Anda di halaman 1dari 42

(PP 94/2021)

DASAR HUKUM
Pasal 86 ayat (4)
UU No.5 Tahun 2014
tentang ASN
Pasal 86
1) Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam
kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib mematuhi
disiplin PNS.
2) Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan
disiplin terhadap PNS serta melaksanakan berbagai
upaya peningkatan disiplin.
3) PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi
hukuman disiplin.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

Berdasarkan Pasal 134 UU ASN, PP ini seharusnya ditetapkan paling lama 2 tahun
terhitung sejak UU ASN berlaku, namun butuh waktu 7 tahun untuk menyelesaikan PP
ini.
1. Yang bertanggung jawab terhadap disiplin PNS adalah Atasan
Langsung masing-masing.
2. Pelanggaran disiplin PNS bukan Delik Aduan, oleh karena itu setiap
atasan langsung mengetahui/mendapat informasi tentang dugaan
pelanggaran disiplin yang dilakukan bawahannya, maka atasan
langsung tersebut wajib menindaklanjuti.
Psl. 26 ayat (1).
3. Atasan langsung yang telah mengetahui pelanggaran disiplin
yang dilakukan bawahannya, tetapi tidak memanggil, memeriksa,
menghukum atau tidak melaporkan kepada atasannya, maka atasan
langsung tersebut juga dijatuhi hukuman disiplin yang lebih
berat dengan hukuman disiplin yang seharusnya dijatuhkan kepada
PNS yang melakukan pelanggaran. (Psl. 28)
4. Pelanggaran disiplin = setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan
PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan
ketentuan Disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di
luar jam kerja. (Psl. 1 angka 6)
5. PP disiplin PNS juga berlaku untuk CPNS (Psl.43)
DISIPLIN PNS:
Kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.

PELANGGARAN DISIPLIN PNS:


setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan / atau
melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam
kerja.
1. Ucapan:
Setiap kata-kata yang diucapkan dihadapan atau dapat didengar orang lain, seperti dalam
rapat, ceramah, diskusi, melalui telepon, TV, rekaman atau alat komunikasi, dll
2. Tulisan:
Pernyataan pikirandan/atau perasaan secara tertulis baik dalam bentuk tulisan, gambar
karikatur, coretan, dan lain-lain yang serupa itu.
3. Perbuatan:
Setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan atau tidak melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan.

HUKUMAN DISIPLIN:
Hukuman yang dijatuhkan oleh Pejabat yang Berwenang Menghukum kepada PNS
karena melanggar peraturan Disiplin PNS.
1 • Peraturan Disiplin PNS
2 • Daftar Hadir
3 • Apel Pagi
4
• Inspeksi mendadak (SIDAK)

5 • Penilaian Prestasi Kerja

6
• Pengawasan Atasan

7 • Tambahan Penghasilan Pegawai


1. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang
berwenang;
4. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun
di luar kedinasan;
7. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
1. menghadiri dan mengucapkan sumpah/ janji PNS;
2. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang,
dan/ atau golongan;
4. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan keamanan negara atau merugikan keuangan negara;
5. melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
7. menggunakan dan memelihara barang rnilik Negara dengan sebaik-baiknya;
8. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan kompetensi;
9. menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan dengan tugas dan
fungsi kecuali penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
No KEWAJIBAN KET
Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6

Melaksanakan kebijakan yg Pelanggaran Pelanggaran


Pelanggaran
1 ditetapkan Pejabat berdampak berdampak negatif
berdampak
Pemerintah yg berwenang negatif pada unit pada instansi yang
negatif pada
kerja bersangkutan
negara
Pelanggaran
Melaksanakan Ketentuan Pelanggaran Pelanggaran
2 berdampak negatif
peraturan perundang- berdampak berdampak
pada instansi yang
undangan negatif pada unit negatif pada
bersangkutan
kerja negara
melaksanakan tugas
Pelanggaran Pelanggaran
kedinasan dengan penuh Pelanggaran
3 berdampak negatif berdampak
pengabdian, kejujuran, berdampak
pada instansi yang negatif pada
kesadaran, dan tanggung negatif pada unit
bersangkutan negara
jawab, kerja
menunjukkan integritas dan
keteladanan dalam sikap, Pelanggaran
Pelanggaran Pelanggaran
4 perilaku, ucapan, dan tindakan berdampak negatif
berdampak berdampak
kepada setiap orang, baik di pada instansi yang
negatif pada unit negatif pada
dalam maupun di luar bersangkutan
kerja negara
kedinasan,
menyimpan rahasia jabatan Menyimpan Rahasia
dan hanya dapat Pelanggaran jabatan termasuk
Pelanggaran Pelanggaran melaksanakan
5 mengemukakan rahasia berdampak negatif
berdampak berdampak kewajiban
jabatan sesuai dengan pada instansi yang
negatif pada unit negatif pada menjunjung tinggi
ketentuan peraturan bersangkutan
kerja negara kehormatan negara,
perundang- undangan,
pemerintah, dan
martabat PNS
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
No KEWAJIBAN KET
Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6
Pelanggaran
bersedia ditempatkan di
Pelanggaran berdampak negatif Pelanggaran
6 seluruh wilayah Negara
berdampak negatif pada instansi yang berdampak negatif
Kesatuan Republik Indonesia
pada unit kerja bersangkutan pada negara
mengutamakan kepentingan Pelanggaran Pelanggaran
Pelanggaran berdampak negatif
7 negara daripada kepentingan berdampak negatif
berdampak negatif pada instansi yang
pribadi, seseorang, dan/atau pada negara
pada unit kerja bersangkutan
golongan dan/atau
pemerintah
Pelanggaran
menggunakan dan
Pelanggaran berdampak negatif -
9 memelihara barang milik
berdampak negatif pada instansi yang
negara dengan sebaik-
pada unit kerja bersangkutan
baiknya;
Memberikan kesempatan Pelanggaran
Pelanggaran berdampak berdampak negatif
10 kepada bawahan untuk -
negatif pada unit kerja pada instansi yang
mengembangkan
kompetensi bersangkutan
Pelanggaran
berdampak negatif Pelanggaran
11 menjaga persatuan dan - pada Unit Kerja berdampak negatif
kesatuan bangsa dan/atau instansi pada negara
yang bersangkutan
apabila pelanggaran
12 menghadiri dan
- dilakukan tanpa -
mengucapkan
alasan yang sah;
sumpah/janji PNS
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
No KEWAJIBAN KET
Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6

menghadiri dan apabila


13 mengucapkan - pelanggaran -
sumpah/janji Jabatan dilakukan tanpa
alasan yang
sah;
melaporkan dengan segera
kepada atasannya apabila Pelanggaran Pelanggaran
14 mengetahui ada hal yang - berdampak berdampak
dapat membahayakan negatif pada negatif pada
keamanan negara atau instansi yang negara dan/atau
merugikan keuangan negara bersangkutan pemerintah
melaporkan harta kekayaan
yang dilakukan yang dilakukan
kepada pejabat yang
15 - pejabat pejabat
berwenang sesuai dengan
administrator dan pimpinan tinggi
peraturan perundang-
pejabat dan pejabat
undangan
fungsional lainnya
setia dan taat sepenuhnya pelanggaran
kepada Pancasila, Undang- berdampak
16 Undang Dasar Negara - - negatif pada
Republik Indonesia Tahun unit kerja,
1945, Negara Kesatuan instansi
Republik Indonesia, dan dan/atau
Pemerintah, negara
menolak segala bentuk
pemberian yang berkaitan Tanpa batas
dengan tugas dan fungsinya minimal dan
17 kecuali dari penghasilan sesuai - tanpa alasan
ketentuan peraturan - apapun
perundang-undangan
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
No KEWAJIBAN KET
Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6

Ketent Lebih
•11 - 13 hari • 21-24 hari kerja Lanjut
kerja (penurunan Kewajiban PNS
(Pemotonga jabatan setingkat Msk Kerja dan
n Tunkin lebih rendah menaati
•3 hari kerja
25% selama selama 12 bulan) ketentuan jam
(teguran 6 bulan) kerja diatur
lisan) • 25 – 27 hari Permen
Masuk kerja dan • 4 - 6 hari
8 •14 - 16 hari kerja
menaati kerja kerja (pembebasan Keterlambatan
ketentuan jam (teguran (Pemotongan dari masuk kerja
kerja; tertulis) Tunkin 25% jabatannya dan/atau pulang
•7 – 10 hari
selama 9 menjadi cepat dihitung
kerja bulan) jabatan secara kumulatif
(pernyataan pelaksana dan dikonversi
tidak puas •17 - 20 hari selama 12 7½ jam
secara kerja bulan) dihitung 1 hari
tertulis) (Pemotongan kerja. Berlaku pd
Tunkin 25% • 28 hari kerja atau Thn yg sdg
selama 12 lebih berjalan.
bulan) • 10 hari kerja Keppres 68 Th 95
terus ttg Hari kerja
menerus. Lemb Pemerintah.
(PDHTAPS sbg PNS)
Pasal 5

