock 1 Hz dipasang kembali pada input clock.
VCC VCC VCC VCC
5V 5V 5V 5V
U3 1J 1Q 2J 2Q 1J 1Q 2J 2Q
3
U3A
U3B
74LS08N
74LS08N
1J 1Q 2J 2Q 1J 1Q 2J 2Q
4
4.4 Percobaan BCD/Decade Up/Down Counter
Untuk menggunakan modul ini, lakukan langkah-langkah berikut :
5
Tabel 4. 5 : Percobaan mode count up
NO P3 P2 P1 P0 Q3 Q2 Q1 Q0 RC TC
1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
3 0 0 0 0
4 0 0 0 0
5
sd
18
19 0 0 0 0
20 0 0 0 0
6
Tabel 4. 8 : Percobaan mode count down
NO P3 P2 P1 P0 Q3 Q2 Q1 Q0 RC TC
1 1 1 0 0
2 1 1 0 0
3 1 1 0 0
4 1 1 0 0
5 1 1 0 0
sd
18
19 1 1 0 0
20 1 1 0 0
Mode operasi hold
8. Ini hanya memerlukan pin PL = 1dan CE = 1sedangkan pin lainnya don’t
care
9. Ubah-ubah posisi saklar P apa yang terjadi, Catat hasilnya pada tabel 4.6
7
4.5 Percobaan Binary Up/Down Counter
Untuk percobaan ini langkah-langkahnya sama dengan percobaan 4.4
sebelumnya. Pindahkan posisi CLK dari 74LS190 ke 74LS191. Catat hasilnya
seperti pada tabel sebelumnya (TABEL 4.10 SD 4.15).
8
4.6 Percobaan Paralel Input Paralel Output (PIPO)
Perhatikan gambar 4.3, semua indikator menggunakan LED. Jika LED
menyala berarti logika ‘1’ dan bila padam berarti logika ‘0’.Langkah-langkah
percobaan ini adalah sbb:
1. Pastikan catu daya masih menyala (ON)
2. Kemudian lakukan percobaan berikut, dng mengatur DIPSWITCH
sehingga sesuai dengan kondisi logika pada tabel 4.1
3. CLK ON berarti tombol push button CLOCK ditekan kemudian dilepas
4. Pada baris ke-1 dari tabel, bagaimanakah kondisi D0 - D7 dan D0’ - D7’
dst sampai baris ke -6 setelah clock ditekan sekali dan dua kali, catat
hasilnya pada kolom disampingnya.
5. Perhatikan dan catat tipe IC yang anda pakai percobaan
1 X X X X X X X X 1 X
2 X X X X X X X X 0 X
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ON
4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 ON
5 0 1 0 1 0 1 0 1 0 ON
6 1 0 1 0 1 0 1 0 0 ON
7 0 0 0 0 1 1 1 1 0 ON
9
Langkah-langkah percobaan ini adalah :
1. Pastikan catu daya masih menyala (ON)
2. Atur posisi saklar enable,reset dan data sesuai tabel 4.14
3. Catat hasilnya dan isikan pada tabel 4.17.
10
7. Tekan trigger 1x , kemudian lihat Q dan –Q dan tekan trigger lagi dan
seterusnya sampai 8 x. Catat hasil pengamatan anda
8. Catat hasilnya pada tabel 4.18
9. Coba 2 kombinasi input data lainnya (data2 dan data3) yaitu 11100000 dan
00001010
10. Perhatikan data paralel mana yang keluar pertama pada output (Q)
11. Jika clock ditekan sd 16 kali apa yg terjadi dari penekanan ke 9 sd 16.
12. Amati tipe IC yang anda pakai percobaan
5. Pertanyaan
1. Berikan 2 perbedaan operasi sinkron dan asinkron pada counter
2. Gambarkan rangkaian binary up counter dan jelaskan cara kerjanya
3. Gambarkan rangkaian binary down counter dan jelaskan cara kerjanya
4. Berikan 2 perbedaan operasi parallel load dan count up pada percobaan yg
sudah dilakukan.
