Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

TA4111 GEOFISIKA PASIF PERTAMBANGAN

MODUL E
PENENTUAN DENSITAS

Oleh:
Ariqoh Muhammad Firdaus
12120089

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2023
I. Tujuan Percobaan
1. Menganalisis hubungan antara nilai gravitasi (Gobs) dengan elevasi titik pengukuran dan
menentukan densitas rata-rata batuan di daerah penyelidikan dengan menggunakan metode
Nettleton.

II. Dasar Teori


2.1 Definisi Metode Gravity
Metoda gravity merupakan salah satu metoda tidak langsung yang digunakan untuk mengetahui
kondisi bawah permukaan bumi, yaitu dengan cara mengamati variasi distribusi lateral dari sifat fisis
batuan (densitas). Survei gravitasi dilakukan dengan memanfaatkan perubahan gaya gravitasi dari
suatu tempat ke tempat lainnya. Biasanya perubahan yang terjadi relatif kecil sehingga dalam
pengukuran gravitasi diperlukan suatu alat ukur yang memiliki kepekaan cukup tinggi. Secara umum
tempat yang memiliki kandungan batuan bawah permukaan dengan densitas tinggi akan menyebabkan
harga gravitasi terukur besar pula dan berlaku pula hal sebaliknya. Anomali gravitasi yang
menggambarkan variasi lateral densitas batuan secara tidak langsung memberikan gambaran struktur
geologi dibawah permukaan bumi dan hal ini menyebabkan metoda gravitasi merupakan suatu
penyelidikan tahap awal dalam eksplorasi minyak bumi, eksplorasi bahan tambang atau mineral.

2.2 Jenis – Jenis Koreksi dan Pengolahan Data Koreksi Pada Survey Gravity

1. Koreksi Baca Alat Atau Skala

Koreksi baca alat merupakan koreksi yang dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam pembacaan alat
gravitasi yang digunakan. Rumus umum dalam pembacaan alat dapat ditulis sebagai berikut:
Read (mGal) = ((Read (scale)-Interval) x Counter Reading) + Value in mGal

2. Drift Correction (Koreksi Kemuluran Atau Apungan)


Koreksi drift diperlukan karena adanya perubahan bentuk alat (pegas) selama pengukuran berulang
dalam satu hari survei. Penggunaan berulang alat tersebut dapat menyebabkan perubahan bentuk, oleh
karena itu, untuk mengoreksi perubahan ini, penting untuk melakukan pengukuran ulang di titik
referensi sebanyak mungkin. Frekuensi pengukuran ulang di titik referensi dapat disesuaikan dengan
kondisi lapangan, bisa setiap satu jam atau dua jam sekali. Semakin sering pengukuran ulang
dilakukan, semakin baik data yang akan digunakan untuk koreksi.

3. Tidal Correction (Koreksi Pasang Surut)


Koreksi tidal merupakan koreksi yang dilakukan untuk menghilangkan efek tarikan gravitasi dari
benda-benda ruang angkasa yang berubah terhadap waktu. Biasanya koreksi ini dilakukan bersamaan
dengan koreksi drift.

4. Latitude Correction (Koreksi Lintang)


Koreksi ini dilakukan untuk mengkoreksi nilai gaya berat pada setiap lintang geografis yang
disebabkan oleh bentuk bumi yang ellipsoid dan adanya gaya sentrifugal yang disebabkan oleh rotasi
bumi. Terdapat dua permukaan acuan yang biasa digunakan, yaitu: permukaan geoid dan Spheroid.
Secara umum gravitasi terkoreksi lintang dapat dituliskan sebagai berikut:

Gambar 1: Pengaruh bentuk bumi dan pengaruh rotasi bumi terhadap percepatan gravitasi

5. Free Air Corretion (Koreksi Udara Bebas)


Koreksi ini untuk menghilangkan pengaruh dari ketinggian terhadap nilai pengukuran pada suatu titik
pengamatan. Koreksi ini disebabkan oleh pengaruh ketinggian tanpa mempermasalahkan massa
diantara titik ukur dan sea level. Jadi antara sea level dan titik ukur hanyalah udara bebas.Koreksi ini
dapat ditulis sebagai berikut :
Gambar 2: Perbedaan nilai pengukuran percepatan gravitasi pada permukaan bumi dengan
pengukuran pada ketinggian tertentu

6. Bouger Slab Correction (Koreksi Bouger)


Koreksi ini merupakan koreksi pertama yang dilakukan untuk perhitungan kelebihan massa pada titik
observasi terhadap permukaan laut. Selain itu, koreksi ini menghitung defesiensi massa pada titik
observasi yang terletak di bawah permukaan laut. Koreksi ini dapat ditulis dengan persamaan sebagai
berikut.
Gambar 3: a) kelebihan massa (diatas garis biru), b) kelebihan massa dapat diaproksimasi dengan
garis lurus dari material permukaan dengan densitas ρb.