1. Menyalahgunakan wewenang;
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan atau orang lain dengan menggunakan
kewenangan orang lain yang diduga terjadi konflik kepentingan dengan jabatan;
3. menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain;
4. bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa izin atau tanpa ditugaskan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian;
5. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing kecuali
ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
6. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang baik
bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
7. melakukan pungutan di luar ketentuan;
8. melakukan kegiatan yang merugikan negara;
9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan
10. menghalangi berjalannya tugas kedinasan; ;
11. menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/ atau pekerjaan;
12. meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan;;
13. melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi yang
dilayani;
14 ➢ ikut kampanye;
➢ menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai
memberikan atau atribut PNS;
dukungan kepada ➢ sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
calon Presiden/Wakil
➢ sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
Presiden, calon
Kepala Daerah/Wakil ➢ membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
Kepala Daerah, atau merugikan salah satu pasangan
calon anggota ➢ calon sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye;
Dewan Perwakilan ➢ mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
Rakyat, calon terhadap pasangan calon yang menjadi
anggota Dewan ➢ peserta pemilu sebelum, selarna, dan sesudah masa kampanye
Perwakilan Daerah,
meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian
atau calon anggota
Dewan Perwakilan barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
Rakyat Daerah keluarga, dan masyarakat; dan/ a tau
dengan cara: ➢ memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk.
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
No LARANGAN KET
Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6
memiliki, menjual, membeli,
menggadaikan, Pelanggaran
Pelanggaran Pelanggaran
berdampak
1 menyewakan, atau berdampak berdampak
meminjamkan barang baik negatif pada
negatif pada unit negatif pada
bergerak atau tidak bergerak, negara dan/atau
kerja instansi yang
dokumen, atau surat pemerintah
bersangkutan
berharga milik negara secara
tidak sah
Pelanggaran Pelanggaran
melakukan pungutan di - berdampak
2 berdampak
luar ketentuan negatif pada unit negatif pada
kerja dan/atau negara dan/atau
instansi yang pemerintah
bersangkutan

Pelanggaran
Pelanggaran
3 melakukan kegiatan berdampak
berdampak -
yang merugikan negatif pada
negatif pada unit
negara instansi yang
kerja
bersangkutan
bertindak sewenang-wenang Pelanggaran Pelanggaran
4 berdampak -
terhadap bawahannya berdampak
negatif pada unit negatif pada
kerja instansi yang
bersangkutan
menghalangi berjalannya Pelanggaran Pelanggaran
5 berdampak -
tugas kedinasan berdampak
negatif pada unit negatif pada
kerja instansi yang
bersangkutan
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
No LARANGAN KET
Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6
memberikan dukungan
kepada calon Presiden/Wakil
Presiden, calon Kepala
6 Daerah/Wakil Kepala Daerah, - Terbukti -
DPR, DPD, atau DPRD menggunakan
dengan cara menjadi peserta atribut
kampanye dengan
menggunakan atribut partai
atau atribut PNS

Menyalahgunakan wewenang
7 - - √

menjadi perantara untuk


mendapatkan keuntungan - - √
pribadi dan/atau orang lain
8 dengan menggunakan
kewenangan orang lain yang
diduga terjadi konflik
kepentingan dengan jabatan
menjadi pegawai atau
bekerja untuk negara lain - - √
9 dan/atau lembaga atau
organisasi internasional
tanpa izin/ ditugaskan PPK
bekerja pada perusahaan
10 asing, konsultan asing, atau
- - √
lembaga swadaya
masyarakat asing kecuali
ditugaskan PPK
Tingkat Hukuman/jenis
No LARANGAN pelanggaran KET

Ringan Sedang Berat


1 2 3 4 5 6

- - √
11 Meminta sesuatu yang berhubungan dengan
jabatan
Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil
Presiden, calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:
1. sebagai peserta kampanye dengan
mengerahkan PNS lain;
2. sebagai peserta kampanye dengan
menggunakan fasilitas negara;
3. membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu - - √
pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah
12 masa kampanye;
4. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat; dan/atau
5. memberikan surat dukungan disertai fotokopi KTP
atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai
peraturan perundang- undangan
PERBANDINGAN SANKSI HUKUMAN DISIPLIN
PP 53/2010 PP 94/2021
TINGKAT RINGAN TINGKAT RINGAN
a. Teguran lisan; a. Teguran lisan;
b. Teguran Tertulis; dan b. Teguran Tertulis;
c. Pernyataa Tidak
c. Pernyataan Tidak Puas
Puas Secara
Secara Tertulis.
Tertulis
TINGKAT SEDANG TINGKAT SEDANG
a. Penundaan KGB selama 1
tahun; a. Pemotongan tunjangan kinerja
sebesar 25% selama 6 bulan;
b. Penundaan KP selama 1 tahun;
b. Pemotongan tunjangan kinerja
dan
sebesar
c. Penurunan pangkat setingkat 25% selama 9 bulan;
lebih rendah selama 1 tahun. c. Pemotongan tunjangan kinerja
sebesar 25% selama 12 bulan.
TINGKAT BERAT TINGKAT BERAT
a. Turun pangkat setingkat lebih rendah a. Penurunan jabatan setingkat lebih
selama 3 tahun;
rendah selama 12 bulan;
b. Pemindahan dalam rangka penurunan
b. Pembebasan dari jabatannya
jabatan setingkat lebih rendah;
c. Pembebasan jabatan; menjadi jabatan pelaksana selama
d. Pemberhentian dengan hormat 12 bulan; dan
tidak atas permintaan sendiri c. Pemberhentian dengan hormat
sebagai PNS; dan tidak atas permintaan sendiri
e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
sebagai PNS.
TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN

SEDANG
Description
Add text in
of the sub
here BERAT
RINGAN  contents Tunkin 25%
pemotongan
selama 6 bulan
 pemotongan Tunkin 25%
selama 9 bulan
 pemotongan Tunkin 25%
selama 12 bulan

 Turun jabatan setingkat lebih


 Teguran Lisan
rendah selama 12 bulan
 Teguran Tertulis  pembebasan jabatann menjadi
 Pernyataan Tidak Puas pelaksana selama 12 bulan
Secara Tertulis  PDH tidak APS

Ketentuan tingkat dan jenis hukuman disiplin sedang berlaku


setelah PP mengenai gaji dan tunjangan berlaku serta masih
diatur dalam Psl. 7 ayat 3 PP No. 53 tahun 2010. (Pasal 42)
PROTAP
PEMANGGILAN,
PEMERIKSAAN
DAN
PENJATUHAN
HUKUMAN
DISIPLIN
Setiap PNS bawahan diketahui diduga melakukan pelanggaran
disiplin

Atasan langsung memperkaya informasi /


mencari bukti yang diperlukan dari orang yang
dianggap mengetahui/ pemberi informasi
(Psl. 30)
1. Atasan langsung melakukan pemanggilan secara tertulis
(Psl. 26 ayat 1 ).
2. Jarak antara tanggal pembuatan srt panggilan dgn
tanggal disuruh menghadap untuk diperiksa minimal 7
hari kerja.( Psl. 26 ayat 2)

1. Apabila PNS tersebut hadir pada tanggal yang


ditentukan pada srt panggilan tersebut , maka
dilakukan pemeriksaan, tetapi apabila tdk hadir maka
dilakukan pemanggilan ke dua ( Psl. 26 ayat 3).
2. Pemanggilan ke dua dibuat selambat-lambatnya 7 hari
setelah tanggal seharusnya ybs hadir pada panggilan
pertama (Psl. 26 ayat 4)

1. Jarak antara tanggal pembuatan srt panggilan ke 2 dengan tanggal disuruh


menghadap untuk diperiksa tetap minimal 7 hari kerja.
2. Apabila PNS tsb hadir pada tanggal yang ditetntukan pada srt panggilan ke 2,
maka dilakukan pemeriksaan.
3. Apabila tidak hadir, maka seluruh pelanggaran disiplin yang diduga
dilakukannya dianggap diakui, dan dapat dijadikan bahan pertimbangan
menentukan jenis hukuman yang akan dijatuhkan kepadanya ( Psl. 26 ayat 4).
1. Wujud Pemeriksaan
dituangkan dalam BAP.
2. Format BAP dibuat dalam
bentuk “Pertanyaan “dan
“Jawaban.”
3. BAP dapatdilakukan dengan
VIRTUAL maupun tatap muka
secara langsung (Psl. 27 (2))
4. Utarakan bahwa kejujuran
ybs merupakan pertimbangan
menentukan hukuman
5. Utarakan bahwa pengakuan
dlm BAP hanya salah satu
bukti
1. Kesehatan ybs (hanya jawaban orang sehat yang dapat dipertanggung jawabkan).
2. Kebenaran dugaan pelanggaran disiplin yang dilakukannya ( jangan beritahukan tentang bukti-
bukti atau informasi tambahan yang telah sdr peroleh atau orang yang mengetahui perbuatan
ybs, kecuali ybs tdk mengaku atau untuk menggali yang sebenarnya).
3. Pertanyaan berikutnya sebaiknya bersumber dari jawaban ybs atas pertanyaan sebelumnya.
4. Dalam hal ybs tdk mengaku, utarakanlah satu demi satu bukti / informasi yang ada pada saudara
sesuai dengan substansi pertanyaan saudara.
5. Jika belum mengaku juga, utarakanlah bukti/ informasi berikutnya, demikian seterusnya sampai
ybs mengaku.
6. Jika telah mengaku, tanyakanlah faktor faktor yang mendorong ybs melakukan perbuatan
tersebut.
7. Tanyakan juga tetang akibat/ dampak perbuatannya terhadap ybs, kantor, pemerintah ( untuk
mengetahui tingkat kesadaran dan kesengajaan ybs dalam melakukan perbuatan tsb)
8. Tanyakan juga tentang kebenaran jawabannya, keterpaksaan ybs dalam menjawab ( utk
menghindari pencabutan keterangan kemudian).
1. BAP harus ditanda tangani pemeriksa
dan yang diperiksa, jika ybs tdk bersedia
menandatangani, buat catatan pada
kolom tanda tangan ybs bahwa dia tdk
bersedia menanda tangani, dengan
demikian BAP sah. (Psl. 32 ayat 1, 2)
2. Serahkan satu set BAP kepada ybs, bila
tdk bersedia menerima, buat catatan
pada kolom tanda tangan ybs bahwa ybs
tdk bersedia menerima copi BAP
tersebut, dengan demikian dianggap
telah diterima. ( Psl. 32 ayat 3)
LAPORAN HASIL
PEMERIKSAAN (LHP)

Bila kewenangan menjatuhkan jenis hukuman disiplin


ada pd atasan yg lebih tinggi atau pejabat lain

1. Setelah pemeriksaan atau setelah ybs tdk hadir


untuk diperiksa, disusun LHP yang memuat
intisari dari pemeriksaan ybs, yang terkait,
bukti-bukti, informasi yang diperoleh
pemeriksa.
2. LHP juga memuat analisa antara perbuatan ybs
dengan peraturan yang terkait.
3. LHP juga memuat Kesimpulan dan Saran.
1.Latar belakang perbuatannya :
• Terpaksa dilakukan atau tidak.
• Disengaja atau tidak.
• Direncanakan atau tidak.
• Ada atau tidak keuntungan ybs / orang lain atas perbuatan tsb.
2. Berat / ringannya dan banyaknya pelanggaran :
• Pernah dilakukan PNS atau tidak.
• Bertentangan atau tidak dengan program pemerintah.
• Melanggar prinsip-pronsip kenegaraan atau tidak.
• Resistensi tinggi atau tidak terhadap PNS lain atau masyarakat.
3. Akibat pelanggaran :
• Ada dampak negatif terhadap unit kerja / Instansi / Pemerintah.
• Menurunkan citra negatif PNS pada unit kerja / Instansi/ Pemerintah.
• Menghalangi pelaksanaan tugas unit kerja / Instansi / Pemerintah.
4. Dampak jenis hukuman terhadap ybs.
• Apakah jenis tersebut akan memberikan efek jera atau tidak
terhadap ybs.
• Cepat atau tidak dampaknya kepada ybs.
• Hukuman tersebut mempengaruhi psikologis ybs atau tidak.

5. Kesesuaian dengan peraturan


• Apakah telah ditetapkan limitatip dalam peraturan atau tidak
( mis : KawIn/ Cerai , TMK)

6. Kejujuran / Penyesalan ybs.


• Apakah mempersulit atau tidak.
• Apakah ada kemungkinan akan mengulangi perbuatannya atau
tidak.
• Apakah perbuatan tersebut telah pernah dilakukan sebelumnya
atau tidak.
• Kondite ybs sebelum pelanggaran tersebut.
Pejabat Yang Berwenang Menghukum:

1. Presiden;
2. Pejabat Pembina Kepegawaian;
3. Kepala Perwakilan Republik Indonesia;
4. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya atau pejabat lain yang setara;
5. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau pejabat lain yang setara;
6. Pejabat Administrator atau pejabat lain yang setara; dan
7. Pejabat Pengawas atau pejabat lain yang setara.

Pasal 25:
Dalam hal tidak terdapat PyBM, karena lowong/berhalangan
tetap, maka kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin menjadi
kewenangan pejabat yang lebih tinggi.
Pejabat yg Berwenang Menghukum
(Pasal 18 dan 19)
PEJABAT YANG KEWENANGAN DAN HUKUMAN DISIPLIN
BERWENANG
MENGHUKUM
a. Jabatan Pimpinan Tinggi Utama; dan
b. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang merupakan PPK, untuk jenis HD ringan, sedang,
Presiden dan berat ( Pasal 8 ayat (2), (3), dan (4) )
a. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya;
b. Jabatan Fungsional Jenjang Ahli Utama; dan
c. Jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden,
untuk jenis HD berat berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai PNS (PDHTAPS) ( Pasal 8 ayat (4) huruf c )
PPK Instansi a. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di lingkungannya untuk jenis HD ringan, sedang, dan
Pusat dan PPK berat kecuali PDHTAPS ( Pasal 8 ayat (2), (3), dan (4) huruf a dan b )
Instansi Daerah b. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis HD sedang dan berat
Provinsi (Pasal 8 ayat (2), (3), dan (4) )
c. Pejabat Fungsional Jenjang Ahli Utama untuk jenis HD ringan, sedang, dan berat
kecuali PDHTAPS ( Pasal 8 ayat (2), (3), dan (4) huruf a dan b )
d. Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis HD berat ( Pasal 8 ayat
(4) )
e. Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya
untuk jenis HD berat ( Pasal 8 ayat (4) )
PPK Instansi a. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis HD untuk jenis HD
Daerah ringan, sedang, dan berat ( Pasal 8 ayat (2), (3), dan (4) )
Kabupaten/Kota b. Pejabat Fungsional Jenjang Ahli Utama untuk jenis HD ringan, sedang, dan berat
kecuali PDHTAPS ( Pasal 8 ayat (2), (3), dan (4) huruf a dan b )
c. Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis HD untuk jenis HD
sedang, dan berat ( Pasal 8 ayat (2), (3), dan (4) )
d. Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya
untuk jenis HD berat ( Pasal 8 ayat (4) )
LANJUTAN

PEJABAT YANG BERWENANG KEWENANGAN DAN HUKUMAN DISIPLIN


MENGHUKUM
Kepala perwakilan RI a. PNS di lingkungannya yang berada 1 tingkat di
bawahnya untuk jenis HD ringan (Pasal 8 ayat (2) )
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya b. PNS di lingkungannya yang berada 2 tingkat di
atau pejabat lain yang setara bawahnya untuk jenis HD sedang (Pasal 8 ayat (3) )
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama a. PNS di lingkungannya yang berada 1 tingkat di
atau pejabat lain yang setara di bawahnya untuk jenis HD ringan (Pasal 8 ayat (2) )
lingkungan Pusat, Provinsi, dan b. PNS di lingkungannya yang berada 2 tingkat di
Kabupaten/Kota bawahnya untuk jenis HD sedang (Pasal 8 ayat (3) )
c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD
Pejabat Administrator atau ringan dan sedang (Pasal 8 ayat (2), (3) )
pejabat lain yang setara di
lingkungan Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota
Pejabat Pengawas atau pejabat a. PNS di lingkungannya yang berada 1 tingkat di
lain yang setara di lingkungan bawahnya untuk jenis HD ringan (Pasal 8 ayat (2) )
Pusat, Provinsi, dan b. PNS di lingkungannya yang berada 2 tingkat di
Kabupaten/Kota bawahnya untuk jenis HD sedang (Pasal 8 ayat (3) )
c. Pejabat Fungsional di lingkungannya untuk jenis HD
ringan dan sedang (Pasal 8 ayat (2), (3) )
Pejabat yang
berwenang menghukum.
1. Apabila menurut pertimbangan atasan langsung bahwa hukuman yang
setimpal untuk bawahannya tersebut masih kewenangannya untuk
menjatuhkan, maka atasan langsung tersebut membuat, menandatangani
dan menyerahkan SK hukuman disiplin tsb kepada bawahannya (Psl. 33
ayat 3 ).
2. Apabila menurut pertimbangan atasan langsung hukuman yang setimpal
dengan pelanggaran bawahannya telah menjadi kewenangan atasan yang
lebih tinggi untuk menjatuhkan, maka atasan langsung tersebut membuat
laporan dan dilampiri BAP, LHP serta disampaikan secara khirarhis (Psl. 27
ayat 3 ).
3. Laporan atasan langsung tersebut memuat dasar-dasar pertimbangan dan
saran.
4. Apabila menurut pertimbangan pejabat yang menerima laporan bahwa
saran atasan langsung dapat disetujui, maka pejabat tersebut menjatuhkan
hukuman disiplin, tetapi apabila menurut pertimbanganya BAP,LHP yang
ada belum memadai, dapat dibentuk Tim pemeriksa (Psl. 29).
5. Apabila menurut pejabat yang menerima laporan bahwa hukuman yang
setimpal untuk pelanggaran tersebut adalah hukuman yang lebih berat lagi,
dan kewenangan menjatuhkannya berada pada pejabat yang lebih tinggi
lagi, maka pejabat tersebut membuat laporan lagi.
PEMBERHENTIAN SEMENTARA KARENA DIDUGA MELAKUKAN
PELANGGARAN DISIPLIN

➢ Untuk kelancaran pemeriksaan, PNS yang


diduga melakukan Pelanggaran Disiplin dan
kemungkinan akan dijatuhi Hukuman Disiplin
berat, dapat dibebaskan sementara dari tugas
jabatannya oleh atasan langsung sejak yang
bersangkutan diperiksa (Pasal 31 Ayat (1))
➢ Pembebasan sementara dari tugas jabatannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
sampai dengan ditetapkannya keputusan
Hukuman Disiplin (Pasal 31 Ayat (2)).
➢ Selama PNS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dibebaskan sementara dari tugas
jabatannya, diangkat pejabat pelaksana harian
(Pasal 31 Ayat (3)).
Hasil pemeriksaan unsur pengawasan dan/atau unit yang
mempunyai tugas pengawasan dapat digunakan sebagai bahan
untuk melakukan pemeriksaan dan/atau melengkapi pertimbangan
untuk menjatuhkan Hukuman Disiplin terhadap PNS yang diduga
melakukan Pelanggaran Disiplin

Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan atasanlangsung


terdapat indikasi penyalahgunaan wewenang yang
menimbulkan kerugian keuangan negara, maka atasan
langsung atau tim pemeriksa wajib berkoordinasi dengan
aparat pengawas internpemerintah.

Dalam hal indikasi tersebut terbukti, aparat pengawas


intern pemerintah merekomendasikan Pejabat Pembina
Kepegawaian untuk melaporkan kepada aparat penegak
hukum.
PENYERAHAN SK
HUKUMAN DISIPLIN

1. Pada perinsipnya, SK hukuman disiplin diserahkan langsung kepada yang dihukum


(Psl. 37 ayat 2).
2. SK hukuman disiplin diserahkan kepada ybs dalam tempo 14 hari setelah ditetapkan
(Psl. 37 ayat 3).
3. Dalam hal PNS yang dihukum tidak berada di kantor atau tidak bersedia hadir untuk
menerima SK hukuman disiplin, maka dibuat surat panggilan secara tertulis (Psl. 37
ayat 4).
4. Apabila ybs tidak hadir pada tanggal yang ditentukan dalam surat panggilan, maka
SK dikirim ke alamat domisili ybs terakhir dilaporkan di kantor, dgn demikian
dianggap telah diterima
(Psl. 37 ayat 4).
5. PNS yg dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian, sejak menerima SK atau dianggap
telah diterima, tidak dapat bekerja dan tidak dapat dibayarkan gajinya lagi, kecuali
bagi yang mengajukan banding dan mengajukan permohonan izin untuk dapat tetap
bekerja selama banding serta mendapat izin dari PPK.
Pendokumentasian
Keputusan Hukuman Disiplin

Keputusan Hukuman Disiplin harus


01 didokumentasikan oleh pejabat
pengelola kepegawaian di instansi
yang bersangkutan.

02 Dokumen keputusan Hukuman Disiplin


digunakan sebagai salah satu bahan
penilaian dalam pembinaan PNS yang
bersangkutan.
Pendokumentasian keputusan
03 Hukuman Disiplin termasuk dokumen
dalam pemeriksaan diunggah ke dalam
sistem yang terintegrasi dengan
Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara.
K R I T E R I A YA N G D A PAT D I I Z I N K A N / T I D A K D A PAT D I I Z I N K A N
T E TA P B E K E R J A S A M PA I D E N G A N A D A K E P U T U S A N B PA S N

Keahliannya sangat
Dapat diizinkan, dibutuhkan
apabila : Sedang mengerjakan pekerjaan
yang tidak mungkin dilanjutkan
PNS lain

Tidak Dapat Tidak memenuhi syarat yang dapat diizinkan


diizinkan,
apabila :
Memenuhi syarat yang dapat diizinkan, tetapi Apabila ybs tetap
bekerja, ada kemungkinan ybs :
1. akan melanjutkan/mengulang perbuatannya;
2. menghilangkan bukti pelanggarannya;
3. meresahkan PNS lain;
4. merusak citra PNS atau unit kerja, instansi, pemerintah.
Keberatan/ Banding

Diatur dengan Peraturan


Pemerintah Nomor 79
Tahun 2021 tentang
Upaya Administratif dan
Badan Pertimbangan
ASN
PERUBAHAN LAIN

• Pembentukan Tim Pemeriksa bersifat pilihan untuk dugaan pelanggaran


hukuman disiplin tingkat sedang dan bersifat wajib untuk dugaan
pelanggaran disiplin tingkat berat
1 • Sebelumnya dalam PP 53/2010 ditentukan bahwa untuk pelanggaran disiplin
yang ancaman hukumannya sedang atau berat dapat dibentuk Tim Pemeriksa
(bersifat pilihan).

• Atasan langsung yang tidak melakukan pemanggilan dan pemeriksaan


terhadap PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin, dan/ atau
melaporkan hasil pemeriksaan kepada Pejabat yang Berwenang Menghukum
2 dijatuhi Hukuman Disiplin dijatuhi Hukuman Disiplin yang lebih berat.

• Dalam hal Pejabat yang berwenang menghukum tidak menjatuhkan HD kepada


PNS yang melakukan pelanggaran disiplin, tidak menjatuhkan HD yang sesuai
3 Pelanggaran Disiplin yang dilakukan oleh PNS, maka Pejabat yang Berwenang
Menghukum dijatuhi Hukuman Disiplin yang lebih berat.
• Sebelumnya dalam PP 53/2010 hanya dijatuhi HD yang sama dengan jenis
hukuman disiplin yang seharusnya dijatuhkan kepada PNS yang melakukan
pelanggaran disiplin.
• PNS yang melanggar ketentuan mengenai izin perkawinan dan
perceraian PNS dijatuhi salah satu jenis HD berat sesuai
4 dengan ketentuan dalam PP 94/2021.

• Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban PNS Masuk Kerja


dan menaati ketentuan jam kerja yang akan diatur dalam
5 Peraturan Menteri PANRB.

• Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini diatur lebih


lanjut dengan Peraturan Badan Kepegawaian Negara.
6

• Peraturan perundang-undangan yang merupakan pelaksanaan dari


7 peraturan perundang-undangan mengenai Disiplin PNS yang ada sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah berdasarkan
Peraturan Pemerintah ini.
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah
Nomor 94 Tahun 2021 tentangDisiplin Pegawai
Negeri Sipil

Maka:
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
1974 tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai
Negeri Dalam Usaha Swasta; dan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil,
sepanjang tidak mengatur jenis Hukuman
Disiplin sedang

DICABUT DAN DINYATAKAN TIDAK BERLAKU


KEDUDUKAN PNS
SELAMA PROSES HUKUMAN DISIPLIN

KEDUDUKAN KENAIKAN KENAIKAN MUTASI DIBRHENTIKN


PNS PANGKAT GAJI (PINDAH) SBG PNS
Pemeriksaan TIDAK DAPAT TIDAK TIDAK
Menjalani HD TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK
Banding Adm TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK
Keberatan TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK
Pembinaan Disiplin untuk
mewujudkan PNS yang
Berintegritas, Bermoral,
Profesional dan Akuntabel

Anda mungkin juga menyukai