Anda di halaman 1dari 36

Hukum Islam

dalam
Perkembangan
Sejarah (2)
(Tarikh al-fiqh
al Islamy)
Tim Hukum Islam 2023
Asas-Asas Hukum Islam FHUI
Hukum Islam dalam Periode
Khulafaur- Rasyidin
Urgensi Khulafa / Khalifah: Untuk menggantikan posisi
yang sebelumnya dipegang oleh Nabi Muhammad
sebagai seorang Pemimpin Bangsa / Kepala Negara
Islam.
Dasar Hukum yang mendukung urgensi kemunculan
Khalifah: Q.S Al-Baqarah (2) : 30

Pengangkatan Khalifah dapat dilakukan dengan cara:


a. konsensus masyarakat, atau
b. dengan penunjukan Khalifah sebelumnya
Tugas Utama Khalifah
(menurut Abu Hasan al Mawardi)

Berusaha agar semua


lembaga negara
Menjaga kesatuan umat & Menegakkan keadilan dan memisahkan antara yang
pertahanan negara kebenaran baik dan yang buruk
menurut ketentuan al
Qur’an

Menjadi hakim yang


Mengawasi jalannya mengadili sengketa hukum, Mensahkan soal-soal
pemerintahan dan menarik menghukum mereka yang akidah dan hukum yang
pajak sebaga sumber melanggar hukum, dan sudah disepakati oleh
keuangan negara melarang segala macam ahli-ahli hukum
penindasan.
Khalifah dalam Periode
Khulafa Rasyidin

Abu
Umar Usman Ali bin
Bakar
bin bin Abi
Ash-
Khatab Affan Thalib
Siddiq

632-634 M 634-644 M 644-656 M 656-661 M


ABU BAKAR ASH SHIDDIQ
• Rela mengorbankan harta benda
dan kekayaan
• Penyantun
• Tidak pernah berbuat keji
• Bijaksana menyelesaikan masalah
umat
• Tenang dalam menghadapi
kesukaran
• Rendah hati ketika berkuasa
• Tutur bahasa yang lembut
Beberapa Nilai Penting Pada Masa Pemerintahan
Abu Bakar Siddiq:

"Aku kalian telah pilih sebagai khalifah , kepala negara, tetapi


aku bukanlah yang terbaik diantara kita sekalian. Karena itu, jika
aku melakukan sesuatu yang benar ikuti dan bantulah aku,
tetapi jika aku melakukan kesalahan, perbaikilah sebab menurut
pendapatku menyatakan yang benar adalah amanat,
membohongi rakyat adalah penghianatan. Ikutilah perintahku
selama aku mengikuti perintah Allah dan rasul-Nya. Jika aku
tidak mengikuti perintah Allah dan rasul-Nya, kalian berhak
untuk tidak patuh kepadaku dan aku pun tidak akan menuntut
kepatuhan kalian. "

1. Pidato Pelantikan Abu Bakar Ash-Siddiq


Beberapa Nilai Penting Pada Masa
Pemerintahan Abu Bakar Siddiq:
2. Sistem dalam memecahkan masalah hukum
yang timbul dalam masyarakat
Jka masih belum
jelas, itjihad
Jika tidak diatur,
Dicari dalam Al- kolektif sehingga
dicari dari As-
Qur’an menghasilkan
Sunnah
keputusan
bersama (ijmak).

3. Al Quran dikumpulkan
ayat-ayatnya dan dicek
benar atau tidak isi
ayat2nya
UMAR BIN KHATTHAB

ü Perhatian kepada rakyatnya


ü Hidup sederhana
ü Menepati janji
ü Disiplin
ü Adil
ü Cermat
ü Pemberani
ü Toleran
Beberapa nilai penting Pada Masa
Pemerintahan Umar bin Khattab

Khalifah Umar membuat


prestasi penting untuk
pengembangan Islam:
1. menetapkan tahun
hijriyah yang dihitung
berdasarkan
qomariyah
2. membiasakan Shalat
Tarawih selama bulan
Ramadhan
• Menyebarkan dan memperluas ajaran Islam
hingga ke Palestina, Sirya, Irak, Persia, Mesir.
Lanjutan…

§ Keterampilannya dalam diplomasi untuk


meminta izin dari orang-orang Yahudi dan
Kristen ketika membangun masjid meskipun
ia tidak diwajibkan, demi bertoleransi dan
menghargai mereka.
§ Umar berijtihad dengan tetap berdasarkan
pada ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah.
Ijtihad Umar bin Khatab di
bidang hukum
• Talak tiga yang disebutkan oleh seorang
suami kepada istrinya, akan membawa
konsekuensi perceraian yang permanen
tanpa kesempatan untuk bersatu kembali
lagi. Aturan tersebut disebutkan untuk
mencegah pelanggaran hak perempuan
dengan menggunakan hak talak.

