Evaluasi Kebijakan Publik Perbedaan Eval
Evaluasi Kebijakan Publik Perbedaan Eval
1
dengan menunjukkan bahwa tujuan dan target perlu di definisikan ulang
(redefinition of goals and targets).
2
” … evaluation eximines ‘how public policy and the people who deliver it may be
appraised, audited, valued and controlled” while the study of implementation is
about “how policy is put into action and practice”
3
Studi Evaluasi 1. Apakah program bus sekolah gratis yang sudah berjalan
selama sepuluh tahun lebih ini sudah mencapai tujuan dan
sasaran yang diharapkan ?
2. Adakah dampak program bus sekolah gratis terhadap
penurunan angka kemacetan dan penggunaan kendaraan
pribadi oleh anak di bawah umur di Kota Surabaya ?
3. Apakah program bus sekolah gratis ini merupakan program
yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan yakni
meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor di bawah
umur dan mengurasi kemacetan di Kota Surabaya ?
4. Bagaimana kinerja program bus sekolah gratis di Kota
Surabaya ?
5. Apa rekomendasi bagi program bus sekolah gratis di Kota
Surabaya ?
Tak jarang muncul overlapping antara analisis studi evaluasi dan studi
implementasi yang memunculkan pertanyaan-pertanyaan evaluative dalam studi
implementasi, seperti : “Apakah program/tindakan yang dipilih ini telah sesuai dengan
tujuan yang di harapkan ? atau apakah keputusan yang dibuat untuk
mengimplementasikan kebijakan sudah tepat ? Hal ini disebabkan karena kedua studi ini
bias berangkat dari permasalahan yang sama. Oleh karena itu sangat penting untuk
menjaga batas antara keduanya.
1Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2017. Jumlah Penduduk Kota Surabaya diakses melalui
https://surabayakota.bps.go.id/
4
tahun 2017 Kota Surabaya menjadi kota dengan pengguna transportasi pribadi
terbesar kedua setelah kota Jakarta. Saat ini jumlah kendaraan pribadi di Kota
Surabaya mencapai 4.521.629 unit.2 Angka ini di dominasi oleh kendaraan roda
dua yang mencapai 3.625.999 unit. Jumlah kendaraan tersebut hampir mencapai
dua kali lipat dari jumlah penduduk Surabaya. Tak heran jika Kota Surabaya
mengalami kemacetan luar biasa setiap harinya. Kondisi ini diperparah dengan
adanya penggunaan kendaraan pribadi oleh pelajar di bawah umur. Hingga tahun
2015 setidaknya terjadi 5.196 kasus pelanggaran kendaraan bermotor oleh pelajar
dibawah umur.3 Belum lagi ditambah banyaknya angka kecelakaan kendaraan
yang dialami oleh pelajar pengguna kendaraan bermotor. Jumlah kecelakaan
kendaraan yang melibatkan pelajar pada tahun 2015 mencapai 732 kecelakaan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, dinas Perhubungan Surabaya selaku
lembaga pemerintahan membuat program Bus Sekolah Gratis sebagai bentuk
inovasi dalam transportasi publik yang dikhususkan untuk para pelajar. Bus
sekolah gratis adalah bus yang digunakan untuk mengangkut pelajar antara rumah
ke sekolah dengan tempat tinggal yang terlalu jauh untuk ditempuh dengan
berjalan kaki, sehingga diharapkan pelajar tidak perlu menggunakan kendaraan
pribadi yang dapat menyebabkan kemacetan, polusi dan kecelakaan
Bus sekolah ini sendiri beroperasi dengan bertujuan untuk menekan angka
kemacetan di Kota Surabaya dan meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor
oleh pelajar di bawah umur. Program dari Dinas Perhubungan Kota Surabaya
mengenai bus sekolah berdasar pada keputusan peraturan kementerian direktur
jenderal perhubungan darat nomor : SK.967/AJ.202/DRJD/2007 tentang
penyelenggaraan angkutan sekolah. Dalam kebijakan tersebut bus sekolah
merupakan suatu angkutan sekolah yang perlu diselenggarakan dalam rangka
mengantisipasi kebutuhan angkutan sekolah yang efektif dan efisien. Hingga
tahun 2017 Dinas Perhubungan telah menyediakan 6 (enam) bus sebagai armada
2 Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2016. Jumlah Transportasi Kota Surabaya. Diunduh melalui
https://surabayakota.bps.go.id/Subjek/view/id/17
3 Data Satlantas Polwiltabes Kota Surabaya 2014
5
untuk mengangkut para siswa ke tempat tujuan dengan maksud untuk membantu
para siswa khususnya dari keluarga yang tidak mampu atau untuk mengurangi
bahkan meniadakan anak-anak sekolah yang tentunya belum memenuhi
persyaratan memperoleh Surat Ijin Mengemudi (SIM) mengendarai sepeda motor
atau bahkan mobil serta mengurangi kemacetan di Surabaya.
