Anda di halaman 1dari 4

KARAKTERISTIK MEMILIH PASANGAN DALAM TA’ARUF SEBAGAI UPAYA

MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH

(Studi Pada Laki-Laki dan Perempuan Yang Menikah Dengan Ta'aruf)

(Oleh Andri Ratama Npm: 2274130005)

Perkawinan atau pernikahan dalam Islam merupakan ajaran yang berdasar pada Al-
Qur’an dan As-sunnah dengan berbagai macam cara mengungkapkannya, kesyariatan
perkawinan dalam Islam disebabkan karena manusia memiliki kecendrungan kepada lawan
jenis.

Perkawinan merupakan persoalan yang diatur dalam syari’at Islam serta mempuyai
dasar hukum, diantaranya yang terkandung dalam Al-Qura’an surah An-Nur ayat 32:

ِ ِ ‫ضلِ ِهۦ و ه‬ ِ ‫صلِ ِحني ِمن عِب ِاد ُكم وإِمائِ ُكم إِن ي ُكونُوا فُ َقراء ي أغنِ ِهم ه‬ ِ ِ
‫يم‬
ٌ ‫ٱَّللُ مَوس ٌع َعل‬َ ‫ٱَّللُ من فَ أ‬ ُ ََُ َ ‫َوأَنك ُحوا أٱْلَمََيَ مى من ُك أم َوٱل مه َ أ َ أ َ َ أ‬

Tujuan dari perkawinan adalah untuk membentuk dan memperolehkehidupan yang


tenang (sakinah), cinta (mawaddah), dan kasih sayang (rohmah). Tujuan ini dapat dicapai
secara sempurna apabila tujuan yang lainnya terpenuhi. Tujuan lainnya yaitu: tujuan
reproduksi, tujuan memenuhi kebutuhan biologis, tujuan menjaga diri, dan ibadah, dan
apabila tujuan itu terpenuhi maka dengan sendirinya atas izin Allah SWT akan tercapai
sebuah ketenangan, cinta dan kasih sayang. Inilah yang dimaksud dengan tujuan-tujuan
pelengkap dari sebuah perkawinan agar mencapai tujuan pokok tersebut. Pada dasarnya
dalam sebuah ikatan yang suci atau pernikahan pasangan suami dan isteri harus dapat
membuat masing-masing pihak merasa tentram kepada pasangannya, Allah
SWTmenghendaki agar terwujud perasaan tentram dalam sebuah pernikahan antarapasangan
laki- laki dan perempuan. Ketentuan asal mengenai sebuah keluarga bahwa keluarga itu harus
selalu dilingkupi oleh perasaan cinta dan kasih sayang keluarga selalu dihiasi dengan
kelembutan hati, kepekaan jiwa serta keluhuran Akhlak. Dalam menuju sebuah perkawinan
yang akan menciptakan keluarga Sakinah, maka menjemput jodoh harus dengan cara yang
baik, cara yang halal, dan sesuai dengan Syari’at Islam. Islam menggunakan istilah ta’aruf
(saling mengenal) sebelum menuju pernikahan.

Untuk membentuk suatu keluarga yang Islami, perlu dilakukan upaya-upaya yang dari
awalnya harus sesuai dengan syari’at Islam. Jalan yang disyari’atkan salah satunya adalah
ta’aruf, yaitu mengenal calon pasangan. Saat ini sering kali terdengar istilah ta’aruf, yang
identik dengan proses menuju pernikahan.

Untuk itulah ada satu ruangan ikhtiar sebelum pernikahan yang biasa dilakuan untuk
mengenal calon pasangan yang istilahnya adalah ta’aruf. Jadi sederhananya dalam proses ini
kita akan mengenali pasangan, pekerjaannya, keluarganya, budayanya, dan berbagai hal
tentang dirinya sebelum memutuskan apakah akan melanjutkan kehidupan bersama
dengannya dalam mahligai rumah tangga atau tidak.

Ta’aruf adalah proses perkenalan pasangan dalam rangka menuju jenjang pernikahan
sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Ta’aruf ini menjadi solusi dalam mengenal dan
memilih calon pasangan tanpa melalui proses pacaran. Kegiatannya-pun berbeda dengan
pacaran, misalnya tidak ada kontak fisik secara langsung, serta tidak diperbolehkannya
berduaan antara laki-laki dan perempuan.

Proses ta’aruf merupakan rangkaian tata cara yang harus dilakukan oleh pihak yang
bersangkutan. Paling tidak harus ada satu calon laki-laki dan calon perempuan yang ingin
dikenalkan atau disandingkan dalam proses awal ta’aruf tersebut.

Pentingnya memilih jodoh dalam sistem ta’aruf adalah langkah awal dalam
membentuk keluarga sakinah, karena keluarga adalah faktor terpenting dalam pembinaan
eksistensi kemasyarakatan bahkan pembinaan ummat seluruhnya. Keluarga merupakan
landasan dasar yang padanya keselamatan masyarakat dan kemuliaan ummat banyak
bergantung.

Dasar hukum ta’aruf menuju pernikahan terdapat dalam surah Al-Rum ayat 21
sebagai berikut:

‫ت لَِِّق أوٍم‬
ٍ ‫ك َ مَليم‬ ِ ِ ‫وِمن اميمتِه اَ أن خلَق لَ ُكم ِمن اَنأ ُف ِس ُكم اَأزواجا لِِّتس ُكن وا اِلَي ها وجعل ب ي ن ُكم هموهدةً هور أْحةً اِ هن‬
َ ‫ِف مذل‬
‫أ‬ َ َ َ ‫أ َ ً َ أ ُ أ أ َ َ َ َ َ َأ َ أ‬ ‫َ َ أ ِّ أ‬ ‫َ أ‬
‫يهتَ َف هك ُرأو َن‬

Dalam memilih pasangan hidup Nabi Muhammad SAW telah memberikan petunjuk
mengenai kriteria pasangan untuk dijadikan pendamping hidup melalui hadist di bawah ini:
،‫ َو ََجَ ِاِلَا‬،‫ َو ِِلَ َسبِ َها‬،‫ لِ َم ِاِلَا‬:‫ تُأن َك ُح الأ َم أرأَةُ َِل أربَ ٍع‬: ‫ال‬
َ َ‫اَّلل َعلَأي ِه َو َسله َم ق‬
‫صلهى ه‬ ِ ‫َع أن اَِِب ُهَريأ َرأه َر ِض َي ه‬
ِِّ ِ‫اَّلل َعأنهُ َعن الن‬
َ ‫هب‬
ِ ‫ فَاظأ َفر بِ َذ‬.‫ولِ ِدينِها‬
ِِّ ‫ات‬
‫الدي ِن تَ ِربَ أ‬
)‫ت يَ َد َاك (رواه املسلم‬ ‫أ‬ َ َ

Setiap umat muslim yang menikah akan menjadi keluarga yang sakinah serta
berperadaban, karena untuk membengun sebuah gedung yang kokoh, orang akan memilih
bahan bangunan yang berkualitas tinggi, letak yang strategis dan baik demi menjamin
kekuatan dan kelestariannya. Apalagi dalam hal membangun keluarga sakinah yang terdiri
dari laki-laki, perempuan dan anak-anak. Dalam proses ta’aruf ini pula seseorang dapat
mempertimbangkan, memilah dan memilih yang akan menjadi pendamping hidupnya karena
memilih pasangan yang berkualitas adalah langkah awal dalam membentuk keluarga yang
sakinah.

Kriteria merupakan ukuran yang menjadi dasar penilaian sesuatu. Misalanya kriteria
dalam memilih Pasangan Hidup apakah kriteria tersebut masuk dalam penilaian tersebut atau
tidak, sesuai atau tidaknya dengan karakteristik. Maka dari itu untuk menentukan kriteria
yang terbaik maka seseorang haruslah memilih karena memilih berarti juga mencari atau
memisah-misahkan mana yang baik dan mana yang menurutnya kurang baik. Memilih
Pasangan Hidup merupakan tahap pertama sebelum memasuki jenjang pernikahan dan
Impian terbaik setiap pasangan pastinya hampir sama, yaitu ingin memiliki suami ataupun
istri terbaik untuk dunia dan akhirat karena ini merupakan hal yang sangat wajar mengingat
bahwa menikah adalah ibadah seumur hidup, jadi dalam memilih pendamping harus berhati-
hati dan tidak bisa sembarangan begitpun dalam mencari pasangan dengan jalan ta'aruf.

Dari pemaparan diatas, penulis ingin meneliti konsep ta’aruf yang dilakukan oleh
pasangan laki-laki dan perempuan yang menikah dengan ta'aruf dengan harapan dapat
menjadi contoh bagi muslim atau muslimah lain yang mengharapkan jodoh yang baik
agamanya serta persiapan merika dalam membentuk keluarga sakinah. Maka peneliti merasa
tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan mengangakat sebuah judul penelitian sebagai
berikut “KARAKTERISTIK MEMILIH PASANGAN DALAM TA’ARUF SEBAGAI
UPAYA MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH (Studi Pada Laki-Laki dan
Perempuan Yang Menikah Dengan Ta'aruf)

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana karakteristik memilih pasangan bagi laki-laki dan perempuan yang
menikah dengan Ta'aruf?
2. Bagaimana karakteristik memilih pasangan dalam Ta'aruf didasarkan pada syariat
Islam ?

Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode penelitian lapangan. Hal ini karena
penelitian ini didasarkan atas data-data yang dikumpulkan dari data kualitatif dan data
pustaka. Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dalam pengumpulan data dilakukan secara
langsung di lokasi penelitian. Dengan kata lain penulis turun langsung kelapangan atau
masyarakat untuk memperoleh data yang berkaitan dengan karakteristik memilih pasangan
dalam Ta'aruf pandangan laki-laki dan perempuan yang menikah dengan ta'aruf sebagai
upaya membangun keluarga sakinah. Guna membuka segala hal yang tersembunyi dengan
tujuan agar orang dapat mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi.

Subjek yang menjadi penelitian ini adalah laki-laki dan perempuanbyang menikah dengan
praktik ta’aruf dan Ulama. Untuk memperoleh dan mengumpulkan data penelitian tersebut di
atas adalah peneliti dengan melakukan teknik dan langkah-langkah pengumpulan data seperti
observasi, wawancara dan dokumentar.

Anda mungkin juga menyukai