7. Terrain Correction (Koreksi Topografi)


Koreksi ini menghitung variasi percepatan gravitasi yang disebabkan variasi dari topografi pada setiap
titik observasi. Koreksi ini juga sering disebut sebagai koreksi medan ,yang mengakomodir
ketidakteraturan pada topografi sekitar pengukuran. Pada saat pengukuran, elevasi topografi disekitar
titik pengukuran, biasanya dalam radius dalam dan luar, diukur elevasinya. Sehingga koreksi ini dapat
ditulis sebagai berikut

III. Prosedur Percobaan

1. Menggambarkan profil gaya berat pengukuran (Gobs) terhadap jarak


2. Menggambarkan profil elevasi lintasan terhadap jarak
3. Meng-overlay kedua profil dan menganalisis hubungan Gobs dan elevasi
4. Menghitung koreksi gabungan (free air correction - Bouguer correction)
5. Menggambarkan profil koreksi gabungan terhadap jarak
6. Menentukan densitas batuan berdasarkan profil koreksi gabungan
7. Menjelaskan arti fisis nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan koreksi gabungan

IV. Data dan Pengolahan


4.1 Data
4.2 Pengolahan Data
Dari data pengukuran lapangan kemudian di gambarkan profil pengukuran gaya berat (Gobs),
sebagai berikut.

Grafik Jarak Terhadap Gobs


978086
978084
978082
Gobs (mGal)

978080
978078
978076
978074
978072
0 50 100 150 200 250 300
Jarak (meter)

Kemudian digambarkan juga profil nilai elevasi terhadap jarak sebagai berikut.

Grafik Jarak Terhadap Elevasi


140
120
Elevasi (meter)

100
80
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300
Jarak (meter)

Kemudian dibuat overlay kedua profil dan menganalisis hubungan Gobs dan elevasi.

140

120

100
Elevasi (meter)

80

60

40

20

0
0 50 100 150 200 250 300
Jarak (meter)
Selanjutnya penentuan nilai densitas dengan menggunakan Metode Nettleton. Dengam
menggunkan persamaan (0,3086 − 0.04185 𝜌)ℎ didapatkan nilai koreksi gabungan seperti pada
tabel dibawah.
Jarak Elevasi Nilai Densitas Batuan (gr/cm3)
(meter) (meter) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
0 85.44 22.791 19.215 15.640 12.064 8.488 4.913 1.337 -2.239 -5.814 -9.390 -12.966 -16.541 -20.117 -23.693 -27.268
20 122.5 32.677 27.550 22.424 17.297 12.170 7.044 1.917 -3.210 -8.336 -13.463 -18.589 -23.716 -28.843 -33.969 -39.096
40 105.2 28.062 23.659 19.257 14.854 10.452 6.049 1.646 -2.756 -7.159 -11.561 -15.964 -20.367 -24.769 -29.172 -33.575
60 99.73 26.603 22.429 18.256 14.082 9.908 5.734 1.561 -2.613 -6.787 -10.960 -15.134 -19.308 -23.481 -27.655 -31.829
80 92.94 24.792 20.902 17.013 13.123 9.234 5.344 1.455 -2.435 -6.325 -10.214 -14.104 -17.993 -21.883 -25.772 -29.662
100 81.27 21.679 18.278 14.876 11.475 8.074 4.673 1.272 -2.129 -5.530 -8.932 -12.333 -15.734 -19.135 -22.536 -25.937
120 92.36 24.637 20.772 16.906 13.041 9.176 5.311 1.445 -2.420 -6.285 -10.150 -14.016 -17.881 -21.746 -25.611 -29.477
140 71.1 18.966 15.990 13.015 10.039 7.064 4.088 1.113 -1.863 -4.838 -7.814 -10.789 -13.765 -16.740 -19.716 -22.692
160 87.34 23.298 19.643 15.988 12.332 8.677 5.022 1.367 -2.288 -5.943 -9.599 -13.254 -16.909 -20.564 -24.219 -27.875
180 92.1 24.568 20.713 16.859 13.005 9.150 5.296 1.441 -2.413 -6.267 -10.122 -13.976 -17.831 -21.685 -25.539 -29.394
200 88.73 23.669 19.955 16.242 12.529 8.815 5.102 1.389 -2.325 -6.038 -9.751 -13.465 -17.178 -20.891 -24.605 -28.318
220 76.37 20.372 17.176 13.980 10.783 7.587 4.391 1.195 -2.001 -5.197 -8.393 -11.589 -14.785 -17.981 -21.177 -24.373
240 71.48 19.067 16.076 13.084 10.093 7.102 4.110 1.119 -1.873 -4.864 -7.856 -10.847 -13.839 -16.830 -19.821 -22.813
260 64.92 17.317 14.601 11.884 9.167 6.450 3.733 1.016 -1.701 -4.418 -7.135 -9.852 -12.569 -15.285 -18.002 -20.719
280 83.26 22.210 18.725 15.241 11.756 8.272 4.787 1.303 -2.181 -5.666 -9.150 -12.635 -16.119 -19.604 -23.088 -26.572

