Anda di halaman 1dari 3

KEMATIAN: MASA DEPAN BERSAMA YESUS

1 Korintus 15:12-19 (Roma 6:1-14)

Melalui bacaan tadi, kita diingatkan akan satu pertanyaan yang amat penting.
Pertanyaan itu harus kita jawab dengan jujur supaya kita siap ketika harus
menghadapi kematian. Pertanyaan itu adalah, apakah Anda sudah siap mati? Kita
mungkin mengira, ini adalah pertanyaan konyol. Tetapi itu adalah kenyataan dan
biasanya kita enggan untuk membicarakan kematian kita. Kita pun biasanya malas
ketika harus mendengarkan orang membicarakan kematian.
Ironisnya, Paulus mengingatkan jemaat di Korintus mengenai pentingnya memahami
kematian. Mengapa? Karena kita sering kali melupakan bahwa kematian
sesungguhnya adalah anugerah. Ada tiga anugerah yang diberikan oleh Tuhan
untuk kita. Pertama, anugerah keselamatan. Anugerah ini diberikan pada saat
Kita memutuskan mengikuti Tuhan Yesus dan Kita diselamatkan. Anugerah kedua
adalah anugerah kehidupan. Ini adalah anugerah yang memberikan kita spirit
atau semangat untuk menjalani hari demi hari bersama Tuhan Yesus. Dengan
anugerah ini kita mampu melaksanakan setiap tugas sehari-hari.
Anugerah ketiga adalah anugerah kematian. Ketika tiba saatnya kematian kita,
Allah mempersiapkan kita untuk menghadapinya. Ini yang sering kita lupakan. Di
mata Tuhan, kematian orang percaya adalah anugerah. Karena itu bagi anak-anak
Tuhan, membicarakan kematian bukanlah hal tabu. Sekarang mari kita berbicara
kematian bersama Paulus.
Paulus, ketika menulis surat untuk jemaat di Korintus, menganggap orang-orang di
Korintus salah dalam memandang kematian. Mengapa? Karena cara kita
memandang kematian akan menentukan cara kita menjalani hidup ini. Cara pandang
yang salah tentang kematian akan membuat kita salah dalam menjalani hidup ini.
Sebaliknya, bila pandangan kita tentang kematian benar, kita juga akan benar dalam
menjalani hidup ini.
Yang pertama, jika orang mati tidak dibangkitkan. Coba kita lihat ayat yang ke-
32b: … Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum,
sebab besok kita mati.” Inilah yang terjadi dalam kehidupan orang-orang Korintus
pada saat itu. Mereka salah dalam memandang kematian. Apa akibatnya? Hidup ini
diisi dengan keserakahan, dengan kerakusan, mengejar kepuasan, seakan-akan kita
tidak mengerti hakikat hidup ini. Justru karena itu, kematian menjadi hal yang
sangat menakutkan bagi banyak orang karena mati berarti segala kenikmatan hidup
berakhir atau selesai. Inilah alasan yang sesungguhnya orang takut mati. Kematian
menjadi momok yang membuat kita takut menghadapinya. Jangan heran juga bila
justru karena takut akan kematian, banyak orang menasihati, “Mumpung masih
muda… mumpung masih hidup… bersenang-senanglah. Maksimalkan kenikmatan!”
Mereka menjalani kehidupan seperti orang yang tidak percaya kebangkitan Kristus.
Adakah di antara Kita yang hidup seperti itu?
Yang kedua, jika orang mati dibangkitkan. Bagaimana Paulus menasihati kita
tentang kematian itu? Jika orang mati dibangkitkan, kematian bukanlah akhir dari
kehidupan karena Kristus bangkit. Hidup tidak berarti tamat ketika kita mati.
Sebaliknya, kematian justru menjadi awal bagi kehidupan. Setelah kematian, hidup
ini to be continued (berlanjut) dengan hidup bersama Kristus. Di situlah kehidupan
kita yang sesungguhnya, hidup yang sejati, hidup yang abadi (Lukas 20:36). Oleh
karena itu, kematian bukanlah hal yang menakutkan, kematian bukanlah
momok. Kematian seharusnya justru menjadi pengharapan kita,kematian
seharusnya menjadi hal yang kita nanti-nantikan. Baca Mazmur 116:15 dan
Pengkotbah 7:1. Dengan cara pandang yang benar tentang kematian seperti itu,
kita sebagai anak-anak Tuhan seharusnya bukan lagi takut mati melainkan takut
hidup: takut hidup tidak benar seperti jemaat di Korintus.
Dalam 1 Korintus 15:22 dikatakan ”karena sama seperti semua orang mati dalam
persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali
dalam persekutuan dengan Kristus.”
Sekarang saya ajak kita berimajinasi. Ini ada dua pesawat. Pesawat pertama
namanya Adam Air. Pesawat kedua, Jesus Air. Orang-orang yang bersekutu dengan
Adam sebagaimana disebutkan dalam 1 Korintus 15:22 tadi, berada di dalam
pesawat Adam Air. Mereka take off, berhasil terbang, tetapi kemudian meledak (ada
yang masih ingat tragedi Adam Air?). Pesawat kedua, take off, melayang
dan landing dengan selamat di surga. Pertanyaan saya, apakah Kita siap ikut
terbang bersama Jesus Air?
Tetapi, apakah terbang bersama Jesus Air berarti tanpa masalah, tidak ada
persoalan, enak-enak saja? Ooo… jangan salah! Terbang bersama Jesus Air juga
akan tergoncang-goncang karena cuaca yang tidak baik. Pesawat Jesus Air bisa saja
oleng. Benar, ya? Tetapi, pertanyaannya adalah, apakah karena Jesus Air
tergoncang karena cuaca, lalu kita nekad keluar pesawat dengan melompat? Oo…
konyol itu! Apa yang terjadi bila kita nekat keluar pesawat? Pasti mati! Banyak orang
seperti itu. Sudah berada di dalam Jesus Air; tetapi karena dalam penerbangan
terdapat goncangan-goncangan, mereka nekad keluar dari pesawat Jesus Air.
Bisa jadi pesawat ini oleng karena sayapnya patah atau gangguan teknis lainnya,
tapi kita perlu ingat bahwa jaminan keselamatan kita adalah pada siapa yang
menjadi pilot kita, yaitu Yesus.
Oleh karena itu, jangan takut! Mungkin dunia ini akan membuat Kita seakan-akan
tidak mampu lagi menjalani hidup ini karena penderitaan demi penderitaan yang Kita
alami. Seakan-akan kita tidak mampu terbang lagi karena kedua sayap kita patah.
Saat ini saya katakan, pesawat ini Jesus Airakan mengantar Kita selamat hingga
mendarat di bandara sorgawi. Kita melihat dan menikmati masa depan kita di dalam
Kerajaan Sorga. Itu semua terjadi karena Tuhan Yesus hidup.
Baca Amsal 23:18 dan Yeremia 29:11
Kata hari depan di sini bukan hanya secara harafiah tentang kehidupan jasmani
kita, seperti anak-anak yang punya cita-cita lalu berhasil meraih cita-cita itu dengan
standar kesuksesan yang ada, karena masa depan yang demikian akan berakhir saat
kita mati, namun yang paling utama adalah masa depan bersama Yesus, di mana
kita akan hidup bersama dengan Yesus di sorga selama-lamanya. Itulah masa depan
kita yang sesungguhnya.
Sebab Dia hidup, ada hari esok, sebab Dia hidup, ku tak gentar. Sebab ku
tahu Dia pegang hari esok, hidup jadi berarti sebab Yesus hidup.
Kalau kematian saja bukan lagi hal yang menakutkan buat kita, apatah lagi Cuma
sekedar kesulitan-kesulitan yang kita alami semasa hidup.

Anda mungkin juga menyukai