Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PENJUALAN SARANG BURUNG WALET

DALAM PENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI


DESA SUKA MAKMUR DI TINJAU DARI PERSPEKTIF
EKONOMI ISLAM

PROPOSAL

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Fakultas Syariah Dan Hukum

DINA MALINDA
NIM: 12120521153

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2024 M /1445 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang wilayahnya dilalui oleh jalur, gunung, dan dataran
tinggi. Kekayaan dan keindahan alam Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi, jika
dikembangkan dengan potensi yang maksimal dan benar, keuntungannya dapat
mendukung pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berbagai
macam flora dan fauna tumbuh di Indonesia, burung walet merupakan salah satu
potensi sumber daya keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia, sarang burung
walet memiliki banyak manfaat, baik manfaat ekonomi maupun manfaat ekologi.
Keuntungan dari segi ekologi, burung walet dapat menjadi predator biologis beberapa
serangga hama tanaman.1
Keuntungan dari segi ekonomi; sarang burung walet memiliki nilai ekonomi
yang tinggi karena walet merupakan burung tropis yang hanya ditemukan di daerah
terbatas di Asia. Namun demikian, konsumen sarang burung walet berasal dari seluruh
dunia. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki satu
jenis burung yang unik, yaitu burung walet (Collocalia Vestita). Salah satu ciri khas
burung walet adalah reproduksinya, yaitu membangun sarang hanya dengan air liur.
Burung walet kini tidak hanya ditemukan di gua-gua karena potensinya yang besar dan
bernilai ekonomis tinggi, dan banyak masyarakat Indonesia yang membuat bangunan
untuk mengembangkan penangkaran burung yang memiliki air liur yang mahal ini.
Sarang burung walet yang dikenal dengan nama Edible Bird Nest, merupakan salah
satu produk peternakan yang memiliki peluang pasar yang sangat baik dan bernilai
ekonomi tinggi, terutama di pasar ekspor.
Sarang burung walet dikenal baik untuk kesehatan karena mengandung
glikoprotein yang ada di dalam sarang burung walet yang sangat cocok untuk
perkembangan tubuh manusia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia juga
meneliti dan menemukan bahwa kandungan sarang burung walet sebagian besar terdiri
dari protein, karbohidrat, dan lemak. Sarang burung walet juga mengandung sekitar
±59,8% hingga 65,8% protein dari glikoprotein. Glikoprotein merupakan penyusun

1
Dewi, Mega Endiana. "Manfaat Konsumsi Sarang Burung Walet." Jurnal Kedokteran Ibnu Nafis 9.1,
2020, h. 12-16.

1
terbesar, dengan kandungan air, lemak, dan karbohidrat hingga 50%. Salah satu
manfaat sarang burung walet di bidang kesehatan adalah mempercepat proses
penyembuhan luka, sebagai hepatoprotektor dan antioksidan. Dibalik khasiatnya yang
baik untuk kesehatan, sarang burung walet juga mengandung Epidermal Growth Factor
(EGF) untuk produksi kolagen alami. Kandungan tersebut akan membantu menjaga
kecantikan kulit dan khasiat lainnya, antara lain; Peremajaan kulit membuat kulit
tampak lebih halus, bercahaya, dan awet muda.
Manfaat yang begitu besar dari sarang burung walet inilah yang menyebabkan
sarang burung walet memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Saat ini Indonesia merupakan
salah satu negara penghasil sarang burung walet terbesar di dunia. Kementerian
Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
(Ditjen PKH) berkomitmen untuk meningkatkan ekspor sarang burung walet.
Peningkatan ekspor ini juga sejalan dengan Gerakan Tiga Kali Ekspor (GRATIEKS).
Direktur PKH Nasrullah mengatakan Indonesia masih menjadi produsen sarang burung
walet terbesar di dunia, dengan pangsa pasar sekitar 70%.2
Bisnis sarang burung walet memiliki peluang bisnis yang sangat besar, terutama
di daerah yang banyak terdapat burung walet, dan bisnis sarang burung walet sedang
naik daun. Namun, beberapa kendala dan tantangan harus dihadapi. Para peternak tidak
hanya harus memiliki modal yang cukup besar yang mencapai ratusan juta rupiah tetapi
juga harus mengelola kandang walet dengan baik agar walet tetap berada di dalam
rumah walet, namun jika sudah berhasil menjalankan bisnis ini, pengusaha hanya
tinggal memanen dan merawat rumah walet tersebut dan mendapatkan penghasilan
hingga milyaran rupiah.3
Melalui analisis mendalam terhadap Strategi Penjualan Sarang Burung Walet
Dalam Peningkatkan Pendapatan Masyarakat Di Desa Suka Makmur Di Tinjau Dari
Perspektif Ekonomi Islam, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi
signifikan dalam merancang strategi yang dapat meningkatkan efisiensi, keadilan, dan
keberlanjutan dalam rantai pasok sarang walet.

2
Nurhaliza, Shifa. "Indonesia Jadi Eksportir Sarang Burung Walet Terbesar di Dunia." IDX Channel .
Jakarta, 2021, h. 21
3
Astuti, Hepy Kusuma. "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Sarang Burung Walet Persepketif
Ekonomi Islam.", INSURI Ponorogo, h. 3

2
Maka Berdasarkan hal-hal yang terurai diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul penelitian “STRATEGI PENJUALAN SARANG BURUNG
WALET DALAM PENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI
DESA SUKA MAKMUR DI TINJAU DARI PERSPEKTIF EKONOMI
ISLAM”.
B. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan
agar penelitian ini lebih terarah dan juga tidak memyimpang dari topik yang dibahas,
peneliti membatasi masalah pada penelitian ini mengenai komoditi pertanian tertentu.
Fokus pada sarang walet tertentu akan memungkinkan analisis yang lebih mendalam
terhadap karakteristik khusus dalam strategi penjualan sarang burung walet dalam
peningkatkan pendapatan masyarakat di desa Suka Makmur di tinjau dari perspektif
ekonomi islam.
Beberapa faktor eksternal seperti perubahan kebijakan pemerintah, fluktuasi
harga sarang walet global, dan perubahan iklim dapat menjadi batasan. Penelitian akan
mempertimbangkan dampak faktor-faktor ini terhadap penjualan sarang walet.
Dalam perspektif ekonomi Islam, usaha budidaya sarang burung walet
merupakan salah satu usaha yang dapat menghasilkan manfaat yang besar bagi
masyarakat. Hal ini dikarenakan usaha ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat,
menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui strategi penjualan sarang burung walet dalam peningkatan
pendapatan masyarakat di tinjau dari perspektif ekonomi Islam

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi
beberapa masalah dari penelitian ini sebagai berikut:
1. strategi penjualan sarang burung walet dalam peningkatkan pendapatan
masyarakat di desa Suka Makmur di tinjau dari perspektif ekonomi Islam?
2. Apakah faktor-faktor eksternal strategi penjualan sarang burung walet dalam
peningkatkan pendapatan masyarakat di desa Suka Makmur di tinjau dari
perspektif ekonomi islam?

3
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini
adalah :
1. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis strategi penjualan sarang burung walet dalam peningkatkan
pendapatan masyarakat di tinjau dari perspektif ekonomi Islam.
b. Mengidentifikasi faktor-faktor eksternal penjualan sarang burung walet dalam
peningkatkan pendapatan masyarakat di tinjau dari perspektif ekonomi Islam.
2. Manfaat Penelitian
1. Memberikan pemahaman lebih dalam tentang penjualan sarang burung walet
dalam peningkatkan pendapatan masyarakat di tinjau dari perspektif ekonomi
Islam.
2. Memberikan informasi kepada pelaku bisnis, pemerintah, dan akademisi
mengenai faktor-faktor yang memengaruhi penjualan sarang burung walet
dalam peningkatkan pendapatan masyarakat di tinjau dari perspektif ekonomi
Islam.