5. Ada 2 mode operasi pada percobaan PISO/74L165, sebutkan dan berikan
penjelasannya masing-masing
11
6. Jelaskan arti dua data pada dua baris pertama pada tabel percobaan SIPO
74LS164 dan berikan komentar untuk level logika yang akan terjadi pada
outputnya,
7. Gambarkan diagram logic internal dari IC 74LS164 serta jelaskan cara
kerjanya
8. A decade counter mempunyai …counts and sehingga sering disebut dengan
counter modulo ...
9. Gambarkan counter up modulo 12, jelaskan cara kerjanya
6. Hasil Percobaan
6.1 Hasil Percobaan Ripple (asinkron) up Counter
Dengan menggunakan IC 74LS112
? U1:A(S) U1:B(S) U2:A(S) U2:B(S)
10
4
4
3 5 11 9 3 5 11 9
S
S
J Q J Q J Q J Q
1 13 1 13
CLK CLK CLK CLK
2 6 12 7 2 6 12 7 D C B
K Q K Q K Q K Q
R
R
15
14
15
14
74LS112 74LS112 74LS112 74LS112
R1 R2 R3 R4
330 330 330 330
12
6.2 Hasil Percobaan Ripple (Asynchronous) Down Counter
Dengan menggunakan IC 74LS112
? U1:A(S) U1:B(S) U2:A(S) U2:B(S)
10
10
4
4
3 5 11 9 3 5 11 9
S
J Q J Q J Q J Q
1 13 1 13
CLK CLK CLK CLK
2 6 12 7 2 6 12 7
K Q K Q K Q K Q D C B A
R
15
14
15
14
74LS112 74LS112 74LS112 74LS112
R1 R2 R3 R4
330 330 330 330
13
6.3 Hasil Percobaan Paralel (sinkron) counter
Dengan menggunakan IC 74LS112
U3:A
1 U3:B
3 4
2 6
5
74LS08
74LS08
10
10
4
4
3 5 11 9 3 5 11 9
S
S
J Q J Q J Q J Q
1 13 1 13
CLK CLK CLK CLK
? 2 6 12 7 2 6 12 7 D C B
K Q K Q K Q K Q
R
R
15
14
15
14
74LS112 74LS112 74LS112 74LS112
R1 R2 R3 R4
330 330 330 330
14
6.4 Hasil Percobaan Percobaan BCD/Decade Up/Down Counter
Dengan menggunakan IC 74LS190
O0
R9
470
O1
(2) (2)
R10
470
U1
15 3
P1 P0 1
D0 Q0
2 O2
10
D1 Q1
6
R11
D2 Q2
9 7 470
D3 Q3
(2) 13
RCO
14
CLK
4
E
R1 R2 5
D/U
11
1k 1k PL
12 O3
TC R12
74LS190 470
D1 D2
R8 RC
1k
R5(2)
R13
470
(2) (2)
R5
10k
CE
TC
P3 P2 R14
470
R6(2)
R3 R4
1k 1k
R6
10k
D3 D4 -U/D
R7(2)
R7
10k
PL
15
Hasil percobaan :
• Mode operasi parallel load
-PL = 0, -CE = -U/D = -CP = X
Tabel 6. 4 : Hasil percobaan mode operasi parallel load
NO P3 P2 P1 P0 O3 O2 O1 O0 RC TC
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
2 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
3 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0
4 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
5 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
6 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0
7 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
8 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
9 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0
10 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
11 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
12 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0
13 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
14 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
16
• Mode operasi count up
- PL = 1, CE = 0, -U/D = 0
Tabel 6. 5 : Hasil percobaan mode operasi count up input 0000
NO P3 P2 P1 P0 O3 O2 O1 O0 RC TC
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
4 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
5 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
6 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
7 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0
8 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
9 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
11 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
12 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
13 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
14 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
15 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
16 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
17 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0
18 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
19 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
20 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
17
Tabel 6. 6 : Hasil percobaan mode operasi count up input 0011
NO P3 P2 P1 P0 O3 O2 O1 O0 RC TC
1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
2 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0
3 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0
4 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0
5 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0
6 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0
7 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0
8 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
9 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1
10 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
11 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
12 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0
13 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0
14 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0
15 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0
16 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0
17 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0
18 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
19 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1
20 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
18
• Mode operasi count down
-PL = 1,CE = 0, -U/D = 1
Tabel 6. 7 : Hasil percobaan mode operasi count down input 1111
NO P3 P2 P1 P0 O3 O2 O1 O0 RC TC
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
2 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
5 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
6 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
8 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0
9 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0
10 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
11 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
12 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0
13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
14 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
15 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
16 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
17 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
18 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0
19 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0
20 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
19
Tabel 6. 8 : Hasil percobaan mode operasi count down input 1100
NO P3 P2 P1 P0 O3 O2 O1 O0 RC TC
1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0
2 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
3 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0
4 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0
5 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0
6 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0
7 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0
8 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0
9 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0
10 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
11 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0
12 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
13 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0
14 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0
15 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0
16 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0
17 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0
18 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0
19 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0
20 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
20
6.5 Hasil Percobaan Percobaan Binary Up/Down Counter
Dengan menggunakan IC 74LS191
O0
R9
470
O1
(2) (2)
R10
470
U1
15 3
P1 P0 1
D0 Q0
2 O2
10
D1 Q1
6
R11
D2 Q2
9 7 470
D3 Q3
(2) 13
RCO
14
CLK
4
E
R1 R2 5
D/U
11
1k 1k PL
12 O3
TC R12
74LS191 470
D1 D2
R8 RC
1k
R5(2)
R13
470
(2) (2)
R5
10k
CE
TC
P3 P2 R14
470
R6(2)
R3 R4
1k 1k
R6
10k
D3 D4 -U/D
R7(2)
R7
10k
PL
21
Hasil percobaan :
• Mode operasi parallel load
-PL = 0, -CE = -U/D = -CP = X
Tabel 6. 10 : Hasil percobaan mode operasi mode operasi parallel load
NO P3 P2 P1 P0 O3 O2 O1 O0 RC TC
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
2 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
3 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0
4 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
5 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
6 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0
7 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
8 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
9 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0
10 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
11 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
12 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0
13 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
14 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0
15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
22
• Mode operasi count up
- PL = 1, CE = 0, -U/D = 0
Tabel 6. 11 : Hasil percobaan mode operasi count up input 0000
NO P3 P2 P1 P0 O3 O2 O1 O0 RC TC
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
4 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
5 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
6 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
7 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0
8 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
9 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
10 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0
11 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0
12 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
13 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
14 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
15 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1
16 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
17 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
18 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
19 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
20 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
23
Tabel 6. 12 : Hasil percobaan mode operasi count up input 0011
NO P3 P2 P1 P0 O3 O2 O1 O0 RC TC
1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
2 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0
3 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0
4 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0
5 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0
6 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0
7 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0
8 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
9 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
