Anda di halaman 1dari 6

INSTRUMEN BUDAYA LITERASI SEKOLAH

Nama Sekolah : SMK Negeri 10 Medan


Alamat : Jl. Teuku Cik Ditiro No.57, Madras Hulu, Kec. Medan Polonia
Alamat Web : https://www.smk10medan.sch.id/
Telepon : 061-4524438
Surel (email) Sekolah : smkn10mdn@yahoo.com
Narahubung : -

Berilah tanda cek (V) pada kolom “sudah” atau “belum” sesuai dengan kondisi di
sekolah Ibu/Bapak! Pengisian centang “belum” dapat dilengkapi dengan catatan
mengenai “masalah” yang dihadapi (kolom paling kanan).

NO INDIKATOR SUDAH BELUM MASALAH


(JIKA
BELUM)
1 Ada kegiatan 15 menit membaca yang
dilakukan setiap hari (di awal, tengah, atau √
menjelang akhir pelajaran).
2 Kegiatan 15 menit membaca telah berjalan √
minimal satu semester.
3 Guru menjadi model dalam kegiatan15 √
menit membaca dengan ikut membaca
selama kegiatan berlangsung.
4 Kepala sekolah dan tenaga kependidikan √
menjadi model dalam kegiatan 15 menit
membaca selama kegiatan berlangsung.

5 Ada Tim Literasi Sekolah (TLS) atau tim √ Belum


sejenis yang dibentuk oleh Kepala Sekolah. adanya
satuan
komunitas
yang
dibentuk
oleh kepala
sekolah
6 Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap √
kelas.
7 Ada bahan kaya teks yang terpampang di √
koridor dan area lain di sekolah.
8 Ada poster-poster kampanye membaca √
untuk memperluas pemahaman dan tekad
warga sekolah untuk menjadi pembelajar
sepanjang hayat
9 Ada perpustakaan, sudut baca di tiap √
kelas, dan area baca yang nyaman dengan
koleksi buku nonpelajaran yang
dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan
literasi.
10 Perpustakaan sekolah menyediakan √
beragam buku bacaan (buku nonpelajaran:
fiksi dan nonfiksi) yang diperlukan
peserta didik untuk memperluas
pengetahuannya dalam pelajaran tertentu.
11 Kebun sekolah, kantin, dan UKS menjadi √
lingkungan yang bersih, sehat dan kaya
teks. Terdapat poster-poster tentang
pembiasaan hidup bersih, sehat, dan
indah.
12 Peserta didik memiliki jurnal membaca √ Peserta didik
harian (menuliskan judul bacaan dan tidak gemar
halaman) membaca
dikarenakan
mereka
hanya ingin
melakukan
praktek
sesuai
dengan
jurusan yang
dipilih
13 Peserta didik memiliki portofolio yang √ Peserta didik
berisi kumpulan jurnal respon membaca. tidak
melakukan
kegitan
tersebut
14 Peserta didik memiliki portofolio yang √ Peserta didik
berisi kumpulan jurnal respon membaca tidak
(untuk SMP minimal dua belas buku melakukan
nonpelajaran) kegitan
tersebut
15 Jurnal respon peserta didik dari hasil √ Peserta didik
membaca buku bacaan dan/atau buku tidak
pelajaran dipajang di kelas dan/atau melakukan
koridor sekolah kegitan
tersebut
16 Ada berbagai kegiatan tindak lanjut (dari √
15 menit membaca) dalam bentuk
menghasilkan respon secara lisan maupun
tulisan (bagian dari penilaian
nonakademik)
17 Ada berbagai kegiatan tindak lanjut (dari √
15 menit membaca) dalam bentuk
menghasilkan respon secara lisan maupun
tulisan dalam pembelajaran (bagian dari
penilaian akademik yang terintegrasi
dalam nilai mata pelajaran)
18 Kepala sekolah dan jajarannya √
berkomitmen melaksanakan dan
mendukung gerakan literasi sekolah
19 Ada penghargaan terhadap pencapaian √ Belum
peserta didik dalam kegiatan literasi adanya
secara berkala program
lomba
kegiatan
literasi di
sekolah
tersebut
20 Ada kegiatan akademik yang mendukung √
budaya literasi sekolah, misalnya: wisata
ke perpustakaan atau kunjungan
perpustakaan keliling ke sekolah
21 Ada kegiatan perayaan hari-hari tertentu √
yang bertema literasi
22 Ada unjuk karya (hasil dari kemampuan √
berpikir kritis dan kreativitas
berkomunikasi secara verbal, tulisan,
visual, atau digital) dalam perayaan hari-
hari tertentu yang bertema literasi
23 Peserta didik menggunakan lingkungan √
fisik, sosial, afektif, dan akademik disertai
beragam bacaan (cetak, visual, auditori,
digital) yang kaya literasi–di luar buku
teks pelajaran–untuk memperkaya
pengetahuan dalam mata pelajaran
24 Ada pengembangan berbagai strategi √ Karena siswa
membaca (dalam kegiatan membaca 15 sudah
menit dan/atau dalam pembelajaran) terbiasa
melakukan
kegiatan
membaca
selama 15
menit
sehingga
tidak adanya
inovasi baru
yang dibuat
di sekolah
tersebut
25 Guru melaksanakan “strategi literasi √ Kurangnya
dalam pembelajaran” dalam semua mata komunikasi
pelajaran antar guru
dalam
menerapkan
kegiatan
literasi di
kelas
26 Sekolah melibatkan publik (orangtua, √
alumni, dan elemen masyarakat) untuk
mengembangkan kegiatan literasi sekolah.
27 Sekolah berjejaring dengan pihak √ Sekolah
eksternal untuk pengembangan program masih
literasi sekolah dan pengembangan berusaha
profesional warga sekolah tentang literasi. untuk
meningkatka
literasi
kepada
peserta didik
dan kegiatan
literasi di
sekolah
tersebut
masih sangat
minim
dilakukan.
Rencana Aksi Pengembangan Budaya Literasi Sekolah

No Kegiatan Pelaksana Mekanisme


1. Lomba literasi digital Tim literasiSiswa ditantang untuk membuat
sekolah, guru, infografis, video, atau poster mengenai
pustakawan apa yang sudah diperoleh dari bahan
sekolah literasi (berkaitan dengan kegiatan).
Kemudian di upload ke sosial media
siswa dan sekolah. Selain melatih literasi
siswa, hasil yang diperoleh menjadi
bahan literasi digital kembali ke
masyarakat.
2. Membuat kata-kata di Guru, siswa Diakhir pertemuan guru meminta siswa
dinding dengan papan, untuk membuat kata-kata pengetahuan
kertas manila atau tentang pemahaman yang mereka
sebagainya peroleh dari proses pembelajaran yang
telah berlangsung dan memberikan
kebebasan siswa mengekspresikanya
dalam bentuk puisi, pantun, gambar,
mind mapping, peta konsep, dan lain-
lain. Yang nantinya akan ditempelkan di
dinding, sehingga setiap siswa dapat
mengakses pengetahuan apa lagi yang
ingin diperolehnya.
3. Membaca 15 menit Guru, siswa, Sebelum memulai pembelajaran, peserta
setiap hari pustakawan didik diberikan cerita pendek. Mereka
mengidentifikasi isi bacaan, tokoh, alur
dan amanat yang tersirat dalam teks.
Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk
menumbuhkan minat baca siswa
sehingga menambah wawasan siswa.
kegiatan membaca ini di harapkan dapat
meningkatkan literasi dasar siswa serta
meningkatkan kemampuan kognitif,
intelektual, dan karakter siswa. Buku-
buku yang dibaca siswa adalah buku-
buku dongeng atau ensiklopedia yang
berisikan tentang nilai-nilai budi pekerti,
kearifan lokal, nasional, dan global.
Buku-buku tersebut ditata dan dirapikan
setiap kali siswa selesai membaca.
4. Pemanfaatan pojok Guru, tim literasi, Pemanfaatan pojok baca merupakan
baca setiap hari orangtua kegiatan untuk mendayagunakan pojok
baca yang ada di kelas masing-masing.
Setiap kelas memiliki pojok baca atau
perpustakaan mini. Kegiatan ini
terlaksana adanya dukungan dan bantuan
orang tua siswa. Orang tua memberikan
bantuan dalam menyediakan bahan
bacaan yang kemudian diletakkan di
sudut kelas. Pojok baca ini berfungsi
mendekatkan anak pada bahan bacaan
dan merupakan pengkondisian
lingkungan yang literat. Kegiatan
peningkatan literasi tersebut dapat
menstimulasi peserta didik untuk lebih
terbiasa dengan membaca. Pembiasaan
tersebut dilakukan guru di kelas maupun
di luar kelas, seperti membaca di luar
kelas agar peserta didik tidak bosan.
5. Cafe literasi Tim literasi, Cafe literasi setiap hari adalah area baca
pustakawan semi outdoor yang berada diantara ruang
perpustakaan dan aula sekolah, untuk
memberikan solusi bagi siswa yang
jenuh baca di perpustakaan, area yang
nyaman dan dilengkapi oleh koleksi
buku untuk memfasilitasi kegiatan
membaca didik dan warga sekolah.
6. Lomba membaca Pustakawan Guru perpustakaan mencatat peserta
buku di perpustakaan didik yang meminjam buku di
perpustakaan. Kemudian pada akhir
semester akan diumumkan siswa yang
paling banyak meminjam buku maka
akan mendapatkan penghargaan atau
bingkisan dari sekolah.
7 Melakukan Literasi di Guru dan siswa Guru dan siswa membaca buku sesuai
lapangan sebelum mata pelajaran yang disukai sehingga
memasuki ruangan pada masuk kelas guru menguji siswa
kelas setiap pagi hari apa yang telah dibaca selama waktu 15
selama 15 menit menit dilapangan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai