Anda di halaman 1dari 62

Peraturan Badan

Kepegawaian Negara
Nomor 6 Tahun 2022
Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintan Nomor
94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 – 3
1. Penjelasan mengenai pengertian dari PNS, PPK, Pejabat yang Berwenang Menghukum,
Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Masuk Kerja, Pelanggaran Disiplin, Hukuman Disiplin,
Upaya Administratif, Unit Kerja, dan Dampak Negatif (Pasal 1 angka (1) - angka (10)).
2. Peraturan Badan ini bertujuan untuk memberi pedoman dalam melaksanakan Disiplin
PNS. (Pasal 2)
3. Ruang lingkup (Pasal 3):
a. Kewajiban dan Larangan;
b. Hukuman Disiplin;
c. Pejabat yang Berwenang Menghukum;
d. Tata cara pemanggilan, pemeriksaan, penjatuhan, dan penyampaian keputusan
Hukuman Disiplin;
e. Berlakunya keputusan Hukuman Disiplin, hapusnya kewajiban menjalani Hukuman
Disiplin, dan hak-hak kepegawaian; dan
f. Pendokumentasian Hukuman Disiplin.
BAB II
KEWAJIBAN & LARANGAN
Pasal 4 – 5 ayat (1)
1. PNS wajib menaati kewajiban dan menghindari larangan baik di dalam maupun di luar jam
kerja (Pasal 4)
2. Kewajiban PNS (Pasal 5 ayat (1)):
a. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD RI 1945, NKRI, dan Pemerintah;
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta menaati peraturan perundang-
undangan;
c. melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang,
serta menaati peraturan perundang-undangan;
d. melaksanakan tugas kedinasan dengan pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
e. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan
kepada setiap orang;
f. menyimpan rahasia jabatan; dan
g. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
Pasal
Pasal55ayat
ayat(2)
2
Selain kewajiban tersebut, PNS juga wajib:
01 02 03
menghadiri dan mengucapkan mengutamakan kepentingan memberikan kesempatan
sumpah/janji PNS serta negara daripada pribadi, pada bawahan untuk
sumpah/janji jabatan; seorang dan/atau golongan; mengembangkan
kompetensi;

04 05 06
melaporkan segera
atasannya bila kepada
mengetahui Masuk Kerja dan menaati melaporkan harta kekayaan
ada hal yang dapat ketentuan jam kerja, serta kepada pejabat yang
membahayakan keamanan menggunakan memelihara berwenang, serta menolak
negara atau merugikan barang milik negara sebaik- segala bentuk pemberian
keuangan negara; baiknya; berkaitan dengan tugas dan
fungsi kecuali penghasilan;
Pasal 6
Larangan bagi PNS adalah (Pasal 6): f. melakukan kegiatan yang merugikan negara;
a. menyalahgunakan wewenang dan/atau menjadi g. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan;
perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi h. menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan
orang lain yang diduga terjadi konflik kepentingan i. menerima hadiah atau meminta sesuatu yang
dengan jabatan; berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaan;
b. menjadi pegawai/bekerja untuk negara lain; j. melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang dapat mengakibatkan kerugian bagi yang
c. bekerja pada lembaga atau organisasi internasional dilayani; dan
tanpa izin atau tanpa ditugaskan oleh PPK;
k. memberi dukungan pada calon Presiden/Wakil
d. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing atau Presiden, calon kepala daerah/wakil kepada daerah,
lembaga swadaya masyarakat asing kecuali ditugaskan calon anggota DPR/DPRD dengan cara sebagaimana
oleh PPK; yang diatur oleh PERBAN ini. (Pasal 6 huruf n)
e. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan,
menyewakan, atau meminjamkan barang baik
bergerak atau tidak, dokumen, atau surat berharga
milik negara secara tidak sah;melakukan pungutan di
luar ketentuan;
BAB
III
HUKUMAN DISIPLIN
Pasal …
“PNS yang tidak menaati kewajiban dan larangan dijatuhi Hukuman
Disiplin.” (Pasal 7 ayat (1))

Jenis Hukuman Disiplin ringan 


(Pasal 8 Ayat 2)
1. teguran lisan;  Jenis Hukuman Disiplin berat 
2. teguran tertulis; dan (Pasal 8 Ayat 4)
3. pernyataan tidak puas secara tertulis.  1. penurunan jabatan setingkat lebih
rendah selama 12 bulan; 
Jenis Hukuman Disiplin sedang 2. pembebasan dari jabatannya menjadi
(Pasal 8 Ayat 3) Jabatan Pelaksana selama 12 bulan;
1. pemotongan tunjangan kinerja sebesar dan 
25% selama 6 bulan;  3. pemberhentian dengan hormat tidak
2. pemotongan tunjangan kinerja sebesar atas permintaan sendiri sebagai PNS.
25% selama 9 bulan; dan
3. pemotongan tunjangan kinerja sebesar
25% selama 12 bulan.
Pasal 8 Ayat (1) – Tingkat Hukuman
Disiplin

01 02 03

Hukuman Disiplin Hukuman Disiplin Hukuman Disiplin


Mercury
sedang Mars
berat
ringan
HUKUMAN DISIPLIN DIJATUHKAN KEPADA PNS YANG :

DISIPLIN RINGAN DISIPLIN SEDANG DISIPLIN BERAT


(Pasal 9 Ayat (1)) (Pasal 10 Ayat (1)) (Pasal 11 Ayat (1))
  melanggar kewajiban menjaga melanggar kewajiban setia dan taat
persatuan dan kesatuan bangsa yang sepenuhnya kepada Pancasila dan UUD
memiliki Dampak Negatif pada Unit 1945, NKRI, dan Pemerintah, yang
Kerja dan/atau instansi ybs. memiliki Dampak Negatif pada Unit
Kerja, instansi, dan/atau Negara.
Melanggar kewajiban berupa yang Melanggar kewajiban yang memiliki Melanggar kewajiban yang memiliki
memiliki dampak negatif pada Unit dampak negatif pada Instansi, berupa : dampak negatif pada Negara, berupa :
Kerja, berupa :

1. melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang; 


2. menaati ketentuan peraturan perundang- undangan; 
3. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik
di dalam maupun di luar kedinasan; 
5. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan;
6. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.

7. menjaga persatuan dan kesatuan


bangsa
DISIPLIN RINGAN DISIPLIN SEDANG DISIPLIN BERAT
tidak memenuhi ketentuan, yang memiliki tidak memenuhi ketentuan, yang memiliki tidak memenuhi ketentuan, yang memiliki
Dampak Negatif pada Unit Kerja : Dampak Negatif pada Instansi ybs : Dampak Negatif pada negara dan/atau
pemerintah yang berupa :
  1. mengutamakan kepentingan negara daripada
  kepentingan pribadi, seseorang,
dan/atau golongan;  1. mengutamakan kepentingan negara
2. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik- daripada kepentingan pribadi,
baiknya;  seseorang, dan/atau golongan; dan
3. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan 2. melaporkan dengan segera kepada
kompetensi. atasannya apabila mengetahui ada hal
4. menggunakan dan memelihara barang- yang dapat membahayakan keamanan
barang milik negara dengan sebaik- negara atau merugikan keuangan
baiknya. negara.

  Tidak memenuhi ketentuan : tidak memenuhi ketentuan melaporkan


harta kekayaan kepada pejabat yang
1. menghadiri dan mengucapkan
berwenang sesuai dengan ketentuan
sumpah/janji PNS tanpa alasan yang
peraturan perundang-undangan yang
sah,
dilakukan pejabat pimpinan tinggi dan
2. menghadiri dan mengucapkan
pejabat lainnya.
sumpah/janji jabatan tanpa alasan
yang sah, dan tidak memenuhi ketentuan menolak segala
3. melaporkan harta kekayaan kepada bentuk pemberian yang berkaitan dengan
pejabat yang berwenang bagi pejabat tugas dan fungsi kecuali penghasilan sesuai
administrator dan pejabat fungsional. dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 
DISIPLIN RINGAN DISIPLIN SEDANG DISIPLIN BERAT
Tidak memenuhi ketentuan Masuk Kerja dan menaati jam kerja sebagai berikut :
1. TMK tanpa alasan yang sah 1. TMK tanpa alasan yang sah selama 1. TMK tanpa alasan yang sah selama
selama 3 hari kerja dalam 1 11 s.d. 13 hari kerja dalam 1 21 s.d. 24 hari kerja dalam 1 tahun
tahun berjalan → teguran lisan tahun berjalan → diberi berjalan → diberi penurunan
2. TMK tanpa alasan yang sah pemotongan tunjangan kinerja jabatan setingkat lbh rendah
selama 4 s.d. 6 hari kerja dalam sebesar 25% selama 6 bulan selama 12 bulan
1 tahun berjalan → teguran 2. TMK tanpa alasan yang sah selama 2. TMK tanpa alasan yang sah selama
tertulis 14 s.d. 16 hari kerja dalam 1 25 s.d. 27 hari kerja dalam 1 tahun
3. TMK tanpa alasan yang sah tahun berjalan → diberi berjalan → diberi pembebasan
selama 7 s.d. 10 hari kerja pemotongan tunjangan kinerja dari jabatannya menjadi jabatan
dalam 1 tahun berjalan → sebesar 25% selama 9 bulan pelaksana selama 12 bulan
pernyataan tidak puas secara 3. TMK tanpa alasan yang sah selama 3. TMK tanpa alasan yang sah selama
tertulis 17 s.d. 20 hari kerja dalam 1 28 hari kerja atau lebih dalam 1
  tahun berjalan → diberi tahun berjalan → diberi
pemotongan tunjangan kinerja pemberhentian dengan hormat
sebesar 25% selama 12 bulan tidak atas permintaan sendiri
 
PNS yang TMK dan tidak menaati ketentuan jam kerja tanpa alasan
PASAL yang sah secara terus menerus selama 10 (sepuluh) hari kerja,
12 dihentikan pembayaran gajinya sejak bulan berikutnya tidak perlu
menunggu keputusan Hukuman Disiplin. (Pasal 12)

Kewajiban Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja dihitung


PASAL secara kumulatif sampai dengan akhir tahun sejak Januari s.d.
13 Desember.
DISIPLIN SEDANG DISIPLIN BERAT
Melanggar ketentuan larangan
1. memiliki Dampak Negatif pada instansi ybs yang berupa 1. menyalahgunakan wewenang;
a. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau 2. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau
meminjamkan barang milik negara secara tidak sah, orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain yang diduga
b. melakukan kegiatan yang merugikan negara, terjadi konflik kepentingan dengan jabatan;
c. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan, 3. menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga
d. melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat atau organisasi internasional tanpa izin atau tanpa ditugaskan oleh
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani, PPK;
e. menghalangi berjalannya tugas kedinasan. 4. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
2. melakukan pungutan di luar ketentuan yang memiliki Dampak Negatif swadaya masyarakat asing kecuali ditugaskan oleh PPK;
pada Unit Kerja dan/atau instansi yang bersangkutan; 5. yang memiliki Dampak Negatif pada negara dan/atau pemerintah
3. memberikan dukungan kepada calon Presiden/ Wakil Presiden, calon yang berupa: memiliki, menjual, membeli, menggadaikan,
kepala daerah/wakil kepala daerah, calon anggota DPR, calon menyewakan, atau meminjamkan barang- barang baik bergerak atau
anggota DPD, atau calon anggota DPRD dengan cara menjadi peserta tidak bergerak, dokumen, atau surat berharga milik negara secara
kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS. tidak sah; dan melakukan pungutan di luar ketentuan.
6. menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/atau
pekerjaan;
7. meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan;
8. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota DPR, calon
anggota DPD, atau calon anggota DPRD dengan cara menjadi peserta
kampanye mengarahkan PNS lain atau menggunakan fasilitas
negara, membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon,
mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu, memberikan
surat dukungan disertai fotokopi KTP atau Surat Keterangan Tanda
Penduduk.
BAB
IV
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
Pejabat yang berwenang menghukum

Bagian Kesatu Bagian Keempat


Presiden Instansi Daerah
Kabupaten / Kota

Bagian Kedua Bagian Kelima


Instansi Pusat Perwakilan Republik
Indonesia

Bagian Ketiga Bagian Keenam


Instansi Daerah Provinsi Pejabat Lain Yang
Setara
Bagian Ketujuh
Penjatuhan Hukuman Disiplin Oleh
Pejabat yang Berwenang Menghukum
Presiden (Pasal 14)
01. Presiden berwenang menetapkan penjatuhan Hukuman Disiplin bagi :

Pejabat Pimpinan Tinggi Utama dan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang merupakan PPK
untuk seluruh Hukuman Disiplin (Ringan, Sedang dan Berat)

Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pejabat Fungsional jenjang Ahli Utama; dan Pejabat yang
menduduki jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi kewenangan
Presiden untuk Hukuman Disiplin Berat (PDHTAPS)

02. Penetapan penjatuhan Hukuman Disiplin oleh Presiden didasarkan atas usul dari:
Menteri yang mengoordinasikan, bagi PNS yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Utama

PPK, bagi PNS yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Madya dan jabatan lain yang
pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi kewenangan Presiden

Pimpinan lembaga negara atau lembaga nonstruktural, bagi PNS yang menduduki Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya yang berkedudukan sebagai PPK
Presiden (Pasal 14)
03. Jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi kewenangan presiden :

Panitera Mahkamah Panitera Mahkamah


Jabatan Lainnya
Agung Konstitusi

04. Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (2) :

Laporan hasil pemeriksaan

Berita acara pemeriksaan

Bukti Pelanggaran Disiplin

Bahan lain yang diperlukan


Instansi Pusat (Pasal 15)
PPK Instansi Pusat berwenang menetapkan penjatuhan Hukuman Disiplin bagi :

Hukuman Disiplin Hukuman Disiplin


Hukuman Disiplin Berat
Ringan Sedang

Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pejabat Fungsional Jenjang Ahli Utama (Hukuman Disiplin
berat berupa penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan dan pembebasan dari
jabatannya menjadi Jabatan Pelaksana selama 12 bulan

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama

Pejabat Administrator ke bawah dan Pejabat


Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang
Ahli Utama
Instansi Pusat (Pasal 16 - 19)
Pejabat yang berwenang menghukum pada Instansi Pusat :

Hukuman Disiplin Ringan Hukuman Disiplin Sedang


Hukuman Disiplin Ringan dan
bagi PNS 1 tingkat bagi PNS 2 tingkat
Sedang bagi Pejabat Fungsional
dibawahnya dibawahnya
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya atau pejabat lain yang
setara (Pasal 16)
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau pejabat lain yang setara (Pasal 17)

Pejabat Administrator atau pejabat lain yang setara (Pasal 18 ayat 1).
Dalam hal tidak terdapat Pejabat Administrator pada unit kerja, Pejabat Fungsional jenjang
Ahli Madya tertentu dapat menjatuhkan Hukuman Disiplin ringan bagi PNS 1 tingkat
dibawahnya (ayat 2), ditetapkan dengan keputusan PPK (ayat 3).

Pejabat Pengawas atau pejabat lain yang setara (Pasal 19 ayat 1).
Dalam hal tidak terdapat Pejabat Pengawas pada unit kerja, Pejabat Fungsional jenjang Ahli
Muda tertentu dapat menjatuhkan Hukuman Disiplin ringan bagi PNS 1 tingkat dibawahnya
(ayat 2), ditetapkan dengan keputusan PPK (ayat 3).
Instansi Pusat
(Pasal 20)

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas,


atau pejabat lain yang setara, yang memimpin satuan Unit Kerja, berwenang
menjatuhkan Hukuman Disiplin ringan dan sedang bagi Pejabat Fungsional
jenjang Keterampilan di lingkungannya
Instansi Daerah Provinsi
(Pasal 21)
PPK Instansi Daerah Provinsi berwenang menetapkan penjatuhan Hukuman Disiplin bagi :

Hukuman Disiplin Hukuman Disiplin


Hukuman Disiplin Berat
Ringan Sedang

Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pejabat Fungsional Jenjang Ahli Utama (Hukuman Disiplin
berat berupa penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan dan pembebasan dari
jabatannya menjadi Jabatan Pelaksana selama 12 bulan

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama

Pejabat Administrator ke bawah dan Pejabat


Fungsional selain Pejabat Fungsional jenjang
Ahli Utama
Instansi Daerah Provinsi (Pasal 22 - 25)
Pejabat yang berwenang menghukum pada Instansi Daerah Provinsi :
Hukuman Disiplin Sedang
Hukuman Disiplin Ringan bagi Hukuman Disiplin Ringan dan Sedang
bagi PNS 2 tingkat
PNS 1 tingkat dibawahnya bagi Pejabat Fungsional
dibawahnya
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya atau pejabat lain yang setara
(Pasal 22)
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau pejabat lain yang setara (Pasal 23)

Pejabat Administrator atau pejabat lain yang setara (Pasal 24 ayat 1).
Dalam hal tidak terdapat Pejabat Administrator pada unit kerja, Pejabat Fungsional jenjang Ahli
Madya tertentu dapat menjatuhkan Hukuman Disiplin ringan bagi PNS 1 tingkat dibawahnya (ayat
2), ditetapkan dengan keputusan PPK (ayat 3).

Pejabat Pengawas atau pejabat lain yang setara (Pasal 25 ayat 1).
Dalam hal tidak terdapat Pejabat Pengawas pada unit kerja, Pejabat Fungsional jenjang Ahli Muda
tertentu dapat menjatuhkan Hukuman Disiplin ringan bagi PNS 1 tingkat dibawahnya (ayat 2),
ditetapkan dengan keputusan PPK (ayat 3).
Instansi Daerah Provinsi
(Pasal 26)

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas,


atau pejabat lain yang setara, yang memimpin satuan Unit Kerja, berwenang
menjatuhkan Hukuman Disiplin ringan dan sedang bagi Pejabat Fungsional
jenjang Keterampilan di lingkungannya
Instansi Daerah Kabupaten / Kota
(Pasal 27)
PPK Instansi Daerah Kabupaten / Kota berwenang menetapkan penjatuhan Hukuman
Disiplin bagi :

Hukuman Disiplin Hukuman Disiplin


Hukuman Disiplin Berat
Ringan Sedang

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama

Pejabat Fungsional Jenjang Ahli Utama (Hukuman Disiplin berat berupa penurunan jabatan
setingkat lebih rendah selama 12 bulan dan pembebasan dari jabatannya menjadi Jabatan
Pelaksana selama 12 bulan

