Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI DASAR

”KARAKTERISTIK HABITAT : PENGARUH JENIS DAN STRUKTUR


VEGETASI”

OLEH

NAMA : SAFRILA ZIKRINA RISMA


NIM : 2303113455
KELAS : 10
ASISTEN : NUR MUHAMMAD HALBA

LABORATORIUM EKOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2024
A. JENIS DAN STRUKTUR VEGETASI
a. Jenis-jenis vegetasi yang dijumpai

No. Kode Vegetasi Kategori Vegetasi


1 V6 Dominan pohon, heterogen, bersemak, padat
2 V7 Dominan pohon, homogen, berjarak,tidak
bersemak
3 V1 Dominasi pohon
4 V9 Tidak ada pohon

b. Perbandingan struktur 2 (dua) vegetasi yang berbeda

Parameter Jenis Jenis


Vegetasi 1 Vegetasi 2
Kategori vegetasi
a. Didominasi pohon
b. Berpohon tetapi tidak rapat ✔ ✔
c. Tidak berpohon
Tinggi tumbuhan dominan pembentuk
vegetasi
a. >15 m ✔
b. >10-15 m ✔
c. >5-10 m
d. >1-5 m
e. >0-1 m
Kerapatan pohon
a. Sangat rapat
b. Rapat ✔
c. Cukup rapat
d. Kurang rapat
e. Tidak rapat ✔
f. Tidak berpohon
Pola sebaran (tataletak) pohon
a. Acak ✔ ✔
b. Merata, jarak tidak seragam
c. Merata, jarak seragam
d. Mengelompok
e. Tidak berpohon
Kerapatan tajuk pohon
a. Sangat rapat (>80-90%)
b. Rapat (>60-80%)
c. Cukup rapat (>40-60%) ✔
d. Kurang rapat (>20-40%)
e. Tidak rapat (>10-20%) ✔
f. Terbuka (<10%)
Komposisi spesies pohon
a. >10 spesies
b. 5-10 spesies
c. 2-4 spesies ✔ ✔
d. 1 spesies
e. Tidak berpohon
Keberadaan liana (perambat pohon)
a. Banyak liana berkayu
b. Banyak liana tak berkayu
c. Cukup banyak liana berkayu
d. Cukup banyak liana tak berkayu
e. Sedikit liana berkayu ✔
f. Sedikit liana tak berkayu
g. Tidak ada liana ✔
Bentuk tumbuhan bawah
a. Anakan pohon
b. Paku-pakuan
c. Rumput-rumputan ✔ ✔
d. Campuran
Tutupan tumbuhan bawah
a. Sangat merata (>80%) ✔
b. Merata (>60-80%)
c. Cukup merata (>40-60%)
d. Tidak merata (>20-40%) ✔
e. Mengelompok (<20%)
Tinggi rata-rata tumbuhan bawah
a. >1-3 m
b. >0,5-1 m ✔
c. <0,5 m ✔
c.
Deskripsi jenis vegetasi 1:
Berdasarkan hasil data yang diperoleh bahwa vegetasi ini berpohon tetapi
tidak rapat, tinggi tumbuhan dominan pembentuk vegetasi >10-15 m, pohon
rapat, Pola sebaran pohon acak, tajuk pohon tidak rapat (> 10-20%), terdapat
3 spesies pohon, tidak ada liana, bentuk rumput-rumputan pada tumbuhan
bawah secara tidak merata (>20%), dan tinggi rata-rata tumbuhan bawah
tersebut <0,5 m.

Tata letak pohon dalam plot dan diagram profile

Tampilan samping
Deskripsi jenis vegetasi 2:

Berdasarkan hasil data yang diperoleh bahwa vegetasi ini berpohon tetapi
tidak rapat, tinggi tumbuhan dominan pembentuk vegetasi >15 m, pohon
tidak rapat, pola sebaran pohon acak, tajuk pohon cukup rapat(>40-60%),
terdapat 3 spesies, keberadaan liana sedikit Liana berkayu, bentuk tumbuhan
bawah rumput-rumputan, tutupan tumbuhan bawah sangat merata(>80%),
tinggi rata-rata tumbuhan bawah >0,5- 1 m.