4
BAB II

KERANGKA TEORI

A. Strategi Penjualan

Menurut Basu Swastha, Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Jadi, strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh,
terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan
dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapau
melalui pelaksaan yang tepat dalam perusahaan.
Strategi penjualan adalah rencana yang dibuat oleh perusahaan untuk
menentukan bagaimana dapat meningkatkan volume penjualan produknya dan dapat
memenuhi serta memberikan kepuasan akan permintaan konsumen. Berikut adalah
pertimbangan yang harus dilakukan dalam menentukan atau memperbaharui strategi
penjualan yang tepat:4
• Apakah penekanan diutamakan pada mempertahankan pelanggan saat ini atau
menambah pelanggan yang ada.
• Keputusan tersebut ditentukan oleh lamanya wiraniaga berurusan dengan
pelanggan, pertumbuhan status industri, kekuatan dan kelemahan perusahaan,
kekuatan pesaing, dan tujuan pemasaran (khususnya dalam menambah pelanggan).
• Meningkatkan produktivitas wiraniaga. Pemanfaatan biaya tinggi (untuk
meningkatkan motivasi), kemajuan teknologi (telemarketing, teleconferencing,
cybermarketing, dan penjualan terkomputerisasi), dan teknik penjualan inovatif
(seperti prensentasi dengan video) banyak menguntungkan pemasar dalam hal
memproduktifkan sumber-sumber armada penjualnya.
• Siapa yang harus dihubungi bila berurusan dengan pelanggan organisasi.

4
Widharta, Willy Pratama. Penyusunan strategi dan sistem penjualan dalam rangka meningkatkan
penjualan toko damai. Jurnal Strategi Pemasaran, 2013, h. 2.

5
B. Sarang Burung Walet
Burung walet adalah salah satu sumber daya hayati memiliki nilai yang tinggi,
baik dari arkeologi fauna maupun mengembangkan ilmu pengetahuan dan estetika.
Burung walet yang kemudian menghasilkan sarang walet secara alamiah banyak
dijumpai di gua dalam hutan dan gua yang berada dipinggirpinggir laut. Burung ini
berwarna gelap, terbangnya dengan ukuran tubuh sedang/kecil. Memiliki sayap
berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya
dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon.
Burung walet mempunyai kebiasaan mendiam di gua-gua atau rumahrumah
yang cukup lembab, remang-remang, gelap dan langit-langit digunakan untuk
menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berkembang biak.5 Pada dasarnya,
walet dapat dibudidayakan di seluruh wilayah Indonesia. Daerah penyebaran burung
ini mulai dari Sumatera sampai Irian tetapi walet lebih tersebar merata di Sumatera,
Jawa, Kalimatan dan Bali dibandingkan di pulau lainnya.
Oleh karena itu, pemilihan dan penentuan lokasi pengembangan yang cocok
merupakan satu bagian penting Untuk keberhasilan peternakan walet. Meskipun daerah
penyebarannya cukup luas, tetapi ada daerah yang ekstrim sangat optimal dan ada pula
daerah yang ekstrim tidak cocok. Di daerah yang tidak cocok bukan berarti tidak ada
walet tapi burung ini tidak bisa berkembang biak dengan baik.6
Pada umumnya, hasil yang dikomsumsi dalam budi daya ternak adalah daging
atau telurnya. Namun, dalam budi daya burung walet sarangnyalah yang justru
dikomsumsi. Sarang burung walet telah dianggap makanan eksklusif dan diyakini
mempunyai manfaat bagi kesehatan. Masyarakat Cina menjadikan sarang burung walet
sebagai bahan makanan dan obat-obatan yang dapat menyembuhkan beberapa
penyakit, menambah vitalitas tubuh dan memperpanjang usia. Dengan khasiat yang
terkandung didalam sarang burung walet tersebut maka banyak permintaan terhadap
sarang burung walet dan membuat harga nya bernilai tinggi dipasaran internasional.7

5
Arief Budiman, Memproduksi Sarang Burung Walet Kualitas Atas (Jakarta: Penebar Swadaya, 2002)
h. 8.
6
Achmad Fatich Marzuki, dkk. Meningkatkan Produksi Sarang Walet Berazas Kelestarian (Jakarta:
Penebar Swadaya, 2000), h. 30.
7
Hati, Lila Pelita. Dampak Usaha Sarang Burung Walet Terhadap Perekonomian Masyarakat di Desa
Pasar II Singkuang (1999-2008). Diss. Universitas Sumatera Utara, 2017, h. 4-6.

6
C. Peningkatan Pendapatan Masyarakat

Peningkatan pendapatan baik dalam hal usaha perdagangan, pertanian maupun


peternakan memerlukan dukungan dari semua pihak termasuk ketersediaan sarana
dan prasarana.
Peningkatan pendapatan masyarakat merupakan bagian dari penyelenggaraan
pembangunan dan pemerataan hasil-hasilnya kepada semua lapiran masyarakat tanpa
terkecuali termasuk didalamnya pembangunan ekonomi masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat desa antara lain berkisar tentang bagaimana mengupayakan masyarakat
desa dapat menjadi pelaku utama dalam pembangunan ekonomi serta dapat
memanfaatkan sumberdaya secara optimal dan bertanggung jawab.
Program bantuan keuangan non fisk memang tidak bisa langsung dilihat
hasilnya, karena memerlukan proses panjang pembentukan perilaku, sikap, dan
budaya masyarakat. Bisa saja dimulai dari tahap pengenalan, sosialisasi, pemberian
contoh, pelatihan, penyuluhan, dan praktek lapangan.Tetapi yang pasti adalah
masyarakat mulai dan mempunyai kemauan, daya kekuatan serta peningkatan
kemampuan memanfaatkan potensi yang dimilikinya.
Pemberdayaan masyarakat desa menjadi berarti bagi peningkatan pendapatan
antara lain berkisar tentang bagaimana mengupayakan masyarakat desa dapat
menjadi pelaku utama dalam pembangunan ekonomi serta dapat memanfaatkan
sumberdaya secara optimal dan bertanggung jawab dengan masyarakat mulai dan
mempunyai kemauan, daya kekuatan serta peningkatan kemampuan memanfaatkan
potensi yang dimilikinya.8

8
Tulusan, Femy MG, and Very Y. Londa. "Peningkatan Pendapatan Masyarakat Melalui Program
Pemberdayaan di Desa Lolah II Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa." Jurnal LPPM Bidang
EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum), 2014, h.99-100.

7
D. Pembangunan Ekonomi Islam

Pengertian pembangunan ekonomi dalam Islam, berdasarkan pemahaman


terhadap syari’ah, bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadis, dengan penekanan bahwa
keberhasilan pembangunan harus disertai pengetahuan tentang konsep-konsep
pembangunan klasik dan modern, serta pengalaman negara-negara yang telah berhasil
dalam melakukan usaha pembangunan.
Pembangunan dalam pemikiran Islam bermula dari kata imarah atau ta’mir
sebagaimana isyarat dalam Q.S. Hud ayat 61 yang artinya “Dia (Allah) telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan meminta kamu untuk memakmurkannya”
dihubungkan dengan penciptaan manusia sebagai khalifah di bumi, Q.S. al-Baqarah:
30 yang artinya “Dan ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya
Aku menjadikan khalifah di muka bumi” yakni manusia yang ditugaskan untuk
melakukan pembangunan, sehingga tercipta kemakmuran. Sebagaimana yang
dijelaskan Al-Qurtubi dalam kitab tafsirnya, bahwa ayat tersebut mengandung arti
perintah bersifat mutlak dan hukumnya adalah wajib agar manusia memakmurkan
kehidupan dengan melakukan pembangunan.
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh
system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan
teknologi, kelembagaan, dan budaya. Portes mendefenisikan pembangunan sebagai
transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang
direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Menurut Nurcholis Madjid, pembangunan merupakan pemenuhan fungsi
kekhalifahan manusia di muka bumi yang akan dipertanggungjawabkannya nanti di
hadapan Allah. Penjabaran pemenuhan fungsi kekhalifahan ini sangat penting artinya,
agar manusia mengerti benar caranya berperan. Penjabaran ini memerlukan
reinterpretasi terhadap berbagai konsep pembangunan.
Dawam Rahardjo berpendapat bahwa pembangunan merupakan pemenuhan
fungsi kekhalifahan, dengan merealisasikan sibghah Allah dalam mewujudkan
ummatan wasathan. Sedangkan istilah pembangunan ekonomi (economic development)
biasanya dikaitkan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang.
Sebagian ahli ekonomi mengartikan istilah ini sebagai berikut, ”economic development
is growth plus change” (Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang
diikuti oleh perubahan-perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi). Dengan

8
kata lain, dalam mengartikan istilah pembangunan ekonomi, ekonom bukan saja
tertarik kepada masalah perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi juga kepada
modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha perombakan sektor pertanian
yang tradisional, mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan. busi
bagi kesejahteraan manusia).
Berdasarkan pengertian ini, maka pertumbuhan ekonomi menurut Islam
merupakan hal yang sarat nilai. Suatu peningkatan yang dialami oleh faktor produksi
tidak dianggap sebagai pertumbuhan ekonomi jika produksi tersebut misalnya
memasukkan barang-barang yang terbukti memberikan efek buruk dan membahayakan
manusia. Sedangkan istilah pembangunan ekonomi yang dimaksudkan dalam Islam
adalah the process of allaviating poverty and provision of ease, comfort and decency in
life (Proses untuk mengurangi kemiskinan serta menciptakan ketentraman,
kenyamanan dan tata susila dalam kehidupan) Dalam pengertian ini, maka
pembangunan ekonomi menurut Islam bersifat multi dimensi yang mencakup aspek
kuantitatif dan kualitatif.9
E. Jual Beli

Jual beli terdiri dari dua suku kata yaitu “jual dan beli”. Kata jual menunjukkan
adanya perbuatan menjual sedangkan beli adalah adanya perbuatan membeli10.
Sehingga jual beli merupakan perbuatan dua pihak, pihak yang satu sebagai
penjual/menjual dan pihak yang laing sebagai pembeli/membeli, maka dalam hal ini
terjadilah suatu peristiwa hukum yaitu jual beli. Jual beli merupakan peristiwa hukum
pada ranah perdata.
Menurut Soeroso jual beli termasuk peristiwa hukum majemuk yaitu terdiri dari
lebih dari satu peristiwa yakni pada jual beli akan terjadi peristiwa tawar menawar,
penyerahan barang, penerimaan barang11. Jual beli merupakan peristiwa perdata yang
paling sering dilakukan oleh orang demi memperoleh hak milik atas suatu benda.
Sebagian besar benda yang dipunyai seseorang, hak milik atas benda tersebut diperoleh
Karena adanya penyerahan oleh pihak lain, yakni penjual.

9
Fitria, Tira Nur. "Kontribusi Ekonomi Islam Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional." Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 2016, h. 29-30
10
Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 1994),
h. 33.
11
R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2011, h. 252-253.

9
Peristiwa perdata atau titel berupa Perjanjian Jual Beli mendominasi
kepemilikan benda yang dipunyai oleh setiap anggota masyarakat. Berpangkal dari titik
ini terbuktikan, betapa sentralnya peristiwa perdata berupa Perjanjian Jual Beli itu
dalam kancah kehidupan sosial. Hukum Perdata mengatur Perjanjian Jual Beli cukup
rinci sebagaimana dapat dilihat dalam Buku III BW/burgerlijk wetboek voor Indonesia
atau disebut sebagai Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).
Jual beli pada KUHPerdata diatur pada Buku III tentang Perikatan (Van
Verbintenissen) Bab 5, sehingga jual beli merupakan suatu perjanjian. Perjanjian jual-
beli adalah suatu perjanjian timbal-balik, dimana pihak yang satu (penjual) berjanji
akan menyerahkan suatu barang, dan pihak lain (pembeli) akan membayar harga yang
telah dijanjikan (Pasal 1457 KUHPerdata). Unsur pokok perjanjian jual beli adalah
“barang dan harga”. Perjanjian jual beli bersifat konsensual yang ditegaskan dalam
Pasal 1458 KUH-Perdata, yang berbunyi: “Jual beli dianggap sudah terjadi setelah
mereka mencapai kata sepakat tentang barang dan harga, meskipun benda tersebut
belum diserahkan dan harga belum dibayar”12.
Definisi yang diberikan Pasal 1457 KUHPerdata intinya pada unsur esensialia
perjanjian jual beli, ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa unsur benda bertalian
dengan levering atau penyerahan, sedangkan unsur harga berkait dengan pembayaran,
yang keduanya merupakan kewajiban pokok dari para pihak yang sama-sama harus
dipenuhi supaya hak masing-masing pihak terealisasi sebagai ujud konkrit keuntungan
yang dikejar13.

12
Moch. Isnaeni, Perjanjian Jual Beli, Cet.1, Bandung : Refika Aditama, 2016, h. 31
13
Ibid, h. 27

10
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif adalah ilmu
dan seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisis data, dan
interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan
pengambilan keputusan.14 Penelitian kuantitatif dianalisa menggunakan alat bantu
matematik atau statistik. Data yang berupa angka kemudian akan diolah menggunakan
alat hitung matematik atau statistik untuk mendapatkan informasi dibalik angka-angka
tersebut.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder dan tidak terdapat tempat penelitian,
sehingga peneliti hanya mengambil objek penelitiannya saja. Dalam penelitian ini,
Indonesia menjadi objek penelitian yang akan dilakukan. Waktu yang diambil untuk
penelitian ini adalah kurun waktu lima tahun, dari tahun 2018-2022.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono, Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yangditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.15 Menurut Ridwan
dalam Buchari Alma Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil
pengukuran yang menjadi objek penelitian. Melihat pendapat diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu
wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan masalah penelitian. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah beberapa pengusaha sarang walet di Desa
Suka Makmur, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau.
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan teknik metode penetuansampel jenuh atau total sampling
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

14
Sukiati, Metodologi Penelitian Sebuah Pengantar, Medan: CV. Mahanji, 2016, Cet. Ke 1, h. 78.
15
Muhammad Darwin, et.al., Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Bandung: CV. Media Sains
Indonesia, 2021, h. 104.

11
sampel. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah beberapa pengusaha sarang
walet di Desa Suka Makmur, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdapat 3 jenis data yaitu :
a. Data primer tersebut berupa hasil wawancara yang dilakukan secara mendalam
yang didasarkan kepada pedoman wawancara dan juga berdasarkan jawaban dari
narasumber yang kemudian digali lebih jauhlagi. Hasil wawancara yang dilakukan
adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian. Wawancara ini akan ditujukan
kepada narasumber yang peneliti anggap akan mampu menjawab dan memberi
penjelasan tentang yang penelitian yang dilakukan. Narasumber itu antara lain:
Pemilik sarang walet di Desa Suka Makmur, Kecamatan Gunung Sahilan,
Kabupaten Kampar, Riau
b. Data Sekunder yaitu data yang di peroleh dari dokumen- dokumen, jurnal, buku
referensi, dan literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian.
c. Data Tersier yaitu bahan-bahan memberi penjelasan terhadap data primer dan
sekunder. Adapun data tersier dalam penelitian ini adalah kamus besar Bahasa
Indonesia.
E. Teknik Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk melakukan pengumpulan data dalam penelitian ini
sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun
data penelitian, sehingga data-data tersebut dapat diamati oleh peneliti atau dengan
kata lain data-data tersebut di himpun melalui pengamatan langsung (lapangan).16
Observasi dilakukan secara langsung pada beberapa sarang walet, melakukan
pencatatan secara langsung terhadap hal-hal yang berhubungan dengan cara
peningkatan penjualan sarang walet.
b. Wawancara
Wawancara adalah metode melakukan interaksi antara peanya dan
penjawab dengan kata lain pewawancara dan penjawab dalam suatu pertanyaan
yang diberikan dengan empat mata saling berhadapan, dengan pewawancara
melontarkan suatu pertanyaan yang dirancang guna untuk memperoleh jawaban-

16
Rifa'i Abubakar, op.cit.,h. 90

12
jawaban yang relevan dengan masalah ini. Wawancara digunakan untuk
memperoleh informasi tentang hal-hal yang tidak dapat diperoleh lewat
pengamatan. Tehnik yang dilakukan terhadap obyek yang dipilih sebagai responden
diajukan pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan sumber data. Wawancara yang
digunakan penulis berbentuk wawancara terbuka yaitu responden diajukan
pertanyaan sedemikian rupa sehingga responden tidak terbatas dalam memberikan
jawaban keterangan secara bebas, sehingga keterangan akan nampak jelas.
c. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan ini merupakan metode atau cara mengumpulkan bahan
hukum primer berupa perundang-undangan, dan buku-buku pustaka, bahan hukum
sekunder berupa dokumen-dokumen.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dan bahan-bahan berupa dokumen.
Dokumentasi bertujuan untuk melengkapi data observasi danwawancara. Membuat
penelitian merasa perlu membuat catatan pentingdalam kegiatan lapangan. Biasanya
disediakan dalam bentuk foto dan catatan wawancara.
F. Teknik Analisis Data
Setelah dilakukan pengolahan data, selanjutnya data-data yang diperoleh
akan dilakukan analisis agar data menjadi informasi, sehingga mudah dipahami dan
bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah dalam penelitian. Analisis data dalam
penelitian ini akan dilakukan secara kualitatif yaitu data yang didapatkan dengan cara
analisis konteks dari telaah pustaka dan analisis pernyataan dari hasil wawancara dari
informan.Kemudian di analisis dengan peraturan dan teori yangada. Sedang pola pikir
secara kualitatif artinya hanya mengecek dan melaporkan apa yang ada ditempat
peneliti yang diselenggarakan penelitian17. Dianalisis dengan menggunakan suatu
metode analisis yang mana bersifat kualitatif, yakni dengan cara melakukan analisa
secara mendalam serta interpretasi terhadap bahan hukum yang mana telah
dikumpulkan.18

17
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Hukum, Bandung: CV.Pustaka Setia, 2009, h.103.
18
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, Mataram: Mataram Press, 2020, h. 67.

13
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Fatich Marzuki, dkk. Meningkatkan Produksi Sarang Walet Berazas Kelestarian
(Jakarta: Penebar Swadaya, 2000).
Arief Budiman, Memproduksi Sarang Burung Walet Kualitas Atas (Jakarta: Penebar Swadaya,
2002).
Astuti, Hepy Kusuma. "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Sarang Burung Walet
Persepketif Ekonomi Islam.", INSURI Ponorogo.
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Hukum, Bandung: CV.Pustaka Setia, 2009.
Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam, Jakarta: Sinar
Grafika, 1994).
Dewi, Mega Endiana. "Manfaat Konsumsi Sarang Burung Walet." Jurnal Kedokteran Ibnu
Nafis 9.1, 2020.
Fitria, Tira Nur. "Kontribusi Ekonomi Islam Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional." Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, 2016.
Hati, Lila Pelita. Dampak Usaha Sarang Burung Walet Terhadap Perekonomian Masyarakat di
Desa Pasar II Singkuang (1999-2008). Diss. Universitas Sumatera Utara, 2017.
Moch. Isnaeni, Perjanjian Jual Beli, Cet.1, Bandung : Refika Aditama, 2016.
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, Mataram: Mataram Press, 2020.
Muhammad Darwin, et.al., Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Bandung: CV. Media
Sains Indonesia, 2021.
Muhammad Darwin, et.al., Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Bandung: CV. Media
Sains Indonesia, 2021.
Nurhaliza, Shifa. "Indonesia Jadi Eksportir Sarang Burung Walet Terbesar di Dunia." IDX
Channel . Jakarta, 2021.
R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2019.
Tulusan, Femy MG, and Very Y. Londa. "Peningkatan Pendapatan Masyarakat Melalui
Program Pemberdayaan di Desa Lolah II Kecamatan Tombariri Kabupaten
Minahasa." Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan
Hukum), 2014.
Widharta, Willy Pratama. Penyusunan strategi dan sistem penjualan dalam rangka
meningkatkan penjualan toko damai. Jurnal Strategi Pemasaran, 2013, h. 2.

14

Anda mungkin juga menyukai