Pejabat Administrator ke bawah

Pejabat Fungsional selain Pejabat Fungsional


jenjang Ahli Utama
Instansi Daerah Kabupaten / Kota (Pasal 28 - 30)
Hukuman Disiplin Hukuman Disiplin
Hukuman Disiplin Hukuman Disiplin Ringan
Ringan dan Sedang Ringan dan Sedang
Sedang bagi PNS 2 bagi PNS 1 tingkat
bagi Pejabat bagi PNS 2 tingkat
tingkat dibawahnya dibawahnya
Fungsional dibawahnya
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau pejabat lain yang setara (Pasal 28)
Pejabat Administrator atau pejabat lain yang setara (Pasal 29 ayat 1).
Dalam hal tidak terdapat Pejabat Administrator pada unit kerja, Pejabat
Fungsional jenjang Ahli Madya tertentu dapat menjatuhkan Hukuman
Disiplin ringan bagi PNS 1 tingkat dibawahnya (ayat 2), ditetapkan dengan
keputusan PPK (ayat 3).
Pejabat Pengawas atau pejabat lain yang setara
(Hukuman ringan bagi 1 tingkat dibawahnya dan
bagi Pejabat Fungsional Jenjang Ahli Pertama)
(Pasal 30 ayat 1).
Dalam hal tidak terdapat Pejabat Pengawas pada
unit kerja, Pejabat Fungsional jenjang Ahli Muda
tertentu dapat menjatuhkan Hukuman Disiplin
ringan bagi PNS 1 tingkat dibawahnya (ayat 2),
ditetapkan dengan keputusan PPK (ayat 3).
Perwakilan Republik Indonesia
(Pasal 31)
Kepala Perwakilan Republik Indonesia berwenang menjatuhkan Hukuman
Disiplin bagi PNS yang ditugaskan pada kantor Perwakilan Republik Indonesia,
dengan ketentuan sebagai berikut :

Hukuman Disiplin ringan bagi PNS yang berada 1 tingkat dibawahnya

Hukuman Disiplin sedang bagi PNS yang berada 2 tingkat dibawahnya


Pejabat lain yang setara (Pasal 32)
Pejabat lain yang setara merupakan PNS yang menduduki Jabatan Fungsional dan diberi tugas tambahan untuk memimpin
satuan Unit Kerja atau Unit Pelaksana Teknis tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan meliputi :

a b c
Rektor dan dekan pada perguruan
Direktur rumah sakit provinsi, Direktur rumah sakit kota,
tinggi negeri, setara dengan
setara dengan Pejabat Pimpinan setara dengan Pejabat
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya
Tinggi Pratama Pimpinan Tinggi Pratama

d e f
Direktur rumah sakit kabupaten,
Direktur akademi, setara Kepala pusat kesehatan
setara dengan Pejabat Pimpinan
dengan Pejabat masyarakat, setara dengan
Tinggi Pratama
Administrator Pejabat Pengawas

g h

Kepala sekolah, setara dengan Kepala sanggar kegiatan belajar,


Pejabat Pengawas setara dengan Pejabat Pengawas
Penjatuhan Hukuman Disiplin Oleh Pejabat yang
Berwenang Menghukum (Pasal 33)
Table of contents

Apabila tidak menjatuhkan Hukuman Hukuman Disiplin yang dijatuhkan


Wajib menjatuhkan Hukuman
Disiplin kepada PNS yang melanggar, kepada Pejabat berupa jenis
Disiplin kepada PNS yang
pejabat tersebut dijatuhi Hukuman Disiplin
Hukuman Disiplin yang lebih berat
melakukan pelanggaran oleh atasannya.

Selain melakukan Hukuman Disiplin


Penjatuhan Hukuman Disiplin Penjatuhan Hukuman Disiplin
kepada Pejabat, atasan dari Pejabat
kepada Pejabat dilakukan kepada Pejabat dilakukan setelah tersebut juga melakukan Hukuman
secara berjenjang melalui proses pemeriksaan Disiplin kepada PNS yang melanggar

Apabila tidak terdapat Pejabat yang Berwenang


Menghukum, kewenangan menjatuhkan
Hukuman Disiplin menjadi kewenangan pejabat
yang lebih tinggi
BAB V
PEMANGGILAN, PEMERIKSAAN,
PENJATUHAN, DAN PENYAMPAIAN
KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN
Tata Cara Pemanggilan (Pasal 34)
1. PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin, dipanggil
secara tertulis untuk diperiksa oleh atasan langsung atau
tim pemeriksa
2. Pemanggilan secara tertulis dilakukan paling lambat 7
(tujuh) hari kerja sebelum tanggal pemeriksaan.
3. Jika PNS tidak memenuhi panggilan pertama, maka
dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja sejak tanggal seharusnya yang bersangkutan
diperiksa sesuai surat panggilan pertama
4. Format surat panggilan terlampir pada Lampiran-Angka 9
5. Apabila PNS yang bersangkutan tidak hadir pada
pemeriksaan kedua, maka PyB Menghukum menjatuhkan
Hukuman Disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan
yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan (Pasal 35)
Tata Cara Pemanggilan

1. Dalam menentukan tanggal pemeriksaan, atasan


langsung/tim pemeriksa harus memperhatikan waktu
yang diperlukan untuk menyampaikan dan diterimanya
surat panggilan
2. Sebelum dilakukan pemeriksaan, atasan langsung/tim
pemeriksa mempelajari lebih dahulu setiap laporan atau
seluruh bahan mengenai pelanggaran disiplin yang diduga
dilakukan PNS bersangkutan
3. Pemeriksaan hanya diketahui dan dihadiri oleh PNS yang
diperiksa dan pemeriksa
Lanjutan…

1. Pemeriksaan pelanggaran disiplin dilakukan secara tertutup melalui tatap


muka langsung maupun virtual
2. PNS yang diperiksa wajib menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh
atasan langsungnya atau tim pemeriksa
3. Apabila PNS yang diperiksa mempersulit pemeriksaan, maka hal tsb
dituangkan dalam BAP dan menjadi faktor yang memberatkan untuk bahan
penjatuhan hukuman disiplin
4. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam BAP sesuai dengan contoh Lampiran-
Angka 11
5. BAP digunakan sebagai dasar keputusan hukuman disiplin yang harus
menyebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS bersangkutan
6. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan atasan langsung PNS
yang bersangkutan diduga melakukan Pelanggaran Disiplin Berat, atasan
langsung melaporkan secara hierarkis kepada PPK atau pejabat lain yang
ditunjuk disertai BAP untuk membentuk tim pemeriksa
Lanjutan…