Tata letak pohon dalam plot dan diagram profil


Tampilan samping
B. PENGARUH JENIS DAN STRUKTUR VEGETASI
Jenis Vegetasi 1 Jenis Vegetasi 2
Lokasi Naungan(%) Lokasi Naungan(%)
Titik 1 11.85% Titik 1 40.35%
Titik 2 0% Titik 2 43.21%
Titik 3 56.07% Titik 3 54.43%
Titik 4 43.15% Titik 4 60.59%
Titik 5 15.11% Titik 5 20.89%

a. suhu udara
Jam Vegetasi 1 Vegetasi 2
08.00 30 31
09.00 30 31
10.00 33 32
11.00 34 34
12.00 35 34

b. suhu tanah

Jam Vegetasi 1 Vegetasi 2


08.00 29 29
09.00 29 29
10.00 33 29
11.00 34 31
Suhu
12.00 udara
38 30
36
35
34
33
32
Suhu

31
30
29
28
27
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00

Vegetasi 1 Vegetasi 2

Suhu tanah
40

35

30

25
Suhu

20

15

10

0
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00

Vegetasi 1 Vegetasi 2

PEMBAHASAN:

Pada suhu udara kami mendapatkan suhu udara vegetasi 1 meningkat


pada pukul 08.00-10.00, sedangkan pada vegetasi 2 suhu udara meningkat
pada pukul 10.00-11.00. suhu mempengaruhi pertumbuhan dari dan
pembuatan vegetasi hutan. Pengaruh utama suhu juga dilihat dari naungan
suatu vegetasi dan pengaruh cahaya matari(Indrawati et al., 2020).
Pada suhu tanah kami mendapatkan suhu tanah vegetasi 1 meningkat
dimulai pukul 08.00 hingga seterusnya, sedangkan pada vegetasi 2 suhu tanah
naik sedikit dari pukul 10.00-11.00 dan mengalami penurunan setelahnya.
Pengaruh utama suhu tanah terhadap tanaman, yaitu pada perkecambahan biji
dan pertumbuhan tanaman. Suhu tanah dipengaruhioleh besarnya radiasi
matahari yang terserap permukaan tanah(Halim et al., 2021).

c. Pengaruh tumpukan serasah

Jenis Vegetasi 1 Jenis Vegetasi 2


Titik
Ketebalan
Pengamatan
Ketebalan (cm) Bobot (g) (cm) Bobot (g)
1 10 1061 5 590
2 8 1200 3 900
3 7 1300 9 2100
Rerata 8,33 1187 5,67 1196,67
Stdev. 1,25 98,00 2,49 651,17

BOBOT
1198

1196

1194

1192

1190

1188

1186

1184

1182
V1 V2
KETEBALAN
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
V1 V2

PEMBAHASAN
Serasah tanaman memainkan peran penting dalam siklus nutrisi dan
pengorganisasian komunitas di ekosistem. Dalam ekosistem darat, serasah
memainkan peran dalam mengatur biogeokimia, menjaga kesuburan tanah,
ketersediaan unsur hara, dan mempengaruhi pertumbuhan
keanekaragaman,serta komposisi dari tnah. Dampak serasah terhadap vegetasi
dapat bersifat positif, negatif dan netral karena variabilitas vegetasi, durasi
penelitian, habitat dan garis lintang(Hassan et al., 2021)
Pada pengamatan kami mendapati bobot serasah vegetasi 1 lebih rendah
dibandingkan boto serasah vegetasi 2. pada pengamatan ketebalan serasah
kami mendapati vegetasi 1 lebih tebal dibandingkan vegetasi 2. Hubungan
antara bobot dan ketebalan yang berbeda bisa dikarenakan beberapa faktor
diantaranya banyak nya pohon pada suatu vegetasi dan dominan ketebalan
dari salah satu titik yang mempengaruhi ketebalan tersebut.