10 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0
11 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0
12 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0
13 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0
14 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0
15 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1
16 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
17 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
18 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0
19 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0
20 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0
24
• Mode operasi count down
-PL = 1,CE = 0, -U/D = 1
Tabel 6. 13 : Hasil percobaan mode operasi count down input 1111
NO P3 P2 P1 P0 O3 O2 O1 O0 RC TC
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
4 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
6 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
7 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
8 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0
9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
10 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
11 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
12 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
13 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
14 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0
15 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0
16 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
20 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
25
Tabel 6. 14 : Hasil percobaan mode operasi count down input 1100
NO P3 P2 P1 P0 O3 O2 O1 O0 RC TC
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
2 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0
3 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0
4 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0
5 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
6 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
7 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0
8 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
9 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0
10 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0
11 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0
12 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0
13 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0
14 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0
15 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0
16 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
17 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
18 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0
19 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0
20 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0
26
6.6 Hasil Percobaan Percobaan Paralel Input Paralel Output (PIPO)
Dengan menggunakan tipe IC 74HC574
DSW1(NO8)
10
12
13
14
15
16
11
9
DSW1
OFF
DIPSW_8
ON
I0 D0 D0'
8
7
6
5
4
3
2
1
I1 D1 D1'
I2 D2 D2'
U2 U3
2 19 2 19
D0 Q0 D0 Q0
3 18 3 18
I3 4
D1 Q1
17 D3 4
D1 Q1
17 D3'
D2 Q2 D2 Q2
5 16 5 16
D3 Q3 D3 Q3
U1(VCC) 6 15 6 15
D4 Q4 D4 Q4
7 14 7 14
I4 8
D5 Q5
13 D4 8
D5 Q5
13 D4'
D6 Q6 D6 Q6
9 12 9 12
D7 Q7 D7 Q7
11 11
R1
I5 1
CLK D5 1
CLK D5'
OE OE
100k
U1 74HC574 74HC574
8
R2(2)
4 3 I6 D6 D6'
VCC
R Q C1
7
C2 DC
R2 5 1uF I7 D7 D7'
CV
10k
10n (NO)
GND
2 6
TR TH
1
NE555
27
D2=1 D2’=1
D3=1 D3’=1
D4=1 D4’=1
D5=1 D5’=1
D6=1 D6’=1
D7=1 D7’=1
5 0 1 0 1 0 1 0 1 0 ON D0=0 D0’=0
D1=1 D1’=1
D2=0 D2’=0
D3=1 D3’=1
D4=0 D4’=0
D5=1 D5’=1
D6=0 D6’=0
D7=1 D7’=1
6 1 0 1 0 1 0 1 0 0 ON D0=1 D0’=1
D1=0 D1’=0
D2=1 D2’=1
D3=0 D3’=0
D4=1 D4’=1
D5=0 D5’=0
D6=1 D6’=1
D7=0 D7’=0
7 0 0 0 0 1 1 1 1 0 ON D0=0 D0’=0
D1=0 D1’=0
D2=0 D2’=0
D3=0 D3’=0
D4=1 D4’=1
D5=1 D5’=1
D6=1 D6’=1
D7=1 D7’=1
28
6.7 Hasil Percobaan Percobaan Serial Input Paralel Output (SIPO)
Dengan menggunakan IC 74LS164
ENABLE SW3(NO)
SW3
SW-SPDT
Q0
SW2(NO)
DATA
SW2
Q1
U1(VCC) SW-SPDT
Q2
U2
1 3
R1 2
A Q0
4 Q3
B Q1
100k 5
U1 Q2
6
8
Q3
10
R2(2) 4 3 8
Q4
11 Q4
VCC
R Q C1 CLK Q5
12
Q6
7 9 13
C2 DC MR Q7
R2 5 1uF 74LS164 Q5
CV
1k
10n
SW1(NO)
Q6
GND
2 6
TR TH SW1
1
NE555
Q7
CLOCK SW-SPDT
RESET
29
6.8 Hasil Percobaan Percobaan Paralel To serial Shift Register
Dengan menggunakan IC 74LS165
(2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2)
D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 DS
R9 R8 R7 R6 R5 R4 R3 R2 R1
1k 1k 1k 1k 1k 1k 1k 1k 1k
U1
10
SI
11
D0
12
D1
13
D2
14
3
D3 Q
4
D4 R12
D5
5 470
D6
6 9
D7 SO
2 7
15
CLK QH -Q
DSW1(COM1) DSW1 1
INH R13
ON OFF SH/LD
1 8 R11(2)
470
2 7 74LS165
(2) 3 6
4 5
R11
DIPSW_4 10k
DSW2(COM1) DSW2 PL
1 ON OFF 8
2 7
3 6
4 5
R10
1k DIPSW_4
30
7. Analisis Hasil Percobaan
7.1 Analisa Hasil Percobaan Ripple (asinkron) up Counter
Pada percobaan Ripple Up Counter menggunakan IC 74LS112 sebanyak
4 buah. Untuk pengatur pin CLK di IC 74LS112 kesatu, pertama menggunakan
clock 1 Hz yang dihubungkan dengan button terlebih dahulu, kedua, clock
langsung dihubungkan ke pin CLK . Berdasarkan tabel hasil percobaan bisa
dilihat output yang terbentuk setelah mengklik button pada pin CLK
membentuk bilangan biner angka decimal 0 sampai 15. Saat pin CLK diatur
menggunakan clock 1 Hz, maka output yang keluar tetap sama dengan tabel
hasil percobaan, bedanya hanya kita tidak perlu merubah posisi pin CLK
(otomatis).
31
bernilai 0, dari tabel percobaan kedua input meghasilkan output yang sama,
output menampilkan angka biner decimal 0-8, output RC bernilai 1 dan TC
bernilai 0, namun saat output menampilkan angka biner desimal 9, output RC
akan bernilai 0 dan output TC bernilai 1, jika kita klik trigger-nya maka hasil
output akan mulai lagi dari posisi awal, semua output bernilai 0 kecuali output
RC.
Pada mode operasi count down diberi tabel dua input, 1111 dan 1100
dengan pin kedua tabel tersebut sama yaitu pin PL dan -U/D bernilai 1 ,
sedangkan pin CE bernilai 0. Mode operasi count dow sedikit berbeda dengan
mode operasi count up, bedanya hanya output yang dihasilkan akan membentuk
angka biner decimal dari 9 ke 0. Saat setelah output menampilkan hasil 0000
dengan output RC bernilai 0 dan TC bernilai 1, semua akan dimulai dari awal
lagi.
Pada mode operasi Hold dengan pin PL diberi nilai 1 dan pin CE juga
diberi nilai 1, sesuai dengan tabel hasil percobaannya semua output akan
bernilai 0 kecuali output RC, terlepas mau bagaimanapun kondisi inputnya.
32
Pada mode operasi Hold dengan pin PL diberi nilai 1 dan pin CE juga
diberi nilai 1, sesuai dengan tabel hasil percobaannya semua output akan
bernilai 0 kecuali output RC, terlepas mau bagaimanapun kondisi inputnya.
33
8. Jawaban Pertanyaan
1. Pada sinkron counter, pemicuan counter terjadi serempak (dipicu oleh satu
sumber clock) susunan flip flop nya paralel. Sedangkan pada asinkron counter,
minimal ada satu flip flop dipicu oleh keluaran flip flop lain atau dari sumber
clock lain dan susunan flip flop nya seri.
2. Up Counter adalah jenis counter yang dapat menghitung dengan urutan dari
bawah ke atas, juga bisa diartikan sebagai serangkaian flip-flop yang di
hubungkan secara seri dengan cara output flip-flop yang pertama menjadi input
flip-flop berikutnya
Pulsa dari clockmenjadi iput untuk flip-flop yang pertama dan akan
menyebabkan perubahan padakondisi output untuk saat yang di kehendaki
(correct edge).
Pada rangkaian di atas, input J dan K dari seluruh flip-flop dibuat dalam
keadaan 1. Sebelum pulsa pertama yang akan dihitung masuk ke input, maka
seluruh output counter L4, L3, L2 dan L1 dibuat 0 terlebih dahulu dengan jalan
membuat clear dalam keadaan 0 walaupun sesaat.
