Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumatera Barat adalah sebuah provinsi yang terletak di pesisir barat Pulau

Sumatera. Provinsi ini merupakan bagian dari Indonesia, yang memiliki lautan yang

lebih luas dari pada daratan. Luas wilayah Indonesia adalah 5.176.800 kilometer

persegi yang terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 kilometer

dan 70% dari luas Indonesia adalah lautan. Hasil dari perikanan yang sangat beragam

adalah potensi besar yang selalu ada dan perlu dijaga serta dilestarikan. Potensi sumber

daya perikanan yang sangat besar tersebut sesungguhnya dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tapi sampai saat ini potensi tersebut belum

dioptimalkan (Primyastanto, 2013).

Masyarakat nelayan merupakan salah satu bagian masyarakat Indonesia yang hidup

dengan mengelola potensi sumber daya perikanan. Menurut data yang diperoleh dari

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, jumlah nelayan yang ada pada

Provinsi Sumatera Barat ada sekitar 16.222, yang terdiri dari nelayan yang berkerja

sehari penuh (full time), nelayan sambilan utama (main part time) dan nelayan

sambilan tambahan (part time) (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera

Barat, 2019).

Sebagai suatu masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, masyarakat nelayan

mempunyai karakteristik sosial tersendiri yang berbeda dengan masyarakat yang

tinggal di daerah daratan. Di beberapa kawasan pesisir yang relatif berkembang pesat,
struktur masyarakat bersifat heterogen, memiliki etos kerja yang tinggi, solidaritas

sosial yang kuat terbuka terhadap perubahan dan memiliki karakteristik interaksi sosial

yang mendalam. Sekalipun demikian masalah kemiskinan masih mendera sebagaian

masyarakat pesisir, sehingga fakta sosial ini terkesan ironi ditengah-tengah mereka

yang memiliki hasil kekayaan sumber daya pesisir dan lautan yang melimpah ruah.

Kesulitan melepaskan diri dari belenggu kemiskinan karena mereka didera

keterbatasan di bidang kualitas sumber daya manusia, akses dan penggunaan teknologi,

pasar dan modal. Kebijakan dan implementasi program-program pembangunan untuk

masyarakat di kawasan pesisir hingga saat ini masih belum optimal dalam memutuskan

mata rantai kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal ini disebabkan

oleh porsi kebijakan pembangunan bidang sosial, ekonomi dan budaya pada

masyarakat nelayan cukup kompleks (Kusnadi,2009).

Berdasarkan uraian diatas, kehidupan masyarakat nelayan Sumatera Barat juga

tergolong kedalam masyarakat yang miskin, khususnya masyarakat nelayan buruh dan

nelayan tradisional di Sumatera Barat masih memiliki pendapatan yang rendah

sehingga mengakibatkan rendahnya tingkat kesejahteraan keluarga nelayan (Hidayat,

2012).

Kondisi sosial dan kemiskinan yang diderita oleh masyarakat yang berprofesi

sebagai nelayan disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya

berkaitan dengan musim ikan, terbatasnya sumber daya manusia (SDM), keterbatasan

modal, kurangnya akses, dan jaringan perdagangan ikan cenderung eksploitatif

terhadap nelayan sebagai produsen, serta dampak negatif modernisasi perikanan yang
mendorong terkurasnya sumber daya laut secara cepat dan berlebihan, serta terbatasnya

peluang dan kesempatan nelayan untuk melakukan diversifikasi pekerjaan, terutama

diluar kegiatan pencarian ikan di laut (Haryono, 2005).

Dalam hal ini untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi nelayan skala

kecil/tradisional tersebut maka Pemerintah Pusat mencairkan dana dari Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (APBN) Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik

Indonesia, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Sumatera Barat dari tahun 2010 sampai saat ini mengalokasikan kegiatan

pengadaan sarana perikanan tangkap yang diarahkan untuk meningkatkan

produktivitas dan efisiensi serta mutu hasil usaha perikanan tangkap skala usaha kecil.

