Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN SKU IV

MERANCANG STRUKTUR,KONTRUKSI DAN


UTILITAS HIGH RISE BUILDING “RENTAL OFFICE”
Mata Kuliah :
Struktur, Kontruksi dan Utilitas IV
Dosen Pembimbing:
Ir.Syahrozi, MT
Dr. Indrabakti Sangalang, ST.,M.T
Onie Dian Sanitha, ST.,M.T.

DISUSUN OLEH :
1. ANISA NURUL FADILAH ( 223020502071 )

2. MIMISTRA ( 223020502039 )

3. AGNES PERMATA SARI ZAI ( 223020502042 )

4. ELIANA MAHESA BR GURUSINGA( 223010502022 )

5. ESTER OKTARIA ( 223030502073 )

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2024

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 2

A. LATAR BELAKANG 3

B. RUMUSAN MASALAH 3

C. TUJUAN PERMASALAHAN 3

BAB II PEMBAHASAN 3

A. PENGERTIAN RENTAL OFFICE 4

B. FUNGSI RENTAL OFFICE 4

C. RUANG LINGKUP KGIATAN TENTAL OFFICE 4

D. TINJAUAN PUSTAKA 5

E. IDENTIFIKASI DAN PERATURAN KAWASAN SITE 7

F. KONSEP DESAIN 9
1. Maksud 9
2. Tujuan 9
3. Konsep Desain 9
4. Sketsa 11
5. Struktur Desain 12

BAB III KESIMPULAN PUSTAKA 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Semakin bertambahnya penduduk dan semakin padatnya tata ruang kota, maka
telah diamsusikan dengan berbagai kesimpulan cara mengatasi Pembangunan yang
semakin padat dengan kebutuhan Pembangunan pula. Maka terciptalah suatu
bangunan dengan jumlah lantai lebih dari satu ( Highrise Building). Perencanaan
Rental Office di Palangka Raya dengan pemanfaatan potensi lahan dalam penataan
tapak, serta aspek aksesbilitas dan visibilitas yang memudahkan pengguna dalam
aktivitasnya dan memberikan kenyamanan yang maksimal bagi penghuninya.
Sebagai bangunan komersial, Rental office harus dapat menarik minat para
pengusaha dan investor sebagai pelaku bisnis, baik dri segi pemilihan lokasi yang
strategis, kenyamanan infrastruktur, estetika bangunan dan yang paling penting yaitu
fasilitas-fasilitas penunjang yang ditawarkan.Terlebih di lingkungan kota yang
majemuk, serta arus informasi yang mampu mengalir cepat dan luas, bangunan
berusaha menampilkan dirinya sesuai dengan citra komunitas yang menggunakannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan konsep bangunan?
2. Jelaskan dan gambar sketsa bangunan?
3. Jelaskan sistem stuktur bangunan?
4. Jelaskan identifikasi site?

C. TUJUAN PERMASALAHAN
1. Menjelaskan konsep bangunan.
2. Menjelaskan sketsa sangunan.
3. Menjelaskan sistem struktur bangunan.
4. Menjelaskan identifikasi site pada lokasi bangunan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RENTAL OFFICE


Kantor sewa atau Rental Office berasal dari kata “kantor” dan “sewa” yang
masing-masing memiliki pengertian, yaitu:
 Kantor
Bangunan yang dipakai untuk bekerja yang berkenaan dengan urusan
administrasi (Santoso, 2002:297).
Wadah segala sesuatu tentang penerimaan(receiving). Pendokumentasian
(recording), dan fasilitas informasi serta perlindungan aset perusahaan yang
menjamin bahwa bisnis atau usaha perusahaan itu dapat dipantau dan
diperhitungkan (receiving). (Guedes, 1979, hal 107)
 Sewa
Menurut W.J.S Poerwodarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
adalah pemakaian sesuatu dengan membayar uang.
Pemakaian, peminjaman sesuatu dengan membayar uang, yang boleh dipakai
(Santoso, 2002:526).
Dari definisi suku kata diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian dari kantor sewa adalah ruang atau bangunan/gedung sebagai
tempat untuk melaksanakan kegiatan administrasi bagi setiap perusahaan atau
pemakai, yang pengadaannya dimaksudkan untuk disewakan kepada
perusahaan/pemakai dalam jangka waktu tertentu pula sesuai kesepakatan
bersama antara pemakai(penyewa) dengan pemilik(pengelola).
Atau dapat juga di artikan sebagai bangunan atau wadah bagi kegiatan
pekerja kantor yang dapat dipergunakan oleh siapapun yang berminat dengan
cara membayar harga.

B. FUNGSI RENTAL OFFICE


1. Sebagai wadah untuk menampung beberapa perusahaan yang belum mempunyai
kantor sendiri.
2. Sebagai tempat melakukan transaksi bisnis dengan pelayanan profesional serta
lembaga dalam bentuk usaha komersial.
3. Sebagai tempat menampung perusahaan yang bergerak dibidang industri
pemasaran. Dan bukan untuk memproduksi atau mengolah barang mentah atau
setengah jadi menjadi barang jadi, tetapi untuk memasarkan hasil industri yang
sudah jadi.
4. Mempermudah para konsumen (pengguna jasa) karena lokasi kantor yang sudah
jelas dan terdapat beberapa jenis kegiatan yang dapat sekalian dilakukan.

C. RUANG LINGKUP KGIATAN TENTAL OFFICE


Secara umum pihak – pihak yang melakukan kegiatan di dalam kantor sewa
adalah sebagai berikut:
1. Pihak pengelola yang melaksanakan tugas administratif dan tugas operasional
bangunan, termasuk peralatan gedung dan pelayanan kepada penyewa.
4
Termasuk dalam kelompok ini adalah manajer dan staf administrasi, dibantu
divisi–divisi seperti bagian pemasaran, enginering, kebersihan dan lain
sebagainya.
2. Pihak penyewa yang melakukan kegiatan bisnis dan ruang menempati ruang
yang disewanya. Dalam termasuk dalam kelompok ini adalah penyewa (tenant
beserta relasinya).

D. TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan balok baja untuk menompang suatu pelat beton telah di temukan
sejak lama. Namun pada saat itu pelat beton dan balok baja tidak dihubungkan dengan
suatu penghubung geser sehingga yang dihasilkan adalah suatu penampang non
komposit. Pada penampang non komposit, pelat beton akan mengalami lendutan yang
cukup besar yang disebabkan oleh besarnya beban yang harus dipikul oleh pelat beton
tersebut. Seiring berkembangnya metode pengelasan yang baik serta ditemukannya
alat-alat penghubung geser yang menahan gaya geser horizontal, maka lekatan antara
pelat beton dan balok baja dapat ditingkatkan. Pada akhirnya kedua material ini (baja
dan beton) akan menjadi satu kesatuan komponen struktur yang disebut dengan
komponen struktur komposit. Komponen struktur komposit ini dapat menahan beban
sekitar 33% hingga 50% lebih besar daripada beban yang dapat dipikul oleh balok
baja saja tanpa adanya perilaku komposit.
Pada awal tahun 1930 konstruksi jembatan juga sudah mulai menggunakan
penampang komposit, namun baru pada tahun 1944 5 dikeluarkan peraturan oleh
AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials)
tentang spesifikasi jembatan jalan raya dengan struktur komposit. Pada sekitar tahun
1950 penggunaan lantai jembatan komposit mulai berkembang dengan pesat (terutama
di Amerika). Pada jembatan ini gaya geser longitudinal ditransfer dari balok baja
kepada pelat beton bertulang dengan menggunakan penghubung geser. Hal ini
mengakibatkan pelat beton tersebut akan turut serta membantu memikul momen lentur
yang timbul. Penampang komposit ini dapat di lihat dalam gambar 2.1.a

Gambar 2.1. (a) Lantai jembatan komposit dengan penghubung geser,


(b) Balok baja yang diselubungi beton,
(c) Lantai komposit gedung dengan penghubung geser.

5
Pada awal tahun 1960 mulai dikembangkan penggunaan komponen struktur
komposit untuk bangunan gedung yang menganut pada spesifikasi yang dikeluarkan
oleh AISC (American Institute of Steel Construction) pada tahun 1952. Komponen
struktur komposit yang digunakan dapat berupa balok baja yang diselubungi dengan
beton (Gambar 2.1.b) atau berupa balok baja yang menopang pelat beton dengan
penghubung geser (Gambar 2.1.c). Namun sekarang struktur balok baja yang
diselubungi dengan beton sudah jarang digunakan, dan hampir seluruh struktur
komposit untuk bangunan gedung mempunyai penampang seperti pada Gambar 2.1.c.
Perilaku komposit hanya akan terjadi jika potensi terjadinya slip antara kedua
material ini dapat dicegah. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa hal ini dapat teratasi
jika gaya geser horizontal pada kedua permukaan baja dan beton dapat ditahan dengan
menggunakan penghubung geser. Tipetipe penghubung geser yang sering digunakan
dapat berupa stud, baja tulangan spiral, atau profil kanal kecil yang pendek.
Penghubung geser ini selanjutnya dihubungkan pada bagian flens atas balok dengan
jarak tertentu dan akan memberikan sambungan secara mekanik melalui mekanisme
pengangkuran dalam beton yang telah mengeras. Penghubung geser tipe stud paling
banyak digunakan, dan lebih dari satu buah stud dapat dipasangkan pada tiap lokasi,
jika lebar flens memungkinkan. Di samping itu pemasangan stud juga relative lebih
mudah dan hanya membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang sedikit.
Sejumlah penghubung geser diperlukan untuk membuat sebuah balok dapat
berfungsi komposit secara penuh. Namun terkadang jumlah penghubung geser dapat
dipasang lebih sedikit daripada yang diperlukan untuk menimbulkan perilaku
komposit penuh, hal ini akan mengakibatkan terjadinya slip antara baja dan beton.
Balok seperti ini dikatakan mengalami aksi komposit parsial.
Seiring dengan perkembangan teknologi, mulai ditemukan pula pelat baja
gelombang yang digunakan dalam pembuatan struktur pelat komposit dan 7 terbuat
dari bahan yang mempunyai tegangan tarik tinggi serta dilapisi bahan anti karat. Pelat
baja gelombang ini mempunyai dua macam fungsi yaitu sebagai bekisting tetap dan
sebagai penulangan positif satu arah pada lantai beton bangunan gedung bertingkat.
Arah gelombang (rib) dari plat baja ini dapat diletakkan dalam arah tegak lurus atau
sejajar terhadap balok. Namun pada sistem pelat lantai komposit, umumnya arah rib
diletakkan tegak lurus terhadap balok lantai dan sejajar dengan arah balok induk.
Gambar 2.2. memperlihatkan system plat lantai yang menggunakan pelat baja
gelombang.

6
Gambar 2.2. Pelat lantai komposit dengan pelat baja gelombang
Pembahasan awal dari bab ini akan difokuskan pada komponen struktur
komposit biasa dengan penghubung geser (Gambar 2.1.c) dan akan dilanjutkan dengan
pembahasan mengenai pelat lantai komposit dengan menggunakan pelat baja
gelombang.
Dengan menggunakan konstruksi komposit dalam desain suatu komponen
ternyata dapat diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut:
a Dapat mereduksi berat profil baja yang dipakai
b Tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi
c Meningkatkan kekakuan lantai
d Dapat menambah panjang bentang layan
Reduksi berat sekitar 20-30% dapat diperoleh dengan memanfaatkan perilaku
sistem komposit penuh. Dengan adanya reduksi berat ini maka secara langsung juga
dapat mengurangi tinggi profil baja yang dipakai. Berkurang tinggi profil baja yang
dipakai akan mengakibatkan berkurangnya tinggi bangunan secara keseluruhan, dan
membawa dampak pula berupa penghematan material bangunan, terutama untuk
dinding luar dan tangga.
Kekakuan dari pelat lantai komposit pada dasarnya lebih besar daripada
kekakuan pelat beton dan balok baja yang beraksi non komposit. Secara normal pelat
beton berperilaku sebagai pelat satu arah yang membentang di antara balok-balok
penopang. Dalam desain komposit, momen inersia balok akan bertambah sehingga
kekakuan pelat lantai akan meningkat. Meningkatnya kekakuan ini akan memberikan
beberapa keuntungan dalam pelaksanaan konstruksi, antara lain bahwa lendutan akibat
beban hidup akan berkurang dan penggunaan perancah selama proses konstruksi
struktur komposit akan mampu mengurangi lendutan akibat beban mati. Disamping itu
dengan menggunakan asumsi desain komposit, maka kapasitas penampang dalam
menahan beban akan jauh lebih besar daripada kapasitas pelat beton atau profil baja
yang berkerja sendirisendiri. Namun dalam daerah momen negatif, kekakuan dari
sistem komposit harus dihitung kembali karena dalam daerah ini beton (yang
mengalami tarik) harus diabaikan. Dalam daerah momen negatif biasanya harus
disediakan tulangan tekan pada pelat beton.
Struktur komposit (Composite) merupakan struktur yang terdiri dari dua material atau
lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan bentuk kesatuan sehingga menghasilkan
sifat gabungan yang lebih baik untuk memikul beban tekan dan lentur.

Tambahkan sistem : CORE, Shearwall, Struktur Anti Gempa

7
E. IDENTIFIKASI DAN PERATURAN KAWASAN SITE

Pemilihan tapak

Strategi perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang terintegrasi dan


berhirarki dalam menunjang perkembangan kota dan kedudukannya
sebagai ibukota provinsi; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b
meliputi :
a menetapkan struktur ruang berdasarkan hirarki dan fungsi sistem
pusat pelayanan kota;
b menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat pelayanan sesuai
skala pelayanannya;
c meningkatkan aksesibilitas antara pusat pelayanan kota, sub pusat
pelayanan kota dan pusat lingkungan; dan
d mengembangkan kegiatan pelayanan sosial dan budaya, ekonomi serta
pelayanan administrasi masyarakat pada sub pusat pelayanan kota dan
pusat pelayanan lingkungan secara merata.

(2) Ada pula penyediaan ruas pejalan kaki sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) membentuk jaringan pedestrian yang menghubungkan seluruh bagian kawasan dan
harus memperhatikan permukaan jalur yang nyaman untuk berjalan bagi pejalan kaki
maupun penyandang cacat (disabilitas), elemen-elemen petunjuk jalan, elemen-elemen
pengarah dan peneduh.
(3) Pengaturan lebih rinci mengenai penyediaan dan penataan jaringan pejalan
kaki sebagaimana dimaksud pada ayat (1), akan ditetapkan dalam Rencana Detail Tata
Ruang Kota.
(4) Rincian rencana sistem jaringan pejalan kaki sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Penetapan Kawasan Strategis


(1) Penetapan kawasan strategis, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf
d terdiri atas : a. kawasan strategis nasional; b. kawasan strategis provinsi; dan c.
8
kawasan strategis kota.
(2) Rencana kawasan strategis digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian
1:25.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Berdasarkan pemilihan tapak telah ditentukan tapak terpilih di Jalan Adonis


Samad Kota Palangka Raya yang terletak dipusat Kota Palangka Raya. Kawasan ini
diperuntukan untuk area perdagangan, jasa, dan perkantoran. Luas total tapak ini
sekitar:
a Batas Tapak
Utara : Duta mall
Barat : Lahan Kosong
Selatan : Lahan Kosong
Timur : Pemukiman
b Luas Site
Luas garis keliling : 668,94
Luas persegi : 28.760,45

F. KONSEP DESAIN
1. Maksud
Maksud dalam perancangan Rental Office ini adalah untuk mengatasi dalam
Pembangunan kota, agar kebutuhan kantor kota dapat terpenuhi dengan bangunan-
bangunan kantor sewa. Sehingga dalam penataan kota akan tertata dengan baik.

2. Tujuan
 Mengembangkan kemampuan dasar dalam merancang struktur, kontruksi dan
utilitas bangunan yang memiliki jumlah lantai 8-10 lantai.
 Meningkatkan kemampuan dalam pemilihan dan penerapan system struktur
serta material dan utilitas yang di terapkan kedalam sebuah desain bangunan.
 Mengasah kemampuan dalam memahami dan menerapkan system struktur,
kontruksi dan utilitas pada High Rise Building “Rental Office”.

3. Konsep Desain
Gerakan arsitektur modern, secara internasional, dikenal tumbuh dan
berkembang di bumi yang berbahasa Jerman. Pada awalnya, di Jerman, gerakan ini
tidak terorganisir dalam bentuk forum dan bengkel/lokakarya, tetapi tersebar sebagai
wawasan-wawasan arsitektural individual yang diwujudkan dalam karya dan tulisan.
Harry Francis Mallgrave “Modern Architectural Theory” dalam buku nya menjelaskan
Arsitektur modern “too rigid” kelakuan desain melalui perubahan dari konsep
arsitektur sebelumnya.
Pada sejarahnya arsitektur modern pada zaman Yunani dan Gotik kemudian
diadaptasikan kepada konsep penimbunan desain lama yang penuh dengan ornamen
dan bentuk yang dramatis menjadi lebih monoton dan kaku. Tujuan dari Arsitektur
Modern adalah penggunaan gaya murni dengan tidak adanya ornamen karena
dianggap sebagai pemborosan yang mencolok pada bangunan. Menurut Larson (1993
dalam ), mengapa penolakan akan ornamen sangat keras, karena hal tersebut didasari
oleh prinsip industri yang meminimalisir terhadap efesiensi ekonomi dan bertujuan
9
pada pemurnian bentuk yang selaras dan tidak adanya ornamen - ornamen.
Tanujaya dalam Riyadi dkk. Menjelaskan bahwa Arsitektur Modern memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
 Terlihat memiliki keseragaman dalam penggunaan skala manusia.
 Bangunan bersifat fungsional, yaitu sebuah bangunan dapat mencapai tujuan
semaksimal mungkin, bila dipergunakan sesuai dengan fungsinya.
 Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal aliran kubisme dan
abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, akan tetapi memiliki bentuk
dasar segi empat.
 Memperlihatkan konstruksi.
 Pemakaian bahan pabrik atau industrial yang diperlihatkan secara jujur dan
tidak diberi ornamen.
 Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horizontal.
 Konsep open plan, yaitu konsep yang membagi dalam bentuk elemen-elemen
struktur primer dan sekunder. Open plan bertujuan untuk mendapatkan
fleksibilitas dan variasi di dalam bangunan .

Salah satu tokoh arsitektur modern adalah Le Corbusier, yang merancang villa
di Barches dan villa Savoy di Poissy pada tahun 20an. Kedua villa dirancang
berbentuk kubus dengan elemen-elemen geometrik disusun dengan bebas seperti
lukisan gaya Purism. Le Corbusier merupakan salah satu arsitek yang memerinci
secara tegas tentang arsitektur baru, yang dikenal dengan Lima Butir Arsitektur Baru
yang terdiri dari:
 Pilotis, atau mengangkat bangunan dari permukaan tanah,
 Free fasade, atau mengolah fasade dengan leluasa,
 Free plan, atau mengolah denah dengan leluasa,
 Long horizontal window, atau jendela memanjang horizontal, dan
 Roof garden, atau taman di atap

10
4. Sketsa

11
5. Struktur Desain
 Sistem Rangka Pemikul Momen
Sistem rangka pemikul momen merupakan rangka momen dimana
komponen struktur seperti balok, pelat, kolom dan joint menahan gaya melalui
lentur, geser, dan gaya aksial.
Rangka pemikul momen adalah jenis struktur bangunan yang terdiri
dari rangka baja atau beton bertulang. Struktur ini didesain untuk menahan
beban, terutama yang terjadi akibat faktor di luar gedung seperti pada saat
gempa bumi atau angin kencang.
Rangka pemikul momen biasanya digunakan pada bangunan gedung
bertingkat tinggi yang memiliki bentuk persegi atau persegi panjang.
Contohnya seperti hotel, kantor bertingkat, dan masih banyak lagi.

Gambar 3.1 Sistem Rangka Pemikul Momen

Sistem Rangka Pemikul Momen sangat baik dalam menahan momen


yang terjadi pada struktur. Pada sistem ini, hanya elemen kolom dan balok
yang mampu mendisipasi energi saat terjadinya gempa atau gaya lateral. Untuk
mendisipasi energi, ada sensi-sendi plastis sebagai tempat untuk menyerap
energi yang diterima gedung.

Gambar 3.2 Mekanisme Sistem Rangka Pemikul Momen

Kelebihan dari rangka pemikul momen adalah dapat menahan beban


momen yang terjadi pada bangunan dengan efektif dan efisien serta dapat
menahan beban baik vertikal maupun horizontal.
Selain itu, rangka pemikul momen juga dapat dibangun dengan waktu
yang lebih cepat dan relatif mudah. Sayangnya, rangka pemikul momen juga
memiliki kelemahan yaitu dapat terjadi keretakan pada sambungan antara
kolom dan balok yang dapat mengurangi kekuatan dan keamanan struktur.

12
 Struktur Beton Bertulang
Struktur beton bertulang merupakan jenis struktur bangunan yang
paling umum digunakan pada pembangunan gedung bertingkat tinggi. Sesuai
dengan namanya, struktur ini merupakan jenis struktur bangunan yang terbuat
dari campuran beton dan baja tulangan.
Beton bertulang umumnya digunakan untuk bangunan yang memiliki
bentangan lebar seperti jembatan atau infrastruktur lainnya yang membutuhkan
kekuatan dan daya tahan tinggi sebab beban di atasnya besar. Pada jenis
struktur ini, baja bertulang berfungsi sebagai penahan beban tarik, sedangkan
beton berfungsi sebagai penahan beban tekan.
Baja bertulang biasanya ditempatkan di dalam beton pada posisi yang
sudah ditentukan sebelumnya sehingga ketika terjadi beban tarik pada struktur,
baja bertulang akan menahan beban tersebut agar beton tidak retak atau pecah.

Tulangan Baja (reinforcement)


o Tulangan baja, yang biasanya berupa batang baja bulat, diletakkan di
dalam beton, khususnya di daerah tarik, untuk memikul gaya tarik yang
timbul dari beban eksternal yang bekerja pada struktur beton.
o Tulangan memanjang yang diletakkan dalam beton, dan berfungsi
memikul gaya tarik ataupun tekan yang terjadi, dinamakan sebagai
tulangan utama.
o Pada elemen pelat, terkadang diberikan tulangan dalam arah tegak lurus
tulangan utama yang disebut sebagai tulangan sekunder, atau tulangan
pembagi.
o Pada elemen balok, terdapat tulangan dalam arah melintang dari
tulangan utama, yang berfungsi untuk memikul gaya geser, tulangan ini
disebut dengan tulangan geser atau tulangan sengkang.

13
BAB III
KESIMPULAN PUSTAKA

Perancangan Rental Office di Palangkaraya di desain dengan konsep Arsitektur Modern


dimana konsep tersebut diaplikasikan dalam bentuk massa bangunan, penampilan bangunan,
eksterior dan interior bangunan. Bentuk massa bangunan mengaplikasikan prinsip-prinsip
arsitektur modern. Demikian pula dengan penampilan bangunan yaitu tampak bangunan yang
sederhana dengan tidak banyak menggunakan detail-detail yang dekoratif. Pada eksterior
bangunan terlihat penekanan arsitektur modern, tidak menggunakan elemen bangunan yang
berlebihan, lebih mengutamakan fungsi sekaligus estetika. Pada Interiornya juga menerapkan
arsitektur modern terlihat pada desain yang terbuka dan terlihat banyak elemen kaca. Desain
Rental Office dengan penekanan pada konsep arsitektur modern ini diharapkan dapat
membantu pekerja kantor agar dapat meningkatkan produktifitas kerja untuk lebih fokus dan
nyaman dalam bekerja dan lebih bersemangat dengan menikmati fasilitas kantor sewa yang
eksklusif dengan fasilitas yang lengkap dan biaya yang terjangkau serta lokasi yang strategis,
dengan mempertimbangkan unsur-unsur fungsional, nyaman dan aman.

Karna ini bahasannya adalah tentang struktur maka kesimpulannya juga harus bicara ttg
struktur.Konsep boleh dibahas di sini tp struktur wajib ada.

Jangan Lupa tambahkan DAFTAR PUSTAKA yang sesuai dengan yang muncul di bab-
bab kalian ya

14

Anda mungkin juga menyukai