Pada saat pulsa pertama bergerak dari 1 ke 0, maka output flip-flop A akan
berubah dari 0 ke 1, Ouput B akan tetap karena sinyal yang masuk pada input
clock berubah dari 0 ke 1. Flip ke 3 dan 4 juga tidak mengalami perubahan
karena belum ada perubahan pada input clocknya. Jadi dapat disimpulakan
bahwa sesudah pulsa pertama datang keadaan ouput L4, L3, L2, L1 adalah
0001.
3. Prinsip kerja dari counter ini adalah kebalikan dari up counter, yaitu
menghitung bilangan biner dengan urutan mulai dari atas ke bawah (dari besar
ke kecil). Prinsip kerjanyapun tidak jauh berbeda dari up counter. Bedanya
hanya setiap output flip-flop diambil dari output Q, sedangkan input clocknya
dihubungkan dengan ouput not Q dari flip-flop sebelumnya.
Sebelum pulsa pertama datang dan masuk ke input, seluruh output counter
Q3,2,1,0 dibuat 0 dengan menggunakan direct clear walaupun sebentar saja.
Pada saat pulsa pertama bergerak dari 1 ke 0, maka output flip-flop 0 akan
berubah menjadi 1. Not Q flip-flop A berubah dari 1 ke 0 juga. Hasil perubahan
ini akan masuk ke flip-flop 1 sehingga menyebabkan output Q2 menjadi 1. Hal
yang sama juga terjadi pada flip-flop 2 dan 3 sehingga output mereka berubah
34
menjadi 1. Jadi sesudah pulsa pertama masuk output counter akan berubah
menjadi 1111.
Ketika pulsa ke dua masuk (berubah dari 1 ke 0), maka output flip-flop
pertama akan berubah dari 1 ke 0 yang berarti output not Q nya juga berubah
dari 0 ke 1. perubahan output not Q ini akan diteruskan ke flip-flop yang kedua.
Tetapi tidak akan menyebabkanperubahan pada flip-flop ke dua (Q flip-flop ke
dua masih tetap 1). Hal yang sama juga terjadi pada flip ketiga dan keempat.
Jadi pada pulsa yang kedua ini output dari keempat flip-flop tersebut adalah
1110.
Demikianlah seterusnya sampai pulsa ke 15 sehingga ouputnya menjadi
0001. Ketika pulsa ke 16 datang output rangkaian berubah menjadi 0000. Jadi
rangkaian ini merupakan rangkaian pencacah (counter) dari nilai tertinggi (atas)
ke nilai terendah (bawah) yaitu dari 1111 sampai 0000
2. Pada mode parallel load tidak terdapat reset atau pengulangan hasil
output seperti pada mode count up, pada mode count up jika sudah
mencapai desimal bilangan biner tertentu, maka akan terjadi reset atau
pengulangan dari awal yaitu decimal biner 0
5. IC 74165 merupakan register geser PISO dengan inputan paralel dan output
berupa seri. IC ini menggunakan 8 buah SR-FF. perbedaan dengan register
Iainnya hanyalah input FF dipasang parallel. Data akan dibaca saat clock naik,
Clock Inhibit aktif high, dan Shift Load aktif low. Dan data akan dikeluarkan
saat clock turun, Clock Inhibit aktif low, dan Shift Load aktif high.
IC 74165 merupakan register geser Parallel input serial output (PISO). Yang
jika nilai inputnya diberikan secara serentak pada kedelapan input, maka
keluarannya berupa data serial pada QA. pada saat pembacaan dan pengeluaran
data terdapat beberapa aturan yang harus dilakukan terlebih dahulu. pada
output, input A sebagai LSB sedangkan input H sebagai MSB.
35
6. Pada percobaan SIPO diatas menggunakan IC 74LS164, pada data pertama
pin Enable diberi logika 0 (LOW), sedangkan pin RST (Reset), DATA, dan
CLK berlogika X (don’t care), semua output dari Q0-Q7 menghasilkan nilai
logika tetap 0 (LOW), lalu pada data kedua pin RST diberi nilai logika 1
(HIGH), sedangkan pin Enable, DATA, dan CLK berlogika X ( don’t care ),
meski pin RST diberi logika 1(HIGH), semua output dari Q0-Q7 menghasilkan
nilai tetap logika 0, karena reset berarti mengembalikan ke posisi awal yang
berarti semua output kembali menjadi 0(LOW).
7. Rangkaian shift register dengan IC 74LS164 ini sangat basic dan vital dalam
pembuatan LED Sign / Papan Nama Digital. Register geser (shift register)
merupakan salah satu piranti fungsional yang banyak digunakan dalam sistem
digital. Tampilan pada layar kalkulator dimana angka bergeser ke kiri setiap
kali ada angka baru yang diinputkan menggambarkan karakteristik register
geser tersebut. Register geser ini terbangun dari flip-flop. Register geser dapat
digunakan sebagai memori sementara, dan data yang tersimpan didalamnya
dapat digeser ke kiri atau ke kanan.
Berikut contoh rangkaian Running LED dengan IC 74LS164:
36
8 masih menyala.Saat Clock ke-3 diberikan LED 3 mati,sedangkan LED yang
menyala adalah LED 4,5,6,7,dan 8.Dan selalu bergeser terus saat clock
diberikan hingga LED 8.Pada saat LED 8 diclock mengakibatkan kembali ke
posisi awal yaitu LED menyala semua.
Jadi prinsip kerja rangkain ini, 8 led akan mati setelah led ke-8 menyala,
Komponen utama adalah IC 74LS164 (SHIFT REGISTER), dengan
pewaktunya adalah rangkaian astable multivibrator (menggunakan IC NE555).
IC 555 merupakan IC pewaktu (timer). IC 555 berfungsi sebagai penggerak IC
74ls164. IC ini mengeluarkan denyutan (pulse) high dan low secara bergantian.
Buktinya terdapat pada output Led berwarna kuning dan hjau yang menyala
secara berkelap-kelip.
37
(modulus maksimum) untuk pencacah atau counter adalah: 2n = 22 atau 4.
Namun, pencacah dapat dirancang untuk menghitung hingga sejumlah keadaan
2n dalam urutannya dengan menyatukan berbagai tahap pencacahan untuk
menghasilkan modulo tunggal atau counter MOD-N.
Oleh karena itu, pencacah (counter) "Mod-N" akan membutuhkan "N"
jumlah flip-flop yang terhubung bersama untuk menghitung bit data tunggal
sambil memberikan 2n status output yang berbeda, (n adalah jumlah bit).
Perhatikan bahwa N selalu merupakan nilai integer keseluruhan. Kita dapat
melihat bahwa counter MOD memiliki nilai modulo yang merupakan kekuatan
integral dari 2, yaitu, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya untuk menghasilkan counter n-
bit tergantung pada jumlah flip-flop yang digunakan, dan bagaimana mereka
terhubung, menentukan jenis dan modulo dari Pencacah (counter).
9. Counter UP Modulo 12
9. kesimpulan
1. Pada percobaan Ripple Up Counter dan Ripple Down Counter bisa dilihat
bahwa kedua jenis Counter memiliki prinsip kerja terbalik. Pada percobaan
Ripple Up Counter semua outputnya menghasilkan atau membentuk biner
angka decimal 0 sampai 15, sedangkan Ripple Down Counter semua outputnya
menghasilkan atau membentuk biner angka decimal 15 sampai 0. Dengan
menggunakan digital clock, maka rangkaian bisa dijalankan secara otomatis.
Ripple Counter bisa disebut serial counter karenaoutput masing-masing flip-
flop yang digunakan akan bergulingan(berubah kondisi dari 0 ke 1 atau
sebaliknya)secara berurutan.Hal ini karena flip-flop yang paling ujung saja
yang dikendalikan sinyal clock,sedangkan sinyal lainnya diambil dari masing-
masing flip-flop sebelunmnya.
