Anda di halaman 1dari 16

RESUME

SOSIALISASI DAN BIMTEK


IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
PADA MADRASAH
Jum’at-Minggu, 27-29 Januari 2023
OPENING CEREMONY
Prof. DR. Moh. Isom, M.Ag
Direktur KSKK Madrasah

Assalamu’alikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Dengan teriring ucapan Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin Sosialisasi dan Bimtek Implementasi
Kurikulum Merdeka pada Madrasah dapat terlaksana. Acara ini dilaksanakan dalam rangka
memberi arah dan inspirasi bagi madrasah jenjang pendidikan RA, MI, MTs, MA
dan MAK dalam mengembangkan kurikulum operasional di madrasahnya melalui
Zoom.Meeting dan Link Youtube.
Untuk memandu Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) pada Madrasah, Kementerian Agama
akan menerbitkan 6 acara Bimbingan Teknis, antara lain:
1) Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Pada Madrasah
2) Bimbingan Teknis Pengembangan Kurikulum Operasional Madrasah (KOM)
3) Bimbingan Teknis Pembelajaran dan Asesmen (PPA)
4) Bimbingan Teknis Pengembangan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil
Pelajara Rahmatan lil Alamin (P5 PPRA)
5) Bimbingan Teknis Pengembangan dan Contoh Modul Ajar Mata Pelajaran PAI
dan Bahasa Arab
6) Bimbingan Teknis Pengembangan Implementasi Kurikulum Merdeka di Raudlatul
Athfal (RA).
Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) ini menjelaskan tentang (1) strategi
implementasi, (2) pendampingan, dan (3) monitoring dan evaluasi terhadap implementasi
kurikulum pada madrasah. Pada bagian pertama, strategi implementasi, dijelaskan mengenai
skema mekanisme implementasi Kurikulum Merdeka. Bagian ini menjelaskan peran, tanggung
jawab serta kewenangan masing-masing pihak yang terkait, mulai dari level madrasah hingga
level Kementerian Agama Pusat. Dijelaskan pula tahapan IKM di madrasah serta berbagai
kegiatan yang direkomendasikan agar dilakukan oleh madrasah demi memperkuat IKM,
seperti mengikuti kegiatan sosialisasi, bimtek, maupun pelatihan IKM yang dapat
diselenggarakan secara daring, luring maupun hibryd (kombinasi daring dan luring) maupun
menggunakan platform, dengan substansi materi yang telah ditentukan.
Melalui kegiatan tersebut, diharapkan madrasah dapat mengimplementasikan Kurikulum
Merdeka secara terarah sesuai dengan arah kebijakan Kementerian Agama, yaitu
mengedepankan nilai-nilai religiusitas sebagai ruh yang mewarnai cara berpikir, bersikap dan
bertindak para warga madrasah dalam penyelenggaraan pendidikan di madrasah. Pada bagian
kedua, Bimbingan Teknis ini juga menjelaskan tentang kegiatan pendampingan yang ditujukan
memberi penguatan dan bantuan teknis implementasi kurikulum merdeka
pada madrasah, meliputi perencanaan dan pengembangan Kurikulum Operasional Madrasah
(KOM), perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian atau asesmen
pembelajaran, serta hal-hal teknis lainnya yang dibutuhkan madrasah. Sedangkan pada bagian
ketiga, Bimbingan Teknis ini menjelaskan tentang kegiatan monitoring dan evaluasi yang
ditujukan untuk menjamin bahwa implementasi Kurikulum Merdeka di madrasah berjalan
optimal sesuai dengan harapan sekaligus untuk menguji efektivitas, efisiensi, relevansi,
kelayakan (feasibility) rancangan, implementasi kurikulum dan pembelajaran pada madrasah
pelaksana Kurikulum Merdeka, yang melibatkan para pihak yang terkait.
Sebagaimana maklum, bahwa Kurikulum Merdeka memberikan otonomi, kebebasan dan
keluwesan kepada madrasah dalam mengatur praktik pendidikan, agar berani melakukan kreasi,
inovasi dan terobosan dalam memajukan madrasah. Kehadiran Bimbingan Teknis ini
diharapkan dapat menginspirasi madrasah dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
pada Madrasah.
Sebagai inspirasi tentu tidak rigit dan kaku. Madrasah diberi keleluasaan untuk melakuan kreasi
dan inovasi kurikululum untuk mengakomodir karakteristik, kekhasan, kebutuhan dan visi-misi
madrasah. Madrasah didorong untuk berani melakuan kreatifitas dan inovasi tanpa menunggu
harus lengkap dan sempurna segala persiapan dan kesiapan yang dimiliki demi memberikan
layanan terbaik kepada peserta didik di madrasah. Diharapkan madrasah berani dan tidak takut
salah, asal tidak secara sengaja melakukan kesalahan, karena bermula dari pengalaman
kegagalan akan dapat menjadi guru terbaik dalam kehidupan dan perbaikan selanjutnya.
Bimbingan Teknis implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah akan terus disempurnakan
berdasarkan evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak. Sejalan dengan proses evaluasi
tersebut, Bimbingan Teknis ini juga akan terus diselenggarakan secara berkala sesuai kebutuhan.
Akhir kata, saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja
dengan sepenuh hati untuk menghasilkan Madrasah Unggul Mandiri Berprestasi Amin.
Wassalamu’alikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pengantar IKM
DR. Suwardi, M.Pd
Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi

Assalamu’alaikum
Implementasi Kurikulum Merdeka pada madrasah diterapkan secara bertahap mulai Tahun
Pelajaran 2022/2023. Dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka, madrasah dapat
memilih dua opsi atau pilihan yaitu; Pertama, madrasah masih menggunakan kurikulum 2013,
dengan menerapkan beberapa prinsip Kurikulum Merdeka. Dimana madrasah melakukan kreasi
dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum operasional madrasah sesuai visi, misi, tujuan
dan target madrasah. Madrasah memiliki fleksibilitas dalam mengelola pembelajaran dan
asesmen/penilaian sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya yang dimiliki.
Madrasah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan memberi layanan pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang beragam bakat, minat dan kemampuannya.
Madrasah melaksanakan pembelajaran kolaboratif berbasis proyek, terutama dalam Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin.
Kedua, madrasah melaksanakan Implementasi Kurikulum Merdeka secara penuh, artinya
menerapkan standar kompetensi lulusan (SKL), standar isi (SI), capaian pembelajaran (CP)
sesuai Kurikulum Merdeka. Madrasah melaksanakan spirit kurikulum merdeka dengan
melakukan kreasi dan inovasi dalam pengembangan kurikulum operasional madrasah,
pembelajaran dan asesmen, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar
Rahmatan lil Alamin, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran berdiferensiasi dan lain
sebagainya.
Bimbingan Teknis IKM Pada Madrasah
1. Pada tahap awal, madrasah secara mandiri melakukan berbagai persiapan untuk
melaksanakan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), diantaranya:
a) Mengadakan atau mengikuti kegiatan sosialisasi IKM;
b) Melakukan analisis/identifikasi sumber daya madrasah yang mendukung IKM;
c) Mengajukan usulan secara online melalui aplikasi PDUM dengan melampirkan:
1) Surat Permohonan;
2) Sertifikat Akreditasi Madrasah;
3) Surat pernyataan yang berisi kesediaan madrasah melaksanakan kurikulum merdeka
secara mandiri;
4) Surat rekomendasi dari Kemenag Kabupaten/Kota;
5) Daftar kegiatan persiapan IKM yang sudah dan akan dilaksanakan di
madrasah.
2. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melalui Seksi Pendidikan Madrasah/Penmad
melakukan verifikasi usulan dari madrasah, dan memberikan rekomendasi bagi madrasah
yang dipandang memiliki kesiapan yang cukup untuk mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka.
3. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi melakukan verifikasi berkas secara online pada
aplikasi PDUM, terhadap madrasah yang mengusulkan IKM. Madrasah yang memenuhi
persyaratan selanjutnya disetujui dan diusulkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
untuk mendapat penetapan. Pada saat melakukan verifikasi berkas, Kanwil Kemenag Provinsi
memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
a. Surat usulan dari Madrasah;
b. Sertifikat Akreditasi Madrasah;
c. Surat Rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
setempat;
d. Surat Pernyataan dari madrasah untuk melaksanakan IKM;
e. Daftar kegiatan persiapan IKM yang sudah dan akan dilaksanakan di madrasah.
4. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menerima usulan madrasah yang telah diverifikasi oleh
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan melakukan verifikasi/uji petik usulan pada
aplikasi PDUM dan selanjutkan menetapkan nama-nama madrasah pelaksana IKM.
5. Setelah ditetapkan sebagai pelaksana Kurikulum Merdeka, madrasah melakukan berbagai
upaya penguatan kapasitas bagi pendidik maupun tenaga kependidikan, dengan cara
mengikuti kegiatan Sosialisasi, Bimbingan Teknis, atau Pelatihan Implementasi Kurikulum
Merdeka.
6. Kementerian Agama pusat, Kanwil Kemenag Provinsi dan Kemenag Kabupaten/Kota
melakukan pendampingan terhadap madrasah pelaksana IKM secara bertahap dan
berkelanjutan untuk mengoptimalkan peran seluruh warga madrasah dalam IKM.
7. Kementerian Agama pusat, Kanwil Kemenag Provinsi dan Kemenag Kabupaten/Kota
melakukan monitoring dan evaluasi secara bekala pelaksana IKM pada madrasah, untuk
mengetahui efektifitas pelaksanaan IKM dan dampaknya terhadap peningkatan mutu
pendidikan di madrasah.

