Disiplin PNS
Disiplin PNS
DASAR HUKUM
Pasal 86 ayat (4)
UU No.5 Tahun 2014
tentang ASN
Pasal 86
1) Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam
kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib mematuhi
disiplin PNS.
2) Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan
disiplin terhadap PNS serta melaksanakan berbagai
upaya peningkatan disiplin.
3) PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi
hukuman disiplin.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Berdasarkan Pasal 134 UU ASN, PP ini seharusnya ditetapkan paling lama 2 tahun
terhitung sejak UU ASN berlaku, namun butuh waktu 7 tahun untuk menyelesaikan PP
ini.
1. Yang bertanggung jawab terhadap disiplin PNS adalah Atasan
Langsung masing-masing.
2. Pelanggaran disiplin PNS bukan Delik Aduan, oleh karena itu setiap
atasan langsung mengetahui/mendapat informasi tentang dugaan
pelanggaran disiplin yang dilakukan bawahannya, maka atasan
langsung tersebut wajib menindaklanjuti.
Psl. 26 ayat (1).
3. Atasan langsung yang telah mengetahui pelanggaran disiplin
yang dilakukan bawahannya, tetapi tidak memanggil, memeriksa,
menghukum atau tidak melaporkan kepada atasannya, maka atasan
langsung tersebut juga dijatuhi hukuman disiplin yang lebih
berat dengan hukuman disiplin yang seharusnya dijatuhkan kepada
PNS yang melakukan pelanggaran. (Psl. 28)
4. Pelanggaran disiplin = setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan
PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan
ketentuan Disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di
luar jam kerja. (Psl. 1 angka 6)
5. PP disiplin PNS juga berlaku untuk CPNS (Psl.43)
DISIPLIN PNS:
Kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
HUKUMAN DISIPLIN:
Hukuman yang dijatuhkan oleh Pejabat yang Berwenang Menghukum kepada PNS
karena melanggar peraturan Disiplin PNS.
1 • Peraturan Disiplin PNS
2 • Daftar Hadir
3 • Apel Pagi
4
• Inspeksi mendadak (SIDAK)
6
• Pengawasan Atasan
Ketent Lebih
•11 - 13 hari • 21-24 hari kerja Lanjut
kerja (penurunan Kewajiban PNS
(Pemotonga jabatan setingkat Msk Kerja dan
n Tunkin lebih rendah menaati
•3 hari kerja
25% selama selama 12 bulan) ketentuan jam
(teguran 6 bulan) kerja diatur
lisan) • 25 – 27 hari Permen
Masuk kerja dan • 4 - 6 hari
8 •14 - 16 hari kerja
menaati kerja kerja (pembebasan Keterlambatan
ketentuan jam (teguran (Pemotongan dari masuk kerja
kerja; tertulis) Tunkin 25% jabatannya dan/atau pulang
•7 – 10 hari
selama 9 menjadi cepat dihitung
kerja bulan) jabatan secara kumulatif
(pernyataan pelaksana dan dikonversi
tidak puas •17 - 20 hari selama 12 7½ jam
secara kerja bulan) dihitung 1 hari
tertulis) (Pemotongan kerja. Berlaku pd
Tunkin 25% • 28 hari kerja atau Thn yg sdg
selama 12 lebih berjalan.
bulan) • 10 hari kerja Keppres 68 Th 95
terus ttg Hari kerja
menerus. Lemb Pemerintah.
(PDHTAPS sbg PNS)
Pasal 5
1. Menyalahgunakan wewenang;
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan atau orang lain dengan menggunakan
kewenangan orang lain yang diduga terjadi konflik kepentingan dengan jabatan;
3. menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain;
4. bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa izin atau tanpa ditugaskan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian;
5. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing kecuali
ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
6. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang baik
bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
7. melakukan pungutan di luar ketentuan;
8. melakukan kegiatan yang merugikan negara;
9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan
10. menghalangi berjalannya tugas kedinasan; ;
11. menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/ atau pekerjaan;
12. meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan;;
13. melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi yang
dilayani;
14 ➢ ikut kampanye;
➢ menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai
memberikan atau atribut PNS;
dukungan kepada ➢ sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
calon Presiden/Wakil
➢ sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
Presiden, calon
Kepala Daerah/Wakil ➢ membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
Kepala Daerah, atau merugikan salah satu pasangan
calon anggota ➢ calon sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye;
Dewan Perwakilan ➢ mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
Rakyat, calon terhadap pasangan calon yang menjadi
anggota Dewan ➢ peserta pemilu sebelum, selarna, dan sesudah masa kampanye
Perwakilan Daerah,
meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian
atau calon anggota
Dewan Perwakilan barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
Rakyat Daerah keluarga, dan masyarakat; dan/ a tau
dengan cara: ➢ memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk.
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
No LARANGAN KET
Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6
memiliki, menjual, membeli,
menggadaikan, Pelanggaran
Pelanggaran Pelanggaran
berdampak
1 menyewakan, atau berdampak berdampak
meminjamkan barang baik negatif pada
negatif pada unit negatif pada
bergerak atau tidak bergerak, negara dan/atau
kerja instansi yang
dokumen, atau surat pemerintah
bersangkutan
berharga milik negara secara
tidak sah
Pelanggaran Pelanggaran
melakukan pungutan di - berdampak
2 berdampak
luar ketentuan negatif pada unit negatif pada
kerja dan/atau negara dan/atau
instansi yang pemerintah
bersangkutan
Pelanggaran
Pelanggaran
3 melakukan kegiatan berdampak
berdampak -
yang merugikan negatif pada
negatif pada unit
negara instansi yang
kerja
bersangkutan
bertindak sewenang-wenang Pelanggaran Pelanggaran
4 berdampak -
terhadap bawahannya berdampak
negatif pada unit negatif pada
kerja instansi yang
bersangkutan
menghalangi berjalannya Pelanggaran Pelanggaran
5 berdampak -
tugas kedinasan berdampak
negatif pada unit negatif pada
kerja instansi yang
bersangkutan
Tingkat Hukuman/jenis pelanggaran
No LARANGAN KET
Ringan Sedang Berat
1 2 3 4 5 6
memberikan dukungan
kepada calon Presiden/Wakil
Presiden, calon Kepala
6 Daerah/Wakil Kepala Daerah, - Terbukti -
DPR, DPD, atau DPRD menggunakan
dengan cara menjadi peserta atribut
kampanye dengan
menggunakan atribut partai
atau atribut PNS
Menyalahgunakan wewenang
7 - - √
- - √
11 Meminta sesuatu yang berhubungan dengan
jabatan
Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil
Presiden, calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:
1. sebagai peserta kampanye dengan
mengerahkan PNS lain;
2. sebagai peserta kampanye dengan
menggunakan fasilitas negara;
3. membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu - - √
pasangan calon sebelum, selama, dan sesudah
12 masa kampanye;
4. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat; dan/atau
5. memberikan surat dukungan disertai fotokopi KTP
atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai
peraturan perundang- undangan
PERBANDINGAN SANKSI HUKUMAN DISIPLIN
PP 53/2010 PP 94/2021
TINGKAT RINGAN TINGKAT RINGAN
a. Teguran lisan; a. Teguran lisan;
b. Teguran Tertulis; dan b. Teguran Tertulis;
c. Pernyataa Tidak
c. Pernyataan Tidak Puas
Puas Secara
Secara Tertulis.
Tertulis
TINGKAT SEDANG TINGKAT SEDANG
a. Penundaan KGB selama 1
tahun; a. Pemotongan tunjangan kinerja
sebesar 25% selama 6 bulan;
b. Penundaan KP selama 1 tahun;
b. Pemotongan tunjangan kinerja
dan
sebesar
c. Penurunan pangkat setingkat 25% selama 9 bulan;
lebih rendah selama 1 tahun. c. Pemotongan tunjangan kinerja
sebesar 25% selama 12 bulan.
TINGKAT BERAT TINGKAT BERAT
a. Turun pangkat setingkat lebih rendah a. Penurunan jabatan setingkat lebih
selama 3 tahun;
rendah selama 12 bulan;
b. Pemindahan dalam rangka penurunan
b. Pembebasan dari jabatannya
jabatan setingkat lebih rendah;
c. Pembebasan jabatan; menjadi jabatan pelaksana selama
d. Pemberhentian dengan hormat 12 bulan; dan
tidak atas permintaan sendiri c. Pemberhentian dengan hormat
sebagai PNS; dan tidak atas permintaan sendiri
e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
sebagai PNS.
TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN
SEDANG
Description
Add text in
of the sub
here BERAT
RINGAN contents Tunkin 25%
pemotongan
selama 6 bulan
pemotongan Tunkin 25%
selama 9 bulan
pemotongan Tunkin 25%
selama 12 bulan
1. Presiden;
2. Pejabat Pembina Kepegawaian;
3. Kepala Perwakilan Republik Indonesia;
4. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya atau pejabat lain yang setara;
5. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau pejabat lain yang setara;
6. Pejabat Administrator atau pejabat lain yang setara; dan
7. Pejabat Pengawas atau pejabat lain yang setara.
Pasal 25:
Dalam hal tidak terdapat PyBM, karena lowong/berhalangan
tetap, maka kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin menjadi
kewenangan pejabat yang lebih tinggi.
Pejabat yg Berwenang Menghukum
(Pasal 18 dan 19)
PEJABAT YANG KEWENANGAN DAN HUKUMAN DISIPLIN
BERWENANG
MENGHUKUM
a. Jabatan Pimpinan Tinggi Utama; dan
b. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang merupakan PPK, untuk jenis HD ringan, sedang,
Presiden dan berat ( Pasal 8 ayat (2), (3), dan (4) )
a. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya;
b. Jabatan Fungsional Jenjang Ahli Utama; dan
c. Jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden,
untuk jenis HD berat berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai PNS (PDHTAPS) ( Pasal 8 ayat (4) huruf c )
PPK Instansi a. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di lingkungannya untuk jenis HD ringan, sedang, dan
Pusat dan PPK berat kecuali PDHTAPS ( Pasal 8 ayat (2), (3), dan (4) huruf a dan b )
Instansi Daerah b. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis HD sedang dan berat
Provinsi (Pasal 8 ayat (2), (3), dan (4) )
c. Pejabat Fungsional Jenjang Ahli Utama untuk jenis HD ringan, sedang, dan berat
kecuali PDHTAPS ( Pasal 8 ayat (2), (3), dan (4) huruf a dan b )
d. Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis HD berat ( Pasal 8 ayat
(4) )
e. Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya
untuk jenis HD berat ( Pasal 8 ayat (4) )
PPK Instansi a. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungannya untuk jenis HD untuk jenis HD
Daerah ringan, sedang, dan berat ( Pasal 8 ayat (2), (3), dan (4) )
Kabupaten/Kota b. Pejabat Fungsional Jenjang Ahli Utama untuk jenis HD ringan, sedang, dan berat
kecuali PDHTAPS ( Pasal 8 ayat (2), (3), dan (4) huruf a dan b )
c. Pejabat Administrator ke bawah di lingkungannya untuk jenis HD untuk jenis HD
sedang, dan berat ( Pasal 8 ayat (2), (3), dan (4) )
d. Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama di lingkungannya
untuk jenis HD berat ( Pasal 8 ayat (4) )
LANJUTAN
Keahliannya sangat
Dapat diizinkan, dibutuhkan
apabila : Sedang mengerjakan pekerjaan
yang tidak mungkin dilanjutkan
PNS lain
Maka:
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
1974 tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai
Negeri Dalam Usaha Swasta; dan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil,
sepanjang tidak mengatur jenis Hukuman
Disiplin sedang