38
2. Pada percobaan Paralel Counter sedikit berbeda dengan Ripple Up atau
Ripple Down Counter, pada percobaan Paralel Counter semua pin CLK dari
setiap flip-flop digabungkan menjadi 1. Paralel Counter di buat untuk mencegah
kelambatan pemacuan semua flip-flop. Penyacah sinkron responnya serempak
dengan datangnya pulsa clock, sehingg a cocok untuk dioperasikan dalam
kecepatan tinggi atau frekuensi tinggi. Untuk menunjang operasinya yang cepat,
pencacah sinkron atau ripple counter masih memerlukan gerbang-gerbang
tambahan.
4. Pada percobaan Register, ada percobaan PIPO, SIPO, dan Parallel to Serial.
Dari hasil percobaan tersebut bisa dilihat bahwa Parallel Input Parallel Output
(PIPO) bisa diartikan sebagai register geser dengan masukan serentak keluaran
serentak, Serial Input Parallel Output (SIPO) bisa diartikan sebagai register
geser dengan masukan berurutan keluaran serentak. Sedangkan Parallel to
Serial bisa diartikan sebagai register geser dengan masukkan serentak dan
keluaran data berurutan.
39
10. Lampiran
10.1 Daftar Pustaka
➢ Agastya. 2015. “PENGERTIAN REGISTER”,
https://agastya13.weebly.com/sistem-komputer/register, diakses pada
tanggal 19 Desember 2020.
➢ https://elektronika-dasar.web.id/register-geser-parallel-ke-serial-
parallel-to-serial-shift-register/, diakses pada tanggal 19 Desember
2020.
➢ Shingote, Sanket. 2018. “mod 12 asynchronous counter using jk
flip flop”, https://www.ques10.com/p/33045/mod-12-asynchronous-
counter-using-jk-flip-flop/, diakses pada tanggal 21 Desember 2020.
➢ Abdul. 2019. “Pencacah Counter Modulo (MOD)”,
https://abdulelektro.blogspot.com/2019/06/pencacah-counter-
modulo-mod.html, diakses pada tanggal 21 Desember 2020.
➢ https://datasheetspdf.com/pdf-
file/248161/STMicroelectronics/74164/1, diakses pada tanggal 22
Desember 2020.
➢ https://dokumen.tips/documents/perbedaan-counter-sinkron-dengan-
asinkron-adalah-dari-pemberian-sumber-detak.html, diakses pada
tanggal 23 Desember 2020.
➢ Aditya, Rizki. 2011. “Tutorial Teknik Digital : Rangkaian
Pencacah (Counter)”, https://adityarizki.net/tutorial-teknik-digital-
rangkaian-pencacah-counter/, diakses pada tanggal 23 Desember
2020.
➢ Baskara. 2014. “Rangkaian Counter Dengan JK-Flip Flop”,
http://baskarapunya.blogspot.com/2014/03/rangkaian-counter-
dengan-jk-flip-flop.html, diakses pada tanggal 23 Desember 2020.
➢ https://id.scribd.com/doc/115421443/Analisa-Berbagai-IC-
Mikroprosesor, diakses pada tanggal 23 Desember 2020.
➢ https://www.researchgate.net/publication/320126109_DASAR-
DASAR_TEKNIK_DIGITAL_SEMESTER_III_PROGRAM_STU
DI_TEKNIK_LISTRIK_JURUSAN_ELEKTRO_POLITEKNIK_N
EGERI_MALANG, diakses pada tanggal 23 Desember 2020.
➢ Bangdek. 2018. “Pencacah/Counter”,
https://www.slideshare.net/bangdek/bab-5-counter, diakses pada
tanggal 23 Desember 2020.
➢ https://elektronika-dasar.web.id/synchronous-up-down-counter/,
diakses pada tanggal 21 Desember 2020.
➢ https://teknowledge1.blogspot.com/2018/05/pengertian-fungsi-dan-
macam-macam-jenis.html, diakses pada tanggal 20 Desember 2020.