Madrasah yang telah ditetapkan sebagai pelaksana Kurikulum Merdeka melaksanakan


tahapan implementasi sebagai berikut:
1. Tahun Pertama
Pada tahun pelajaran 2022/2023, Kurikulum Merdeka diterapkan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah, meliputi jenjang RA, MI, MTs, MA dan MAK secara
terbatas pada madrasah piloting. Implementasi Kurikulum Merdeka pada jenjang RA
untuk peserta didik kelompok usia 4 sampai 5 tahun, MI kelas 1 dan 4, MTs kelas 7, dan
MA/MAK kelas 10. Sedangkan peserta didik kelas 2, 3, 5, 6, 8, 9,11, dan 12 masih
menggunakan kurikulum 2013.
2. Tahun Kedua
Pada tahun pelajaran 2023/2024, Kurikulum Merdeka pada jenjang RA diterapkan pada
peserta didik usia 4 sampai 6 tahun, MI kelas 1, 2, 4, dan 5, MTs kelas 7 dan 8, dan MA
kelas 10 dan 11. Sedangkan peserta didik kelas 3, 6, 9, dan 12 masih menggunakan
kurikulum 2013.
3. Tahun Ketiga
Pada tahun pelajaran 2024/2025, Kurikulum Merdeka pada jenjang MI diterapkan pada
peserta didik kelas 1, 2, 3, 4, 5, 6, jenjang MTs kelas 7, 8, 9 dan jenjang MA/MAK kelas
10, 11, 12. Sebagai catatan, bagi madrasah yang baru mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka pada tahun pelajaran 2023/2024, maka tahapan implementasi
dimulai dari awal sebagaimana implementasi pada tahun pertama.

Guru Lebih Leluasa


Dalam kurikulum merdeka belajar, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat
ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Guru juga bisa membuat projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila yang
dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga
tidak terikat pada konten mata pelajaran.
Sekolah Harus Membantu SDM Guru
Terkait dengan kurikulum ini, sekolah atau lembaga pelaksana memiliki peranan untuk membuat
sebuah rencana baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam jangka pendek, sekolah dituntut untuk membantu sumber daya yang dimilikinya. Salah
satunya dengan memberikan berbagai pelatihan bagi para guru.
Pelatihan tersebut mulai dari tingkat pemahaman terhadap kurikulum, konsep dan juga tahap
implementasinya. Termasuk adanya sebuah praktik nyata yang dilaksanakan oleh guru.
Sehingga bukan hanya pengetahuan saja yang menjadi output, namun juga pemahaman aplikatif.

Tiga jalur tahapan kesiapan setiap satuan pendidikan. yakni:

1. Mandiri Belajar
Pilihan mandiri belajar akan memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat menerapkan
kurikulum merdeka.
Beberapa bagian atau prinsip-prinsipnya saja tanpa mengganti kurikulum yang sedang diterapkan
pada satuan PAUD, Kelas 1, Kelas VII, dan Kelas X.

2. Mandiri Berubah
Jalur kedua akan memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk menerapkan
kurikulum merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan
pendidikan PAUD, Kelas 1, Kelas VII, dan Kelas X.

3. Mandiri Berbagi
Sementara yang ketiga, sekolah bisa mengembangkan sendiri perangkat ajar dalam proses
penerapan kurikulum merdeka.
Jalur ini juga memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menerapkan kurikulum
merdeka dengan mengembangkan sendiri perangkat ajar pada satuan pendidikan PAUD, Kelas 1,
Kelas VII, dan Kelas X.

"Apapun kurikulum yang akan diterapkan di sekolah, dengan tulus hati, kita terus meningkatkan
kompetensi diri demi memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas dan bermakna sesuai
dengan tahap perkembangan murid-murid kita," pesan Irwan.

"Teruslah belajar, gunakan platform Merdeka Mengajar. Mari terlibat dalam komunitas belajar
baik di dalam sekolah, antar sekolah, atau di organisasi-organisasi guru, dan sebagainya,"
pungkasnya
MENYUSUN KOM
DRS. NUR SALIM MPD

A. Pengertian, Maksud dan Tujuan


Pendampingan merupakan proses pembimbingan dan fasilitasi oleh pihak tertentu sesuai
tugas dan fungsinya secara sistematis dan berkelanjutan kepada satuan pendidikan
dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka Kegiatan pendampingan dimaksudkan
untuk memberi penguatan dan bantuan teknis implementasi kurikulum merdeka pada
madrasah. Pendampingan meliputi perencanaan dan pengembangan kurikulum operasional
madrasah, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian atau asesmen
pembelajaran, serta hal-hal teknis lainnya yang dibutuhkan madrasah
B. Komponen Pendampingan
Pendampingan dilakukan pada madrasah dalam pelaksanaan implementasi kurikulum
merdeka, meliputi:
a. Penyusunan Kurikulum Operasional Madrasah (KOM);
b. Bedah Capaian Pembelajaran (CP) menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) dan penyusunan
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP);
c. Pelaksanaan pembelajaran dan asesmen;
d. Penyusunan modul dan perangkat ajar;
e. Perancangan dan Penyusunan Modul P5 PPRA
f. Pelaksanaan P5 PPRA;
g. Evaluasi dan refleksi implementasi Kurikulum Merdeka.
h. Aspek implementasi lain yang relevan.
C. Pelaksana Pendampingan
Para pihak yang dapat melaksanakan fungsi pendampingan kepada madrasah yang
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka meliputi unsur sebagai berikut:

a. Kementerian Agama RI, Kanwil Kemenag Provinsi, Kemenag Kab/Kota;


b. Pengawas Madrasah, dilakukan pada madrasah binaan;
c. Madrasah berbagi yaitu madrasah yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
pada tahun sebelumnya; dan
d. Lembaga mitra lainnya yang kompeten.

D. Mekanisme Pendampingan
Pelaksanaan pendampingan IKM dapat dilakukan oleh Kementerian Agama RI, Kanwil
Kementerian Agama Provinsi, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, Pengawas
madrasah dan lembaga mitra lainnya yang kompeten. Mekanisme pendampingan diatur dan
disepakati oleh madrasah dengan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan
pendampingan.

E. Proses Pendampingan
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, yang perlu dilakukan adalah:
1) Satuan pendidikan dan pendamping dapat mengambil inisiasi berkolaborasi
dalam pendampingan implementasi kurikulum merdeka pada madrasah.
2) Pendamping melakukan perencanaan pendampingan pada satuan pendidikan
madrasah, sesuai dengan potensi dan kebutuhan madrasah.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, pendamping mendatangi madrasah untuk bersama-sama
memetakan sumber daya, membuat perencanaan IKM, melakukan coaching dan
mentoring berkala, mereview perencanaan berkala, mengorganisasikan praktik-praktik
baik yang ditemukan selama pendampingan.
c. Tahap refleksi dan pelaporan
Pada tahap refleksi, pihak-pihak yang terkait pendampingan, memberikan penguatan
kepada madrasah sasaran, melakukan evaluasi, menganalisis capaian IKM, dan
membuat laporan hasil pendampingan.
ASESMEN / PENILIAIAN

A. Konsep, Maksud dan Tujuan

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kurikulum Merdeka di madrasah bertujuan


untuk menjamin bahwa implementasi Kurikulum Merdeka di madrasah berjalan
optimal sesuai dengan harapan. Monitoring dan evaluasi implementasi Kurikulum
Merdeka pada Madrasah merupakan serangkaian kegiatan terencana, sistematis dalam
mengumpulkan dan mengolah informasi/data dari semua tahapan implementasi
Kurikulum Merdeka pada madrasah.

Evaluasi bertujuan untuk menguji efektivitas, efisiensi, relevansi, kelayakan (feasibility)


rancangan, implementasi kurikulum dan pembelajaran pada madrasah pelaksana
Kurikulum Merdeka. Hasil evaluasi dapat dijadikan referensi dalam melakukan perbaikan
dan menentukan tindak lanjut pada pelaksanaan Kurikulum Merdeka selanjutnya.

Monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap implementasi Kurikulum Merdeka pada


madrasah dan proses pendampingan yang dilakukan oleh pendamping.

B. Komponen Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan Evaluasi dilakukan terhadap satuan pendidikan pelaksana Kurikulum


Merdeka untuk menjamin bahwa implementasi kurikulum merdeka berjalan dengan
optimal, meliputi:
1. Kurikulum Operasional Madrasah;
2. Struktur kurikulum;
3. Dokumen Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran (TP), dan Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP);
4. Program pembelajaran;
5. Pelaksanaan pembelajaran dan asesmen;
6. Penggunaan perangkat ajar;
7. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis P5 PPRA
8. Aspek implementasi lain yang relevan
C. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan Evaluasi implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah dilaksanakan


secara berjenjang sesuai dengan kewenangannya, mulai dari pusat, wilayah, dan
kabupaten/kota.
1. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
a. Menetapkan Tim Monitoring dan Evaluasi Kurikulum Merdeka pada madrasah;
b. Menyusun Instrumen Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan IKM pada madrasah;
c. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi IKM pada madrasah;
d. Menyusun laporan dan rencana tindak lanjut hasil Monitoring dan Evaluasi;

2. Kanwil Kementerian Agama Provinsi


a. Membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi IKM pada Madrasah di wilayahnya;
b. Menyusun Instrumen Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan IKM pada madrasah;
c. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi IKM pada madrasah;
d. Menyusun laporan dan rencana tindak lanjut hasil Monitoring dan Evaluasi;

3. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota


a. Membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi IKM pada Madrasah di kab/kota setempat;
b. Menyusun Instrumen Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan IKM pada madrasah;
c. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi IKM pada madrasah;
d. Menyusun laporan dan rencana tindak lanjut hasil Monitoring dan Evaluasi;

4. Madrasah pelaksana IKM


a. Madrasah menerima masukkan dari tim monitoring dan evaluasi sebagai
bahan evaluasi untuk meningkatkan IKM pada madrasahnya;
b. Mendesiminasikan keberhasilan pelaksanaan IKM kepada lembaga lain di
sekitarnya.
TP, ATP, CP, Modul Ajar Kurikulum Merdeka di Madrasah
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta
didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan dengan sebuah
perjalanan berkendara, Capaian Pembelajaran (CP) memberikan tujuan umum dan ketersediaan
waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Untuk mencapai garis finish,
pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam perencanaan pembelajaran dimaksudkan
agar :
Pembelajaran yang fleksibel
Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik
Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif
Pada Kurikulum Merdeka Pemerintah telah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai
kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, Capaian Pembelajaran (CP) tidak cukup konkret
untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari. Capaian Pembelajaran (CP) perlu diurai
menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu
persatu oleh peserta didik hingga mereka mencapai akhir fase.

Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik merancang tujuan-tujuan belajar yang
lebih operasional dan konkret. Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen
utama, yaitu:

Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan atau didemonstrasikan
oleh peserta didik.
Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit
pembelajaran.
Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah berikutnya dalam perencanaan pembelajaran
adalah menyusun alur tujuan pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran sebenarnya memiliki
fungsi yang serupa dengan apa yang dikenal selama ini sebagai “silabus”, yaitu untuk
perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka waktu
satu tahun. Oleh karena itu, pendidik dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran saja, dan alur
tujuan pembelajaran ini dapat diperoleh pendidik dengan cara :

Merancang sendiri berdasarkan CP


Mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, ataupun
Menggunakan contoh yang disediakan pemerintah.
Perlu ingat, bahwa alur tujuan pembelajaran tidak ditetapkan oleh pemerintah, sehingga pendidik
yang satu dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran yang berbeda dengan pendidik lainnya
meskipun mengajar peserta didik dalam fase yang sama. Oleh karena itu, rencana pembelajaran
yang dibuat masing-masing pendidik pun dapat berbeda-beda, terlebih lagi karena rencana
pembelajaran ini dirancang dengan memperhatikan berbagai faktor lainnya, termasuk faktor
peserta didik yang berbeda, lingkungan sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana
pembelajaran, dan lain-lain.
Setiap pendidik perlu memiliki rencana pembelajaran untuk membantu mengarahkan proses
pembelajaran mencapai Capaian Pembelajaran (CP). Rencana pembelajaran ini dapat berupa: (1)
rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal sebagai RPP, atau (2) dalam bentuk modul
ajar. Apabila pendidik menggunakan modul ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP karena
komponen-komponen dalam modul ajar meliputi komponen-komponen dalam RPP atau lebih
lengkap daripada RPP.
Komponen yang harus ada (komponen minimum) dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
lebih sederhana, fokus mendokumentasikan rencana, yaitu :
Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran).
Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu atau lebih pertemuan.
Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran dan rencana asesmen di
akhir pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran.
Sementara dalam modul ajar, perencanaan dilengkapi dengan media yang digunakan, misalnya
bahan bacaan yang digunakan, lembar kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu
dipelajari peserta didik, termasuk juga instrumen asesmennya. Oleh karena modul ajar lebih
lengkap daripada rencana pelaksanaan pembelajaran, maka pendidik yang menggunakan modul
ajar untuk mencapai satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak perlu lagi mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
Semoga bermanfaat.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila & Profil
Pelajar Rahmatan Lil Alamin
Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin yang selanjutnya disebut profil pelajar,
merupakan pelajar yang memiliki pola pikir, bersikap dan berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai
luhur Pancasila yang universal dan menjunjung tinggi toleransi demi terwujudnya persatuan dan
kesatuan bangsa serta perdamaian dunia. Profil Pelajar juga memiliki pengetahuan dan keterampilan
berpikir antara lain: berpikir kritis, memecahkan masalah, metakognisi, berkomunikasi, berkolaborasi,
inovatif, kreatif, berliterasi informasi, berketakwaan, berakhlak mulia, dan moderat dalam keagamaan.
Profil pelajar memiliki komitmen kebangsaan yang kuat, bersikap toleran terhadap sesama, memiliki
prinsip menolak tindakan kekerasan baik secara fisik maupun verbal dan menghargai tradisi. Kehadiran
profil pelajar di tengah kehidupan mampu mewujudkan tatanan dunia yang penuh kedamaian dan
kasih sayang. Profil pelajar selalu mengajak untuk merealisasikan kedamaian, kebahagiaan, dan
keselamatan baik di dunia maupun akhirat bagi semua golongan umat manusia, bahkan seluruh alam
semesta.
Profil pelajar dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yakni peserta didik dengan
profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia.

Panduan Pengembangan P5 PPRA


Dalam konteks tersebut, profil pelajar memiliki rumusan kompetensi yang melengkapi fokus di dalam
pencapaian standar kompetensi lulusan di setiap jenjang satuan pendidikan dalam hal penanaman
karakter yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dan moderasi beragama.
Kompetensi profil pelajar memperhatikan faktor internal yang berkaitan dengan jati diri, ideologi, dan
cita-cita bangsa Indonesia, serta faktor eksternal yang berkaitan dengan konteks kehidupan dan
tantangan bangsa Indonesia di Abad ke-
21 yang sedang menghadapi masa revolusi industri 4.0, serta moderasi beragama. Dalam profil pelajar
terdapat beberapa dimensi dan nilai yang menunjukkan
bahwa profil pelajar tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai
jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia yang:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia;
2. Berkebhinekaan global;
3. Bergotong-royong;
4. Mandiri;
5. Bernalar kritis;
6. Kreatif.

Sekaligus pelajar juga mengamalkan nilai-nilai beragama yang moderat, baik sebagai pelajar Indonesia
maupun warga dunia. Nilai moderasi beragama ini meliputi:
1. Berkeadaban (ta’addub);
2. Keteladanan (qudwah);
3. Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwaṭanah);
4. Mengambil jalan tengah (tawassuṭ);
5. Berimbang (tawāzun);
6. Lurus dan tegas (I’tidāl);
7. Kesetaraan (musāwah);
8. Musyawarah (syūra);
9. Toleransi (tasāmuh);
10. Dinamis dan inovatif (taṭawwur wa ibtikār);

B. Perlunya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin, merupakan sarana
memberi kesempatan peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan
karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan projek profil
pelajar ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti
perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan
berdemokrasi sehingga peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut
sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan profil pelajar diharapkan dapat
menginspirasi peserta didik untuk berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya.

Penguatan projek profil pelajar diharapkan dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong
peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, dan Islam Rahmatan Lil Alamin.
Penguatan Projek Profil Pelajar ini juga dapat dijadikan sarana bagi peserta didik menjadi pelajar yang
menjadi rahmat bagi semua umat manusia. Dapat merawat tradisi dan menyemai gagasan beragama
yang ramah dan moderat dalam kebhinekaan Indonesia tanpa harus mencabut tradisi dan kebudayaan
yang ada dengan mendasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan.

Antara Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin merupakan satu nafas yang saling
menguatkan antara satu dengan lainnya. Keduanya berdiri pada falsafah Pancasila, yang menghormati
kebhinekaan dan kemanusiaan untuk mewujudkan Indonesia yang aman, tentram, damai dan
sejahtera.

Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar


Rahmatan Lil Alamin pada MA dan MAK

Pemerintah menetapkan tema-tema utama untuk dirumuskan menjadi topik


oleh satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta
didik. Tema-tema utama projek penguatan profil pelajar yang dapat dipilih oleh

satuan pendidikan sebagai berikut:

Dalam pelaksanaannya, dalam 1 (satu) tahun ajaran, peserta didik melakukan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin
dengan ketentuan tema sebagai berikut:
Jenjang Ketentuan Jumlah Tema
RA 1 s.d. 2 projek profil dengan tema berbeda
MI 2 s.d. 3 projek profil dengan tema berbeda
MTs 3 s.d. 4 projek profil dengan tema berbeda
MA Kelas X 3 s.d. 4 projek profil dengan tema berbeda
MA Kelas XI dan XII 2 s.d. 3 projek profil dengan tema berbeda
MAK Kelas X 3 Projek dengan 2 tema pilihan dan 1 tema kebekerjaan
MAK Kelas XI 2 Projek dengan 1 tema pilihan dan 1 tema kebekerjaan
MAK Kelas XII 1 Projek dengan tema kebekerjaan
Tema: Kewirausahaan
Madrasah Alyah(MA) Fase E dan F Merintis koperasi sederhana di lingkup satuan
pendidikan. Fokus: Akhlak Pribadi - Merumuskan nilai-nilai moralnya sendiri, yadari

kekuatan dan keterbatasan dari nilai-nilai tersebut, ehingga bisa menerapkannya


secara bijak dan kontekstual.

PENUTUP
Alhamdulillah, resume sosialisasi dan bimtek Implementasi kurikulum merdeka pada
madrasah Jum’at-minggu, 27-29 januari 2023 telah terselesaikan. Kami merasa masih
banyak kekurangannya karena keterbatasan pemahanan terhadap materi yang disajikan.
Semoga hasil resume ini bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai