Anda di halaman 1dari 13

(PENGERTIAN DAN TUJUAN SISTEM PENGAWASAN INTERN BANK)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Sistem Pengawasan Internal Perbankan Syariah
Dosen Pengampu:
Restu Fahdiyansyah, M.S.A

Oleh:
Kelompok 6
Ari Trisna Winata (210502040)
Cherisma Tiara Anggun (210502039)
Nurul Aisyah (210502

KELAS VI B
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
TAHUN 2023/2024
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................3
1.1.Latar Blekang................................................................................................3
1.2.Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3.Tujuan............................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................4
2.1. Pengertian Pengawasan................................................................................4
2.2. Makna Pengawasan......................................................................................5
2.3. Jenis-jenis Pengawasan................................................................................6
2.4. Tujuan Pengawasan......................................................................................7
2.5. Fungsi Pengawasan......................................................................................8
2.6. Prinsip-prinsip Pengawasan..........................................................................8
2.7. Tahap-tahap Pelaksanaan Pengawasan.......................................................10
BAB 3 PENUTUP............................................................................................11
3.1. Kesimpulan.................................................................................................11
3.2. Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang memuat alasan logis dan rasional tentang mengapa makalah
dengan tema tersebut diangkat. Alasan ini harus disusun secara sistematis mulai dari
pembahasan yang umum hingga mengarah menjadi pembahasan yang lebih khusus.
Dalam latar belakang makalah dianjurkan untuk menyisipkan kutipan dari referensi
yang telah direkomendasikan oleh dosen pengampu mata kuliah.
Panjang latar belakang makalah maksimal sebanyak 3 (tiga) lembar. Latar
belakang dan seluruh isi BAB I Pendahuluan diketik dengan format margin 4 cm
(kiri), 4 cm (atas), 3 cm (kanan), dan 3 cm (bawah). font yang digunakan adalah
Times New Roman ukuran 12 pt. dengan spasi ukuran 1.5. Judul BAB dan setiap sub-
judul yang ada dalam BAB I Pendahuluan wajib diketik cetak tebal (bold).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan penting yang terkait dengan
sub-bab yang akan dibahas pada BAB II Pembahasan. Rumusan masalah dituliskan
dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Pertanyaan makalah pertama?
b. Pertanyaan makalah kedua?
c. Dst.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan berisi pernyataan-pernyataan penting yang berisi jawaban
dari rumusan masalah. Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang …
b. Untuk memahami tentang …

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengawasan


Pengertian pengawasan internal dalam arti luas dapat dibagi dua yaitu
pengawasan administratif dan pengawasan akuntansi. Pengawasan
administrasi meliputi rencana organisasi dan semua cara serta prosedur-
prosedur yang berhubungan dengan efisiensi usaha dan ketaatan terhadap
kebijakan pimpinan perusahaan. Pengawasan akuntansi meliputi rencana
organisasi dan semua cara serta prosedur-prosedur yang berhubungan dengan
pengamanan harta milik perusahaan serta dapat dipercayanya laporan
keuangan.
Pengawasan internal sangat penting dalam perkembangan operasi
perusahaan, karena masalah-masalah yang timbul sangat kompleks. Dengan
demikian, diperlukan suatu pengawasan internal yang baik dan memadai.
Sesuai dengan perkembangan zaman dan juga perkembangan dunia usaha,
istilah pengawasan internal pun mengalami perkembangan tidak hanya untuk
mengawasi kecermatan dari pembukuan, tetapi mempunyai arti luas yaitu
meliputi seluruh organisasi perusahaan.
Berdasarkan Peraturan BI Lamp. SE No.5/22/ DPNP tanggal 29
September 2003 maupun Lampiran SE OJK NOMOR 35 /SEOJK.03/2017
Tentang Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern Bagi Bank Umum
menyebutkan bahwa Pengertian Pengendalian intern merupakan suatu
mekanisme pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen Bank secara
berkesinambungan (on going basis), guna:
1) Menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank
2) Menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat
3) Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku

4
4) Mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpanan termasuk
kecurangan, dan pelanggaran aspek kehati-hatian
5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efesiensi
biaya.
2.2 Makna Pengawasan
Istilah pengawasan dalam bahasa Inggris disebut controlling, yang oleh
Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa: “the modern concept of
control provides a historical record of what has happened and provides date the
enable the executive to take corrective steps”.
Menurut Winardi (2000, hal. 585) “Pengawasan adalah semua aktivitas
yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil
aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan”.
Sedangkan menurut Basu Swasta (1996, hal. 216) “Pengawasan
merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan
hasil seperti yang diinginkan”.
Lebih lanjut menurut Komaruddin (1994, hal. 104) “Pengawasan adalah
berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal
untuk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti”.
Ada beberapa makna inti tentang pengawasan yakni bahwa:
 Pengaawasan merupakan proses kegiatan pengamatan terhadap seluruh
kegiatan organisasi.
 Melalui pengawasan, kegiatan-kegiatan di dalam organisasi akan dinilai
apakah berjalan sesuai dengan rencana atau tidak.
 Pengawasan adalah salah satu fungsi dan wewenang pimpinan pada
berbagai tingkatan manajemen di dalam suatu organisasi.
 Pengawasan harus dilakukan secara konsisten dan berlanjut sehingga gerak
organisasi dapat diarahkan kepada pencapaian tujuann secara efektif dan
efisien.

5
 Dalam melakukan pengawasan diperlukan standar penilaian sebagai alat
evaluatif terhadap kegiatan-kegiatan yang diawasi.

Berkaitan dengan pengawasan yang di maksud adalah pengawasan


terhadap disiplin kerja pegawai pada Institusi perbankan dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya sehari-hari. pengawasan ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah mereka bekerja sesuai dengan peraturandan perundangan
undangan yang berlaku.
2.3 jenis-jenis Pengawasan
Dibawah ini beberapa berbagai jenis pengawasan yaitu :
1. Pengawasan Internal
Pengawasan intern merupakan pengawasan yang dilakukan dari dalam
organisasi yang bersangkutan, misalnya; Inspektur Wilayah Kabupaten/Kota yang
mengawasi pelaksanaan Pemerintahan di Kabupaten/Kota tersebut. (Sujamto,
1986: 81-82). Di dalam pasal 218 UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah diatur :
1) Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakakan
oleh Pemerintah yang meliputi :
a. Pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintah di daerah
b. Pengawasan terhadap peraturan daerah dan peraturan kepala daerah.
2) Pengawasan sebagaiaman didmakksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan
oleh aparat pengawas intern Pemerintah sesuai peraturan perundang-
undangan.
2. Pengawasan Eksternal
Pengawasan ektern atau pengawasan dari luar, yakni pengawasan yang
menjadi subyek pengawas adalah pihak luar dari organisasi obyek yang diawasi,
misalnya, BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) adalah perangkat pengawasan
ekstern terhadap Pemerintah, karena ia berada di luar susunan organisasi
Pemerintah (dalam arti yang sempit). Ia tidak mempertanggungjawabkan

6
pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Pemerintah (Presiden) tetapi kepada Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) RI (Sujamto, 1986 : 81-82)
3. Pengawasan Preventif Dan Represif
Pengawasan preventif ialah lebih dimaksudkan sebagai, suatu pengawasan
yang dilakukan pada kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat
mencegah terjadinya kegiatan yang menyimpang. Misalnya pengawasan tersebut
dilakukan oleh pemerintah supaya untuk menghindari adanya penyimpangan-
penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang membebankan/merugikan
negara.
Sedangkan pengawasan represif ialah suatu pengawasan yang dilakukan
terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan tersebut sudah dilaksanakan atau
dilakukan. Misalnya pengawasan represif dilakukan pada akhir tahun anggaran yang
dimana anggaran yang telah ditentukan lalu disampaikan laporannya.
4. Pengawasan aktif dan Pasif
Pengawasan yang aktif “dekat” adalah pengawasan yang dilaksanakan
sebagai dari bentuk pengawasan yang dilakukan ditempat kegiatan yang
bersangkutan. Sedangkan pengawasan pasif “jauh” ialah suatu pengawasan
yang dilakukan misalnya melalui “penelitian serta pengujian terhadap surat-surat
atau laporan-laporan pertanggung jawaban yang disertai dengan berbagai bukti
penerimaan maupun bukti pengeluaran”.
5. Pengawasan kebenaran formil
Pengawasan kebenaran formil ialah pengawasan menurut hak
“rechtimatigheid” dan pemeriksaan kebenaran materiil mengenai maksud serta
tujuan pengeluaran.
2.4 Tujuan Pengawasan

Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen berperan untuk menjamin agar
pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan ketentuan dan perencanaan yang telah
ditetapkan, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.
7
Sejalan dengan tugas pokok dan fungsi lembaga pengawasan,Adapun tujuan
pengawasan yaitu:

 Menjamin ketetapan pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana tersebut,


kebijaksanaan dan perintah.

 Melaksanakan koordinasi kegiatan-kegiatan.

 Mencegah pemborosan dan penyelewengan.

 Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang dan jasa yang


dihasilkan.

 Membina kepercayaan masyarakat terhadap ke- pemimpinan organisasi


“pemerintah”.

Manfaat Pengawasan

Adapun menurut Terry dan Rue “2000, hl 240” mengatakan dimana manfaat
dari pengawasan ialah relatif dan tergantung dari pentingnya kegiatan itu, sumbangan
yang dibuat, serta besarnya organisasi.

2.5 Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan ialah sebagai berikut:

 Untuk menilai apakah setiap unit-unit telah me- lakukan kebijaksanaan dan
prosedur yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing.

 Untuk menilai apakah surat-surat atau laporan yang dihasilkan telah


menggambarkan kegiatan-kegiatan yang sebenarnya secara cermat maupun
tepat.

 Untuk menilai apakah pengendalian manajemen sudah cukup memadai dan


dilaksanakan secara efektif.

 Untuk meneliti apakah kegiatan sudah terlaksana secara efektif yaitu


mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
8
 Untuk meneliti apakah kegiatan sudah dilaksanakan secara efisien.

Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi pengawasan ialah untuk memberikan nilai,
analisis, merekomendasikan serta menyampaikan hasil surat/laporan sehubungan
dengan bidang pekerjaan organisasi atau lembaga yang telah diteliti.

2.6 Prinsip-Prinsip Pengawasan


Untuk mendapatkan suatu sistem pengawasan yang efektif, maka perlu dipenuhi
beberapa prinsip pengawasan. Dua prinsip pokok, yang merupakan suatu conditio
sine qua non bagi suatu sistem pengawasan yang efektif. Prinsip pokok pertama
merupakan suatu keharusan, rencana itu merupakan standar atau alat pengukur
daripada pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan.

Demikianpun prinsip pokok kedua merupakan suatu keharusan yang perlu ada
agar sistem pengawasan itu memang benar-benar dapat efektif dilaksanakan.
Selain kedua prinsip pokok diatas, maka suatu sistem pengawasan haruslah pula
mengandung prinsip-prinsip berikut:

 Dapat mereflektir sifat-sifat dan kebutuhan- kebutuhan dari


kegiatankegiatan yang harus di- awasi.

 Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan- penyimpangan.

 Dapat mereflektir pola organisasi.

 Dapat dimengerti

 Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif. Oleh karena nya,


agar sistem pengawasan itu benar-benar dapat merealisasi tujuannya,
maka suatu sistem pengawasan setidaknya harus dapat dengan segera
melaporkan adanya penyimpanan-penyimpanan dari rencana.

2.7 Tahap-tahap Pelaksanaan Pengawasan

9
Tahap-tahap pelaksanaan pengawasan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan standar atau dasar untuk pengawasan
2) Meneliti basil yang di capai
3) Membandingkan pelakanaan dengan standar dan menetapkan perbedaannya
(bilamana ada perbedaan)
4) Memperbaiki penyimpangan dengan tindakan- tindakan korektif
Menurut Norma Audit Sistem Pengawasan Intern BUMN/BUMD
merupakan Seluruh sistem organisasi, kebijakan,prosedur dan praktik-praktik
yang diterapkan dalam mengelola urusan-urusan instansi atau badan usaha
dalam mengusahakan pelaksanaan pekerjaan yang ditugaskan secara berdaya
guna, hemat dan berhasil guna. Sedangkan tujuan dari Sistem Pengawasan
intern sendiri adalah Agar tugas dan kewajiban badan usaha menurut
peraturan dilaksanakan :

1. secara hemat, efisien dan efektif

2. dengan memperhatikan persyaratan dan pembatasan dalam perundang-


undangan yang berlaku,

3. untuk memajukan dan melindungi kepentingan badan usah

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengawasan administratif dan pengawasan akuntansi adalah dua aspek utama dari
pengawasan internal. Pengawasan internal mencakup semua prosedur yang
berkaitan dengan efisiensi operasional dan kepatuhan terhadap kebijakan
perusahaan. Pengawasan eksternal dilakukan oleh pihak luar organisasi, seperti
BPK, dan berperan sebagai pengawas independen. Pengawasan internal dan
eksternal memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengamankan aset perusahaan,
memastikan laporan keuangan yang akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap
regulasi, serta meningkatkan efisiensi organisasi. Pengawasan merupakan proses
pemantauan dan evaluasi untuk memastikan hasil yang direncanakan sesuai
dengan yang tercapai. Berbagai definisi menggarisbawahi pentingnya
pengawasan dalam memastikan ketaatan terhadap rencana dan kebijakan.

Pengawasan internal dilakukan dari dalam organisasi, sedangkan pengawasan


eksternal dilakukan oleh pihak luar. Pengawasan preventif dilakukan sebelum
kegiatan dilaksanakan untuk mencegah penyimpangan, sedangkan pengawasan
represif dilakukan setelah kegiatan dilakukan. Pengawasan aktif dilakukan secara
dekat, sementara pengawasan pasif dilakukan dari jauh. Pengawasan kebenaran
formil melibatkan pemeriksaan kebenaran secara formal dan materiil terhadap
pengeluaran. Tujuan pengawasan adalah untuk memastikan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana, mencegah pemborosan, meningkatkan kepuasan
masyarakat, serta membina kepercayaan terhadap kepemimpinan organisasi.
Manfaat pengawasan bersifat relatif tergantung pada pentingnya kegiatan dan
sumbangan yang dibuat oleh organisasi.

Fungsi pengawasan meliputi penilaian terhadap kebijakan dan prosedur yang


dilaksanakan, penilaian terhadap laporan yang dihasilkan, evaluasi terhadap
pengendalian manajemen, serta penilaian terhadap efektivitas dan efisiensi
kegiatan. Prinsip-prinsip pengawasan mencakup kebutuhan untuk merefleksikan
sifat dan kebutuhan kegiatan yang diawasi, memberikan laporan yang cepat
tentang penyimpangan, serta memastikan tindakan korektif dilakukan. Tahapan
pengawasan meliputi penetapan standar atau dasar, penelitian hasil yang dicapai,
perbandingan pelaksanaan dengan standar, dan tindakan korektif.
11
Dengan memahami konsep-konsep pengawasan ini, organisasi dapat mengelola
operasinya secara lebih efektif dan efisien, serta memastikan ketaatan terhadap
regulasi yang berlaku.

3.2 Saran
Diharapkan dengan disusunnya tugas makalah ini dapat membantu pembaca
maupun penulis untuk dapat memahami secara menyeluruh mengenai pengertian
dan tujuan sistem pengawasan intern bank.

12
DAFTAR PUSTAKA
Junaidi, J. 2019. Sistem Pengawasan Intern Dalam Pembiayaan Pada Bank Bri
Syariah Cabang Bengkulu.
Kadarman. 2001. Sistem Pengawasan Management.
https://inspektoratdaerah.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/jenis-jenis-
pengawasan-76

13

Anda mungkin juga menyukai