7. Apabila hasil pemeriksaan ternyata kewenangan penjatuhan hukuman


disiplin kepada PNS tersebut merupakan kewenangan:
• atasan langsung yang bersangkutan, atasan langsung tersebut wajib
menjatuhkan hukuman disiplin
• pejabat yang lebih tinggi, atasan langsung wajib melaporkan secara
hierarki disertai berita acara pemeriksaan dan laporan hasil
pemeriksaan
8. Contoh kasus penjatuhan hukuman disiplin oleh pejabat yang lebih tinggi
dan contoh format laporan hasil pemeriksaan ada pada lampiran angka 12
9. Apabila pada BAP terdapat informasi atau keterangan yang dianggap tidak
sesuai dengan apa yang diucapkan, maka PNS yg diperiksa harus
memberitahukan kepada pemeriksa dan pemeriksa wajib memperbaikinya
Lanjutan…

10. Apabila PNS yang diperiksa tidak bersedia menandatangani BAP,


maka cukup ditandatangani oleh pemeriksa dengan memberikan
catatan dalam BAP bahwa PNS yang diperiksa tidak bersedia
menandatangani BAP tersebut
11. BAP yang tidak ditandatangani oleh PNS yang diperiksa tetap
dijadikan sebagai dasar untuk menjatuhkan hukuman disiplin
12. PNS yang telah diperiksa berhak mendapat salinan BAP
13. PNS yang sedang dalam proses pemeriksaan diduga melakukan
pelanggaran disiplin atau sedang mengajukan banding
administratif tidak dapat disetujui untuk pindah instansi
Tim Pemeriksa (Pasal 37)

1. Tim pemeriksa dapat dibentuk dalam hal terdapat


Pelanggaran Disiplin yang ancaman hukumannya sedang
2. Tim Pemeriksa wajib dibentuk dalam hal terdapat
pelanggaran disiplin yang ancaman hukumannya berat
3. kewenangan pembentukan tim pemeriksa dilakukan
oleh PPK/Pejabat yang ditunjuk
Tim Pemeriksa (Pasal 38)
1. Tim pemeriksa terdiri dari unsur atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur
kepegawaian
2. tim pemeriksa juga dapat melibatkan pejabat lain yang ditunjuk
3. Susunan tim pemeriksa terdiri atas 1 orang ketua merangkap anggota, 1 orang sekretaris
merangkap anggota, dan paling kurang 1 orang anggota
4. Pejabat yang ditugaskan menjadi tim pemeriksa harus memiliki jabatan paling rendah
setingkat dengan PNS yang diperiksa
5. Apabila diperlukan, untuk mendapatkan keterangan lengkap dan menjamin objektivitas
dalam pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin, atasan langsung, tim pemeriksa atau
PyB Menghukum dapat meminta keterangan dari pihak lain yang terkait
6. Tim pemeriksa bersifat temporer yang bertugas sampai proses pemeriksaan terhadap
suatu dugaan pelanggaran disiplin yang dilakukan seorang PNS selesai dilaksanakan
7. Contoh kasus terdapat pada Lampiran-Angka 13
Tim Pemeriksa (Pasal 39)
1. Dalam hal PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin
menduduki jabatan Sekda Provinsi, yang menjadi unsur tim
pemeriksa meliputi Gubernur dan Pejabat di lingkungan Kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang dalam negeri

2. Dalam hal PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin


menduduki jabatan Sekda Kabupaten/Kota yang memerlukan
pembentukan tim pemeriksa, yang menjadi unsur tim pemeriksa
meliputi Bupati/Walikota dan Pejabat di lingkungan Pemerintah
Provinsi
Pembebasan Sementara dari Tugas Jabatan (Pasal 40)

1. Untuk kelancaran pemeriksaan, PNS yang diduga melakukan


pelanggaran disiplin dan kemungkinan akan dijatuhi hukuman disiplin
berat, dapat dibebaskan sementara dari tugas jabatannya oleh atasan
langsung sejak ybs diperiksa
2. Pembebasan sementara dilakukan dalam hal pemeriksaan pelanggaran
disiplin mengganggu berjalannya tugas kedinasan
3. Pembebasan sementara dari tugas jabatan dibuat dalam format
lampiran angka 14
4. PNS yang dibebaskan sementara dari tugas jabatannya, tetap masuk
kerja dan diberikan hak-hak kepegawaian sesuai dengan PerUUan
5. Contoh kasus tercantum dalam Lampiran-Angka 15
Tata Cara Penjatuhan Hukuman Disiplin
Pasal 42
1. Sebelum menjatuhkan Hukuman Disiplin, PyB Menghukum wajib:
a. mempelajari dengan teliti hasil pemeriksaan;
Pasal 41 b. memerhatikan dengan seksama latar belakang atau faktor-
● PyB Menghukum menjatuhkan faktor yang mendorong seorang PNS melakukan
Pelanggaran Disiplin;
hukuman disiplin berdasarkan c. menilai hal yang memberatkan atau meringankan dalam
hasil pemeriksaan penjatuhan Hukuman Disiplin; dan
● Hukuman disiplin bersifat d. menilai dampak yang ditimbulkan dari Pelanggaran Disiplin
yang dilakukan.
pembinaan yang dilakukan untuk 2. Dalam keputusan hukuman disiplin harus disebutkan pelanggaran
memperbaiki dan mendidik PNS disiplin yang dilakukan oleh PNS bersangkutan
3. Dalam hal terdapat PNS yang melakukan pelanggaran disiplin yang
yang melakukan pelanggaran jenisnya sama namun dengan latar belakang atau faktor yang
disiplin , agar yang bersangkutan mendorong dan dampak pelanggaran yang berbeda, PyB
Menghukum dapat menjatuhkan jenis hukuman disiplin yang
menyesal dan berusaha tidak berbeda sesuai dengan contoh kasus Lampiran-Angka 16
mengulangi serta memperbaiki diri 4. Dalam hal tidak terdapat PyB Menghukum karena pejabatnya
lowong, kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin menjadi
pada masa yang akan datang kewenangan pejabat yang lebih tinggi
5. Setiap Penjatuhan Hukuman Disiplin harus ditetapkan dengan
kepusan PyB Menghukum, sesuai dengan format lampiran Angka 17
Lanjutan (Pasal 43)…
PNS yang menduduki Jabfung yg melakukan bulan dimaknai sebagai penurunan ke dalam
pelanggaran disiplin berat dan dijatuhi hukuman Jabpel dengan kelas jabatan setingkat lebih
disiplin berupa penurunan jabatan setingkat lebih rendah dari jabatan semula
rendah selama 12 bulan,dengan ketentuan :
d. PNS yang menduduki Jabfung jenjang
a. penurunan jabatan setingkat lebih rendah kategori keterampilan dengan jenjang
dimaknai sebagai penurunan jenjang terendah yang dijatuhi hukuman disiplin
jabatan setingkat lebih rendah berat berupa penurunan jabatan setingkat
b. Jika Jabfung memiliki jenjang keahlian dan lebih rendah selama 12 bulan dimaknai
sebagai penurunan ke dalam jabatan
keterampilan, maka penurunan jabatan
pelaksana dengan kelas jabatan setingkat
setingkat lebih rendah bagi PNS yang
lebih rendah dari jabatan semula
menduduki Jabfung Ahli Pertama dimaknai
sbg penurunan jabatan menjadi Jabfung e. PNS yang menduduki Jabfung jenjang Ahli
jenjang Keterampilan Penyelia Utama dan Jabfung jenjang Ahli Madya yang
dijatuhi Hukuman Disiplin berupa penurunan
c. dalam hal suatu Jabfung hanya memiliki
jabatan setingkat lebih rendah selama 12
kategori keahlian, maka PNS yg menduduki
Jabfung jenjang Ahli Pertama yang dijatuhi bulan, maka batas usia pensiunnya
hukuman disiplin berat berupa penurunan mengikuti jabatan terakhir setelah yang
jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin
Tata Cara Penjatuhan Hukuman Disiplin
Lanjutan…
Pasal 44 Pasal 45
Dalam Hal PNS yang menjalani 1. PNS yang diduga melakukan pelanggaran
penugasan akan dijatuhi hukuman disiplin dan perbuatan yang diindikasi
disiplin yang bukan menjadi melanggar peraturan PerUUan pidana,
tetap dapat dilakukan pemanggilan,
kewenangan instansi tempat menjalani pemeriksaan, dan penjatuhan hukuman
penugasan pimpinan instansi atau disiplin sesuai dengan ketentuan
kepala perwakilan mengusulkan peraturan badan ini
penjatuhan hukuman disiplin kepada
PPK instansi induknya disertai BAP 2. Dalam hal PNS yang terindikasi melanggar
ketentuan pidana yang berakibat
pemberhentian tidak dengan hormat
menurut peraturan perundang-undangan,
maka proses penjatuhan hukuman disiplin
menunggu putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap
Pertimbangan Dalam Menentukan Jenis Hukuman Disiplin (Pasal 46)

1. dalam menentukan jenis hukuman disiplin, PyB Menghukum harus mempertimbangkan


kesesuaian jenis pelanggaran dengan hukuman disiplin dan dampak dari pelanggaran
disiplin
2. contoh kasus pertimbangan dalam penjatuhan hukuman disiplin dalam lampiran angka
18
3. dalam hal PNS yang berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata melakukan beberapa
pelanggaran disiplin, maka kepada PNS tersebut hanya dapat dijatuhi 1 jenis hukuman
disiplin yang terberat
4. contoh kasus dapat dilihat dalam lampiran angka 18
5. PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin kemudian melakukan pelanggaran disiplin
yang sifatnya sama, dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin
terakhir yang pernah dijatuhkan kepadanya
6. contoh kasus dapat dilihat pada lampiran-angka 18
7. Ketentuan pada pasal (5) tidak berlaku bagi pelanggaran disiplin tidak masuk kerja dan
menaati jam kerja
Pertimbangan Dalam Menentukan Jenis Hukuman
Disiplinnentukan Jenis Hukuman Disiplin (Pasal 47)

1. Penjatuhan hukuman disiplin kepada PNS berupa penurunan jabatan setingkat lebih rendah berlaku selama 12
bulan
2. Penjatuhan hukuman disiplin diatas mempertimbangkan formasi jabatan dan kesesuaian kompetensi ybs
dengan persyaratan jabatan yang ditentukan
3. hukuman disiplin pada ayat 1 diberikan tunjangan jabatan sesuai dengan jabatan baru yang didudukinya
4. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan jabatan setingkat lebih rendah diberikan tunjangan
jabatan sesuai dengan jabatan baru yang didudukinya
5. setelah menjalani hukuman disiplin yang berupa penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan
maka PNS yang bersangkutan tidak serta merta kembali kepada jabatan yang semula didudukinya
6. Mekanisme untuk duduk kembali ke jabatan yang semula, setingkat, atau jabatan lain dilakukan sesuai
dengan ketentuan PerUUan, sesuai dengan lampiran angka 19
7. PNS yang telah selesai menjalani hukuman disiplin berupa penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama
12 bulan, kemudian diangkat dalam jabatan semula, setingkat atau jabatan lain wajib dilantik dan diambil
sumpah/janjinya
8. Hukuman Disiplin yang berupa penurunan jabatan setingkat lebih rendah bagi PNS yang menduduki Jabpel
merupakan penurunan kelas jabatan setingkat lebih rendah dari kelas jabatan yang didudukinya, sesuai
contoh kasus dan contoh format keputusan sebagaimana tercantum dalam lampiran angka 20
Pertimbangan Dalam
Pertimbangan Dalam Menentukan
Menentukan Jenis Hukuman
Jenis Hukuman Disiplin
Disiplin (Pasal 48)

1. Penjatuhan hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana berlaku
selama 12 bulan
2. penjatuhan hukuman disiplin mempertimbangkan formasi jabatan dan kesesuaian kompetensi yang
bersangkutan dengan persyaratan jabatan yang ditentukan
3. hukuman disiplin yang berupa pembebasan jabatan menjadi jabatan pelaksana wajib ditindaklanjuti
oleh PPK dengan menetapkan keputusan pengangkatan dalam jabatan
4. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana
selama 12 bulan, diberikan tunjangan jabatan sesuai dengan jabatan baru yang didudukinya
5. setelah menjalani hukuman disiplin pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12
bulan maka PNS yang bersangkutan tidak serta kembali kepada jabatan lamanya
6. mekanisme untuk duduk kembali ke jabatan yang semula, setingkat, atau jabatan lain dilakukan sesuai
dengan ketentuan perUUan yang berlaku
7. PNS yang telah selesai menjalani hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan
pelaksana selama 12 bulan lalu diangkat dalam jabatan semula, setingkat, atau jabatan lain wajib
dilantik dan diambil sumpah/janjinya
8. hukuman disiplin yang berupa pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 bulan
bagi PNS yang menduduki jabatan pelaksana merupakan penurunan kelas jabatan ke dalam kelas jabatan
terendah yang terdapat di instansi tempat ybs bekerja, sesuai dengan lampiran angka 20
Penyampaian Keputusan Hukuman Disiplin (Pasal 49)
● Keputusan hukuman disiplin disampaikan oleh Pejabat yang
Berwenang Menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk dengan
memanggil PNS ybs secara tertulis dengan surat panggilan tertulis
sesuai format yang berlaku, untuk hadir dan menerima keputusan.
(Pasal 49 ayat (1) — (3))
● Keputusan Hukuman Disiplin tersebut disampaikan secara tertutup
(hanya diketahui oleh PNS ybs, pejabat yang menyampaikan, dan
pejabat lain yang terkait) dengan tembusan disampaikan kepada
pejabat lain yang terkait. (Pasal 49 ayat (5))
● Penyampaian keputusan Hukuman Disiplin paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja sejak keputusan tersebut ditetapkan. Bila PNS ybs
tidak hadir saat penyampaian keputusan, maka keputusan Hukuman
Disiplin dikirim kepada ybs paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak
penyampaian keputusan tersebut. (Pasal 49 ayat (6) — (8))
● Hukuman Disiplin yang ditetapkan dengan KepPres disampaikan
kepada PNS ybs oleh pimpinan instansi atau pejabat lain yang
ditunjuk. (Pasal 49 ayat (9))
BAB
VI
BERLAKUNYA HUKUMAN DISIPLIN,
HAPUSNYA KEWAJIBAN MENJALANI HUKUMAN
DISIPLIN, DAN HAK-HAK KEPEGAWAIAN
Pasal 50 – 51
Berlakunya Hukuman Disiplin (Pasal 50): Hak-hak Kepegawaian (Pasal 51):
a. Keputusan berlaku ketika hari kerja ke-15 sejak f. PNS dengan hukuman disiplin PDHTAPS diberikan hak-
diterima; hak kepegawaian sesuai ketentuan perundang-
b. Bila PNS tidak hadir saat penyampaian keputusan, undangan mengenai pemberhentian dan pensiun PNS;
maka berlaku pada jari kerja ke-15 sejak diterimanya g. PNS dengan hukuman PDHTAPS tidak diberikan
keputusan yang dikirimkaan ke PNS ybs; kenaikan pangkat pengabdian;
c. Keputusan hukuman disiplin yang diajukan Upaya h. PNS yang demi kelancaran pemeriksaan
Administratif (keberatan maupun banding dibebastugaskan sementara karena diduga melakukan
administratif) berlaku sesuai keputusan upaya Pelanggaran Berat, tetap Masuk Kerja dan diberikan
administratifnya; hak-hak kepegawaiannya (gaji, tunjangan keluarga,
tunjangan jabatan, penghasilan lain, dan fasilitas)
d. Upaya administratif dilaksanakan sesuai dengan
sebelum ybs dibebastugaskan sementara.
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur;
e. Keputusan hukuman disiplin ringan selesai dijalani
sejak keputusan tersebut berlaku;
Pasal
Pasal 52 2
5 ayat
Penghentian pembayaran gaji PNS yang TMK dan tidak menaati ketentuan jam kerja tanpa
alas an yang sah selama 10 (sepuluh) hari kerja berturut-turut dilakukan:
a.
Atasan langsung/Pimpinan
b.
Unit Kerja Bidang
c.
Unit Kepegawaian Hasil verifikasi dan validasi
kerja dari PNS melakukan verifikasi dan disampaikan kepada
memberitahukan secara validasi terhadap kebenaran Pimpinan Unit Kerja/Kepala
tertulis kepada Unit Kerja data TMK dan menaati Satuan Kerja yang
Bidang Kepegawaian ketentuan jam kerja tanpa menjabat sebagai kuasa
alas an yang sah pengguna anggaran sebagai
dasar penghentian
pembayaran gaji

d. e. d.
Tata cara penghentian Bila Pimpinan Unit Kerja atau Kuasa pengguna anggaran
pembayaran gaji sesuai PUU Kepala Satuan Kerja adalah melaksanakan penghentian
tentang pelaksanaan APBN/D PPT Madya, pelaksanaan pembayaran gaji, ditetapkan
penghentian pembayaran gaji dalam keputusan kuasa
dapat didelegasikan kepada pengguna anggaran
PPT Pratama bidang keuangan
BAB
VII
PENDOKUMENTASIAN
KEPUTUSAN HUKUMAN
DISIPLIN
Pasal 53
1. Pejabat pengelola 2. Dokumentasi 3. Apabila PNS pindah
kepegawaian wajib keputusan Hukuman instansi, dokumen
mendokumentasikan Disiplin termasuk keputusan Hukum
setiap keputusan dokumen Disiplin PNS dikirim
Hukum Disiplin PNS di pemanggilan, oleh pimpinan instansi
lingkungannya yang pemeriksaan dan lama kepada pimpinan
akan digunakan lainnya yang terkait instansi baru. (Pasal
sebagai salah satu dengan Pelanggaran 53 ayat (5))
bahan penilaian dalam Disiplin diunggah ke
pembinaan PNS yang dalam sistem yang
bersangkutan. (Pasal terintegrasi dengan
53 ayat (1) dan (2)) Sistem Informasi
Aparatur Sipil Negara
yaitu I’DIS BKN yang
dapat diakses melalui
laman
https://idis.bkn.go.id
yang dikelola oleh
Badan Kepegawaian
Negara. (Pasal 53 ayat
(3) dan (4))
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-
LAIN
Pasal 54
Penurunan jabatan setingkat lebih
rendah selama 12 (dua belas) bulan
a. Jabatan Pimpinan Tinggi atau pembebasan dari jabatan menjadi
b. Jabatan Administrator Jabatan Pelaksana selama 12 (dua
belas) bulan, dapat dipertimbangkan
c. Jabatan Pengawas
jika menduduki jabatan-jabatan
d. Jabatan Fungsional tersebut paling cepat 1 (satu) tahun
setelah selesai menjalani Hukuman
Disiplin

**Note: Jika Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang dijatuhi hukuman disiplin penurunan jabatan
setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan telah berusia 58 (lima puluh delapan) tahun
dijatuhi hukuman disiplin, maka ybs diberhentikan dengan hormat dalam Jabatan Administrator.
Pasal 55
PNS yang dijatuhi hukuman disiplin sedang atau berat tidak mendapatkan kenaikan gaji dan
kenaikan pangkat. (Pasal 55 ayat (1))

PNS yang menjalani Hukuman Disiplin dan dijatuhi hukuman yang baru:
a. Hukuman Disiplin lebih berat, maka hukuman disiplin sebelumnya dianggap berakhir
dan ybs menjalani hukuman disiplin yang terakhir dijatuhkan kepadanya;
b. Hukuman Disiplin lebih ringan, maka tetap menjalani Hukuman Disiplin pertama
hingga selesai dan dilanjutkan dengan Hukuman Disiplin yang terakhir dijatuhkan.

PNS yang dijatuhi Hukuman Disiplin berupa penurunan jabatan setingkat lebih rendah
selama 12 (dua belas) bulan, pengangkatannya ditetapkan dengan keputusan PPPK
PASAL Hasil pemeriksaan unsur pengawasan dan/atau unit yang mempunyai tugas
pengawasan dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan pemeriksaan
56 dan/atau pertimbangan untuk melengkapi berita acara pemeriksaan atau
menjatuhkan Hukuman Disiplin terhadap PNS yang diduga melakukan
Pelanggaran Disiplin.

yang menimbulkan kerugian keuangan negara


TERDAPAT INDIKASI
 atasan langsung atau tim pemeriksa wajib
PENYALAHGUNAAN
berkoordinasi dengan aparat pengawas intern
WEWENANG
pemerintah.

aparat pengawas intern pemerintah


merekomendasikan PPK untuk melaporkan INDIKASI TERBUKTI
kepada aparat penegak hukum.
PASAL Hasil pemeriksaan unsur pengawasan dan/atau unit yang mempunyai tugas
pengawasan dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan pemeriksaan
56 dan/atau pertimbangan untuk melengkapi berita acara pemeriksaan atau
menjatuhkan Hukuman Disiplin terhadap PNS yang diduga melakukan
Pelanggaran Disiplin.

yang menimbulkan kerugian keuangan negara


TERDAPAT INDIKASI
 atasan langsung atau tim pemeriksa wajib
PENYALAHGUNAAN
berkoordinasi dengan aparat pengawas intern
WEWENANG
pemerintah.

aparat pengawas intern pemerintah


merekomendasikan PPK untuk melaporkan INDIKASI TERBUKTI
kepada aparat penegak hukum.
Apabila PNS masih menjalani Hukuman Disiplin
Dokumen surat panggilan, berita acara karena melanggar kewajiban Masuk Kerja dan
PASAL pemeriksaan, dan bahan lain yang PASAL tidak menaati ketentuan jam kerja dan

57 menyangkut Hukuman Disiplin adalah 58


melakukan pelanggaran lagi, maka dijatuhi
hukuman yang lebih berat dan sisa hukuman yang
bersifat rahasia dan diinformasikan harus dijalani dianggap selesai dan berlanjut
oleh PPK (Pasal 57) dengan Hukuman Disiplin yang baru ditetapkan.
(Pasal 58)
Pimpinan yang berkedudukan melakukan
melakukan pemeriksaan
pemeriksaan pelanggaran

Dalam instansi pemerintah terdapat tingkat/eselonisasi jabatan,


penurunan jabatan setingkat lebih rendah dilakukan berdasarkan
tingkat/eselonisasi tersebut. Jika Pejabat Pimpinan Tinggi Utama
melakukan pelanggaran diperiksa oleh menteri atau tim yang
dibentuk oleh menteri. Jika Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang
berkedudukan sebagai PPK pada lembaga negara atau lembaga
nonstruktural melakukan pelanggaran diperiksa oleh diperiksa oleh
Mars
lembaga negara atau lembaga nonstruktural. (Pasal 59)
CPNS

CPNS yang dijatuhi hukuman disiplin


sedang dan berat dinyatakan tidak
memenuhi syarat untuk diangkat menjadi
PNS dan diberhentikan dengan hormat
tidak atas permintaan sendiri. (Pasal 60)
PNS
PNS
Pasal 61 ayat (1) dan (2) Pasal 61 ayat (3) Pasal 61 ayat (4)
PNS yang menjalani PNS yang dijatuhi PNS yang menjalani
penugasan dan hukuman pemberhentian penugasan di luar instansi
melakukan pelanggaran dengan hormat tidak atas Pemerintahan dan terkena
disiplin selain permintaan sendiri atau hukuman disiplin menjadi
pemberhentian dan penurunan pangkat kewenangan instansi
penurunan pangkat setingkat lebih rendah induk.
menjadi kewenangan selama 1 (satu) tahun
instansi tempat PNS diputuskan oleh instansi
menjalani penugasan dan induk setelah dilakukan
berlaku mutatis mutandis. pemeriksaan.
BAB
IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 62
6 (enam) bulan
tetap menggunakan
Penjatuhan Hukuman Disiplin Hukuman Disiplin berupa
penundaan kenaikan gaji
Sedang sampai peraturan berkala selama 1 (satu)
perundang-undangan yang tahun
mengatur mengenai gaji,
9 (Sembilan) bulan
tunjangan, dan fasilitas bagi
PNS mulai berlaku, berupa tetap menggunakan Hukuman
Disiplin berupa penundaan
pemotongan Tunjangan Kinerja kenaikan pangkat selama 1
sebesar 25% (dua puluh lima (satu) tahun
persen) selama (Pasal 62): 12 (dua belas) bulan
tetap menggunakan Hukuman
Disiplin berupa penurunan
pangkat setingkat lebih rendah
selama 1 (satu) tahun

Anda mungkin juga menyukai