NIM : 230050216
TARI CENDRAWASIH
Nama Tari Cendrawasih berasal dari mitologi Hindu Bali yang menganggap
burung Cendrawasih sebagai burung para dewa atau Manuk Dewata. Tari Cendrawasih
diciptakan oleh I Gede Manik, seniman asal Bali. Tarian ini pertama ditarikan pada
sekitar tahun 1920- an. Sejak saat itu, Tari Cendrawasih terus mengalami
1
II. Fungsi Tari Cendrawasih
Tari Cendrwasih memiliki dua fungsi, yaitu sebagai sarana ritual dan sarana
hiburan. Sebagai bagian ritual, Tari Cendrawasih dianggap suci dan sakral. Sehingga
sejak awal, tarian ini sebagai salah satu simbol upacara atau kegiatan ritual lainnya.
yang ingin melihat tarian ini tidak perlu menunggu kegiatan adat terlebih dahulu.
Sesuai namanya, gerakan Tari Cendrawasi berupa gerakan yang terinspirasi dari
kehidupan burung Cendrawasih. Ada tiga bagian dalam gerakan Tari Cendrawasih,
yaitu bagian awal (pepeson), bagian utama (pengawak), dan bagian akhir (pengipuk).
Pada bagian awal penari muncul yang dilanjutkan dengan gerakan berputar, agem
kanan, agem kiri, gerak nyelendo, nyosol, dan kembali ke gerakan berputar seterusnya.
Pada bagian utama ditandai dengan masuknya penari kedua ke atas panggung. Penari
kedua melakukan dengan gerak meiberan bersama penari pertama yang saling
berlawanan arah. Kemudian, penari melanjutkan gerakan dengan agem kanan, gerak
ngengsong, ngombak angke, mekecog kanan, agem kiri, nyolsol, mencogan, dan
nyigsig. Gerakan tersebut diulanng sebanyak tiga kali hingga para penari melakukan
Tari Cendrawasih ditarikan oleh dua orang penari perempuan. Salah satu penari
berperan sebagai burung Cendrawasih betina dan seorang penari lainnya berperan
sebagai burung Cendrawasih jantan. Kedua penari tidak akan naik panggung secara
bersamaan melainkan satu persatu. Penari burung Cendrawasih betina akan naik
panggung terlebih dahulu, kemudian disusul dengan penari burung Cendrawasih jantan
di tengah pertunjukan.
2
V. Jumlah Penari Tari Cendrawasih
Tari Cendrawasih ditarikan oleh dua orang penari perempuan. Salah sAMusik
Pengiring Tari Cendrawsih Tari Cendrawasih diiringi dengan gamelan Bali dan
beberapa alat musik tradisional Bali lainnya, seperti rindik, cengceng, dan genggong.
Baca juga: Tari Pendet: Asal, Sejarah, dan Gerakan Dalam setiap tabuhan musik
pengiringnya akan selalu selaras dengan gerak tubuh penari. Ekspresi wajah, terutama
gerak mata, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari irama musik pengiringnya.
Penari berperan sebagai burung Cendrawasih betina dan seorang penari lainnya
berperan sebagai burung Cendrawasih jantan. Kedua penari tidak akan naik panggung
secara bersamaan melainkan satu persatu. Penari burung Cendrawasih betina akan naik
panggung terlebih dahulu, kemudian disusul dengan penari burung Cendrawasih jantan
di tengah pertunjukan.
Tari Cendrawasih diiringi dengan gamelan Bali dan beberapa alat musik
tradisional Bali lainnya, seperti rindik, cengceng, dan genggong. Dalam setiap tabuhan
musik pengiringnya akan selalu selaras dengan gerak tubuh penari. Ekspresi wajah,
terutama gerak mata, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari irama musik
pengiringnya.
Penari Tari Cendrawasih akan menggunakan tata rias yang mirip dengan bentuk
busana bawahan menggunakan rok panjang dengan motif keemasan. Aksesoris yang
digunakan adalah mahkota dengan ornamen jambul bergaya panji, gelang bahu, dan
kalung emas. Tata rias utama untuk penari Tari Cendrawasih adalah terletak di bagian
3
mata, dimana tata rias ini untuk membentuk bola mata terlihat besar. Karena bola mata
Properti yang digunakan dalam Tari Cendrawasih adalah selendang atau sampur
selendang akan selalu dimainkan selama tarian ini berlangsung. Letak selendang di
4
DAFTAR PUSTAKA
https://denpasar.kompas.com/read/2022/12/09/142529178/tari-cendrawasih-asal-bali-
gerakan-fungsi-dan-properti?page=all