Anda di halaman 1dari 1

NAMA : DHARMA SANJATA SIDO AGUNG

NIM : 202220154

KELAS : PARALLEL

TUGAS !

“PT JA adalah sebuah perusahaan di bidang konstruksi yang pekerjaannya adalah membangun
perumahan dan kemudian menjualnya kepada masyarakat. Pada prakteknya, ketika melakukan
pembangunan dan penjualan perumahan-perumahan tersebut, PT JA mengutip pajak baik dari
karyawan maupun pembelinya yang mana dalam proses penyetorannya ke kantor pajak, PT JA tidak
melaporkan seluruh pajak yang mereka kutip. Akibat perbuatannya tersebut, Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) melakukan penyidikan terhadap Direktur PT JA atas dugaan tindak pidana pajak. Sebagai
bagian dari penyidikan tersebut, kemudian dilakukanlah penyitaan terhadap asset PT JA. Penyitaan
dilakukan sebagai bagian dari penyidikan tindak pidana dan dilakukan berdasarkan Surat Ijin
Penyitaan Pengadilan Negeri Kayangan (PN K). Surat Ijin Penyitaan tersebut dikeluarkan oleh PN K
berdasarkan Permohonan Ijin Penyitaan dari DJP. Pada perkembangannya, PT JA kemudian
mengajukan upaya administrasi berupa keberatan kepada DJP atas surat ijin penyitaan yang
dikeluarkan oleh PN K. Keberatan tersebut ditolak oleh DJP. PT JA kemudian mengajukan banding
administrasi kepada Dirjen Pajak, namun setelah melewati jangka waktu tidak dijawab (dalam 10
hari) sebagaimana diatur dalam Ps 53 UU 30/2014. PT JA kemudian mengajukan gugatan ke PTUN”

JAWABAN:

1. PT JA sebagai tergugat dan Direktorat Jendral Pajak (DJP) sebagai penggugat dalam kasus diatas.
2. PT JA memenuhi syarat/subjek Pasal 1 Angka 12 UU 51/2009(sebagai tergugat), dan Direktorat
Jendral Pajak (DJP) telah memnuhi subjek dalam PTUN karena ia sebagai badan hukum dan sesuai
dengan Pasal 54 ayat (1) UU 9/2004.
3. Menurut pendapat saya Surat yang diterbiitkan oleh PN merupakan keharusan karena dimintai
oleh orang/badan hukum yakni Direktorat Jendral Pajak(DJP) , yang mana hal ini untuk memenuhi
syarat sah nya penyelidikan yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak terkait kurangnya atau
terkait pajak yang kurang dilaporkan .
4. Menurut pendapat saya hal ini termasuk kesalahan PT JA karena tidak memiliki bukti kuat terkait
penyetoran pajak yang mana PT JA juga harus bisa membuktikan bahwa telah melakukan penyetoran
kepada Direktorat Jendral Pajak (DJP), PT JA tidak bisa melakukan banding sebelum memiliki bukti
kuat terkait penyetoran pajaknya. Oleh karna itu PT JA tidak bisa mengajukan Upaya administrative.

Anda mungkin juga menyukai