Menurut Kamus Beasr Bahasa Indonesia (KBBI), komponen dapat dartikan
sebagai bagian dari keseluruhan. Aminuddin (2008) menjelaskan lebih mendetail
mengenai makna komponen sebagai bagian dari suatu sistem yang memiliki
peranan penting dalam keseluruhan aspek berlangsungnya suatu proses dalam
pencapaian tujuan di dalam sistem. Berikut adalah komponen program Bus
Sekolah Gratis Pemerintah Kota Surabaya :
1. Tata Alur Lalu Lintas
Pada komponen ini pemerintah Kota Surabaya menyusun rencana
pengaturan lalu lintas untuk melintasnya bus sekolah gratis ini. Hal ini
perlu dilakukan agar ada kepastian zonasi dan rute / arahan sehingga
dapat mengatasi kemacetan dan memfasilitasi kebutuhan angkutan
pelajar di Surabaya. Hal ini mencakup pemerataan atau distribusi bus
sekolah gratis di Kota Surabaya.
2. Infrastruktur dan Armada Bus Sekolah
Infrastruktur serta Armada bus sekolah sangat diperlukan dalam
penyediaan pelayanan prima bagi publik khususnya bagi pelajar di Kota
Surabaya. Hal ini juga mencakup efektivitas bus sebagai salah satu solusi
mengatasi kemacetan, kecukupan dari jumlah armada bus sekolah gratis
Surabaya serta Ketepatan waktu pengantaran dan penjemputan pelajar.
3. Pembiayaan
Pengelolaan dan Pembiayaan yang jelas dibutuhkan untuk dapat
menjamin berlangsungnya program ini untuk jangka panjang. Oleh karena
itu perlunya rincian mengenai Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
6
Angkutan Bus Sekolah Gratis Kota Surabaya. Hal ini mencakup efisiensi
waktu, tenaga dan biaya.
b. Sasaran, Tujuan, dan Dampak dari Program Bus Sekolah Gratis Kota Surabaya.
a. Sasaran Program Bus Sekolah Gratis Kota Surabaya adalah seluruh pelajar
Kota Surabaya dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah
Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
b. Tujuan Program Bus Sekolah Gratis Kota Surabaya :
a) Mengurangi tingkat penggunaan kendaraan pribadi di Kota
Surabaya terutama oleh pelajar dibawah umur
b) Meningkatkan angka keselamatan berkendara dan kepatuhan
berlalu lintas di Kota Surabaya
c) Mengurangi kemacetan di Kota Surabaya dengan penggunaan
kendaraan umum
c. Dampak Program Bus Sekolah Gratis Kota Surabaya :
a) Jangka Pendek :
▪ Membantu mengurangi biaya pengeluaran transportasi
bagi keluarga pelajar (terutama bagi keluarga dengan
ketidakmampuan secara ekonomi)
▪ Berkurangnya volume kendaraan bermotor, khususnya
kendaraan pribadi di Kota Surabaya
b) Jangka Panjang :
▪ Menurunnya angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas
yang dilakukan oleh pelajar dibawah umur.
▪ Menurunnya angka kemacetan kendaraan di Kota Surabaya
▪ Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup Kota yang Bersih
dan Hijau melalui penurunan tingkat polusi udara di Kota
Surabaya
7
c. Kerangka Keterkaitan Rasional
Dalam suatu program harus terdapat keterkaitan rasional antara program
yang akan dievaluasi dengan sasaran yang dituju dan dampak yang diharapkan.
Ada tidaknya kaitan rasional tersebut, dapat menentukan apakah program
tersebut yang harus dimodifikasi atau sasaran dan hasil yang harus diubah.
Adapun keterkaitan rasional dalam program bus sekolah gratis dengan sasaran,
tujuan dan dampaknya dapat dijelaskan melalui skema dibawah ini :
Skema 1 : Keterkaitan Rasional Program Bus Sekolah Gratis Kota Surabaya
Mengurangi
biaya
pengeluaran
transportasi oleh
pelajar
Mengurangi
Program Bus volume Mengurangi
Sekolah Mengurangi
penggunaan angka
Kemacetan di
Gratis Kota kendaraan kecelakaan
Kota Surabaya
pribadi oleh berkendara
Surabaya Pelajar
Mengurangi
Polusi Udara
8
mengeluarkan ongkos untuk biaya transportasi ke sekolah. Selain itu, angka
kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas yang disebabkan oleh penggendara pelajar
dibawah usia juga dapat ditekan. Dengan begitu, kualitas udara di Kota Surabaya
juga dapat meningkat karena polusi yang disebabkan oleh banyaknya jumlah
kendaraan bermotor berkurang.
9
Kemampuan
Mengantar
(Z1)
Karakteristik
Perjalanan
(Z2)
Penggunaan Volume
Kendaraan Kemacetan
Gaya Hidup Kendaraan
Pribadi oleh Lalu Lintas
Pelajar
Pelajar Bermotor
(Z3) (Y)
(X) Beroperasi
Atribut
Pelayanan
Transportasi
Umum
(Z4)
10
Dalam sebuah evaluasi kebijakan juga diperlukan analisis mengenai factor-faktor
yang sekiranya dapat mendukung dan menghambat pencapaian sasaran program.
Adapun beberapa factor pendukung dan penghambat dari sasaran program bus
sekolah gratis pemerintah kota Surabaya ialah :
1. Faktor Pendukung
a. Fasilitas Penunjang Operasional Seperti AC, Televisi dan Audio
b. Ketepatan Waktu
c. Peraturan Intern Sekolah yang melarang penggunaan kendaraan
bermotor bagi pelajar dibawah umur.
d. Peraturan Polantas Republik Indonesia yang melarang penggunaan
kendaraan bermotor bagi pengendara dibawah umur ataupun yang
tidak memiliki SIM.
2. Faktor Penghambat
a. Keterbatasan Armada
b. Keterbatasan Rute
c. Konflik kepentingan dengan Bemo dan angkutan lain
d. Penegakan peraturan dan larangan di sekolah mengenai penggunaan
kendaran bermotor bagi pelajar dibawah umur
11
menggunakan suatu
kendaraan
• Jumlah pelajar dibawah
umur yang
menggunakan
kendaraan pribadi ke
sekolah
Kemacetan Lalu 1. Presentase/Jumlah kendaraan • Jumlah kendaraan yang
Lintas bermotor jenis pribadi yang berada di jalan setiap
beroperasi harinya
2. Tingkat kepadatan jalan • Perbandingan antara
kapasitas jalan dengan
volume lalu lintas
12
• Jarak fisik (kilometer)
antara asal (rumah) dan
tujuan (sekolah)
• Waktu keberangkatan,
waktu tempuh dan
waktu kepulangan
pelajar menuju/dari
sekolah
Atribut Pelayanan 1. Kenyamanan • Adanya perasaan
Moda Transportasi 2. Keamanan nyaman di dalam
Umum 3. Keandalan transportasi umum
4. Biaya Perjalanab • Adanya perasaan aman
5. Tingkat Akses/Daya Hubung di dalam transportasi
6. Waktu Relatif Perjalanan umum
• Waktu keberangkatan
bus dan sampai tujuan
yang tepat waktu
• Besarnya tarif untuk
menggunakan
transportasi umum
• Keterjangkauan rute
transportasi umum
dalam menjangkau asal
dan tujuan penumpang
• Waktu yang dihabiskan
dalam perjalanan di atas
kendaraan umum
hingga sampai di
sekolah
13
Gaya Hidup 1. Kemampuan dan Ekonomi • Kemampuan finansial
2. Hobi seseorang untuk
membeli kendaraan
• Pengaruh lingkungan
terhadap minat individu
DAFTAR PUSTAKA
14