• Bagian Zakat untuk muallaf dihentikan,


karena Islam sudah kuat pada periode
Umar.
Lanjutan…
• Penghapusan hukuman potong tangan
sebagai sanksi tindakan penjarahan dan
perampokan kriminal. Hal ini karena
pada waktu itu ada kelaparan besar
yang mengancam kehidupan warga.
Dan di masa darurat, memaksakan
ketentuan tersebut harus ditangguhkan.

• Larangan pernikahan antara Muslim dan


non-Muslim. Hal ini dilakukan untuk
melindungi rahasia negara dari tangan
musuh (mata-mata) dan untuk
melindungi wanita Muslimah.
Pokok Pikiran Umar di Bidang Peradilan

Pelajari perkara dengan baik dan teliti

Kedudukan para pihak harus sama

Berusaha mendamaikan para pihak

Putusan didasarkan pada al Qur’an, hadis, qiyas

Jika ada kasus yang sama dengan kasus sebelumnya, maka


gunakan kaidah hukum

Hindari rasa marah, ragu, dan menyakiti

Putuskan perkara dengan adil dan benar


USMAN BIN AFFAN
ü Tekun dan ulet
ü Pemalu
ü Sabar dan tawakal
menghadapi cobaan
ü Takut azab dan siksa
Allah
ü Dermawan
Beberapa nilai penting Pada Masa
Pemerintahan Usman bin Afan:

Setelah Komite Pemilihan telah memilih Usman sebagai Khalifah yang


baru, menggantikan Umar almarhum, perkembangan Islam mulai
menurun, hal ini terjadi disebabkan oleh berkembang budaya korupsi,
kolusi dan nepotisme (dilakukan oleh keluarga khalifah Usman,
dikarenakan masa kepemimpinan yang lama pada usia tua Khalifah
Usman dijadikan sebagai pemimpin boneka).

Pada periode ini, hanya ada satu pencapaian penting: Menyalin dan
membuat Standarisasi kitab Suci al-Quran. Standarisasi ini perlu dilakukan
karena Islam tersebar di seluruh belahan bumi, dengan demikian dapat
memungkinkan pengucapan lafal al-Quran yang berbeda di masyarakat,
terutama karena perbedaan budaya dan latar belakang etnis, kemudian
diperbanyak menjadi 5 mushaf standar untuk disebarkan ke 5 wilayah
Islam.
ALI BIN ABI THALIB

ü Cerdas
ü Sabar
ü Tabah
ü Pemberani
Beberapa nilai penting Pada Masa
Pemerintahan Ali bin Abi Thalib:

Mereka yang
Penyebab
setia kepada
pemisahan
Ali, kemudian
terutama
dikenal
disebabkan
Di ujung Persatuan sebagai Syiah,
oleh
periode ini, Ali Islam terbagi sedangkan
ketegangan
bin Abi Thalib dan sisanya
pada
ditunjuk oleh malapetaka (mayoritas
perdebatan
sekelompok tidak dapat yang
tentang siapa
bangsawan. dihindari. mengikuti
yang harus
sunnah Quran)
bertanggung
dikenal
jawab atas
sebagai Sunni
negara.
sejak saat itu.
Periode Pembentukan, Pengembangan,
dan Kodifikasi Hukum Islam (Fiqh)
(Abad VII-X M)

Periode ini mulai pada masa kekuasaan Khalifah Ummayah (662-


750 M) dan mencapai puncak perkembangannya di era Khalifah
Abbasiyah (750-1258 M).

Dalam era ini:


a. Lahir ahli Hukum Islam yang menemukan dan merumuskan fiqh;
b. muncul berbagai teori hukum yang masih digunakan sampai
sekarang
GERAKAN IJTIHAD

– Menggunakan kekuatan pikiran untuk


benar-benar memahami peraturan Hukum
Islam sebagaimana diatur dalam ketentuan
Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad
dan merumuskan mereka ke dalam aturan
khusus yang mengatur semua aspek
kehidupan seseorang.

– Orang yang melakukan disebut Mujtahid.


Macam-Macam Mujtahid
Mujtahid MUTLAK
• Alim ulama yang memprakarsai perumusan Hukum Islam (fiqh) berdasarkan ijtihad mereka (misalnya Abu
Hanifah, Malik bin Anas, As-Syafi'i, Ahmad bin Hambal)

Mujtahid MAZHAB
• Orang-orang yang melanjutkan karya Mujtahid Mutlak (misalnya Al-Gazali dengan al-Basith bukunya yang
merupakan ringkasan dari buku Syafi'i dalam bukunya Qaul Jaddid)

Mujtahid FATWA
• Orang-orang yang melanjutkan karya mujtahid Mazhab, dengan membandingkan pendapat mujtahid mahzab
dan menguatkan salah satu diantaranya atau membuat ketetapan baru. Contohnya An-Nawawi dalam bukunya
Minhaj at talibiin

Ahli TARJIH (kadang disebut istilah Muqallid)


• Orang-orang yang, berdasarkan pengetahuan mereka sendiri, membandingkan pendapat yang ada dan
menentukan mana yang lebih "kuat", dan memberikan penjelasan atas pendapat yang berbeda dari para
mujtahid.
Muqallid: bila ia hanya mengikuti saja pendapat para mujtahid lainnya dengan taklid (misalnya Ibnu Hajar
Haitami dengan buku Tuhfah)
Contoh Di Indonesia: Nahdathul Ulama (NU) ada Bahsul Masa’il dan Muhammadiyah ada Majelis Tarjih,
lembaga khusus mengembangkan hukum Islam.
Faktor Pendukung Pembangunan
dan Pengembangan Hukum Islam
Wilayah Islam sudah sangat luas, dari perbatasan India–Tiongkok di Timur sampai ke
Spanyol (Eropa) di sebelah Barat. Untuk menyatukan berbagai suku bangsa, diperlukan
pedoman mengatur tingkah laku mereka dalam berbagai bidang hidup .

Telah ada karya-karya tulis tentang hukum yang dapat dipergunakan sebagai bahan dan
landasan untuk membangun serta mengembangkan hukum Fiqih Islam

Telah tersedia para ahli yang mampu berijtihad memecahkan berbagai masalah hukum
dalam masyarakat. Lahir para mujtahid.
Mujtahid Mutlak (1)

Abu Hanifah (Hanafiyah)


• Hidup di Kufah (Irak) yang jauh dari Mekkah dan tidak banyak orang yg mengetahui dgn benar Sunnah Nabi Muhammad.
Sehingga untuk memecahkan masalah banyak menggunakan qiyas/analogi.
• Di Kufah masyarakatnya heterogen, berbeda dengan masyarakat Madinah yang homogen.
• Mahzab ini banyak dianut di Turki, Syria, Irak, Afghanistan, Pakistan, India, Cina, dan Uni Soviet. Di negara Islam seperti
Syria, Libanon, dan Mesir, mahzab ini menjadi mahzab hukum resmi
• Sumber hukum: Al Qur’an, Sunnah, Ra’yu, Ijma, Qiyas, Istishan, Urf

Malik bin Anas (Malikiyah)


• Hidup dan berkembang di Madinah dimana banyak orang mengetahui Sunnah Nabi
• Banyak menggunakan Sunnah dalam memecahkan persoalan hukum.
• Banyak dianut di Maroko, Aljazair, Libya, Mesir Selatan, Sudan, Bahrain, dan Kuwait.
• Sumber hukum: Al-Quran sunnah Nabi, Ijmak penduduk Madinah, Qiyas dan Masalijh Al-Mursalah.
Mujtahid Mutlak (2)
• Belajar dari Abu Hanifah dan Malik bin Anas, dan menyatukan kedua aliran tersebut dan

Muhammad merumuskan fiqh baru


• Terkenal memiliki dua pendapat mengenai masalah yang sama/hampir bersamaan yang
dikeluarkan di dua tempat berbeda karena perbedaan waktu, situasi, dan kondisi.

Idris As-Syafi’i • Pendapat yang ia kemukakan di Baghdad (Irak) dikenal dengan nama qaul qadim
(pendapat lama) dan pendapat yang dikeluarkannya di Kairo (Mesir) tempat ia meninggal
dunia dikenal dengan pendapat baru (qaul jaddid).