d. Pengaruh terhadap tanah


Jenis Vegetasi 1 Jenis Vegetasi 2
Titik Ketebalan Hasil Ketebalan Hasil
Pengamatan Lapisan O "Slake Test" Lapisan O "Slake Test"
(mm) (detik) (mm) (detik)
Lap. O Lap. A Lap. O Lap. A
16 3,18 3,34 50 8,69 8,78
2 13 3,1 3,21 50 9 10
3 18 3,24 3,56 70 7,86 9
4
5
Rerata 15,67 3,17 3,37 56,67 8,52 9,26
Stdev. 2,05 0,06 0,14 9,43 0,48 0,53

ketebalan lapisan
60
50
Ketebalan (mm)

40
30
20
10
0
V1 V2

10
Slake Test
8
Waktu(s)

6
4
2
0
V1 Series1 Series2 V2

PEMBAHASAN
Pengujian slake test bertujuan menguji tingkat ketahanan tanah dengan
mempercepat proses penguraian secara maksimal melalui perendaman.
Pengujian slake test dilakukan dengan perendaman dan pengeringan sehingga
dapat mengetahui seberapa cepat atau lambat suatu lapisan mengalami
peruraian dalam jangka waktu tertentu. Pengujian ini menggambarkan tingkat
kejenuhan suatu lapisan terhadap peruraian(Pontoh, 2022).
Suatu lapisan tanah yang memiliki agregat yang stabil, maka nilai
indeks ketahanan slake akan tinggi, sehingga tanah dapat menyimpan udara
tanpa menjadi lembek. Jika suatu lapisan memiliki agregat yang tidak stabil,
maka nilai indeks ktahanan slake akan rendah, sehingga tanah akan lembek
dan mudah hancur diudara. Test ini mengakselerasi proses pelapukan agregat
tanah melalui aliran udara dan menghangatkan tanah lalu megancurkan tanah
dengan dengan alat yang disebut slaker(Frastika, 2023).
Pada pengamatan kami mendapatkan hasil dari pengujian slake test pada
lapisan A dan lapisan O. pengamatan lapisan A memakan waktu yang cukup
lama dalam menunggu peruraiaannya. Pada lapisan O dalam pengamatan
kami mendapati waktu peruraian yang singkat. Hal ini karena kandungan
lapisan o yaitu humus yang mudah terurai dalam air disbanding lapisan A.

DAFTAR PUSTAKA
Frastika MY. 2023. Analisis keruntuhan lapisan batuan lapuk pada tingkat
kelongsoran berdasarkan uji uniaxial dan slake durability [Skripsi]. Jakarta:
Program Studi D-IV, Politeknik Negeri Jakarta.
Halim A, Karyati, Syafrudin M. 2021. Karakteristik suhu dan kelembapan tanah pada
tutupan vegetasi dan kedalaman tanah berbeda di hutan kota hotel mesra
samarinda. Di dalam: Prosiding Semnas FHIL UHO Dan KOMHINDO VI.
Kendari. hlm 158-166.
Hassan N, Sher K, Rab A, Abdullah I, Zeb U, Naem I, Shuaib M, Khan H, Khan W,
Khan A. 2021. Effect and mechanism of plant litter on grassland ecosystem.
Journal Homepage Acta Ecologyca Sinica 41(1): 341-345.
Indrawati DM, Suhardi, Widayani P. 2020. Analisis pengaruh kerapatan vegetasi
terhadap suhu permukaan dan keterkaitannya dengan fenomena UHI. Journal
Undiksha 21(1): 99-109.
Pontoh AN. 2022. Pengaruh penambahan beban bangunan terhadap kestabilan lereng
pada ruas jalan sei-wain. Jurnal Multidisiplin Madani 2(6): 2717-2728.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pengujian slake Gambar 2. Pembuatan plot


test
Gambar 3. Pengambilan Gambar 4. Pengukuran
lapisan lapisan

Gambar 5. Uji naungan Gambar 6. Pengambilan


serasah

Anda mungkin juga menyukai