Jenis bantuan Sarana dan Prasarana Alat Tangkap Ikan berupa: jaring, mesin/motor

tempel, fish box, gillnet, GPS, ice cruiser, restocking (Dapartemen Kelautan dan

Perikanan, 2010).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dan menetapkan judul “Proses Penganggaran Dana Bantuan

Untuk Masyarakat Nelayan Pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Sumatera Barat”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka rumusan

masalah penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan Sumatera Barat?


2. Bantuan apa saja yang dibutuhkan dan yang diterima oleh masyarakat nelayan

Sumatera Barat?

3. Bagaimana proses penganggaran dana bantuan pada dinas kelautan dan

perikanan Provinsi Sumatera Barat?

4. Apa kendala yang dihadapi dalam penganggaran bantuan pada Dinas Kelautan

dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat?

1.3 Tujuan Penulisan

Maka tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan Sumatera

Barat.

2. Mengkaji bantuan apa saja yang dibutuhkan dan yang diterima oleh

masyarakat nelayan Sumatera Barat,

3. Untuk mengetahui proses penganggaran dana bantuan pada Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat.

4. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam proses

penganggran dana bantuan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Sumatera Barat.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dan kegunaan tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat :

1) Bagi instansi
Dapat menjadi bahan untuk proses penganggaran dana bantuan untuk

masyarakat nelayan yang ada pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Sumatera Barat.

2) Bagi Akademis

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan perkembangan bagi ilmu

pengetahuan yang lebih luas dan sumber referensi, sumber informasi bagi

para pembaca untuk lebih mengenal tentang proses penganggaran dana

bantuan untuk masyarakat nelayan

3) Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan informasi bagi penulis lain yang mengkaji proses

penganggaran dana bantuan bagi masyarakat nelayan dan kendala yang

dihadapi dalam proses penganggaran dana bantuan untuk masyarakat

nelayan.

1.5 Metode Penulisan

Untuk mencapai tujuan studi, dalam memperoleh data yang relevan dan lengkap,

maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi lapangan

Yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung pada instansi agar lebih

mudah mendapatkan data-data dan fakta-fakta yang dapat dipertanggung

jawabkan.

b. Wawancara
Wawancara langsung dengan beberapa pegawai dan pimpinan membahas

tentang proses penganggaran dana bantuan untuk masyarakat pada Dinas

Kelautan dan Prikanan Provinsi Sumatera Barat.

c. Riset Pustaka (library research)

Yaitu mengumpulkan informasi atau data-data melalui literature yang

berhubungan erat dengan pembahasan masalah yang akan dibahas.

2. Lokasi dan Objek Penulisan

Dalam membuat laporan, penulis memilih lokasi pada Dinas Keluatan dan

Perikanan Provinsi Sumatera Barat di Kawasan Jl. Koto Tinggi No.9, Jati Baru,

Kec. Padang Tim., Kota Padang, Sumatera Barat 25129, sebagai objek

pengamatan dalam penyusunan tugas akhir ini.

1.6 Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini menerangkan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, serta

sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Pada bab ini menjelaskan tentang pengertian proses penganggaran dana

bantuan pada masyarakat nelayan dan kendala dalam menjalankan

proses penganggaran dana untuk masyarakat nelayan.


BAB III Gambaran umum

Pada bab ini penulis membahas tentang gambaran umum tentang Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, Visi dan Misi Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat dan Struktur

Organisasi pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat

serta pembahasan dari rumusan masalah.

BAB IV Pembahasan

Merupakan bagian yang menggambarkan tentang hasil yang penulis

dapatkan selama mengikuti proses magang atau berupa laporan kegiatan

yang dilaksanakan di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera

Barat.

BAB V Penutup

Merupakan penutup dari seluruh isi laporan yang berisikan kesimpulan

dan saran yang harapannya nanti dapat berguna bagi penulis dan

pembacanya.

Anda mungkin juga menyukai