(Syafi’i) • Dianut di Mesir, Palestina, Thailand, Filipina, Malaysia, Indonesia


• Sumber hukum: Al-qur’an, Sunnah Ijma, Qiyas dan Istishab

Ahmad bin • Pendapat Hambali menjadi mahzab resmi negara di Saudi Arabia
Hambal • Sumber hukumnya sama dengan Syafi’i dengan lebih menekankan
Al-Qur’an dan Sunnah
(Hambali)
MASA PEMBINAAN, PENGEMBANGAN
DAN PEMBUKUAN (ABAD VII-X M)

u Lahir teori penilaian mengenai baik buruknya suatu perbuatan yang


dilakukan oleh manusia yaitu al-ahkam al-khamsyah .
u Setelah nabi Muhammad meninggal, sunah nabi yg disampaikan
secara lisan turun temurun, hingga secara resmi dicatat dan
dikumpulkan oleh para ahli dalam satu kitab misalnya oleh Maliq bin
Annas dan Ahmad bin Hambal.
u Pada pertengahan abad ke-3 hijriyah (akhir abad ke-9 dan permulaan
abad ke-10 M) tersusun kitab hadis Al-Kutub as-Sittah .
u Al-qur’an dan Sunnah Nabi sebagai sumber-sumber hukum (fiqih)
Islam perlu dipahami dan digunakan terus menerus.
u Salah satu tugas para ahli hukum Islam sekarang dan masa yang
akan datang adalah menggali kembali hukum –hukum fiqih Islam
dari sumber pokoknya yakni Al-Qur’an dan Sunnah dengan bantuan
akal dan ilmu pengetahuan moderen.
MASA PEMBINAAN, PENGEMBANGAN DAN
PEMBUKUAN (ABAD VII-X M)
– Keempat Mazhab tersebut mempunyai pendapat sendiri tentang hukum atau garis-garis
hukum berbagai masalah di bidang ibadah dan muamalah.
– Dikalangan Sunni, Ibnu Rusyd menyusun buku perbandingan pendapat keempat Mazhab yaitu:
Bidayatul Mujtahid.
– Muslim merdeka memilih salah satu aliran tsb. Umumnya mengikuti mazhab yang berlaku atau
yang dianut di daerahnya.
– Mereka menjadi peniru atau pengikut :
– ittiba : mengikuti dan tahu dasar pendapat imam tersebut , atau
– taqlid: mengikuti saja orang-orang sebelumnya tanpa mengetahui dasar pemikirannya.
– menyebabkan kemunduran pemikiran hukum Islam
Sejak awal abad ke 4 Hijriyah, Hukum Islam telah berhenti
berkembang pada masa dinasti Abbasiyah.

Masa
Para ahli hukum hanya membatasi diri mempelajari pikiran Kelesuan
para ahli sebelumnya (taqlid). Ahli hukum tidak lagi menggali
hukum (fiqh) Islam dari sumbernya yang asli. Pemikiran
(Abad X – XI –
XIX M)
Masyarakat terus berkembang sementara pemikiran hukumnya
berhenti. Yang dipermasalahkan tidak lagi soal-soal dasar tetapi
hanya soal-soal kecil yang disebut soal “furu’ (ranting).
Faktor yang Menyebabkan

• Kesatuan wilayah Islam telah retak dan munculnya negara baru membawa
1 ketidakstabilan politik dan mempengaruhi kegiatan pemikiran dan pemantapan hukum

• Ketidakstabilan politik menyebabkan ketidakstabilan kebebasan berpikir. Orang tidak


2 bebas mengemukakan pendapat, tinggal memilih (ittiba’) atau mengikuti (taqlid) saja.

• Pecah kesatuan kenegaraan menyebabkan merosot wibawa pengendalian hukum.


3

• Terjadinya kelesuan berfikir karena para ahli tidak mampu lagi menghadapi
4 perkembangan keadaan dengan akal yang merdeka.
Masa Kebangkitan Kembali (Abad ke 19
Sampai Sekarang)

Timbul sebagai reaksi terhadap sikap taqlid yang telah membawa kemunduran hukum Islam

Muncul gerakan-gerakan baru yang menyarankan kembali kepada al-Qur’an dan sunnah
pada abad ke-14

Tokoh–tokoh awal pembaharuan:


Jamaluddin al-Afgani (1839-1897):
Muhammad ibnu Abdul Wahab (1703-
memasyhurkan ayat Q.S. 13:11, yang artinya
Ibnu Taimiyyah (1263-1328 ) dan muridnya 1787)à gerakan wahabi yang mempunyai
: Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu
Ibnu Qayyim al-Jauziah (1292-1356), pengaruh pada gerakan padri di
bangsa kalau bangsa itu sendiri tidak
Minangkabau .
berusaha mengubah nasibnya sendiri.
Kemunduran umat Islam disebabkan oleh penjajahan
barat. Agar umat Islam tetap maju, penjajahan harus
dilenyapkan.

Ia menggalang persatuan seluruh umat Islam yang Pembaharuan


terkenal dengan nama pan islamisme.
Pemikiran
Politik
Mempengaruhi pemikiran Mohammad Abduh dan Jamaluddin
muridnya Mohammad Rasjid Ridha
Al-Afghani
Di Indonesia pemikiran Abduh diikuti oleh
Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad
Dahlan di Yogyakarta tahun 1912.
Program Pembaharuan Pemikiran Mohammad Abduh*

Membersihkan Islam dari pengaruh-pengaruh dan kebiasaan-kebiasaan yang


bukan Islam

Mengadakan pembaharuan dalam sistem pendidikan Islam, terutama di


tingkat perguruan tinggi

Merumuskan dan menyatakan kembali ajaran Islam menurut alam pikiran moderat

Mempertahankan/membela ajaran Islam dari pengaruh Barat dan serangan agama lain

Membebaskan negeri-negeri yang penduduknya beragama Islam dari belenggu penjajahan


* Menurut Dr. Charles C. Adam dalam bukunya Islam and Modernism in Egypt
IDE PEMBAHARUAN PEMIKIRAN
MUHAMMAD ABDUH

Bidang hukum: tidak terikat pada sesuatu mazhab yang ada, karena itu wawasannya mengenai hukum
Islam menjadi luas.

Bidang Sosial: kemiskinan dan kebodohan merupakan sumber kelemahan umat dan masyarakat
islam, karena itu kemiskinan dan kebodohan harus diperangi melalui pendidikan

Bidang Perkawinan: Poligami yang tidak bertanggung jawab merupakan bencana bagi masyarakat. Ia
menafsirkan bahwa poligami boleh bila dipenuhi beberapa syarat, antara lain adilà tercermin dalam
UU Perkawinan Indonesia
Pendapat-pendapat Sarjana Barat
Tentang Pentingnya Hukum Islam
1). Negara2 Barat telah menemukan sekutu dg dunia Islam melawan
paham komunis.
2). Pandangan dunia Barat kini lebih obyektif terhadap dunia Islam,
sejarah dan perbedaan2 Aagama.
3). Perdagangan dg Tim teng mendorong orang Barat mempelajari
hukum dan perundang-undangan Islam.
- Justice Robert Jackson (Hakim Agung MA Amerika Serikat)

“Hukum Islam merupakan satu diantara sistem hukum besar yg ada”

-Rene David (Ahli Hukum Univ Paris)


Pendapat-pendapat Sarjana Barat Tentang
Pentingnya Hukum Islam

“Orang Barat mempelajari hk Islam karena Hk


Islam merupakan sumber pasti dan positif bagi
prinsip2 hk Eropa Modern”.
“Hk Islam telah meminjamkan kaedah2 hk Teknis
dalam dunia perdagangan dan PT, mis: kata
“Cheque berasal dr kt “Sakk” yang berarti
dokumen tertulis”.
- De Santi Lana (Ahli Hukum Italia)
Perkembangan Hukum Islam
di Indonesia
Dikeluarkan Kompilasi Hukum Islam yang berisi tentang
Hukum Perkawinan, Hk Kewarisan dan Wakaf (1991) dan
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah bidang Ekonomi Syariah
(2008), berlakunya Qanun di Aceh
Secara Yuridis formal telah dikeluarkan beberapa UU yang
mengandung ketentuan Hukum Islam, mis: UU Peradilan
Agama, UU Zakat, UU Wakaf, UU Surat Berharga Syariah
Nasional, UU Perbankan Syariah, dsb

Anda mungkin juga menyukai