jarak elevasi Nilai Densitas (gr/cm3)


(meter) (meter) 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5 7.6 7.7 7.8 7.9
0 85.44 0.980 0.622 0.264 -0.093 -0.451 -0.808 -1.166 -1.523 -1.881
20 122.5 1.404 0.892 0.379 -0.134 -0.646 -1.159 -1.672 -2.184 -2.697
40 105.2 1.206 0.766 0.326 -0.115 -0.555 -0.995 -1.435 -1.876 -2.316
60 99.73 1.143 0.726 0.309 -0.109 -0.526 -0.943 -1.361 -1.778 -2.196
80 92.94 1.066 0.677 0.288 -0.101 -0.490 -0.879 -1.268 -1.657 -2.046
100 81.27 0.932 0.592 0.252 -0.089 -0.429 -0.769 -1.109 -1.449 -1.789
120 92.36 1.059 0.672 0.286 -0.101 -0.487 -0.874 -1.260 -1.647 -2.033
140 71.1 0.815 0.518 0.220 -0.077 -0.375 -0.673 -0.970 -1.268 -1.565
160 87.34 1.001 0.636 0.270 -0.095 -0.461 -0.826 -1.192 -1.557 -1.923
180 92.1 1.056 0.670 0.285 -0.100 -0.486 -0.871 -1.257 -1.642 -2.028
200 88.73 1.017 0.646 0.275 -0.097 -0.468 -0.839 -1.211 -1.582 -1.953
220 76.37 0.876 0.556 0.236 -0.083 -0.403 -0.722 -1.042 -1.362 -1.681
240 71.48 0.820 0.520 0.221 -0.078 -0.377 -0.676 -0.975 -1.274 -1.574
260 64.92 0.744 0.473 0.201 -0.071 -0.342 -0.614 -0.886 -1.158 -1.429
280 83.26 0.955 0.606 0.258 -0.091 -0.439 -0.788 -1.136 -1.485 -1.833
Jarak Elevasi Nilai Densitas (gr/cm3)
(meter) (meter) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 85.44 -0.129 -0.165 -0.200 -0.236 -0.272 -0.308 -0.343 -0.379 -0.415
20 122.5 -0.185 -0.236 -0.287 -0.339 -0.390 -0.441 -0.492 -0.544 -0.595
40 105.2 -0.159 -0.203 -0.247 -0.291 -0.335 -0.379 -0.423 -0.467 -0.511
60 99.73 -0.150 -0.192 -0.234 -0.276 -0.317 -0.359 -0.401 -0.443 -0.484
80 92.94 -0.140 -0.179 -0.218 -0.257 -0.296 -0.335 -0.374 -0.412 -0.451
100 81.27 -0.123 -0.157 -0.191 -0.225 -0.259 -0.293 -0.327 -0.361 -0.395
120 92.36 -0.139 -0.178 -0.217 -0.255 -0.294 -0.333 -0.371 -0.410 -0.449
140 71.1 -0.107 -0.137 -0.167 -0.197 -0.226 -0.256 -0.286 -0.316 -0.345
160 87.34 -0.132 -0.168 -0.205 -0.241 -0.278 -0.315 -0.351 -0.388 -0.424
180 92.1 -0.139 -0.177 -0.216 -0.255 -0.293 -0.332 -0.370 -0.409 -0.447
200 88.73 -0.134 -0.171 -0.208 -0.245 -0.282 -0.320 -0.357 -0.394 -0.431
220 76.37 -0.115 -0.147 -0.179 -0.211 -0.243 -0.275 -0.307 -0.339 -0.371
240 71.48 -0.108 -0.138 -0.168 -0.198 -0.227 -0.257 -0.287 -0.317 -0.347
260 64.92 -0.098 -0.125 -0.152 -0.179 -0.207 -0.234 -0.261 -0.288 -0.315
280 83.26 -0.126 -0.160 -0.195 -0.230 -0.265 -0.300 -0.335 -0.370 -0.404

Grafik 1 Jarak Terhadap Koreksi Gabungan


40.000
30.000
Koreksi Gabungan (mGal)

20.000
10.000
0.000
-10.000 0 50 100 150 200 250 300

-20.000
-30.000
-40.000
-50.000
Jarak (meter)

Densitas 1 Densitas 2 Densitas 3 Densitas 4 Densitas 5


Densitas 6 Densitas 7 Densitas 8 Densitas 9 Densitas 10
Densitas 12 Densitas 13 Densitas 14 Densitas 15
Grafik 2 Jarak Terhadap Koreksi Gabungan
2.000
1.500
1.000
Koresi Gabungan (mGal)

0.500
0.000
-0.500 0 50 100 150 200 250 300

-1.000
-1.500
-2.000
-2.500
-3.000
Jarak (meter)

Densitas 7,1 Densitas 7,2 Densitas 7,3 Densitas 7,4 Densitas 7,5
Densitas 7,6 Densitas 7,7 Densitas 7,8 Densitas 7,9

Grafik 3 Jarak Terhadap Koreksi Gabungan


0.000
0 50 100 150 200 250 300
-0.100
Koreksi Gabungan (mGal)

-0.200

-0.300

-0.400

-0.500

-0.600

-0.700
Jarak (meter)

Densitas 7,41 Densitas 7,42 Densitas 7,43 Densitas 7,44 Densitas 7,45
Densitas 7,46 Densitas 7,47 Densitas 7,48 Densitas 7,49 Densitas 7,40

Grafik 1 menggambarkan permisalan nilai densitas yang diambil, dari grafik terlihat bahwa garis yang
paling sedikit mengalami undulasi adalah garis dengan nilai densitas 7. Kemudian untuk mendapatkan nilai
densitas yang lebih presisi, dilakukan perhitungan kembali dan dihasilkan grafik 2, dari grafik terlihat garis
dengan yang paling sedikit mengalami undulasi adalah garis dengan nilai densitas 7,4. Untuk hasil yang
lebih presisi kembali dilakukan perhitungan dan didapatkan grafik 3, dari grafik terlihat garis dengan yang
paling sedikit mengalami undulasi adalah garis dengan nilai densitas 7,40.

V. Analisis dan Pembahasan


5.1 Analisis Nilai Gravity Observasi dan Elevasi
Dari grafik overlay yang disajikan, dapat dilihat bahwa ada hubungan antara nilai gravity observasi
dan perubahan elevasi topografi. Ketika elevasi topografi meningkat, nilai gravity observasi
cenderung menurun, sedangkan ketika elevasi topografi menurun, nilai gravity observasi
cenderung meningkat. Menurut sumber-sumber tertulis, variasi dalam percepatan gravitasi
disebabkan oleh variasi dalam topografi, dengan nilai variasinya sekitar 0,3086 mGal per meter.
Jika topografi naik, variasi nilai percepatan gravitasi cenderung menjadi negatif, sementara jika
topografi turun, variasi nilai tersebut menjadi positif. Inilah yang mengakibatkan nilai gravity
observasi menjadi kecil ketika elevasi topografi naik, dan sebaliknya.
5.2 Interpretasi Batuan

Tabel diatas merupakan tabel rata – rata nilai densitas batuan dan mineral. Dari hasil perhitungan
dengan metode Nettleton, didapatkan nilai densitas sebesar 7,40 gr/cm3. Nilai ini kemudian
dibandingkan dengan tabel diatas untuk mengetahui jenis batuan atau mineral yang menyababkan
anomali gaya berat. Dari tabel diatas diketahui mineral yang menyebabkan anomali gaya berat
adalah galena atau wolframit, untuk mengetahui secar pasti jenis mineral nya perlu dilakukan
penyelidikan lebih lanjut pada daerah pengukuran.

VI. Kesimpulan
1. Dari hasil perhitungan dengan metode Nettleton, didapatkan nilai densitas sebesar 7,40 gr/cm3. Dari
tabel diatas diketahui mineral yang menyebabkan anomali gaya berat adalah galena atau wolframit,
untuk mengetahui secar pasti jenis mineral nya perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut pada daerah
pengukuran.
Daftar Pustaka

Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff R.E.,1990, Applied Geophysics, London : Cambridge University.
Heriawan, M. Nur. 2002. Catatan Kuliah TE-6222 Geofisika Cebakan Mineral II. Bandung. Institut
Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai