Anda di halaman 1dari 57

MODUL

PERANCANGAN SINYAL DIGITAL


(praktikum)

MATERI:
√ FLIP-FLOP
√ MULTIVIBRATOR
√ COUNTERLTIPLEKSER
*-ii
TATA

* TERTIB
PRAKTIKU
M

*-iii
DAFTAR ISI

*
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................*-i

PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM...............................................................*-ii

TATA TERTIB............................................................................................................*-iv

KARTU TANDA PRAKTIKUM.............................................................................*-viii

DAFTAR ISI................................................................................................................*-ix

PRAKTIKUM 1 FLIP – FLOP.................................................................................1-1

PRAKTIKUM 2 MULTIVIBRATOR......................................................................2-1

PRAKTIKUM 3 COUNTER DAN SSD..................................................................3-1

PRAKTIKUM 4 MULTIPLEKSER.........................................................................4-1

PRAKTIKUM 5.............................................................................................................5-1

*-iv
EKSPERIMEN

FLIP – FLOP
PRAKTIKUM
2

1
A.
A.
A.
A.
A.
TUJUAN EKSPERIMEN
Setelah melakukan eksperimen, praktikan diharapkan telah memeliki kemampuan :
1. memahami sifat – sifat dan cara kerja rangkaian RS flip-flop
2. memahami cara kerja rangkaian Gate RS flip-flop
3. menjelaskan cara kerja rangkaian D flip-flop
4. memahami cara kerja rangkaian Master Slave JK flip-flop
5. menjelaskan cara kerja rangkaian T flip-flop

B. DASAR TEORI
Flip flop adalah rangkaian multivibrator yang mempunyai dua buah keadaan stabil,
yang mana keadaan stabil ini akan berubah jika inputnya diberi pulsa trigger.
Secara umum Flip flop adalah elemen logik yang mempunyai dua buah output
dengan logika yang berlawanan keadaannya.
1. RS Flip-flop
RS Flip-flop (RS FF) merupakan rangkaian dasar flip-flop yang memiliki dua
buah input, yaitu input SET (S) dan RESET (R) serta dua buah output yaitu
output Q dan Q .

Gbr 1.1. Simbol dari RS FF Gbr 1.2. SR FF dibangun dari NAND gate.

2. Gate RS Flip flop


Gate RS Flip-flop (G RS FF) merupakan suatu RS Flip flop biasa yang
dilengkapi dengan sebuah terminal untuk pulsa clock yang akan mengatur
keadaan SET ataupun RESET dari Flip flop ini. Gambar rangkaian Clocked R-S
Flip Flop dengan menggunakan gerbang – gerbang NAND adalah sebagai
berikut.

2-1
Gbr 1.3. Simbul Gate RS FF Gbr 1.4. Rangkaian Gate RS FF

3. D Flip flop
D Flip flop merupakan suatu R-S Flip flop yang dilengkapi inverter pada input
RESET . Gambar rangkaian D Flip Flop dengan menggunakan gerbang –
gerbang NAND adalah sebagai berikut.

Gbr 1.5. Simbul D FF Gbr 1.6. D FF dibangun dari NAND gate

D Flip flop ini dapat digunakan sebagai rangkaian shift register maupun counter.

4. Master Slave J-K Flip Flop


Rangkaian Master Slave J-K Flip flop terdiri dari dua buah flip flop dasar, yaitu
master flip flop dan slave flip flop. Master Slave J-K Flip flop memiliki beberapa
buah input yaitu J, K, Clock dan Clear.
Rangkaian Master Slave J-K Flip-flop menggunakan IC 7473 bersama tabel
kebenarannya ditunjukkan sebagai berikut.

Gbr 1.7. Simbol 7473

5. T Flip flop
Toggle Flip flop (T Flip flop) dapat dibentuk dengan memodifikasi Gate RS
Flip- flop, D Flip-flop maupun JK Flip-flop. T Flip-flop umumnya mempunyai
sebuah input dan dua buah output yaitu Q dan Q . T Flip-flop banyak digunakan
2-2
pada

2-3
rangkaian counter, pulse generator, frequency divider (yaitu pembagi frekuensi
n tingkat, yang mempunyai pembagi sebesar 2n). Gambar rangkaian T Flip-Flop
yang dibangun dari JK Flip-Flop dijelaskan sebagai berikut.

Gbr 2.8. T FF yang dibangun dari JK FF 7473

C. ALAT DAN BAHAN


1. Proto Board. : 1 buah
2. IC 74LS00 : 2 buah
3. IC 74LS73 : 1 buah
4. Resistor 330 : 2 buah
5. LED : 2 buah
6. Kabel penghubung/jepit buaya : 1 pasang
7. Kabel jumper : secukupnya
8. Power supply 5 volt : 1 unit

D. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Siapkan peralatan dan bahan utuk praktikum flip-flop
2. Hubungkan kaki – kaki IC LS 7400 sehingga membentuk rangkaian RS Flip-
flop.
3. Setelah rangkaian disetujui asisten/dosen, hubungkan rangkaian tersebut
dengan power supply.
4. Catat data hasil eksperimen ke dalam tabel pengamatan.
5. Ulangi langkah 2 – 4 untuk rangkaian-rangkaian Gate RS FF dan D FF
6. Ulangi langkah 2 – 4 untuk rangkaian-rangkaian JK FF dan T FF dengan
menggunakan IC 7473

2-4
E. LAPORAN
Hal – hal yang perlu dicantumkan (untuk masing-masing jenis eksperimen):
1. Lengkapilah tabel pengamatan
2. Diagram pewaktuan dari data pengamatan.
3. Tabel kebenaran.
4. Penjelasan tentang karakteristik dari masing – masing rangkaian filp-flop
berdasarkan data pengamatan yang diperoleh.
5. Khusus untuk rangkaian T flip-flop, mencari perbandingan frekuensi antara
sinyal masukan dan sinyal keluaran (timing diagram).

F. DAFTAR PUSTAKA

Budiharjo, Widodo dan Firmansyah, Sigit. 2005. Elektronika Digital dan Mikroprosesor.
Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta
Ibrahim, KF. 1996. Teknik Digital. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta
Malvino, Albert Paul. 2004. Peinsip-Prinsip Eelektronika Buku Dua. Jakarta : Penerbit
Salemba Teknika
Rusmadi, Dedy. 2000. Seri Elektronika : Digital & Rangkaian. Bandung : Penerbit CV.
Pionir Jaya Bandung
Suryatmo, F. 1986. Teknik Digital. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara

2-5
H. DATA PENGAMATAN
PERCOBAAN : FLIP-FLOP
NAMA : …………………………………………………………
NIM : …………………………………………………………
TANGGAL : …………………………………………………………..
TEMAN KERJA : 1. …………………………… NIM…………………...
2. …………………………… NIM……………………
3. …………………………… NIM…………………....

LAPORAN SEMENTARA
1. R-S Flip flop
 Rangkaian RS Flip-Flop (7400)

 Tabel Pengamatan
Input Output
No
R S Q Q
1 0 1

2 0 0

3 1 0

4 1 1

5 0 1

6 1 1

7 1 0

8 0 0

9 0 1

2-6
2. Gate R-S Flip flop
 Rangkaian Clocked RS Flip-Flop (7400)

 Tabel Pengamatan
Input Output
No
Clock R S Q Q
1 0 0 1

2 1 0 1

3 1 1 1

4 1 1 0

5 1 0 0

6 0 0 0

7 0 1 0

8 0 1 1

9 1 1 1

10 1 0 1

11 0 0 1

12 0 0 0

13 1 0 0

14 1 1 0

15 1 1 1

2-7
3. D Flip flop
 Rangkaian D Flip-Flop (7400)

 Tabel Pengamatan
Input Output
No
Clock D Q Q
1 0 1

2 0 0

3 1 0

4 1 1

5 0 1

6 0 0

7 1 0

8 1 1

9 0 1

10 0 0

11 1 0

12 1 1

13 0 1

14 0 0

15 1 0

2-8
4. Master Slave J-K Flip Flop
 Rangkaian JK Flip-Flop (7473)

 Tabel Pengamatan (CLR : 1)


Input Output
No
Clock J K Q Q
1 0 0 1

2 1 0 1

3 1 1 1

4 1 1 0

5 1 0 0

6 0 0 0

7 0 1 0

8 0 1 1

9 1 1 1

10 1 0 1

11 0 0 1

12 0 0 0

13 1 0 0

14 1 1 0

15 1 1 1

2-9
5. T Flip flop
 Rangkaian T Flip-Flop

 Tabel Pengamatan
Input Output
No
T Q Q
1 0

2 1

3 0

4 1

5 0

6 1

7 0

8 1

9 0

10 1

11 0

12 1

2-
10
PRAKTIKUM
MULTIVIBRATOR
2 EKSPERIMEN

A. TUJUAN
Setelah melakukan eksperimen, mahasiswa diharapkan:
1. Data menjelaskan sifat-sifat rangkaian monostabil multivibrator dengan
menggnakan IC timer 555.
2. Dapat menjelaskan prinsip kerja rangkaian astabil multivibrator dengan
menggunakan IC timer 555.

B. LANDASAN TEORI
1. Dasar kerja Timer 555
Multivibrator adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk menghasilkan sinyal.
Secara umum ada dua type rangkaian Multivibrator yaitu Astable Multivibrator atau
disingkat dengan AMV dan Monostable Multivibrator atau disingkat MMV. AMV
adalah suatu rangkaian Multivibrator yang berfungsi untuk menghasilkan pulsa-pulsa
secara terus menerus dengan frekuensi dan lebar pulsa yang tetap, sedangkan MMV
adalah suatu rangkaian Multivibrator yang berfungsi untuk menghasilkan hanya 1
pulsa keluaran apabila diberikan satu sinyal trigger kepadanya.

Pada dasarnya IC timer 555 terdiri dari dua amplifier operasional (digunakan sebagai
komparator) dan RS FF. Sebagai tambahan , sebuah buffer inversi/pembalik juga ikut
digabungkan kedalamnya, sehingga arus yang cukup dapat dikirim ke sebuah beban.

Fitur utama dari IC timer 555 yaitu sebuah pembagi potensial yang terdiri dari tiga
buah hambatan R yang tershubung secara seri, dua buah amplifier operasional
disatukan sebagai komparator, sebuah RS flip-flop bistabil, sebuah saklar transistor
kolektor- terbuka dan sebuah amplifier daya inverse.

3-1
Gambar 2.1 Susunan internal IC Timer 555.

Secara umum ada dua tipe rangkaian Multivibrator yaitu Astable Multivibrator atau
disingkat dengan AMV dan Monostable Multivibrator atau disingkat MMV. AMV
adalah suatu rangkaian Multivibrator yang berfungsi untuk menghasilkan pulsa-pulsa
secara terus menerus dengan frekuensi dan lebar pulsa yang tetap, sedangkan MMV
adalah suatu rangkaian Multivibrator yang berfungsi untuk menghasilkan hanya 1
pulsa keluaran apabila diberikan satu sinyal trigger kepadanya.

2. IC 555 untuk Monostabil Multivibrator.


Untuk menerangkan cara kerja rangkaian monostabil kita gunakan diagram
blok 555 sebagai berikut:

Gambar 2.2 IC 555 digunakan sebagai monostabil.

3-2
8 4

+Vcc
Rt

R
7
6 +A
- S G
5 Q
Ct R

+ R Q 3
2
-B

1
Gambar 2.3 Cara kerja 555 sebagai monostabil
Peristiwa monostabil dapat dijelaskan dengan timing diagram seperti pada gambar
berikut:

Tr. In
(kaki 2)
t

Q
t

V ambang
(kaki 6) 2/3Vcc
t

Vout
Vcc
t
t  1,1 Rt.Ct
Gambar 2.4 Timing diagram isyarat monostabil 555

Lebar pulsa mono adalah 10s s/d 20 menit. Dengan menggandeng seri beberapa
mono didapat pulsa yang lebih lebar lagi. Sedang waktu mono dapat dihentikan setiap
saat dengan memberikan tegangan 0 pada kaki 4.

3-3
Secara matematis lebar pulsa timer 555 dapat diturunkan sebagai berikut:
t 
Persamaan umum adalah: v(t)  E 1  exp(  )
 RC 
t
Disesuaikan dengan v  Vcc  Vcc.exp( )
perhitungan: RC
t Vcc
exp( t )  Vcc  v atau exp( )
RC Vcc RC Vcc  v

Vcc Vcc
t  RC ln  RC
Vcc  v ln Vcc  2 3Vcc

t = RC ln3  1,1 RC
Jadi lebar pulsa tidak tergantung pada Vcc, tapi hanya tergantung pada komponen luar
R dan C. Disesuaikan dengan komponen pada rangkaian monostabil, maka lebar
pulsa: Δt = Rt Ct ln3  1,1 Rt Ct
3. Astable Multivibrator.
+Vcc
Ra 8 4

3
7
555
Rb
6 5

2 1 .01 F

Gambar 2.5 Astable multivibrator.


Cara kerja rangkaian dapat dijelaskan dengan diagram blok sebagai berikut:
8 4

+Vcc
Ra

R
7
6 +A
- S G
Rb Q
R
+ R Q 3
C B
-
2
R

Gmabr 2.6 Diagram blok Astable.


3-4
Bentuk isyarat astable dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.7 Isyarat astable.


7
Secara matematis lebar pulsa dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Selama siklus pengisian C:


Vc
t 
Dari persamaan tegangan pengisian kapasitor: v(t)  E 1
  exp( 
)
 RC 
S
Disesuaikan dengan masukan pada komparator, yaitu saat t = 0 nilai v = (1/3) Vcc,
sehingga persamaan tegangan kapasitor v(t) menjadi:
R
2
t1 
v(t)  Vcc1  . exp( )
3
Q  1 
Catatan: rentang tegangan adalah (2/3) Vcc, yaitu dari (1/3)Vcc  Vcc, dan konstanta
waktu H = (Ra + Rb) C, sedangkan penahan muatan muatan C terhapus saat
tH kapasitor mencapai tegangan v = (2/3) Vcc, sehingga menjadi:

v(t) tH
 Vcc  2 3Vcc.exp( ; saat t1 = 0, nilai v(0) = (1/3) Vcc
)
(Ra  Rb) C

2
Vcc  Vcc  2 3Vcc.exp( tH
3 (Ra  Rb) C)
tH
exp( )2
(Ra  Rb) C

tH  (Ra  Rb)C.ln 2

3-5
tH = 0,693.(Ra + Rb).C

 Selama siklus pengosongan kapasitor C:


t
Persamaan pengosongan C adalah: v(t)  v exp( )
0
RC
Disesuaikan dengan masukan pada komparator, yaitu saat tL = 0 nilai v = (2/3) Vcc,
sehingga persamaan tegangan kapasitor v(t) menjadi:

v(t)  tL tL
2
Vcc.exp( ) atau v(t)  2 Vcc.exp( ) ; dimana 2 = Rb C
3 Rb C 3
L
Penahanan terpasang saat toff , yaitu saat v = (1/3) Vcc, sehingga menjadi:
t
1
Vcc  2 Vcc.exp( L )
3 3
Rb C
tL
exp( )2
Rb C

tL = 0,693 . Rb C
 Periodenya adalah:
T = tH + tL
T = 0,693 ( Ra + 2 Rb) C
Periode pulsa tidak tergantung pada Vcc, tapi hanya tergantung pada nilai komponen
Ra, Rb , dan C.

C. ALAT DAN BAHAN.


1. Protoboard 1 buah
2. IC NE555 1 buah
3. Resistor 330, 10K, 20K, 47K @ 1 buah
4. Kapasitor 100 F, 220 F, 0.1 F, 0.47 F @ 1 buah
5. Kapasitor 10 nF 1 buah
6. LED warna … 1 buah
7. CRO 1 unit
8. Catu daya 5 Vdc terintegrasi dalam panel meja
9. Kabel jepit buaya 1 pasang
10. Kabel penghubung/jumper secukupnya

3-6
D. PROSEDUR EKSPERIMEN
1. Astabil Multivibrator.
a. Rakitlah alat dan bahan seperti gambar berikut:

Ra = 10 K, Rb = 10 K, C = 100 nF, Vcc = 5 Vdc


b. Cek rangkaian kepada dosen/asisten sebelum dihubungkan dengan Vcc.
c. Amati dan gambarlah bentuk sinyal pada pin-2 dan pin-7.
d. Amati dan gambarlah bentuk sinyal pada pin-2 dan pin-3 (keluaran).
e. Hitung lebar pulsa tH, tL dan periodenya.
f. Ulangi a – e untuk Rb sebesar 20K dan 47K.
g. Ulangi a – e untuk kapasitor C sebesar 470 nF.

2. Monostabil Multivibrator.
a. Rakitlah alat dan bahan seperti gambar berikut:

R2 = 10K, R1 = 10K, C1 = 100 F, Vcc = 5 Vdc.

3-7
b. Cek rangkaian kepada dosen/asisten sebelum dihubungkan dengan Vcc.
c. Hubungkan trigger ke ground selama 1 detik kemudian lepaskan.
d. Amati dan ukurlah selang waktu nyala LED
e. Ulangi a – e untuk R1 sebesar 20K dan 47K.
f. Ulangi a – e untuk kapasitor C1 sebesar 220 nF.

E. LAPORAN
Hal – hal yang perlu dicantumkan danalam laporan:
1. Rangkaian dan diagram koneksi multivibrator (MMV dan AMV)
2. Tabel data pengamatan (MMV dan AMV)
3. Grafik hubungan lebar pulsa t terhadap hambatan Rt (MMV)
4. Grafik hubungan lebar pulsa t terhadap kapasitor Ct (MMV)
5. Grafik hubungan periode T terhadap hambatan R (AMV)
6. Grafik hubungan periode T terhadap kapasitor C (AMV)
7. Grafik hubungan duty cycle D terhadap hambatan R (AMV)
8. Grafik hubungan duty cycle D terhadap kapasitor C (AMV)
9. Grafik terdiri atas 2 line yaitu line data pengamatan dan line perhitungan/teori
10. Analisis tentang masing-masing grafik yang telah dibuat
11. Membahas tentang faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi
terbentuknya grafik
12. Mengidentifikasi sifat atau karakteristik dari masing rangkaian berdasarkan
grafik.

3-8
DATA PENGAMATAN
PERCOBAAN : MULTIVIBRATOR
NAMA : ………………………………………………………...…
NIM : ………………………………………………………...…
TANGGAL : ………………………………………………………...…..
TEMAN KERJA : 1. …………………………… NIM………………………
2. …………………………… NIM………………………
3. …………………………… NIM………………………

LAPORAN SEMENTARA
1. Astabil Multivibrator (AMV)
 Diagram koneksi.

 Tabel Pengamatan
Ra = 10K, Vcc = +5 Vdc
No Rb (Ω) C (nF) tH (s) tL (s) T (s) D (%) f (Hz)
1 10K
100
2 20K
3 47K
4 10K
470
5 20K
6 47K
Data pengamatan dilukis dan dihitung pada kertas millimeter blok.

3-9
2. Monostabil Multivibrator (MMV)
 Diagram koneksi.

 Tabel Pengamatan
Vcc = + 5 Vdc
Lebar pulsa aktif Δt (detik)
No Rt (Ω) Ct (F)
Hitung Praktek
1 10K
100
2 20K
3 47K
4 10K
220
5 20K
6 47K

3-10
DAFTAR PUSTAKA

Malvino, Albert Paul. 1985. Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor : Pengantar


Transistor dan Rangkaian Terpadu Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Erlangga
Malvino, Albert Paul. 2004. Peinsip-Prinsip Eelektronika Buku Dua. Jakarta : Penerbit
Salemba Teknika
Sutrisno. 1987. ELEKTRONIKA : Teori dan Penerapannya Jilid 1, 2, Lanjutan.
Bandung : Penerbit ITB
Tooley, Michael. 2002. Rangkaian Elektronika Prinsip dan Aplikasi Edisi Kedua.
Jakarta : Penerbit Erlangga

3-11
EKSPERIMEN 4 hhhhyhh h hhh;
PRAKTIKUM
COUNTER DAN SSD
3
A. TUJUAN
Setelah melakukan eksperimen, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami up counter mod 10 dengan menggunakan IC 7473 dan IC 7400
2. Mengidentifikasi seven segmen display (SSD)
3. Memahami prinsip kerja rangkaian decoder/driver-SSD
4. Menjelaskan cara kerja rangkaian decade counter menggunakan IC 7490
5. Menjelaskan cara kerja rangkaian decade counter menggunakan IC 7493
6. Menjelaskan cara kerja rangkaian decade counter menggunakan IC 4026

B. LANDASAAN TEORI
1. Counter.
Counter ( rangkaian logika sekuensial yang dibentuk dari flip-flop.
Mencacah dapat diartikan menghitung, hampir semua system logika menerapkan
pencacah. Komputer digit menerapkan pencacah guna mengemudikan urutan dan
pelaksanaan langkah-langkah dalam program. Fungsi dasar pencacah adalah untuk
“mengingat” berapa banyak pulsa detak yang telah dimasukkan kepada masukan,
sehingga pengertian paling dasar pencacah adalah system memori.
Terdapat 2 jenis pencacah / counter yaitu yang pertama pencacah
sinkron/syhncronous counter, yang beroprasi serentak dengan pulsa clock yang
kadang-kadang disebut juga pencacah deret. Sedangkan pencacah tak sinkron
/ asyhnronous beroprasi tidak serentak dengan pulsa clock.

(a) Up Counter Syhncronous

4-1
Gambar 4.1. Up Counter Syhncronous (a) rangkaian (b) diagram pewaktuan

Gambar 4.2. rangkaian decade counter asyhncronous

Gambar 4.3. diagram pewaktuan decade counter asyhncronous

4-2
Beberapa IC MSI yang digunakan sebagai counter diantara adalah decade counter
7490, 4 bit binary counter 7493, up/down binary counter 74193 dan CMOS decade
counter/devider CD4026B.

IC Decade Counter 7490


Internal circuit dari komponen 7490 dilukiskan pada gambar 4.1 berikut:

Gambar. 4.4. rangkaian penyusun IC 7490

Jika keluaran NAND A (R91 dan R92) = LOW dan NAND B (R 01 dan R02) =
HIGH, maka counter akan direset menjadi 0 (QA = 0, QB = 0, QC = 0, QD = 0). Bila
keluaran NAND A = don’t care dan NAND B = L maka counter akan
menampilkan “angka 9” (QA = 1, QB = 0, QC = 0, QD = 1). Dan jika keluaran
NAND A dan NAND B keduanya H, maka counter bekerja. Ada dua modus kerja
yaitu BCD dan bi- quinary.
Agar mencacah dengan modulus 10 keluaran QA harus dihubungkan dengan
masukan B (input B). Agar mencacah bi-quinary keluaran Q D dihubungkan dengan
masukan A (input A). Untuk lebih jelasnya fungsi reset/cacah dari IC 7490 dapat
dilihat pada table kebenaran sbb.:

4-3
Tabel 4.1: Fungsi reset/counter IC 7490

Pencacahan dekade adalah seperti pada tabel dibawah ini:


Tabel 4.2: Modus pencacahan up counter 4 bit dan decade counter
Up Counter 4 bit Decade Counter
Count QD QC QB QA QD QC QB QA
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 0 1
2 0 0 1 0 0 0 1 0
3 0 0 1 1 0 0 1 1
4 0 1 0 0 0 1 0 0
5 0 1 0 1 0 1 0 1
6 0 1 1 0 0 1 1 0
7 0 1 1 1 0 1 1 1
8 1 0 0 0 1 0 0 0
9 1 0 0 1 1 0 0 1
10 1 0 1 0 0 0 0 0
11 1 0 1 1 0 0 0 1
12 1 1 0 0 0 0 1 0
13 1 1 0 1 0 0 1 1
14 1 1 1 0 0 1 0 0
15 1 1 1 1 0 1 0 1
16 0 0 0 0 0 1 1 0

Sebagai contoh kasus, suatu rangkaian counter 0 sampai 99 dengan sumber berupa
push button.

4-4
Gambar 4.5. pencacah push botton 0-99
IC 4 Bit Binary Counter 7493
Internal circuit dari komponen 7493 adalah sebagai berikut:

Gambar 4.6. rangkaian penyusun IC 7493


Dari gambar 4.6 diatas mempunyai kemiripan dengan gambar 4.2 rangkaian decade
counter asyhncronous.
Jika R01 dan R02 berlogika H maka keluaran akan menampilkan ”angka 0” (QA
= QB = QC = QD = L). Dan jika salah satu dari R01 dan R02 berlogika H maka counter
bekerja. Untuk menghasilkan rangkaian up counter modulus x maka R01 dan R02

4-5
dihubungkan dengan keluaran Q yang bersesuaian, misalnya untuk membuat
rangkaian up counter modulus 6 maka R01 dihubungkan Q2 dan R02 dihubungkan
Q3.

Tabel 4.3. Reset/Count Function Table IC 7493

IC CMOS Decade Counter/Devider 4026


4026 IC adalah merupakan seri 4000 (CMOS) yang berfngsi sebagai decade
counter dan didalamnya telah terdapat driver seven segmen display. IC CMOS ini
hanya dapat menampilkan keluaran berupa angka 0 sampai 9. IC CMOS ini juga
berfungsi untuk menghemat penggunaan binary converter decimal (BCD) atau
driver seven segmen, sehingga rangkaian yang dihasilkan menjadi lebih simple.
IC CMOS 4026 dapat dihubungkan langsung dengan komponen SSD (seven
segmen display) common katoda, karena IC CMOS 4026 termasuk dalam
komponen aktif low. Aktif LOW (decoder) adalah komponen decoder yang dapat
menyalakan SSD jika menghasilkan sinyal keluaran berupa logika LOW.

Gambar 4.7. bentuk fisik IC CMOS 4026

4-6
Gambar 4.8 diagram pin IC CMOS 4026

Gambar 4.9. logika keluaran IC CMOS 4026 yang terhubung dengan SSD CC

2. Dekoder dan Seven Segmen Display (SSD)


Seringkali kita ingin membuat agar keluaran dari suatu counter BCD
ditunjukkan dalam bentuk angka desimal. Suatu cara penunjukan angka yang kini
banyak digunakan orang adalah yang dikenal sebagai peraga 7-segment.
Komponen ini terbuat dari 7 buah lampu LED yang membentuk segmen-segmen
seperti pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Peraga 7-segmen dan Peraga menunjukkan angka 3 bila segmen-
segmen adefg menyala
4-7
Kita dapat membuat keluaran suatu counter BCD membuat segmen-segmen
menyala sesuai dengan angka yang diterima. Untuk itu dapat digunakan suatu IC
MSI yang disebut DECODER. IC 7447 adalah suatu BCD to seven segment
decoder drivers. Satu contoh penggunaan penggunaan counter, decoder dan SSD
seperti gambar 4.7.

Gb. 4.7. Aplikasi penggunaan counter, decoder dan SSD

Setiap pulsa cahaya yang sampai pada phototransistor akan dicatat oleh
counter BCD selama terjadi dalam pulsa gating. Karena pulsa gating mempunyai
lebar 1 detik maka display 7 segmen akan nenunjukkan angka yang menyatakan
banyaknya pulsa yang diterima tiap detik.
Jika digunakan IC 7447 maka 7 segmennya haruslah common anode (anoda
bersama), karena 7447 mempunyai keluaran aktive LOW. Jika diperlukan IC BCD-
to-7-segmen decoder satu driver dengan keluaran aktif HIGH maka gunakan IC
7448 (totem pole) atau 7449 (open collector). Untuk kedua IC ini harus digunakan
transistor untuk memperkuat arus, oleh karena TTL pada keluaran HIGH tidak
mampu menghasilkan arus yang besar.

4-8
Tabel 4.3. Tabel fungsi IC 7448

C. ALAT DAN BAHAN


1. Protoboard : 1 buah.
2. IC NE555 : 1 buah
3. IC 7400 : 1 buah
4. IC 7473 : 2 buah
5. IC 7493 : 2 buah
6. IC 7490 : 1 buah
7. IC 4026 : 1 buah
8. IC Decoder : 2 buah
9. Seven segment display : 1 buah (random)
10. Resistor 330 Ω : 6 buah
11. Resistor 10K : 2 buah
12. Kapasitor 100 F, 10 nF : @ 1 buah
13. Catu daya 5 V : terintegrasi dalam panel meja
14. Kabel jepit buaya : 2 buah
15. Kabel penghubung/jumper : secukupnya.

4-9
D. PROSEDUR EKSPERIMEN
1. Modulus 10 dengan 7473 dan 7400
a. Rakitlah rangkaian astabil multivibrator dg IC NE555 (R1 = 10k, R2 = 10k,
C = 100 F, C5 = 10 nF). Dan janga lupa pasang indikator keluaran astabil.
b. Rakitlah rangkaian decade counter menggunakan IC 7473 dan 7400
c. Pasanglah indikator LED pada setiap keluaran (Q1 – Q4) serta pada
masukkannya.
d. Setelah disetujui, hubungkan rangkaian tsb. dengan catu daya.
e. Hubungkan masukan down counter dengan keluaran astabil multivibrator.
f. Amatilah sinyal masukan dan keluaran dalam rangkaian tersebut.
g. Isilah tabel pengamatan sesuai dengan data eksperimen.

2. Display Hexadesimal
a. Indentifikasi jenis komponen seven segmen yang dipergunakan
b. Tentukan IC decoder yang sesuai dengan komponen seven segmen yang
akan dipergunakan.
c. Rakitlah IC decoder dan 7 segment

d. Hubungkan rangkaian ke catudaya setelah dicek dan dinyatakan benar.


e. Aturlah logika pada keempat masukan Decoder.
f. Perhatikan dan catat hasil pengamatan tampilan SSD pada tabel pengamatan
g. Buatlah timing diagram berdasarkan tabel pengamatan tersebut.
h. Lakukan pengaturan variasi keempat input decoder sebanyak 16 variasi.

3. Decade Counter 7490


a. Rakitlah rangkaian astabil multivibrator dg IC NE555 (R1 = 10k, R2 = 10k,
C = 100 F, C5 = 10 nF). Dan jangan lupa pasang indikator keluaran

4-10
astabil.

4-11
b. Rakitlah rangkaian decade counter dengan IC 7490 yang terhubung dengan
decoder dan SSD
c. Hubungkan kedua blok rangkaian tersebut.
d. Setelah disetujui, hubungkan rangkaian tersebut dengan catu daya.
e. Isilah table pengamatan sesuai dengan data eksperimen.
f. Buatlah timing diagram berdasarkan tabel pengamatan tersebut.

4. Decade Counter 7493


a. Rakitlah rangkaian astabil multivibrator dg IC NE555 (R1 = 10k, R2 = 10k,
C = 100 F, C5 = 10 nF). Dan janga lupa pasang indikator keluaran astabil.
b. Rakitlah rangkaian decade counter dengan IC 7493 yang terhubung dengan
decoder dan SSD
c. Hubungkan kedua blok rangkaian tersebut.
d. Setelah disetujui, hubungkan rangkaian tersebut dengan catu daya.
e. Isilah table pengamatan sesuai dengan data eksperimen.
f. Buatlah timing diagram berdasarkan tabel pengamatan tersebut.

5. Decade Counter 4026


a. Rakitlah rangkaian astabil multivibrator dg IC NE555 (R1 = 10k, R2 = 10k,
C = 100 F, C5 = 10 nF). Dan janga lupa pasang indikator keluaran astabil.
b. Rakitlah rangkaian decade counter dengan IC 4026 yang terhubung dengan
SSD

c. Hubungkan kedua blok rangkaian tersebut.


d. Setelah disetujui, hubungkan rangkaian tersebut dengan catu daya.

4-12
e. Isilah tabel pengamatan sesuai dengan data eksperimen.

4-13
f. Buatlah timing diagram berdasarkan tabel pengamatan tersebut.

E. LAPORAN
Yang perlu dicantumkan dalam laporan meliputi:
1. Rangkaian dan diagram koneksi
2. Tabel data pengamatan.
3. Diagram pewaktuan berdasarkan table data pengamatan
4. Perbandingan periode Ti : TQA : TQB : TQC : TQD
5. Perbandingan periode fi : fQA : fQB : fQC : fQD
6. Membahas tentang proses terbentuknya data dalam masing-masing rangkaian

4-14
F. DATA PENGAMATAN
EKSPERIMEN : COUNTER dan SSD
NAMA : …………………………………………….................…………
NIM : …………………………………………….................…………
TANGGAL : …………………………………………….................…………
TEMAN KERJA : 1. …………………………………… NIM……………………
2. …………………………………… NIM……………………

3. …………………………………… NIM……………………

LAPORAN SEMENTARA

1. Modulus 10 dengan 7473 dan 7400


Input Data Output Output
No
Clock Q1 Q2 Q3 Q4 Desimal
1 0 0 0 0 1

2 1

3 0

4 1

5 0

6 1

7 0

8 1

9 0

10 1

11 0

12 1

13 0

14 1

4-15
Input Data Output Output
No
Clock Q1 Q2 Q3 Q4 Desimal

15 0

16 1

17 0

18 1

19 0

20 1

21 0

22 1

23 0

24 1

25 0

26 1

27 0

28 1

29 0

30 1

31 0

32 1

33 0

34 1

35 0

36 1

4-16
2. Display Hexadesimal
SSD : common ……….. IC Decoder : 74…………
Data Input Decoder
No Seven Segmen
A B C D Display (SSD)

1 0 0 0 0

2 0 0 0 1

3 0 0 1 0

4 0 0 1 1

5 0 1 0 0

6 0 1 0 1

7 0 1 1 0

8 0 1 1 1

9 1 0 0 0

10 1 0 0 1

11 1 0 1 0

12 1 0 1 1

13 1 1 0 0

14 1 1 0 1

4-17
Data Input Decoder Seven Segmen
No
A B C D Display (SSD)

15 1 1 1 0

16 1 1 1 1

3. Decade Counter 7490

Input Output Decade Counter


No SSD
Clock Q4 Q3 Q2 Q1
1 0 1 0 0 0

2 1

3 0

4 1

5 0

6 1

7 0

8 1

9 0

Input Output Decade Counter


No SSD
Clock Q4 Q3 Q2 Q1
10 1

11 0

12 1

13 0

14 1

15 0

4-18
16 1

17 0

18 1

19 0

20 1

21 0

22 1

23 0

24 1

25 0

26 1

27 0

4-19
4. Decade Counter 7493

Input Output Decade Counter


No SSD
Clock Q4 Q3 Q2 Q1
1 0 0 1 1 0

2 1

3 0

4 1

5 0

6 1

7 0

8 1

9 0

10 1

11 0

12 1

13 0

14 1

15 0

16 1

17 0

18 1

19 0

20 1

21 0

22 1

4-20
Input Output Decade Counter
No SSD
Clock Q4 Q3 Q2 Q1
23 0

24 1

25 0

26 1

27 0

28 1

29 0

30 1

31 0

32 1

33 0

5. Decade Counter 4026

Input Output Decade Counter


No SSD
Clock Q4 Q3 Q2 Q1
1 0 0 1 1 1

2 1

3 0

4 1

5 0

6 1

7 0

8 1

9 0

4-21
Input Output Decade Counter
No SSD
Clock Q4 Q3 Q2 Q1
10 1

11 0

12 1

13 0

14 1

15 0

16 1

17 0

18 1

19 0

20 1

21 0

22 1

23 0

24 1

25 0

26 1

27 0

4-22
EKSPERIMEN 4
PRAKTIKUM
MULTIPLEKSER
4
PEMBAGI FREKUENSI, DECODER DAN

A. TUJUAN EKSPERIMEN
Setelah melakukan eksperimen, praktikan diharapkan dapat
1. memahami fungsi dari input, select, strobe dan output pada multiplekser
2. memahami sifat-sifat dan cara kerja rangkaian multiplekser data 2 ke 1.
3. memahami sifat-sifat dan cara kerja rangkaian multiplekser data 4 ke 1.

B. DASAR TEORI
Selain decoder ada sejenis komponen digital yang memegang peranan
penting dalam elektronika digital adalah multiplekser. Secara simbolik kerja suatu
multiplekser adalah seperti pada gambar 5.1.

Gabar 5.1. Saklar putar sebagai analogi terhadap multiplekser.

Pada Gambar ini suatu kontak geser suatu saklar putar secara bergiliran
menghubungkan masukan-masukan data satu persatu dengan keluaran. Saklar putar
macam ini tidak dapat dikendalikan dengan tegangan-tegangan digital.

Fungsi saklar putar seperti di atas dapat dilakukan oleh multiplekser dengan
menggunakan pintu-pintu logika seperti pada gambar 5.2.

5-1
Gambar 5.2. Multiplekser 2 ke 1 menggunakan pintu NAND.

Gambar 5.3. Multiplekser 4 ke 1 menggunakan pintu NAND.

Jika kendali A = L = O maka pintu NAND 1 akan terbuka dan pintu NAND 2 akan
menutup (keluaran terkunci H), sehingga data 0 akan terhubung dengan keluaran. Jika
kendali A = H = 1 maka data 1 akan terhubung dengan keluaran.

Gambar 5.3 melukiskan multiplekser 4-ke-1. Kalau masukan kendali AB = LL =


00B, maka data 0 akan berhubungan dengan keluaran. Jika AB = LH = 01B, maka
keluaran akan berhubungan dengan data 1, dan demikian seterusnya.

5-2
Dalam khasanah IC TTL standard ada beberapa IC multiplekser seperti 74153 yaitu
multiplekser data 4-ke-1, dan 74253 multiplekser 8-ke-1 (dual).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Protoboard : 1 buah
2. IC 7400 : 1 buah
3. IC 7493 : 1 buah
4. IC 74153 : 1 buah
5. IC NE555 : 1 buah
6. Resistor 10 k : 2 buah
7. Kapasitor 100 F, 100 nF dan 10 nF : @ 1 buah
8. LED : 6 buah
9. Resistor 330 Ω : 6 buah
10. Catu daya 5 Vdc : 1 unit (terintegrasi dalam panel meja)
11. Kabel penghubung. : secukupnya
12. Osiloskop : 1 unit (optional)

D. PROSEDUR
EKSPERIMEN Decade
counter 7493

1. Rakitlah rangkaian astabil multivibrator (R1 = R2 = 10 k, C = 100 F dan C5 = 10nF)


2. Rakitlah rangkaian decade counter dengan menggunakan IC 7493 lengkap
dengan indicator input dan output berupa SSD.
3. Hubungkan rangkaian AMV dan rangkaian decade counter.
4. Jika telah disetujui oleh asisten/teknisi, hubungkan set rangkaian diatas
dengan catudaya.
5. Amati perubahan data keluaran berupa indicator LED dan SSD berdasarkan
indicator input yang berasal dari AMV.
6. Tabulasikan data pengamatan ke dalam table pengamatan.

Multiplekser 2 ke 1 menggunakan NAND gate IC 7400

1. Rakitlah rangkaian astabil multivibrator (R1 = R2 = 10 k, C = 100 F dan C5 = 10nF)


2. Rakitlah rangkaian decade counter dengan menggunakan IC 7493 lengkap
dengan indicator input dan outputnya.

5-3
3. Hubungkan rangkaian AMV dan rangkaian decade counter.

5-4
4. Rakit rangkaian multiplekser data 2 ke 1 menggunakan NAND gate (gambar 5.2)
5. Hubungkan Data 0 D0 multiplekser ke QA decade counter dan Data 1 D1 multiplekser
ke QC decade counter.
6. Jika telah disetujui oleh asisten/teknisi, hubungkan set rangkaian diatas
dengan catudaya.
7. Select A berupa logika L.
8. Amati Data Input dan Output.
9. Tabulasikan data pengamatan ke dalam table pengamatan
10. Ulangi langkah 5 – 9 untuk Select A berupa logika H.

Multiplekser 4 ke 1 menggunakan IC 74153.

1. Rakitlah rangkaian astabil multivibrator (R1 = R2 = 10 k, C = 100 F dan C5 = 10nF)


2. Rakitlah rangkaian decade counter dengan menggunakan IC 7493 lengkap
dengan indicator input dan outputnya.
3. Hubungkan rangkaian AMV dan rangkaian decade counter.
4. Rakit rangkaian multiplekser data 4 ke 1 menggunakan IC 74153.
5. Hubungkan keluaran 7493 ke masukan 74153.
(QD  C0; QC  C1; QB  C2; QA  C3)
6. Hubungkan ke catudaya setelah dicek dosen/asisten dan dinyatakan benar.
7. Atur Strobe pada kondisi Low.
8. Atur select A dan B berupa logika Low dan Low.
9. Perhatikan dan catat kesesuaian kedip LED antara sinyal input dan output
10. Ubahlah kapasitor C pada AMV menjadi 100 nF
11. Hubungkan CH1 Osiloskop ke C0 MUX dan CH2 Osiloskop dengan output Y MUX
12. Perhatikan dan ambil data dari bentuk sinyal pada kedua CH osiloskop
13. Ulangi langkah 11-12 untuk CH1 = C1, C2 dan C3
14. Ulangi langkah 7 – 13 untuk konfigurasi select dan strobe (AB-G) sesuai
table pengamatan.

5-5
E. LAPORAN
Yang perlu dicantumkan dalam laporan meliputi:
1. Rangkaian dan diagram koneksi
2. Tabel data pengamatan.
3. Diagram pewaktuan decade counter IC 7493
4. Perbandingan periode Ti : TQA : TQB : TQC : TQD
5. Membahas tentang proses terbentuknya data dalam masing-masing rangkaian
6. Tabel kebenaran untuk MUX 2 ke 1 berdasarkan data pengamatan
7. Tabel kebenaran untuk MUX 4 ke 1 berdasarkan data pengamatan

5-6
F. DATA PENGAMATAN
EKSPERIMEN : MULTIPLEKSER

NAMA : ……………………………………...................…………………...

NIM : ……………………………………...................…………………...

TANGGAL : ……………………………………...................…………………...

TEMAN KERJA : 1. ………………………………….…… NIM………………………

2. ……………………….……………… NIM………………………

3. ……………………………….……… NIM………………………

LAPORAN SEMENTARA

1. Decade Counter 7493


Logika Output Decade Counter SSD
No Clock Q4 Q3 Q2 Q1
1 1 0 1 1 1

2 0

3 1

4 0

5 1

6 0

7 1

8 0

9 1

10 0

11 1

12 0

13 1

14 0

5-7
Logika Output Decade Counter SSD
No Clock Q4 Q3 Q2 Q1
15 1

16 0

17 1

18 0

19 1

20 0

21 1

22 0

23 1

24 0

25 1

26 0

27 1

28 0

29 1

30 0

31 1

32 0

33 1

34 0

35 1

36 0

5-8
2. Multiplekser 2 ke 1 IC 74LS00
No Select A Data 0 Data 1 Output Y
1 L
2 L
3 L
4 L
5 L
6 L
7 L
8 L
9 L
10 L
11 L
12 L
13 L
14 L
15 L
16 H
17 H
18 H
19 H
20 H
21 H
22 H
23 H
24 H
25 H
26 H
27 H
28 H
29 H
30 H

5-9
3. Multiplekser 4 ke 1 IC 74153
No Select Strobe Input MUX Output
A B G fC0 fC1 fC2 fC3 Y
1 L L H
2 L L L
3 L H H
4 L H L
5 H L L
6 H L H
7 H H H
8 H H L
9 L H H
10 H L H
11 L H L
12 L L L

5-
10

Anda mungkin juga menyukai